Kependudukan
Kependudukan
1
SRB = BM/BF x k
Ket:
SRB = Rasio jenis kelamin kelahiran
BM = Kelahiran bayi laki-laki
BF = Jumlah kelahiran bayi perempuan
k = konstanta (umumnya nilainya 100)
o Rasio Anak Perempuan
adalah perbandingan antara anak, yaitu jumlah penduduk usia subur (usia melahirkan
atau usia reproduksi) yaitu umur 15 tahun sampai dengan 49 tahun. Dalam bentuk
rumus, rasio anak perempuan dinyatakan sebagai berikut:
CWR = P(0-4)/Pf(15-49) x k
CWR = Rasio Anak Perempuan (Child Women Ratio)
P(1-4) = Jumlah penduduk usia di bawah 5 tahun
Pf(15-49) = Jumlah penduduk perempuan usia 15-49 tahun
k = angka konstanta, dalam rumus ini biasanya bernilai 100
o Rasio Beban Tanggungan
Perbandingan antara penduduk usia tidak produktif terhadap yang produktif.
d.r = ( P 0-14) + (P65+) x K
(P15-64)
Keterangan :
d.r = dependency ratio
p = jumlah populasi usia tertentu
k = konstanta, biasanya kasus kontrol = 100 (%)
Dalam data diatas, yaitu data mengenai Jumlah Kejadian Kecelakaan Lalu
Lintas Dan Rasio Korban Luka Dan Meninggal Terhadap Jumlah Penduduk Provinsi
Jawa Tengah Tahun 2006, Rasio yang dipergunakan adalah Rasio korban luka, baik
luka berat maupun luka ringan dan korban meninggal terhadap jumlah penduduk
Propinsi Jawa Tengah. Adapun rasio per 100.000 penduduk adalah105,20.
2
BAB I
PENDAHULUAN
1
Anonim. -. Data Statistik Indonesia [http://www.datastatistik-
indonesia.com/content/view/200/200/] diakses pada tanggal 2 Juni 2010.
3
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belaang yang telah kami uraikan di atas, perumusan
masalah yang dapat diidentifikasi adalah:
1. Bagaimana gambaran umum Desa Situdaun?
2. Bagaimana mekanisme registrasi dan apa saja kendala yang dihadapi dalam
pelaksanaan registrasi penduduk di Desa Situdaun?
3. Bagaimana perkembangan, persebaran dan kepadatan penduduk Desa Situdaun?
4. Bagaimana data dan struktur penduduk di Desa Situdaun bila dilihat dari
berbagai aspek?
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2
Wikipedia. -. Demografi [http://id.wikipedia.org/wiki/Demografi] diakses pada tanggal 2 Juni 2010.
3
Wikipedia. -.Mortalitas [http://id.wikipedia.org/wiki/Mortalitas] diakses pada tanggal 2 Juni 2010.
5
pemenuhan kebutuhan tumbuh kembang bayi tersebut, termasuk pemenuhan gizi dan
kecukupan kalori, perawatan kesehatan. Pada gilirannya, bayi ini akan tumbuh
menjadi anak usia sekolah yang menuntut pendidikan, lalu masuk angkatan kerja dan
menuntut pekerjaan. Bayi perempuan akan tumbuh menjadi remaja perempuan dan
perempuan usia subur yang akan menikah dan melahirkan bayi4.
3. Migrasi
Migrasi adalah peristiwa berpindahnya suatu organisme dari suatu bioma ke
bioma lainnya. Dalam banyak kasus, organisme bermigrasi untuk mencari sumber-
sumber cadangan makanan yang baru untuk menghindari kelangkaan makanan yang
mungkin terjadi karena datangnya musim dingin atau karena overpopulasi.5
4
Anonim. -. Fertilitas [http://www.scribd.com/doc/13199536/fertilitas] diakses pada tanggal 2 Juni
2010.
5
Wikipedia. -. Migrasi [http://id.wikipedia.org/wiki/Migrasi] diakses pada tanggal 2 Juni 2010.
6
2.4. Permasalahan Demografi
Mukhlason (2010)6 mengidentifikasi beberapa permasalahan demografi,
antara lain:
2. Kendala Kependudukan
Akibat adanya migrasi dari desa ke kota, desa mengalami kelangkaan jumlah
penduduk. Hal ini menjadi penyebab lambatnya pembangunan dan kenaikan tingkat
kesejahteraan. Rumah tangga yang dahulunya memiliki warga rata-rata 5 orang, kini
semakin berkurang seiring semakin dewasanya anak-anak. Dengan fasilitas
pendidikan yang terbatas serta fasilitas untuk mencari penghidupan yang sedemikian
rupa, orang tua yang berorientasi pada masa depan selalu mengirimkan anak-anaknya
untuk mencari ilmu dan nafkah di daerah lain yang memungkinkan.
Selain terbatasnya fasilitas, keberhasilan program Keluarga Berencana yang
digalakkan pada masa orde baru cukup memberi andil pada pengurangan jumlah
penduduk. Permasalahan lain, adalah semakin banyaknya populasi lansia yang tidak
diimbangi oleh penduduk usia produktif. Ini berakibat pada semakin berkurangnya
tenaga-tenaga yang biasa mengerjakan profesi pertanian dan perkebunan. Padahal
rata-rata penduduk desa memiliki lahan perumahan, perkebunan atau persawahan
yang tentunya tidak bisa dikerjakan sendiri.
3. Konversi Lahan
6
Mukhlason. 2010. Permasalahan Demografi, Sebaran Tidak Merata
[http://mukhlason.wordpress.com/2010/04/19/permasalahan-demografi-sebaran-penduduk-yang-
tidak-merata/, 19 April 2010] diakses pada tanggal 1 Juni 2010.
7
Lahan yang dulunya digunakan untuk lahan pertanian, saat ini telah beralih
fungsi menjadi lahan pemukiman dan industri. Dengan keterbatasan jumlah lahan,
manusia semakin kesulitan memenuhi kebutuhannya, terutama kebutuhannya akan
pangan. Hal ini dikarenakan lahan yang tadinya berupa sawah, ladang, dan
perkebunan telah dialihfungsikan. Hal ini sesuai dengan hukum Maltus yang
berbunyi
“Penduduk cenderung tumbuh secara "deret ukur" (misalnya, dalam
lambang 1, 2, 4, 8, 16 dan seterusnya) sedangkan persediaan makanan
cenderung bertumbuh secara "deret hitung" (misalnya, dalam deret 1, 2, 3,
4, 5, 6, 7 dan seterusnya). Dalam terbitan belakangan Malthus berkata
bahwa penduduk cenderung bertumbuh secara tak terbatas hingga
mencapai batas persediaan makanan. Malthus berkesimpulan bahwa
kuantitas manusia akan kejeblos ke dalam kemiskinan dan kelaparan”7
7
Anonim. 2010. Tokoh Thomas Malthus [http://tokoh-ilmuwan-
penemu.blogspot.com/2009/07/tokoh-thomas-malthus.html, 30 Mei 2010] diakses pada tanggal 1
Juni 2010.
8
Yuni dan Wijaya. 2010. Pertumbuhan Penduduk [http://yuni-
wijaya.blogspot.com/2010/05/hubungan-pertumbuhan-penduduk-dengan.html 10 Mei 2010] diakses
pada tanggal 1 Juni 2010.
8
Faktor paling dominan dalam meningkatnya usia pernikahan/perkawinan adalah
meningkatnya pendidikan kaum wanita. Pendidikan mempengaruhi pola pergaulan,
pemilihan jodoh, dan umur perkawinan. Semakin tinggi pendidikan seorang wanita
maka mereka akan berpikir matang untuk melakukan pernikahan, mereka tidak lagi
takut ketinggalan dalam hal karier dengan kaum pria, tidak lagi takut dengan
anggapan tidak laku dan mereka akan tegas pula dalam pengambilan keputusan
apabila wanita tersebut sudah menikah.
3. Sosialisasi Kepada Kaum Remaja Tentang “SAY NO FREE SEX”
Sejalan dengan perubahan-perubahan sosial, ekonomi, politik, dan
komunikasi dewasa ini, terjadi perubahan-perubahan mengenai perilaku sex dan
norma-norma sex. Di Indonesia secara umum kecenderungan ke arah yang lebih
permisif dalam hal sex, baik remaja maupun golongan umur yang lebih tinggi terus
berlangsung, baik di tingkat individu dan masyarakat. Konsekuensi dari hal itu adalah
remaja pada masa kini jauh lebih banyak mendapatkan rangsangan sex daripada
remaja 10 tahun yang lalu. Maka pemerintah mengadakan tindakan sosialisasi ke
SMP dan SMA yang ada di Indonesia, tentang apa itu free sex, dan bahaya-
bahayanya bagi remaja.
9
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
10
BAB IV
PEMBAHASAN
11
proses wawancara yang di himpun melalui RT RW setempat. Ketersedian data juga
diperoleh berdasarkan laporan dari instansi terkait seperti artikerl, data statistik,
internet, leteratur serta data yang disiapkan dari berbagai sumber.
Sistem registrasi penduduk Desa Situdaun baik lokal maupun pendatang harus
melapor kepada RT setempat, setelah itu melaporkan hasil registrasi ke kantor
kelurahan Desa Situdaun. Tidak hanya registrasi penduduk desa yang datang ke Desa
Situdaun, akan tetapi masyarakat yang keluar dari desa tersebut pun diwajibkan
melapor ke kantor kelurahan desa. Masyarakat yang melahirkan dan yang meninggal
dunia pun melapor, sehingga data jumlah penduduk di desa tersebut terpantau oleh
kelurahan desa.
12
55-59 332 335 3,9% 3,9% 667 7815
Sumber: Data Monografi Desa Situdaun, Tahun 2008 (diolah oleh Pemerintah Desa
Situdaun, Kecamatan Tenjolaya, Kabupaten Bogor)
Interpretasi : dapat kita lihat dalam table tahun 2008 bahwa jumlah penduduk laki-
laki lebih banyak dibandingkan jumlah perempuan. Jumlah penduduk laki-laki
sebanyak 4373 jiwa dan jumlah penduduk wanita sebanyak 4182 jiwa. Jumlah
penduduk laki-laki dan perempuan paling banyak pada golongan umur 15-19 tahun
yaitu sebanyak 844 jiwa dan jumlah penduduk keseluruhan desa situ daun yaitu
sebanyak 8555 jiwa.
Tabel 2. Data Jumlah Penduduk Desa Situdaun Menurut Golongan Umur Tahun 2009
(dalam jiwa)
13
45-49 289 211 3,4% 2,5% 500 6664
Sumber: Data Monografi Desa Situdaun, Tahun 2009 (diolah oleh Pemerintah Desa
Situdaun, Kecamatan Tenjolaya, Kabupaten Bogor)
Interpretasi : dapat kita lihat pada tabel 2 tahun 2009 jumlah penduduk desa situdaun,
jumlah penduduk laki-laki sebanyak 4380 jiwa dan jumlah penduduk perempuan
sebanyak 4221. Jumlah penduduk laki-laki dan perempuan paling banyak terdapat
pada golongan umur 20-24 tahun dan jumlah keseluruhan penduduk desa situ daun
sebanyak 8601 jiwa. Dapat kita lihat perubahan jumlah perubahan jumlah penduduk
yang terjadi tahun 2008 hingga tahun 2009 , mulanya jumlah laki-laki tahun 2008
sebanyak 4373 dan tahun 2009 berubah atau meningkat menjadi 4380 jiwa. Begitu
pula jumlah penduduk perempuan meningkat dari 4182 menjadi 4221 jiwa. Meskipun
jumlah laki-laki lebih banyak dibandingkan perempuan, namun tingkat perubahan
yang terjadi lebih besar perempuan yaitu sebanyak 33 orang dibandingkan dengan
jumlah penduduk laki-laki yang hanya meningkat sebanyak 3 orang. Tingkat
pertumbuhan penduduk dapat disebabkan oleh kemajuan teknologi yang begitu pesat.
Tabel 3. Data Penduduk Desa Situdaun Berdasarkan Kejadian Demografi Penduduk
14
Imigrasi 8 orang 10 orang
Sumber: Data Monografi Desa Situdaun, Tahun 2008 dan 2009 (diolah oleh
Pemerintah Desa Situdaun, Kecamatan Tenjolaya, Kabupaten Bogor)
Interpretasi : dapat kita lihat angka kelahiran selalu lebih tinggi dibandingkan angka
kematian baik pada tahun 2008 maupun 2009. Meskipun jumlah kelahiran yang
terjadi di desa situdaun pada tahun 2008 lebih banyak dan menurun pada tahun 2009
sedangkan jumlah kematian tahun 2008 lebih sedikit dibandingkan tahun 2009. Latar
belakang atau penyebab utama terjadinya perubahan tren kependudukan secara
mendadak baik naik ataupun turun sangat dipengaruhi oleh dampak dari berbagai
masalah yang menimbulkan gejolak yang beresiko hilangnya nyawa serta lonjakan
kematian manusia secara besar-besaran seperti musibah kelaparan, wabah penyakit,
kekurangan gizi, dan perang berskala besar. Kondisi ini yang menyebabkan tingkat
kematian yang berfluktuasi tinggi. Namun dapat diatasi dengan kemajuan teknologi
dan perkembangan ekonomi yang konsukuensinya adalah tingkat kematian rendah
menurun. Dengan demikian jelaslah bahwa penurunan angka mortalitas atau tingkat
kematian manusia yang disebabkan oleh kemajuan teknologi yang begitu pesat.
Namun pertumbuhan yang begitu pesat ini juga disebabkan oleh cepatnya transisi
yang melanda kecenderungan kependudukan dunia. Dari yang semula dicirikan oleh
angka kelahiran dan kematian yang tinggi menuju kecenderungan baru yang ditandai
oleh tingkat kematian yang rendah namun tingkat kelahiran khususnya di Negara
berkembang baru mulai menurun.
Tabel 4. Data Penduduk Desa Situdaun Berdasarkan Agama
Katholik 2 2
Protestan 2 -
Hindu - -
15
Budha - -
Khonghucu 1 -
Sumber: Data Monografi Desa Situdaun, Tahun 2008 dan 2009 (diolah oleh
Pemerintah Desa Situdaun, Kecamatan Tenjolaya, Kabupaten Bogor)
Interpretasi : penduduk bogor khusunya desa Situdaun mayoritas beragama Islam.
Tabel 5. Data Kependudukan Desa Situdaun Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Sumber: Data Monografi Desa Situdaun, Tahun 2008 dan 2009 (diolah oleh
Pemerintah Desa Situdaun, Kecamatan Tenjolaya, Kabupaten Bogor)
16
tingkat pendidikan hingga D2/D3 serta S1. Padahal pendidikan adalah hal pokok
untuk menggapai kehidupan yang memuaskan dan berharga, pendidikan juga
memainkan peran utama dalam membentuk kemampuan sebuah wilayah ataupun
Negara berkembang untuk menyerap teknologi modern dan untuk mengembangkan
kapasitas agar tercipta pertumbuhan serta pembangunan yang berkelanjutan.
Sumber: Data Monografi Desa Situdaun, Tahun 2008 dan 2009 (diolah oleh
Pemerintah Desa Situdaun, Kecamatan Tenjolaya, Kabupaten Bogor)
Interpretasi: Hasil wawancara yang kami dapatkan dari pengurus kelurahan desa
bahwa mata pencaharian di Desa Situdaun kebanyakan adalah seorang buruh petani.
Cukup banyak sawah di desa tersebut, meskipun sudah banyak desa yang dibangun
rumah-rumah penduduk, akan tetapi sawah disana kebanyakan bukan milik warga
setempat, akan tetapi milik masayarakat kota diluar masyarakat Desa Situdaun.
Masyarakat Desa Situdaun bekerja di sawah hanya seabagi buruh tani saja, karena
sawah yang mereka garap bukanlah sawah mereka, akan tetapi ada juga beberapa
17
warga desa yang memiliki sawah di Desa tersebut. Namun, banyak juga pemuda desa
yang bekerja sebagai pengrajin, contohnya pengrajin anyaman bambu.
Sumber: Data Monografi Desa Situdaun, Tahun 2009 (diolah oleh Pemerintah Desa
Situdaun, Kecamatan Tenjolaya, Kabupaten Bogor)
Interpretasi : Penduduk desa Situdaun mayoritas bersuku Sunda.
Tahun 2008
10
= 8555 x 1000
= 1,17
=2
Jadi, dalam 1000 orang penduduk pada tahun 2008 terdapat 2 orang yang
meninggal.
18
63
=8555 x 1000
= 7,36
=8
Jadi, dalam setiap 1000 orang penduduk pada tahun 2008 terdapat kelahiran
sebanyak 8 orang.
Proporsi wanita Dalam presentase = 0,489 x 100 %
∑ 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝑤𝑎𝑛𝑖𝑡𝑎
P= ∑ 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
= 48,9%
4182
= 8555
= 0,489
577
= 4847 x 100
= 11,9
=12
Jadi, dari setiap 100 orang perempuan usia subur terdapat 12 orang anak.
1694+423
= x 100
6438
2117
= 6438 x 100
= 32,88
= 33
19
Jadi, dalam 100 penduduk usia produktif menanggung 33 penduduk usia non
produktif.
Umur median
𝑝
− 𝑓𝑥𝑘𝑚
2
UM = 𝐵𝑢𝑚 + xk
𝑓𝑚
8555
−3810
2
=30 + x5
756
4277,5−3810
=30 + x5
756
467,5
=30 + 𝑥5
756
=30 + 3,09
= 33,09
Tahun 2009
16
=8601 x 1000
=1,86 = 2
Jadi, dalam 1000 orang penduduk pada tahun 2009 terdapat 2 orang yang
meninggal.
25
=8601 x 1000
= 2,907 = 3
Jadi, dalam setiap 1000 orang penduduk pada tahun 2009 terdapat 3 kelahiran
sebanyak orang.
Proporsi wanita Dalam presentase = 0,49 x 100 %
20
∑ 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝑤𝑎𝑛𝑖𝑡𝑎
P= ∑ 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
= 49%
4221
= 8601
= 0,490757 = 0,49
708
= 4574 x 100
= 15,48
= 16
Jadi, dari setiap 100 orang perempuan usia subur terdapat 16 orang anak.
2090+382
= x 100
6057
2472
= 6057 x 100
= 40,8
= 41
Jadi, dalam 100 penduduk usia produktif menanggung 41 penduduk usia non
produktif.
Umur median
𝑝
− 𝑓𝑥𝑘𝑚
2
UM = 𝐵𝑢𝑚 + xk
𝑓𝑚
8601
−3592
2
=25 + x5
717
4300,5−3592
=25 + x5
717
21
708,5
=25 + 𝑥5
717
=25 + 4,94
= 29,94
r = 0,54%
Reit pertumbuhan penduduk dari tahun 2008 sampai 2009 adalah 0,54%. Hal
itu membuktikan bahwa desa tersebut mengalami pertumbuhan penduduk sebesar
0,54% per tahun.
4373
=4182 x 100
=104,56
=105
Jadi, setiap 100 orang perempuan terdapat 105 orang laki-laki di Desa
Situdaun pada tahun 2008.
Rasio Jenis Kelamin pada tahun 2008 berdasarkan interval usia adalah:
22
∑ laki−laki 0−4 287
RJK0-4 = ∑ perempuan 0−4 x 100 =290 x 100 =98,96 =99
Jadi, dari setiap 100 perempuan pada usia produktif 0-4 terdapat 99 laki-laki.
∑ laki−laki 5−9 268
RJK5-9 = ∑ perempuan 5−9 x 100 =282 x 100 =95,03 =96
Jadi, dari setiap 100 perempuan pada usia produktif 5-9 terdapat 96 laki-laki.
∑ laki−laki 10−14 271
RJK10-14 = ∑ perempuan 10−14 x 100 =296 x 100 =91,55 =92
Jadi, dari setiap 100 perempuan pada usia produktif 10-14 terdapat 92 laki-laki.
∑ laki−laki 15−19 448
RJK15-19 = ∑ perempuan 15−19 x 100 =396 x 100 =113,13 =114
Jadi, dari setiap 100 perempuan pada usia produktif 15-19 terdapat 114 laki-laki.
∑ laki−laki 20−24 271
RJK20-24 = ∑ perempuan 20−24 x 100 =310 x 100 =87,41 =88
Jadi, dari setiap 100 perempuan pada usia produktif 20-24 terdapat 88 laki-laki.
∑ laki−laki 25−29 327
RJK25-29 = ∑ perempuan 25−29 x 100 =364 x 100 =89,83 =90
Jadi, dari setiap 100 perempuan pada usia produktif 25-29 terdapat 90 laki-laki.
∑ laki−laki 30−34 381
RJK30-34 = ∑ perempuan 30−34 x 100 =375 x 100 =101,6 =102
Jadi, dari setiap 100 perempuan pada usia produktif 30-34 terdapat 102 laki-laki.
∑ laki−laki 35−39 389
RJK35-39 = ∑ perempuan 35−39 x 100 =330 x 100 =117,87 =118
Jadi, dari setiap 100 perempuan pada usia produktif 35-39 terdapat 118 laki-laki.
∑ laki−laki 40−44 362
RJK40-44 = ∑ perempuan 40−44 x 100 =304 x 100 =98,96 =120
Jadi, dari setiap 100 perempuan pada usia produktif 40-44 terdapat 120 laki-laki.
∑ laki−laki 45−49 297
RJK45-49 = ∑ perempuan 45−49 x 100 =293 x 100 =101,36 =102
Jadi, dari setiap 100 perempuan pada usia produktif 45-49 terdapat 102 laki-laki.
∑ laki−laki 50−54 294
RJK50-54 = ∑ perempuan 50−54 x 100 =313 x 100 =93,92 =94
Jadi, dari setiap 100 perempuan pada usia produktif 50-54 terdapat 94 laki-laki.
23
∑ laki−laki 55−59 332
RJK55-59 = ∑ perempuan 55−59 x 100 =335 x 100 =98,96 =100
Jadi, dari setiap 100 perempuan pada usia produktif 55-59 terdapat 100 laki-laki.
∑ laki−laki 0−4 191
RJK60-64 = ∑ perempuan 0−4 x 100 =126 x 100 =98,96 =99
Jadi, dari setiap 100 perempuan pada usia produktif 60-64 terdapat 99 laki-laki.
∑ laki−laki 65−69 178
RJK65-69 = ∑ perempuan 64−69 x 100 =112 x 100 =158,92 =159
Jadi, dari setiap 100 perempuan pada usia produktif 65-69 terdapat 159 laki-laki.
∑ laki−laki 0−4 63
RJK70-74 = ∑ perempuan 0−4 x 100 =45 x 100 =140
Jadi, dari setiap 100 perempuan pada usia produktif 70-74 terdapat 140 laki-laki.
∑ laki−laki 75+ 14
RJK75+ = ∑ perempuan 75+ x 100 =11 x 100 =127,27 =128
Jadi, dari setiap 100 perempuan pada usia produktif 75+ terdapat 128 laki-laki.
Pesebaran penduduk di Desa Situdaun dari data yang diperoleh terdapat 8555 warga
tersebar dalam 329,045 Ha/m2 dari luas daerah Desa tersebut. Terlihat bahwa
kepadatan penduduk di Desa Situdaun cukup padat. Seperti yang kami lihat saat
berada di desa tersebut, rumah-rumah disana begitu berimpit dan luasnya tidak besar.
Kebersihan di desa tersebut pun kurang terjaga, karena terlalu banyak penduduk dan
rumah-rumah yang tidak tersusun rapih sehingga pemukiman terlihat sedikit kumuh.
Rasio Jenis Kelamin pada tahun 2009 secara keseluruhan adalah:
∑ laki−laki tahun 2009
RJK tahun 2009 = ∑ perempuan tahun 2009 x 100
4380
=4221 x 100
=103,77
=104
Jadi, setiap 100 orang perempuan terdapat 104 orang laki-laki di Desa
Situdaun pada tahun 2009.
24
Rasio Jenis Kelamin pada tahun 2009 berdasarkan interval usia adalah:
∑ laki−laki 0−4 351
RJK0-4 = ∑ perempuan 0−4 x 100 =357 x 100 =98,32 =99
Jadi, dari setiap 100 perempuan pada usia produktif 0-4 terdapat 99 laki-laki.
∑ laki−laki 5−9 296
RJK5-9 = ∑ perempuan 5−9 x 100 =382 x 100 =77,49 =78
Jadi, dari setiap 100 perempuan pada usia produktif 5-9 terdapat 78 laki-laki.
∑ laki−laki 10−14 329
RJK10-14 = ∑ perempuan 10−14 x 100 =375 x 100 =87,7=88
Jadi, dari setiap 100 perempuan pada usia produktif 10-14 terdapat 88 laki-laki.
∑ laki−laki 15−19 380
RJK15-19 = ∑ perempuan 15−19 x 100 =357 x 100 =106,45 =107
Jadi, dari setiap 100 perempuan pada usia produktif 15-19 terdapat 107 laki-laki.
∑ laki−laki 20−24 371
RJK20-24 = ∑ perempuan 20−24 x 100 =394 x 100 =94,2 =95
Jadi, dari setiap 100 perempuan pada usia produktif 20-24 terdapat 95 laki-laki.
∑ laki−laki 25−29 357
RJK25-29 = ∑ perempuan 25−29 x 100 =360 x 100 =99,2 =100
Jadi, dari setiap 100 perempuan pada usia produktif 25-29 terdapat 100 laki-laki.
∑ laki−laki 30−34 334
RJK30-34 = ∑ perempuan 30−34 x 100 =330 x 100 =101,21 =102
Jadi, dari setiap 100 perempuan pada usia produktif 30-34 terdapat 102 laki-laki.
∑ laki−laki 35−39 426
RJK35-39 = ∑ perempuan 35−39 x 100 =274 x 100 =155,47 =156
Jadi, dari setiap 100 perempuan pada usia produktif 35-39 terdapat 156 laki-laki.
∑ laki−laki 40−44 268
RJK40-44 = ∑ perempuan 40−44 x 100 =223 x 100 =120,18 =121
Jadi, dari setiap 100 perempuan pada usia produktif 40-44 terdapat 121 laki-laki.
∑ laki−laki 45−49 289
RJK45-49 = ∑ perempuan 45−49 x 100 =211 x 100 =136,96 =137
Jadi, dari setiap 100 perempuan pada usia produktif 45-49 terdapat 137 laki-laki.
25
∑ laki−laki 50−54 138
RJK50-54 = ∑ perempuan 50−54 x 100 =173 x 100 =79,77 =80
Jadi, dari setiap 100 perempuan pada usia produktif 50-54 terdapat 80 laki-laki.
∑ laki−laki 55−59 355
RJK55-59 = ∑ perempuan 55−59 x 100 =359 x 100 =93,31 =94
Jadi, dari setiap 100 perempuan pada usia produktif 55-59 terdapat 94 laki-laki.
∑ laki−laki 60−64 250
RJK60-64 = ∑ perempuan 60−64 x 100 =228 x 100 =109,65 =110
Jadi, dari setiap 100 perempuan pada usia produktif 60-64 terdapat 110 laki-laki.
∑ laki−laki 65−69 162
RJK65-69 = ∑ perempuan 65−69 x 100 =118 x 100 =137,29 =138
Jadi, dari setiap 100 perempuan pada usia produktif 65-69 terdapat 138 laki-laki.
∑ laki−laki 70−74 79
RJK70-74 = ∑ perempuan 70−74 x 100 =74 x 100 =106,76 = 107
Jadi, dari setiap 100 perempuan pada usia produktif 70-74 terdapat 107 laki-laki.
∑ laki−laki 75+ 15
RJK75+ = ∑ perempuan 75+ x 100 = 6 x 100 = 250
Jadi, dari setiap 100 perempuan pada usia produktif 75+ terdapat 250 laki-laki.
26
4.6. Analisis Struktur Penduduk Desa Situdaun
Berdasarkan data yang kami peroleh, kami dapat menyajikan piramida
penduduk Desa Situdaun pada tahun 2008 dan 2009 sebagai berikut:
75+
70
65
60
55
50
Usia Penduduk
45
40
35 L
30 P
25
20
15
10
5
0
27
75+
70
65
60
55
50
Usia Pendudu
45
40
35 L
30 P
25
20
15
10
5
0
28
dengan tahun 2008, tidak terlihat perbedaan jumlah laki-laki dan perempuan secara
mencolok.
Hasil pengolahan data kependudukan diatas penduduk situ daun dari tahun 2008
sampai tahun 2009 mangalami piningkatan terutama pada usia muda karena pada
tahun 2009 tingkat fertilitas meningkat daripada tahun 2008 sedangkan tingkat
mortilitas bertahan pada tingkat yang rendah. Sehingga menunjukan meningkatnya
Rasio Beban Tanggungan (RBT) dari tahun sebelumnya. Jumlah laki-laki dan
perempuan pun tidak terjadi perbedaan atau peningkatan yang signifikan dari tahun
2008 ke 2009. Maka dari itu jumlah penduduk desa Situdaun sekarang tidak jauh
berbeda dengan tahun sebelumnya bahkan dengan tahun berdirinya yaitu tahun 2005.
29
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Penduduk di Desa Situdaun mengalami ….. dalam hal perkembangannya. Hal
ini dapat dilihat dari perhitungan data akan reit perkembangan penduduk yang
bernilai ….. . Desa Situdaun mepunyai struktur penduduk dengan usia intermediate,
karena tingkat kemtian dan kelahiran yang kecil menyebabkan penduduk usia dewasa
semakin bertambah. Ketersediaan data dan system registrasi penduduk dapat
diketahui melalui kantor kelurahan desa Situdaun. Penduduk desa ini sangat
membantu dalam hal pencatatan registrasinya walaupun tidak ada petugas khusus dari
kelurahan yang menangani pencatatan registrasi ini. Penduduk desa Situdaun yang
mengalami kejadian demografi akan datang ke kantor kelurahan untuk pencatatan
registrasi.
5.2. Saran
Berdasarkan penelitian yang telah kami lakukan saran yang kami berikan
adalah agar arsip-arsip kependudukan disusun dengan rapi di tempat arsip sesuai
dengan tahun pencatatan registrasi penduduk sehingga dapat memudahkan dalam
kebutuhan penggunaan arsip.
30
DAFTAR PUSTAKA
31