A. Tujuan
Mengamati perubahan-perubahan warna indikator pada larutan asam dan basa.
B. Teori Dasar
TEORI ARRHENIUS
Teori Asam-Basa dikemukakan oleh beberapa ilmuwan, salah satunya adalah Teori
Arrhenius yang mengatakan Asam adalah suatu sifat yang mana berupa senyawa yang dapat
melepas ion hidrogen (H+) jika dilarutkan dalam air, Sedangkan basa merupakan suatu sifat
yang mana berupa senyawa yang dapat melepas ion hidroksida (OH-) jika dilarutkan dalam
air. Reaksi asam basa (reaksi penetralan) adalah reaksi pembentukan H2O dari ion-ion H+
dan OH-.
TEORI BRONSTEA-LOWRY
Teori lainnya dikemukakan yaitu Teori Bronsted-Lowry yang mengatakan asam berupa
senyawa yang dapat memberi proton (H+) kepada senyawa lain, sedangkan basa dapat
menerima proton (H+) dari senyawa lain. Reaksi asam basa adalah reaksi perpindahan proton
dari satu senyawa ke senyawa yang lain.
Pada contoh di atas terlihat bahwa air dapat bersifat sebagai asam (donor proton) dan
sebagai basa (akseptor proton).
Zat seperti itu bersifat amfiprotik (amfoter).
Konsep asam-basa dari Bronsted-Lowry ini lebih luas daripada konsep asam-basa
Arrhenius karena hal-hal berikut :
Konsep asam-basa Bronsted-Lowry tidak terbatas dalam pelarut air, tetapi juga
menjelaskan reaksi asam-basa dalam pelarut lain atau bahkan reaksi tanpa pelarut.
Asam-basa Bronsted-Lowry tidak hanya berupa molekul, tetapi juga dapat berupa kation
atau anion. Konsep asam-basa ronsted-Lowry dapat menjelaskan sifat asam dari NH4Cl.
Dalam NH4Cl, yang bersifat asam adalah ion NH4+ karena dalam air dapat melepas proton.
Suatu asam setelah melepas satu proton akan membentuk spesi yang disebut basa
konjugasi dari asam tersebut.
Sedangkan basa yang telah menerima proton menjadi asam konjugasi.
TEORI LEWIS
Teori terakhir yaitu Teori Lewis yang mengatakan Asam adalah senyawa yang dapat
Menerima pasangan elektron bebas dari senyawa lain, sedangkan Basa adalah senyawa yang
dapat memberi pasangan elektron bebas kepada spesi (senyawa) yang lain. Reaksi asam basa
adalah adalah reaksi pembentukan ikatan antara asam dan basa.
Teori asam basa Lewis lebih luas dibandingkan Arhenius dan Bronsted Lowry , karena :
· Teori Lewis dapat menjelaskan reaksi asam basa yang berlangsung dalam pelarut air,
pelarut bukan air, dan tanpa pelarut sama sekali.
· Teori Lewis dapat menjelaskan reaksi asam basa yang tidak melibatkan transfer proton
(H+), seperti reaksi antara BF3 dan NH3
SIFAT ASAM DAN BASA
Rasanya masam/asam
Bersifat korosif atau merusak
Bila dilarutkan dalam air dapat menghasilkan ion H+ atau ion ion hidrogen dan ion sisa
asam yang bermuatan negatif. Peristiwa terurainya asam menjadi ion-ion dapat di
tuliskan sebagai berikut:
Bila diuji dengan indikator kertas lakmus biru dapat mengubah lakmus tersebut menjadi
merah. Sedangkan jika diuji dengan indikator kertas lakmus yang berwarna merah,
kertas lakmus tersebut tidak akan berubah warna. Indikator adalah suatu alat untuk
menunjukkan suatu zat apakah bersifat asam maupun basa.
Rasanya pahit
Bersifat kaustik atau dapat merusak kulit
Bila dilarutkan dalam air dapat menghasilkan ion OH- atau ion hidroksil dan ion logam
atau gugus lain yang bermuatan negatif. Apabila ion OH- hampir seluruhnya
dilepaskan atau ionisasinya sempurna, maka termasuk basa kuat atau dikatakan
memiliki derajat keasaman yang rendah dan begitu juga sebaliknya. Secara umum
peristiwa peruraian basa menjadi ion-ion dapat dituliskan sebagai berikut:
Bila diuji dengan indikator yang berupa lakmus merah, maka akan mengubah warna
lakmus tersebut menjadi warna biru, sedangkan dengan kertas lakmus biru, tidak akan
mengubah warna kertas lakmus tersebut.
Basa adalah zat-zat yang dapat menetralkan asam. Secara kimia, asam dan basa saling
berlawanan. Basa yang larut dalam air disebut alkali. Jika zat asam menghasilkan ion
hidrogen (H+) yang bermuatan positif, maka dalam hal ini basa mempunyai arti bahwa ketika
suatu senyawa basa di larutkan ke dalam air, maka akan terbentuk ion hidroksida (OH-) dan
ion positif menurut reaksi sebagai berikut. Ion hidroksida (OH-) terbentuk karena senyawa
hidroksida (OH) mengikat satu elektron saat dimasukkan ke dalam air.
Kaustik
Rasanya pahit
Licin seperti sabun
Nilai pH lebih dari air suling
Dapat menghantarkan arus listrik
Untuk mengetahui suatu larutan bersifat asam, basa, dan netral dapat dilakukan dengan tiga
cara yaitu :
1. Identifikasi larutan dengan larutan indikator
Untuk mengidentifikasi sifat asam basa larutan, selain menggunakan kertas lakmus kita
juga dapat menggunakan larutan yang berfungsi sebagai larutan indikator. Larutan indikator
adalah larutan kimia yang akan berubah warna dalam lingkungan tertentu. Karena sifatnya
yang dapat berubah warna inilah larutan indikator dapat digunakan sebagai alat identifikasi
larutan asam dan basa.
Identifikasi di laboratorium dapat menggunakan empat jenis larutan indikator, yaitu
larutan fenolpthalein metil merah, metil jingga, dan bromtimol biru. Larutan indikator ini
tidak seperti indikator lakmus yang mudah penggunaannya. Warna-warna yang terjadi pada
larutan indikator jika dimasukkan kedalam larutan asam dan basa, agak sulit diingat sebagai
contoh, larutan fenolpthalein pada lingkungan asam, fenolpthalein tidak berwarna tetapi jika
dilingkungan basa larutan fenolpthalein berwarna merah sedangkan dilingkungan netral juga
tidak berwarna. Berarti, untuk membeedakan apakah suatu larutan bersifat asm atau basa,
tidak cukup hanya menggunakan larutan fenolpthalein.
2. Identifikasi larutan dengan kertas lakmus
Sifat asam atau basa suatu larutan dapat juga diidentifikasi menggunakan kertas
lakmus. Ada dua jenis kertas lakmus yaitu :
a. Kertas lakmus warna biru. Didalam larutan asam, warna kerts berubah menjadi merah
sedangkan didalam larutan netral atau basa, warna kertas tidak berubah.
b. Kertas lakmus merah, didalam larutan basa, warna kertas berubah menjadi biru, sedangkan
didalam larutan netral atau asam, warna kertas tidak berubah.
3. Identifikasi larutan dengan bahan alami
Bahan-bahan yang dapat dijadikan untuk mengidentifikasi sifat keasaman atau
kebasaan suatu zat dinamakan indikator. Bahan-bahan indikator biasanya akan berubah
warna ketika pada larutan tertentu. Ada banyak bahan disekitar kita yang dapat berfungsi
sebagai indikator, misalnya kulit buah manggis. Kulit buah manggis yang berwarna ungu
akan berubah menjadi warna coklat kemerahan jika berada pada lingkungan asam. Dalam
lingkungan basa, ekstrak kulit buah manggis akan berubah menjadi warna biru kehitaman (
Sumarwan, dkk 2007, 67 ).
1. Alat:
Tabung Reaksi
Rak Tabung Reaksi
Kertas Lakmus
Indikator Universal
Pinset
Kaca Arloji
Plat Tetes
2. Bahan
Larutan NaCL
Larutan NH4CL
Larutan Na2CO3
Larutan CH3COOH
Larutan HCl
Larutan NH4OH
Larutan Ca(OH)2
Larutan Indikator(Penolftalin,Metil merah,Metil orange,dan Bromtimol biru)
Indikator Alami(Kunyit,Buah naga,Kulit manggis,Pandan,Bunga lili,dan Air jeruk)
Aquades
D. Cara Kerja
2. Hasil Pengamatan
3. Kesimpulannya
Kertas lakmus warna biru, didalam larutan asam, warna kertas berubah
menjadi warna merah.
Kertas lakmus warna merah, didalam larutan basa, warna kertas menjadi biru,
sedangkan di dalam larutan netral atau asam, warna kertas tidak berubah.
II. Identifikasi larutan asam dan basa denga larutan indikator serta menentukan pH
laruta dengan menggunakan indikator universal
1. Cara kerja
3. Kesimpulannya
larutan indikator seperti indikator fenolphtalein, dan metil jingga. Indikator buatan
juga bersifat asam memiliki PH<7 , larutan yang bersifat netral memiliki PH=7,
larutan yang bersifat basa memiliki PH >7.
Warna pada larutan indikator pada lingkungan asam, basa, dan netral :
Fenolphtalein : asam – putih , basa – ungu , netral – putih ,
Metil red : asam – merah , basa – merah , netral – merah ,
Metil orange : asam – merah muda , basa – biru pekat ,netral – orange ,
Metil biru : asam – biru pekat, basa – biru pekat, netral – biru pekat.
1. Cara kerja
a) Teteskan masing-masing laruta asam (cuka) dan larutan basa(air kapur) pada
plat tetes,
b) Larutkan indikator alam dalam air kemudian teteskan pada masing-masing
larutan.Catatlah perubahan warna larutan,
c) Ulangi cara kerja tersebut untuk indikator alam yang lain.
2. Hasil Pengamatan
No Ekstrak bahan alam Indikator alam Kesimpulan
Asam cuka Air kapur
1 Kunyit Orange Orange-hitam
2 Buah naga Ungu Merah-kuning
3 Kulit manggis Coklat pudar Coklat pekat
4 Pandan Hijau muda Hijau pandan
5 Bunga lili Bening Hijau
6 Air jeruk Kuning-bening Kuning-kuning