Anda di halaman 1dari 17

Ny.

T usia 38 tahun di atar oleh suami ke polik psikiatri RSMM dengan

keluhan mengurung diri dalam kamar, menghindari orang lain, verbal terbatas,

kotak mata kurang, tumpul, tidak mampu melakukan aktivitas sehari-hari (dibantu

oleh keluarga), merasa tidak berguna, merasa malu dengan tetangga dan keluarga

setelah dipulangkan dari Arab Saudi sebagai TKW. Keluhan di alami sejak

sebulan yang lalu, klien tidak memiliki riwayat kesehatan sebelumnya.

A. Kata Kunci

1. Menghindari orang lain

2. Merasa tidak berguna

3. Merasa malu

B. Klarifikasi Kata Kunci

1. Hindar/hin·dar/ v, menghindar/meng·hin·dar/ v pergi menjauhkan diri

dari sesuatu atau seseorang;

menghindari/meng·hin·dari/ v menjauhkan diri dari; mengelak dan

sebagainya supaya terlepas dari sesuatu atau seseorang.

2. Merasa/me·ra·sa/ v 1 mengalami rangsangan yang mengenai (menyentuh)

indra (seperti yang dialami lidah, kulit, atau badan): 2 mengalami rasa

dalam hati (batin): hati 1 tertarik (kepada); 2 merasa kecewa; tidak

senang; 3 yang terasa dalam hati, yang terkandung di dalam hati

Tidak/ti·dak/ adv partikel untuk menyatakan pengingkaran, penolakan,

penyangkalan, dan sebagainya; tiada:

guna1/gu·na/ n 1 faedah; manfaat: ; 2 fungsi: 3 kebaikan; budi baik:


air pemerolehan air untuk keperluan tertentu;

Berguna/ber·gu·na/ v berfaedah; bermanfaat; mendatangkan kebaikan

(keuntungan):

Jadi merasa tidak berguna aadalah : perasaan dalam hati yang menyatakan

diri tidak bermanfaat atau kebaikan.

3. Merasa/me·ra·sa/ v 1 mengalami rangsangan yang mengenai (menyentuh)

indra (seperti yang dialami lidah, kulit, atau badan): 2 mengalami rasa

dalam hati (batin): hati 1 tertarik (kepada); 2 merasa kecewa; tidak

senang; 3 yang terasa dalam hati, yang terkandung di dalam hati

Malu/ma·lu/ a 1 merasa sangat tidak enak hati (hina, rendah, dan

sebagainya) karena berbuat sesuatu yang kurang baik (kurang benar,

berbeda dengan kebiasaan, mempunyai cacat atau kekurangan, dan

sebagainya) 2 segan melakukan sesuatu karena ada rasa hormat, agak

takut, dan sebagainya: 3 kurang senang (rendah, hina, dan sebagainya).

Jadi merasa malu adalah : perasaan tidak enak hati karna merasa kurang

benar, berbeda dengan kebiasaan, mempunyai cacat atau kekurangan, dan

sebagainya.
C. Problem Tree

Pohon masalah yang bisa muncul :

Perubahan persepsi sensori : halusinasi audiotorik

Isolasi sosial : menarik diri

Gangguan konsep diri : harga diri rendah Core Problem

Koping individu tidak efektif

D. Pertanyaan Penting

1. Bagaimana anamnesis penyakit melalui pengkajian keperawatan ?

2. Apa diagnosa keperawatan yang dapat diangkat berdasarkan kasus

pemicu ?

3. Apa tindakan keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi

masalah keperawatan berdasarkan kasus pemicu ?

4. Bagaimana evaluasi keperawatan berdasarkan tindakan yang telah

dilakukan ?

5. Bagaimana prinsip etik dan legal keperawatan dalam melakukan asuhan

keperawatan berdasarkan kasus pemicu ?


E. Jawban Penting

1. Pengkajian

a. Identitas klien

Nama : Ny.T

Umur : 38 Tahun

Alamat :-

Jenis kelamin : Perempuan

Pekerjaan :-

b. Alasan masuk RSMM

Di atar oleh suami ke polik psikiatri RSMM dengan keluhan

mengurung diri dalam kamar, menghindari orang lain, verbal terbatas,

kotak mata kurang, tumpul, tidak mampu melakukan aktivitas sehari-

hari (dibantu oleh keluarga), merasa tidak berguna, merasa malu

dengan tetangga dan keluarga setelah dipulangkan dari Arab Saudi

sebagai TKW.

c. Faktor predisposisi

Merasa malu dengan tetangga dan keluarga setelah

dipulangkan dari Arab Saudi sebagai TKW

2. Diagnose keperawatan

Berdasarkan kasus dapat disimpulkan bahwa klien mengalami

Gangguan konsep diri : Harga Diri Rendah yang ditandai dengan

mengurung diri dalam kamar, menghindari orang lain, verbal terbatas,

kotak mata kurang, tumpul, tidak mampu melakukan aktivitas sehari-hari


(dibantu oleh keluarga), merasa tidak berguna, merasa malu dengan

tetangga dan keluarga.

3. Intervensi Keperawatan

Diagnosa
Tujuan Intervensi
Keperawatan
Gangguan Tujuan umum : Bina hubungan saling
konsep diri : Pasien memiliki konsep percaya dengan
Harga Diri diri yang positif mengungkapkan prinsip
Rendah komumikasi terapeutik :
Tujuan khusus : 1. Sapa pasien dengan
ramah baik verbal
TUK 1 : maupun non verbal
2. Perkenalkan diri
Pasian dapat membina dengan sopan
hubungan saling percaya 3. Tanyakan nama
dengan perawat lengkap pasien dan
nama panggilan yang
kriteria hasil : disukai pasien
4. Jelaskan tujuan
setelah…..x interaksi, pertemuan
pasien menunjukkan 5. Jujur dan menepati
ekspresi wajah bersahabat, janji
menunjukkan rasa 6. Tunjukkan sikap
senang,ada kontak mata, empati dan menerima
mau berjabat tangan, mau pasien apa adanya
menyebut nama, mau 7. Beri perhatian kepada
menjawab salam, pasien pasien dan perhatikan
mau duduk, berdampingan kebutuhan dasar
dengan perawat, mau pasien
mengutarakan masalah yang
dihadapi
TUK 2 : 1. Diskusikan
kemampuan aspek
Pasien dapat
positif, keluarga dan
mengidentifikasi
lingkungan yang
kemampuan dan aspek
dimiliki pasien
positif yang dimiliki
Kriteria hasil : 2. Bersama pasien
Setelah.….x interaksi membuat daftar
pasien dapat menyebutkan: tentang :
a. Aspek positif
a. Kemampuan yang
pasien, keluarga,
dimiliki pasien
dan lingkungan
b. Aspek positif keluarga
b. Kemampuan yang
c. Aspek positif
dimiliki pasien
lingkungan
3. Utamakan member
pujian yang realistic
dan hindarkan
penilaian negatif
TUK 3 : 1. Diskusikan dengan
pasien kemampuan
Pasien dapat menilai yang masih dapat
kemampuan yang dimiliki dilaksanakan dan
untuk digunakan digunakan selama
sakit
Kriteria hasil : 2. Diskusikan
kemampuan yang
Setelah…..x interaksi dapat dilanjutkan
pasien dapat menyebutkan penggunaannya
kemampuan yang dapat
digunakan
TUK 4 : 1. Rencanakan bersama
pasien aktivitas yang
Pasien dapat (menetapkan) dapat dilakukan
merencanakan kegiatan setiap hari sesuai
sesuai dengan kemampuan kemampuan
yang dimiliki a. Kegiatan mandiri
b. Kegiatan dengan
Kriteria hasil : bantuan
c. Kegiatan yang
Setelah…..x interaksi, membutuhkan
pasien mampu membuat bantuan total
rencana kegiatan harian 2. Tingkatkan kegiatan
sesuai dengan
toleransi kondisi
pasien
3. Beri contoh cara
pelaksanaan kegiatan
yang boleh pasien
lakukan
TUK 5 : 1. Beri kesempatan
pada pasien untuk
Pasien dapat melakukan mencoba kegiatan
kegiatan sesuai dengan yang telah
rencana yang telah dibuat direncanakan
2. Pantau kegiatan yang
Kriteria hasil : dilaksanakan pasien
3. Beri pujian atas
Setelah…..x pertemuan, keberhasilan pasien
pasien dapat melakukan 4. Diskusikan
kegiatan jadwal yang telah kemungkinan
dibuat pelaksanaan kegiatan
setelah pasien pulang
TUK 6 : 1. Beri pendidikan
kesehatan pada
Pasien dapat memanfaatkan keluarga tentang cara
system pendukung yang ada merawat pasien
dengan harga diri
Kriteria hasil: rendah
2. Bantu keluarga
Setela…..x pertemuan, memberikan
pasien memanfaatkan dukungan selama
system pendukung yang ada pasien dirawat
di keluarga 3. Bantu keluaga
menyiapkan
lingkungan rumah
TUK 7 : Diskusikan dengan
pasien dan keluarga
Pasien dapat memanfaatkan tentang dosis, frekuensi
obat dengan baik dan manfaat obat
1. Anjurkan pasien
Kriteria hasil: meminta sendiri obat
pada perawat, dan
Setelah….. pertemuan merasakan
1. Pasien dan keluarga manfaatnya
dapat menyebutkan 2. Anjurkan pasien
manfaat, dosis dan efek dengan bertanya
samping obat kepada dokter tentang
2. Pasien dapat efek dan efek
mendemonstrasikan samping obat yang
penggunaan obat dirasakan.
3. Pasien termotivasi 3. Diskusikan akibat
untuk berbicara dengan berhentinya tanpa
perawat apabila konsultasi
dirasakan ada efek 4. Bantu pasien
samping obat menggunakan obat
4. Pasien memahami dengan prinsip 5
akibat berhentinya obat benar.
5. Pasien dapat
menyebutkan prinip 5
benar penggunaan obat

4. Evaluasi keperawatan berdasarkan tindakan yang telah dilakukan

Setelah melakukan tindakan keperawatan pada klien hasil yang

di dapatkan :

TUK 1 : Pasian dapat membina hubungan saling percaya dengan

perawat.

TUK 2 : Pasien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek

positif yang dimiliki.

TUK 3 : Pasien dapat menilai kemampuan yang dimiliki untuk

digunakan.

TUK 4 : Pasien dapat (menetapkan) merencanakan kegiatan sesuai

dengan kemampuan yang dimiliki.

TUK 5 : Pasien dapat melakukan kegiatan sesuai dengan rencana

yang telah dibuat.

TUK 6 : Pasien dapat memanfaatkan system pendukung yang ada.

TUK 7 : Pasien dapat memanfaatkan obat dengan baik.


5. Prinsip etik dan legal

a. Prinsip etik dan legal keperawatan dalam melakukan asuhan

keperawatan berdasarkan kasus pemicu

Jawab :

Aspek Legal Etik Keperawatan adalah Aspek aturan

Keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan sesuai lingkup

wewenang dan tanggung jawabnya pada berbagai tatanan pelayanan,

termasuk hak dan kewajibannya yang diatur dalam undang-undang

keperawatan.

Etik adalah cabang filosofi yang berkaitan dengan nilai nilai

berdasarkan suatu standar moral dari kelompok atau profesi (Shives,

2012). Nilai-Nilai Yang Melandasi Etika Keperawatan nilai-nilai yang

melandasi etika keperawatan yang mengacu pada Canadian Nurses

Association 1997 yang dapat digunakan untuk melandasi terapi

keluarga yang diberikan secara universal ( Yani, dkk 2002 ) :

a. Health and well being

Perawat menghargai nilai sehat, sejahtera dan memberikan

bantuan terhadap keluarga dalam rangka mencapai derajat sehat

yang optimal dalam kondisi sehat, sakit atau proses kematian

secara wajar.

b. Choise

Perawat menghormati dan mendorong agar keluarga memiliki

otonomi serta membantu mereka untuk mengekspresikan


kebutuhan kesehatannya maupun nilai-nilai sehat serta

memperoleh informasi dari pelayanan kesehatan.

c. Dignity

Perawat menghargai dan melakukan advokasi terhadap

kemulian atau martabat keluarga

d. Confidentiality

Perawat melindungi kepercayaan klien mengenai informasi yang

diperolehnya dalam hubungan profesional untuk tidak dibahas

diluar tim kesehatan, kecuali jika seizin keluarga.

e. Fairness

Perawat menerapkan prinsip keadilan dan keterbukaan dalam

rangka membantu klien menerima pengobatan dan pelayanan

kesehatan secara objektif dan proposional sesuai kebutuhan

dasar klien.

f. Accountability

Perawat bertindak sedemikian rupa konsisten dengan tanggung

jawab profesinya serta standar praktek keperawatan.

g. Practice environments conducive to safe, competent and ethical

care.

Perawat melakukan advokasi terhadap lingkungan prakteknya

yang dapat menciptakan suatu sistem yang terorganisasi dengan

baik dan memberi dukungan secara manusiawi serta menetapkan


alokasi sumber dana dan daya yang diperlukan dalam rangka

pemberian pelayanan keperawatan yang aman, kompeten dan etis

Selain nilai-nilai yang melandasi etik, berbagai prinsip yang

melandasi etik perlu diketahui oleh perawat mental psikiatri

yakni :

a. Otonomi

Otonomi adalah kebebasan untuk menentukan yang terbaik

bagi klien. Klien yang memiliki otonomi akan menghargai

orang lain tanpa adanya keterikatan atau mengharapkan

keuntungan dari orang lain.

b. Benefisence

Benefisencemerupakan wujud perbuatan baik atau

menguntungkankan orang lain

c. Nonmalefisience

Nonmalefisienceadalah prinsip melakukan tindakan tanpa

bahaya, tidak menambah penderitaan, tidak membunuh dan

tidak mengurangi kebebasan orang lain.

d. Veracity

Perawat dituntut bicara jujur untuk menyampaikan hal yang

sebenarnya dan terkait dengan konsep bahwa seseorang harus

mengatakan secara meneyeluruh secara benar

e. Justice
Memperlakukan orang lain secara adil tanpa membedakan

status sosial, ras, agama dan sebagainya.

f. Fidelity

Mempertahankan komitmen atau janji.

Hak Dan Tanggung Jawab Perawat Jiwa

Perawat psikiatri mempunyai hak dan tanggung jawab

membantu tiga peran legal yaitu: perawat sebagai pemberi asuhan

keperawatan, perawat sebagai pegawai, dan perawat sebagai warga

negara. Perawat mungkin akan mengalami konflik antara ketiga hak

dan tanggung jawabnya. Penilaian keperawatan profesional

memerlukan pemeriksaan yang teliti dalam konteks asuhan

keperawatan, konsekuensi yang mungkin terjadi akibat tindakan

seseorang, dan alternatif tindakan yang mungkin dilakukannya (Stuart

& Sundeen, 1995).

Lebih lanjut dijelaskan oleh Stuart & Laraia (2005) bahwa langkah-

langkah dalam penyelesaian dilema etik dan pengambilan keputusan

etik, dapat digambarkan sebagai berikut:

a. Langkah pertama dapatkan informasi yang menjadi latar

belakang terjadinya masalah untuk memperoleh kejelasan

gambaran masalah

b. Langkah selanjutnya adalah identifikasi komponen dari etik atau

asal dari dilema, seperti kebebasan berlawanan dengan paksaan


atau tindakan perawatan berlawanan dengan penerimaan hak

untuk menolak tindakan

c. Langkah ketiga adalah klarifikasi mengenai hak dan tanggung

jawab terkait dengan semua agen etik atau yang meliputi

pengambilan keputusan

d. Semua pilihan yang mungkin harus diekplorasi dengan kejelasan

mengenai tanggung jawabnya pada setiap orang, dengan tujuan

dan kemungkinan yang timbul dari setiap pilihan yang ada

e. Perawat kemudian terlibat dalam aplikasi prinsip, dengan

berdasar dari falsafah keperawatan, pengetahuan keilmuan, dan

teori etik. Ada empat pendekatan yang dapat dilakukan, yaitu:

1) Utilitarianism, yang berfokus pada konsep tindakan

2) Egoism merupakan posisi yang mana individu mencari

solusi yang terbaik secara personal

3) Formalism, pertimbangan dari asal tindakan itu sendiri

dan prinsip yang ada

4) Fairness merupakan dasar dari konsep keadilan, dan

manfaat terkait dengan keuntungan sesuai dengan norma

yang menjadi dasar masyarakat dalam pengambilan

keputusan

f. Langkah terakhir, yaitu resolusi dalam tindakan. Berhubungan

dengan konteks harapan sosial dan kebutuhan legal, keputusan

perawat dengan tujuan dan metode yang diimplementasikan.


Aspek Legal Untuk Kesehatan Mental Psikiatri

Aspek legal untuk kesehatan mental psikiatri menurut Townsend

(2005), meliputi: confidentiality and right to privacy (kerahasiaan dan

hak atas privacy), informed consent, restrain and seclusion. Menurut

Hamid (2005) prinsip etik dalam kesehatan jiwa terkait dengan hak

klien, adalah:

a. Self determination; menolak tritmen, mencari saran/pendapat,

memilih bentuk tritmen lain

b. Informed concent

c. Least restrictive environment/pengekangan seminimal mungkin

d. Tidak bersalah karena gangguan jiwa

e. Hukum dan sistem perlindungan klien gangguan jiwa

f. Keputusan berorientasi pada peningkatan kualitas kehidupan

klien

Berdasarkan fungsi kode etik yang sangat penting tersebut

Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) menyusun kode etik

keperawatan di Indonesia. Kode etik keperawatan di Indonesia terdiri

atas 5 (lima) pokok etik yaitu

a. Perawat dan klien.

1) Perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan

menghargai harkat dan martabat manusia, keunikan klien,

dan tidak terpengaruh oleh pertimbangan kebangsaan,


kesukuan, warna kulit, umur, jenis kelamin, aliran politik

dan agama yang dianut serta kedudukan sosial.

2) Perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan

senantiasa memelihara suasana lingkungan yang

menghormati nilai-nilai budaya, adat istiadat dan

kelangsungan hidup beragama dari klien.

3) Tanggung jawab utama perawat adalah kepada mereka

yang membutuhkan asuhan keperawatan.

4) Perawat wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahui

sehubungan dengan tugas yang dipercayakan kepadanya

kecuali jika diperlukan oleh yang berwenang sesuai

dengan ketentuan hukum yang berlaku.

b. Perawat dan praktek

1. Perawat memelihara dan meningkatkan kompetisi

dibidang keperawatan melalui belajar terus menerus.

2. Perawat senantiasa memelihara mutu pelayanan

keperawatan yang tinggi disertai kejujuran profesional

yang menerapkan pengetahuan serta keterampilan

keperawatan sesuai dengan kebutuhan klien.

3. Perawat dalam membuat keputusan didasarkan pada

informasi yang akurat dan mempertimbangkan

kemampuan serta kualifikasi seseorang bila melakukan


konsultasi, menerima delegasi dan memberikan delegasi

kepada orang lain.

4. Perawat senantiasa menjunjung tinggi nama baik profesi

keperawatan dengan selalu menunjukkan perilaku

profesional.

c. Perawat dan masyarakat

Perawat mengemban tanggung jawab bersama masyarakat untuk

memprakarsai dan mendukung berbagai kegiatan dalam

memenuhi kebutuhan dan kesehatan masyarakat.

d. Perawat dan teman sejawat.

e. Perawat senantiasa memelihara hubungan baik dengan sesama

perawat maupun dengan tenaga kesehatan lainnya, dan dalam

memelihara keserasian suasana lingkungan kerja maupun dalam

mencapai tujuan pelayanan kesehatan secara menyeluruh.

f. Perawat bertindak melindungi klien dari tenaga kesehatan yang

memberikan pelayanan kesehatan secara tidak kompeten, tidak

etis dan illegal

g. Perawat dan profesi.

h. Perawat mempunyai peran utama dalam menentukan standar

pendidikan dan pelayanan keperawatan serta menerapkannya

dalam kegiatan pelayanan dan pendidikan keperawatan.

i. Perawat berperan aktif dalam berbagai kegiatan pengembangan

profesi keperawatan.
j. Perawat berpartisipasi aktif dalam upaya profesi untuk

membangun dan memelihara kondisi kerja yang kondusif demi

terwujudnya asuhan keperawatan yang bermutu tinggi.

7. Tujuan pembelajaran selanjutnya: Untuk mengetahui terapi psiko

farmaka pada klien halusinasi penglihatan

8. Informasi Tambahan

Terapi psiko farmaka pada klien halusinasi penglihatan antara lain:

a. Haloperidol 2x5mg

b. Alprazolam 1x0.5mg

c. Trihexipenidil 2x2mg

9. Klarifikasi informasi

a. Haloperridol 3 x 2 mg,

Anda mungkin juga menyukai