Disusun Oleh:
PURWANDI
EUIS TRESNAWATI
EDO PRASETYA
NIA KURNIASIH
BUDI LUHUR-CIMAHI
2019
Kata Pengantar
Dengan mengucapkan puji syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
serta hidayah-Nya sehingga penulisan makalah tentang “Asuhan Keperawatan Pasien Kanker
Dengan Pemberian Kemoterapi” bisa selesai dengan tepat waktu. Adapun penulisan makalah ini
sebagai tugas diskusi kelompok. Kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penulisan makalah ini. Tanpa adanya bantuan dari semua pihak, makalah ini
tidak akan selesai pada tepat waktu.
Dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna . Maka dari itu kami masih
membutuhkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak. Dan semoga dengan adanya
makalah ini bisa bermanfaat bagi semua pihak, Amin .
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
Penyakit kanker merupakan salah satu penyakit yang paling menakutkan dan mencemaskan
bagi setiap orang. Pasien yang menderita kanker akan menjalani perawatan yang lama, prosedur
pemeriksaan yang berbagai macam dan efek pengobatan yang tidak menyenangkan. Belum lagi
dampak sosial ekonomi yang bukan hanya ditanggung pasien tapi juga keluarganya. Dari sisi
psikologis dan spiritual pasien juga tentunya terganggu, bahkan sebagian orang menganggap
Semakin lama penderita kanker semakin meningkat. Untuk prevalensi penyakit kanker di
Indonesia, secara keseluruhan memiliki persentase 1,4 per seribu penduduk atau sama dengan
330 ribu orang. Dengan perincian menurut provinsi, posisi paling tinggi terdapat di DI
Yogyakarta dengan 4,1‰, lalu di Jawa tengah dengan 2,1‰, diikuti oleh bali dengan 2‰, dan
DKI Jakarta serta Bengkulu masing-masing 1,9‰. (Riskesdas 2013). Namun karena registrasi
kanker di negara kita belum berjalan dengan baik, maka angka sesungguhnya kemungkinan lebih
tinggi.
Menurut Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) tahun 2010, Jumlah pasien kanker payudara
merupakan yang paling tinggi yaitu 12.014 orang, disusul oleh pasien kanker serviks 5.349
orang, pasien kanker darah (Leukemia) 4.342 orang, pasien kanker lipoma 3.486 orang dan
pasien kanker paru-paru sebanyak 3.244 orang. Perempuan lebih banyak terkena kanker
dibanding pada laki-laki, pada perempuan persentasenya mencapai angka 2,2‰ sedangkan pada
A. Definisi Kemoterapi
Secara bahasa kemoterapi berasal dari kata ‘chemical’ (kimia) dan therapy (pengobatan)
artinya pengobatan dengan menggunakan zat-zat kimia. Namun secara istilah kemoterapi adalah
pengobatan pada penyakit kanker dengan menggunakan preparat anti neoplastik yang berkhasiat
membunuh dan menghambat pertumbuhan sel-sel kanker dengan mengganggu metabolisme dan
Kemoterapi banyak dilakukan sebagai salah satu modalitas terapi kanker disamping
pembedahan (surgery) dan radioterapi. Namun tidak seperti pembedahan/ radioterapi yang
bersifat lokal, kemoterapi bersifat sistemik karena beredar ke seluruh sistem tubuh. Kerugian
pemberian kemoterapi adalah karena selain membunuh sel-sel kanker, juga akan merusak sel-sel
sehat yang berproliferasi secara cepat seperti folikel rambut, mukosa, produksi sel-sel darah di
sumsum tulang dan organ reproduksi. Inilah yang menimbulkan berbagai efek samping seperti
kerontokan rambut, sariawan, diare, pansitopenia dan infertilitas. Namun sebagian besar efek
Pada sejarah awalnya penggunaan kemoterapi hanya digunakan satu jenis sitostatika, namun
dalam perkembangannya kini digunakan kombinasi sitostatika atau disebut regimen kemoterapi,
dalam usaha meningkatkan efektifitas pengobatan. Penggunaan obat kombinasi ini apabila sudah
melalui riset mengenai khasiat dan efek sampingnya dan disahkan oleh kementerian kesehatan di
suatu negara maka akan menjadi regimen standar negara tersebut, sedangkan bila masih dalam
1. Membasmi sel-sel kanker sampai ke akar-akarnya, sampai ke lokasi yang tidak terjangkau pisau
bedah.
Kemoterapi sebagai terapi utama missal pada kasus kanker non solid (hematologi) seperti
leukimia
2. Adjuvant
Kemoterapi sebagai terapi tambahan dan diberikan setelah terapi utama misal pada kanker
3. Neo adjuvant
Kemoterapi sebagai terapi tambahan dan diberikan sebelum terapi utama biasanya bertujuan
4. Radiosensitizer
1. Inhibitor Mitosis
Inhibitor mitosis berasal dari divat alkaloid tanaman dan produk alam lainnya. Kemoterapi jenis
ini bekerja dengan cara menghentikan proses mitosis dan menghambat reproduksi sel.
Kemoterapi jenis ini dapat digunakan untuk mengobati berbagai macam kanker.
2. Antibiotik Antitumor
Antibiotik antitumor, seperti anthracyclines, adalah antibiotik yang ditujukan untuk menyerang
tumor. Kemoterapi jenis ini memiliki cara kerja dengan mempengaruhi enzim yang terlibat
dalam proses replikasi DNA. Namun menurut American Cancer Society dosis tinggi
3. Agen Alkylating
Cara kerja agen alkylating adalah dengan merusak DNA sel kanker secara langsung, sehingga
mencegah sel kanker berkembang biak dan efektif untuk semua fase siklus sel. Agen Alkylating
dapat digunakan untuk mengobati berbagai jenis kanker, termasuk penyakit Hodgkin, multiple
myeloma, leukemia akut dan kronis, lymphoma, kanker paru-paru, kanker payudara, dan kanker
ovarium.
4. Antimetabolites
Antimetabolites digunakan untuk mengobati berbagai jenis leukemia, serta tumor yang
ditemukan di saluran payudara, ovarium, dan usus. Cara kerja antimetabolites adalah dengan
merusak sel-sel kanker selama fase S, sehingga tidak memungkinkan sel kanker untuk hidup atau
berkembang.
5. Kortikosteroid
Kortikosteroid sering digunakan untuk mencegah muntah atau reaksi alergi yang berhubungan
dengan kemoterapi. Namun, American Cancer Society juga menyebutkan bahwa kortikosteroid
juga terkadang dapat digunakan untuk langsung membunuh sel kanker atau memperlambat
pertumbuhan sel kanker. Kemoterapi jenis ini terdiri dari hormon alami dan obat yang
menyerupai hormon.
1. Oral
Pemberian per oral biasanya adalah obat Leukeran®, Alkeran®, Myleran®, Natulan®, Puri-
netol®, hydrea®, Tegafur®, Xeloda®, Gleevec®. Tekankan pentingnya untuk mengikuti jadwal
Pemberian sub kutan sudah sangat jarang dilakukan, biasanya adalah L-Asparaginase, hal ini
sering dihindari karena resiko syok anafilaksis. Pemberian per IM juga sudah jarang dilakukan,
3. Topikal
Pakai sarung tangan dan pastikan untuk mencuci tangan setelah prosedur. Hati-hati agar pasien
tidak menyentuh area pemberian salep topikal. Anjurkan pasien untuk memakai pakaian katun
dan longgar.
4. Intra arterial.
Memerlukan penempatan kateter pada arteri yang dekat dengan tumor, karena adanya tekanan
arteri, berikan obat dalam larutan yang dicampur heparin dengan mengunakan infus pump.
Selama infus pantau tanda-tanda vital, warna dan suhu ektremitas, dan kemungkinan perdarahan
5. Intrakavitas
Masukkan obat kedalam kandung kemih melalui kateter dan atau melalui selang dada ke dalam
rongga pleura. Ikuti dosis premedikasi yang telah ditentukan untuk meminimalkan kemungkinan
iritasi lokal yang disebabkan oleh obat-obat yang diberikan secara intrakavitas.
6. Intraperitoneal.
Berikan obat dalam rongga abdomen melalui port yang ditanam (implantable) dan atau kateter
suprapubik eksternal. Pantau pasien terhadap tekanan abdomen, nyeri, demam dan status
elektrolit. Ukur dan catat lingkar perut selama 48 jam. Hangatkan larutan infus (dengan
7. Intratekal.
Diberikan ke dalam canalis medulla spinalis untuk memusnahkan tumor dalam cairan otak
(liquor cerebrospinalis) antara lain MTX, Ara.C. Obat diberikan melalui prosedur pungsi lumbal.
Volume obat yang dimasukkan adalah 15 cc atau kurang. Encerkan obat dengan saline normal
yang bebas pengawet. Obat harus disuntikkan pelan-pelan pantau tanda vital dan keadaan umum
8. Intravena
Kebanyakan sitostatika diberikan dengan cara ini, dapat berupa bolus IV pelan-pelan sekitar 2
menit, dapat pula per drip IV sekitar 30 – 120 menit, atau dengan continous drip sekitar 24 jam
o Tekanan Darah Sistolik antara 100-160 mmHg dan diastolik antara 75-95 mmhg
o Pasien telah mendapat penjelasan dari dokter onkologi dan telah mengerti tujuan & efek samping
o Diagnosa kanker telah pasti ditegakkan yaitu dari hasil pemeriksaan patologi anatomi.
Kemoterapi tidak boleh dikerjakan pada pasien tumor jinak atau baru dicurigai keganasan
o Hasil laboratorium darah rutin Hb >10gr%, leukosit > 3000/mm trombosit > 150.000/mm,
o Depresi sumsum tulang berat dilihat dari hasil laboratorium darah rutin terakhir
(anemia/leukopenia/trombositopenia)
o Kehamilan
o Gangguan psikiatri
G. Persiapan Kemoterapi
1. Persiapan Pasien
o Edukasi cara mengatasi efek samping baik di rumah sakit maupun saat di rumah
o Kaji support system dari pasangan, keluarga, masyarakat dan fasilitas kesehatan
o Jaminan kesehatan yang digunakan oleh pasien juga perlu diketahui mengingat biaya pengobatan
kemoterapi yang mahal akan memberatkan pasien secara ekonomi bila tanpa jaminan kesehatan /
biaya sendiri
2. Persiapan Berkas
o Hasil pemeriksaan laboratorium : darah rutin, faal ginjal (ureum/creatinin), faal hati
o Jadwal kemoterapi
3. Persiapan Obat
o Pencampuran dengan alat khusus di ruangan tertutup oleh tenaga farmasi terlatih
H. Pemberian Kemoterapi
1. Terima pasien dari rawat inap atau rawat jalan (One Day Care)
4. Apabila kondisi pasien memenuhi syarat untuk dilakukan pemberian obat kemoterapi, cek form
pencampuran obat sitostatika yang telah dibuat oleh dokter, pastikan semuanya terisi lengkap
dan benar,
5. Serahkan Form pencampuran obat ke bagian handling obat sitostatika, dan lakukan dobel cek.
8. Pakai APD lengkap (Gaun, Sepatu bot, Masker, Tutup Kepala, Kacamata/ Google, sarung
tangan)
9. Terima obat sitostatika yang telah dilakukan pencampuran oleh petugas Farmasi. Lakukan dobel
cek.
11. Pastikan kepatenan aliran infus, dan ulang setiap 2 jam atau setiap pergantian obat.
13. Buka proteksi lengkap, buang alat yang disposibel pada tempat sampah sitostatika.
14. Cuci tangan memakai sabun dan bilas dengan air bersih.
1. Immediate
Efek samping yang terjadi segera setelah kemoterapi, dari beberapa jam sampai beberapa hari
setelah kemoterapi.
Contoh : nausea/ vomiting, local tissue necrosis, phlebitis, hiperuricemia, skin rash, anaphylaxis,
2. Early
Efek samping yang terjadi beberapa hari sampai beberapa minggu setelah kemoterapi.
3. Delayed
Efek samping yang terjadi beberapa minggu sampai beberapa bulan setelah kemoterapi.
MP)
4. Late
Efek samping yang terjadi beberapa bulan sampai beberapa tahun setelah kemoterapi.
Contoh : sterility, premature menopause, acute leukemia, lymphoma, solid tumor, hepatic
Obat-obat yang bersifat toksik pada paru antara lain : bleomycin, busulfan, carmustine
o Kardiotoksik
Obat-obat yang bersifat toksik pada jantung antara lain : cyclophosphamide, doxorubicin,
o Neurotoksik
Obat-obat yang bersifat toksik pada persarafan antara lain : vincristine, vinblastine, dosis tinggi
o Hepatotoksik
Obat-obat yang bersifat toksik pada hepar antara lain : Adriamycin, asparaginase, methotrexate,
J. Ekstravasasi
1. Definisi
Ekstravasasi adalah terjadinya infiltrasi obat kemoterapi yang vesikan atau iritan dari vena ke
jaringan sekitarnya.
Vesikan adalah obat kemoterapi yang mengakibatkan kerusakan jaringan. Misalnya obat
Iritan adalah obat kemoterapi yang menyebabkan rasa sakit pada lokasi penusukan sepanjang
vena dengan atau tanpa inflamasi. Misalnya obat etoposide, carmustine, plicamycin,
2. Faktor Resiko Ekstravasasi
o Kelemahan Vena
o Jenis kanul
o Oedema
3. Pencegahan Ekstravasasi
o Sarankan pasien melaporkan rasa nyeri di tempat penusukan saat pemberian obat
4. Penanganan Ekstravasasi
o Masukkan dexamethason injeksi 1 ml secara subcutan searah jarum jam apabila memungkinkan
o Evaluasi
o Dokumentasikan
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
o Identitas
o TB dan BB
o Riwayat alergi
o Karnofsky Score
o Psikososiospiritual
o Informed Consent
2. Intra Kemoterapi
o Evaluasi tetesan
o Observasi daerah tusukan infus, waspadai gejala ekstravasasi (bengkak/ merah/ nyeri)
o Mual / muntah
1. Kurang pengetahuan
o Anjurkan pasien untuk melaporkan bila terjadi gejala alergi/ ekstravasasi selama pemberian
kemoterapi
2. Ansietas
o Lakukan pendekatan
o Berikan obat premedikasi dan kemoterapi sesuai protokol pemberian dari dokter onkologi
o Anjurkan pasien untuk melaporan bila timbul gejala alergi (sesak napas, dada berdebar, gatal dll)
5. Resti infeksi
o Pantau TTV
6. Perubahan nutrisi
o Pantau BB
7. Diare
9. Resti ekstravasasi
o Beri penjelasan alopesia hanya sementara dan akan tumbuh kembali selesai program kemo
o Anjurkan pasien ikut dalam paguyuban pasien kemoterapi agar bisa sharing dengan sesama
penderita
BAB IV
KESIMPULAN
Kemoterapi bisa menjadi pengalaman traumatis bagi pasien kanker karena banyaknya efek
samping yang ditimbulkan. Karena itu tak jarang beberapa pasien drop out dari program
memperhatikan aspek fisik pasien tetapi juga psikososiospiritual dan melibatkan orang-orang
sekitar pasien. Senyum, caring dan kesiapan perawat untuk selalu membantu dan mendengar
keluh kesah pasien akan meningkatkan kepuasan pasien akan pelayanan keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA
Barbara, Holmes, et al. 2011. Cancer Nursing : Principles and Practice 7th Ed. By Jones And
Bartlett Publishers, USA
Musrini, SST. Peran Perawat Dalam Pemberian Kemoterapi. RSUD Dr Soetomo Surabaya
Eli Subekti, S.Kep, Ns. Prosedur dan Cara Pemberian Kemoterapi RSUP Dr Kariadi Semarang
http://www.pasienkanker.my.id/2015/12/penyakit-kanker-di-indonesia.html
http://www.perawatkemo.blogspot.com