Anda di halaman 1dari 9

NAMA : MOHAMMAD ILHAM AFANDY

NIM : 17111024170020

1. Perbedaan total coliform dan E. coli?

Jawab : Bakteri coliform merupakan golongan mikroorganisme yang lazim digunakan sebagai

indikator, di mana bakteri ini dapat menjadi sinyal untuk menentukan suatu sumber air telah

terkontaminasi oleh patogen atau tidak, sedangkan E. coli merupakan bakteri yang berasal dari

kotoran hewan maupun manusia sedangkan E.aerogenes Biasanya di temukan pada hewan atau

tanaman-tanaman yang telah mati.

2. Penyakit yang sering terjadi di daerah bencana?

Jawab : Menurut WHO ada 6 jenis penakit yang terjadi pada pengungsi bencana alam, yaitu :

a. Diare

b. Hepatitis

c. Leptospirosis

d. Meningitis

e. ISPA

f. Malaria dan DBD

3. Perbedaan sarana dan prasarana pasca bencana?

Jawab : Prasarana umum atau jaringan infrastruktur fisik disini mencakup : jaringan jalan/

perhubungan, jaringan air bersih, jaringan listrik, jaringan komunikasi, jaringan sanitasi dan

limbah, dan jaringan irigasi/ pertanian, dan Sarana umum atau fasilitas sosial dan umum

mencakup : fasilitas kesehatan, fasilitas perekonomian, fasilitas pendidikan, fasilitas perkantoran

pemerintah, dan fasilitas peribadatan.

4. Peraturan tentang bencana?

Jawab :

a. UU RI No. 24 tahun 2007 tentang penanggulangan bencana


b. Peraturan Pemerintah No. 21 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan

Penanggulangan Bencana

c. Peraturan Pemerintah No. 22 Tahun 2008 tentang Pendanaan dan Pengelolaan

Bantuan Bencana

5. Teori Segitiga Epidemiologi?

Jawab : biasa juga disebut dengan trias epidemiologi merupakan konsep dasar yang memberikan

gambaran tentang hubungan antara tiga faktor utama yang berperan dalam terjadinya penyakit

dan masalah kesehatan lainnya yaitu: Host, Agen, dan Lingkungan.

Komponen pada segitiga epidemiologi :

a. Faktor host

b. Faktor agen

c. Environment

6. Landasan hukum kesling pada pengungsian?

Jawab :

a. PP No. 66 tahun 2014 tentang Kesehatan Lingkungan

b. KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR

876/Menkes/SK/VIII/2001

c. Kepmenkes nomor 145 tahun 2007 tentang pedoman penanggulangan bencana bidang

kesehatan
d. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 374/MENKES/PER/III/2010

Tentang Pengendalian Vektor

7. Perda tentang limbah cair, padat, gas, sampah, udara, kebisingan, air, zat kimia, makanan?

Jawab :

a. Perda tentang air dan zat kimia :

1) Peraturan Daerah (Kaltim) No. 2 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan

dan Pengendalian Pencemaran Air.

2) Peraturan Daerah (Kaltim) No. 5 Tahun 2015 tentang Pencegahan Penyalahgunaan

Inhalan.

b. Perda tentang limbah (cair, padat, gas) :

1) Peraturan Daerah (Kaltim) tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian

Pencemaran Air No. 2 Tahun 2011.

c. Perda tentang sampah, udara, kebisingan :

1) Perwali No 1 Tahun 2019 tentang Pengurangan Penggunaan Kantong Plastik

d. Perda tentang makanan dan minuman :

8. Standar kaporit dan sisa khlor ?

Jawab :

a. Kadar sisa klor batas minimum yaitu 0,2 mg/L dan batas maksimum 0,5 mg/L

(menurut Permenkes No. 416 tahun 1990 lampiran III).

b. Kadar sisa klor bebas 1-1,5 mg/L dan sisa klor terikat 3 mg/L (UU No. 32 Tahun 2017

tentang Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan dan Persyaratan Kesehatan Air

Untuk Keperluan Higiene Sanitasi, Kolam Renang, Solus Per Aqua, dan Pemandian

Umum.
c. Untuk kaporit sebaiknya gunakan 1 sendok makan kaporit /1000 liter air. Caranya masukkan 1

sendok makan kaporit kedalam air +/- 5 liter dalam ember, aduk rata, masukkan kedalam bk

penampungan, lalu aduk rata.

9. Waktu merebus air yang benar ?

Jawab : Lama waktu yang baik mendidihkan air adalah selama 5 menit. Namun begitu lama

waktu membiarkan air mendidih di kompor adalah selama 20 menit agar semua patogen yang

hidup di dalam air yang akan diminum dapat mati atau inaktif, sehingga air minum yang akan

dikonsumsi aman tidak menyebabkan gangguan kesehatan pada diri kita. Kendala terbesar dalam

mendidihkan air terlalu lama adalah boros bahan bakar kompor.

Sebaiknya sesuaikan dengan kondisi air bersih di lingkungan. Jika lima menit cukup

untuk mensterilkan air minum kita, maka sebaiknya lima menit saja. Jika air terlihat keruh

sehingga kurang meyakinkan, maka sebaiknya direbus lebih dari lima menit, atau bila perlu

selama dua puluh menit penuh. Walau demikian, zat kimia berbahaya yang mencemari air minum

kita tidak akan bisa hilang walaupun direbus selama bertahun-tahun.

10. Definisi KLB dan yang menentukan KLB dari kota hingga pusat?

Jawab : Kejadian Luar Biasa (KLB) adalah salah satu status yang diterapkan di Indonesia untuk

mengklasifikasikan peristiwa pernyakit yang merebak dan dapat berkembang menjadi wabah

penyakit. Istilah "KLB" dengan "wabah" sering tertukar dipakai oleh masyarakat, tetapi istilah

"wabah" digunakan untuk kondisi yang lebih parah dan luas. Istilah KLB dapat dikatakan sebagai

peringatan sebelum terjadinya wabah. Status Kejadian Luar Biasa diatur oleh Peraturan Menteri

Kesehatan RI No. 949/MENKES/SK/VII/2004.

11. Uraikan cara penggunaan tawas dalam perbaikan kualitas air?

Jawab :

a. Tampung air sungai atau air danau dalam wadah penampung sebanyak 200 liter. Bisa

menggunakan drum bekas kapasitas 200 liter.

b. Siapkan papan berbentuk dayung sebagai alat untuk pengaduk.


c. Masukkan tawas sebanyak 1-2 sendok makan ke dalam air yang akan diolah.

d. Aduk campuran air dan tawas dengan kecepatan penuh selama 1 - 2 menit. Kecepatan penuh

di sini maksudnya agar campuran tawas dengan air dapat bercampur sempurna sehingga

partikel penyebab kekeruhan dapat tertangkap oleh ion tawas.

e. Selanjutnya teruskan pengadukan selama 5 - 10 menit secara perlahan. Perlahan di sini

maksudnya agar partikel yang sudah bergabung dengan ion tawas dapat menggumpal lebih

besar dan tidak pecah kembali.

f. Setelah pengadukan, diamkan selama kurang lebih 4 jam agar semua flokulan mengendap di

dasar wadah.

g. Air jernih siap digunakan.

12. Jelaskan standar kebutuhan air untuk pelayanan kesehatan di puskesmas?

Jawab : Pada kategori kota metropolitan, kota besar, kota sedang, dan kota kecil standar

kebutuhan di Puskesmas yaitu 2000 liter/unit/hari. Pada kategori desa standarnya yaitu 1200

liter/unit/hari.

13. Jelaskan prinsip penyediaan tempat pembuangan kotoran dan tinja manusia ditempat

pengungsian, menurut anda?

Jawab : Tempat bisa melokalisasi dan memusnahkan ekskreta tanpa membahayakan

kesehatan masyarakat. Jamban menjadi tempat melokalisasi ekskreta. Ekskreta

mengalami proses dekomposisi dan pemusnahan patogen untuk meminimalkan risiko

kesehatan yang berasal dari ekskreta. Tempat dirancang dan dibangun tanpa adanya

risiko mengontaminasi sumber-sumber air minum.

14. Jelaskan standar sarana pembuangan tinja manusia di pengungsian dan coba membuat

sketsa jamban, menurut anda?

Jawab : Tiap jamban digunakan paling banyak 20 orang. Penggunaan jamban diatur per

rumah tangga dan menurut pembedaan jenis kelamin (misalnya jamban persekian KK
atau jamban laki–laki dan jamban perempuan). Jarak jamban tidak lebih dari 50 meter

dari pemukiman (rumah atau barak di kamp pengungsian). Atau bila dihitung dalam jam

perjalanan ke jamban hanya memakan waktu tidak lebih dari 1 menit saja dengan

berjalan kaki. Letak jamban dan penampung kotoran harus sekurang–kurangnya berjarak

30 meter dari sumber air bawah tanah. Dasar penampung kotoran sedikitnya 1,5 meter di

atas air tanah. Pembuangan limbah cair dari jamban tidak merembes ke sumber air mana

pun, baik sumur maupun mata air, sungai, dan sebagainya untuk pengantri 6–10 orang.

15. Jelaskan parameter yang dipertimbangkan dalam ukuran pengelolaan sampah di

pengungsian?

Jawab :

a. Pengumpulan dan pembuangan limbah padat masyarakat harus memiliki

lingkungan yang cukup bebas dari pencemaran akibat limbah padat, termasuk

limbah medis

b. Sampah rumah tangga dibuang dari pemukiman atau dikubur di sana sebelum

sempat menimbulkan ancaman bagi kesehatan

c. Tidak terdapat limbah medis yang tercemar atau berbahaya di daerah permukiman

atau tempat-tempat umum

d. Dalam batas-batas lokasi setiap pusat pelayanan kesehatan terdapat empat

pembakaran limbah padat yang dirancang, dibangun, dan dioperasikan secara

benar dan aman, dengan lubang abu yang dalam

e. Terdapat lubang-lubang sampah, keranjang tong sampah, atau tempat-tempat

khusus untuk membuang sampah di pasar-pasar dan pejagalan, dengan system

pengumpulan sampah secara harian


f. Tempat pembuangan akhir untuk sampah padat berada di lokasi tertentu

sedemikian rupa sehingga problema-problema kesehatan dan lingkungan hidup

dapat terhindarkan

g. 2 (dua) drum sampah untuk 80 – 100 orang

h. Tempat/libang sampah padat

i. Masyarakat memiliki cara-cara untuk membuang limbah rumah tangga sehari-hari

secara nyaman dan efektif

16. Standar kebutuhan sarana pengelolaan sampah dalam pengumpulan sampah pada

pengungsi ?

Jawab : Sebuah tempat sampah berukuran 100 liter untuk 10 keluarga, atau barang lain

dengan jumlah yang setara, atau 2 drum sampah untu 80-100 orang (Nomor :

1357/SK/XII/2001 Tentang Standar Minimal Penanggulangan Masalah Akibat Bencana

dan Penanganan Pengungsi).

17. Upaya kesehatan lingkungan yang harus segera disediakan di awal setelah bencana ?

Jawab :

1. Mengelola kebutuhan air bersih.

▪ Mensuplai kebutuhan air bersih.

▪ Mengecek kualitas air : Metode pengecekan kualitas air.

▪ Melakukan perbaikan kualitas air bila diperlukan.

▪ Mengecek instalasi air.

2. Mengelola limbah.

▪ Mengumpulkan limbah.

▪ Membawa ke tempat pengolahan limbah berikutnya (insinerator).


▪ Menguburkan sampah padat anorganik.

3. Toilet dan kamar mandi.

▪ Menyiapkan jamban dan kamar mandi.

▪ Mengawasi kebersihan toilet dan kamar mandi.

▪ Menyediakan air yang cukup, sabun, tissue.

18. Jelaskan konsentrasi kaporit sebagai desinfektan air ?

Jawab :

19. Peraturan kebutuhan air pasca bencana ?

Jawab : Persediaan air harus cukup untuk memberi sedikit–dikitnya 15 liter per orang per

hari. Volume aliran air di tiap sumber sedikitnya 0,125 liter perdetik. Jarak pemukiman

terjauh dari sumber air tidak lebih dari 500 meter. 1 (satu) kran air untuk 80 – 100 orang.

Waktu antri disebuah sumber air tidak lebih dari 15 menit. Untuk mengisi wadah 20 liter

tidak lebih dari 3 menit. Kebutuhan air minimal 100 liter/pasien/hari (ICRC) (Pedoman

Pengelolaan Rumah Sakit Lapangan Untuk Bencana).


DAFTAR PUSTAKA

https://www.slideshare.net/fahleviqalbi/standard-minimumpenangananpascabencana

http://www.organisasi.org/1970/01/lama-waktu-merebus-air-minum-yang-paling-baik-adalah-selama-20-

menit.html#.Xc1DSFczbIU

https://www.slideshare.net/adelinahutauruk7/peraturan-pemerintah-no-66-tentang-k

http://ocw.ui.ac.id/pluginfile.php/392/mod_resource/content/0/bahan%201-

KMK%20No.%20876%20ttg%20Pedoman%20Teknis%20Analisis%20Dampak%20Kesehatan%20Lingk

ungan.pdf

http://dinkes.surabaya.go.id/portal/files/kepmenkes/KMK%20145-2007.pdf

http://sekolahmalaria.info/2016/05/17/peraturan-menteri-kesehatan-republik-indonesia-nomor-2010/

https://www.scribd.com/doc/136220299/segitiga-Epidemiologi

https://www.bnpb.go.id/ppid/file/UU_24_2007.pdf

https://www.bnpb.go.id/ppid/file/PP_No._21_Th_2008.pdf

https://jdih.kemenkeu.go.id/fullText/2008/22TAHUN2008PP.htm

http://kataloggeografi.blogspot.com/2014/09/rehabilitasi-pasca-bencana.html

https://www.suara.com/health/2018/09/12/171500/6-penyakit-ini-mengintai-pengungsi-gempa-lombok

http://burhan-syah.blogspot.com/2011/12/bakteri-coliform-dan-colitinja.html

Anda mungkin juga menyukai