Anda di halaman 1dari 44

Laporan POT MIXING

DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ..........................................................................................................................1
BAB I PENDAHULUAN .....................................................................................................3
I.1 Tujuan Percobaan .............................................................................................................3
I.2 Landasan Teori .................................................................................................................3
I.2.1 Proses Pencampuran ..................................................................................................4
I.2.1.1 Pencampuran Fasa Padat –Cair ..........................................................................4
I.2.1.2 Pencampuran Fasa Padat-Padat ..........................................................................5
I.2.1.3 Pencampuran Fasa Cair-Gas...............................................................................6
I.2.2 Dimensi dan Geometri Tangki..................................................................................6
I.2.2.1 Posisi Sumbu Pengaduk ......................................................................................7
I.2.2.2 Sekat dalam Tangki .............................................................................................8
I.2.2.3 Pengaduk..............................................................................................................9
I.2.3 Kebutuhan Daya Pengadukan ................................................................................ 14
I.2.3.1 Parameter Hidrodinamika dalam Tangki Berpengaduk................................. 14
I.2.3.2 Daya Pengadukan dan Pencampuran. ............................................................. 15
I.2.3.3 Hubungan Daya dengan Hidrodinamika Fluida ............................................. 15
I.2.4 Laju dan Waktu Pencampuran .............................................................................. 16
I.2.5 Pencampuran Padatan ........................................................................................... 16
I.2.6 Perhitungan Pencampuran .................................................................................... 16
I.2.7 Laboratory Mixing................................................................................................. 16
I.2.8 Industria Mixing .................................................................................................... 16
BAB II PERCOBAAN MIXING ....................................................................................... 21
II.1 Prosedur Percobaan...................................................................................................... 21
II.2 Hasil Pengamatan......................................................................................................... 22
II.3 Pengolahan Data........................................................................................................... 24
II.3.1 Grafik Percobaan ................................................................................................... 26
II.3.2 Menentukan Kondisi Optimum Pembentukan Warna Sekunder ....................... 29
BAB III ANALISIS ............................................................................................................ 31
III.1 Analisis Percobaan ..................................................................................................... 31
III.2 Analisis Data ............................................................................................................... 32

Agung, Aziz, Dara, Desi A Page 1


Laporan POT MIXING

III.3 Analisis Alat dan Bahan ............................................................................................. 37


III.4 Analisis Kesalahan ..................................................................................................... 39
BAB IV KESIMPULAN .................................................................................................... 41
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 42
LAMPIRAN ........................................................................................................................ 43

Agung, Aziz, Dara, Desi A Page 2


Laporan POT MIXING

BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Tujuan Percobaan


Tujuan umum dari percobaan ini adalah mempelajari korelasi antara parameter–
parameter dalam sebuah proses pengadukan dan pencampuran, seperti jenis pengaduk,
posisi sumbu pengaduk, penggunaan sekat dalam tangki dan pola aliran yang terjadi,
terhadap kebutuhan daya dalam proses pengadukan dan pencampuran dalam tangki
berpengaduk.
Tujuan khusus dari percobaan mixing adalah untuk mencari kondisi optimum
suatu pencampuran dari berbagai pengaduk menggunakan bantuan variasi medium
pewarna sebagai parameter yang menghasilkan keseragaman dispersi padat pada cair.

I.2 Landasan Teori


Pengadukan dan pencampuran merupakan proses yang penting karena aplikasinya
cukup luas dan berhubungan erat dengan kinerja dari proses lainnya. Pengadukan
(agitation) merupakan sebuah proses yang menunjukkan gerakan yang terinduksi
menurut cara tertentu pada suatu bahan di dalam bejana dimana gerakan itu biasanya
mempunyai semacam pola sirkulasi. Di lain pihak, pencampuran dapat didefinisikan
sebagai suatu peristiwa menyebarkan bahan-bahan secara acak, dimana bahan yang satu
menyebar ke bahan yang lainnya dan sebaliknya, sedang bahan-bahan itu sebelumnya
terpisah dalam dua fasa atau lebih.
Aplikasi tersebut bisa dilakukan dalam sebuah tangki berpengaduk. Hal ini
dikarenakan faktor-faktor penting yang berkaitan dengan proses ini dalam aplikasi nyata
bisa dipelajari dengan seksama dalam alat ini. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses
pengadukan dan pencampuran diantaranya ialah perbandingan antara geometri tangki
dengan geometri pengaduk, bentuk dan jumlah pengaduk, posisi sumbu pengaduk,
kecepatan putaran pengaduk, penggunaan sekat dalam tangki dan juga properti fisik
fluida yang diaduk yaitu densitas dan viskositas.

Agung, Aziz, Dara, Desi A Page 3


Laporan POT MIXING

I.2.1 Proses Pencampuran


Proses pencampuran dalam fasa cair merupakan prinsip dari mekanisme
perpindahan momentum di dalam aliran turbulen. Pada aliran turbulen, pencampuran
terjadi pada 3 skala yang berbeda, yaitu:
1. Mekanisme konvektif, merupakan pencampuran sebagai akibat aliran cairan
secara keseluruhan (bulk flow).
2. Eddy diffusion, pencampuran dikarenakan adanya gumpalan-gumpalan fluida
yang terbentuk dan tercampakkan di dalam medan aliran yang dikenal sebagai
eddies.
3. Pencampuran difusi, mekanismenya adalah pencampuran karena gerak
molekular.
Ketiga mekanisme terjadi secara bersama-sama, tetapi yang paling menentukan
adalah eddy diffusion. Mekanisme ini membedakan pencampuran dalam keadaan turbulen
daripada pencampuran dalam medan aliran laminer. Sifat fisik fluida yang berpengaruh
pada proses pengadukan adalah densitas dan viskositas.
Secara khusus, proses pengadukan dan pencampuran digunakan untuk mengatasi tiga
jenis permasalahan utama, yaitu
1. untuk menghasilkan keseragaman statis ataupun dinamis pada sistem multifase
multikomponen
2. untuk memfasilitasi perpindahan massa atau energi di antara bagian – bagian dari
sistem yang tidak seragam
3. untuk menunjukkan perubahan fasa pada sistem multikomponen dengan atau
tanpa perubahan komposisi
Aplikasi pengadukan dan pencampuran bisa ditemukan dalam rentang yang luas,
diantara dalam proses suspensi padatan, dispersi gas-cair, cair-cair maupun padat-cair,
kristalisasi, perpindahan panas dan reaksi kimia.

I.2.1.1 Pencampuran Fasa Padat –Cair


Pada proses pembuatan produk industri kimia yang siap untuk diperdagangkan
dan pada pengolahan produk setengah jadi, seringkali bahan-bahan padat harus
dicampurkan dengan sejumlah kecil cairan. Di sini dapat terbentuk bahan padat yang

Agung, Aziz, Dara, Desi A Page 4


Laporan POT MIXING

lembab atau campuran yang sangat viskos seperti pasta atau adonan. Seringkali cairan
harus juga ditambahkan ke dalam pasta, adonan atau massa yang plastis tersebut. Contoh
:
a. Mencampur serbuk dengan cairan untuk membuat butiran-butiran (granulat)
b. Mencampur pasta pada industri farmasi dan kosmetik dengan bahan-bahan aktif.
c. Mencampur massa sintetik yang plastis dengan bahan-bahan penolong (misalnya
bahan pelunak, stabilisator, bahan pewarna).
Alat yang digunakan dapat berupa tangki atau bejana vertikal yang berbentuk silinder,
bahan digilas dan diuli oleh satu atau dua perkakas campur yang mirip pengaduk.

Gambar 1.1 Alat pencampur padat-cair

I.2.1.2 Pencampuran Fasa Padat-Padat


Pencampuran dua atau lebih dari bahan padat banyak dijumpai yang akan
menghasilkan produk komersial industri kimia. Pencampuran bahan pewarna dengan
bahan pewarna lainnya atau dengan bahan penolong untuk menghasilkan nuansa warna
tertentu atau warna yang cemerlang.
Alat yang digunakan untuk pencampuran bahan padat dengan padat dapat berupa
bejana-bejana yang berputar, atau bejana-bejana berkedudukan tetap tapi mempunyai
perlengkapan pencampur yang berputar, ataupun pneumatik.

Agung, Aziz, Dara, Desi A Page 5


Laporan POT MIXING

I.2.1.3 Pencampuran Fasa Cair-Gas


Untuk proses kimia dan fisika tertentu gas harus dimasukkan ke dalam cairan,
artinya cairan dicampur secara sempurna dengan bahan-bahan berbentuk gas.
Contoh :
1. Proses hidrogenasi, khorinasi dan fosfogensi
2. Oksidasi cairan oleh udara (fermentasi, memasukkan udara ke dalam lumpur
dalam instalasi penjernih biologis)
3. Meningkatkan kadar (melarutkan) gas dalam cairan (misalnya HCL dalam air,
oksigen dalam cairan-cairan)
4. Membangkitkan basa (misalnya busa pemadam api).

I.2.2 Dimensi dan Geometri Tangki


Dalam percobaan diperlukan suatu tangki pengaduk. Kapasitas tangki yang
dibutuhkan untuk menampung fluida menjadi salah satu pertimbangan dasar dalam
perancangan dimensi tangki. Fluida dengan kapasitas tertentu ditempatkan pada sebuah
wadah dengan besarnya diamater tangki sama dengan ketinggian fluida. Rancangan ini
ditujukan untuk mengoptimalkan kemampuan pengaduk untuk menggerakkan dan
membuat pola aliran fluida yang melingkupi seluruh bagian fluida dalam tangki.
1
V   . D 2. t
4 (1)
Persamaan (1) merupakan rumus dari volum sebuah tangki silinder. Salah satu
pertimbangan awal untuk merancang alat ini adalah dengan mencari nilai dari diamater
yang sama dengan ketinggian tangki untuk kapasitas fluida yang diinginkan dalam
pengadukan dan pencampuran. Penentuan diameter tangki menggunakan persamaan 2.
Tangki dengan diamater yang lebih kecil dibandingkan ketinggiannya memiliki
kecendrungan menambah jumlah pengaduk yang digunakan.

4V
D 3 ,dengan D = t (2)

Rancangan dasar dimensi dari sebuah tangki berpengaduk dengan perbandingan
terhadap komponen – komponen yang menyusunnya ditunjukkan pada gambar 1.2.

Agung, Aziz, Dara, Desi A Page 6


Laporan POT MIXING

Gambar 1.2 Dimensi sebuah Tangki Berpengaduk

Dimana C = tinggi pengaduk dari dasar tangki


D = diameter pengaduk
Dt = diameter tangki
H = tinggi fluida dalam tangki
J = lebar baffle
W = lebar pengaduk

Hubungan dari dimensi pada gambar 1.2 adalah :


Dt 1 Dt 3 C 1 W 1 Dt 12
 ;  ;  ;  ; 
H 1 D 1 D 1 D 4 J 1
Geometri dari tangki dirancang untuk menghindari terjadinya dead zone yaitu
daerah dimana fluida tidak bisa digerakkan oleh aliran pengaduk. Geometri dimana
terjadinya dead zone biasanya berbentuk sudut ataupun lipatan dari dinding-dindingnya.

I.2.2.1 Posisi Sumbu Pengaduk


Pada umumnya proses pengadukan dan pencampuran dilakukan dengan
menempatkan pengaduk pada pusat diameter tangki (center). Posisi ini memiliki pola
aliran yang khas. Pada tangki tidak bersekat dengan pengaduk yang berputar di tengah,
energi sentrifugal yang bekerja pada fluida meningkatkan ketinggian fluida pada dinding
dan memperendah ketinggian fluida pada pusat putaran. Pola ini biasa disebut dengan
pusaran (vortex) dengan pusat pada sumbu pengaduk. Pusaran ini akan menjadi semakin

Agung, Aziz, Dara, Desi A Page 7


Laporan POT MIXING

besar seiring dengan peningkatan kecepatan putaran yang juga meningkatkan turbulensi
dari fluida yang diaduk. Pada sebuah proses dispersi gas-cair, terbentuknya pusaran tidak
diinginkan. Hal ini disebabkan pusaran tersebut bisa menghasilkan dispersi udara yang
menghambat dispersi gas ke cairan dan sebaliknya.

Gambar 1.3 Posisi Center dari Sebuah Pengaduk yang Menghasilkan Vortex
Salah satu upaya untuk menghilangkan pusaran ini adalah dengan merubah posisi
sumbu pengaduk. Posisi tersebut berupa posisi sumbu pengaduk tetap tegak lurus namun
berjarak dekat dengan dinding tangki (off center) dan posisi sumbu berada pada arah
diagonal (incline). Perubahan posisi ini menjadi salah satu variasi dalam penelitian yang
dilakukan.

Gambar 1.4 Posisi off center dan angular alignment (incline)

I.2.2.2 Sekat dalam Tangki


Sekat (baffle) adalah lembaran vertikal datar yang ditempelkan pada dinding
tangki. Tujuan utama menggunakan sekat dalam tangki adalah memecah terjadinya
pusaran saat terjadinya pengadukan dan pencampuran. Oleh karena itu, posisi sumbu
pengaduk pada tangki bersekat berada di tengah. Namun, pada umumnya pemakaian
sekat akan menambah beban pengadukan yang berakibat pada bertambahnya kebutuhan
daya pengadukan. Sekat pada tangki juga membentuk distribusi konsentrasi yang lebih
baik di dalam tangki, karena pola aliran yang terjadi terpecah menjadi empat bagian.

Agung, Aziz, Dara, Desi A Page 8


Laporan POT MIXING

Penggunaan ukuran sekat yang lebih besar mampu menghasilkan pencampuran yang
lebih baik.

Gambar 1.5 Pemasangan Baffle Diharapkan Mampu menigkatkan Kualitas Pencampuran

Pada saat menggunakan empat sekat vertikal seperti pada gambar 1.5 bisa
menghasilkan pola perputaran yang sama dalam tangki. Lebar sekat yang digunakan
sebaiknya berukuran 1/12 diameter tangki.

I.2.2.3 Pengaduk
Pemilihan pengaduk yang tepat menjadi salah satu faktor penting dalam
menghasilkan proses pengadukan dan pencampuran yang efektif. Pengaduk jenis baling-
baling (propeller) dengan aliran aksial dan pengaduk jenis turbin dengan aliran radial
menjadi pilihan yang lazim dalam pengadukan dan pencampuran.

Jenis – jenis pengaduk


Secara umum, terdapat empat jenis pengaduk yang biasa digunakan secara umum, yaitu
pengaduk baling – baling (propeller), pengaduk turbin (turbine), pengaduk dayung
(paddle) dan pengaduk helical ribbon.
1. Pengaduk jenis baling-baling ( propeller )
Ada beberapa jenis pengaduk yang biasa digunakan. Salah satunya adalah baling-
baling berdaun tiga.

(a) (b) (c)

Agung, Aziz, Dara, Desi A Page 9


Laporan POT MIXING

Gambar 1.6. Pengaduk Jenis Baling – baling (a) Daun Dipertajam (b) Baling – Baling
Kapal (c) Daun Turbin.
Pengaduk jenis baling - baling digunakan pada kecepatan berkisar antara 400 hingga
1750 rpm (revolutions per minute) dan digunakan untuk cairan dengan viskositas rendah.
2. Pengaduk dayung ( paddle )

Gambar 1.7 Pangaduk Jenis Dayung ( Paddle ) Berdaun Dua


Berbagai jenis pengaduk dayung biasanya digunakan pada kecepatan rendah diantara
20 hingga 200 RPM. Dayung datar berdaun dua atau empat biasa digunakan dalam
sebuah proses pengadukan. Panjang total dari pengaduk dayung biasanya 60 – 80 % dari
diameter tangki dan lebar dari daunnya 1/6 – 1/10 dari panjangnya.
Pengaduk dayung menjadi tidak efektif untuk suspensi padatan, karena aliran radial
bisa terbentuk namun aliran aksial dan vertikal menjadi kecil. Sebuah dayung jangkar
atau pagar, yang terlihat pada gambar 6 biasa digunakan dalam pengadukan. Jenis ini
menyapu dan mengeruk dinding tangki dan kadang – kadang bagian bawah tangki. Jenis
ini digunakan pada cairan kental dimana endapan pada dinding dapat terbentuk dan juga
digunakan untuk meningkatkan transfer panas dari dan ke dinding tangki. Jenis pengaduk
ini adalah pencampur yang buruk. Pengaduk dayung sering digunakan untuk proses
pembuatan pasta kanji, cat, bahan perekat dan kosmetik.

3. Pengaduk turbin

Gambar 1.8 Pengaduk Jenis Turbin pada berbagai variasi


Pengaduk turbin adalah pengaduk dayung yang memiliki banyak daun pengaduk
dan beukuran lebih pendek, digunakan pada kecepatan tinggi untuk cairan dengan
rentang kekentalan yang sangat luas. Diameter dari sebuah turbin biasanya antara 30-
50 % dari diameter tangki [6]. Turbin biasanya memiliki empat atau enam daun pengaduk.

Agung, Aziz, Dara, Desi A Page 10


Laporan POT MIXING

Turbin dengan daun yang datar memberikan aliran yang radial. Jenis ini juga berguna
untuk dispersi gas yang baik, gas akan dialirkan dari bagian bawah pengaduk dan akan
menuju ke bagian daun pengaduk lalu terpotong – potong menjadi gelembung gas.

Gambar 1.9 Pengaduk Turbin Baling – Baling


Pada turbin dengan daun yang dibuat miring sebesar 45 o , seperti yang terlihat
pada gambar 8, beberapa aliran aksial akan terbentuk sehingga sebuah kombinasi dari
aliran aksial dan radial akan terbentuk. Jenis ini berguna dalam suspensi padatan karena
aliran langsung ke bawah dan akan menyapu padatan ke atas. Terkadang sebuah turbin
dengan hanya empat daun miring digunakan dalam suspensi padat. Pengaduk dengan
aliran aksial menghasilkan pergerakan fluida yang lebih besar dan pencampuran per
satuan daya dan sangat berguna dalam suspensi padatan.
4. Pengaduk helical-ribbon
Jenis pengaduk ini digunakan pada larutan dengan kekentalan yang tinggi dan
beroperasi pada rpm yang rendah pada bagian laminar. Ribbon (bentuknya seperti pita)
dibentuk dalam sebuah bagian helical (bentuknya seperti baling-baling helicopter dan
ditempelkan ke pusat sumbu pengaduk). Cairan bergerak dalam sebuah bagian aliran
berliku – liku pada bagian bawah dan naik ke bagian atas pengaduk.

(a) (b) (c) (d)


Gambar 1.10 Pengaduk Jenis (a), (b) & (c) Hellical Ribbon, (d) Semi-
Spiral

Kecepatan pengaduk
Salah satu variasi dasar dalam proses pengadukan dan pencampuran adalah
kecepatan putaran pengaduk yang digunakan. Variasi kecepatan putaran pengaduk bisa
memberikan gambaran mengenai pola aliran yang dihasilkan dan daya listrik yang
dibutuhkan dalam proses pengadukan dan pencampuran. Secara umum, klasifikasi

Agung, Aziz, Dara, Desi A Page 11


Laporan POT MIXING

kecepatan putaran pengaduk dibagi dalam tiga garis besar, yaitu kecepatan putaran
rendah, sedang dan tinggi.
1. Kecepatan putaran rendah
Kecepatan rendah yang digunakan berkisar pada kecepatan 400 rpm.
Pengadukan dengan kecepatan ini umumnya digunakan untuk minyak kental,
lumpur di mana terdapat serat atau pada cairan yang dapat menimbulkan busa.
Jenis pengadukan ini menghasilkan pergerakan batch yang sempurna
dengan sebuah permukaan fluida yang datar untuk menjaga temperatur atau
mencampur larutan dengan viskositas dan gravitasi spesifik yang sama.
2. Kecepatan putaran sedang
Kecepatan sedang yang digunakan berkisar pada kecepatan 1150 rpm.
Pengaduk dengan kecepatan ini umumnya digunakan untuk larutan sirup kental
dan minyak pernis.
Jenis ini paling sering digunakan untuk meriakkan permukaan pada
viskositas yang rendah, mengurangi waktu pencampuran, mencampur larutan
dengan viskositas yang berbeda dan bertujuan untuk memanaskan atau
mendinginkan.
3. Kecepatan putaran tinggi
Kecepatan tinggi yang digunakan berkisar pada kecepatan 1750 rpm.
Pengaduk dengan kecepatan ini umumnya digunakan untuk fluida dengan
viskositas rendah misalnya air. Tingkat pengadukan ini menghasilkan permukaan
yang cekung pada viskositas yang rendah dan dibutuhkan ketika waktu
pencampuran sangat lama atau perbedaan viskositasnya sangat besar.

Jumlah pengaduk
Penambahan Jumlah pengaduk yang digunakan pada dasarnya bertujuan untuk
tetap menjaga efektifitas pengadukan pada kondisi yang berubah. Ketinggian fluida yang
lebih besar dari diameter tangki, disertai dengan viskositas fluida yang lebih besar dan
diameter pengaduk yang lebih kecil dari dimensi yang biasa digunakan, merupakan
kondisi dimana pengaduk yang digunakan lebih dari satu buah, dengan jarak antar
pengaduk sama dengan jarak pengaduk paling bawah ke dasar tangki. Penjelasan

Agung, Aziz, Dara, Desi A Page 12


Laporan POT MIXING

mengenai kondisi pengadukan dimana lebih dari satu pengaduk yang digunakan dapat
dilihat dalam tabel 1.
Tabel 1. Kondisi untuk Pemilihan Jumlah Pengaduk [10]
Satu Pengaduk Dua Pengaduk
 Fluida dengan viskositas rendah  Fluida dengan viskositas sedang dan
 Pengaduk menyapu dasar tangki tinggi
 Kecepatan bali akiran yang tinggi  Pengadukan pada tangki yang dalam
 Ketinggian permukaan cairan yang  Gaya gesek aliran lebih besar
bervariasi  Ukuran mounting nozzle yang minimal

Pemilihan pengaduk
Viskositas dari cairan adalah salah satu dari beberapa faktor yang mempengaruhi
pemilihan jenis pengaduk. Indikasi dari rentang viskositas pada setiap jenis pengaduk
adalah:
1. Pengaduk jenis baling – baling digunakan untuk viskositas fluida di bawah 3 Pa.s
(3000 cP).
2. Pengaduk jenis turbin bisa digunakan untuk viskositas di bawah 100 Pa.s (100000
cP);
3. Pengaduk jenis dayung yang dimodifikasi seperti pengaduk jangkar bisa
digunakan untuk viskositas antara 50 – 500 Pa.s (500000) cP;
4. Pengaduk jenis pita melingkar biasa digunakan untuk viskositas di atas 1000 Pa.s
dan telah digunakan hingga viskositas 25000 Pa.s. Untuk viskositas lebih dari 2.5-
5 Pa.s (5000 cP) dan diatasnya, sekat tidak diperlukan karena hanya terjadi
pusaran kecil.

(a) (b) (c) (d)


Gambar 1.11 Pola Aliran yang dihasilkan oleh jenis – jenis pengaduk yang
berbeda, (a) impeller, (b) propeller, (c) paddle dan (d) helical ribbon

Agung, Aziz, Dara, Desi A Page 13


Laporan POT MIXING

I.2.3 Kebutuhan Daya Pengadukan


I.2.3.1 Parameter Hidrodinamika dalam Tangki Berpengaduk
Parameter-paramater hidrodinamika yang akan dibahas ada dua, yaitu:
1. Bilangan Reynold
Bilangan tak berdimensi ini menyatakan perbandingan antara gaya inersia dan
gaya viskos yang terjadi pada fluida. Sistem pengadukan yang terjadi bisa diketahui
bilangan Reynold-nya dengan menggunakan persamaan 3.
 D  ND   D 2 N
Re  (3)
 
dimana Re = Bilangan Reynold
 = densitas fluida
 = viskositas fluida
Dalam sistem pengadukan terdapat 3 jenis bentuk aliran yaitu laminar, transisi dan
turbulen. Batas aliran laminar adalah pada bilangan Reynolds hingga 10, sedangkan
turbulen terjadi pada bilangan Reynolds 10 hingga 104 dan transisi berada di antara
keduanya.
2. Bilangan Fraude
Bilangan tak berdimensi ini menunjukkan perbandingan antara gaya inersia
dengan gaya gravitasi. Bilangan Fraude dapat dihitung dengan persamaan berikut :

Fr 
v2

2
ND   N 2 D (4)
Dg Dg g
dimana Fr = bilangan Fraude
N = kecepatan putaran pengaduk
D = diameter pengaduk
G = percepatan gravitasi
Bilangan Fraude bukan merupakan variabel yang signifikan. Bilangan ini hanya
diperhitungkan pada sistem pengadukan dalam tangki tidak bersekat. Pada sistem ini
bentuk permukaan cairan dalam tangki akan dipengaruhi gravitasi sehingga
membentuk pusaran (vortex). Vorteks menunjukkan keseimbangan antara gaya
gravitasi dengan gaya inersia.

Agung, Aziz, Dara, Desi A Page 14


Laporan POT MIXING

I.2.3.2 Daya Pengadukan dan Pencampuran.


Pencampuran bisa dikarakterisasi dengan horsepower, kecepatan dan torque.
Kecepatan ditulis dalam putaran per menit (rpm), karena torque adalah energi perputaran
yang dihasilkan oleh pengaduk dalam inch-pounds atau inch-ounces. Kecepatan, torque
dan horsepower dihubungkan dengan persamaan di bawah ini
HP x 63025
Torque  (5)
rpm
Persamaan (5) membantu untuk menjelaskan bagaimana pengaduk dengan kecepatan
rendah secara umum menghasilkan kapabilitas torque yang jauh lebih tinggi untuk
sebuah horsepower yang diberikan.
Diameter dari pengaduk juga berpengaruh terhadap beban torque dalam
pencampuran. Daya yang diutuhkan untuk memutar sebuah pengaduk berhubungan
dengan diameter dan kecepatan pengaduknya. Persamaannya menjadi :
Power = rpm3 x Diameter5 (6)
Sedikit peningkatan kecepatan putaran dan diameter pengaduk akan menyebabkan
sebuah penambahan kebutuhan daya yang besar. Sehingga, daya juga bisa di hitung
dengan :
  F .r (7)
P   . (8)
dimana “  ” adalah tenaga putaran dan “F” adalah energi dan “r” adalah jarak dari
tangkai putaran dan  kecepatan angular [5].

I.2.3.3 Hubungan Daya dengan Hidrodinamika Fluida


Dalam perancangan dari sebuah tangki berpengaduk, salah satu faktor
pertimbangan yang penting adalah daya yang dibutuhkan untuk menggerakkan pengaduk.
Karena daya yang dibutuhkan untuk sebuah proses pengadukan dan pencampuran tidak
bisa ditebak secara teoritis.
Konsumsi daya adalah hubungan densitas fluida ρ, viskositas fluida μ dan
diameter pengaduk Da yang diplot dalam sebuah grafik antara bilangan daya (Np)
dibandingkan dengan bilangan Reynold ( Nre ). Bilangan daya adalah :

Agung, Aziz, Dara, Desi A Page 15


Laporan POT MIXING

(9)
Sebuah tangki dimana sebuah fluida non-newtonian dengan densitas  , dan viskositas µ
dan diputar dengan sebuah pengaduk berdiameter D dan pada kecepatan putaran N. Jika
diameter tangki adalah T, lebar pengaduk W dan ketinggian cairan H. Kebutuhan daya
dari pengaduk ( P ) menunjukkan jumlah energi yang dibutuhkan pada cairan dan
bergantung pada variabel di bawah ini :
P  P   ,  , N , g , D, T , W , H  (10)
Hal ini tidak mungkin untuk mendapatkan hubungan fungsional dalam persamaan di atas,
karena geometri yang rumit dari tangki, pengaduk dan variabel lain seperti kawat
pemanas [5]. Menggunakan analisis dimensional, jumlah variabel menggambarkan
permasalahannya bisa diminimalisir dan persamaan di atas dikurangi hingga :

P  ND 2 N 2 D T W H 
3 5
 f  , , , , , etc  (11)
N D   g D D D 

P ND 2
dimana adalah jumlah daya, PO; adalah angka Reynolds, Re ;
N 3 D 5 

N 2D
adalah angka Froud, Fr ;
g
I.2.4 Laju dan Waktu Pencampuran
Waktu pencampuran (mixing time) adalah waktu yang dibutuhkan sehingga
diperoleh keadaan yang homogen untuk menghasilkan campuran atau produk dengan
kualitas yang telah ditentukan. Sedangkan laju pencampuran (rate of mixing) adalah laju
di mana proses pencampuran berlangsung hingga mencapai kondisi akhir [10].
Pada operasi pencampuran dalam tangki berpengaduk, waktu pencampuran ini
dipengaruhi oleh beberapa hal,
1. Yang berkaitan dengan alat, seperti:
a. ada tidaknya baffle atau cruciform baffle
b. bentuk atau jenis pengaduk (turbin, propeler, padel)
c. ukuran pengaduk (diameter, tinggi)

Agung, Aziz, Dara, Desi A Page 16


Laporan POT MIXING

d. laju putaran pengaduk


e. kedudukan pengaduk pada tangki, seperti
 jarak pengaduk terhadap dasar tangki
 pola pemasangannya (center, vertikal; off center, vertikal;
miring (inclined) dari atas; dan horizontal)
f. jumlah daun pengaduk
g. jumlah pengaduk yang terpasang pada poros pengaduk
2. Yang berhubungan dengan cairan yang diaduk:
a. perbandingan kerapatan/ densitas cairan yang diaduk
b. perbandingan viskositas cairan yang diaduk
c. jumlah kedua cairan yang diaduk
d. jenis cairan yang diaduk (miscible, immiscible)
Faktor-faktor tersebut dapat dijadikan variabel yang dapat dimanipulasi untuk
mengamati pengaruh setiap faktor terhadap karakteristik pengadukan, terutama terhadap
waktu pencampuran.

I.2.5. Pencampuran Padatan


Dalam proses rekayasa industri, pencampuran adalah operasi unit yang
melibatkan memanipulasi sistem fisik heterogen, dengan maksud untuk membuatnya
lebih homogen. contoh Familiar termasuk pemompaan air di kolam renang untuk
menghomogenkan suhu air, dan mengaduk adonan pancake untuk menghilangkan
benjolan.
Pencampuran serbuk merupakan salah satu unit operasi tertua-dalam penanganan
padatan industri. Untuk beberapa dekade pencampuran serbuk telah digunakan hanya
untuk bahan homogenisasi massal. Banyak mesin yang berbeda telah dirancang agar
dapat menangani bahan dengan sifat massal berbagai makanan padat. Atas dasar
pengalaman praktis diperoleh dengan mesin-mesin yang berbeda, pengetahuan teknik
telah dikembangkan untuk membangun peralatan yang handal dan untuk memprediksi
perilaku scale-up dan pencampuran. Saat ini teknologi pencampuran yang sama
digunakan untuk banyak aplikasi: untuk meningkatkan kualitas produk, untuk partikel
mantel, untuk bahan sekering, untuk basah, untuk dispers dalam bentuk cair, untuk

Agung, Aziz, Dara, Desi A Page 17


Laporan POT MIXING

menggumpal, untuk mengubah sifat material fungsional, dll ini berbagai aplikasi
peralatan pencampuran memerlukan tingkat tinggi pengetahuan, pengalaman waktu yang
lama dan fasilitas pengujian diperpanjang untuk datang ke seleksi yang optimal dari
peralatan dan proses.

Mekanisme Pencampuran
Dalam bentuk bubuk pencampuran dua dimensi yang berbeda dalam proses
pencampuran dapat ditentukan: konvektif pencampuran dan intensif pencampuran.
Dalam kasus bahan campuran konvektif di mixer diangkut dari satu lokasi ke lokasi lain.
Jenis proses pencampuran akan menyebabkan keadaan kurang memerintahkan di dalam
mixer, komponen yang harus dicampur akan didistribusikan ke komponen lainnya.
Dengan maju waktu campuran akan menjadi lebih dan lebih secara acak dipesan. Setelah
waktu pencampuran tertentu negara acak utama tercapai. Biasanya jenis ini diterapkan
untuk pencampuran bahan-bahan gratis-mengalir dan kasar. Kemungkinan ancaman
selama pencampuran makro adalah-de pencampuran komponen, karena perbedaan dalam
ukuran, bentuk atau densitas dari partikel yang berbeda dapat menyebabkan segregasi.
Dalam rentang pencampuran konvektif, Hosokawa memiliki beberapa proses yang
tersedia dari mixer silo ke mixer horizontal dan pencampur kerucut. Jenis yang paling
terkenal adalah Vrieco-Nauta ® mixer, karena kemampuannya itu untuk campuran bahan
tanpa segregasi.
Ketika bahan kohesif, yang merupakan kasus dengan misalnya partikel halus dan
juga dengan material yang basah, konveksi pencampuran tidak lagi cukup untuk
mendapatkan campuran secara acak dipesan. Yang kuat relatif antar-partikel kekuatan
akan membentuk benjolan, yang tidak rusak oleh kekuatan transportasi ringan di mixer
konvektif. Dalam rangka memperkecil ukuran benjolan pasukan tambahan yang
diperlukan; energi lebih intensif yaitu pencampuran diperlukan. Pasukan tambahan ini
dapat menjadi dampak kekuatan atau gaya geser.

I.2.6 Perhitungan Pencampuran


Tingkat pencampuran ditentukan oleh efek pemompaan atau respon dinamis yang
mengajarkan mixer ke fluida. Ketika mixing impeller berputar dalam cairan, itu

Agung, Aziz, Dara, Desi A Page 18


Laporan POT MIXING

menghasilkan kombinasi aliran dan geser. impeller aliran yang dihasilkan dapat dihitung
dengan menggunakan persamaan berikut:
Arus = (Flow_Number RPM * * ^ Impeller_Diameter 3) / 231
Output dalam Gallons / Menit
Nomor flow untuk impeler telah diterbitkan oleh North American Mixing Forum,
Post Mixing, and Fusion Fluid Equipment.
Kalkulator pencampuran online tersedia di
http://www.fusionfluid.com/html/Knowledge-MixingCalculator.html

I.2.7 Laboratory mixing

Gambar 1. Sebuah pengaduk magnetik


Pada skala laboratorium, pencampuran dicapai dengan pengaduk magnet atau
dengan sederhana tangan gemetar.

I.2.8 Industrial mixing

Gambar 2. Schematics of an agitated vessel

Agung, Aziz, Dara, Desi A Page 19


Laporan POT MIXING

Pada skala industri, efisien pencampuran bisa sulit untuk dicapai. Banyak usaha
rekayasa masuk ke dalam merancang dan meningkatkan proses pencampuran.
Mencampur pada skala industri dilakukan dalam batch (pencampuran dinamis) atau
dengan bantuan mixer statis.
Contoh khas dari proses pencampuran dalam industri ini beton campuran, di mana
semen, pasir, batu kecil atau kerikil dan air bercampur dengan massa diri pengerasan
homogen, digunakan dalam industri konstruksi. Proses pencampuran klasik lain adalah
merenungkan pengecoran cetakan pasir, dimana pasir, lempung bentonit, debu batubara
halus dan air diramu untuk plastik, cetakan dan massa yang dapat digunakan kembali,
diterapkan untuk cetakan dan penuangan logam cair untuk memperoleh tuangan pasir
yang merupakan bagian logam untuk mobil, bangunan, mesin konstruksi atau industri
lainnya.

Agung, Aziz, Dara, Desi A Page 20


Laporan POT MIXING

BAB II
PERCOBAAN MIXING

II.1 Prosedur Percobaan


Prosedur percobaan dalam percobaan mixing adalah:
1. Preparasi Bahan
 Menimbang 15- 20 gram cat air warna primer pada cawan petri.
 Melarutkan warna primer tersebut dengan air hingga 900 mL.
2. Preparasi Alat
 Memasukkan 900 mL air fluida ke dalam tangki
 Memasang posisi sumbu pengaduk hanya pada center
 Menyiapkan stopwatch
 Memasang pengaduk pada sumbunya
 Menurunkan statip pada posisi yang telah ditentukan
 Mengatur posisi sumbu pengaduk dalam tangki
 Menyambungkan alat ke sumber listrik AC
 Menyalakan volt meter
 Menyalakan ampere meter
 Menyiapkan tachometer untuk digunakan
3. Proses pencampuran
 Memutar potensiometer hingga motor mulai berjalan
 Mencatat tegangan dan arus listrik yang digunakan (variasi tegangan
sebanyak 4 )
 Mengukur kecepatan putaran dengan tachometer sebanyak tiga kali
 Memasukkan 100 mL cairan warna primer dalam fluida
 Menghitung waktu pencampuran, dari mulai dituang hingga tercapai
distribusi merata secara visual.
 Melakukan pencampuran unuk membentuk tiga larutan warna primer

Agung, Aziz, Dara, Desi A Page 21


Laporan POT MIXING

 Memisahkan 900 ml larutan warna primer yang sudah terbentuk, lalu


masukkan cairan warna primer lain untuk membentuk warna sekunder.
Sehingga kapasitas pengadukan tetap 900mL.

Gambar 3.1 Warna Primer dan Pencampurannya menjadi Warna Sekunder.


 Melakukan tahapan – tahapan di atas untuk tiap jenis pengaduk yang ada
(3 jenis pengaduk yang diberikan oleh asisten).

II.2 Hasil Pengamatan


Penimbangan (gram) cat ke:
I  kuning : 12,11
Merah : 12,04
Biru : 12,01
II  kuning : 12,08
Merah : 12,06
Biru : 12,00
I II  kuning : 12,02
Merah : 12,00
Biru : 12,03
IV  kuning : 12,00
Merah : 12,04
Biru : 12,02
V  kuning : 12,02

Agung, Aziz, Dara, Desi A Page 22


Laporan POT MIXING

Merah : 12,06
Biru : 12,01
VI  kuning : 12,02
Merah : 12,05
Biru : 12,02
VII  kuning : 12,01
Merah : 12,08
Biru : 12,16
VIII  kuning : 12,01
Merah : 12,04
Biru : 12,0

Agung, Aziz, Dara, Desi A Page 23


Laporan POT MIXING

II.3 Pengolahan Data


Pitch blade propeller
Data mentah
Campuran Posisi pengaduk tegak
V=6 V=10
rpm Waktu Volt Arus rpm Waktu Volt Arus
av (sec) (V) (mA) av (sec) (V) (mA)
Kuning Biru 700 6,77 8 3,1 932,3 6,45 9,92 3,3
Merah 683,6 7,99 8,01 3 940,3 5,72 9,92 3,3
Kuning
Biru Merah 671,4 11,45 7,77 3,1 952,5 4,04 10,03 3,4

Posisi pengaduk 30o


V=6 V=10
Campuran
rpm Waktu Volt Arus rpm Waktu Volt Arus
av (sec) (V) (mA) av (sec) (V) (mA)
Kuning Biru 823,3 7,93 8,27 3,8 961,8 4,75 9,59 3,9
Merah
654,3 5,9 8,45 3,9 877,2 7,49 9,95 4,7
Kuning
Biru Merah 681,1 6,68 8,03 3,5 497,3 7,54 10 4,9

Data yang sudah diolah


Posisi pengaduk tegak
kuning biru
rpm Waktu Volt Arus daya
av (sec) (V) (mA) (watt)
700 6,77 8 3,1 0,0248
932,3 6,45 9,92 3,3 0,03274

merah kuning

Agung, Aziz, Dara, Desi A Page 24


Laporan POT MIXING

rpm Waktu Volt Arus daya


av (sec) (V) (mA) (watt)
683,6 7,99 8,01 3 0,02403
940,3 5,72 9,92 3,3 0,03274

biru merah
rpm Waktu Volt Arus daya
av (sec) (V) (mA) (watt)
671,4 11,45 7,77 3,1 0,02409
952,5 4,04 10,03 3,4 0,0341

Posisi pengaduk 30o


kuning biru
rpm Waktu Volt Arus daya
av (sec) (V) (mA) (watt)
823,3 7,93 8,27 3,8 0,03143
961,8 4,75 9,59 3,9 0,0374

merah kuning
rpm Waktu Volt Arus daya
av (sec) (V) (mA) (watt)
654,3 5,9 8,45 3,9 0,03296
877,2 7,49 9,95 4,7 0,04677

biru merah
rpm Waktu Volt Arus daya
av (sec) (V) (mA) (watt)
681,1 6,68 8,03 3,5 0,02811
497,3 7,54 10 4,9 0,049

Agung, Aziz, Dara, Desi A Page 25


Laporan POT MIXING

II.3.1 Grafik
1. Dengan Posisi Pengaduk Tegak
 kuning + biru

warna kuning+biru dengan pengaduk


6,8 tegak 0,035
6,75 0,03
6,7
0,025
daya (watt)

6,65

waktu (s)
0,02
6,6
0,015
6,55
0,01
6,5
6,45 0,005

6,4 0
600 650 700 750 800 850 900 950
kecepatan putaran rpm
waktu pengadukan daya pengadukan

 Merah + Kuning

warna merah + kuning dengan pengaduk


tegak
8,5 0,035

8 0,03
7,5 0,025
daya (watt)
waktu (s)

7 0,02

6,5 0,015
6 0,01
5,5 0,005

5 0
600 650 700 750 800 850 900 950 1000
kecepatan pengadukan rpm

waktu pengadukan daya pengadukan

Agung, Aziz, Dara, Desi A Page 26


Laporan POT MIXING

 Biru +Merah

warna biru+merah dengan pengaduk tegak


0,04 14
0,035 12
0,03 10
daya (watt)

0,025

waktu (s)
8
0,02
6
0,015
0,01 4

0,005 2
0 0
600 650 700 750 800 850 900 950 1000
kecepatan pengadukan RPM
waktu pengadukan daya pengadukan

2. Dengan Posisi Pengaduk 30o


 Kuning + Biru

warna kuning+biru dengan posisi


pengaduk 300
10 0,038
0,037
8
daya (watt)

0,036
waktu (s)

6 0,035
4 0,034
0,033
2
0,032
0 0,031
800 850 900 950 1000
kecepatan pengadukan RPM
waktu pengadukan daya pengadukan

Agung, Aziz, Dara, Desi A Page 27


Laporan POT MIXING

 Merah + Kuning

warna merah+kuning dengan posisi


pengaduk 300
8 0,05
0,045
7,5 0,04
7 0,035

daya (watt)
waktu (s)

0,03
6,5 0,025
0,02
6 0,015
5,5 0,01
0,005
5 0
400 500 600 700 800 900 1000
kecepatan pengadukan RPM
waktu pengadukan daya pengadukan

 Biru + Merah

warna biru+merah dengan posisi


pengaduk 300
7,6 0,06
7,5
7,4 0,05
7,3 0,04
daya (watt)
waktu (s)

7,2
7,1 0,03
7
6,9 0,02
6,8 0,01
6,7
6,6 0
400 450 500 550 600 650 700
kecepatan pengadukan RPM
waktu pengadukan daya pengadukan

Agung, Aziz, Dara, Desi A Page 28


Laporan POT MIXING

II.3.2 Menentukan Kondisi Optimum Pembentukan Warna Sekunder


Pengaduk Tegak Pitch Blade Propeler
waktu daya
warna rpm waktu daya
optimum optimum
700 6,77 0,0248
kuning biru 6,71 0,027
932,3 6,45 0,032736
merah 683,6 7,99 0,02403
7,6 0,0265
kuning 940,3 5,72 0,032736
671,4 11,45 0,024087
biru merah 9,3 0,027
952,5 4,04 0,034102

Pengaduk 30o Pitch Blade Propeler


waktu daya
warna rpm waktu daya
optimum optimum
823,3 7,93 0,031426
kuning biru 5,8 0,03581
961,8 4,75 0,037401
merah 654,3 5,9 0,032955
6,695 0,03986
kuning 877,2 7,49 0,046765
681,1 6,68 0,028105
biru merah 7,33 0,0435
497,3 7,54 0,049

Agung, Aziz, Dara, Desi A Page 29


Laporan POT MIXING

waktu rata-rata untuk masing-masing posisi


pengaduk
10
9
8
7
waktu (s)

6
5
4 pengaduk tegak
3 pengaduk 30o
2
1
0
kuning biru merah kuning biru merah
pencampuran warna

daya rata-rata untuk masing-masing posisi


pengaduk
0,05
0,045
0,04
0,035
waktu (s)

0,03
0,025
0,02 pengaduk tegak
0,015 pengaduk 30o
0,01
0,005
0
kuning biru merah kuning biru merah
pencampuran warna

Agung, Aziz, Dara, Desi A Page 30


Laporan POT MIXING

BAB III
ANALISIS

III.1 Analisis Percobaan


Proses pencampuran merupakan proses menyebarkan bahan-bahan secara acak,
bahan-bahan yang sebelumnya terpisah akan saling menyebar dari bahan yang satu ke
bahan yang lainnya hingga pada akhirnya tercapai keadaan yang homogen. Proses
pencampuran memerlukan waktu tertentu untuk memaksimalkan keseragaman fluida
yang diaduk. Pada aplikasinya, perubahan waktu pengadukan dipengaruhi oleh kecepatan
putaran pengaduk yang akan berpengaruh pada kebutuhan daya yang diperlukan.
Kebutuhan daya akan berbeda-beda untuk setiap jenis pengaduk, bergantung pada
dimensi dan geometri pengaduk yang digunakan.
Tujuan dari percobaan proses pencampuran ini adalah mencari kondisi optimum
suatu pencampuran dari dua buah jenis pengaduk (hole blade turbine impeller,dan pitch
blade propeller) dengan cara menganalisis kebutuhan daya yang minimum dan waktu
pencampuran yang optimum terhadap kecepatan putaran pengaduk yang dibutuhkan
untuk menghasilkan keseragaman dispersi padat pada cair.
Keadaan optimum sendiri pada suatu pencampuran didefinisikan sebagai suatu
keadaan pencampuran yang mempunyai kombinasi daya pencampuran, waktu
pencampuran dan kecepatan putaran yang minimal, untuk mendapatkan suatu campuran
yang homogen. Dalam artian bahwa pencampuran yang berada dalam kondisi optimum
adalah pencampuran yang dilakukan dengan daya yang kecil dan kecepatan putaran yang
kecil menghasilkan pencampuran yang optimal hanya dengan waktu yang sebentar saja.
Untuk itu pada percobaan ini dilakukan variasi voltase. Variasi voltase ini akan
berdampak pada kecepatan putaran pengaduk serta waktu pencampuran dari kedua bahan
yang akan dicampur. Bahan yang digunakan adalah cat warna primer dan air. Variasi
yang dilakukan dengan menggabungkan warna primer yang ada dengan berbagai jenis
komposisi sehingga dihasilkan suatu titik homogenasi.

Agung, Aziz, Dara, Desi A Page 31


Laporan POT MIXING

III.2 Analisis Data dan Grafik


Berdasarkan data yang didapatkan (pada bagian data pengamatan) terlihat bahwa
semakin besar daya yang dikeluarkan maka kecepatan putaran pengaduk (rpm) juga akan
semakin besar (berbanding lurus), hal ini dikarenakan jika semakin besar daya yang
masuk ke motor akan menghasilkan energi putaran yang semakin besar pula sampai batas
maksimum motor.
Percobaan pencampuran ini bertujuan untuk mencari kondisi optimum dari 2 jenis
pengaduk dengan posisi yang berbeda. Kondisi optimum adalah kondisi dimana
kebutuhan daya akan minimum dan waktu pencampuran juga optimum terhadap
kecepatan putaran yang dibutuhkan untuk menghasilkan dispersi padat cair yang
homogen. Titik optimum diperoleh dari perpotongan antara grafik kecepatan putaran
terhadap waktu pencampuran dengan kecepatan putaran terhadap daya yang dibutuhkan.
Perubahan waktu pengadukan dipengaruhi oleh kecepatan putaran (rpm) yang
mempengaruhi kebutuhan daya yang diperlukan. Kecepatan putaran atau disebut juga
laju pencampuran merupakan laju dimana proses pencampuran berlangsung hingga
mencapai kondisi akhir.
Dari grafik pencampuran warna primer menunjukkan bahwa daya yang
dibutuhkan berbanding terbalik dengan waktu yang dibutuhkan untuk berputar. Grafik
satunya lagi menunjukkan perbedaan waktu rata-rata yang dibutuhkan dan daya rata-rata
yang dibutuhkan untuk berbagai posisi pengaduk yang dilakukan. Dibawah ini
merupakan grafik waktu rata-rata yang dibutuhkan dengan tipe pengaduk Pitch blade
propeller.

Agung, Aziz, Dara, Desi A Page 32


Laporan POT MIXING

waktu rata-rata untuk masing-masing posisi


pengaduk dengan pengaduk Pitch blade
propeller
10
9
8
7 pengaduk
tegak
waktu (s)

6
5
4 pengaduk
3 30o
2
1
0
kuning biru merah kuning biru merah
pencampuran warna

Dari grafik diatas, waktu yang paling banyak digunakan yaitu untuk pengaduk
tegak tipe Pitch blade propeller. Sedangkan dibawah ini merupakan grafik daya rata-rata
yang dibutuhkan dengan tipe pengaduk Pitch blade propeller.

daya rata-rata untuk masing-masing posisi


pengaduk
0,05
0,045
0,04
0,035
waktu (s)

0,03
0,025
0,02 pengaduk tegak
0,015 pengaduk 30o
0,01
0,005
0
kuning biru merah kuning biru merah
pencampuran warna

Dari grafik diatas, daya yang paling banyak dibutuhkan yaitu untuk pengaduk
dengan kemiringan 30o untuk tipe Pitch blade propeller.

Agung, Aziz, Dara, Desi A Page 33


Laporan POT MIXING

Sedangkan untuk tipe pengaduk turbin impeller, grafik waktu rata-rata yang
dibutuhkan untuk masing-masing posisi pengaduk.

Waktu Rata-Rata Untuk Masing-Masing Posisi


Pengaduk tipe turbin impeller
16
14
12
Pengaduk
10
Waktu (s)

Tegak
8
6 Pengaduk
30o
4
2
0
kuning biru merah kuning biru merah
Pencampuran Warna

Dari grafik diatas, waktu yang paling banyak digunakan yaitu pengaduk tegak tipe
turbin impeller. Dan dibawah ini merupakan grafik daya rata-rata yang dibutuhkan
dengan tipe pengaduk turbin impeller.

Daya Rata-Rata Untuk Masing-Masing Posisi


Pengaduk turbin impeller
0,06

0,05

0,04
Daya (Watt)

0,03
Pengaduk Tegak
0,02
Pengaduk 30o
0,01

0
kuning biru merah kuning biru merah
Pencampuran Warna

Agung, Aziz, Dara, Desi A Page 34


Laporan POT MIXING

Dari grafik diatas, daya yang paling banyak dibutuhkan yaitu untuk pengaduk
dengan kemiringan 30o untuk tipe turbin impeller.
Penggabungan data waktu optimum dari kedua jenis pengaduk yang digunakan
dan dengan posisi yang diamati.

Waktu Rata-Rata Untuk Masing-Masing Posisi


Pengaduk
16
14 pengaduk tegak pitch
12 blade propeler

10
waktu (s)

pengaduk 30o pitch


8 blade propeler
6
pengaduk tegak turbin
4 impeller
2
pengaduk 30o turbin
0
impeller
kuning biru merah kuning biru merah
pencampuran warna

Dari kedua jenis pengaduk yang digunakan dan kedua posisi yang diamati, waktu
paling efisien yang dibutuhkan yaitu tipe pitch blade propeler dengan posisi 30 o. Dan
penggabungan data daya optimum dari kedua jenis pengaduk yang digunakan dan dengan
posisi yang diamati, yaitu.

Agung, Aziz, Dara, Desi A Page 35


Laporan POT MIXING

Daya Rata-Rata Untuk Masing-Masing Posisi


Pengaduk
0,06
pengaduk tegak
pitch blade propeler
0,05

0,04
daya (watt)

pengaduk 30o pitch


blade propeler
0,03

0,02 pengaduk tegak


turbin impeller
0,01

0 pengaduk 30o
kuning biru merah kuning biru merah turbin impeller
pencampuran warna

Dari kedua jenis pengaduk yang digunakan dan kedua posisi yang diamati, daya
paling efisien yang dibutuhkan yaitu tipe pitch blade propeler dengan posisi tegak.
Proses pencampuran pada zat cair akan berlangsung dengan cepat di dalam aliran
yang bersifat turbulen dimana blade yang digunakan akan menghasilkan arus yang
berkecepatan tinggi dan fluida dapat bercampur di daerah sekitar blade pengaduk.
Di bawah ini merupakan ilustrasi jenis aliran aksial dan aliran radial (aliran sentrifugal):

Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa untuk memenuhi sebuah proses pengadukan
dan pencampuran dengan waktu cepat dapat dilakukan dengan menggunakan kecepatan
putaran yang tinggi. Namun, akibatnya daya yang dibutuhkan untuk memenuhi kecepatan
putaran yang diinginkan juga menjadi lebih besar. Begitu pula sebaliknya.

Agung, Aziz, Dara, Desi A Page 36


Laporan POT MIXING

III.3 Analisis Alat dan Bahan


Tabel 3.1 Alat dan Bahan
No. Gambar Keterangan
1. Bagian paling bawah dari alat ini adalah roda yang
ditempatkan pada kaki – kaki kerangka. Roda ini
digunakan untuk memudahkan mobilisasi alat
secara keseluruhan, khususnya ketika maintenance
dalam bengkel.

2. Permukaan alat ini dibuat bertingkat. hal ini


digunakan untuk memudahkan peneliti dalam
mengamati pola aliran dari bagian atas tangki. Hal
ini dikarenakan ketinggian dari dua tangki yang
digunakan berbeda. Permukaan bagian bawah
digunakan untuk tangki berkapasitas 20 liter dan
bagian atas digunakan untuk tangki berkapasitas 2
liter. Lapisan permukaan alat ini terdiri dari
lembaran Stainless Steel tipe dove ketebalan 1mm.
Tetapi, yang digunakan dalam praktikum hanya
pada permukaan bagian atas.

3. Bagian bawah permukaan untuk tangki kecil


memiliki ruang untuk menyimpan bahan – bahan
dan perlatan yang akan dalam penelitian ini. Seperti
menyimpan technometer,tetapi kurang dapat
digunakan dengan maksimal karena tempatnya yang
terlalu kecil.

Agung, Aziz, Dara, Desi A Page 37


Laporan POT MIXING

4. Salah satu bagian penting dari alat ini adalah papan


panel yang terletak di bagian rangka paling atas.
Panel ini terdiri dari bagian depan dan bagian
balakang. Pad bagian depan terlihat adanya
tombol ” on/off ”, ampere meter dan volt meter
jarum, multimeter digital dan tuas pengatur
kecepatan putaran. Sedangkan, bagian belakang
terdiri dari power supply jenis ” switching ”,
potensiometer dan rangkaian peralatan llistrik
lainnya. Parameter pada analisis perhitungan.

5. Unit pengaduk ini terdiri dari penyangga motor


pengaduk, motor pengaduk DC merk Hitachi 24
2500 rpm, sumbu pengaduk dan pengaduk yang
terpasang pada bagian ujungnya. Kestabilan bagian
ini mempangaruhi kualitas pengadukan dengan
tidak adanya bending (getaran) pada bagian ini.
Getaran pada bagian ini akan meningkatkan daya
pengadukan yang dibutuhkan.
6. Tangki untuk memudahkan pengamatan pola aliran
dengan dindingnya yang terbuat dari kaca tebus
pandang. Diameter tangki 18 cm dan ketinggiannya
19.8 cm. Pada tangki ini dilakukan semua
pengamatan untuk variabel yang digunakan.

7. Hole Blade Turbine Impeller merupakan pengaduk


jenis turbin dengan daun pengaduknya yang diberi
lubang. Lubang tersebut berdiamter 4 mm, di buat 3
buah secara diagonal dengan posisi yang sama pada
setiap daun pengaduknya. Bentuk ini berguna untuk

Agung, Aziz, Dara, Desi A Page 38


Laporan POT MIXING

dispersi gas-cair karena bisa menghasilkan buih.


8. Pitch Blade Propeller merupakan jenis pengaduk
baling – baling kapal. Pengaduk ini menghasilkan
pola aliran aksial ke bagian atas tangki. Pengaduk
berdaun tiga ini dibuat dua buah untuk tangki besar
maupun tangki kecil.
9. Tachometer merupakan alat pengukur kecepatan
putaran. Alt ini bisa menghasilkan data dalam rpm
ataupun jumlah putaran pada saat proses mixing
berjalan dengan mengarahkan kearah pusat
perputaran pengaduk.

10 Air digunakan sebagai pelarut dalam percobaan.


Volume air yang digunakan sebesar 500 mL untuk
setiap cat bewarna yang digunakan.

11 Cat sebagai bahan yang dilarutkan dalam air. Massa


cat yang digunakan adalah 12 gram. Cat yang
digunakan pada saat praktikum adalah cat poster.

III.4 Analisis Kesalahan


Percobaan yang dilakukan sudah sesuai dengan prosedur pada modul, maupun
seperti yang diinstruksikan oleh asisten, sehingga hasil yang didapat pada praktikum kali
ini sudah dapat menggambarkan besaran kebutuhan daya untuk variasi posisi sumbu dan
jenis pengaduk yang digunakan.
Besaran-besaran yang dilakukan oleh praktikan antara lain :
 Tidak mengetahui pasti derajat kemiringan yang akurat untuk posisi sumbu
incline. Sehingga kemiringan yang dipakai hanya berdasarkan perkiraan

Agung, Aziz, Dara, Desi A Page 39


Laporan POT MIXING

kemiringan praktikan saja. Selain itu, kemungkinan besar kemiringan sumbu


tidak sama persis antara posisi sumbu yang satu dengan yang lainnya.
 Ketepatan dalam pembacaan Tachometer, sehingga mungkin hasil yang
didapatkan kurang akurat.
 Dalam mengukur waktu menggunakan stopwatch yang mungkin tidak terlalu
tepat waktunya.
 Kondisi voltmeter yang sangat sensitif, sehingga sulit untuk mendapatkan nilai
tegangan persis seperti yang diinginkan.

Agung, Aziz, Dara, Desi A Page 40


Laporan POT MIXING

BAB IV
KESIMPULAN

Berdasarkan percobaan didapatkan kesimpulan:


 Pencampuran adalah suatu proses yang dilakukan untuk mencampurkan
komponen-komponen dalam suatu campuran yang tadinya berbeda fasa, sehingga
tercapai keadaan yang homogen.
 Proses pencampuran yang optimum adalah proses dimana waktu yang dibutuhkan
untuk mecapai keadaan homogen adalah minumum dengan daya yang dibutuhkan
juga minimum.
 Faktor-faktor yang mempengaruhi proses pencampuran adalah kecepatan aliran,
daya aliran, jenis pengaduk, dan jenis campuran.
 Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa untuk memenuhi sebuah proses pengadukan
dan pencampuran dengan waktu cepat dapat dilakukan dengan menggunakan
kecepatan putaran yang tinggi. Namun, akibatnya daya yang dibutuhkan untuk
memenuhi kecepatan putaran yang diinginkan juga menjadi lebih besar. Begitu
pula sebaliknya.

Agung, Aziz, Dara, Desi A Page 41


Laporan POT MIXING

DAFTAR PUSTAKA

Buku Panduan Praktikum POT 1.


Rahayu, Suparni Setyowati. “Pencampuran Bahan Padat-Cair”, http://www.chem-is-
try.org/materi_kimia/kimia-industri/teknologi-proses/pencampuran-bahan-padat-cair/
(14 November 2009)
http://en.wikipedia.org/wiki/Mixing_(process_engineering)

Agung, Aziz, Dara, Desi A Page 42


Laporan POT MIXING

LAMPIRAN

(a) (b) (c)


Gambar 1. (a) Cat yang digunakan, (b) cat setelah ditimbang, (c) jenis pengaduk yang
digunakan

(a) (b)
Gambar 2. (a)Proses mixing, (b) Hasil mixing warna primer

Agung, Aziz, Dara, Desi A Page 43


Laporan POT MIXING

(a) (b) (c)


Gambar 3. (a) Campuran merah dan kuning (jingga), (b) Campuran merah dan biru
(ungu), (c) Campuran kuning dan biru (sea green)

Agung, Aziz, Dara, Desi A Page 44

Anda mungkin juga menyukai