DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ..........................................................................................................................1
BAB I PENDAHULUAN .....................................................................................................3
I.1 Tujuan Percobaan .............................................................................................................3
I.2 Landasan Teori .................................................................................................................3
I.2.1 Proses Pencampuran ..................................................................................................4
I.2.1.1 Pencampuran Fasa Padat –Cair ..........................................................................4
I.2.1.2 Pencampuran Fasa Padat-Padat ..........................................................................5
I.2.1.3 Pencampuran Fasa Cair-Gas...............................................................................6
I.2.2 Dimensi dan Geometri Tangki..................................................................................6
I.2.2.1 Posisi Sumbu Pengaduk ......................................................................................7
I.2.2.2 Sekat dalam Tangki .............................................................................................8
I.2.2.3 Pengaduk..............................................................................................................9
I.2.3 Kebutuhan Daya Pengadukan ................................................................................ 14
I.2.3.1 Parameter Hidrodinamika dalam Tangki Berpengaduk................................. 14
I.2.3.2 Daya Pengadukan dan Pencampuran. ............................................................. 15
I.2.3.3 Hubungan Daya dengan Hidrodinamika Fluida ............................................. 15
I.2.4 Laju dan Waktu Pencampuran .............................................................................. 16
I.2.5 Pencampuran Padatan ........................................................................................... 16
I.2.6 Perhitungan Pencampuran .................................................................................... 16
I.2.7 Laboratory Mixing................................................................................................. 16
I.2.8 Industria Mixing .................................................................................................... 16
BAB II PERCOBAAN MIXING ....................................................................................... 21
II.1 Prosedur Percobaan...................................................................................................... 21
II.2 Hasil Pengamatan......................................................................................................... 22
II.3 Pengolahan Data........................................................................................................... 24
II.3.1 Grafik Percobaan ................................................................................................... 26
II.3.2 Menentukan Kondisi Optimum Pembentukan Warna Sekunder ....................... 29
BAB III ANALISIS ............................................................................................................ 31
III.1 Analisis Percobaan ..................................................................................................... 31
III.2 Analisis Data ............................................................................................................... 32
BAB I
PENDAHULUAN
lembab atau campuran yang sangat viskos seperti pasta atau adonan. Seringkali cairan
harus juga ditambahkan ke dalam pasta, adonan atau massa yang plastis tersebut. Contoh
:
a. Mencampur serbuk dengan cairan untuk membuat butiran-butiran (granulat)
b. Mencampur pasta pada industri farmasi dan kosmetik dengan bahan-bahan aktif.
c. Mencampur massa sintetik yang plastis dengan bahan-bahan penolong (misalnya
bahan pelunak, stabilisator, bahan pewarna).
Alat yang digunakan dapat berupa tangki atau bejana vertikal yang berbentuk silinder,
bahan digilas dan diuli oleh satu atau dua perkakas campur yang mirip pengaduk.
4V
D 3 ,dengan D = t (2)
Rancangan dasar dimensi dari sebuah tangki berpengaduk dengan perbandingan
terhadap komponen – komponen yang menyusunnya ditunjukkan pada gambar 1.2.
besar seiring dengan peningkatan kecepatan putaran yang juga meningkatkan turbulensi
dari fluida yang diaduk. Pada sebuah proses dispersi gas-cair, terbentuknya pusaran tidak
diinginkan. Hal ini disebabkan pusaran tersebut bisa menghasilkan dispersi udara yang
menghambat dispersi gas ke cairan dan sebaliknya.
Gambar 1.3 Posisi Center dari Sebuah Pengaduk yang Menghasilkan Vortex
Salah satu upaya untuk menghilangkan pusaran ini adalah dengan merubah posisi
sumbu pengaduk. Posisi tersebut berupa posisi sumbu pengaduk tetap tegak lurus namun
berjarak dekat dengan dinding tangki (off center) dan posisi sumbu berada pada arah
diagonal (incline). Perubahan posisi ini menjadi salah satu variasi dalam penelitian yang
dilakukan.
Penggunaan ukuran sekat yang lebih besar mampu menghasilkan pencampuran yang
lebih baik.
Pada saat menggunakan empat sekat vertikal seperti pada gambar 1.5 bisa
menghasilkan pola perputaran yang sama dalam tangki. Lebar sekat yang digunakan
sebaiknya berukuran 1/12 diameter tangki.
I.2.2.3 Pengaduk
Pemilihan pengaduk yang tepat menjadi salah satu faktor penting dalam
menghasilkan proses pengadukan dan pencampuran yang efektif. Pengaduk jenis baling-
baling (propeller) dengan aliran aksial dan pengaduk jenis turbin dengan aliran radial
menjadi pilihan yang lazim dalam pengadukan dan pencampuran.
Gambar 1.6. Pengaduk Jenis Baling – baling (a) Daun Dipertajam (b) Baling – Baling
Kapal (c) Daun Turbin.
Pengaduk jenis baling - baling digunakan pada kecepatan berkisar antara 400 hingga
1750 rpm (revolutions per minute) dan digunakan untuk cairan dengan viskositas rendah.
2. Pengaduk dayung ( paddle )
3. Pengaduk turbin
Turbin dengan daun yang datar memberikan aliran yang radial. Jenis ini juga berguna
untuk dispersi gas yang baik, gas akan dialirkan dari bagian bawah pengaduk dan akan
menuju ke bagian daun pengaduk lalu terpotong – potong menjadi gelembung gas.
Kecepatan pengaduk
Salah satu variasi dasar dalam proses pengadukan dan pencampuran adalah
kecepatan putaran pengaduk yang digunakan. Variasi kecepatan putaran pengaduk bisa
memberikan gambaran mengenai pola aliran yang dihasilkan dan daya listrik yang
dibutuhkan dalam proses pengadukan dan pencampuran. Secara umum, klasifikasi
kecepatan putaran pengaduk dibagi dalam tiga garis besar, yaitu kecepatan putaran
rendah, sedang dan tinggi.
1. Kecepatan putaran rendah
Kecepatan rendah yang digunakan berkisar pada kecepatan 400 rpm.
Pengadukan dengan kecepatan ini umumnya digunakan untuk minyak kental,
lumpur di mana terdapat serat atau pada cairan yang dapat menimbulkan busa.
Jenis pengadukan ini menghasilkan pergerakan batch yang sempurna
dengan sebuah permukaan fluida yang datar untuk menjaga temperatur atau
mencampur larutan dengan viskositas dan gravitasi spesifik yang sama.
2. Kecepatan putaran sedang
Kecepatan sedang yang digunakan berkisar pada kecepatan 1150 rpm.
Pengaduk dengan kecepatan ini umumnya digunakan untuk larutan sirup kental
dan minyak pernis.
Jenis ini paling sering digunakan untuk meriakkan permukaan pada
viskositas yang rendah, mengurangi waktu pencampuran, mencampur larutan
dengan viskositas yang berbeda dan bertujuan untuk memanaskan atau
mendinginkan.
3. Kecepatan putaran tinggi
Kecepatan tinggi yang digunakan berkisar pada kecepatan 1750 rpm.
Pengaduk dengan kecepatan ini umumnya digunakan untuk fluida dengan
viskositas rendah misalnya air. Tingkat pengadukan ini menghasilkan permukaan
yang cekung pada viskositas yang rendah dan dibutuhkan ketika waktu
pencampuran sangat lama atau perbedaan viskositasnya sangat besar.
Jumlah pengaduk
Penambahan Jumlah pengaduk yang digunakan pada dasarnya bertujuan untuk
tetap menjaga efektifitas pengadukan pada kondisi yang berubah. Ketinggian fluida yang
lebih besar dari diameter tangki, disertai dengan viskositas fluida yang lebih besar dan
diameter pengaduk yang lebih kecil dari dimensi yang biasa digunakan, merupakan
kondisi dimana pengaduk yang digunakan lebih dari satu buah, dengan jarak antar
pengaduk sama dengan jarak pengaduk paling bawah ke dasar tangki. Penjelasan
mengenai kondisi pengadukan dimana lebih dari satu pengaduk yang digunakan dapat
dilihat dalam tabel 1.
Tabel 1. Kondisi untuk Pemilihan Jumlah Pengaduk [10]
Satu Pengaduk Dua Pengaduk
Fluida dengan viskositas rendah Fluida dengan viskositas sedang dan
Pengaduk menyapu dasar tangki tinggi
Kecepatan bali akiran yang tinggi Pengadukan pada tangki yang dalam
Ketinggian permukaan cairan yang Gaya gesek aliran lebih besar
bervariasi Ukuran mounting nozzle yang minimal
Pemilihan pengaduk
Viskositas dari cairan adalah salah satu dari beberapa faktor yang mempengaruhi
pemilihan jenis pengaduk. Indikasi dari rentang viskositas pada setiap jenis pengaduk
adalah:
1. Pengaduk jenis baling – baling digunakan untuk viskositas fluida di bawah 3 Pa.s
(3000 cP).
2. Pengaduk jenis turbin bisa digunakan untuk viskositas di bawah 100 Pa.s (100000
cP);
3. Pengaduk jenis dayung yang dimodifikasi seperti pengaduk jangkar bisa
digunakan untuk viskositas antara 50 – 500 Pa.s (500000) cP;
4. Pengaduk jenis pita melingkar biasa digunakan untuk viskositas di atas 1000 Pa.s
dan telah digunakan hingga viskositas 25000 Pa.s. Untuk viskositas lebih dari 2.5-
5 Pa.s (5000 cP) dan diatasnya, sekat tidak diperlukan karena hanya terjadi
pusaran kecil.
Fr
v2
2
ND N 2 D (4)
Dg Dg g
dimana Fr = bilangan Fraude
N = kecepatan putaran pengaduk
D = diameter pengaduk
G = percepatan gravitasi
Bilangan Fraude bukan merupakan variabel yang signifikan. Bilangan ini hanya
diperhitungkan pada sistem pengadukan dalam tangki tidak bersekat. Pada sistem ini
bentuk permukaan cairan dalam tangki akan dipengaruhi gravitasi sehingga
membentuk pusaran (vortex). Vorteks menunjukkan keseimbangan antara gaya
gravitasi dengan gaya inersia.
(9)
Sebuah tangki dimana sebuah fluida non-newtonian dengan densitas , dan viskositas µ
dan diputar dengan sebuah pengaduk berdiameter D dan pada kecepatan putaran N. Jika
diameter tangki adalah T, lebar pengaduk W dan ketinggian cairan H. Kebutuhan daya
dari pengaduk ( P ) menunjukkan jumlah energi yang dibutuhkan pada cairan dan
bergantung pada variabel di bawah ini :
P P , , N , g , D, T , W , H (10)
Hal ini tidak mungkin untuk mendapatkan hubungan fungsional dalam persamaan di atas,
karena geometri yang rumit dari tangki, pengaduk dan variabel lain seperti kawat
pemanas [5]. Menggunakan analisis dimensional, jumlah variabel menggambarkan
permasalahannya bisa diminimalisir dan persamaan di atas dikurangi hingga :
P ND 2 N 2 D T W H
3 5
f , , , , , etc (11)
N D g D D D
P ND 2
dimana adalah jumlah daya, PO; adalah angka Reynolds, Re ;
N 3 D 5
N 2D
adalah angka Froud, Fr ;
g
I.2.4 Laju dan Waktu Pencampuran
Waktu pencampuran (mixing time) adalah waktu yang dibutuhkan sehingga
diperoleh keadaan yang homogen untuk menghasilkan campuran atau produk dengan
kualitas yang telah ditentukan. Sedangkan laju pencampuran (rate of mixing) adalah laju
di mana proses pencampuran berlangsung hingga mencapai kondisi akhir [10].
Pada operasi pencampuran dalam tangki berpengaduk, waktu pencampuran ini
dipengaruhi oleh beberapa hal,
1. Yang berkaitan dengan alat, seperti:
a. ada tidaknya baffle atau cruciform baffle
b. bentuk atau jenis pengaduk (turbin, propeler, padel)
c. ukuran pengaduk (diameter, tinggi)
menggumpal, untuk mengubah sifat material fungsional, dll ini berbagai aplikasi
peralatan pencampuran memerlukan tingkat tinggi pengetahuan, pengalaman waktu yang
lama dan fasilitas pengujian diperpanjang untuk datang ke seleksi yang optimal dari
peralatan dan proses.
Mekanisme Pencampuran
Dalam bentuk bubuk pencampuran dua dimensi yang berbeda dalam proses
pencampuran dapat ditentukan: konvektif pencampuran dan intensif pencampuran.
Dalam kasus bahan campuran konvektif di mixer diangkut dari satu lokasi ke lokasi lain.
Jenis proses pencampuran akan menyebabkan keadaan kurang memerintahkan di dalam
mixer, komponen yang harus dicampur akan didistribusikan ke komponen lainnya.
Dengan maju waktu campuran akan menjadi lebih dan lebih secara acak dipesan. Setelah
waktu pencampuran tertentu negara acak utama tercapai. Biasanya jenis ini diterapkan
untuk pencampuran bahan-bahan gratis-mengalir dan kasar. Kemungkinan ancaman
selama pencampuran makro adalah-de pencampuran komponen, karena perbedaan dalam
ukuran, bentuk atau densitas dari partikel yang berbeda dapat menyebabkan segregasi.
Dalam rentang pencampuran konvektif, Hosokawa memiliki beberapa proses yang
tersedia dari mixer silo ke mixer horizontal dan pencampur kerucut. Jenis yang paling
terkenal adalah Vrieco-Nauta ® mixer, karena kemampuannya itu untuk campuran bahan
tanpa segregasi.
Ketika bahan kohesif, yang merupakan kasus dengan misalnya partikel halus dan
juga dengan material yang basah, konveksi pencampuran tidak lagi cukup untuk
mendapatkan campuran secara acak dipesan. Yang kuat relatif antar-partikel kekuatan
akan membentuk benjolan, yang tidak rusak oleh kekuatan transportasi ringan di mixer
konvektif. Dalam rangka memperkecil ukuran benjolan pasukan tambahan yang
diperlukan; energi lebih intensif yaitu pencampuran diperlukan. Pasukan tambahan ini
dapat menjadi dampak kekuatan atau gaya geser.
menghasilkan kombinasi aliran dan geser. impeller aliran yang dihasilkan dapat dihitung
dengan menggunakan persamaan berikut:
Arus = (Flow_Number RPM * * ^ Impeller_Diameter 3) / 231
Output dalam Gallons / Menit
Nomor flow untuk impeler telah diterbitkan oleh North American Mixing Forum,
Post Mixing, and Fusion Fluid Equipment.
Kalkulator pencampuran online tersedia di
http://www.fusionfluid.com/html/Knowledge-MixingCalculator.html
Pada skala industri, efisien pencampuran bisa sulit untuk dicapai. Banyak usaha
rekayasa masuk ke dalam merancang dan meningkatkan proses pencampuran.
Mencampur pada skala industri dilakukan dalam batch (pencampuran dinamis) atau
dengan bantuan mixer statis.
Contoh khas dari proses pencampuran dalam industri ini beton campuran, di mana
semen, pasir, batu kecil atau kerikil dan air bercampur dengan massa diri pengerasan
homogen, digunakan dalam industri konstruksi. Proses pencampuran klasik lain adalah
merenungkan pengecoran cetakan pasir, dimana pasir, lempung bentonit, debu batubara
halus dan air diramu untuk plastik, cetakan dan massa yang dapat digunakan kembali,
diterapkan untuk cetakan dan penuangan logam cair untuk memperoleh tuangan pasir
yang merupakan bagian logam untuk mobil, bangunan, mesin konstruksi atau industri
lainnya.
BAB II
PERCOBAAN MIXING
Merah : 12,06
Biru : 12,01
VI kuning : 12,02
Merah : 12,05
Biru : 12,02
VII kuning : 12,01
Merah : 12,08
Biru : 12,16
VIII kuning : 12,01
Merah : 12,04
Biru : 12,0
merah kuning
biru merah
rpm Waktu Volt Arus daya
av (sec) (V) (mA) (watt)
671,4 11,45 7,77 3,1 0,02409
952,5 4,04 10,03 3,4 0,0341
merah kuning
rpm Waktu Volt Arus daya
av (sec) (V) (mA) (watt)
654,3 5,9 8,45 3,9 0,03296
877,2 7,49 9,95 4,7 0,04677
biru merah
rpm Waktu Volt Arus daya
av (sec) (V) (mA) (watt)
681,1 6,68 8,03 3,5 0,02811
497,3 7,54 10 4,9 0,049
II.3.1 Grafik
1. Dengan Posisi Pengaduk Tegak
kuning + biru
6,65
waktu (s)
0,02
6,6
0,015
6,55
0,01
6,5
6,45 0,005
6,4 0
600 650 700 750 800 850 900 950
kecepatan putaran rpm
waktu pengadukan daya pengadukan
Merah + Kuning
8 0,03
7,5 0,025
daya (watt)
waktu (s)
7 0,02
6,5 0,015
6 0,01
5,5 0,005
5 0
600 650 700 750 800 850 900 950 1000
kecepatan pengadukan rpm
Biru +Merah
0,025
waktu (s)
8
0,02
6
0,015
0,01 4
0,005 2
0 0
600 650 700 750 800 850 900 950 1000
kecepatan pengadukan RPM
waktu pengadukan daya pengadukan
0,036
waktu (s)
6 0,035
4 0,034
0,033
2
0,032
0 0,031
800 850 900 950 1000
kecepatan pengadukan RPM
waktu pengadukan daya pengadukan
Merah + Kuning
daya (watt)
waktu (s)
0,03
6,5 0,025
0,02
6 0,015
5,5 0,01
0,005
5 0
400 500 600 700 800 900 1000
kecepatan pengadukan RPM
waktu pengadukan daya pengadukan
Biru + Merah
7,2
7,1 0,03
7
6,9 0,02
6,8 0,01
6,7
6,6 0
400 450 500 550 600 650 700
kecepatan pengadukan RPM
waktu pengadukan daya pengadukan
6
5
4 pengaduk tegak
3 pengaduk 30o
2
1
0
kuning biru merah kuning biru merah
pencampuran warna
0,03
0,025
0,02 pengaduk tegak
0,015 pengaduk 30o
0,01
0,005
0
kuning biru merah kuning biru merah
pencampuran warna
BAB III
ANALISIS
6
5
4 pengaduk
3 30o
2
1
0
kuning biru merah kuning biru merah
pencampuran warna
Dari grafik diatas, waktu yang paling banyak digunakan yaitu untuk pengaduk
tegak tipe Pitch blade propeller. Sedangkan dibawah ini merupakan grafik daya rata-rata
yang dibutuhkan dengan tipe pengaduk Pitch blade propeller.
0,03
0,025
0,02 pengaduk tegak
0,015 pengaduk 30o
0,01
0,005
0
kuning biru merah kuning biru merah
pencampuran warna
Dari grafik diatas, daya yang paling banyak dibutuhkan yaitu untuk pengaduk
dengan kemiringan 30o untuk tipe Pitch blade propeller.
Sedangkan untuk tipe pengaduk turbin impeller, grafik waktu rata-rata yang
dibutuhkan untuk masing-masing posisi pengaduk.
Tegak
8
6 Pengaduk
30o
4
2
0
kuning biru merah kuning biru merah
Pencampuran Warna
Dari grafik diatas, waktu yang paling banyak digunakan yaitu pengaduk tegak tipe
turbin impeller. Dan dibawah ini merupakan grafik daya rata-rata yang dibutuhkan
dengan tipe pengaduk turbin impeller.
0,05
0,04
Daya (Watt)
0,03
Pengaduk Tegak
0,02
Pengaduk 30o
0,01
0
kuning biru merah kuning biru merah
Pencampuran Warna
Dari grafik diatas, daya yang paling banyak dibutuhkan yaitu untuk pengaduk
dengan kemiringan 30o untuk tipe turbin impeller.
Penggabungan data waktu optimum dari kedua jenis pengaduk yang digunakan
dan dengan posisi yang diamati.
10
waktu (s)
Dari kedua jenis pengaduk yang digunakan dan kedua posisi yang diamati, waktu
paling efisien yang dibutuhkan yaitu tipe pitch blade propeler dengan posisi 30 o. Dan
penggabungan data daya optimum dari kedua jenis pengaduk yang digunakan dan dengan
posisi yang diamati, yaitu.
0,04
daya (watt)
0 pengaduk 30o
kuning biru merah kuning biru merah turbin impeller
pencampuran warna
Dari kedua jenis pengaduk yang digunakan dan kedua posisi yang diamati, daya
paling efisien yang dibutuhkan yaitu tipe pitch blade propeler dengan posisi tegak.
Proses pencampuran pada zat cair akan berlangsung dengan cepat di dalam aliran
yang bersifat turbulen dimana blade yang digunakan akan menghasilkan arus yang
berkecepatan tinggi dan fluida dapat bercampur di daerah sekitar blade pengaduk.
Di bawah ini merupakan ilustrasi jenis aliran aksial dan aliran radial (aliran sentrifugal):
Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa untuk memenuhi sebuah proses pengadukan
dan pencampuran dengan waktu cepat dapat dilakukan dengan menggunakan kecepatan
putaran yang tinggi. Namun, akibatnya daya yang dibutuhkan untuk memenuhi kecepatan
putaran yang diinginkan juga menjadi lebih besar. Begitu pula sebaliknya.
BAB IV
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
(a) (b)
Gambar 2. (a)Proses mixing, (b) Hasil mixing warna primer