Appendicitis
a. Definisi
kan oleh tinja atau sebab-sebab lain akan mengarah pada ter-
Apendisitis.
b. Etiologi
Benda asing
Neoplasma
Obstruksi usus
Obstruksi usus halus sering menimbulkan nyeri kolik dengan muntah hebat, distensi perut,
dan bising usus tinggi. Pada penderita demikian harus diperhatikan kemungkinan adanya
hernia strangulata. Muntah lebih menonjol pada obstruksi tinggi.
Volvulus usus halus agak jarang ditemukan; biasanya pada anamnesis didapatkan nyeri yang
bermula akut, tidak berlangsung lama, menetap, disertai muntah hebat, dan pada palpasi teraba
massa yang nyeri dan bertambah besar. Biasanya penderita jatuh ke dalam syok. Invaginasi lazim
ditemukan pada bayi dengan serangan nyeri kolik dan defekasi berlendir-darah. Massa
yang mudah digerakkan mulanya ditemukan di kanan lalu berpindah ke kiri melalui
epigastrium (iihat Bab Usus halus, apendiks, kolon, dan anorektum, hlm. 616).
Ileus obstruksi usus besar agak sering menyebabkan serangan kolik yang tidak terlalu hebat.
Muntah tidak menonjol, tetapi distensi tampak jelas. Penderita tidak dapat defekasi atau
flatus, dan bila penyebabnya volvulus sigmoid, perut dapat besar sekali. Bila pada colok
dubur teraba massa di rektum atau terdapat darah danPerforasi
Perforasi tukak peptik khas ditandai oleh perangsangan peritoneum yang mulai di epigastrium
dan meluas ke seluruh peritoneum akibat peritonitis generalisata. Perforasi ileum pada tifus biasanya
terjadi pada penderita yang demam selama kurang lebih dua minggu disertai nyeri kepala, batuk, dan
malaise yang disusul oleh nyeri perut, nyeri tekan, defans muskuler, dan keadaan umum yang
merosot.
Perdarahan
Sebagai akibat trauma abdomen dapat terjadi kerusakan pada organ padat, seperti hati dan
limpa. Adanya darah dalam rongga perut menyebabkan rangsangan peritoneum dan nyeri,
yang dapat berlanjut menjadi anemia hemoragik dan syok hemoragik.
Perdarahan dalam rongga usus, seperti perdarahan pada varises esofagus, tukak lambung
atau duodenum, kolitis ulserativa, dan divertikulitis kolon, dapat menyebabkan keadaan
gawat yang memerlukan operasi segera (iiltat Bab 29, 31, dan 35).
In flamasi
Kolitis amuba mungkin tampil sebagai kolitis hebat dengan pengeluaran lendir dan darah
melalui anus, atau mungkin disertai tanda perforasi. Pada kolitis nekrotikans keadaan umum
biasanya cepat merosot.
Abses amuba hati ditandai dengan nyeri setempat, pembesaran hati dengan nyeri tekan,
dan nyeri bahu.
Trauma
Trauma dapat mengakibatkan pecahnya organ perut dengan perdarahan dan perforasi usus.
Oleh karena itu, pemeriksaan pada korban trauma perut harus dilakukan dengan cermat
disertai anamnesis tentang arah trauma.
c. Manifestasi klinis
Anoreksia
Malaise
Demam ringan
Leukositosis sedang
(Arif Mansjoer, dkk. 2000. Kapita Selekta kedokteran ed. 3 jil. 2. Jakarta : Media
Aesculapius)
(Arif Mansjoer, dkk. 2000. Kapita Selekta kedokteran ed. 3 jil. 2. Jakarta : Media
Aesculapius)
e. Diagnosis
Anamnesis
PF
Auskultasi :
Palpasi
PP
Darah rutin :
peningkatan neutrofil
Barium enema pada kasus akut tidak boleh, hanya boleh pada
kasus kronis
(Arif Mansjoer, dkk. 2000. Kapita Selekta kedokteran ed. 3 jil. 2. Jakarta : Media
Aesculapius)
a. Riwayat sakit
Sakit disekitar umbilikus dan efigastrium disertai anoreksia
Nause dan sebagian dg muntah
Sakit perut dikanan bawah dg disertai kenaikan suhu tubuh tinggi
Pada bayi dan anak2berumur muda sering tidak dapat menunjukan letak sakit
dan dirasakan sakit perut yg menyeluruh.
b. Pemeriksaan fisik
Keadaan umum penderita benar2 sakit
Suhu tubuh naik ringan pd apenditis sederhana & Suhu tubuh meninggi dan
menetap sekitar 300C / lebih bila terjadi perforasi
Dehidrasi ringan sampai berat tergantung pada derajat sekitarnya. Dehidrasi
berat pd pesakit appenditis perforasi dg peritonitis umum.
Abdomen : tanda2 rangsangan peritoneal kuadran kanan bawah & Pada
appenditis perforasi lebih jelas seperti defens muskuler, nyeri ketok dan nyeri
tekan.
Tidak jarang dijumpai tanda2 obstruksi usus paralitik akibat proses peritonitis
lokal / pun umum.
c. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan Radiologi :
Foto polos abdomen dikerjakan apabila dari hasil pemeriksaan riwayat sakit
dan pemeriksaan fisik meragukan
Tanda2 peritonitis kuadran kanan bawah. Gambaran perselibungan mungkin
terlihat ”Ileal/ Caecal ileus” (gambar garis permukaan cairan udara di sekum dan
ileum)
Patognomonik bila terlihat gambaran fekolit
Foto polos pd appenditis perforis :
- Gambaran
perselubungan lebih jelas dan dapat tidak terbatas dikuadran kanan bawah
- Penebalan dinding usus
disekitar letak apendiks seperti sekum dan ileum
- Garis lemak pra
peritoneal menghilang
- Skoliosis kekanan
- Tanda2 obstruksi usus
seperti garis2 permukaan cairan2an akibat paralisis usus2 lokal didaerah proses
infeksi.
Pemeriksaan laboratorium :
Pemeriksaan darah :
lekosit ringan umumnya pd appendicitis sederhana lebih dari 13000/mm 3
umumnya pada appendisitis perforasi
Pemeriksaan urin :
sedimen dapat nomal / terdapat lekosit dan eritrosit lebih dari normal bila
appendisitis yg meradang menempel pada ureter/ vesika.
Soelarto Reksopradjo dkk, Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah, 1997, FKUI Jakarta.
a. Anamnesis:
Nyeri perut yang dimulai dari epigastrium dan sekitar umbillikus,
kemudian berpindah dan menetap di kuadran kanan bawah
Anoreksia, nausea, vomitus
Demam yang tidak begitu tinggi
b. Pemeriksaan fisik:
Sikap jalan agak terbongkok, fleksi tertinggal pada pernafasan
Nyeri tekan, nyeri lepas, nyeri ketok dan defans muscular pada daerah
Mc. Burney, yang bertambah dengan peninggian tekanan intraabdomunal
(batuk, dsb)
Bising usus sedikit meninggi di daerah Mc. Burney
Tanda-tanda khusus:
Pada anak-anak:
c. rectal toucher:
Nyeri tekan sekitar jam 11
Cari kemungkinan cairan di cavum Douglasi suhu rektal yang bedanya lebih 1 oC
dengan suhu aksila akan memperkut diagnosis
d. laboratorium:
Darah : lekositosis dengan pergeseran ke kiri
Urine : mungkin terdapat sedimen lekosit
e. radiologis: tidak khas, ada perkapuran atau udara bebas bila sudah terjadi
perforasi
Sumber: Kedaruratan Medik (Edisi Revisi). Agus Purwanto Budi Sampurna. 2000
1. Inspeksi
Sebelum melakukan tindakan palpasi mengamati dengan seksama perut akan diperoleh data
yang membantu dalam menegakkan diagnosis. Jaringan parut bekas operasi menunjukkan
kemungkinan adanya adhesi, perut buncit dengan gambaran usus atau gerakan usus dapat
disebabkan oleh guan pasase. Bagian yang tertinggal pada pernafasan merupakan
abdomen dengan proses inflamasi dibawahnya.
2. Palpasi
Selalu melakukan palpasi di bagian lain dari abdomen yang tidak dikeluhkan adanya
nyeri. Hal ini berguna sebagai pembanding antara bagian yang tak nyeri dengan bagian
yang nyeri. Nyeri tekan dan defans muskuler (rigidity/ guarding) menunjukkan adanya
proses inflamasi yang mengenai peritoneum parietale (nyeri somatik). Defans yang murni
adalah proses refleks otot akan dirasakan pada inspirasi dan eksprisasi berupa reaksi
kontraksi otot terhadap rangsangan tekanan. Bila kekakuan otot berkurang pada pasien
yang relaks dengan bernafas dalam melaui mulut, bukan defans muskuler.
Hipertensi mungkin dijumpai pada peritonitis, harus dipikirkan kemung kinan Herpes
Zooster dan kelainan neuromuskuler lain. Inspirasi yang tertahan karena rasa nyeri akibat
palpasi di daerah subkostal, menunjukkan kemungkinan adanya peradangan pada
kandung empedu (tanda dari Murphy). Nyeri tekan interkostal bawah kanan pada pasien
dengan nyeri perut kanan atas lebih mungkin disebabkan oleh abses hati daripada
disebabkan oleh kolesistitis akut.
Adanya masa di abdomen tidak mudah diraba bila ada defans muskuler. Bila teraba
dapat memberikan informasi untuk kasus-kasus tertentu misalnya empyema kandung
empedu, invaginasi atau masa periapendikuler.
3. Perkusi
Nyeri ketok menunjukkan adanya iritasi pada peritoneum, adanya udara bebas atau cairan
bebas juga dapat ditentukan dengan perkusi melalui pemeriksaan pekak hati dan shifting
dullness.
4. Auskultasi
Pasien dengan peritonitis umum bising usus akan melemah atau menghilang sama
sekali, sedangkan pada peritonitis lokal bising usus dapat terdengar normal.
Bising usus yang tinggi (metalic sound) khas untuk obstruksi usus, se dangkan
gangguan pasase yang disebabkan oleh paralisis bising usus tidak terdengar sama
sekali. Bising usus melemah atau menghilang masih mungkin pada sumbatan usus yang
sudah lama di mana terjadi kelelahan otot. Sebaliknya bising usus yang meninggi dapat pula
terjadi pada paralisis segmental dari usus.
Pemeriksaan Radiologi
Gambaran tersebut di atas seperti gambaran peritonitis pada umumnya, artinya dapat
disebabkan oleh bermacam-macam kausa. Apabila pada foto terlihat gambaran fekolit maka
gambaran seperti tersebut di atas patognomonik akibat apendisitis.
Laboratorium
f. DD
Enteritis regional
Amubiasis
Ileitis akut
Kolik ureter
(Arif Mansjoer, dkk. 2000. Kapita Selekta kedokteran ed. 3 jil. 2. Jakarta : Media
Aesculapius)
g. Penatalaksanaan
Pembedahan appendectomy
Laparoskopy
Metode “Open”
Metode “Laparoskopik”
jadi standar pada beberapa jenis operasi. Prosedur ini juga dikenal
lama terakhir makan dan minum. Hal ini berkaitan dengan pem-
Farmakologi
Pemberian antibiotik
Nonfarmakologi
Diet makanan
h. Komplikasi
Rupture appendix
Peritonitis
Obstruksi usus
Ileus paralitik
i. Prognosis