Dalam industry material Non Destructive Test (NDT) dapat diaplikasikan untuk berbagai hal

antara lain :

 Sebagai control kualitas dari unit-unit pra-cor atau konstruksi in site

 Menghilangkan keraguan tentang penerimaan material dari supplier terkait spesifikasi
yang telah disepakati
 Menghilangkan keraguan terkait prose pembuatan yang meliputi batching ,mixing
,plancing ,compacting maupung curing
 Menetukan lokasi dari crack ,void maupun cacat yang lain
 Menentukan posisi ,kuantitas atau kondisi dari reinforcement
 Memprediksi perubahan jangka panjang dari karaketristik material
 Menyediakan informasi untuk berbagai pengusulan untuk asuransi atau untuk
penggantian kepemilikan

Dapat disimpulkan bahwa NDT dapat digunakan untuk,memastikan kualitas dari berbagai
tahap mulai dari bahan mentah (Raw material) ,fabrikasi , pra-penggunaan dan saat digunakan.
Jenis Non destructiv test apaa yang digunakan dapat didasarkan pada beberapa kriteria yang
sering kali dijadikan acuan bagaimana penentuan dari tujuan pengujian dari tujian antara lain :

 Jenis material
 Jenis cacat
 Lokasi cacat
 Ukuran cacat
1.2.2 Jenis-jenis Non Destructive Test
1. Visual test
Visual test merupakan testing yang dilakukan dengan hanya melihat benda yang
diuji menggunakan mata untuk melihat apakah ketidaksempurnaan permukaan yang
terlihat. Visual test juga dapat dilakukan mengunakan alat bantu berupa kamera dan
perlengkapan computer untuk membantu penglihatan dan menhangkau tempat-tempat
yang sulit dilihat secara langsung.
- Kelebihan : Low cost / biaya murah
 - Kekurangan : Hasil kurang akurat ,tidak dapat digunakan untuk
mengindentifikasi defect kecil dan berada pada bagian dalam part.
2. Penetran test (PT)
Penetran test adalah menggunakan cairan penetrant dengan memanfaatkan
kemampuannya yang bisa melewati celah discontinouity serta kerja developer untuk
mengangkat kembali cairan yang meresap pada retakan, dengan begitu cacat pada
material dapat terdeteksi.
- Kelebihan :
a. Mudah Diaplikasikan
b. Murah dalam pembiayaan
c. Tidak dipengaruhi oleh sifat kemagnetan material dan komposisi kimianya
d. Jangkauan pemeriksaan cukup luas

- Kekurangan :
a. Hanya mendeteksi defect yang merusak permukaan
b. Membutuhkan preparasi permukaan untuk menghilangkan kontaminan yang dapat
meenutupi defect
c. Membutuhkan permukaan yang relative halus dan tak berpori
d. Membutuhkan ruangan dengan lingkungan gelap dan sinar UV dalam pengujian
e. Membutuhkan kehati-hatian dalam menggunakan zat kimia
( larutan Penetran dan developer)

3. Magenetic penetran test

Metode NDT yang memanfaatkan medan magnet untuk mendeteksi adanya cacat pada
permukaan dan sedikit di bawah permukaan (<5mm). medan magnet timbul akibat adanya arus
yang mengalir baik itu AC ataupun DC. prinsip dasar dari metode magnetic test ini adalah
memanfaatkan perbedaan kutub antara kutub selatan dan kutub utara. medan magnet akan
mengalir dari kutub selatan menutu kutub utara. jika ada indikasi cacat maka akan ada kutub
baru sehingga akan ada medan magnet baru yang timbul.

- Kelebihan :
a. murah
b. sederhana
c. hasil yang cepat
d. portable
- kekurangan :
 a. tidak bisa mendeteksi cacat/crack yang letak nya jauh dari permukaan.

4. Ultrasonic flaw detector

Ultrasonic flaw detector adalah yang tertua dan yang paling umum. Sejak tahun 1940-an,
hukum-hukum fisika yang mengatur propagasi gelombang suara melalui bahan padat telah
digunakan untuk mendeteksi retakan tersembunyi, void, porositas, dan diskontinuitas internal
lainnya dalam logam, komposit, plastik, dan keramik.

- Kelebihan :
a. Tingkat kedalaman perembesan untuk mendeteksi defect sangat akurat
dibandingkan metode NDT yang lainnya
b. Hanya membutuhkan 1 sisi benda uji
c. Menampilkan informasi jarak pada layar CRT
d. Preparasi benda uji yang sederhana
e. Dapat digunakan selain untuk mendeteksi flaw
- Kekurangan :
a. Permukaan harus dapat dijangkau oleh probe dan couplant
b. Skill dan training yang dibutuhkan lebih tinggi dari metode lain
c. Finishing dan kekasaran pada permukaan mempengaruhi hasil inspeksi
d. Sulit menginspeksi benda yang tipis
e. Membutuhkan standar referensi