Anda di halaman 1dari 17

EKONOMI KREATIF DAN INOVASI

DI
S
U
S
U
N
OLEH :
KELOMPOK : VII
DIANA MARISA
NISA ALZUHRA
MUHAMMAD DZAKWAN
ANDRI AGUNG RAHMATULLAH

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH ACEH


FAKULTAS EKONOMI MANAJEMEN
BANDA ACEH
2019
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Ekonomi Kreatif

Ekonomi kreatif merupakan gelombang ekonomi baru yang lahir ada awal abad ke-
21. Gelombang ekonomi baru ini mengutamakan intelektual sebagai kekayaan yang dapat
menciptakan uang, kesempatan kerja, pendapatan, dan kesejahteraan. Inti dari ekonomi
kreatif teretak pada indusri kreatif, yaitu Industi yang digerakkan oleh para kreator dan
innovator. Rahasia eonomi kreatif terletak pada kreativitas dan keinovasian.

Begitu juga di Indonesia. Saat ini, ekonomi kreatif selalu ramai apalagi setelah
mengetahui betapa besarnya sumbangan industri ekonomi kreatif seperti seni, musik, fashion,
dan periklanan terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. Pasalnya, industri ekonomi kreatif
ini merupakan hasil dari pemanfaatan kreativitas, keterampilan, serta bakat individu untuk
menciptakan kesejahteraan serta lapangan pekerjaan dengan menghasilkan dan
mengeksploitasi daya kreasi dan daya cipta individu. Industri ekonomi kreatif merupakan
basis dari karakter dan simbol kehadiran Bangsa Indonesia di tengah pergaulan antar bangsa-
bangsa di dunia. Dengan memperkuat struktur industri berbasis tradisi dan budaya, kekayaan
intelektual dan warisan budaya bangsa dapat dilestarikan sebagai sumber inspirasi untuk
menghasilkan produk-produk inovatif baru bernilai tambah dan berdaya saing tinggi dan
umumnya berskala kecil menengah seperti industri rumah tangga.

Namun perkembangan setelah itu, dimana kehidupan ekonomi umat manusia telah
berubah seiring dengan berlangsungnya proses globalisasi ekonomi dan banyaknya temuan
baru dibidang teknologi komunikasi dan informasi, telah mengiring peradaban manusia
kedalam suatu arena interaksi sosial yang baru yang belum pernah terbayangkan sebelumnya,
dan hal itu sama sekali belum terdeteksi dalam kajian Toffler dan kawan-kawan.
1.2 Rumusan Masalah
a. Apakah yang dimaksud dengan Ekonomi Kreatif?
b. Apakah yang dimaksud dengan inovasi?
c. Kreatif VS inovasi?
d. Jenis jenis ekonomi kreatif?
e. Apa pentingnya ekonomi kreatif?
f. Apa peluang dan tantangan industry ekonomi kreatif?

1.3 Tujuan Penulisan


a. Untuk mengetahui apa definisi tentang Ekonomi Kreatif.
b. Untuk mengetahui alasan mengapa Indonesia sangat perlu mengembangkan
Ekonomi Kreatif.
c. Untuk mengetahui manfaat dari Ekonomi Kreatif.
d. Untuk mengetahui ruang lingkup yang terdapat dalam Ekonomi Kreatif.
e. Untuk mengetahui peluang dan tantangan yang dihadapi dalam melaksanakan
Ekonomi Kreatif.
f. Untuk mengetahui sejauh mana wanaca yang akan di buat pemerintah pada tahun
yang akan dating dalam mengembangkan Bidang Ekonomi Kreatif.

1.4 Manfaat Penulisan


Supaya kita dapat mengetahui apa makna dari Ekonomi Kreatif, serta dapat dijadikan
sebagai pedoman untuk kita bisa melakukan sebagian dari talenta yang kita miliki
agar dapat menghasilkan sesuatu yang bermanfaat, bukan hanya untuk kelangsungan
hidup kita sehari-hari, melainkan untuk meningkatkan perekonomian bangsa kita serta
memberikan peluang-peluang kerja bagi kita, untuk dapat dikembangkan secara
kreatif dan dapat berinovasi guna produk kita dapat bersaing dengan produk dari luar
negeri.
BAB II
PEMBAHASAN

A . PENGERTIAN KREATIF

Menurut ahli ekonomi Paul Romer (1993), ide adalah barang ekonomi yang sangat
penting, lebih penting dari objek yang ditekankan di kebanyakan model-model ekonomi. Di
dunia dengan keterbatasan fisik ini, adanya penemuan ide-ide besar bersamaan dengan
penemuan jutaan ide-ide kecil-lah yang membuat ekonomi tetap tumbuh. Ide adalah instruksi
yang membuat kita mengkombinasikan sumber daya fisik yang penyusunannya terbatas
menjadi lebih bernilai. Romer juga berpendapat bahwa suatu negara miskin karena
masyarakatnya tidak mempunyai akses pada ide yang digunakan dalam perindustrian
nasional untuk menghasilkan nilai ekonomi.

Konsep Ekonomi Kreatif merupakan sebuah konsep ekonomi di era ekonomi baru
yang mengintensifkan informasi dan kreativitas dengan mengandalkan ide dan stock of
knowledge dari Sumber Daya Manusia (SDM) sebagai faktor produksi utama dalam kegiatan
ekonominya. Struktur perekonomian dunia mengalami transformasi dengan cepat seiring
dengan pertumbuhan ekonomi, dari yang tadinya berbasis Sumber Daya Alam (SDA)
sekarang menjadi berbasis SDM, dari era pertanian ke era industri dan informasi.

Alvin Toffler (1980) dalam teorinya melakukan pembagian gelombang peradaban


ekonomi kedalam tiga gelombang. Gelombang pertama adalah gelombang ekonomi
pertanian. Kedua, gelombang ekonomi industri. Ketiga adalah gelombang ekonomi
informasi. Kemudian diprediksikan gelombang keempat yang merupakan gelombang
ekonomi kreatif dengan berorientasi pada ide dan gagasan kreatif.

Konsep Ekonomi Kreatif ini semakin mendapat perhatian utama di banyak negara
karena ternyata dapat memberikan kontribusi nyata terhadap perekonomian. Di Indonesia,
gaung Ekonomi Kreatif mulai terdengar saat pemerintah mencari cara untuk meningkatkan
daya saing produk nasional dalam menghadapi pasar global. Pemerintah melalui Departemen
Perdagangan yang bekerja sama dengan Departemen Perindustrian dan Kementerian
Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) serta didukung oleh KADIN kemudian
membentuk tim Indonesia Design Power 2006-2010 yang bertujuan untuk menempatkan
produk Indonesia menjadi produk yang dapat diterima di pasar internasional namun tetap
memiliki karakter nasional. Setelah menyadari akan besarnya kontribusi ekonomi kreatif
terhadap negara maka pemerintah selanjutnya melakukan studi yang lebih intensif dan
meluncurkan cetak biru pengembangan ekonomi kreatif.

Ciri-Ciri Ekonomi Kreatif

1) Periklanan (advertising): kegiatan kreatif yang berkaitan dengan jasa periklanan,


yakni komunikasi satu arah dengan menggunakan medium tertentu. Meliputi proses
kreasi, operasi, dan distribusi dari periklanan yang dihasilkan, misalnya riset pasar,
perencanaan komunikasi periklanan, media periklanan luar ruang, produksi material
periklanan, promosi dan kampanye relasi publik. Selain itu, tampilan periklanan di
media cetak (surat kabar dan majalah) dan elektronik (televisi dan radio), pemasangan
berbagai poster dan gambar, penyebaran selebaran, pamflet, edaran, brosur dan media
reklame sejenis lainnya, distribusi dan delivery advertising materials or samples, serta
penyewaan kolom untuk iklan;

2) Arsitektur: kegiatan kreatif yang berkaitan dengan desain bangunan secara


menyeluruh, baik dari level makro (town planning, urban design, landscape
architecture) sampai level mikro (detail konstruksi). Misalnya arsitektur taman,
perencanaan kota, perencanaan biaya konstruksi, konservasi bangunan warisan
sejarah, pengawasan konstruksi, perencanaan kota, konsultasi kegiatan teknik dan
rekayasa seperti bangunan sipil dan rekayasa mekanika dan elektrikal;

3) Pasar Barang Seni: kegiatan kreatif yang berkaitan dengan perdagangan barang-
barang asli, unik dan langka serta memiliki nilai estetika seni dan sejarah yang tinggi
melalui lelang, galeri, toko, pasar swalayan dan internet, meliputi barang-barang
musik, percetakan, kerajinan, automobile, dan film;

4) Kerajinan (craft): kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi, produksi dan
distribusi produk yang dibuat atau dihasilkan oleh tenaga pengrajin yang berawal dari
desain awal sampai proses penyelesaian produknya. Antara lain meliputi barang
kerajinan yang terbuat dari batu berharga, serat alam maupun buatan, kulit, rotan,
bambu, kayu, logam (emas, perak, tembaga, perunggu dan besi), kaca, porselen, kain,
marmer, tanah liat, dan kapur. Produk kerajinan pada umumnya hanya diproduksi
dalam jumlah yang relatif kecil (bukan produksi massal);

5) Desain: kegiatan kreatif yang terkait dengan kreasi desain grafis, desain interior,
desain produk, desain industri, konsultasi identitas perusahaan dan jasa riset
pemasaran serta produksi kemasan dan jasa pengepakan;

6) Fesyen (fashion): kegiatan kreatif yang terkait dengan kreasi desain pakaian, desain
alas kaki, dan desain aksesoris mode lainnya, produksi pakaian mode dan
aksesorisnya, konsultasi lini produk berikut distribusi produk fesyen;
7) Video, Film dan Fotografi: kegiatan kreatif yang terkait dengan kreasi produksi video,
film, dan jasa fotografi, serta distribusi rekaman video dan film. Termasuk di
dalamnya penulisan skrip, dubbing film, sinematografi, sinetron, dan eksibisi atau
festival film;

8) Permainan Interaktif (game): kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi, produksi,
dan distribusi permainan komputer dan video yang bersifat hiburan, ketangkasan, dan
edukasi. Sub-sektor permainan interaktif bukan didominasi sebagai hiburan semata-
mata tetapi juga sebagai alat bantu pembelajaran atau edukasi;

9) Musik: kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi atau komposisi, pertunjukkan,
reproduksi, dan distribusi dari rekaman suara;

10) Seni Pertunjukkan (showbiz): kegiatan kreatif yang berkaitan dengan usaha
pengembangan konten, produksi pertunjukkan. Misalnya, pertunjukkan wayang, balet,
tarian tradisional, tarian kontemporer, drama, musik tradisional, musik teater, opera,
termasuk musik etnik, desain dan pembuatan busana pertunjukkan, tata panggung,
dan tata pencahayaan;

11) Penerbitan dan Percetakan: kegiatan kreatif yang terkait dengan penulisan konten dan
penerbitan buku, jurnal, koran, majalah, tabloid, dan konten digital serta kegiatan
kantor berita dan pencari berita. Subsektor ini juga mencakup penerbitan perangko,
materai, uang kertas, blanko cek, giro, surat andil, obligasi, saham dan surat berharga
lainnya, paspor, tiket pesawat terbang, dan terbitan khusus lainnya. Juga mencakup
penerbitan foto-foto, grafir (engraving) dan kartu pos, formulir, poster, reproduksi,
percetakan lukisan, dan barang cetakan lainnya, termasuk rekaman mikro film;

12) Layanan Komputer dan Piranti Lunak (software): kegiatan kreatif yang terkait dengan
pengembangan teknologi informasi, termasuk layanan jasa komputer, pengolahan
data, pengembangan database, pengembangan piranti lunak, integrasi sistem, desain
dan analisis sistem, desain arsitektur piranti lunak, desain prasarana piranti lunak dan
piranti keras, serta desain portal termasuk perawatannya;

13) Televisi & Radio (broadcasting): kegiatan kreatif yang berkaitan dengan usaha kreasi,
produksi dan pengemasan acara televisi (seperti games, kuis, reality show,
infotainment, dan lainnya), penyiaran, dan transmisi konten acara televisi dan radio,
termasuk kegiatan station relay (pemancar) siaran radio dan televisi;

14) Riset dan Pengembangan (R&D): kegiatan kreatif terkait dengan usaha inovatif yang
menawarkan penemuan ilmu dan teknologi, serta mengambil manfaat terapan dari
ilmu dan teknologi tersebut guna perbaikan produk dan kreasi produk baru, proses
baru, material baru, alat baru, metode baru, dan teknologi baru yang dapat memenuhi

B. PENGERTIAN INOVASI

Inovasi dapat diartikan sebagai proses dan/atau hasil pengembangan


pemanfaatan/mobilisasi pengetahuan, keterampilan (termasuk keterampilan teknologis) dan
pengalaman untuk menciptakan atau memperbaiki produk (barang dan/atau jasa), proses,
dan/atau sistem yang baru, yang memberikan nilai yang berarti atau secara signifikan
(terutama ekonomi dan sosial).

Reka baru sebagai suatu “objek” juga memiliki arti sebagai suatu produk atau praktik baru
yang tersedia bagi aplikasi, umumnya dalam suatu konteks komersial. Biasanya, beragam
tingkat kebaruannya dapat dibedakan, bergantung pada konteksnya: suatu inovasi dapat
bersifat baru bagi suatu perusahaan (atau agen/aktor), baru bagi pasar, atau negara atau
daerah, atau baru secara sejagat. Sementara itu, reka baru sebagai suatu “kegiatan”
merupakan proses penciptaan reka baru, seringkali diidentifikasi dengan komersialisasi
suatu reka cipta.

Istilah reka baru memang sering diartikan secara berbeda, walaupun pada umumnya memiliki
pemaknaan serupa.

Reka baru, dalam ilmu lingusitik adalah fenomena munculnya kata-kata baru dan bukan kata-
kata warisan. Reka baru berbeda dengan neologisme. Reka baru bersifat 'tidak sengaja'.
C. KREATIF VS INOVASI

Arti dari kata ‘kreatif’ sendiri adalah menciptakan sesuatu yang berbeda dari yang
lain, atau menghubungkan hal-hal yang tadinya tidak berhubungan. Sedangkan arti dari kata
‘inovatif’ adalah menciptakan sesuatu yang belum pernah ada menjadi ada atau menciptakan
sesuatu yang sama sekali berbeda. Hal-hal itulah yang sejatinya diperlukan para
wirausahawan. Yang dimaksud dengan wirausahawan adalah pengusaha, tetapi tidak semua
pengusaha adalah wirausahawan. Wirausahawan adalah pionir dalam bisnis, inovator,
penanggung resiko yang mempunyai penglihatan visi ke depan dan memiliki keunggulan
dalam berprestasi di bidang usaha. Fungsi kreativitas dalam proses inovasi merupakan
pembangkitan ide yang menghasilkan penyempurnaan efektivitas dan efisiensi pada suatu
sistem.
Ada dua aspek penting pada kreatifitas yaitu proses dan manusia. Proses yang
berorentasi tujuan, yang di desain untuk mencapai solusi suatu permasalahan. Sedangkan
manusia merupakan sumber daya yang menentukan solusi. Proses tetap sama, namun
pendekatan yang digunakan dapat bervariasi. Antara wirausahawan yang satu dan yang
lainnya pastilah melakukan cara atau strategi yang berbeda-beda dalam membangun
bisnisnya. Cara atau strategi inilah yang menentukan hasil akhir yang dihasilkan. Semakin
kreatif orang tersebut menggunakan peluang yang ada, maka semakin baik pula hasil dari
bisnis yang mereka jalankan.

Namun memang dalam berpikir kreatif tidaklah semudah yang dibayangkan. Bagi anak-anak
mungkin kreatifitas masih sangat luas karena pemikiran mereka masih dibebaskan. Tetapi
semakin bertambah dewasanya seseorang, kreatifitas seakan-akan telah dikotak-kotakkan dan
hal ini menjadi hambatan untuk seseorang berpikir kreatif. Hambatan tersebut bisa berasal
dari banyak hal dan faktor, seperti hambatan yang dibuat sendiri. Hal ini terjadi karena
adanya pengaruh pendidikan dan budaya, misalnya 1+1 = 2, apabila ada jawaban yang
berbeda maka akan dianggap salah atau aneh. Hambatan lainnya adalah tidak berusaha
menentang kenyataan atau menerima apa adanya, misalnya orang tersebut terpaku dengan
apa yang telah mereka alami selama ini, tidak mau keluar dari batasan-batasan yang ada
sebelumnya, dan terpaku pada peraturan-peraturan yang telah membelenggu. Atau hambatan
lainnya adalah hambatan yang paling sering ditemukan, yakni takut dianggap aneh atau
bodoh. Orang tersebut menjadi tidak berani mengeluarkan ide atau pendapat yang
sebenarnya sudah dipikirkan dan ada dalam benak pikirannya, dan orang tersebut juga tidak
percaya diri bahwa ide yang ada dalam pikirannya adalah ide yang sesungguhnya memang
benar.

D. JENIS JENIS EKONOMI KREATIF

Menurut Departemen Perdagangan Republik Indonesia (2008), dalam buku Pengembangan


Industri Kreatif 2025, jenis ekonomi kreatif dibagi menjadi 14 sektor industri atau ekonomi
kreatif, diantaranya yaitu:

Periklanan
Kegiatan kreatif yang berkaitan dengan jasa periklanan (komunikasi satu arah dengan
menggunakan medium tertentu), meliputi proses kreasi, produksi dan distribusi dari iklan
yang dihasilkan, misalnya: riset pasar, perencanaan komunikasi iklan, iklan luar ruang,
produksi material iklan, promosi kampanye relasi publik, tampilan iklan di media cetak (surat
kabar, majalah) dan elektronik (televisi dan radio), pemasangan berbagai poster dan gambar,
penyebaran selebaran, pamflet, edaran, brosur dan reklame sejenis, distribusi dan delivery
advertising materials atau sampel, serta penyewaan kolom untuk iklan.

Arsitektur
Kegiatan kreatif yang berkaitan dengan jasa desain bangunan, perencanaan biaya, kontruksi,
konservasi bangunan warisan, pengawasan konstruksi baik secara menyeluruh dari level
makro (town planning, urban design, landscape architecture) sampai dengan level mikro
(detail konstruksi, misalnya; arsitektur taman, desain interior).

Pasar Kegiatan kreatif yang berkaitan dengan perdagangan barang-barang asli, unik dan
langka serta memiliki nilai estetika seni yang tinggi melalui lelang, galeri, toko, pasar
swalayan, dan internet, misalnya: alat musik, percetakan, kerajinan, automobile, film indie-
dokumenter, seni rupa dan lukisan.

Kerajinan (handicraft)
Kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi, produksi dan distribusi produk yang dibuat
dan dihasilkan oleh tenaga pengrajin yang berawal dari desain awal sampai dengan proses
penyelesaian produknya, antara lain meliputi barang kerajinan yang terbuat dari batu
berharga, serat alam maupun buatan, kulit, rotan, bambu, kayu, logam (emas, perak, tembaga,
perunggu, besi), kaca, porselin, kain, marmer, tanah liat, dan kapur. Produk kerajinan pada
umumnya hanya diproduksi dalam jumlah yang relatif kecil (bukan produksi massal).
Desain
Kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi desain grafis, desain interior, desain produk,
desain industri, konsultasi identitas perusahaan dan jasa riset pemasaran serta produksi
kemasan dan jasa pengepakan.

Fashion
Kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi desain pakaian, desain alas kaki, dan desain
aksesoris mode lainnya, produksi pakaian mode dan aksesorisnya, konsultasi lini produk
fesyen, serta distribusi produk fesyen.

Film, video, dan fotografi

Kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi produksi video, film dan jasa fotografi, serta
distribusi rekaman video dan film. Termasuk di dalamnya penulisan skrip, dubbing film,
sinematografi, sinetron, eksibisi film.

Permainan interaktif

Kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi, produksi dan distribusi permainan komputer
dan video yang bersifat hiburan, ketangkasan, dan edukasi. Subsektor permainan interaktif
sebagai hiburan semata-mata tetapi juga sebagai alat bantu pembelajaran atau edukasi.

Musik
Kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi/komposisi, pertunjukan, reproduksi, dan
distribusi dari rekaman suara atau lagu.

Seni pertunjukan

Kegiatan kreatif yang berkaitan dengan usaha pengembangan konten, produksi pertunjukan
(misal: pertunjukan balet, tarian tradisional, tarian kontemporer, drama, musik tradisional,
musik teater, opera, termasuk tur musik etnik), desain dan pembuatan busana pertunjukan,
tata panggung, dan tata pencahayaan.

Penerbitan dan percetakan

Kegiatan kreatif yang terkait dengan penulisan konten dan penerbitan buku, jurnal, koran,
majalah, tabloid, dan konten digital serta kegiatan kantor berita dan pencari berita. Subsektor
ini juga mencakup penerbitan perangko, material, uang kertas, blanko cek, giro, surat andil,
obligasi, surat saham, surat berharga lainnya, passport, tiket pesawat terbang, dan terbitan
khusus lainnya. Juga mencakup penerbitan-foto, grafir (engraving) dan kartu pos, formulir,
poster, reproduksi, percetakan lukisan dan barang cetakan lainnya, termasuk rekaman mikro
film.

Layanan komputer dan piranti lunak

Kegiatan kreatif yang berkaitan dengan pengembangan teknologi informasi termasuk jasa
layanan komputer, pengolahan data, pengembangan database, pengembangan piranti lunak,
integrasi sistem, desain dan analisis sistem, desain arsitektur piranti lunak, desain prasarana
piranti lunak dan piranti keras serta desain portal termasuk perawatannya.

Radio dan televise

Kegiatan kreatif yang berkaitan dengan usaha kreasi, produksi dan pengemasan, acara televisi
(seperti games, kuis, reality show, infotainment, dan lainnya), penyiaran, dan transmisi
konten acara televisi dan radio, termasuk kegiatan station relay (pemancar kembali) siaran
radio dan televisi.

Riset dan pengembangan

Kegiatan kreatif yang berkaitan dengan usaha inovatif yang menawarkan penemuan ilmu dan
teknologi dan penerapan ilmu dan pengetahuan tersebut untuk perbaikan produk dan kreasi
produk baru, proses baru, material baru, alat baru, metode baru, dan teknologi baru yang
dapat memenuhi kebutuhan pasar ternasuk yang berkaitan dengan humaniora seperti
penelitian dan pengembangan bahasa, sastra, dan seni, serta jasa konsultasi bisnis dan
manajemen.

E. Perlunya Ekonomi Kreatif

keterbatasan lapangan pekerjaan seperti saat ini, anak muda membutuhkan bekal
berupa soft skill (keterampilan) agar mampu berdaya saing, salah satunya memiliki
keterampilan berwirausaha atau entrepreneurship. Ekonomi kreatif adalah sebuah konsep di
era ekonomi baru yang mengintensifkan informasi dan kreativitas dengan mengandalkan ide
dan pengetahuan dari sumber daya manusia sebagai faktor produksi yang utama. Konsep ini
biasanya akan didukung dengan keberadaan industri kreatif yang menjadi
pengejawantahannya.

Seiring berjalannya waktu, perkembangan ekonomi sampai pada taraf ekonomi kreatif setelah
beberapa waktu sebelumnya, dunia dihadapkan pada konsep ekonomi informasi yang mana
informasi menjadi hal yang utama dalam pengembangan ekonomi. (wikipedia)

Menurut Indonesia kreatif, Era globalisasi dan konektivitas mengubah cara bertukar
informasi, berdagang, dan konsumsi dari produk-produk budaya dan teknologi dari berbagai
tempat di dunia. Dunia menjadi tempat yang sangat dinamis dan kompleks sehingga
kreativitas dan pengetahuan menjadi suatu aset yang tak ternilai dalam kompetisi dan
pengembangan ekonomi. Ekonomi Kreatif adalah sebuah konsep yang menempatkan
kreativitas dan pengetahuan sebagai aset utama dalam menggerakkan ekonomi. Konsep ini
telah memicu ketertarikan berbagai negara untuk melakukan kajian seputar Ekonomi Kreatif
dan menjadikan Ekonomi Kreatif model utama pengembangan ekonomi.

F. Peluang Dan Tantangan Yang Dihadapi Dalam Melaksanakan Ekonomi Kreatif

Salah satu permasalahan terkait kebijakan ekonomi kreatif di Indonesia adalah bahwa
sektor ini diletakkan pada lingkup kegiatan ekonomi, bukan pada lingkup kegiatan industri.
Akibatnya menjadi bermakna lain.

Sebagaimana diketahui, industri berbeda dengan ekonomi. Ekonomi bermakna luas,


sedangkan industri lebih spesifik. Industri memiliki karakter antara lain, kegiatan produksi
yang memiliki nilai tambah, hasil produksi dapat dilakukan secara massal dengan cepat dan
akurat, proses produksi melibatkan mesin dan ilmu pengetahuan, memiliki sasaran pelanggan
yang terukur, dan dapat dilakukan inovasi produksi secara terus menerus. Pada intinya,
industri terkait dengan efesiensi, fungsi organisasi produksi mapun pemasaran, ketepatan
waktu produksi maupun delivery, kecepatan, kapasitas produksi, dan efektivitas. Hal ini
berbeda dengan kegiatan ekonomi yang bersifat non industri bersifat tradisional yang
berdasarkan keterampilan tangan. Faktor individu sangat menentukan.
Kembali kepada persoalan, mana lebih tepat ekonomi kreatif atau industri kreatif, hal
itu tergantung pada orientasinya. Jika orientasi kebijakannya hanya untuk membina potensi
atau merawat potensi kreatif penduduk Indonesia sehingga bernilai ekonomi, maka ekonomi
kreatif sebagai nomenklatur dalam suatu struktur pemerintahan, menjadi relevan.

Akan tetapi, bila orientasinya tidak sekedar menumbuhkan potensi ekonomi dari
kegiatan kreatif penduduk, namun lebih jauh untuk menggenjot kegiatan kreatif penduduk
menjadi suatu industri tersendiri yang kuat dan besar yang mampu menyumbangkan PDB
yang signifikan, maka tentu saja yang tepat adalah dengan menggunakan nomenklatur
industri kreatif. Berbicara tentang industri, maka unsur-unsur dan karakteristik industri dalam
kegiatan produksi, haruslah dijaga dan dikembangkan sehingga lebih adaptif, inovatif serta
efesien dan efektif.

Peluang daripada melaksanakan ekonomi kreatif yakni:


1. Memberikan lapangan pekerjaan guna meminimalisir pengangguran.
2. Meningkatkan nilai ekpor bangsa Indonesia.
3. Pencitraan dan identitas bangsa.
4. Meningkatkan kualitas hidup.
5. Membuat pasar di Indonesia menjadi pasar yang potensial.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Ekonomi kreatif merupakan sebuah konsep ekonomi di era-ekonomi baru yang


mengedepankan informasi, serta kreativitas dengan mengandalkan ide dan berbagai ilmu
pengetahuan dari Sumber Daya Manusia (SDM) sebagai faktor produksi utama dalam
perekonomiannya. Ekonomi kreatif semakin meningkat mengingat peran ekonomi kreatif
yang dapat meningkatkan perekonomian suatu wilayah, terutama terhadap pengembangan
ekonomi berbasis Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Sehingga, dapat dikatakan bahwa
industri kreatif perlu dikembangkan di Indonesia, karena memberikan kontribusi ekonomi
yang signifikan, menciptakan iklim bisnis yang positif, membangun citra dan identitas
Bangsa, berbasis kepada Sumber Daya yang terbarukan, menciptakan inovasi dan kreativitas
yang merupakan keunggulan kompetitif suatu bangsa, dan memberikan dampak sosial yang
positif.

Inisiatif pengembangan ekonomi kreatif di Indonesia telah berhasil mengidentifikasi


subsektor yang merupakan bagian dari industri berbasis kreativitas, yaitu: 1) Periklanan; 2)
Arsitektur; 3) Desain; 4) Pasar Barang Seni; 5) Kerajinan, 6) Musik: 7) Fesyen; 8) Permainan
Interaktif; 9) Video, Film; dan Fotografi; 10) Seni Pertunjukan; 11) Layanan Komputer dan
Piranti Lunak; 12) Riset dan Pengembangan; 13) Penerbitan dan Percetakan; dan 14) Televisi
dan Radio.

Dalam rencana pengembangan ekonomi kreatif terdapat lima permasalahan utama,


antara lain: Kuantitas dan kualitas sumber daya insani sebagai pelaku dalam industri kreatif;
Iklim kondusif untuk memulai dan menjalankan usaha di industri kreatif;
Penghargaan/apresiasi terhadap insan kreatif Indonesia dan karya kreatif yang dihasilkan;
Percepatan tumbuhnya teknologi informasi dan komunikasi; Lembaga Pembiayaan yang
berpihak kepada pelaku industri kreatif.
3.2 Saran

Dalam konteks kebijakan industry di masa kini, Negara berkembang tidak bias
mengandalkan daya saingnya di bidang industry manufaktur, dengan memanfaatkan
keunggulan komparatif dalam bentuk biaya tenaga kerja yang lebih rendah dan sumber daya
alam yang melimpah. Keunggulan komparatif tersebut harus diarahkan dalam bentuk daya
saing yang diciptakan berdasarkan nilai keunikan factor historis, geografis, budaya dan
keramahan yang tidak mudah ditiru oleh yang lain. Pengetahuan dan kreatifitas adalah kunci
bagi penciptaan nilai.

Mengingat banyaknya instansi pemerintah yang terkait dengan berbagai subsector


ekonomi kreatif, diperlukan koordinasi antar instansi. Koordinasi ini memerlukan sebuah
institusi yang mampu berkonsentrasi dengan persoalan dalam ekonomi kreatif, sekaligus
memiliki hubungan kerja yang baik dengan berbagai instansi tersebut. Selain itu, mengingat
besarnya peran berbagi actor tidak hanya pemerintah dalam industry untuk tercapainya
kesuksesan sinergi antara rencana strategis dan implementasin, maka institusi ini harus
merupakan sebuah kolaborasi antara cendikiawan (dunia ilmu pengetahuan dan seni budaya),
bisnis (dunia usaha dan creative entrepreneurs), dan pemerintah yang disebut sebagai
kolaborasi triple helix.
DAFTAR PUSTAKA

file:///C:/Users/Acer/Downloads/Documents/buku-1-rencana-pengembangan-
ekonomi-kreatif-indonesia-2009.pdf
Departemen Perdagangan RI. 2015. Pengembangan Ekonomi Kreatif Indonesia 2009-2025.
Jakarta: Departemen Perdagangan.
Departemen Perdagangan RI. 2015. Pengembangan Ekonomi Kreatif Indonesia 2010-2014.
Jakarta: Departemen Perdagangan.
http://artikel-media.blogspot.com/2010/03/mengembangkan-ekonomi-kreatif.html
http://indonesiakreatif.net/creative-economy/what-is/what-is/
http://wikonomics.blogspot.com/2011/12/ekonomi-kreatif-dan-pembangunan-di.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Industri_kreatif

Anda mungkin juga menyukai