Anda di halaman 1dari 31

RATIO KEPENDUDUKAN

Rasio adalah perbandingan dua perangkat, yang dinyatakan dalam suatu


satuan tertentu. Dalam pengerjaannya, rasio adalah perbandinagan dikalikan 100.
Ukuran rasio ini sangat sering dipergunakan. Ada beberapa pengukuran rasio yang
sering dipergunakan, diantaranya:
o Rasio Jenis Kelamin
Rasio adalah perbandingan dua perangkat, yang dinyatakan dalam suatu
satuan tertentu. Kalau jumlah laki-laki dinyatakan dengan simbol a, dan jumlah
perempuan dengan simbol b, maka rasio jenis kelamin (sex ratio) dapat ditulis dengan
rumus:
SR = a/b x k
k = konstanta besarnya sama dengan 100
atau dapat pula dikatakan bahwa rasio adalah perbandingan dikalikan 100.
Contoh :
Jumlah penduduk Indonesia tahun 1990 sebesar 179,3 juta terdiri dari 89,4
juta laki-laki dan 89,9 juta perempuan.
Rasio jenis kelamin penduduk Indonesia tahun 1990, adalah sebagai berikut.
SR = 89,4 juta/89,9 juta x 100 = 99
o Rasio Jenis Kelamin Menurut Umur
Rasio jenis kelamin dapat pula dibuat berdasarkan kelompok umur. Rasio
jenis kelamin (SR) menurut kelompok umur dapat dituliskan dengan rumus sebagai
berikut:
SRI = Mi/Fi x k
Ket:
SRi = rasio jenis kelamin pada umur atau golongan umur i tahun
Mi = jumlah penduduk laki-laki pada umur atau golongan umur i tahun
Fi = jumlah penduduk perempuan pada umur atau golongan umur i tahun
k = konstanta, biasanya nilainya 100
o Rasio Menurut Jenis Kelamin Kelahiran
Rasio jenis kelamin kelahiran sering digunakan untuk menghitung jumlah
kelahiran bayi laki-laki dan kelahiran bayi perempuan apabila hanya diketahui angka
kelahiran total (laki-laki+perempuan).Rasio jenis kelamin kelahiran (Sex Ratio at
Birth) ini dapat dituliskan dengan rumus:

1
SRB = BM/BF x k
Ket:
SRB = Rasio jenis kelamin kelahiran
BM = Kelahiran bayi laki-laki
BF = Jumlah kelahiran bayi perempuan
k = konstanta (umumnya nilainya 100)
o Rasio Anak Perempuan
adalah perbandingan antara anak, yaitu jumlah penduduk usia subur (usia melahirkan
atau usia reproduksi) yaitu umur 15 tahun sampai dengan 49 tahun. Dalam bentuk
rumus, rasio anak perempuan dinyatakan sebagai berikut:
CWR = P(0-4)/Pf(15-49) x k
CWR = Rasio Anak Perempuan (Child Women Ratio)
P(1-4) = Jumlah penduduk usia di bawah 5 tahun
Pf(15-49) = Jumlah penduduk perempuan usia 15-49 tahun
k = angka konstanta, dalam rumus ini biasanya bernilai 100
o Rasio Beban Tanggungan
Perbandingan antara penduduk usia tidak produktif terhadap yang produktif.
d.r = ( P 0-14) + (P65+) x K
(P15-64)
Keterangan :
d.r = dependency ratio
p = jumlah populasi usia tertentu
k = konstanta, biasanya kasus kontrol = 100 (%)
Dalam data diatas, yaitu data mengenai Jumlah Kejadian Kecelakaan Lalu
Lintas Dan Rasio Korban Luka Dan Meninggal Terhadap Jumlah Penduduk Provinsi
Jawa Tengah Tahun 2006, Rasio yang dipergunakan adalah Rasio korban luka, baik
luka berat maupun luka ringan dan korban meninggal terhadap jumlah penduduk
Propinsi Jawa Tengah. Adapun rasio per 100.000 penduduk adalah105,20.

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Masalah kependudukan merupakan masalah yang penting dalam
pembangunan suatu negara. Informasi tentang jumlah penduduk serta komposisi
penduduk menurut umur, jenis kelamin, pendidikan, tempat tinggal, pekerjaan
penting diketahui terutama untuk mengembangkan perencanaan pembangunan
manusia, baik itu pembangunan ekonomi, sosial, politik, lingkungan dan lain-lain
yang terkait dengan peningkatan kesejahteraan manusia.
Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk keempat terbesar di
dunia. Data tentang jumlah penduduk dapat diketahui dari hasil Sensus Penduduk
(SP). Sensus penduduk yang telah dilakukan selama ini adalah SP 1930, SP 1961, SP
1971, SP 1980, SP 1990, SP 2000, dan yang saat ini sedang berlangsung Sensus
Penduduk 2010. Untuk memenuhi kebutuhan data antara dua sensus, Badan Pusat
Statistik melaksanakan Survey Penduduk Antar Sensus (Supas) tiap-tiap tahun yang
akhiran dengan angka lima, kecuali Supas 1976. Selama ini telah dilaksanakan Supas
1985, Supas 1995 dan yang terakhir adalah Supas 20051.
Desa Situdaun, Kecamatan Tenjolaya, Kabupaten Bogor merupakan salah
satu wilayah desa di Indonesia dengan jumlah penduduk yang padat. Padahal luas
wilayah desa tersebut tidak sebanding dengan jumlah penduduk yang ada. Hal ini
tentu saja akan berpengaruh dalam pembangunan di desa tersebut. Oleh sebab itu
makalah dengan topik “Analisis Perkembangan Data Kependudukan dan
Demografi Penduduk (Kasus Desa Situdaun, Kecamatan Tenjolaya, Kabupaten
Bogor, Propinsi Jawa Barat Tahun 2008 dan 2009)” ini diangkat untuk
mengetahui permasalahan tentang perkembangan kependudukan dan demografi di
Desa Situdaun.

1
Anonim. -. Data Statistik Indonesia [http://www.datastatistik-
indonesia.com/content/view/200/200/] diakses pada tanggal 2 Juni 2010.

3
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belaang yang telah kami uraikan di atas, perumusan
masalah yang dapat diidentifikasi adalah:
1. Bagaimana gambaran umum Desa Situdaun?
2. Bagaimana mekanisme registrasi dan apa saja kendala yang dihadapi dalam
pelaksanaan registrasi penduduk di Desa Situdaun?
3. Bagaimana perkembangan, persebaran dan kepadatan penduduk Desa Situdaun?
4. Bagaimana data dan struktur penduduk di Desa Situdaun bila dilihat dari
berbagai aspek?

1.3. Tujuan Penulisan


Tujuan penulisan makalah ini berdasarkan latar belakang yang telah
dikemukakan diatas adalah:
1. Mengetahui gambaran umum dan keadaan Desa Situdaun.
2. Menganalisis mekanisme registrasi dan kendala-kendala dalam pelaksanaannya di
Desa Situdaun.
3. Menganalisis perkembangan, persebaran dan kepadatan penduduk di Desa
Situdaun.
4. Menganalisis dan menjelaskan data dan struktur penduduk di Desa Situdaun dari
berbagai aspek.

1.4. Manfaat Penulisan


Makalah ini diharapkan dapat memberikan gambaran kependudukan dan
demografi yang terjadi di Desa Situdaun serta manfaat bagi akademisi dalam
menambah pengetahuan tentang kependudukan dan sebagai bahan referensi. Selain
itu makalah ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pemerintah sebagai pembahasan
lebih lanjut dalam hal kependudukan.

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi Demografi


Kependudukan atau demografi adalah ilmu yang mempelajari dinamika
kependudukan manusia. Meliputi di dalamnya ukuran, struktur, dan distribusi
penduduk, serta bagaimana jumlah penduduk berubah setiap waktu akibat kelahiran,
kematian, migrasi, serta penuaan. Analisis kependudukan dapat merujuk masyarakat
secara keseluruhan atau kelompok tertentu yang didasarkan kriteria seperti
pendidikan, kewarganegaraan, agama, atau etnisitas tertentu2.
Sumber-sumber data kependudukan/demografi yang pokok ialah sensus,
sistem registrasi kejadian-kejadian vital, registrasi penduduk dan survei-survei
terbatas atau survei sampel. Sumber lain sebagai tambahan yang sering berguna
adalah catatan-catatan dan dokumen-dokumen instansi pemerintah. Diantara sumber-
sumber ini, sensus merupakan sumber data yang paling utama di berbagai Negara,
terlebih-lebih di Negara berkembang.

2.2. Komponen Demografi


1. Mortalitas
Mortalitas adalah ukuran jumlah kematian (umumnya, atau karena akibat
yang spesifik) pada suatu populasi, skala besar suatu populasi, per dikali satuan.
Mortalitas khusus mengekspresikan pada jumlah satuan kematian per 1000 individu
per tahun, hingga, rata-rata mortalitas sebesar 9,5 berarti pada populasi 100.000
terdapat 950 kematian per tahun. Mortalitas berbeda dengan morbiditas yang merujuk
pada jumlah individual yang memiliki penyakit selama periode waktu tertentu3.
2. Fertilitas
Fertilitas atau kelahiran merupakan salah satu faktor penambah jumlah
penduduk disamping migrasi masuk. Kelahiran bayi membawa konsekuensi

2
Wikipedia. -. Demografi [http://id.wikipedia.org/wiki/Demografi] diakses pada tanggal 2 Juni 2010.
3
Wikipedia. -.Mortalitas [http://id.wikipedia.org/wiki/Mortalitas] diakses pada tanggal 2 Juni 2010.

5
pemenuhan kebutuhan tumbuh kembang bayi tersebut, termasuk pemenuhan gizi dan
kecukupan kalori, perawatan kesehatan. Pada gilirannya, bayi ini akan tumbuh
menjadi anak usia sekolah yang menuntut pendidikan, lalu masuk angkatan kerja dan
menuntut pekerjaan. Bayi perempuan akan tumbuh menjadi remaja perempuan dan
perempuan usia subur yang akan menikah dan melahirkan bayi4.
3. Migrasi
Migrasi adalah peristiwa berpindahnya suatu organisme dari suatu bioma ke
bioma lainnya. Dalam banyak kasus, organisme bermigrasi untuk mencari sumber-
sumber cadangan makanan yang baru untuk menghindari kelangkaan makanan yang
mungkin terjadi karena datangnya musim dingin atau karena overpopulasi.5

2.3. Sensus Penduduk dan Sistem Registrasi Penduduk


Sensus diartikan sebagai perhitungan penduduk yang mencakup wilayah suatu
negara (Baclay dalam Rusli, 1995). Kegiatan ini dilakukan dengan cara pencacahan
langsung ke setiap rumah tangga. Sensus dilakukan antara lain dengan cara:

 Sistem de jure, yaitu mencacah penduduk menurut tempat tinggal tetap.


 Sistem de facto, yaitu melakukan pencacahan di tempat orang tersebut ditemukan
saat pelaksanaan sensus.
 Sistem kombinasi dari keduanya.
Sistem registrasi penduduk dipelihara oleh pemerintah setempat dengan
pencatatan kelahiran, kematian, adopsi, perkawinan, perceraian, perubahan pekerjaan,
perubahan nama, dan perubahan tempat tinggal.

4
Anonim. -. Fertilitas [http://www.scribd.com/doc/13199536/fertilitas] diakses pada tanggal 2 Juni
2010.
5
Wikipedia. -. Migrasi [http://id.wikipedia.org/wiki/Migrasi] diakses pada tanggal 2 Juni 2010.

6
2.4. Permasalahan Demografi
Mukhlason (2010)6 mengidentifikasi beberapa permasalahan demografi,
antara lain:

1. Sebaran Migrasi dan Profesi


Dalam hal ini Mukhlason memberi gambaran bahwa kebanyakan masyarakat
dari desa bermigrasi ke kota karena lapangan pekerjaan di kota lebih banyak dari
pada di desa. Dari gambaran ini terlihat adanya ketidakmerataan sebaran penduduk
akibat migrasi serta adanya ketidakmerataan jumlah lapangan pekerjaan antara kota
dan desa.

2. Kendala Kependudukan
Akibat adanya migrasi dari desa ke kota, desa mengalami kelangkaan jumlah
penduduk. Hal ini menjadi penyebab lambatnya pembangunan dan kenaikan tingkat
kesejahteraan. Rumah tangga yang dahulunya memiliki warga rata-rata 5 orang, kini
semakin berkurang seiring semakin dewasanya anak-anak. Dengan fasilitas
pendidikan yang terbatas serta fasilitas untuk mencari penghidupan yang sedemikian
rupa, orang tua yang berorientasi pada masa depan selalu mengirimkan anak-anaknya
untuk mencari ilmu dan nafkah di daerah lain yang memungkinkan.
Selain terbatasnya fasilitas, keberhasilan program Keluarga Berencana yang
digalakkan pada masa orde baru cukup memberi andil pada pengurangan jumlah
penduduk. Permasalahan lain, adalah semakin banyaknya populasi lansia yang tidak
diimbangi oleh penduduk usia produktif. Ini berakibat pada semakin berkurangnya
tenaga-tenaga yang biasa mengerjakan profesi pertanian dan perkebunan. Padahal
rata-rata penduduk desa memiliki lahan perumahan, perkebunan atau persawahan
yang tentunya tidak bisa dikerjakan sendiri.

3. Konversi Lahan

6
Mukhlason. 2010. Permasalahan Demografi, Sebaran Tidak Merata
[http://mukhlason.wordpress.com/2010/04/19/permasalahan-demografi-sebaran-penduduk-yang-
tidak-merata/, 19 April 2010] diakses pada tanggal 1 Juni 2010.

7
Lahan yang dulunya digunakan untuk lahan pertanian, saat ini telah beralih
fungsi menjadi lahan pemukiman dan industri. Dengan keterbatasan jumlah lahan,
manusia semakin kesulitan memenuhi kebutuhannya, terutama kebutuhannya akan
pangan. Hal ini dikarenakan lahan yang tadinya berupa sawah, ladang, dan
perkebunan telah dialihfungsikan. Hal ini sesuai dengan hukum Maltus yang
berbunyi
“Penduduk cenderung tumbuh secara "deret ukur" (misalnya, dalam
lambang 1, 2, 4, 8, 16 dan seterusnya) sedangkan persediaan makanan
cenderung bertumbuh secara "deret hitung" (misalnya, dalam deret 1, 2, 3,
4, 5, 6, 7 dan seterusnya). Dalam terbitan belakangan Malthus berkata
bahwa penduduk cenderung bertumbuh secara tak terbatas hingga
mencapai batas persediaan makanan. Malthus berkesimpulan bahwa
kuantitas manusia akan kejeblos ke dalam kemiskinan dan kelaparan”7

2.5. Usaha-usaha Pemerintah Mengatasi Pertambahan Penduduk8


1. Program KB
Keluaga Berencana adalah suatu program yang dilaksanakan untuk
membangun keluarga yang sejahtera dengan jalan mengurangi angka kelahiran anak.
Adapun anjuran KB adalah dengan memiliki dua anak, baik laki-laki maupun
perempuan. Program KB dimaksudkan untuk menekan laju pertambahan penduduk.
Dalam pengertian secara efektif untuk mencegah kehamilan. Dengan penggunaan
alat-alat kontrasepsi.
2. Sosialisasi Perencanaan Pernikahan yang Matang
Meningkatnya usia kawin dan kemajuan pendidikan mempengaruhi pula
pertambahan penduduk di Indonesia. Semakin rendah usia kawin seorang wanita
maka semakin tinggi tingkat fertilitasnya, sedangkan semakin tinggi usia kawin
seorang wanita maka akan semakin rendah tingkat fertilitasnya.

7
Anonim. 2010. Tokoh Thomas Malthus [http://tokoh-ilmuwan-
penemu.blogspot.com/2009/07/tokoh-thomas-malthus.html, 30 Mei 2010] diakses pada tanggal 1
Juni 2010.
8
Yuni dan Wijaya. 2010. Pertumbuhan Penduduk [http://yuni-
wijaya.blogspot.com/2010/05/hubungan-pertumbuhan-penduduk-dengan.html 10 Mei 2010] diakses
pada tanggal 1 Juni 2010.

8
Faktor paling dominan dalam meningkatnya usia pernikahan/perkawinan adalah
meningkatnya pendidikan kaum wanita. Pendidikan mempengaruhi pola pergaulan,
pemilihan jodoh, dan umur perkawinan. Semakin tinggi pendidikan seorang wanita
maka mereka akan berpikir matang untuk melakukan pernikahan, mereka tidak lagi
takut ketinggalan dalam hal karier dengan kaum pria, tidak lagi takut dengan
anggapan tidak laku dan mereka akan tegas pula dalam pengambilan keputusan
apabila wanita tersebut sudah menikah.
3. Sosialisasi Kepada Kaum Remaja Tentang “SAY NO FREE SEX”
Sejalan dengan perubahan-perubahan sosial, ekonomi, politik, dan
komunikasi dewasa ini, terjadi perubahan-perubahan mengenai perilaku sex dan
norma-norma sex. Di Indonesia secara umum kecenderungan ke arah yang lebih
permisif dalam hal sex, baik remaja maupun golongan umur yang lebih tinggi terus
berlangsung, baik di tingkat individu dan masyarakat. Konsekuensi dari hal itu adalah
remaja pada masa kini jauh lebih banyak mendapatkan rangsangan sex daripada
remaja 10 tahun yang lalu. Maka pemerintah mengadakan tindakan sosialisasi ke
SMP dan SMA yang ada di Indonesia, tentang apa itu free sex, dan bahaya-
bahayanya bagi remaja.

9
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian


Jenis penelitian yang kami lakukan adalah penelitian kualitatif dan kuantitatif.
Metode kualitatif yang kami gunakan adalah melakukan wawancara terhadap orang-
orang yang kami anggap memiliki informasi mengenai objek penelitian kami. Selain
itu, kami juga menggunakan metode kuantitatif dengan menganalisis data-data
kependudukan yang kami peroleh dari wawancara.

3.2. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian


Penelitian dilaksanakan di Desa Situdaun Kecamatan Tenjolaya, Kabupaten
Bogor, Propinsi Jawa Barat pada tanggal 26 Mei 2010.

3.3. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pengumpulan data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui analisis
hasil wawancara sedangkan data sekunder diperoleh dengan menelusuri beberapa
studi pustaka berupa artikel, data statistik, internet, dan literatur yang berhubungan
dalam menganalisis data kependudukan yang telah diperoleh di lapangan.

3.4. Teknik Analisis Data


Teknik analisis data yang dilakukan adalah menghitung data yang telah
diperoleh sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan telah ditetapkan. Setelah itu hasil
perhitungan dianalisis dan disesuaikan dengan teori yang telah ada. Kemudian hasil
analisis tersebut kami jadikan laporan dan diubah dalam bentuk tertentu agar lebih
mudah menggambarkan hasil penelitian.

10
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Desa Situdaun


Desa Situdaun terletak di Kecamatan Tenjolaya, Kabupaten Bogor, Propinsi
Jawa Barat dengan batas-batas wilayah sebagai berikut:

 Luas Desa : 329,045 Ha


Terdiri atas:
- Darat : 159,000 Ha
- Sawah :170,045 Ha
 Batas Wilayah
- Sebelah Utara : Kecamatan Ciampea
- Sebelah Selatan : Desa Gunung Malang
- Sebelah Timur : Kecamatan Darmaga
- Sebelah Barat : Desa Cibitung
Lahan persawahan di Desa Situdaun merupakan lahan atau tanah terbesar jika
dilihat dari penggunaan luas wilayahnya dimana terdapat luas tanah dominan adalah
lahan sawah irigasi ½ teknis. Hasil komoditas terbesar tanaman pangan di Desa
Situdaun adalah padi sawah, sedangkan hasil perkebunan dan hasil hutan terbesarnya
adalah kelapa dan bambu.
Mayoritas agama di Desa Situdaun adalah penduduk yang beragama islam
dengan etnis sunda menjadi etnis mayoritas pula di Desa Situdaun, namun adapula
beberapa agama dan etnis lain di Desa ini walaupun dalam skala yang sangat kecil.

4.2. Ketersediaan Data dan Sistem Registrasi Penduduk Desa Situdaun


Tenjolaya adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa
Barat. Tenjolaya merupakan kecamatan hasil pemekaran dengan Kecamatan
Ciampea pada tahun 2004, di dalam Kecamatan Tenjolaya terdapat suatu desa yang
bernama Situdaun. Ketersedian data penduduk Desa Situdaun merupakan hasil dari

11
proses wawancara yang di himpun melalui RT RW setempat. Ketersedian data juga
diperoleh berdasarkan laporan dari instansi terkait seperti artikerl, data statistik,
internet, leteratur serta data yang disiapkan dari berbagai sumber.
Sistem registrasi penduduk Desa Situdaun baik lokal maupun pendatang harus
melapor kepada RT setempat, setelah itu melaporkan hasil registrasi ke kantor
kelurahan Desa Situdaun. Tidak hanya registrasi penduduk desa yang datang ke Desa
Situdaun, akan tetapi masyarakat yang keluar dari desa tersebut pun diwajibkan
melapor ke kantor kelurahan desa. Masyarakat yang melahirkan dan yang meninggal
dunia pun melapor, sehingga data jumlah penduduk di desa tersebut terpantau oleh
kelurahan desa.

4.3. Data Penduduk


Data Penduduk Desa Situdaun Tahun 2008 dan 2009
Tabel 1. Data Jumlah Penduduk Desa Situdaun Menurut Golongan Umur Tahun 2008
(dalam jiwa)

Usia Laki-Laki Perempuan %L %P Jumlah L&P ∑ Kumulatif

0-4 287 290 3,4% 3,4% 577 577

5-9 268 282 3,1% 3,3% 550 1127

10-14 271 296 3,2% 3,5% 567 1694

15-19 448 396 5,2% 4,6% 844 2538

20-24 271 310 3,2% 3,6% 581 3119

25-29 327 364 3,8% 4,3% 691 3810

30-34 381 375 4,5% 4,4% 756 4566

35-39 389 330 4,5% 3,9% 719 5285

40-44 362 304 4,2% 3,6% 666 5951

45-49 297 293 3,5% 3,4% 590 6541

50-54 294 313 3,4% 3,7% 607 7148

12
55-59 332 335 3,9% 3,9% 667 7815

60-64 191 126 2,2% 1,5% 317 8132

65-69 178 112 2,1% 1,3% 290 8422

70-74 63 45 0,7% 0,5% 108 8530

75+ 14 11 0,2% 0,1% 25 8555

Jumlah 4373 4182 51,1% 48,9% 8555

Sumber: Data Monografi Desa Situdaun, Tahun 2008 (diolah oleh Pemerintah Desa
Situdaun, Kecamatan Tenjolaya, Kabupaten Bogor)
Interpretasi : dapat kita lihat dalam table tahun 2008 bahwa jumlah penduduk laki-
laki lebih banyak dibandingkan jumlah perempuan. Jumlah penduduk laki-laki
sebanyak 4373 jiwa dan jumlah penduduk wanita sebanyak 4182 jiwa. Jumlah
penduduk laki-laki dan perempuan paling banyak pada golongan umur 15-19 tahun
yaitu sebanyak 844 jiwa dan jumlah penduduk keseluruhan desa situ daun yaitu
sebanyak 8555 jiwa.
Tabel 2. Data Jumlah Penduduk Desa Situdaun Menurut Golongan Umur Tahun 2009
(dalam jiwa)

Usia Laki-Laki Perempuan %L %P Jumlah L&P ∑ Kumulatif

0-4 351 357 4,1% 4,2% 708 708

5-9 296 382 3,4% 4,4% 678 1386

10-14 329 375 3,8% 4,3% 704 2090

15-19 380 357 4,4% 4,2% 737 2827

20-24 371 394 4,3% 4,6% 765 3592

25-29 357 360 4,2% 4,2% 717 4309

30-34 334 330 3,9% 3,7% 664 4973

35-39 426 274 5,0% 3,2% 700 5673

40-44 268 223 3,1% 2,6% 491 6164

13
45-49 289 211 3,4% 2,5% 500 6664

50-54 138 173 1,6% 2,0% 311 6975

55-59 335 359 3,9% 4,2% 694 7669

60-64 250 228 2,9% 2,6% 478 8147

65-69 162 118 1,9% 1,4% 280 8427

70-74 79 74 1,0% 0,8% 153 8580

75+ 15 6 0,1% 0,1% 21 8601

Jumlah 4380 4221 51 % 49 % 8601

Sumber: Data Monografi Desa Situdaun, Tahun 2009 (diolah oleh Pemerintah Desa
Situdaun, Kecamatan Tenjolaya, Kabupaten Bogor)
Interpretasi : dapat kita lihat pada tabel 2 tahun 2009 jumlah penduduk desa situdaun,
jumlah penduduk laki-laki sebanyak 4380 jiwa dan jumlah penduduk perempuan
sebanyak 4221. Jumlah penduduk laki-laki dan perempuan paling banyak terdapat
pada golongan umur 20-24 tahun dan jumlah keseluruhan penduduk desa situ daun
sebanyak 8601 jiwa. Dapat kita lihat perubahan jumlah perubahan jumlah penduduk
yang terjadi tahun 2008 hingga tahun 2009 , mulanya jumlah laki-laki tahun 2008
sebanyak 4373 dan tahun 2009 berubah atau meningkat menjadi 4380 jiwa. Begitu
pula jumlah penduduk perempuan meningkat dari 4182 menjadi 4221 jiwa. Meskipun
jumlah laki-laki lebih banyak dibandingkan perempuan, namun tingkat perubahan
yang terjadi lebih besar perempuan yaitu sebanyak 33 orang dibandingkan dengan
jumlah penduduk laki-laki yang hanya meningkat sebanyak 3 orang. Tingkat
pertumbuhan penduduk dapat disebabkan oleh kemajuan teknologi yang begitu pesat.
Tabel 3. Data Penduduk Desa Situdaun Berdasarkan Kejadian Demografi Penduduk

Kejadian Demografi Tahun 2008 Tahun 2009

Kelahiran 63 orang 25 orang

Kematian 10 orang 16 orang

14
Imigrasi 8 orang 10 orang

Sumber: Data Monografi Desa Situdaun, Tahun 2008 dan 2009 (diolah oleh
Pemerintah Desa Situdaun, Kecamatan Tenjolaya, Kabupaten Bogor)
Interpretasi : dapat kita lihat angka kelahiran selalu lebih tinggi dibandingkan angka
kematian baik pada tahun 2008 maupun 2009. Meskipun jumlah kelahiran yang
terjadi di desa situdaun pada tahun 2008 lebih banyak dan menurun pada tahun 2009
sedangkan jumlah kematian tahun 2008 lebih sedikit dibandingkan tahun 2009. Latar
belakang atau penyebab utama terjadinya perubahan tren kependudukan secara
mendadak baik naik ataupun turun sangat dipengaruhi oleh dampak dari berbagai
masalah yang menimbulkan gejolak yang beresiko hilangnya nyawa serta lonjakan
kematian manusia secara besar-besaran seperti musibah kelaparan, wabah penyakit,
kekurangan gizi, dan perang berskala besar. Kondisi ini yang menyebabkan tingkat
kematian yang berfluktuasi tinggi. Namun dapat diatasi dengan kemajuan teknologi
dan perkembangan ekonomi yang konsukuensinya adalah tingkat kematian rendah
menurun. Dengan demikian jelaslah bahwa penurunan angka mortalitas atau tingkat
kematian manusia yang disebabkan oleh kemajuan teknologi yang begitu pesat.
Namun pertumbuhan yang begitu pesat ini juga disebabkan oleh cepatnya transisi
yang melanda kecenderungan kependudukan dunia. Dari yang semula dicirikan oleh
angka kelahiran dan kematian yang tinggi menuju kecenderungan baru yang ditandai
oleh tingkat kematian yang rendah namun tingkat kelahiran khususnya di Negara
berkembang baru mulai menurun.
Tabel 4. Data Penduduk Desa Situdaun Berdasarkan Agama

Agama Tahun 2008 Tahun 2009

Islam 8550 8579

Katholik 2 2

Protestan 2 -

Hindu - -

15
Budha - -

Khonghucu 1 -

Sumber: Data Monografi Desa Situdaun, Tahun 2008 dan 2009 (diolah oleh
Pemerintah Desa Situdaun, Kecamatan Tenjolaya, Kabupaten Bogor)
Interpretasi : penduduk bogor khusunya desa Situdaun mayoritas beragama Islam.
Tabel 5. Data Kependudukan Desa Situdaun Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Tingkat Pendidikan Tahun 2008 Tahun 2009

TK 145 orang 160 orang

SD/MI 1541 orang 2789 orang

MTS/SLTP 926 orang 1668 orang

MA/SLTA 903 orang 895 orang

D2/D3 74 orang 31 orang

S1/Sarjana 21 orang 18 orang

Sumber: Data Monografi Desa Situdaun, Tahun 2008 dan 2009 (diolah oleh
Pemerintah Desa Situdaun, Kecamatan Tenjolaya, Kabupaten Bogor)

Terlihat jelas bahwa masyarakat Desa Situdaun tidak banyak yang


mengenyam pendidikan tinggi. Dari tabel, sebanyak 2789 masyarakat Desa Situdaun
yang mengenyam pendidikan sampai SD. Pendidikan adalah hal yang mendasar
untuk meningkatkan kualitas kehidupan manusia dan menjamin kemajuan social dan
ekonomi. Pendidikan juga merupakan kunci untuk menciptakan, menyerap dan
meyebarluaskan pengetahuan, namun akses terhadap pendidikan tidak tersebar secara
merata dan golongan miskin paling sedikit mendapat bagian. Dapat kita lihat dalam
tabel diatas dari tahun 2008 hingga tahun 2009 penduduk situdaun paling banyak
mengenyam bangku SD meskipun sudah ratusan orang pula yang telah mencapai
tingkat pendidikan hingga SMA dan ada sebagian orang yang telah menempuh

16
tingkat pendidikan hingga D2/D3 serta S1. Padahal pendidikan adalah hal pokok
untuk menggapai kehidupan yang memuaskan dan berharga, pendidikan juga
memainkan peran utama dalam membentuk kemampuan sebuah wilayah ataupun
Negara berkembang untuk menyerap teknologi modern dan untuk mengembangkan
kapasitas agar tercipta pertumbuhan serta pembangunan yang berkelanjutan.

Tabel 6. Data Kependudukan Desa Situdaun Berdasarkan Mata Pencaharian

Mata Pencaharian Tahun 2008 Tahun 2009

PNS 26 orang 26 orang

ABRI 2 orang 2 orang

Wiraswasta 201 orang 160 orang

Tani 275 orang 275 orang

Buruh Tani 480 orang 312 orang

Pertukangan 37 orang 36 orang

Pensiunan 21 orang 17 orang

Jasa 4 orang 14 orang

Lain-lain 121 orang 429 orang

Sumber: Data Monografi Desa Situdaun, Tahun 2008 dan 2009 (diolah oleh
Pemerintah Desa Situdaun, Kecamatan Tenjolaya, Kabupaten Bogor)

Interpretasi: Hasil wawancara yang kami dapatkan dari pengurus kelurahan desa
bahwa mata pencaharian di Desa Situdaun kebanyakan adalah seorang buruh petani.
Cukup banyak sawah di desa tersebut, meskipun sudah banyak desa yang dibangun
rumah-rumah penduduk, akan tetapi sawah disana kebanyakan bukan milik warga
setempat, akan tetapi milik masayarakat kota diluar masyarakat Desa Situdaun.
Masyarakat Desa Situdaun bekerja di sawah hanya seabagi buruh tani saja, karena
sawah yang mereka garap bukanlah sawah mereka, akan tetapi ada juga beberapa

17
warga desa yang memiliki sawah di Desa tersebut. Namun, banyak juga pemuda desa
yang bekerja sebagai pengrajin, contohnya pengrajin anyaman bambu.

Tabel 7. Data Kependudukan Desa Situdaun Berdasarkan Etnis

Etnis Laki-Laki Perempuan

Batak 3 orang 1 orang

Betawi 1 orang 1 orang

Sunda 4362 orang 4175 orang

Jawa 6 orang 4 orang

Sumber: Data Monografi Desa Situdaun, Tahun 2009 (diolah oleh Pemerintah Desa
Situdaun, Kecamatan Tenjolaya, Kabupaten Bogor)
Interpretasi : Penduduk desa Situdaun mayoritas bersuku Sunda.

4.4. Analisis Perkembangan Penduduk Desa Situdaun


Penduduk Desa Situdaun dalam perkembangannya mengalami sedikit
peningkatan.

Tahun 2008

 Reit Kematian Kasar:


∑ 𝑘𝑒𝑚𝑎𝑡𝑖𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 2008
CDR= ∑ 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝑡𝑒𝑛𝑔𝑎ℎ 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛
x 1000

10
= 8555 x 1000

= 1,17

=2

Jadi, dalam 1000 orang penduduk pada tahun 2008 terdapat 2 orang yang
meninggal.

 Reit Kelahiran Kasar


∑ 𝑘𝑒𝑙𝑎ℎ𝑖𝑟𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 2008
CBR= ∑ 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝑡𝑒𝑛𝑔𝑎ℎ 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛
x 1000

18
63
=8555 x 1000

= 7,36

=8

Jadi, dalam setiap 1000 orang penduduk pada tahun 2008 terdapat kelahiran
sebanyak 8 orang.
 Proporsi wanita Dalam presentase = 0,489 x 100 %
∑ 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝑤𝑎𝑛𝑖𝑡𝑎
P= ∑ 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
= 48,9%

4182
= 8555

= 0,489

 Rasio anak wanita


∑ penduduk umur 0−4 tahun
RAW = ∑ penduduk perempuan umur 15−49 tahun x 100

577
= 4847 x 100

= 11,9

=12

Jadi, dari setiap 100 orang perempuan usia subur terdapat 12 orang anak.

 Rasio beban tanggungan


∑ penduduk usia 0−14 tahun dan usia 65 tahun keatas
RBT = ∑ penduduk usia 15−64 tahun
x 100

1694+423
= x 100
6438

2117
= 6438 x 100

= 32,88

= 33

19
Jadi, dalam 100 penduduk usia produktif menanggung 33 penduduk usia non
produktif.

 Umur median
𝑝
− 𝑓𝑥𝑘𝑚
2
UM = 𝐵𝑢𝑚 + xk
𝑓𝑚

8555
−3810
2
=30 + x5
756

4277,5−3810
=30 + x5
756

467,5
=30 + 𝑥5
756

=30 + 3,09

= 33,09

Tahun 2009

 Reit Kematian Kasar:


∑ 𝑘𝑒𝑚𝑎𝑡𝑖𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 2009
CDR= ∑ 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝑡𝑒𝑛𝑔𝑎ℎ 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛
x 1000

16
=8601 x 1000

=1,86 = 2

Jadi, dalam 1000 orang penduduk pada tahun 2009 terdapat 2 orang yang
meninggal.

 Reit Kelahiran Kasar


∑ 𝑘𝑒𝑙𝑎ℎ𝑖𝑟𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 2009
CBR= ∑ 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝑡𝑒𝑛𝑔𝑎ℎ 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛
x 1000

25
=8601 x 1000

= 2,907 = 3

Jadi, dalam setiap 1000 orang penduduk pada tahun 2009 terdapat 3 kelahiran
sebanyak orang.
 Proporsi wanita Dalam presentase = 0,49 x 100 %

20
∑ 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝑤𝑎𝑛𝑖𝑡𝑎
P= ∑ 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
= 49%

4221
= 8601

= 0,490757 = 0,49

 Rasio anak wanita


∑ penduduk umur 0−4 tahun
RAW = ∑ penduduk perempuan umur 15−49 tahun x 100

708
= 4574 x 100

= 15,48

= 16

Jadi, dari setiap 100 orang perempuan usia subur terdapat 16 orang anak.

 Rasio beban tanggungan


∑ penduduk usia 0−14 tahun dan usia 65 tahun keatas
RBT = ∑ penduduk usia 15−64 tahun
x 100

2090+382
= x 100
6057

2472
= 6057 x 100

= 40,8

= 41

Jadi, dalam 100 penduduk usia produktif menanggung 41 penduduk usia non
produktif.

 Umur median
𝑝
− 𝑓𝑥𝑘𝑚
2
UM = 𝐵𝑢𝑚 + xk
𝑓𝑚

8601
−3592
2
=25 + x5
717

4300,5−3592
=25 + x5
717

21
708,5
=25 + 𝑥5
717

=25 + 4,94

= 29,94

 Reit Perkembangan Penduduk Desa Situdaun tahun 2008 dan 2009

Pt = Po (1+r)t Pt =jumlah penduduk pada akhir periode t

8601 = 8555 (1+r)1 Po=jumlah penduduk pada awal periode t

0,005377= r r =reit perkembangan penduduk per tahun

r = 0,54%

Reit pertumbuhan penduduk dari tahun 2008 sampai 2009 adalah 0,54%. Hal
itu membuktikan bahwa desa tersebut mengalami pertumbuhan penduduk sebesar
0,54% per tahun.

4.5. Analisis Persebaran dan Kepadatan Penduduk Desa Situdaun


Berdasarkan data yang telah kami peroleh maka persebaran penduduk Desa
Situdaun pada tahun 2008 dan 2009 berdasarkan jenis kelamin adalah:
Rasio Jenis Kelamin pada tahun 2008 secara keseluruhan adalah:
∑ laki−laki tahun 2008
RJK = ∑ perempuan tahun 2008 x 100

4373
=4182 x 100

=104,56
=105
Jadi, setiap 100 orang perempuan terdapat 105 orang laki-laki di Desa
Situdaun pada tahun 2008.
Rasio Jenis Kelamin pada tahun 2008 berdasarkan interval usia adalah:

22
∑ laki−laki 0−4 287
 RJK0-4 = ∑ perempuan 0−4 x 100 =290 x 100 =98,96 =99

Jadi, dari setiap 100 perempuan pada usia produktif 0-4 terdapat 99 laki-laki.
∑ laki−laki 5−9 268
 RJK5-9 = ∑ perempuan 5−9 x 100 =282 x 100 =95,03 =96

Jadi, dari setiap 100 perempuan pada usia produktif 5-9 terdapat 96 laki-laki.
∑ laki−laki 10−14 271
 RJK10-14 = ∑ perempuan 10−14 x 100 =296 x 100 =91,55 =92

Jadi, dari setiap 100 perempuan pada usia produktif 10-14 terdapat 92 laki-laki.
∑ laki−laki 15−19 448
 RJK15-19 = ∑ perempuan 15−19 x 100 =396 x 100 =113,13 =114

Jadi, dari setiap 100 perempuan pada usia produktif 15-19 terdapat 114 laki-laki.
∑ laki−laki 20−24 271
 RJK20-24 = ∑ perempuan 20−24 x 100 =310 x 100 =87,41 =88

Jadi, dari setiap 100 perempuan pada usia produktif 20-24 terdapat 88 laki-laki.
∑ laki−laki 25−29 327
 RJK25-29 = ∑ perempuan 25−29 x 100 =364 x 100 =89,83 =90

Jadi, dari setiap 100 perempuan pada usia produktif 25-29 terdapat 90 laki-laki.
∑ laki−laki 30−34 381
 RJK30-34 = ∑ perempuan 30−34 x 100 =375 x 100 =101,6 =102

Jadi, dari setiap 100 perempuan pada usia produktif 30-34 terdapat 102 laki-laki.
∑ laki−laki 35−39 389
 RJK35-39 = ∑ perempuan 35−39 x 100 =330 x 100 =117,87 =118

Jadi, dari setiap 100 perempuan pada usia produktif 35-39 terdapat 118 laki-laki.
∑ laki−laki 40−44 362
 RJK40-44 = ∑ perempuan 40−44 x 100 =304 x 100 =98,96 =120

Jadi, dari setiap 100 perempuan pada usia produktif 40-44 terdapat 120 laki-laki.
∑ laki−laki 45−49 297
 RJK45-49 = ∑ perempuan 45−49 x 100 =293 x 100 =101,36 =102

Jadi, dari setiap 100 perempuan pada usia produktif 45-49 terdapat 102 laki-laki.
∑ laki−laki 50−54 294
 RJK50-54 = ∑ perempuan 50−54 x 100 =313 x 100 =93,92 =94

Jadi, dari setiap 100 perempuan pada usia produktif 50-54 terdapat 94 laki-laki.

23
∑ laki−laki 55−59 332
 RJK55-59 = ∑ perempuan 55−59 x 100 =335 x 100 =98,96 =100

Jadi, dari setiap 100 perempuan pada usia produktif 55-59 terdapat 100 laki-laki.
∑ laki−laki 0−4 191
 RJK60-64 = ∑ perempuan 0−4 x 100 =126 x 100 =98,96 =99

Jadi, dari setiap 100 perempuan pada usia produktif 60-64 terdapat 99 laki-laki.
∑ laki−laki 65−69 178
 RJK65-69 = ∑ perempuan 64−69 x 100 =112 x 100 =158,92 =159

Jadi, dari setiap 100 perempuan pada usia produktif 65-69 terdapat 159 laki-laki.
∑ laki−laki 0−4 63
 RJK70-74 = ∑ perempuan 0−4 x 100 =45 x 100 =140

Jadi, dari setiap 100 perempuan pada usia produktif 70-74 terdapat 140 laki-laki.
∑ laki−laki 75+ 14
 RJK75+ = ∑ perempuan 75+ x 100 =11 x 100 =127,27 =128

Jadi, dari setiap 100 perempuan pada usia produktif 75+ terdapat 128 laki-laki.

Pesebaran penduduk di Desa Situdaun dari data yang diperoleh terdapat 8555 warga
tersebar dalam 329,045 Ha/m2 dari luas daerah Desa tersebut. Terlihat bahwa
kepadatan penduduk di Desa Situdaun cukup padat. Seperti yang kami lihat saat
berada di desa tersebut, rumah-rumah disana begitu berimpit dan luasnya tidak besar.
Kebersihan di desa tersebut pun kurang terjaga, karena terlalu banyak penduduk dan
rumah-rumah yang tidak tersusun rapih sehingga pemukiman terlihat sedikit kumuh.
Rasio Jenis Kelamin pada tahun 2009 secara keseluruhan adalah:
∑ laki−laki tahun 2009
RJK tahun 2009 = ∑ perempuan tahun 2009 x 100

4380
=4221 x 100

=103,77
=104
Jadi, setiap 100 orang perempuan terdapat 104 orang laki-laki di Desa
Situdaun pada tahun 2009.

24
Rasio Jenis Kelamin pada tahun 2009 berdasarkan interval usia adalah:
∑ laki−laki 0−4 351
 RJK0-4 = ∑ perempuan 0−4 x 100 =357 x 100 =98,32 =99

Jadi, dari setiap 100 perempuan pada usia produktif 0-4 terdapat 99 laki-laki.
∑ laki−laki 5−9 296
 RJK5-9 = ∑ perempuan 5−9 x 100 =382 x 100 =77,49 =78

Jadi, dari setiap 100 perempuan pada usia produktif 5-9 terdapat 78 laki-laki.
∑ laki−laki 10−14 329
 RJK10-14 = ∑ perempuan 10−14 x 100 =375 x 100 =87,7=88

Jadi, dari setiap 100 perempuan pada usia produktif 10-14 terdapat 88 laki-laki.
∑ laki−laki 15−19 380
 RJK15-19 = ∑ perempuan 15−19 x 100 =357 x 100 =106,45 =107

Jadi, dari setiap 100 perempuan pada usia produktif 15-19 terdapat 107 laki-laki.
∑ laki−laki 20−24 371
 RJK20-24 = ∑ perempuan 20−24 x 100 =394 x 100 =94,2 =95

Jadi, dari setiap 100 perempuan pada usia produktif 20-24 terdapat 95 laki-laki.
∑ laki−laki 25−29 357
 RJK25-29 = ∑ perempuan 25−29 x 100 =360 x 100 =99,2 =100

Jadi, dari setiap 100 perempuan pada usia produktif 25-29 terdapat 100 laki-laki.
∑ laki−laki 30−34 334
 RJK30-34 = ∑ perempuan 30−34 x 100 =330 x 100 =101,21 =102

Jadi, dari setiap 100 perempuan pada usia produktif 30-34 terdapat 102 laki-laki.
∑ laki−laki 35−39 426
 RJK35-39 = ∑ perempuan 35−39 x 100 =274 x 100 =155,47 =156

Jadi, dari setiap 100 perempuan pada usia produktif 35-39 terdapat 156 laki-laki.
∑ laki−laki 40−44 268
 RJK40-44 = ∑ perempuan 40−44 x 100 =223 x 100 =120,18 =121

Jadi, dari setiap 100 perempuan pada usia produktif 40-44 terdapat 121 laki-laki.
∑ laki−laki 45−49 289
 RJK45-49 = ∑ perempuan 45−49 x 100 =211 x 100 =136,96 =137

Jadi, dari setiap 100 perempuan pada usia produktif 45-49 terdapat 137 laki-laki.

25
∑ laki−laki 50−54 138
 RJK50-54 = ∑ perempuan 50−54 x 100 =173 x 100 =79,77 =80

Jadi, dari setiap 100 perempuan pada usia produktif 50-54 terdapat 80 laki-laki.
∑ laki−laki 55−59 355
 RJK55-59 = ∑ perempuan 55−59 x 100 =359 x 100 =93,31 =94

Jadi, dari setiap 100 perempuan pada usia produktif 55-59 terdapat 94 laki-laki.
∑ laki−laki 60−64 250
 RJK60-64 = ∑ perempuan 60−64 x 100 =228 x 100 =109,65 =110

Jadi, dari setiap 100 perempuan pada usia produktif 60-64 terdapat 110 laki-laki.
∑ laki−laki 65−69 162
 RJK65-69 = ∑ perempuan 65−69 x 100 =118 x 100 =137,29 =138

Jadi, dari setiap 100 perempuan pada usia produktif 65-69 terdapat 138 laki-laki.
∑ laki−laki 70−74 79
 RJK70-74 = ∑ perempuan 70−74 x 100 =74 x 100 =106,76 = 107

Jadi, dari setiap 100 perempuan pada usia produktif 70-74 terdapat 107 laki-laki.
∑ laki−laki 75+ 15
 RJK75+ = ∑ perempuan 75+ x 100 = 6 x 100 = 250

Jadi, dari setiap 100 perempuan pada usia produktif 75+ terdapat 250 laki-laki.

26
4.6. Analisis Struktur Penduduk Desa Situdaun
Berdasarkan data yang kami peroleh, kami dapat menyajikan piramida
penduduk Desa Situdaun pada tahun 2008 dan 2009 sebagai berikut:

75+
70
65
60
55
50
Usia Penduduk

45
40
35 L
30 P
25
20
15
10
5
0

-6.00% -4.00% -2.00% 0.00% 2.00% 4.00% 6.00%


Jumlah Penduduk dalam Persen (%)

Gambar 1. Piramida Penduduk Desa Situdaun per 31 Desember 2008


Piramida penduduk desa Situdaun pada tahun 2008 di atas termasuk ke dalam
tipe 5, yaitu piramida penduduk yang menunjukan tingkat kelahiran yang rendah
disertai tingkat kematian yang rendah pula. berdasarkan hasil perhitungnan umur
median penduduk Desa Situdaun, Kecamatan Pamijahan ini mempunyai umur
median pada usia diatas 30 tahun yaitu 33,09 tahun. Penduduk desa ini juga
menunjukan Rasio Beban Tanggugan yang menurun dikarenakan bertambahnya
penduduk usia kerja (15-64 tahun). Terlihat dari bentuk piramida di atas menunjukan
bahwa jumlah laki-laki dan perempuan di Desa Situdaun cenderung lebih seimbang.
Terbukti dari hasil perhitungan Rasio Jenis Kelamin (RJK) yang menunjukan jumlah
laki-laki dan perempuan di desa Situdaun cenderung seimbang.

27
75+
70
65
60
55
50
Usia Pendudu

45
40
35 L
30 P
25
20
15
10
5
0

-6.00% -4.00% -2.00% 0.00% 2.00% 4.00% 6.00%


Jumlah Penduduk dalam Persen (%)

Gambar 2. Piramida Penduduk Desa Situdaun per 31 Desember 2009


Berdasarakan data penduduk yang kami peroleh dari kantor desa setempat yaitu data
penduduk Desa Situdaun pada tahun 2009 dan setelah diolah kedalam bentuk
piramida termasuk kedalam tipe 4, yaitu memiliki tingkat fertilitas yang meningkat
sedangkan tingkat mortalitas bertahan pada tingkat yang rendah. Melihat dari hasil
perhitungan Umur median ternyata dibandingkan dengan umur median pada tahun
2008 menglami penurunan menjadi 29,94 tahun dari tahun 2008 yaitu 33,09
meskipun keduanya masih teramsuk kedalam umur median tinggi.
Rasio Beban Tanggungan desa Situdaun pun mengalami peningkatan dari 33 pada
tahun 2008 menjadi 41 pada tahun 2009 dikarenakan meningkatnya jumlah fertilitas
atau kelahiran penduduk desa Situdaun dibandingkan tahun 2008 sehingga
menimbulkan naiknya Rasio Beban Tanggungan (RBT) pada tahun 2009.
Meskipun demikian melihat dari gambar piramida diatas bahwa proporsi jumlahh
laki-laki dan perempuan pada tahun 2009 ini terlihat masih tetap seimbangg sama

28
dengan tahun 2008, tidak terlihat perbedaan jumlah laki-laki dan perempuan secara
mencolok.
Hasil pengolahan data kependudukan diatas penduduk situ daun dari tahun 2008
sampai tahun 2009 mangalami piningkatan terutama pada usia muda karena pada
tahun 2009 tingkat fertilitas meningkat daripada tahun 2008 sedangkan tingkat
mortilitas bertahan pada tingkat yang rendah. Sehingga menunjukan meningkatnya
Rasio Beban Tanggungan (RBT) dari tahun sebelumnya. Jumlah laki-laki dan
perempuan pun tidak terjadi perbedaan atau peningkatan yang signifikan dari tahun
2008 ke 2009. Maka dari itu jumlah penduduk desa Situdaun sekarang tidak jauh
berbeda dengan tahun sebelumnya bahkan dengan tahun berdirinya yaitu tahun 2005.

29
BAB V
PENUTUP

5.1. Kesimpulan
Penduduk di Desa Situdaun mengalami ….. dalam hal perkembangannya. Hal
ini dapat dilihat dari perhitungan data akan reit perkembangan penduduk yang
bernilai ….. . Desa Situdaun mepunyai struktur penduduk dengan usia intermediate,
karena tingkat kemtian dan kelahiran yang kecil menyebabkan penduduk usia dewasa
semakin bertambah. Ketersediaan data dan system registrasi penduduk dapat
diketahui melalui kantor kelurahan desa Situdaun. Penduduk desa ini sangat
membantu dalam hal pencatatan registrasinya walaupun tidak ada petugas khusus dari
kelurahan yang menangani pencatatan registrasi ini. Penduduk desa Situdaun yang
mengalami kejadian demografi akan datang ke kantor kelurahan untuk pencatatan
registrasi.

5.2. Saran
Berdasarkan penelitian yang telah kami lakukan saran yang kami berikan
adalah agar arsip-arsip kependudukan disusun dengan rapi di tempat arsip sesuai
dengan tahun pencatatan registrasi penduduk sehingga dapat memudahkan dalam
kebutuhan penggunaan arsip.

30
DAFTAR PUSTAKA

31

Anda mungkin juga menyukai