Anda di halaman 1dari 6

1.

anakonidin diindikasikan untuk batuk dan pilek


2. anakonidin OBH diindikasikan untuk batuk dan flu disertai demam, sakit kepala,
hidung tersumbat dan bersin-bersin.
3. actived expectoran diindikasikan untuk batuk berdahak dan flu
4. alphada diindikasikan untuk meringankan influenza yang disertai gejala demam,
pilek, bersin, sakit kepala, batuk kering.
5. anadex diindikasikan untuk gejala influenza disertai demam, sakit kepala, batuk
kering, hidung tersumbat dan alergi
6. antiza diindikasikan untuk meringankan dan melenyapkan gejala flu dengan batuk
kering
7. asmasolon diindikasikan untuk asma bronkial, bronkritis kronik disertai emfisema
dan alergi pada saluran nafas bagian atas.
8. bodrex flu dan batuk diindikasikan untuk meredakan gejala flu seperti demam,
sakit kepala, hidung tersumbat, bersin-bersin yang disertai batuk tidak berdahak.
9. demacolin diindikasikan untuk meringankan gejala flu seperti demam, sakit
kepala, hidung tersumbat dan bersin bersin.
10. procold flu dan batuk diindikasikan untuk meringankan gejala flu seperti demam,
sakit kepala, hidung tersumbat dan batuk tidak berdahak.
11. tremenza diindikasikan untuk meringankan gejala flu karena alergi, pada sel
nafas atas yang memerlukan dekongestan dan antihistamin.
12. trifed diindikasikan untuk meringankan gejala flu karena alergi saluran nafas atas.
13. ultraflu diindikasikan untuk meringankan gejala flu seperti hidung tersumbat,
sakit kepala, demam dan bersin-bersin.
Berdasarkan UU Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, Daftar Narkotika golongan I dalam
lampiran I telah ditambahkan sehingga menjadi sebagaimana tercantum pada lampiran
Permenkes RI Nomor 13 Tahun 2014. Obat yang termasuk narkotika golongan I adalah
tanaman Papaver somniferum L (kecuali bijinya), opium mentah, opium masak (candu, jicing,
jicingko), tanaman koka, daun koka, kokain mentah, kokaina, tanaman ganja,
tetrahidrocannabinol, delta-9-tetrahydro-cannabinol, asetorfina, acetil-alfa-metilfentanil, alfa-
metilfentanil, alfa-metiltiofentanil, beta-hidroksifentanil, beta-hidroksi-3-metilfentanil, desomorfina,
etorfina, heroina, ketobemidona, 3-metilfentanil, 3- metiltiofentanil, MPPP, para-fluorofentanil,
PEPAP, tiofentanil, brolamfetamina (DOB), DET, DMA, DMHP, DMT, DOET, etisiklidina (PCE),
etriptamina, katinona, (+)-lisergida (LSD, LSD-25), MDMA, meskalina, metkatinona, 4-
metilaminoreks, MMDA, N-etil MDA, N-hidroksi MDA, paraheksil, PMA, psilosina, psilotsin,
psilosibina, rolisiklidina (PHP, PCPY), STP, DOM, tenamfetamina (MDA), tenosiklidina (TCP),
TMA, amfetamina, deksamfetamina, fenetilina, fenmetrazina, fensiklidina (PCP), levamfetamina,
levometamfetamina, meklokualon, metamfetamina, metakualon, zipepprol, sediaan opium
dan/atau campuran dengan bahan lain bukan narkotik, 5-APB, 6-APB, 25B-NBOMe, 2-CB, 25C-
NBOMe (2C-C-NBOMe), dimetilamfetamin (DMA), DOC, etkatinona, JWH-018, MDPV, mefedron
(4-MMC), metilon, 4-Metilkatinona, MPHP, 251-NBOMe (2C-I-NBOMe), pentedrone, PMMA,
XLR-11.
Narkotika golongan II adalah Afasetilmetadol, Alfameprodina, Alfametadol, Alfaprodina,
Alfentanil, Alilprodina, Anileridina, Benzetidin, Benzilmorfina, Betameprodina, Betametadol,
Betaprodina, Betasetilmetadol, Bezitramida, Dekstramoramida, Diampromida, Dietiltiambutena,
Difenoksilat, Difenoksin, Dihidromorfina, Dimetheptanol, Dimenoksadol, Dimetiltiambutena,
Dioksafetil butirat, Dipipanona, Drotebanol, Ekgonina, termasuk ester dan derivatnya yang setara
dengan ekgonina dan kokaina,

Etilmetiltiambutena, Etokseridina, Etonitazena, Furetidina, Hidrokodona, Hidroksipetidina,


Hidromorfinol, Hidromorfona, Isometadona, Fenadoksona, Fenampromida, Fenazosina,
Fenomorfan, Fenoperidina, Fentanil, Klonitazena, Kodoksima, Levofenasilmorfan,
Levomoramida, Levometorfan, Levorfanol, Metadona, Metadona intermediate, Metazosina,
Metildesorfina, Metildihidromorfina, Metopon, Mirofina, Moramida intermediate, Morferidina,
Morfina-N-oksida, Morfin metabromida dan turunan morfina nitrogen pentafalent lainnya,
termasuk bagian turunan Morfina-N-oksida, salah satunya Kodeina-N-oksida, Morfina
Nikomorfina, Norasimetadol, Norlevorfanol, Normetadona, Normorfina, Norpipanona, Oksikodon,
Oksimorfona, Petidina intermediat A, Petidina intermediat B, Petidina intermediat C, Petidina,
Piminodin, Piritramida, Proheptasina, Properidina, Rasemetorfan, Rasemoramida, Rasemorfan,
Sufentanil, Tebaina, Tebakon, Tilidina, Trimeperidina, bentuk garam dari narkotika yang telah
disebutkan tadi.

Narkotika golongan III adalah asetildihidrokodeina, dekstropropoksifena, dihidrokodeina,


etilmorfina, kodeina, nikodikodina, nikokodina, norkodeina, polkodina, propiram, buprenorfina,
garam-garam dari narkotika dalam golongan tersebut di atas, campuran atau sediaan difenoksin
dengan bahan lain bukan narkotika, campuran atau sediaan difenoksilat dengan bahan lain
bukan narkotika.

Berdasarkan UU Nomor 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika, obat-obat yang termasuk golongan
psikotropika golongan I adalah brolamfetamina, etisiklidina, etriptamina, katinon, (+)-lisergida,
metkatinon, psikosibina, rolisiklidina, tenamfetamina, tenosiklidina. Psikotropika golongan II
adalah amfetamina, deksamfetamina, fenetilina, fenmetrazina, fensiklidina, levamfetamina,
meklokualon, metamfetamina, metakualon, metilfenidat, sekobarbital, zipepprol. Psikotropika
golongan III adalah amobarbital, buprenorfina, butalbital, glutetimida, katina, pentazosina,
pentobarbital, siklobarbital. Psikotropika golongan IV adalah allobarbital, alprazolam,
amfepramona, aminorex, barbital, benzfetamina, bromazepam, brotizolam, delorazepam,
diazepam, estazolam, etil amfetamina, etil loflazepate, etinamat, etklorvinol, fencamfamina,
fendimetrazina, fenobarbital, fenproporeks, fentermina, fludiazepam, flurazepam, halazepam,
haloksazolam, kamazepam, ketazolam, klobazam, kloksazolam, klonazepam, klorazepat,
klordiazepoksida, klotiazepam, lefetamina, loprazolam, lorazepam, lo rmetazepam, mazindol,
medazepam, mefenoreks, meprobamat, mesokarb, metilfenobarbital, metiprilon, midazolam,
nimetazepam, nitrazepam, nordazepam, oksazepam, oksazolam, pemolina, pinazepam,
pipradol, pirovalerona, prazepam, sekbutabarbital, temazepam, tetrazepam, triazolam, vinilbital.
Peringatan. Menyebabkan rasa kantuk
Digunakan pada sediaan untuk anak yang mengandung antihistamin, atau sediaan lain untuk anak, yang jika diberi
1 peringatan nomor 2 tidak sesuai.
Peringatan. Menyebabkan rasa kantuk. Jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin. Hindari minum
alkohol.
Digunakan pada sediaan untuk dewasa yang dapat menyebabkan rasa kantuk, sehingga mempengaruhi
kemampuan dalam mengemudikan dan menjalankan mesin yang penuh resiko; label 1 lebih sesuai untuk anak-
anak. Berbahaya jika mengemudikan kendaraan dalam pengaruh minuman atau obat.
Beberapa sediaan ada yang hanya menyebabkan rasa kantuk pada beberapa hari pertama pengobatan dan
beberapa ada yang hanya menyebabkan rasa kantuk pada dosis besar.
Dianjurkan hindari minuman beralkohol, karena efek obat depresi yang bekerja di obat SSP ditingkatkan oleh
alkohol.
Larangan yang tegas dapat mendorong beberapa pasien tidak menggunakan obat tersebut. Oleh sebab itu
Apoteker perlu menerangkan risiko dan manfaat, terutama pada pasien yang merasa dapat mentoleransi efek dari
alkohol (lihat label 3).
Pasien epilepsi yang ingin mengemudikan kendaraan harus berkonsultasi dengan dokter.
Efek samping lain yang tidak berhubungan dengan rasa kantuk tetapi juga dapat mempengaruhi kemampuan
pasien dalam mengendarai atau menjalankan mesin dengan aman adalah penglihatan kabur, pusing, atau mual.
Secara umum tidak ada label yang secara khusus diberikan untuk mengatasi keadaan ini, tetapi sebaiknya pasien
2 diberi konseling dengan tepat.
Peringatan. Dapat menyebabkan rasa kantuk. Jika mengalami efek samping ini, jangan mengemudikan kendaraan
atau menjalankan mesin.
Digunakan pada sediaan yang mengandung monoamine-oxidase inhibitors (MAO); peringatan untuk menghindari
3 minuman alkohol dan minuman alkohol dosis rendah sudah dimasukkan dalam leaflet produk.
Peringatan. Hindari minuman beralkohol
Diberlakukan pada obat yang berinteraksi dengan alkohol yaitu alkohol dapat menghilangkan efek obat ini, contoh :
metronidazol, dan klorpropamid. Alkohol juga dapat meningkatkan efek hipoglikemia dari beberapa obat
4 antidiabetik oral tetapi pencantuman label peringatan secara rutin tidak perlu dilakukan.
Jangan digunakan bersamaan dengan obat ini.
Digunakan bersama label 25 pada sediaan tablet salut enterik. Hal ini untuk menghindari kemungkinan pelarutan
salut yang terjadi lebih awal dari seharusnya dengan adanya pH alkali.
Label 5 berlaku juga bagi ketokonazol yang penyerapannya dipengaruhi oleh antasid secara signifikan; biasanya
5 selang waktu untuk menghindari efek antasid adalah 2 sampai 4 jam.
Jangan minum obat-obat yang mengandung besi atau zink pada saat bersamaan dengan obat ini
Digunakan pada sediaan yang mengandung ofloksasin dan beberapa kuinolon, doksisiklin, minosiklin, dan
penisilamin. Interaksi obat-obat ini menyebabkan terjadinya khelat kalsium, besi dan zink sehingga berkurang
penyerapannya ketika digunakan bersama kalsium yang terdapat dalam antasid atau sediaan yang mengandung
6 besi atau seng. Selang waktu penggunaan kedua obat ini adalah 2 sampai 3 jam.
Jangan minum susu, obat yang tidak dapat dicerna, atau obat yang mengandung besi dan seng pada saat yang sama
dengan obat ini
Digunakan pada sediaan yang mengandung siprofloksasin, norfloksasin atautetrasiklinyang dapat membuat khelat
dengan kalsium,besi, magnesium, dan zink, sehingga dapat mengurangi penyerapan. Selang waktu penggunaan
kedua obat ini sebaiknya 2-3 jam.
Doksisiklin dan minosiklintidak terlalu kuat dalam membentuk khelat dengan susu sehingga hanya membutuhkan
7 label 6 (lihat di atas)
Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter
Digunakan pada sediaan yang mengandung obat yang dibutuhkan untuk jangka waktu panjang walaupun pasien
tidak merasakan manfaatnya dalam jangka waktu yang pendek (contoh obat antituberkulosis)
Juga digunakan untuk sediaan yang mengandung obat dengan risiko khusus (contoh klonidin untuk hipertensi).
8 Untuk kortikosteroid, label 10 (lihat di bawah) lebih sesuai
Gunakan dengan waktu yang teratur. Minum obat sampai habis kecuali mengalami efek samping yang tidak
diinginkan.
Digunakan pada obat yang harus dihabiskan untuk mengurangi kasus kambuhan atau kegagalan terapi
Contohnya adalah antibiotik oral. Sering kali, beberapa antibiotik dapat menyebabkan efek samping (contoh diare
pada pasien yang minum klindamisin) yang membuat penggunaan obat ini harus dihentikan dan pasien harus
9 kembali ke dokter.
Peringatan. Ikuti instruksi yang diberikan selama pemakaian obat
Digunakan khususnya pada sediaan yang mengandung antikoagulan, litium atau kortikosteroid. Kartu pengobatan
yang tepat sebaiknya diberikan pada pasien dan diikuti dengan pemberian informasi obat secara verbal.
Label ini dapat juga digunakan pada sediaan lain untuk mengingatkan pasien pada instruksi yang pernah
10 diberikan.
Hindari kulitdari paparan cahaya matahari atau cahaya lampu secara langsung
Digunakan pada sediaan yang dapat menyebabkan fototoksik atau reaksi alergi akibat cahayajika pasien terkena
radiasi ultraviolet. Beberapa obat lain selain obat pada lampiran ini (contoh fenotiazin dan sulfonamid) dapat
menyebabkan reaksi ini pada pasien yang sensitif, walaupun jarang. Penyinaran sinar ultraviolet dengan intensitas
11 tinggi dari sinar lampu dapat menimbulkan terjadinya reaksi.
Jangan menggunakan produk obat yang mengandung asetosal bersamaan dengan penggunaan obat ini
Digunakan pada sediaan yang mengandung probenesid and sulfinpirazon yang aktivitasnya dikurangi oleh
asetosal.
12 Label 12 tidak digunakan untuk antikoagulan karena label 10 lebih sesuai.
Dilarutkan atau dicampur dengan air sebelum digunakan
Digunakan pada sediaan yang diharuskan untuk dilarutkan dalam air (contohtablet effervescent) atau dicampur
dengan air (contoh serbuk, granul) sebelum digunakan. Dalam beberapa kasus, cairan lain seperti jus buah atau
13 susu dapat digunakan.
Obat ini menyebabkan urin berwarna
Digunakan pada sediaan yang dapat menyebabkan urin pasien berwarna yang tidak seperti biasanya. Hal ini
termasuk fenolftalein (warna urin menjadi merah muda), triamteren(biru mudah),levodopa (merah gelap), dan
14 rifampisin (merah).
Bahan mudah terbakar : jauhkan dari api atau nyala api
15 Digunakan pada sediaan yang mengandung bahan pelarut yang mudah terbakar.
Diletakkan di bawah lidah. Jangan pindahkan dari wadah aslinya. Tutup wadah dengan rapat. Buang setelah 8 minggu
dibuka
Digunakan pada sediaan tablet gliseril trinitrat. Pasien harus diingatkan agar tidak memindahkan tablet dari wadah
16 aslinya ke plastik atau wadah lain yang kurang tepat.
Jangan digunakan lebih dari ….. dalam 24 jam
Digunakan pada sediaan untuk terapi migren akut, kecuali yang mengandung ergotamin, digunakan label 18.
Bentuk sediaan harus disebutkan secara spesifik, contoh tablet atau kapsul.
17 Juga digunakan pada sediaan yang memiliki dosis yang tidak disebutkan secara spesifik oleh dokter.
Jangan digunakan lebih dari ….. dalam 24 jam atau ……
dalam satu minggu
Digunakan pada sediaan mengandung ergotamin. Bentuk sediaan harus disebutkan secara spesifik, contoh tablet
18 atau kapsul.
Peringatan. Menyebabkan rasa kantuk yang dapat berlanjut ke hari berikutnya. Jika mengalami efek samping ini
jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin. Hindari minum alkohol.
Digunakan pada sediaan yang mengandung hipnotika (atau beberapa obat lain yang berefek sedatif) yang harus
digunakan pada malam hari. Pada kasus yang jarang terjadi (contoh nitrazepam pada epilepsi) bila hipnotika
diresepkan untuk siang hari label ini tidak sesuai. Juga sebagai alternatif dari label 2 (pilihannya tergantung pada
apoteker) untuk ansiolitik yang digunakan pada malam hari.
Diharapkan bahwa kalimatnya cukup menjelaskan masalah pengaruh efek sedasi pada pagi hari sesudah
19 menggunakan obat tidur.
Bersama makanan atau sesudah makan
Digunakan pada sediaan yang mengiritasi lambung, atau yang akan lebih baik penyerapannya dengan adanya
makanan.
21 Pasien disarankan untuk makan secukupnya, walaupun sedikit.
22 Setengah sampai satu jam sebelum makan
Digunakan pada beberapa sediaan yang absorpsinya meningkat dengan cara ini tetapi sebagian besar antibiotik
menggunakan label 23 (lihat di bawah).
Satu jam sebelum makan atau kondisi perut kosong
Digunakan pada sediaan oral dimana absorpsi akan berkurang dengan adanya makanan dan kondisi asam pada
23 lambung.
Dihisap atau dikunyah
Digunakan pada sediaan yang harus dihisap atau dikunyah.
24 Apoteker agar menggunakan kata-kata yang disesuaikan dengan keadaan.
Obat seluruhnya ditelan, tidak dikunyah
Digunakan pada sediaan yang bersalut enterik atau didisain dengan pelepasan yang dimodifikasi. Juga digunakan
25 pada sediaan dengan rasa yang sangat tidak enak atau dapat hancur dalam mulut jika tidak tertelan seluruhnya.
Dilarutkan di bawah lidah
Digunakan pada sediaan yang dimaksudkan untuk digunakan di bawah lidah (sublingual). Pasien disarankan untuk
meletakkannya di bawah lidah dan jangan tertelan sebelum larut. Kadang letaknya ditentukan oleh dokter
26 yaitu buccal mucosa antara pipi dan gusi.
Dengan menambahkan sejumlah besar air
Digunakan pada sediaan yang harus benar-benar larut dalam air (contoh kloral hidrat), diperlukan minum air dalam
jumlah besar (contoh sulfonamid), atau air dibutuhkan untuk meningkatkan kerja obat (metilselulosa). Pasien
diberitahu bahwa air yang ditambahkan paling sedikit 150 ml (satu gelas penuh). Umumnya jus buah, teh atau kopi
27 dapat digunakan.
Disebarkan/dioleskan tipis-tipis
28 Digunakan pada sediaan obat luar yang harus digunakan sedikit demi sedikit (contoh kortikosteroid, ditranol).
Jangan menggunakan lebih dari 2 dosis setiap kali penggunaan. Jangan menggunakan lebih dari 8 dosis dalam waktu
24 jam.
Digunakan pada sediaan mengandung parasetamol untuk dewasa dengan dosis “jika perlu”. Harus disebutkan
jenis bentuk sediaannya, misal tablet atau kapsul.
Label ini digunakan karena memungkinkan timbulnya risiko yang bersifat serius pada penggunaan overdosis
29 parasetamol.
Jangan digunakan bersamaan dengan sediaan yang mengandung parasetamol
30 Digunakan pada semua sediaan yang mengandung parasetamol.
Mengandung asetosal dan parasetamol. Jangan digunakan bersamaan dengan sediaan lain yang mengandung
parasetamol.
31 Digunakan pada semua sediaan yang mengandung kombinasi asetosal dan parasetamol.
Mengandung obat yang mirip asetosal
32 Digunakan pada kemasan dari sediaan yang mengandung turunan asetosal.
Berikut ini label informasi tambahan yang dianjurkan :

Anda mungkin juga menyukai