Anda di halaman 1dari 3

KOLESISTITIS

No. Dokumen : / /SOP/PUSK-SKM/…./2019


No. Revisi :0
Tgl Terbit :
SOP Halaman : 3

UPT PUSKESMAS dr. NELFIANNI


SUKAMENANTI NIP. 197710142006042007

1. Pengertian Kolesistitis adalah reaksi inflamasi akut atau kronis dinding


kandung empedu. Penyebab utama kolesistitis akut adalah
batu kandung empedu (90%) yang terletak di duktus sistikus
yang menyebabkan stasis cairan empedu.
Kolesistitis akut tanpa batu merupakan penyakit yang serius
dan cenderung timbul setelah terjadinya cedera,
pembedahan, luka bakar, sepsis, penyakit-penyakit yang
parah (terutama penderita yang menerima makanan lewat
infuse dalam jangka waktu yang lama).
Kolesistitis kronis adalah peradangan menahun dari dinding
kandung empedu, yang ditandai dengan serangan berulang
dari nyeri perut yang tajam dan hebat. Penyakit ini lebih
sering terjadi pada wanita dan angka kejadiannya meningkat
pada usia diatas 40 tahun..
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah–langkah untuk
pengobatan Kolesistitis di Puskesmas Sukamenanti.
3. Kebijakan Keputusan Kepala UPT Puskesmas Sukamenanti Nomor /
/SK/PUSK-SKM/ /2019 tentang Kebijakan Pelayanan di
Puskesmas Sukamenanti.

4. Referensi Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 5 Tahun 2014


Tentang Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer.
5. Prosedur/ 1. Alat dan bahan:
langkah-langkah a. ATK
b. Rekam medis
c. Stetoskop
d. Spygmomanometer
e. Termometer
2. Petugas yang melaksanakan:
a. Perawat
b. Dokter
3. Langkah-langkah:
a. Perawat melakukan pengukuran tanda-tanda vital
b. Dokter melakukan anamnesa:
Keluhan
Kolesistitis akut:
1) Demam
2) Kolik perut di sebelah kanan atas atau epigastrium
dan teralihkan kebawah angulus scapula dexter,
bahu kanan atau yang kesisikiri, kadang meniru
nyeri angina pectoris, berlangsung 30-60 menit
tanpa peredaan, berbeda dengan spasme yang Cuma
berlangsung singkat pada kolikbilier.
3) Serangan muncul setelah konsumsi makanan besar
atau makanan berlemak di malam hari malam.
4) Flatulens dan mual

Kolesistitis kronik :
1) Gangguan pencernaan menahun
2) Serangan berulang namun tidak mencolok.
3) Mual, muntah dan tidak tahan makanan berlemak
4) Nyeri perut yang tidak jelas (samar-samar) disertai
dengan sendawa

c. Dokter melakukan pemeriksaan fisik


1) Ikterik bila penyebab adanya batu di saluran
empedu ekstrahepatik
2) Teraba massa kandung empedu
3) Nyeri tekan disertai tanda-tanda peritonitis lokal,
tanda murphy positif

d. Dokter melakukan pemeriksaan penunjang


Leukositosis

e. Dokter mendiagnosis Kolesistitis

f. Dokter membuat diagnosis banding

1) Angina pectoris
2) Appendisitis akut
3) Ulkus peptikum perforasi
4) Pankreatitis akut

g. Dokter memberi tatalaksana sesuai dengan diagnosis


Pasien yang telah terdiagnosis kolesistitis dirujuk
kefasilitas kesehatan sekunder yang memiliki dokter
spesialis penyakit dalam. Penanganan di layanan
primer, yaitu:
1) Tirah baring
2) Puasa
3) Pasang infus
4) Pemberian antibiotik

Rencana Tindak Lanjut


1) Pada pasien yang pernah mengalami serangan
kolesistitis akut dan kandung empedunya belum
diangkat kemudian mengurangi asupan lemak dan
menurunkan berat badannya harus dilihat apakah
terjadi kolesistitis akut berulang.
5) Perlu dilihat ada tidak indikasi untuk dilakukan
pembedahan

h. Dokter memberikan edukasi mengenai penyakit


Kolesistitis, penjelasan tentang rencana pengobatan
dan Keluarga diminta untuk ikut mendukung pasien
untuk menjalani diet rendah lemak dan menurunkan
berat badan.

i. Kriteria Rujuan

Pasien yang telah terdiagnosis kolesistitis dirujuk ke


spesialis penyakit dalam, sedangkan bila terdapat
indikasi untuk pembedahan pasien dirujuk pula ke
spesialis bedah.

j. Petugas melakukan dokumentasi kegiatan dilakukan

6. Diagram alir -

7. Hal-hal yang -
perlu
diperhatikan
8. Unit terkait Ruang pelayanan umum
Laboratorium
Ruang farmasi
9. Dokumen terkait Rekam Medis

10. Rekaman
historis No Halaman Yang Isi Tgl. mulai
perubahan dirubah Perubahan Diberlakukan

Anda mungkin juga menyukai