Anda di halaman 1dari 20

1.

Instrumen Penelitian

Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:

a. Instrumen Tes

Tes ini berbentuk soal uraian yang berkaitan langsung dengan bahan ajar yang

diberikan. Tes ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan berpikir kreatif

matematis siswa. Mengacu pada metode dan desain penelitian tes dilakukan sebanyak

dua kali yakni pretes dan postes. Soal uraian yang diberikan tersebut mewakili

indikator-indikator yang hendak dicapai. Adapun pemberian skor dalam penelitian ini

mengacu pada rubrik skor yang dimodifikasi oleh Bosch dalam Hasanah (dalam

Suriany, 2013)

Tabel

Aspek Kriteria Skor

Tidak memberikan jawaban atau ide yang tak


0
relevan untuk menyelesaikan masalah
Memberikan satu buah ide yang relevan dalam
menyelesaikan masalah tetapi mengungkapkanya 1

kurang jelas
Memberikan satu buah ide yang relevan dalam
menyelesaikan masalah dan pengungkapannya 2
Kelancaran
jelas dan lengkap
Memberikan lebih dari satu ide yang relevan
dalam menyelesaikan masalah tetapi 3

pengungkapannya kurang jelas


Memberikan lebih dari satu ide yang relevan
dalam menyelesaikan masalah dan menjawabnya 4

secara lengkap dan jelas


Tidak menjawab atau memberikan jawaban
0
dengan satu cara atau lebih tetapi semua salah
Memberikan jawaban hanya dengan satu cara dan
terdapat kekeliruan dalam proses perhitungan 1

hingga hasilnya salah


Memberikan jawaban hanya dengan satu cara,
Keluwesan 2
proses dan perhitungan hasilnya benar
Memberikan jawaban lebih dari satu cara
(beragam) tetapi hasilnya ada yang salah karena 3

terdapat kekeliruan dalam proses perhitungan


Memberikan jawaban lebih dari satu cara
4
(beragam), proses perhitungan jawaban benar
Tidak menjawab atau memberikan jawaban yang
0
salah
Memberikan jawaban dengan caranya sendiri,
proses perhitungan sudah terarah tetapi tidak dapat 1

dipahami
Memberikan jawaban dengan caranya sendiri,
Keaslian
tetapi terdapat kekeliruan dalam proses 2

perhitungan sehingga hasilnya salah


Memberikan jawaban dengan caranya sendiri,
3
proses perhitungan dan jawaban salah
Memberikan jawaban dengan caranya sendiri,
4
proses perhitungan dan jawaban benar
Tidak menjawab atau memberikan jawaban yang
0
salah
Terdapat kekeliruan dalam memperluas situasi
Elaborasi 1
tanpa disertai perincian
Terdapat kekeliruan dalam memperluas situasi dan
2
disertai perincian namun kurang detail
Memperluas situasi dengan benar dan merincinya
3
kurang detail
Memperluas situasi dengan benar dan merincinya
4
secara detail

Instrumen yang akan diberikan kepada siswa terlebih dahulu diujicobakan untuk mengetahui

validitas, reliabilitasnya, daya pembeda, dan indeks kesukaran dari tiap butir soal. Uji coba

dilakukan pada siswa kelas IX di SMP Cianjur yang

sudah pernah memperoleh materi yang akan diuji cobakan.

1) Validitas

Validitas tes adalah tingkat ketepatan tes mengukur sesuatu yang hendak

diukur, pengujian validitas tes ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesahihan

instrumen. Selanjutnya dihitung korelasi dihitung dengan menggunakan rumus

produk momen dari pearson (Arikunto, 2006:146).

𝑁 ∑ 𝑋𝑌 − (∑ 𝑋)(∑ 𝑌)
𝑟𝑥𝑦 =
√[𝑁 ∑ 𝑋 2 − (∑ 𝑋)2 [𝑁 ∑ 𝑌 2 − (∑ 𝑌)2 ]]

Keterangan :

𝑟𝑥𝑦 = koefisien korelasi antara variabel x dan y

N = banyaknya responden (peserta tes uji coba)

X = skor per butir hasi uji coba

Y= skor total siswa

Adapun klasifikasi koefisien korelasinya (validitas) menurut Arikunto (2012: 89)

sebagai berikut.

Tabel 1
Klasifikasi Interprestasi Koefisian Korelasi

Koefisien Korelasi (𝑟𝑥𝑦 ) Interprestasi


0,80 < 𝑟𝑥𝑦 ≤ 1,00 Validitas Sangat Tinggi
0,60 < 𝑟𝑥𝑦 ≤ 0,80 Validitas Tinggi
0,40 < 𝑟𝑥𝑦 ≤ 0,60 Validitas Sedang
0,20 < 𝑟𝑥𝑦 ≤ 0,40 Validitas Rendah
0,00 < 𝑟𝑥𝑦 ≤ 0,20 Validitas Sangat Rendah

2) Reliabilitas

Reliabilitas instrumen adalah suatu kondisi konsisten terhadap hasil yang

diberikan oleh suatu alat ukur, walaupun dilakukan oleh orang, waktu, dan tempat

yang berbeda (Suherman dan Kusumah (dalam Komala)). Dengan rumus

Cronbach-Alpha sebagai berikut:

𝑛 ∑ 𝜎𝑖2
𝑟11 = [ ] [1 − 2 ]
𝑛−1 𝜎𝑡

Keterangan :

𝑟11 = Reliabilitas tes

∑ 𝜎𝑖2 = Jumlah varians skor tiap item

𝜎𝑡2 = Varians total

𝑛 = Banyaknya soal

Kemudian untuk menginterpretasikan reliabilitas instrumen menggunakan kriteria

klasifikasi (Arikunto (dalam Hendriana dan Sumarmo, 2014:60)) sebagai berikut:

Tabel 2

Klasifikasi Interprestasi Koefisian Reliabilitas

Besarnya𝑟11 Interprestasi
0,00 < 𝑟11 ≤ 0,20 Derajat reliabilitas sangat rendah
0,20 < 𝑟11 ≤ 0,40 Derajat reliabilitas rendah
0,40 < 𝑟11 ≤ 0,60 Derajat reliabilitas cukup
0,60 < 𝑟11 ≤ 0,80 Derajat reliabilitas tinggi
0,80 < 𝑟11 ≤ 1,00 Derajat reliabilitas sangat tinggi

3) Daya Pembeda

Daya pembeda adalah kemampuan suatu butir soal untuk membedakan

anatara siswa yang berkemampuan tinggi dan siswa yang berkemampuan rendah.

Untuk mengetahui daya pembeda setiap butir soal tes, langkah pertama yang

dilakukan adalah mengukur perolehan skor seluruh siswa dari yang skor tertinggi

sampai skor terendah, langkah kedua mengambil 27% siswa yang skornya tinggi

dan 27% siswa yang skor rendah selanjutnya disebut kelompok atas dan

kelompok bawah. Kemudian menggunakan rumus (Hendriana dan Sumarmo,

2014:64) sebagai berikut:

𝑆𝐴 − 𝑆𝐵
𝐷𝑃 =
𝐽𝐴

Keterangan :

𝐷𝑃 = Daya pembeda

SA = Jumlah skor kelompok atas suatu butir

SB = Jumlah skor kelompok bawah suatu butir

JA = Jumlah skor ideal kelompok atas suatu butir

Kemudian untuk menginterpretasikan daya pembeda instrumen menggunakan

kriteria klasifikasi sebagai berikut (Arikunto (dalam Hendriana dan Sumarmo,

2014:64)):

Tabel 3
Klasifikasi Interprestasi Daya Pembeda

Besarnya DP Interprestasi
0,00≤ 𝐷𝑃 <0,20 Jelek
0,20≤ 𝐷𝑃 <0,40 Cukup
0,40≤ 𝐷𝑃 <0,70 Baik
0,70≤ 𝐷𝑃 <1,00 Baik sekali

4) Indeks Kesukaran

Menghitung indeks kesukaran bertujuan untuk mengetahui soal yang baik dan

yang tidak.Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu

sulit bagi siswa. Untuk menghitung indeks kesukaran tiap butir soal uraian dapat

menggunakan rumus (Hendriana dan Sumarmo, 2014:64) sebagai berikut :

𝑆𝐴 + 𝑆𝐵
𝐼𝐾 =
2𝐽𝐴

Keterangan:

SA = Jumlah skor kelompok atas suatu butir

SB = Jumlah skor kelompok bawah suatu butir

JA = Jumlah skor ideal kelas atas suatu butir

Kemudian untuk menginterpretasikan indeks kesukaran instrumen menggunakan

kriteria klasifikasi (Hendriana dan Sumarmo, 2014:63) sebagai berikut:

Tabel 4

Klasifikasi Interprestasi Indeks Kesukaran

Besarnya IK Interprestasi
0,00≤ 𝐷𝑃 <0,20 Soal Sangat Sukar
0,20≤ 𝐷𝑃 <0,40 Soal Sukar
0,40≤ 𝐷𝑃 <0,60 Soal Sedang
0,60≤ 𝐷𝑃 <0,90 Soal Mudah
0,90≤ 𝐷𝑃 <1,00 Soal Sangat Mudah

b. Instrumen Non Tes

Instrumen non tes digunakan bertujuan untuk mengukur hal-hal seperti sikap,

motivasi dan minat. Adapun instrument non tes yang digunakan dalam penelitian ini

yaitu sebagai berikut:

1) Angket

Angket yang digunakan dalam penelitian ini yaitu angket skala likert yang

berupa pernyataan-pernyataan tertutup sehingga responden tinggal memilih

jawaban yang sesuai. Angket ini terdiri dari empat pilihan jawaban yaitu : Sangat

Setuju (SS), Setuju (S), Netral (N), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju

(STS).

Pengisian angket dilakukan setelah pembelajaran matematika dengan

menggunakan pendekatan MEAs selesai. Angket terdiri dari 30 pernyataan, yaitu

18 pernyataan bersifat positif dan 12 pernyataan yang bersifat negatif.

Tabel 5

Kategori Penilaian Skala Sikap

Alternatif Jawaban dan Bobotnya


Pernyataan
SS S N TS STS

Positif 5 4 3 2 1

Negatif 1 2 3 4 5
2) Lembar Observasi

Lembar observasi adalah salah satu teknik pengumpulan data atau fakta yang

dilakukan melalui suatu pengamatan, berisi pernyataan-pernyataan yang berkaitan

dengan kegiatan yang sedang diobservasi. Lembar observasi dalam kegiatan ini

bertujuan untuk mengetahui aktifitas siswa, aktifitas guru serta pendekatan atau

langkah-langkah pembelajaran MEAs yang sedang dilakukan oleh peneliti,

sehingga diketahui suasana kelas selama proses pembelajaran matematika sedang

berlangsung.

3) Jurnal

Jurnal adalah salah satu alat pengumpulan data yang bertujuan untuk

mengetahui tanggapan siswa secara terbuka, mengetahui kesan siswa selama

pembelajaran serta harapan yang diinginkan siswa untuk perbaikan proses

pembelajaran tersebut. Jurnal diberikan pada akhir pembelajaran, sehingga

dengan jurnal siswa ini tanggapan siswa terhadap pembelajaran matematika

dengan pendekatan MEAs.

4) Dokumentasi

Dokumentasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data dengan cara menghimpun

dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambaran maupun elektronik. Dokumen yang

diambil sebagai gambaran langsung pelaksanaan penelitian yaitu proses pembelajaran

matematika yang menggunakan pendekatan MEAs di kelas VIII SMP Cianjur.

A. TEKNIK ANALSIS DATA


Ada beberapa teknik pengolahan data kuantitatif yang biasa digunakan dalam

penelitian eksperimen, yaitu uji normalitas, uji homogenitas, uji perbedaan/kesamaan dua

rata-rata, uji korelasi dan uji anova.

a. Uji Normalitas Distribusi Populasi

Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah hasil dari masing-masing kelompok

sampel berdistribusi normal atau tidak. Untuk menghitung normalitas uji masing-

masing kelompok sampel dapat digunakan uji sampel Kolmogorov Smimov (sample-

KS) atau uji sampel Shapiro Wilk. Pengolahan uji normalitas dibantu dengan

menggunakan software SPSS. Uji normalitas ini dilakukan pada data skor pretes dan

postes. Perumusan hipotesis untuk pengujian normalitas adalah sebagai berikut.

𝐻0 : Data sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

𝐻1 : Data sampel berasal dari populasi yang berdistribusi tidak normal.

Uji normalitas dilakukan dengan taraf signifikan 0,05. Kriteria pengujiannya adalah

sebagai berikut:

1) 𝐻0 diterima, apabila nilai sig. (signifikansi) ≥ 0,05

2) 𝐻0 ditolak, apabila nilai sig. (signifikansi) < 0,05

b. Uji Homogenitas Varians

Uji ini untuk mengetahui apakah hasil dari masing-masing kelompok sampel

mempunyai varians populasi yang sama atau berbeda. Perumusan hipotesis untuk

pengujian homogenitas adalah sebagai berikut.

𝐻0 : 𝜎1 2 = 𝜎2 2 , artinya data hasil pretes/postes berasal dari populasi yang homogen.


𝐻1 : 𝜎1 2 ≠ 𝜎2 2 , artinya data hasil pretes/postes berasal dari populasi yang tidak

homogen.

Dengan : 𝜎1 2 = varians skor pretes/postes kelas eksperimen.

𝜎2 2 = varians skor pretes/postes kelas kontrol.

Dengan menggunakan taraf signifikansi 0,005 maka kriteria pengujianya adalah

sebagai berikut.

1) 𝐻0 diterima, apabila nilai sig. (signifikansi) ≥ 0,05

2) 𝐻0 ditolak, apabila nilai sig. (signifikansi) < 0,05

c. Uji Kesamaan Dua Rata-rata Independent

Uji kesamaan rata-rata pun dilakukan pada data pretes dan data postes. Uji

kesamaan dua rata-rata pretes bertujuan untuk mengetahui apakah kedua kelas

(eksperimen dan kontrol) memiliki rata-rata awal yang sama atau tidak. Sedangkan

uji perbedaan dua rata-rata postes bertujuan untuk mengatahui pencapaian hasil

belajar siswa. Indeks gain akan digunakan untuk melihat kualitas peningkatan hasil

belajar siswa. Perumusan hipotesis bertujuan untk pengujian homogenitas adalah

sebagai berikut.

𝐻0 : 𝜇1 2 = 𝜇2 2 , artinya nilai rata-rata kemampuan awal kelas eksperimen dan kelas

kontrol setara.

𝐻1 : 𝜇1 2 ≠ 𝜇2 2 , artinya nilai rata-rata kemampuan awal kelas eksperimen dan kelas

kontrol berbeda.

Dengan : 𝜇1 = rata-rata skor kelas eksperimen.

𝜇2 = rata-rata skor kelas kontrol.

Dengan taraf signifikansi 0,005 maka kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut:
1) Jika sig. (signifikansi) ≥ 0,05 maka 𝐻0 diterima.

2) Jika sig. (signifikansi) < 0,05 maka 𝐻0 ditolak.

Secara skema prosedur pengolahan datanya ditunjukkan oleh gambar di bawah ini.

Data Skor Pretet, Postes dan Indeks Gain

Tidak Berdistribusi Berdistribusi


Normal Normal
Uji Normalitas Distribusi
Populasi
Gambar 1

Prosedur
Uji Non-Parametik Uji Homogenitas
(Mann Whitney) (Levene Test)

Pengolahan Data

d. Korelasi

Uji Perbedaan /Kesamaan Dua Rata-rata Uji t Homogen Teknik


(Independent Sample Test = Equal variances
Assumed) korelasi adalah

suatu cara
Tak Homogen
Uji Perbedaan /Kesamaan Dua Rata-rata Uji t’ untuk
(Independent Sample Test = Equal variances
Not Assumed) mengetahui hubungan satu

variabel dengan variabel lain. Ada beberapa teknik korelasi yang dapat digunakan

misalnya Moment Pearson dan Spearman Rank.

Perumusan hipotesis pengujian korelasinya sebagai berikut.


𝐻0 : Tidak terdapat hubungan yang positif antara sikap siswa terhadap pembelajaran

Model Eliciting Activities (MEAs) dengan peningkatan kemampuan berpikir

kreatif matematis.

𝐻1 : Terdapat hubungan yang positif antara sikap siswa terhadap pembelajaran

Model Eliciting Activities (MEAs) dengan peningkatan kemampuan berpikir

kreatif matematis.

Dengan menggunakan korelasi taraf signifikansi 0,05 maka kriteria

pengujiannya sebagai berikut.

1) Jika sig. (signifikansi) ≥ 0,05 maka 𝐻0 diterima.

2) Jika sig. (signifikansi) < 0,05 maka 𝐻0 ditolak.

Sementara itu, untuk nilai r diinterpretasikan sebagai berikut. Menurut Sugiono

(dalam Septian, 2014).

Tabel 6
Klasifikasi Koefisien Korelasi

Interval Korelasi Tingkat Hubungan


0,80 – 1,00 Sangat Kuat
0,60 - 0,79 Kuat
0,40 – 0,59 Cukup Kuat
0,20 – 0,39 Rendah
0,00 – 0,19 Sangat Rendah
Berikut ini teknik pengolahan data kualitatif: perhitungan angket untuk setiap

pernyataan dipersentasekan dengan menggunakan rumus sebagai berikut:


𝑓
P = 𝑛 × 100 % Keterangan: P = persentase setiap jawaban

f = frekuensi jawaban

n = jumlah siswa yang mengikuti tes

Setelah dianalisa kemudian dilakukan interpretasi dengan menggunakan kategori

persentase sebagai berikut.

Tabel 7

Klasifikasi Perhitungan Persentase Tiap Pernyataan

Besar Persentase Interpretasi

0% Tidak ada

1 % - 25 % Sebagian kecil

26 % - 49 % Hampir setengahnya

50 % Setengahnya

51 % - 75 % Sebagian besar

76 % - 99 % Pada umumnya

100 % Seluruhnya

Untuk menghitung respon atau tanggapan siswa digunakan rumus:

∑𝐴
S = ∑𝑛 × ∑𝑃

Keterangan: ∑ 𝐴 = jumlah skor skala sikap siswa


∑ 𝑛 = banyaknya siswa

∑ 𝑃 = jumlah pernyataan

dengan interpretasi: Skor subjek ≥ 2,5 subjek bersikap positif

Skor subjek ≤ 2,5 subjek bersikap negatif

B. PROSEDUR PENELITIAN

Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini sebagai berikut :

a. Tahap Persiapan

Beberapa langkah yang dilakukan dalam tahap ini diantaranya:

1) Observasi ke sekolah dalam mencari permasalahan yang muncul.

2) Mengajukan judul dan menyusun proposal penelitian.

3) Melaksanakan seminar proposal.

4) Mengidentifikasi permasalahan mengenai bahan ajar, merencanakan kegiatan

pembelajaran, serta alat dan cara evaluasi yang akan digunakan.

5) Membuat instrumen penelitian.

6) Melakukan uji instrumen penelitian.

7) Mengurus pwrijinan untuk pelaksanaan penelitian.

8) Menetukan sampel penelitian.

b. Tahap Pelaksanaan

Dalam tahap pelaksanaan dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:

1) Memberikan pretes di kelas eksperimen dan kelas kontrol.

2) Melaksanakan pembelajaran di kedua kelas tersebut. Di kelas eksperimen

diterapkan pembelajaran dengan menggunakan perlakuan/metode modern


tertentu. Sedangkan di kelas kontrol dilakukan dengan menggunakan

pembelajaran konvesional.

3) Memberikan postes di kelas eksperimen dan kelas kontrol.

4) Memberikan angket skala sikap pada pertemuan terakhir di kelas eksperimen

untuk mengetahui sikap siswa.

c. Tahap Analisis Data Hasil Penelitian

Dalam tahap analisis data hasil penelitian dilakukan langkah-langkah berikut:

1) Mengolah dan menganalisis instrumen tes pada data pretes dan postes kelas

eksperimen dan kelas kontrol.

2) Mengolah dan menganalisis instrumen non tes pada angket skala sikap.

2. Teknik Pengolahan Data

Ada beberapa teknik pengolahan data kuantitatif yang biasa digunakan dalam

penelitian eksperimen, yaitu uji normalitas, uji homogenitas, uji perbedaan/kesamaan dua

rata-rata, uji korelasi dan uji anova.

e. Uji Normalitas Distribusi Populasi

Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah hasil dari masing-masing kelompok

sampel berdistribusi normal atau tidak. Untuk menghitung normalitas uji masing-

masing kelompok sampel dapat digunakan uji sampel Kolmogorov Smimov (sample-

KS) atau uji sampel Shapiro Wilk. Pengolahan uji normalitas dibantu dengan

menggunakan software SPSS. Uji normalitas ini dilakukan pada data skor pretes dan

postes. Perumusan hipotesis untuk pengujian normalitas adalah sebagai berikut.

𝐻0 : Data sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal.


𝐻1 : Data sampel berasal dari populasi yang berdistribusi tidak normal.

Uji normalitas dilakukan dengan taraf signifikan 0,05. Kriteria pengujiannya adalah

sebagai berikut:

3) 𝐻0 diterima, apabila nilai sig. (signifikansi) ≥ 0,05

4) 𝐻0 ditolak, apabila nilai sig. (signifikansi) < 0,05

f. Uji Homogenitas Varians

Uji ini untuk mengetahui apakah hasil dari masing-masing kelompok sampel

mempunyai varians populasi yang sama atau berbeda. Perumusan hipotesis untuk

pengujian homogenitas adalah sebagai berikut.

𝐻0 : 𝜎1 2 = 𝜎2 2 , artinya data hasil pretes/postes berasal dari populasi yang homogen.

𝐻1 : 𝜎1 2 ≠ 𝜎2 2 , artinya data hasil pretes/postes berasal dari populasi yang tidak

homogen.

Dengan : 𝜎1 2 = varians skor pretes/postes kelas eksperimen.

𝜎2 2 = varians skor pretes/postes kelas kontrol.

Dengan menggunakan taraf signifikansi 0,005 maka kriteria pengujianya adalah

sebagai berikut.

3) 𝐻0 diterima, apabila nilai sig. (signifikansi) ≥ 0,05

4) 𝐻0 ditolak, apabila nilai sig. (signifikansi) < 0,05

g. Uji Kesamaan Dua Rata-rata Independent

Uji kesamaan rata-rata pun dilakukan pada data pretes dan data postes. Uji

kesamaan dua rata-rata pretes bertujuan untuk mengetahui apakah kedua kelas

(eksperimen dan kontrol) memiliki rata-rata awal yang sama atau tidak. Sedangkan
uji perbedaan dua rata-rata postes bertujuan untuk mengatahui pencapaian hasil

belajar siswa. Indeks gain akan digunakan untuk melihat kualitas peningkatan hasil

belajar siswa. Perumusan hipotesis bertujuan untk pengujian homogenitas adalah

sebagai berikut.

𝐻0 : 𝜇1 2 = 𝜇2 2 , artinya nilai rata-rata kemampuan awal kelas eksperimen dan kelas

kontrol setara.

𝐻1 : 𝜇1 2 ≠ 𝜇2 2 , artinya nilai rata-rata kemampuan awal kelas eksperimen dan kelas

kontrol berbeda.

Dengan : 𝜇1 = rata-rata skor kelas eksperimen.

𝜇2 = rata-rata skor kelas kontrol.

Dengan taraf signifikansi 0,005 maka kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut:

3) Jika sig. (signifikansi) ≥ 0,05


Data Skor Pretet, Postes dan Indeks Gain
maka 𝐻0 diterima.

Tidak Berdistribusi Berdistribusi


Normal Normal
Uji Normalitas Distribusi
Populasi 3) Jika

sig.

Uji Non-Parametik Uji Homogenitas


(Mann Whitney) (Levene Test)

(signifikansi) < 0,05 maka 𝐻0 ditolak.

Secara skema prosedur pengolahan datanya ditunjukkan oleh gambar di

bawah ini.
Uji Perbedaan /Kesamaan Dua Rata-rata Uji t Homogen
(Independent Sample Test = Equal variances
Assumed)

Tak Homogen
Uji Perbedaan /Kesamaan Dua Rata-rata Uji t’
(Independent Sample Test = Equal variances
Not Assumed)
Gambar 1

Prosedur Pengolahan Data

h. Korelasi

Teknik korelasi adalah suatu cara untuk mengetahui hubungan satu variabel

dengan variabel lain. Ada beberapa teknik korelasi yang dapat digunakan misalnya

Moment Pearson dan Spearman Rank.

Perumusan hipotesis pengujian korelasinya sebagai berikut.

𝐻0 : Tidak terdapat hubungan yang positif antara sikap siswa terhadap pembelajaran

Model Eliciting Activities (MEAs) dengan peningkatan kemampuan berpikir

kreatif matematis.

𝐻1 : Terdapat hubungan yang positif antara sikap siswa terhadap pembelajaran

Model Eliciting Activities (MEAs) dengan peningkatan kemampuan berpikir

kreatif matematis.

Dengan menggunakan korelasi taraf signifikansi 0,05 maka kriteria pengujiannya

sebagai berikut.

3) Jika sig. (signifikansi) ≥ 0,05 maka 𝐻0 diterima.

4) Jika sig. (signifikansi) < 0,05 maka 𝐻0 ditolak.


Sementara itu, untuk nilai r diinterpretasikan sebagai berikut. Menurut Sugiono

(dalam Septian, 2014).

Tabel 6
Klasifikasi Koefisien Korelasi

Interval Korelasi Tingkat Hubungan


0,80 – 1,00 Sangat Kuat
0,60 - 0,79 Kuat
0,40 – 0,59 Cukup Kuat
0,20 – 0,39 Rendah
0,00 – 0,19 Sangat Rendah
Berikut ini teknik pengolahan data kualitatif: perhitungan angket untuk setiap

pernyataan dipersentasekan dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

𝑓
P = 𝑛 × 100 % Keterangan: P = persentase setiap jawaban

f = frekuensi jawaban

n = jumlah siswa yang mengikuti tes

Setelah dianalisa kemudian dilakukan interpretasi dengan menggunakan kategori

persentase sebagai berikut.

Tabel 7

Klasifikasi Perhitungan Persentase Tiap Pernyataan

Besar Persentase Interpretasi

0% Tidak ada
1 % - 25 % Sebagian kecil

26 % - 49 % Hampir setengahnya

50 % Setengahnya

51 % - 75 % Sebagian besar

76 % - 99 % Pada umumnya

100 % Seluruhnya

Untuk menghitung respon atau tanggapan siswa digunakan rumus:

∑𝐴
S = ∑𝑛 × ∑𝑃

Keterangan: ∑ 𝐴 = jumlah skor skala sikap siswa

∑ 𝑛 = banyaknya siswa

∑ 𝑃 = jumlah pernyataan

dengan interpretasi: Skor subjek ≥ 2,5 subjek bersikap positif

1. Skor subjek ≤ 2,5 subjek bersikap negatif

Anda mungkin juga menyukai