Anda di halaman 1dari 5

Nama : Semuel Oscar Prawira

NIM : 2015101438

PENGGUNAAN TEORI DALAM REGULASI AKUNTANSI

Ada 3 teori yang relevan dalam memahami regulasi dari pelaporan keuangan,
termasuk menyiapkan, mengaudit, dan menyediakan informasi akuntansi sebuah
entitas. Teori-teori tersebut adalah :

 Theory of Efficient Markets

 Ageency Theory

 Theories of Regulation

 Public Interest

 Regulatory Capture

 Private Interest

 THEORY OF EFFICIENT MARKETS

Pelaku pasar bebas akan mengakatan bahwa fungsi pasar akan berada di posisi
terbaik jika tidak ada intervensi dari pemerintah, dan efisiensi maksimum diperoleh
dari membiarkan kekuatan penawaran dan permintaan untuk mengatur perilaku
pasar. Kekuatan penawaran dan permintaan tersebut memiliki pengaruh besar
terhadap arus informasi dan modal.

Bagaimanapun juga, pemerintah turut campur tangan dalam pasar ini, untuk
mengatur bagaimana berjalannya pasar dan jumlah informasi yang
merupakan ’jantung’nya pasar modal. Campur tangan pemerintah bertujuan untuk
membantu perkembangan pasar dan juga membantu pertumbuhan ekonomi. Pasar
yang epitable dan transparan, dimana ada keseimbangan peluang dan perlindungan
investor dianggap sangan vital untuk menarik partisipan.

Informasi akuntansi tidak bisa disamakan dengan produk lainnya, kerena itu
adalah barang publik. Ketika informasi sudah keluarkan oleh perusahaan, maka
informasi tersebut bisa dilihat dan digunakan oleh siapapun. Namun, ada juga yang
menjual informasi kepada beberapa pihak, supaya pihak-pihak tersebut memiliki
informasi lebih banyak daripada yang lainnya. Hal inilah yang disebut dengan ‘free-
rider’.

 AGENCY THEORY

Permintaan terhadap informasi keuangan bertujuan untuk membuat


keputusan. Teori ini menjelaskan hubungan antara investor selaku principal, dan
pihak manajemen selaku agent. Pihak principal meminta kepada pihak agen untuk
melakukan sejumlah pekerjaan atas nama principal yang melibatkan pendelegasian
beberapa wewenang pembuatan keputusan kepada agen.
Kebutuhan akan informasi untuk mengambil keputusan berkaitan dengan
peran informasi dalam statistical decision theory. Informasi dikatakan berharga bila
dapat membantu mengalokasikan sumber daya dan resikonya di dalam ekonomi,
yang pada akhirnya akan mengurangi ketidakyakinan.

 THEORIES OF REGULATION

 PUBLIC INTEREST THEORY

Alasan utama campur tangan pemerintah dalam operasi pasar dalam


‘public interest’ adalah kegagalan pasar. Kegagalan pasar terjadi ketika ada
salah satu kondisi pasar kompetitif tidak terpenuhi, contohnya :

 Kurangnya kompetisi
 Sulitnya untuk masuk ke pasar

 Adanya kesenjangan informasi antara pembeli dan penjual

Public interest theory didasari dari asumsi bahwa pasar ekonomi adalah
pelaku dari kegagalan transaksi, yang berarti jika tidak diperbaiki, akan
terjadi ketidakefisienan.

 REGULATORY CAPTURE THEORY

Teori ini menyatakan meskipun tujuan dari regulasi adalah untuk melindungi
public interest tadi, tujuan ini tidak terpenuhi karena dalam proses regulasinya,
yang diregulasi mengendalikan yang meregulasi. Capture theory
mengasumsikan :

1. Seluruh anggota komunitas sangat rasional, oleh karena itu, setiap


orang akan mengejar tujuan diri sendiri hingga ke titik dimana
benefit dari melobby regulator sama dengan costnya.

2. Pemerintah tidak independen dalam proses regulasi, dimana ada


kelompok yang menguasai pemerintah untuk memenuhi
kebutuhannya.

 PRIVATE INTEREST THEORY

Teori ini meyakini bahwa ada pasar untuk regulasi yang mirip dengan
kekuatan penawaran dan permintaan beroperasi di dalam pasar modal. Dalam
pasar politik ini, ada banyak bidder, dan kelompok yang menang adalah yang
bisa memberikan bid paling tinggi. Dalam sudut pandang ini, yang paling sering
menang adalah pihak produsen sehingga bisa menggunakan kekuatan
pemerintah untuk keuntungan mereka untuk beberapa alasan, salah satunya
adalah mempersulit para pesaing di industri yang sama untuk masuk dalam
persaingan.
STANDARD SETTING SEBAGAI POLITICAL
PROCESS

Standard setting dianggap sebagai political process karena berpotensi untuk


mempengaruhi berbagai macam kebutuhan suatu kelompok secara signifikan.
Perilaku politik seperti ini adalah hasil dari regulasi teori pilihan publik. Namun
standar setting dengan model seperti ini tentu saja tudak dapat diterima oleh
masyarakat, terutama para pelaku ekonomi secara luas.

Untuk merespon ketidakpuasan dengan standar setting dari badan profesi


akuntansi, pemerintah di berbagai negara membentuk standard setter yang
independen dalam usaha untuk membuat standard setting yang berkualitas tinggi
yang sesuai dengan kebutuhan pengambilan keputusan dari pengguna laporan
keuangan.

KERANGKA KERJA REGULATOR BAGI


PELAPORAN KEUANGAN

 STATUTORY REQUIREMENTS

Pihak-pihak utama yang menjadi kunci dalam pembuatan laporan keuangan


adalah dewan direksi dan juga auditor independen. Ada banyak motivasi yang
membuat para manajer secara sukarela menyediakan informasi keuangan dan
membuat informasi tersebut diverivikasi secara independen melalui proses audit.
Salah satu motivasi utamanya adalah karena adanya persyaratan hukum yang
berlaku.
 CORPORATE GOVERNANCE

Elemen penting lainnya dalam keranka kerja regulator adalah sistem tata kelola
perusahaan tersebut. Beberapa tata kelola perusahaan berasal dari hukum yang
berlaku yang berarti direktur perusahaan dibutuhkan ubtuk melakukan aksi tertentu
dalam hal manajemen untuk perusahaan mereka. Bagaimanapun juga, kerangka
kerja regulator mengandung petunjuk dan peraturan tambahan tata kelola
perusahaan, yang didapat dari rekomendasi antara sektor publik dan swasta serta
bursa efek.

 AUDITOR DAN KELALAIAN

Di beberapa negara auditor melakukan fungsi penting yang vital dalam


menyediakan jasa assurance tentang kualitas dari informasi yang disajikan oleh
perusahaan dalam laporan keuangannya.Sudah umum bagi profesi audit untuk
diregulasi dengan berbagai cara. Bentuk regulasi yang paling dasar adala
pembatasan keanggotaan dengan kualifikasi dan pengalaman tertentu.

Salah satu penyebab kelalaian auditor adalah ketika perusahaan membuat


regulasinya sendiri sehingga auditor yang memiliki pemahaman regulasi yang
berbeda akan lalai dalam melakukan pekerjaannya.

 BADAN PENEGAK HUKUM INDEPENDEN

Elemen terakhir dalam kerangka kerja regulator adalah adanya suatu badan
penegak hukum yang bersifat independen. Badan tersebut tidak berhubungan
dengan pemerintah, sektor publik, sektor swasta, dan pihak-pihak lainnya.
Keberadaan mereka dibutuhkan untuk mengawasi semua proses yang dilakukan
dalam kerangka kerja regulator.

Anda mungkin juga menyukai