VIRUS BAKTERIAL
Disusun oleh :
Kelompok 2
1. Irene Septya Bagasnabila (1601070003)
2. Fuad Aly (1601070004)
3. Ratna Kartikaningrum (1601070005)
4. Sundari Ita Saputri (1601070006)
5. Nurlita Saraswati (1601070007)
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah
mengenai “Virus Bakterial” ini sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
Sholawat serta salam senantiasa penulis sampaikan kepada Nabi Besar
Muhammad SAW. Tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Dosen Pengampu
Mata Kuliah Mikrobiologi dan teman-teman yang telah memberikan dukungan
dalam menyeselesaikan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak
kekurangan, oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun. Semoga dengan selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.............................................................................................i
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................1
A. Latar Belakang.....................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................1
C. Tujuan............................................................................................
2
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................3
A................................................................................................................Pe
ngertian Virus Bakterial........................................................................ 3.
B...............................................................................Morfologi dan Struktur
Virus Bakterial.....................................................................................
C. Karakteristik atau Ciri-Ciri Virus Bakterial ....................................
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari pastinya kita sering mendengar tentang
beberapa penyakit seperti influenza, tipus, demam berdarah, TBC, dan lain-lain.
Penyakit itu semua merupakan akibat dari virus dan bakteri yang hamper semua
menimbulkan bahaya, walaupun pada dasarnya virus dan bakteri juga memiliki
peranan bagi keberlangsungan hidup manusia. Virus merupakan parasit
berukuran mikroskopik yang menginfeksi sel organisme biologis. Virus hanya
dapat bereproduksi didalam material hidup dengan menginvasi dan
memanfaatkan sel makhluk hidup karena virus tidak memiliki perlengkapan
selular untuk bereproduksi sendiri. Dalam sel inang virus merupakan parasit
obligat. Dan diluar inangnya menjadi benda mati. Biasanya virus mengandung
sejumlah asam nukleat (DNA atau RNA saja) yang diselubungi semacam bahan
pelindung yang terdiri atas protein, lipid, glikoprotein atau kombinasi ketiganya.
Virus Bakterial atau bakteriofage adalah virus yang menyerang bakteri.
Bakteriofage tubuhnya terdiri dari beberapa bagian, yakni ; kepala yang
berbentuk heksagonal, leher, dan ekor.
Didalam makalah ini akan kami bahas mengenai virus bacterial
(bakteriofage) yang meliputi ciri-ciri, reproduksi, habitat, serta peranan virus
bacterial dalam kehidupan sehari-hari.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian virus bakterial?
2. Bagaimana morfologi dan struktur virus bakterial?
3. Bagaimana karakteristik atau ciri-ciri virus bacterial?
4. Bagaimana reproduksi virus bakterial?
5. Apa peranan virus bakterial?
iii
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian virus bacterial.
2. Untuk mengetahui morfologi dan struktur virus bakterial.
3. Untuk mengetahui karakteristik atau ciri-ciri virus bacterial.
4. Untuk mengetahui reproduksi virus bakterial.
5. Untuk mengetahui peranan virus bakterial.
iii
BAB II
PEMBAHASAN
iii
a. Tipe yang paling rumit ini mempunyai kepala heksagonal, ekor
yang kaku dengan seludang kontraktil, dan serabut ekor.
b. Serupa dengan a, tipe ini mempunyai kepala heksagonal. Tetapi
tidak mempunyai seludang kontraktil, ekornya kaku, dan mengenai serabut
ekor, ada yang mempunyai dan ada yang tidak.
c. Tipe ini dicirikan oleh sebuah kepala heksagonal dan sebuah ekor
yang lebih pendek daripada kepalanya. Ekornya itu tidak mempunyai
seludang kontraktil dan mengenai serabut ekor, ada yang mempunyai dan
ada yang tidak.
d. Tipe ini mempunyai sebuah kepala tanpa ekor , dan kepalanya
tersusun dari kapsomer-kapsomer besar.
e. Tipe ini mempunyai sebuah kepala tanpa ekor,dan kepalanya
tersusun dari kapsomer-kapsomer kecil.
f. Tipe ini berbentuk filamen.
Tipe-tipe a, b, dan c menunjukkan morfologi yang unik bagi bakteriofage.
Tipe-tipe morfologis dalam kelompok d dan e dijumpai pula pada virus
tumbuhan dan hewan (termasuk serangga). Bentuk yang seperti filamen pada
kelompok f dijumpai pada beberapa virus tumbuhan.
Struktur fage
Fage, seperti halnya semua virus, dijumpai dalam dua bentuk struktural
yang mempunyai simetri kubus atau helikal. Pada penempilan keseluruhan,
fage kubus adalah benda padat teratur, atau lebih spesifiknya, polihedra
(tunggal, polihedron), sedangkan fage helikal berbentuk batang. Pada banyak
bakteriofag kepalanya polihedral tetapi ekornya berbentuk batang.
Fage polihedral adalah ikosahedra, yaitu kapsidnya bersegi 20, masing-
masing merupakan segitiga sama sisi. Keduapuluh segi ini bersatu membentuk
12 puncak. Pada kapsid yang paling sederhana, ada satu kapsomer pada setiap
puncak. Kapsomer ini dikelilingi oleh lima kapsomer lain. Kapsid-kapsid yang
lain bisa terdiri dari beratus-ratus kapsomer, tetapi kesemuanya itu berdasar
pada model yang sederhana ini. Kepala fage yang memanjang ini merupakan
derivatif ikosahedron.
Asam nukleat fage
Tipe morfologis fage yang berbeda-beda juga dicirikan oleh tipe asam
nukleatnya yang berbeda-beda pula. Semua fage berekor mengandung DNA
iii
berutasan ganda. Fage dengan kapsomer yang besar (kelompok d) dan yang
berbentuk filamen (kelompok f)mempunyai DNA berutasan tunggal. DNA
beberapa fage berbentuk bundar pada keadaan-keadaan tertentu. (bundar
berarti lingkaran atau sosok tertutup karena molekul-molekulnya ada dalm
bentuk kumparan logamterlipat yang terkemas di dalam kapsid). DNA fage
X174 berbentuk bundar baik pada sel virion maupun sel inang. DNA fage
lambda berbentuk lurus pada virion, tetapi ketika memasuki sel inag, ujung-
ujungnya bergabung membentuk lingkaran.
iii
Sedangkan bagian ekor berfungsi untuk memasukan DNA virus ke dalam sel
inangnya. Contohnya: virus T4 yang menyerang bakteri Eschericia coli.
iii
Terdapat dua macam cara reproduksi virus pada sel inang, yaitu melalui
siklus litik dan lisogenik. Melalui siklus litik, virus akan memperbanyak diri
dalam sel inang dan menyebabkan sel tersebut lisis. Sedangkan melalui siklus
lisogenik, materi genetik virus akan menyatu dengan materi genetik sel inang
sehingga ketika sel inang membelah materi genetik virus akan ikut mengganda
juga. Rreproduksi virus secara litik dan lisogenik akan dijelaskan di bawah ini.
1. Daur Litik
Litik atau virulen, bila fage litik menginfeksi sel dan sel tersebut
memberikan tanggapan dengan cara menghasilkan virus-virus baru dalam
jumlah yang besar, yaitu pada masa akhir inkubasi. Sel ini akan pecah atau
mengalami lisis yang akan melepaskan fage-fage baru untuk menginfeksi sel-
sel inangnya.
a. Fase adsorbsi (penempelan), pada fase ini, awalnya ditandai
dengan adanya ujung ekor menempel/melekat pada dinding sel bekteri.
Penempelan tersebut dapat terjadi apabila serabut dan ekor virus melekat
iii
pada dinding sel bakteri. Virus menempel hanya pada tempat-tempat
khusus, yakni pada permukaan dinding sel bakteri yang memiliki protein
khusus yang dapat ditempeli protein virus. Menempelnya protein virus
pada protein dinding sel bakteri itu sangat khas, mirip kunci dan gembok.
Virus dapat menempel pada sel-sel tertentu yang diinginkan karena
memiliki reseptor pada ujung-ujung serabut ekor. Setelah menempel,
virus mengeluarkan enzim lisozim (enzim penghancur) sehingga
terbentuk lubang pada dinding bakteri atau inang.
b. Fase injeksi (penetrasi), selubung (seludang) sel berkontraksi yang
mendorong inti ekor ke dalam sel melalui dinding dan membran sel,
kemudian virus tersebut menginjeksikan DNA ke dalam sel bakteri.
Namun demikian, seludang protein yang membentuk kepala dan ekor fage
tetap tertinggal di luar sel. Setelah menginjeksi kemudian akan terlepas
dan tidak berfungsi lagi.
Seperti pada gambar berikut ini:
Fase injeksi
a) Penetrasi sel inang oleh bakteriofage
b) Seludang ekor memendek intinya menembus ke dalam sel, dalam
DNA virus disuntikkan ke dalam sel
c. Fase sintesis, DNA virus yang telah di injeksikan yang
mengandung enzim lisozim ke dalam akan menghancurkan DNA bakteri,
sehingga DNA virus yang berperan mengambil alih kehidupan. Kemudian
iii
DNA virus mereplikasi diri berulang-ulang dengan cara menggandakan
diri dalam jumlah yang banyak, selanjutnya melakukan sintesis protein
dari ribosom bakteri yang akan diubah manjadi bagian-bagian kapsid
seperti kepala, ekor, dan serabut ekor.
d. Fase perakitan (pematangan), bagian-bagian kapsid kepala, ekor,
dan rambut ekor yang mula-mula terpisah selanjutnya dirakit menjadi
kapsid virus kemudian DNA virus masuk ke dalamnya, maka terbentuklah
tubuh virus yang utuh.
e. Fase litik, ketika perakitan telah selesai yang ditandai dengan
terbentuknya tubuh virus baru yang utuh. Virus ini telah mengambil alih
perlengkapan metabolik sel inang bakteri yang menyebabkan memuat
asam nukleat virus dari pada asam nukleat bakteri.
Setelah sekitar 20 menit dari infeksi awal sudah terbentuk 200
bakteriofage yang telah terakit dan sel bakteri itu pun meledak pecah
(lisis) dan melepaskan fage-fage baru/virus akan keluar untuk
mencari/menginfeksi bateri-bakteri lain sebagai inangnya, begitu
seterusnya dan memulai lagi daur hidup tersebut.
2. Daur Lisogenik
Tenang atau lisogenik, tipe ini tidak mengalami lisis (selnya pecah),
jadi asam nukleatnya dibawa dan direplikasikan di dalam sel-sel bakteri dari
satu generasi ke generasi yang lain, namun bisa secara mendadak menjadi
virulen pada suatu generasi berikutnya dan menyebabkan lisis pada sel
inangnya.
iii
Pada daur ini juga mengalami fase yang sama dengan daur litik, yaitu melalui fase
adsorbsi dan fase injeksi. Selanjutnya, akan mengalami fase-fase berikut.
a. Fase penggabungan, karena DNA bakteri terinfeksi DNA virus, hal
tersebut akan mengakibatkan benang ganda berpilin DNA bakteri menjadi
putus, selanjutnya DNA virus menyisip di antara putusan dan menggabung
dengan benang bakteri. Dengan demikian, bakteri yang terinfeksi akan
memiliki DNA virus.
b. Fase pembelahan, karena terjadi penggabungan, maka DNA virus
menjadi satu dengan DNA bakteri dan DNA virus menjadi tidak aktif disebut
profage. Dengan demikian, jika DNA bakteri melakukan replikasi, maka DNA
virus yang tidak aktif (profage) juga ikut melakukan replikasi. Misalnya,
apabila DNA bakteri membelah diri terbentuk dua sel bakteri, maka DNA virus
juga identik membelah diri menjadi dua seperti DNA bakteri, begitu
seterusnya. Dengan demikian jumlah profage DNA virus akan mengikuti
jumlah sel bakteri inangnya.
c. Fase sintesis, dalam keadaan tertentu jika DNA virus yang tidak aktif
(profage) terkena zat kimia tertentu atau terkena radiasi tinggi, maka DNA
virus akan menjadi aktif kemudian menghancurkan DNA bakteri dan
memisahkan diri. Selanjutnya, DNA virus tersebut mensintesis protein sel
bakteri (inangnya) untuk digunakan sebagai kapsid bagi virus-virus baru dan
sekaligus melakukan replikasi diri menjadi banyak.
iii
d. Fase perakitan, kapsid-kapsid dirakit menjadi kapsid virus yang utuh,
yang berfungsi sebagai selubung virus. Kapsid baru virus terbentuk.
Selanjutnya, DNA hasil replikasi masuk ke dalamnya guna membentuk virus-
virus baru.
e. Fase litik, fase ini sama dengan daur litik. Setelah terbentuk bakteri virus
baru terjadilah lisis sel. Virus-virus yang terbentuk berhamburan keluar sel
bakteri guna menyerang bakteri baru. Dalam daur selanjutnya virus dapat
mengalami daur litik atau lisogenik, demikian seterusnya.
iii
memanfaatkan bakteri (misalnya pembuatan keju, dan produksi antibiotic),
terinfeksinya bakteri yang bersangkutan oleh fage dapat menyebabkan kerugian
ekonomi yang besar. Pengendalian yang baik terhadap infeksi-infeksi semacam itu
diperlukan untuk menjaga pengelolaan yang efisien.
iii
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Virus Bakterial atau bakteriofage adalah virus yang menyerang bakteri.
Mikroskop elektron telah memungkinkan ditemukannya ciri-ciri struktural virus
bakterial. Semua fage mempunyai inti asam nukelat yang ditutupi oleh selubung
protein, atau kapsid. Kapsid ini tersusun dari sub unit-sub unit morfologis (seperti
tampak pada mikroskop elektron) yang disebut kapsomer. Kapsomer terdiri dari
sejumlah subunit atau molekul protein yang disebut protomer.
Bakteriofage tubuhnya terdiri dari beberapa bagian, yakni ; kepala yang
berbentuk heksagonal, leher, dan ekor. Terdapat dua macam cara reproduksi virus
pada sel inang, yaitu melalui siklus litik dan lisogenik. Melalui siklus litik, virus
akan memperbanyak diri dalam sel inang dan menyebabkan sel tersebut lisis.
Sedangkan melalui siklus lisogenik, materi genetik virus akan menyatu dengan
materi genetik sel inang sehingga ketika sel inang membelah materi genetik virus
akan ikut mengganda juga.
Salah satu peranan bakteriofage bagi kehidupan adalah untuk membuat
antitoksin. Para ahli memanfaatkan dengan menggabungkan sifat-sifat DNA yang
menguntungkan antara virus dengan gen lain sehingga sifat yang menguntungkan
tersebut akan dimiliki oleh bakteri yang diinfeksi. Contohnya, DNA virus
digabungkan dengan DNA manusia yang memiliki sifat antitoksin (pelawan
racun/penyakit).
iii
DAFTAR PUSTAKA
iii