Anda di halaman 1dari 12

Implementation Strategy of Patient Safety - Menu tidak disukai

- Kekuarangan dari variasi menu


- Keamanan makanan apakah masih menjadi - Pasien tidak mengetahui kebutuhan zat
masalah ? gizinya
- Penelitian tahun 1964  hygiene dan Tindakan koreksi
kebiasaan dari beberapa kegiatan umum dari - Evaluasi setelah proses produksi
persiapan makanan ,menekankan pada makanan
kegiatan yang diizinkan dalam memasak - Menggunakan alat yang tepat untuk
daging untuk mendinginkan kemudian menjaga suhu
dipanaskan lagi itu bukan hanya menjadi - Mela rounding untuk mengidentifikasi
masalah dalam perut tetaoi juga berbahaya kesukaan pasien dan mendengarkan
bagi kesehatan feedback
- Penelitian tahun 2007  data epidemiologi - Mengembangkan item menu baru
menunjukkan bahwa kesalahan dalam - Menu selection
kegiatan pengolahan makanan, menetapkan - Edukasi gizi untuk menmberitahu pasien
food service dan rumah memainkan peran kebutuhan zat gizi mereka
penting dalam kejadian foodborne illness. Isu - Menjelaskan terapi gizi yang diberikan
ini jugan dibuktikan dengan beberapa kepada pasien
banyaknya keracunan makanan. Tujuan - Implementasi food safety
utama dari rumah sakit adalah menyediakan - Buku “tools for the develompent of a food
keamanan makanan kepada pasien yang safety program for private hospitals”
frekuesnsinya tinggi untuk terjangkit infeksi - Dokumen ini merupakann tool untuk program
dan komplikasi. food safety
- Penelitian mengenai evaluasi keamanan makanan - Food safety program adalah program yang
di RS mengidentifikasi dan mengontrol risiko
- Hospital Foodservice quality model keamanan makananpada food handling.
Gap 1  kebutuhan zat gizi pasein dengan - Aktivitas 13 distribusi makanan
standar gizi pada pedoman diet di rumah sakit - Aktivitas ini meliputi distribusi makanan
Gap 2 standar gizi pada pedoman diet di dari suplier to your facilities dan from your
RS dengan menu yang direncankan premises to your customers or to other
Gap 3  menu yang direncanakan dengan outlets.
menu yang disajikan - Bahaya
Gap 4  menu yang disajikan dengan Debu, kotoran, bahan kimia, binatang yang
makanan yang dikonsumsi pasien dapat mengkontaminasi makanan yang
Gap 5  makanan yang dikonsumsi pasien tidak dibungkus dengan baik
dengan kebutuhan zat gizi pasien Food poisoing bacteria  potensi bahaya
- Gap 3 saat distribusi pada suhu antara 5 – 60 C
Risiko kualitas Food poisioning bacteria dapat ditransfer
- Peningkatan pasien dan tidak akurat dari bahan mentah ke makanana yang siap
dalam forecasting dimakan atau disebut kontaminasi silang
- Menggunakan bahan” tanpa - Kontrol dan monitoring
mempertimbangkan makanan - Semua makanan yang didistribusikan
- Tidak menggunakan kontrol porsi harus dikemas untuk menjaga makanan
- Tidak menggunakan standart resep dari kontaminasi
Tindakan koreksi - Makanan yang siap saji harus dijaga
- Mengadopsi sistem foercasting yang dari makanan yang mentah
benar - Pastikan tempat untuk distribusi
- Membeli bahan makanan lebih flexible makanan dapat menjaga suhu dengan
- Adanya standar resep tepat
- Pelatihan dan melanjutkan monitoring - Makanan dingin suhunya 5 C atau
dari standar resep yang digunakan kurang
- Pelatihan standar porsi - Pastikan makanan beku belum
- Gap 4 dilakukan thawing
Risiko kualitas - Cek suhu makanan panas 60C atau
- Suhu yang tidak tepat lebih
- Jika suhu makanan yang didistribusi - Contoh : roti
antara 5C dan 60 C, gunakan dalam - HACCP
waktu 2 atau 4 jam - Sebuah cara yang sistematis untuk
- Jika alat transportasi tidak mempunyai menganalisi bahaya” yang akan muncul saat
pemanas atau pendingin gunakan box penyelenggaraan makanan
untuk menjaga makanan pada suhu - Cara :
yang aman - Menentukan bahaya – bahaya
- Pastikan makanan yang didistribusikan - Menenetukan yang paling kritis (critical
jauh dari bahan kimia yang mungkin points)
dapat mengkontaminasi makanan - Contoh:
- Pastikan alat distribusi dan box bersih Penyimpanan refrigerator
dan makanan dikemas dengan baik - Bahaya yang muncul : perkembangan
- Item yang yang harus dilakukan cleaning dan bakteri, kontaminasi mikrobiologi, fisik,
sanitasi  piring dan mangkok, pisau, gelas dan kimia
mugs, cups, pperalatan untuk persipan dan - Cara mengendalikan : suhu harus 5 C atau
penyajian, talenan, meja persiapan, kontainer kurang, makanan diberi tanggal dan stok
penyimpanan dan tray, food display units, food diputar  titik kritis
preparation sinks, tempat cuci tangan - Critical limits ( batasan kritis)  suhu 8 C
- Item yang hanya dilakukan cleaning  lantai, untuk bahan yang beresiko tinggi, tidak
dinding, tempat sampah, jendela, langit – langit, ada tanggal pada label makanan
kulkas, ruang pendingin dan freezer, light fittings, - Monitoring  cek secara reguler suhu
lemari dan rak, peralatan bersih – bersih (ember, pada refrigerator
alat pel, dll)
- Pada rumah tangga  4% chlorine Total Green Kitchen
- Pada commercial  10% chlorine
- Buku “Food Safety Program for Food Service to - Total green kitcen  semua kegiatan yang ramah
Vulnerable Persons” lingkungan terdiri dari pengolahan sampah, alat –
- Buku “Management of Food Safety in Hospital alat memasak, peralatan (AC, kulkas),
and health service facilities: Guideline” penggunaan energi, dll
- Kewajiban rumah sakit dan pelayanan kesehatan - Going green  lebih ramah lingkungan dengan
- Mengimplenentasikan persyaratan food safety tidak melakukan tindakan – tindakan yang
untuk mencapai pemenuhan dengan kode merusak lingkungan
makanan standar - Green Practice  organisasi dapat menjalankan
- Monitoring dan menjaga pemenuhan sesuai untuk mengurangi karbon dan bahaya pada
petunjuk dan pedoman lingkungan, termasuk penggunaan berlebih dari
- Menyelidiki keluhan produk yang tidak dapat didaur ulang, proses daur
- Desain yang sesuai, pembangunan dan ulang yang tidak efektif, dan produk kimia yang
maintenance fasilitas food service berbahaya
- Pelatrihan staf - Food focused makanan organik (bebas
- Food label yang sesuai pestisida), makanan lokal (lebih ramah
- Pencalonan supervisor food safety lingkungan)
- Mengembangkan dan review food safety - Environment focused green atributes
program - 3R dan 2E  reduce, reuse, recycle, energy,
- Implementasi dan menyetujui akreditasi food efficiency
safety program - 3R dan E
- Menyusun audit dari akreditasi food safety - Recycling and composting
program - Renewable power
- Makanan - Pollution prevention and reduction
Beresiko tinggi - Energy efficiency and conservation
- Makanan yang mensupprot tumbuhnya - Water efficiency and conservation
mikroorganisme - Green Restaurant  restaurant yang
- Makanan yang siap santap dan tidak mengimplenetasikan green practice termasuk
adakesempatan untuk pengolahan ulang recycling dan composting, efisinesi air dan energi,
- Contoh : daging, nasi, ikan dan manajemen sampah sebaik mungkin pada
Beresiko rendah menu dengan makanan lokal atau organik
- Green practice pada restaurant
- Efisiensi energi dan air
- Menggunakan makanan lokal dan organik
- Menyedikan menu” yang sehat
- Melarang penggunaan gelas sekali pakai dan
beralih ke kontainer
- Pelatihan pegawai dalam menggunakan green
practicemendaur ulang dan disposing of
cooking oil
- Memelihara energi
- Mengurangi polusi
- Green Hospital Gesign
- Penggunaan cahaya alami dan ventilasi
- Bahan – bahan harus bebas dari racun dan
ramah lingkungan - Faktor yang mempengaruhi sampah pada proses
- Tempat harus di desain dengan strategis dan foodservice
fasilitas sebaiknya meningkatkan pelestarian - Tipe foodservice
alam - Tipe dari penyajian makanan
- Menggunakan peralatan yang efisien air - Gap antara forecasting dengan jumlah aktual
- Sustainability dan green concepts - Smart kitchen dan pemeliharaan energi
- Efisiensi penggunaan lahan - Jika mempunyai uang yang cukup, ganti
- Hemat air peralatan yang sudah lama dan membutuhkan
- Efisisnesi energi energi besar diganti dengan alat yang lebih
- Konsep dari daur ulang hemat energi
- Menjaga kualitas udara - Jika bugdet tidak mencukupi lampu pijar
- Mengurangi sampah makanan longer lasting compact fluoroscent
- Sampah makanan : produk sampah/sisa - Maintenance dengan baik bersihkan dan
makanan yang dihasilkan dari proses perbaikan semua alat
produksi, pemrosesan, distribusi, dan - Matikan peralatan jika tidak digunakan
konsumsi makanan - Peletakan kondensai koil di luar ruangan
- Layout  posisinya jangan berdekatan
dengan kompor
- Penggunaan energi angin, hidrogen dan
matahari

- Pemeliharaan air
- Evaluasi penggunan air
- Rcycling air
- Kurangi penggunaan air
- Gunakan peralatan yang efisien
- Menutup kran air dengan sempurna
- Polusi udara
- Penggunaan refrigerator atau freezer dengan
HCFCs (2030)
- Polutan yangdihasilkan dari cooking are
- Particulate matter (PM) dan jelaga
- CO2
- CO - Regular diet mempunyai agreement of
- Volatile organic cmpounds (VOC) : interobserver yang lebih tinggi daripada
metana modified texture food: 0,91-0,945; 0,82-0,91
- Menumis makanan berlemak : akrolein - Kesulitan Digital Imaging : warna, bentuk,
(iritasi paru-paru) makanan yang dicampur, menggunakan saus,
- Aldehid : karsinogenik modified diet lebih sulit untuk diestimasi
- Penggunaan bahan bakar biodisel - Konsumsi sayur dan buah-buah an pada anak
- Sustainability dan food safety sekolah :
- Food safety adalah prioritas - Percent agreement digital imaging 96%
- Pembuangan samapah : tidak menimbulkan - DI dan penimbangan : valid
bau dan masalah yang menggangu - Konsumsi makanan antara DI dan
- Composting : tidak menyebabkan masalah penimbangan tidak berbeda
- Perhitungan makananan dg DI  by proportion,
by scoring, by converted to gram
Digital Imaging

- Mengukur sisa makanan Cost Effectiveness Strategy


- Penimbangan
- Visual - Survei 184 RS di AS tahun 2016
- Digital Imaging (DI)  sebelum disajikan ke - 20%  ada pihak ketiga/contract
pasien makanan difoto terlebih dahulu. management
Pengambilan data menggunakan : booth, - 76%  self operated/dioperasikan sendiri
kamera, tripot - 4%  partly self/partly contranct
- Kelebihan management
- Mengurangi bias estimasi makanan dibanding - Rata – rata jumlah biaya makan pasien perhari
dengan real time visual
- Multiple observer dapat saling
mengkonfirmasi hasil estimasi sisa makanan
- Mengontrol mutu makanan (ketepatan
pengantaran dan suhu makanan)
- Petugas khusus : efisiensi biaya dan
konsistensi estimasi sisa makanan
- Dapat disimpan dan dianalisis ulang
- Singkat saat pengambilan data sisa makanan - Penawaran makanan di cafetaria/dining area
- Skala yang digunakan - Setiap rumah sakit dalam survei melakukan
- 7 point scale : sisa satu porsi, satu suap bisnis reatil dengan menyediakan makan
makanan dimakan, ¾, ½, ¼, satu suap tersisa, siang di kafetaria atau ruang makan
tidak ada makanan tersisa - 60 percent expect that afternoon daypart to
- 6 point scale : sisa satu porsi, one bite eaten grow in the next two years. That said, big-
(satu gigitan dimakan), ¾, ½, ¼, tidak ada budget are banking on breakfast, being more
makanan tersisa (habis) likely to predict hospitals growth in a.m.
- Selective plate waste transactions compared to other operators.
- Nonselective plate waste - Room service
- Percent agrrement dari DI di rumah sakit - 52% tidak dan 48% ya
- 95% untuk sayuran - Kurang dari 50% yang menggunakan room
- 95% untuk semua makanan service karena membutuhkan modal yang
- 96% untuk makanan utama besar dan tenaga kerja harus siap
- 0,96 untuk serat - Menu trends
- Hasil yang sama untuk makanan biasa dan - Menu bergeser  fokus pada menu yang less
makanan lunak waste, daya terima tinggi, dan menghemat
- Regular dan modified diet food cost
- Digital imaging mempunyai agreement yang - Menu dengan kulaitas tinggi dan service baik
lebih tinggi daripada visual kasat mata : 0,9  meningkatkan kepuasan dan penjualan
dan 0,88  DI lebih konsisten dari visual - Amerika Barat  gluten free 57%, organik
kasat mata 30%, local sourcing 57%, global cuisines
51%
- Northeast  gluten free 55%, vegan 45%, - Memberikan makanan dalam porsi kecil
vegetarian 55% dengan fortifikasi lebih baik daripada porsi
- Midwest  local sourcing 59%, scratch besar
cooking 34% - Makanan porsi besar  membuat pasien
- South  vegan 30% kehilangan nafsu makan
- Local food source 3. Berbicara dengan staf yang menayjikan
- 70 persen rumah sakit dengan anggaran besar makanan karena mereka yang melihat semua
($ 5 juta atau lebih) berharap untuk - Diskusi dengan serving staff karena
mendapatkan lebih banyak makanan lokal, melihat kenyataan di lapangan
dibandingkan 34 persen dari mereka yang - Makananyang disukai dan tidak disukai
memiliki anggaran di bawah $ 200.000 dapat diketahui
- Kurang dari 500.000 dollar dalam pembelian - Memungkinkan untuk mengganti item di
food and beverages dalam setahun lebih siklus menu dengan makanan dengan zat
meningkatkan pada scratch cooking karena gizi sama dan lebih menarik
menghemat uang dan waktu - Masalah yang muncul
- Midwest  sumber produk dan daging lokal 1. Bulk food system
- West  seafood lokal - Makanan yang tidak disajikan (sisa
- Rumah sakit Northeast  sumber item susu makanan pada kontainer setelah penyajian)
paling banyak. adalah fokus utama
- Menekan sisa makanan dan supplies - Dilakukan pra pemorsianpada item
- Makanan dalam porsi yang besar bukan makanan yang disajikan ke pasien
strategi yang baik untuk meningkatkan - Tidak hanya memastikan makanan yang
asupan energi dibutuhkan tersedia, tetapi memberikan
- Jenis – jenis sisa makanan makanan dengan jumlah porsiyang tepat
1. Nonvaluable (tidak bernilai) - Di dapur pusat telah diporsikan, di ward
- Makanan yang tidak mempunyai nilai lalu dipindahkan ke kontainer yang lebih
seperti, tulang, kulit bawang, dll kecil
2. Valuable (bernilai) - Makanan berkuah perlu dikomunikasikan
- Sumber dari pasien dan kantin\ dengan staf
- Tipe – tipe :
a. Unserved food waste
- Makanan yang belum disajikan ke
ruangan pasien
- Sisa dari makanan pasien saat masih
di dapur
b. Plate waste
- Sisa makanan dipiring setelah
makanan selesai dimakan
c. Untouched food waste
- Sudah disajikan ke pasien tetapi
belum disentuh pasien, bisa karena 2. Central plating system
pasien sudah pulang, pasien tidak - Makanan yang sudah diplating di dapur
nafsu makan tetapi tidak disajikan bisa diberikan ke
- Strategi menekan sisa makanan kantin
1. Protected meal time policy (melindungi jam - Jumlah yang dfiproduksi kantin bisa
makan pasien) menyesuaikan dengan makanan yang tidak
- Melindungi hak pasien untuk makan sesuai disajikan ke pasien
jam makan
- Pasien diberi waktu makan yang
terproteksi sehingga bisa makan tanpa
gangguan, seperti jam kunjung pasien dan
tindakan medis tidak dilakukan saat waktu
makan
2. Pasein lansia atau pasien dengan nafsu makan
buruk
- Makanan lokal - Tray per minutes 2, 7 menit  sama
- Spase yang digunakan 363 sguare feet 
sguare
- Menggunakan pod system lebih efektif
sehingga staff bisa dialihkan ke bagian lain
- Bahan makanan tergantung cuaca dan isu
ketersediaan makanan di pasar
- Di luar negeri  udang, harga bisa mahal
- Dari 2 kali per minggu bisa diganti 1 kali per
- Local sourcing for purchasing  merangsang minggu dan hari pada saat sepi pelanggan hari
ekonomi lokal dan membantu petani lokal yang dipilih
- Pembelian langsung dari produsen - Menghemat bahan makanan tetapi kualitas BM
makanan(petani)  penghematan biaya 6% - tetap baik
10%.. - Memperkecil porsi, terutama bahan makanan
- Leaving tray line behind  Sudah tidak efisien sumber protein
digantikan dengan pod system - Memodifikasi menu  mix makanan dengan
bahan yang lain
- Mengurangi protein diganti dengan jamur dan
kentang
- Membeli bahan makanan lokal pada musim
tertentu. Membekukan makanan lokal untuk
menghemat pada musim dingin
- Pod system - Waktu untuk menyiapkan makanan
- Dikelilingi makanan - Makanan dengan labor intensive foods
- Terdapat meja ditengah dan setiap orang (diketahui dari waktu pembuatan makanan)
mempunyai tanggung jawab masing” pada  butuh banyak tenaga kerja
makanan - Strategi untuk mengurangi food service cost
- Makanan per pasien 3 dollar atau kurang
- Labor cost kurang dari 40 dollar
- Food cost kurang dari 8,5 dollar
- Reabates (potongan harga) minimal 5%
- Pendapatan minimal 30 dollar per pasien
perhari, dari vending dan cafetaria

Develop a Revenue Center

- Five Types of Responsibility Centers


- Evalausi di RS Scarborough 1. Cost Center
- Tray line - Cost center adalah segmen organisasi di mana
- membutuhkan 8 staff manajer dianggap bertanggung jawab hanya
- jumlah tray per meals 240 untuk biaya.
- total waktu meal assembly 90 menit - Tipe ini, ada hubungan langsung antara biaya
- staff minutes per tray 3 menit yang dikeluarkan dan produk atau layanan
- tray per menit 2,7 menit yang dihasilkan.
- spase yang digunakan 726 square feet - Hubungan ini harus dikenali oleh manajer dan
(rectangle) terstruktur dengan baik dalam kerangka
- Pod system akuntansi pertanggungjawaban.
- Jumlah staf yang dibutuhkan 5  - Bentuk aktivitas departemen yang paling
mengehemat 13,5 jam perhari sederhana
- Jumlah tray per meals 240  sama - Harus bisa menekan biaya seminimal
- Total waktu meal assembly 90 menit  mungkin
sama 2. Discretionary Cost Centers
- Staff minutes per tray 1,875 menit  - Discretionary Cost Centers adalah segmen
menghemat 13,5 jam per hari organisasi di mana manajer bertanggung
jawab atas biaya yang dapat dikendalikan - Mengelola sumber daya yang dimiliki baik
ketika tidak ada hubungan yang jelas antara sumber daya alam maupun sumber daya manusia
biaya pusat dan layanan atau produknya  yang dibagi dalam kelompok center atau pusat
biaya yang dipertanggungjawabkan tidak berdasarkan kategori ruang lingkup tanggung
berkaitan langsung dengan produk yang jawab, yakni cost center, revenue center, profit
dihasilkan. center dan investment center.
- HRD dan accounting. HRD sering membuat - Mindset  action  success/failed
kebijakan yang memengaruhi seluruh - Diversifikasi usaha  jeli melihat peluang baru
organisasi. dan mempunyai kemampuan enterpreneurship,
- Contoh: sementara kebijakan yang innovation, cretaivity
mewajibkan semua pekerja untuk - Contoh – contoh :
mendapatkan pelatihan keselamatan tahunan - Fruit trifle is a very popular dessert made at
untuk kebakaran bermanfaat bagi seluruh St. Joseph's Health Centre in Guelph, Ont.
perusahaan, sulit untuk mengevaluasi kinerja Although the trifle was for a catered event, St.
manajer departemen sumber daya manusia
Joseph's serves the same food to patients,
sehubungan dengan memengaruhi produk
atau layanan yang disediakan perusahaan. cafeteria customers, meals on wheels clients,
3. Revenue Centers or the Board of Directors. (See recipe below.)
- Revenue center adalah segmen organisasi di (Leslie Carson/St. Joseph's Health Centre)
mana manajer bertanggung jawab hanya atas - A gluten and dairy free luncheon buffet by
pendapatan. Eisenhower Medical Center
- Untuk mencapai tujuan meningkatkan - Food placement encourages employees and
pendapatan, manajer pusat pendapatan akan
guests to make healthier choices
fokus pada pengembangan keahlian khusus
karyawan pusat pendapatan. - Patients at valley hospitals now receive a
- Contoh: Karyawan harus terlatih dalam menu with many healthy choices
menyediakan layanan pelanggan yang sangat - Inovasi di RS
baik, menangani keluhan pelanggan, dan - Menawarkan makanan di cafetaria dan dapur
mengubah interaksi pelanggan menjadi yang lebih sehat untuk pasien, staf dan
penjualan aktual. pengunjung
4. Provit centers
- Membuat culinaru connection dan program
- Provit centers adalah segmen organisasi di
mana manajer bertanggung jawab atas pelatihan
pendapatan dan biaya. - Mengajar staf kesehatan teknik memasak
- Dari pusat-pusat pertanggungjawaban yang yang sehat
dieksplorasi sejauh ini, struktur provit centers - Menawarkan pilihan penjual yang lebih sehat
adalah yang paling kompleks karena seorang untuk pasien, staf dan pengunjung
manajer harus berpengalaman dalam teknik-
- Menyediakan informasi mengenai gizi
teknik untuk meningkatkan pendapatan,
mengurangi biaya, dan dengan demikian - Mengadaptasi dan menyesuaikan menu yang
meningkatkan laba sambil juga memenuhi ditawarkan pada pasien sesuai dengan
tujuan strategis organisasi. kebutuhan gizinya
5. Invenstment centers - Memberi insentif perilaku sehat
- Invesment center adalah segmen organisasi di - Deliveri makanan sehat
mana manajer bertanggung jawab atas laba - Memberi semangat dalam ASI
(pendapatan dikurangi biaya) dan modal yang
- Mengoperasikan dan berpartisipasi pada food
diinvestasikan yang digunakan oleh segmen
tersebut. pantries
- Pusat-pusat investasi mempertimbangkan dan - Revenue related to trend
mengevaluasi investasi yang dilakukan oleh - Expansion of middle eastern cuisine
manajer pusat pertanggungjawaban. - Edibel flower
- Paradigma instalasi gizi yaitu mengubah cost - Food powder
center menjadi revenue center - Sparkling drink
- Tugas Kepala Instalasi Gizi atau Manajer Instalasi
- Gluten free food and beverage
Gizi  perubahan mindset
- Noncomercial trend
- Chef driven (kekhasan dari RS) - bahkan mencoba menyelesaikan masalah
- Seasonal food melalui jalur hukum.
- Ethnic cuisine - Pada kasus lain, customer dapat melakukan
- Local ingredient tindakan pribadi dan mengirimkan pesan
negatif pada customer lainnya
Complaint Management - Menghentikan hubungan bisnis
- Ada juga Customer Passive , yaitu customer
- Banyak konsumen yang tidak senang dengan
tidak mengambil tindakan apapun karena
masalah yang tidak bisa dikendalikan perusahaan.
tidak tertarik terhadap pengalaman/ produk
- Perusahaan disarankan untuk memberikan
tersebut
kesempatan bagi konsumen untuk melakukan
- Migrasi pelanggan biasanya memengaruhi
complaint.
profitabilitas perusahaan saat ini dan masa depan
- Complaint
melalui penyebaran pesan negatif dari mulut ke
- Indikator untuk mengukur performa
perusahaan baik dalam hal pelayanan maupun mulut.
produk yang disajikan. - Saluran komunikasi elektronik , contohnya sosial
- Hasilnya diharapkan bisa menjadi evaluasi media memungkinkan untuk pelanggan
untuk mengurangi resiko kehilangan membicarakan pengalaman ketidakpuasan pada
konsumen. forum yang lebih besar.
- Customer complaining behavior - Penelitian menunjukkan hanya sebagian kecil
- Manajemen keluhan (Complaint
pelanggan mengajukan komplain pada organisasi
Management) adalah proses dari penyebaran
- Ketika customer mengajukan complain, hal itu
informasi yang bertujuan untuk
dapat memberi kesempatan pada perusahaan
mengidentifikasi dan memperbaiki penyebab
untuk menyelesaikan dan belajar dari
ketidakpuasan customer. Hal tersebut
permasalahan yang ada, sehingga dapat
menetapkan strategi yang digunakan
mengembalikan kepuasan dan kepercayaan dari
perusahan untuk menyelesaikan dan
customer.
mempelajari dari kesalahan sebelumnya yang
- Namun, saat konsumen itu datang untuk
ditujukan untuk mengembalikan kepercayaan
menyampaikan keluhan, mereka mempunyai
customer.
harapan khusus tentang bagaimana perusahaan
- Informasi yang dikumpulkan dari keluhan
harus mengelola keluhan dan kompensasi apa
pelanggan sangat penting untuk quality
yang memadai untuk menutupi biaya psikologis,
management process dan dapat digunakan
keuangan dan waktu mereka.
untuk memperbaiki dan mempelajari
- Konsep manajemen pengaduan dipengaruhi oleh
kelemahan dari kualitas produk juga sistem
konsep keadilan dan fokus terhadap reaksi
pelayanannya.
pelanggan. Dalam literatur hubungan pemasaran,
- Pelanggan menjadi tidak puas ketika
keadilan dianalisis sebagai konsep tiga dimensi,
mendapat pelayanan atau produk yang tidak
termasuk keadilan distributif, prosedural, dan
sesuai dengan ekspetasi, sehingga pihak
interaksional.
manajemen harus memahami sumber
- 3 Dimensi untuk mengenalisis keadilan dalam
ketidakpuasan customer, agar dapat mengatasi keluhan pelanggan
mendesign strategi pemulihan layanan yang 1. Ditributive Justice : Berfokus pada cara
efektif. memberikan kompensasi terhadap pelanggan
- Respon customer terhadap ketidakpuasan itu dikarenakan kerugian atau ketidak puasan
bervariasi. yang disebabkan oleh masalah tertentu.
- Ada beberapa customer yang mengambil Kompensasi yang diberikan bermacam
macam tergantung tingkat keparahan masalah
langkah public action, seperti mengirim
yang dialami konsumen misal berupa
keluhan pada sebuah organisasi penggantian produk, diskon, perbaikan
- melaporkan keluhan pada pihak ketiga seperti produk dan permohonan maaf lainnya.
Lembaga Konsumen
2. Procedural justice : Berfokus pada prosedur - Takut untuk dimarahi balik atau diperlakukan
dan sistem yang digunakan untuk kasar
mengevaluasi dan menyelesaikan keluahan - Takut merasa malu setelah melakukan
dari konsumen. Prosedur harus fleksibel,
komplain atau akan dipermalukan
mudah di akses dan teratur , serta harus dapat
menyelesaikan dengan baik dan tepat waktu. - Menguras waktu dan tenaga
3. Interactional Justice : Berfokus pada - Ragu ragu akan kemampuan diri untuk
interaksi antara pegawai dan konsumen . melakukan komplain karna tidak sesuai
Interactional justice memperhitungkan dengan bidangnya.
penilaian yang dibuat oleh konsumen - Strategi penyelesaian hambatan dalam melakukan
berdasarkan kebiasaan pegawai yang feedback konsumen
berurusan langsung dengan pengelolaan
- Menginformasikan tentang nomor telp gratis
keluhan konsumen. Karyawan harus
menunjukkan perilaku sopan, jujur dan proses yang dapat dihubungi pada pelanggan
komunikasi yang baik dengan pelanggan yang - Memberikan alamat pos dan e-mail
memiliki keluhan untuk membangun kembali - Memastikan pelanggan telah mengerti akan
kredibilitas organisasi. pentingnya feedback yang mereka berikan
- Designing the recovery strategy kepada perusahaan untuk perbaikan.
- Complaint yang terjadi di suatu perusahaan - Cara perbaikan
dapat dikarenakan produk atau jasa yang - memberitahukan prosedur pengaduan baik
diberikan terdapat kesalahan atau tidak sesuai melalui telp, email maupun pos.
dengan harapan. - mengucapkan terimakasih kepada pelanggan
- Konsekuensi yang dilakukan untuk menebus yang telah memberikan feedback.
complaint adalah dengan memperhatikan - melatih karyawan untuk selalu bersikap sopan
harapan yang diinginkan serta keadilan yang dan ramah kepada pelanggan.
ingin didapatkan, agar pelanggan tetap puas - Prosedur yang paling banyak digunakan dalam
dan loyal. menerima kritik dan saran dari konsumen:
- Recovery dalam komplain harus - Telp
memperhatikan kembali tujuan internal dan - Form kritik saran
eksternal. - Link web
- Tujuan internal : - Informasi dari penelitian kualitatif dan kuantitatif
- memperbaiki kebijakan - Karyawan yang berinteraksi dengan konsumen
- meningkatkan koordinasi dengan yang tidak puas dilatih untuk berkomunikasi dan
karyawan bersikap yang baik untuk menghindari konflik
- memberikan pelatihan karyawan dengan pelanggan.
- meningkatkan hubungan yang lebih - Karyawan harus mengakui kesalahan dan
harmonis menerima kritik serta memberikan empati kepada
- Tujuan eksternal : pelanggan dan memberikan perkiraan waktu utuk
- memuaskan keinginan pelanggan memperbaiki kesalahan.
- mengumpulkan informasi dari pelanggan - Prosedur penyelesaian berupa bagaimana cara
untuk meningkatkan atau memperbaiki pelayan berkomunikasi dengan pelanggan serta
produk jenis dan jumlah kompensasi yang akan diberikan
- Langkah-langkah strategi pemulihan kepada pelanggan.
- Menerima keluhan - Perlu dilakukan pemberdayaan bagi karyawan
- Menyelesaikan keluhan yang berhubungan lansung dengan pelanggan.
- Memberikan feedback pada pelanggan - Memberikan feedback kepada pelanggan adalah
- Mengapa pelanggan tidak mau melakukan fokus dari proses komunikasi setelah penyelesaian
feedback ? klaim.
- Tidak nyaman untuk mengeluh - Karyawan menghubungi pelanggan untuk
menjelaskan mengenai penanganan complaint,
penyebab masalah, serta tindakan yang harus - Sosial commerse memiliki 2 unsur:
diambil oleh manajemen untuk menghindari - Media sosial, sebagai wadah dalam proses
insiden negatif yang serupa di masa depan. jual beli
- Pesan yang akan dikirim ke pelanggan harus - Kegiatan jual beli
distandarisasi (untuk masalah rutin) atau - Ada 2 jenis sosial commerse:
disesuaikan (untuk keluhan khusus). - Media sosial yang menyertakan unsur- unsur
- Tujuan mengirim feedback adalah untuk meneliti komersial untuk memungkinkan transaksi dan
persepsi pelanggan tentang kualitas keluhan iklan
proses manajemen. Feedback pelanggan dilakukan - Situs web e commerse tradisional yang
untuk mengidentifikasi tingkat kepuasan dengan menambahkan fasilitas interaksi sosial
kompensasi yang diterima, kecepatan - Tujuan dari penelitian adalah meninjau kembali
penyelesaian masalah, dan masalah lain yang perilaku konsumen pengguna sosial commerse
dikeluhkan. - Stimulus–organism–response (SOR) adalah model
- Kesimpulan yang didaptasi dari teori klasik stimulus. Teori ini
- Ketidakpuasan dapat menyebabkan terjadinya mempelajari mengenai respon individu setelah
perubahan perilaku konsumen dan penyebaran mendapatkan rangsangan dari luar. Lingkungan
informasi negatif ke calon konsumen lainnya, dapat mempengaruhi kognitif dan perilaku dari
secara langsung mempengaruhi jumlah individu.
pembeli, keuntungan, dan reputasi perusahaan. - Respon konsumen :
- Konsumen yang merasa tidak puas terhadap 1. Pengenalan
kinerja perusahaan memberikan perusahaan Tahap pengenalan kebutuhan menunjukkan bahwa
kesempatan untuk mengidentifikasi kekurangan konsumen menetapkan kebutuhan konsumsi atau
dalam internal perusahaan agar selanjutnya mengetahui produk tertentu
dapat mengembangkan strategi yang lebih baik. 2. Mencari
- Perusaahan harus fokus untuk menyelesaikan Mencari informasi pelanggan mengenai kebiasaan
masalah dan menghilangkan penyebab dari konsumen
ketidakpuasan konsumen. 3. Evaluasi
- Dengan merancang sistem manajemen Menyarankan agar konsumen mengevaluasi
complain, perusahaan memiliki kesempatan produk alternatif atau platform belanja untuk
untuk terus memperbaiki diri dengan complain memilih opsi terbaik
yang ada untuk meningkatkan performa 4. Membeli
sehingga bisa meningkatkan kepuasan dan Mengacu pada perilaku pembelian konsumen atau
kerja sama dengan konsumen. yang terkait
- kegiatan untuk memenuhi transaksi
5. Pasca-pembelian
Consumer behavior in social commerce: A Mengacu pada kegiatan pasca-pembelian
literature review
konsumen, seperti merekomendasikan produk atau
- Konsep social- commerse pertama kali muncul yang lain
pada 2005 karena adanya peningkatan - Perdagangan sosial harus mencakup semua
penggunaan sosial media di masyarakat. aktivitas konsumen (atau tahapan) pengambilan
- Social commerse merupakan bentuk baru dari e- keputusan. Secara empiris menerapkan perspektif
commerse, dimana e-commerse tradisional ini untuk menjelaskan faktor-faktor tersebut dalam
menunjukkan bahwa konsumen hanya berinteraksi tahapan pencarian dan evaluasi dapat
dengan situs belanja online secara terpisah. memengaruhi keinginan berbelanja konsumen di
Sementara sosial commerse melibatkan pengguna situs jejaring sosial.
sosial media untuk mendukung interaksi antar - Tahapan pembelian
pembeli dengan penjual sebagai pengguna sosial
media.
- Penelitian pertama yang mengkaji tinjauan
literatur menyeluruh tentang prilaku
konsumen dalam sosial commerce. Peneliti
- Faktor Yang Berkaitan Dengan Pembuatan mengusulkan kerangka teori yang
- Keputusan Pada Konsumen menunjukkan dan mensintesis penelitian
- Ketertarikan perhatian pada tahap pengenalan sebelumnya sehingga dapat memberikan
kebutuhan; pencarian informasi dan landasan teori untuk penelitian masa depan
penelusuran di tahap pencarian; sikap dalam - Sosial commerce dikonseptualisasikan
tahap evaluasi; perilaku pembelian dan dengan berbagai tahap pengambilan
pengungkapan informasi dalam tahap
keputusan, gambar 5 menunjukkan sedikit
pembelian; berbagi informasi dan loyalitas
merek pada tahap pasca-pembelian. penekanan pada tahap pengenalan kebutuhan
- Social commerce pada umumnya dan lebih pada tahap pasca pembelian. Ini
dilambangkan dengan proses pembelian, menunjukkan pentingnya kegiatan pasca
namun sebenarnya proses pemilihan, pembelian untuk meningkatkan potensi
pembelian, dan pasca pembelian, merupakan pemasaran jejaring sosial.
aktititas social commerce pula - Perusahaan dapat memanfaatkan
- Rangkaian kegiatan konsumen di e commerce
potensi/memanipulasi faktor-faktor stimulus
( terutama pasca pembelian), menjadi ajang
pembagian informasi kepada website maupun seperti di kerangka teori untuk meningkatkan
jejarin sosial perusahaan untuk memunculkan potensi pemasaran situs jejaring sosial
produk-produknya. Perusahaan" ini dapat
mengikat dan mempengaruhi konsumen
sebelumnya yang telah melakukan transaksi
untuk kembali membeli produk dan menjadi
pelanggan yang loyal.
- Data produk pasca pembelian konsumen juga
menjadi hal yang paling "diselidiki" dalam
literatur ecommerce
- Ada faktor faktor yang menstimulus dan
mempengaruhi konsumen untuk mencari
informasi di media sosial diantaranya :
- Konten  periklanan
- Karaktristik Interaksi
- Faktor Internal Konsumen terkait dengan orientasi
diri dari konsumen\Faktor Respon meliputi
Pencarian informasi perilaku pembelian di jejaring
sosial dan penggunaan situs web
- Kesimpulan:
- Peneliti dalam jurnal ini lebih tertarik meneliti
padapasca pembelian terkait dengan kepuasan
konsumen karena berisi ketertarikan suatu
produk dan partisipasi konsumen mengenai
jejaring sosial
- Merupakan ringkasan faktor-faktor dalam setiap
tahap pengambilan keputusan yang dibentuk
dalam sebuah kerangka kerja untuk konsumen
sosial commerce (gambar 4)
- Secarà menyeluruh mempertimbangkan segala
aspek yang mempengaruhi keputusan konsumen
(gambar 6)
- Implikasi
-

Anda mungkin juga menyukai