Anda di halaman 1dari 20

PENGARUH KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT,

DAN KUALITAS AUDIT TERHADAP PENGHINDARAN


PAJAK (TAX AVOIDANCE)
(Studi Empiris Pada Sektor Industri Barang Konsumsi yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014)

Arry Eksandy
Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Tangerang

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh komisaris


independen, komite audit, dan kualitas audit terhadap tax avoidance. Komisaris
independen yang diukur dengan persentase jumlah komisaris independen terhadap
jumlah total komisaris dalam susunan dewan komisaris perusahaan sampel,
Komite audit diukur dengan jumlah anggota komite audit dan Kualitas audit
diukur dengan variabel dummy. Tax Avoidance sebagai variabel dependen diukur
dengan cash effective tax rate (CETR). Penelitian ini menggunakan sampel sektor
industri barang konsumsi periode 2010-2014. Dengan metode purposive sampling
ada 14 perusahaan yang memenuhi kriteria dan menggunakan analisis regresi
linear berganda (SPSS).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa komisaris independen dan kualitas
audit berpengaruh positif terhadap tax avoidance, komite audit tidak berpengaruh
signifikan terhadap tax avoidance. Secara simultan komisaris independen, komite
audit dan kualitas audit berpengaruh signifikan terhadap penghindaran pajak(tax
avoidance).

Kata Kunci: Komisaris Independen, Komite Audit, Kualitas Audit dan Tax
Avoidance

I. PENDAHULUAN

Pajak merupakan unsur penting pajak (tax avoidance) merupakan usaha


dan bahkan paling penting dalam rangka untuk mengurangi hutang pajak yang
untuk menopang anggaran penerimaan bersifat legal (Lawful) sedangkan
negara.Oleh karenanya pemerintah penggelapan pajak (Tax Evasion) adalah
menaruh perhatian besar terhadap sektor usaha untuk mengurangi hutang pajak
pajak.Di Indonesia usaha-usaha untuk yang bersifat tidak legal (Unlawful)
mengoptimalkan penerimaan sektor ini (Xynas, 2011). Persoalan penghindaran
dilakukan melalui usaha intensifikasi pajak merupakan persoalan yang rumit
dan ekstensifikasi penerimaan pajak dan unik. Di satu sisi penghindaran
(Surat direktur jenderal pajak No. S- pajak diperbolehkan, tetapi di sisi yang
14/PJ.7/2003, 2003). Penghindaran lain tidak diinginkan. Dalam kontek
2

pemerintahan Indonesia, telah dibuat institusi berbadan hukum, institusi luar


berbagai aturan guna mencegah adanya negri, dana perwalian dan institusi
penghindaran pajak. Salah satu aturan lainnya pada akhir tahun. Adanya
tersebut misalnya terkait transfer kepemilikan isntitusional di suatu
pricing, yakni tentang penerapan prinsip perusahaan akan mendorong
kewajaran dan kelaziman usaha dalam peningkatan pengawasan agar lebih
transaksi antara wajib pajak dengan optimal terhadap kinerja manajemen,
pihak yang mempunyai hubungan karena kepemilikan saham memiliki
istimewa (Perdirjen No. PER- suatu sumber kekuasaan yang dapat
43/PJ/2010, 2010). Tata kelola digunakan untuk mendukung atau
perusahaan juga mempengaruhi cara sebaliknya terhadap kinerja manajemen.
perusahaan dalammemenuhi Penelitian yang dilakukan oleh Khurana
kewajibanperpajakannya. Hubungan (2009) menyatakan besar kecilnya
antara pajak dengan tata kelola konsentrasi kepemilikan institusional
perusahaan yang baik telah banyak maka akan mempengaruhi kebijakan
dikaji oleh beberapa peneliti, salah tindakan meminimalkan beban pajak
satunya penelitian yang dilakukan oleh oleh perusahaan.
Desai dan Dharmapala (2006).
Menurutnya, hubungan antara Rumusan Masalah
kompensasi intensif dengan tindakan Rumusan masalah yang akan
penghindaran pajak bersifat negatif. dibahas dalam penelitian ini, sebagai
Hubungan negatif ini lebih banyak berikut:
terjadi pada perusahaan perusahaan yang 1. Apakah komisaris independen
memiliki tingkat tata kelola perusahaan berpengaruh terhadap
rendah, yang dalam pengelolaannya sifat penghindaran pajak?
oportunis manajer diduga merupakan 2. Apakah komite audit
faktor yang dominan. Tata kelola berpengaruh terhadap
perusahaan yang menjelaskan hubungan penghindaran pajak?
antara pemilik dan manager perusahaan 3. Apakah kualitas audit
dalam menentukan arah kinerja berpengaruh terhadap
perusahaan disebut corporate penghindaran pajak?
governance (Annisa dan Kurniasih, 4. Apakah Komisaris Independen,
2012). Corporate governance diwakili Komite Audit, dan Kualitas
oleh kepemilikan institusional, dewan Audit berpengaruh terhadap
komisaris, kualitas audit, dan komite penghindaran pajak?
audit (Ayu Nisa, 2010). Dalam
penerapan corporate governance Tujuan Penelitian
komposisi kepemilikan institusional Tujuan penelitian ini, sebagai
berpengaruh terhadap tax avoidance berikut :
.Pada umumnya perusahaan dinegara 1. Untuk Mengetahui pengaruh
berkembang dikendalikan oleh komisaris independen terhadap
kepemilikan institusional. Kepemilikan penghindaran pajak.
Institusional adalah kepemilikan saham
oleh pemerintah, institusi keuangan,

Competitive, Vol. 1 No. 1, Januari – Juni 2017


3

2. Untuk Mengetahui pengaruh seperti risiko yang besar dan reputasi


komite audit terhadap perusahaan ( C. Armstrong et al. 2013).
penghindaran pajak. Pajak adalah salah satu sumber
3. Untuk Mengetahui pengaruh penerimaan penting yang akan
kualitas audit terhadap digunakan untuk membiayai
penghindaran pajak. pengeluaran negara, baik pengeluaran
4. Untuk mengetahui pengaruh rutin maupun pengeluaran
Komisaris Independen, Komite pembangunan. Sebaliknya bagi
Audit, dan Kualitas Audit perusahaan pajak merupakan beban
terhadap penghindaran pajak. yang akan mengurangi laba bersih
(Suandy, 2011). Menurut Undang-
II. KAJIAN TEORITIS DAN Undang Republik Indonesia Nomor 28
HIPOTESIS PENELITIAN Tahun 2007 Pasal 1, pajak adalah
kontribusi wajib kepada Negara yang
Kajian Teoritis terhutang oleh orang pribadi atau badan
Menurut Jensen and Meckling yang bersifat memaksa berdasarkan
(1976) manager sebagai agen tidak Undang-Undang, dengan tidak
selalu bertindak sesuai kepentingan mendapatkan imbalan secara langsung
pemegang saham sebagai principal. dan digunakan untuk keperluan Negara
Agar manajer bertindak sesuai bagi sebesar-besarnya kemakmuran
kepentingan pemegang saham, manager rakyat.
diberi insentif yang cukup dan dengan Penghindaran pajak merupakan
mengeluarkan biaya monitoring untuk usaha untuk mengurangi hutang pajak
membatasi penympangan oleh manajer yang bersifat legal (Lawfull), sedangkan
dalam teori keagenan, masalah keagenan penggelapan pajak (Tax Evasion) adalah
timbul karena diasumsikan bahwa usaha untuk mengurangi hutang pajak
manajer bertindak self interest. Untuk yang bersifat tidak legal (Unlawful)
itu muncul biaya-biaya keagenan untuk (Xynas,2011). Penghindaran pajak ini
mengatasi masalah ini. sengaja dilakukan oleh perusahaan
Keputusan manajer untuk dalam rangka memperkecil besarnya
melakukan aktivitas tax avoidance tingkat pembayaran pajak yang harus
merupakan salah satu masalah keagenan. dilakukan dan meningkatkan cash flow
Penghematan pajak dari tax avoidance perusahaan. Seperti disebutkan oleh
merupakan sumber pendanaan murah Guire at al., (2010), bahwa manfaat dari
bagi perusahaan (C. S. Armstrong, adanya tax avoidance adalah untuk
Blouin, & Lacker. 2012), dan manfaat memperbesar tax saving yang berpotensi
tax avoidance secara ekonomi cukup mengurangi pembayaran pajak sehingga
besar (Scholes et al, 2009 dalam akan menaikkan cash flow.
Armstrong et al, 2013). Namun Tax Avoidane adalah usaha skema
demikian, tindakan tax avoidance yang transaksi yang ditujukan untuk
agresif dapat diikuti dengan biaya baik meminimalkan beban pajak dengan
yang terlihat seperti denda atau biaya memanfaatkan kelemahan-kelemahan
legal, atau juga biaya yang tidak terlihat (loophole) ketentuan perpajakan suatu
negara. Menurut Lim (2011)

Competitive, Vol. 1 No. 1, Januari – Juni 2017


4

mendefinisikan tax avoidance sebagai Perusahaan sebagai seperangkat


penghematan pajak yang timbul dengan peraturan yang mengatur hubungan
memanfaatkan ketentuan perpajakan antara pemegang saham, pengurus
yang dilakukan secara legal untuk (pengelola) perusahaan, pihak kreditur,
meminimalkan kewajiban pajak. pemerintah karyawan serta para
Tax avoidance (penghindaran pemegang kepentingan intern dan
pajak) adalah upaya penghindaran pajak ekstern lainnya yang berkaitan dengan
yang dilakukan secara legal dan aman hak-hak dan kewajiban mereka, atau
bagi wajib pajak karena tidak dengan kata lain suatu system yang
bertentangan dengan ketentuan mengatur dan mengendalikan
perpajakan, di mana metode dan teknik perusahaan.
yang digunakan cenderung Penerapan Corporate Governance
memanfaatkan kelemahan-kelemahan yang baik dan benar akan menjaga
(grey area) yang terdapat dalam undang- keseimbangan antara pencapaian tujuan
undang dan peraturan perpajakan itu ekonomi dan tujuan masyarakat serta
sendiri, untuk memperkecil jumlah pajak menjauhkan perusahaan dari
yang terutang (Pohan, 2013: 23). pengelolaan yang buruk yang
Corporate Governance mengakibatkan perusahaan terkena
merupakan sebuah studi yang masalah (Dwitridinda dalam Hendra:
mempelajari hubungan direktur, 2012). Ekstern lainnya yang berkaitan
manajer, karyawan, pemegang saham, dengan hak-hak dan kewajiban mereka,
pelanggan, kreditur dan pemasok atau dengan kata lain suatu system yang
terhadap perusahaan dan hubungan antar mengatur dan mengendalikan
sesamanya (Hendra: 2012). Cadbury perusahaan.
Comitte, seperti dikutip oleh Forum for Salah satu elemen penting dalam
Corporate Governance in Indonesia corporate governance adalah
(FCGI), mengartikan Corporate transparansi. Transparansi mensyaratkan
Governance atau Tata Kelola adanya pengungkapan yang akurat
Perusahaan sebagai seperangkat tentang laporan keuangan yang telah
peraturan yang mengatur hubungan diaudit oleh Kantor Akuntan Publik.
antara pemegang saham, pengurus Transparansi terhadap pemegang saham
(pengelola) perusahaan, pihak kreditur, dapat dicapai dengan melaporkan hal-
pemerintah karyawan serta para hal terkait perpajakan pada pasar modal
pemegang kepentingan intern dan dan pertemuan para pemegang saham.
Corporate Governance merupakan Peningkatan transparansi terhadap
sebuah studi yang mempelajari pemegang saham dalam hal pajak
hubungan direktur, manajer, karyawan, semakin dituntut oleh otoritas public
pemegang saham, pelanggan, kreditur (Sartori: 2010). Alasannya adalah
dan pemasok terhadap perusahaan dan adanya asumsi bahwa implikasi dari
hubungan antar sesamanya (Hendra: perilaku pajak yang agresif, pemegang
2012). Cadbury Comitte, seperti dikutip saham tidak ingin perusahaan mereka
oleh Forum for Corporate Governance mengambil posisi agresif dalam hal
in Indonesia (FCGI), mengartikan pajak dan akan mencegah tindakan
Corporate Governance atau Tata Kelola tersebut jika mereka tahu sebelumnya.

Competitive, Vol. 1 No. 1, Januari – Juni 2017


5

Hal-hal yang berhubungan dengan 2. Komite audit terhadap


kualitas audit antara lain (Deis dalam Penghindaran Pajak (tax
Suartana: 2007) memaparkan : avoidance).
a. Lamanya auditor / umur audit, Komite audit bertugas
semakin lama maka semakin melakukan control dalam proses
rendah kualitas auditnya penyusunan laporan keuangan
b. Jumlah klien, semakin banyak perusahaan untuk menghindari
maka semakin baik kualitas kecurangan pihak manajemen.
auditnya. Berjalannya fungsi komite audit
c. Kesehatan keuangan klien, secara efektif memungkinkan
makin sehat ada kecenderungan pengendalian pada perusahaan
klien menekan auditor untul dan laporan keuangan yang
mengikuti standar yang berlaku. lebih baik serta mendukung
d. Review dari pihak ketiga, good corporate governance
kualitas audit semakin tinggi (Andriyani, 2008). Sehingga
apabila direview oleh pihak dirumuskan hipotesis penelitian
ketiga. sebagai berikut.
H2: Komite audit
Hipotesis Penelitian berpengaruh terhadap tax
Adapun hipotesis penelitian ini, avoidance.
sebagai berikut:
1. Komisaris independen 3. Kualitas Audit terhadap
terhadap penghindaran pajak penghindaran pajak (tax
(tax avoidance). avoidance).
Untuk itu porsentasi Kualitas audit berupa
dewan komisaris dalam suatu transparansi mensyaratkan
perusahaan secara tidak adanya pengungkapan yang
langsung mempengaruhi akurat. Salah satu bentuk
manajemen pajak. Semakin monitoring yang dapat
besar jumlah ukuran dewan menurunkan biaya agensi adalah
komisaris maka dimungkinkan audit. Transparansi terhadap
akan semakin besar pula pemegang saham dalam hal
tindakan pajak agresif yang pajak semakin dituntut oleh
dilakukan oleh perusahaan otoritas public (Sartori: 2010).
(Annisa dan Kurniasih, 2012). Sehingga dirumuskan hipotesis
Berdasarkan uraian tersebut penelitian, sebagai berikut:
hipótesis yang di ajukan H3: Kualitas Audit
H1: Komisaris Independen berpengaruh terhadap tax
berpengaruh terhadap avoidance.
Penghindaran Pajak (tax
avoidance).

Competitive, Vol. 1 No. 1, Januari – Juni 2017


6

4. Komisaris independen, diukur cash effective tax rate (CETR).


Komite audit, Kualitas Audit CETR merupakan pembayaran pajak
terhadap penghindaran pajak secara kas atas laba perusahaan sebelum
(tax avoidance). pajak penghasilan. Cash Effective Tax
Semakin besar jumlah Rate (CETR) yang diharapkan mampu
ukuran dewan komisaris maka mengidentifikasi keagresifan
dimungkinkan akan semakin perencanaan pajak perusahaan yang
besar pula tindakan pajak agresif dilakukan menggunakan perbedaan tetap
yang dilakukan oleh perusahaan maupun perbedaan temporer (Chen et al.
(Annisa dan Kurniasih, 2012). 2010). CETR merupakan perbandingan
Komite audit bertugas Cash Tax Paid dengan Pre-Tax Income.
melakukan control dalam proses Variabel independen merupakan
penyusunan laporan keuangan variable yang mempengaruhi atau yang
perusahaan untuk menghindari menjadi sebab perubahannya atau
kecurangan pihak manajemen. timbulnya variable dependen (Sugiyono,
Kualitas audit berupa 2012). Variabel independen pada
transparansi mensyaratkan penelitian ini adalah sebagai berikut :
adanya pengungkapan yang
akurat. Salah satu bentuk Komisaris independen
monitoring yang dapat Proksi komisaris independen (X1)
menurunkan biaya agensi adalah diukur menggunakan persentase jumlah
audit oleh kantor akuntan komisaris independen terhadap jumlah
publik. total komisaris (Khan 2010).
H4: Komisaris Independen, Komite Berdasarkan peraturan Bursa Efek
Audit, dan Kualitas Audit Indonesia (BEI) Nomor Kep-
berpengaruh terhadap penghindaran 305/BEJ/07-2004 setiap perusahaan
pajak. yang telah memiliki komisaris
independen sekurang-kurangnya 30 %
III. METODE PENELITAN (tiga puluh persen) dari jumlah seluruh
Pendekatan yang digunakan anggota komisaris berarti telah
dalam penelitian ini adalah pendekatan memenuhi pedoman corporate
kuantitatif. Obyek dalam penelitian ini governance.
adalah perusahaan sektor industri barang
konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Komite audit
Indonesia periode 2010-2014. Data yang Proksi komite audit (X2) diukur
digunakan dalam penelitian ini adalah dari jumlah komite audit dalam suatu
data kuantitatif, yaitu data dalam bentuk perusahaan (Hanum & Zulaika, 2013).
angka-angka atau data kualitatif yang Komite audit sesuai dengan aturan yang
diangkakan (Sugiyono, 2010:12). telah ditetapkan oleh BAPEPAM dan
Sedangkan sumber data yang digunakan Kementrian BUMN mewajibkan komite
dalam penelitian ini adalah data audit minimal terdiri dari seorang ketua
sekunder. yang juga komisaris independen dan dua
Variabel dependen dalam anggota eksternal yang independen.
penelitian ini adalah tax avoidance, yang

Competitive, Vol. 1 No. 1, Januari – Juni 2017


7

Kualitas audit keuangan seluruh perusahaan


Proksi kualitas audit (X3) dapat manufaktur sektor industri barang
diukur dengan menggunakan variabel konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek
dummy, jika perusahaan diaudit oleh Indonesia (BEI) selama 2010-2014 yang
KAP The Big Four yaitu dipublikasikan oleh perusahaan melalui
PriceWaterhouseCooper-PWC, Deliotte situs resmi www.idx.co.id kemudian
Touche Tohmatsu, KPMG, Ernst & mengakses laporan keuangan
Young-E&Y akan diberi skor 1, dan tahunannya dan mengumpulkan data-
apabila tidak diaudit oleh Keempat data yang dibutuhkan.
Kantor Akuntan Publik (KAP) dibawah
lisensi KAP The Big Four akan diberi Metode analisis Data
skor 0 (Andriyani, 2008). Analisa data adalah
Populasi yang digunakan dalam mengelompokkan data berdasarkan
penelitian ini adalah perusahaan variabel dari seluruh responden,
manufaktur sektor industry barang menyajikan data tiap variabel yang
konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek diteliti, melakukan perhitungan untuk
Indonesia (BEI) selama tahun 2010- menguji hipotesis yang telah diajukan
2014. Penelitian ini dengan teknik (Sugiyono, 2012). Analisis data yang
purposive sampling. Kriteria penentuan digunakan meliputi statistik deskriptif,
jumlah sample yang akan digunakan uji asumsi klasik, regresi linear berganda
sebagai peneliti adalah sebagai berikut : dan uji hipotesis. Semua pengujian pada
1. Perusahaan dengan data yang peneliti ini menggunakan software
lengkap atau perusahaan yang SPSS.
dimaksud melakukan aktivitas
ekonomi dan data keuangan secara Statistik deskriptif
lengkap periode 2010-2014. Statistik deskriptif menjelaskan nilai
2. Perusahaan yang menggunakan minimum, maksimum, mean, dan
mata uang rupiah, agar kriteria deviasi standar dari variabel-variabel
pengukuran nilai mata uangnya yang digunakan dalam penelitian ini.
sama. Dalam penelitian ini analisis statistik
3. Menyediakan informasi yang deskriptif digunakan untuk mengetahui
lengkap mengenai variabel - gambaran mengenai komisaris
variabel yang diukur. independen, komite audit dan kualitas
4. Perusahaan dengan nilai laba yang audit terhadap penghindaran pajak pada
positif atau tidak mengalami rugi perusahaan sektor industri barang
periode 2010-2014. konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek
5. Memiliki Tax Income yang positif Indonesia (BEI) periode 2010-2014.
periode 2010-2014.
Uji Asumsi Klasik
Metode Pengumpulan Data Uji Normalitas
Untuk memperoleh data yang Menurut Ghozali (2012) uji
dibutuhkan dalam penelitian ini, penulis normalitas dapat dilihat dalam normal
menggunakan teknik observasi probability plot yang membandingkan
dokumentasi dengan melihat laporan distribusi kumulatif dari dari distribusi

Competitive, Vol. 1 No. 1, Januari – Juni 2017


8

normal. Distribusi normal akan pencar antara nilai yang diprediksi


membentuk satu garis lurus diagonal. (ZPRED) dan studentized residual
Data dapat dikatakan normal jika data (SRESID).
atau titik-titik tersebar disekitar garis
diagonal dan penyebarannya mengikuti Uji Autokorelasi
garis diagonal. Uji Autokolerasi dilakukan
untuk menguji apakah dalam regresi
Uji Multikolinearitas linear ada kolerasi antara kesalahan
Uji Multikolinearitas dilakukan penggangu pada periode t dengan
untuk menguji apakah model regresi kesalahan pengganggu pada periode t-1
ditemukan adanya kolerasi antar dinilai dengan menggunakan uji durbin
variabel independen (Ghozali, 2012). Watson (Ghozali, 2012). Dengan dasar
Jika variabel independen saling pengambilan keputusan, sebagai berikut:
berkolerasi, maka variabel-variabel ini Tabel 1.
tidak orthogonal (nilai kolerasi antar Pengambilan Keputusan Uji
variabel independennya sama dengan Autokolerasi
nol).
Pengujian ini dengan melihat Hipotesis Jika
Keputusan
tolerance dan variance inflation factor Nol
(VIF). Jika nilai tolerance > 0,10 dan Tidak ada
VIF <10, maka menunjukan tidak autokorelasi Tolak 0<d<d1
adanya multikolinearitas. Sebaliknya positif
jika tolerance <0,10 dan VIF> 10 dapat Tidak ada
diartikan terjadinya multikolinearitas autokorelasi No decision d1≤d≤du
(Ghozhali, 2012). positif
Tidak ada
Uji Heteroskedastisitas autokorelasi Tolak 4-d1<d<4
Uji heteroskedastisitas negative
digunakan untuk mendeteksi apakah Tidak ada 4-du≤d≤4-
dalam model regresi terjadi autokorelasi No decition d1
ketidaksamaan varian dari residual satu negative
pengamatan ke pengamatan lain Tidak ada
(Ghozali, 2012). Jika varian dari satu autokorelasi du<d<(4-
pengamatan ke pengamatan lain tetap Tdk ditolak du)
positif atau
maka disebut homoskedositas atau tidak negative
terjadi heteroskedastisitas. Jika varian Sumber : Ghozali, 2012
berbeda disebut heteroskedastisitas.
Model regresi yang baik adalah yang Regresi Linear Berganda
homoskedastisitas atau tidak terjadi Analisa regresi berganda
heteroskedastisitas. digunakan untuk menguji pengaruh dua
Pendeteksian heteroskedastisitas atau lebih variabel independen terhadap
dapat dilakukan dengan analisis grafik variabel dependen apakah masing-
dengan melihat ada tidaknya pola grafik masing variabel independen
scatterplot model yaitu melalui diagram berhubungan positif atau negatif dan

Competitive, Vol. 1 No. 1, Januari – Juni 2017


9

untuk memprediksi nilai dari variabel Uji Hipotesis


dependen apabila nilai variabel Uji t
independen mengalami kenaikan atau Uji Hipotesis dilakukan melalui
penurunan. Dalam penelitian ini analisis uji t dengan cara membandingkan antara
regresi berganda digunakan untuk t hitung dengan t tabel dari koefisien
memprediksikan hubungan antara regresi tiap variabel independen. Uji t
komisaris independen, komite audit, dan bertujuan untuk mengetahui apakah
kualitas audit terhadap penghindaran koefisien regresi dari tiap variabel
pajak (tax avoidance). Adapun independen memiliki pengaruh yang
persamaan untuk menguji hipotesis berarti terhadap variabel dependen.
secara keseluruhan pada penelitian ini Pengujian ini dilakukan dengan melihat
adalah sebagai berikut: nilai probabilitas signifikan (Sig.) T
yang dibandingkan dengan batas
Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + e signifikan yang ditetapkan yaitu sebesar
0,05. Jika nilai probabilitas signifikan <
Keterangan: 0.05 maka secara parsial masing –
Y = CETR masing variabel terdapat pengaruh yang
X1 = Komisaris Independen signifikan antara variabel bebas terhadap
X2 = Komite Audit variabel terikat.
X3 = Kualitas Audit
α = Konstanta Uji Statistif F (F-test)
β1, β2, β3 = Koefisien regresi Uji statistif atau sering juga
e = Error Term disebut uji F bertujuan untuk melihat
pengaruh variabel-variabel bebas secara
Uji Adjusted R Square (R2) bersana-sama terhadap variabel terikat.
Ketepatan Pemikiran model Pengujian ini dilakukan dengan melihat
(Goodness of Fit) atau sering disebut nilai probabilitas signifikan (Sig.) F
Koefisien Determinasi (R²) digunakan yang dibandingkan dengan batas
untuk mengukur seberapa jauh signifikan yang ditetapkan yaitu sebesar
kemampuan model dalam menerangkan 0,05. Jika nilai probabilitas signifikan <
variasi variabel terikat.Nilai koefisien 0.05 maka secara simultan terdapat
determinasi adalah antara nol dan satu pengaruh yang signifikan antara variabel
dimana nilai R² yang semakin besar atau bebas terhadap variabel terikat. Jika nilai
semakin mendekati satu menunjukkan probabilitas signifikan > 0,05 maka
hasil regresi yang semakin baik.Hal ini secara simultan tidak terdapat pengaruh
berarti variabel-variabel bebas yang signifikan antara variabel bebas
memberikan hampir semua informasi terhadap variabel terikat (Ghozali,
yang dibutuhkan untuk memprediksi 2012).
variasi variabel terikat.

Competitive, Vol. 1 No. 1, Januari – Juni 2017


10

IV. HASIL PENELITIAN DAN Hasil Penelitian


PEMBAHASAN Analisis Deskriptif Statistik
Statistik deskriptif menjelaskan Berdasarkan Kriteria
nilai minimum, maksimum, mean, dan pengambilan sampel diatas dapat
deviasi standar dari variabel – variabel diketahui 14 perusahaan yang dapat
yang digunakan dalam penelitian ini. dijadikan sampel selama periode
Dalam penelitian ini analisis statistik pengamatan. Periode pengamatan
deskriptif digunakan untuk mengetahui penelitian yang digunakan adalah dari
gambaran mengenai komisaris tahun 2010 sampai dengan 2014 atau
independen, komite audit dan kualitas selama 5 (Lima) tahun sehingga jumlah
audit terhadap penghindaran pajak pada data yang digunakan adalah sebanyak
perusahaan manufaktur sektor industri 70.
barang konsumsi yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia (BEI).

Tabel 2.
Deskripsi Statistik
N Minimum Maximum Mean Std.
Deviation
CETR 70 .15 .64 .2941 .10009
KI 70 .20 .80 .4589 .16622
KA 70 3.00 4.00 3.1571 .36656
KUAL 70 .00 1.00 .6429 .48262
Valid N (listwise) 70
Sumber : Data diolah SPS

Berdasarkan pada tabel 2. diatas 0,16622. Nilai rata-rata proporsi dewan


menunjukkan bahwa jumlah sample atau komisaris independen yang signifikan
N data valid yang akan diteliti adalah 70 menunjukkan pengaruh komisaris
sample. Dari data variabel penghindaran independen terhadap tindakan
pajak (tax avoidance) yang merupakan meminimalkan pajak perusahaan dapat
model dari variabel dependen diperoleh dijelaskan semakin banyak jumlah
rata-rata sebesar 0,2941 dengan nilai komisaris independen, maka semakin
terendah sebesar 0,15 dan nilai tertinggi besar pengaruhnya untuk melakukan
sebesar 0,64 Semakin kecil nilai akrual pengawasan kinerja manajemen.
suatu perusahaan menunjukkan bahwa Variabel komite audit
tingkat penghindaran pajak (Tax mempunyai nilai minimum 3,00 dan
Avoidance) tersebut semakin tinggi. nilai maximum sebesar 4,00. Nilai rata-
Variabel Komisaris Independen rata variabel komite audit 3,1571 dengan
mempunyai nilai minimum 0,20 dan standar deviasi sebesar 0,36656. Nilai
nilai maximum sebesar 0,80. Nilai rata- rata-rata komite audit yang signifikan
rata variabel Komisaris Independen menunjukkan pengaruh komite audit
0,4589 dengan standar deviasi sebesar terhadap penghindaran pajak (tax

Competitive, Vol. 1 No. 1, Januari – Juni 2017


11

avoidance) dapat dijelaskan bahwa Uji Normalitas


keberadaan komite audit yang fungsinya Pengujian ini bertujuan untuk
untuk meningkatkan integritas dan mengetahui apakah data terdistribusi
kredibilitas pelaporan keuangan agar normal atau tidak yang
dapat berjalan dengan baik. dilakukan menggunakan analisis regresi
Variabel kualitas audit mempunyai linear. Model regresi yang baik adalah
nilai minimum 0,00 dan nilai maximum distribusi data masing-masing
sebesar 1,00. Nilai rata-rata variabel variabelnya normal atau mendekati
komite audit 0,6429 dengan standar normal. uji normalitas dapat dilihat
deviasi sebesar 0,48262. Nilai rata-rata dalam normal probability plot yang
komite audit yang signifikan membandingkan distribusi kumulatif
menunjukkan pengaruh kualitas audit dari dari distribusi normal. Distribusi
terhadap penghindaran pajak (tax normal akan membentuk satu garis lurus
avoidance) dapat dijelaskan bahwa diagonal. Data dapat dikatakan normal
apabila suatu perusahaan diaudit oleh jika data atau titik-titik tersebar disekitar
KAP The big four akan semakin sulit garis diagonal dan penyebarannya
melalukan kebijakan pajak agresif. mengikuti garis diagonal, berikut ini :

Analisa Uji Asumsi Klasik


Uji asumsi klasik digunakan
untuk menguji, apakah model regresi
yang digunakan dalam penelitian ini
layak diuji atau tidak. Uji asumsi klasik
digunakan untuk memastikan bahwa
normalitas, autokolerasi,
Gambar 1.
heteroskedastisitas dan multikolinearitas
Normal P-Plot
tidak terdapat dalam model yang
digunakan dan data yang dihasilkan
terdistribusi normal. Jika keseluruhan Dari Gambar 4.1, terlihat bahwa
syarat tersebut terpenuhi, berarti bahwa titik-titik variabel berada disekitar garis
model analis telah layak digunakan ( diagonal serta penyebarannya
Gujarati dalam Ardianti, 2012). Uji mengikuti arah garis diagonal, ini
asumsi klasik, dapat dijabarkan sebagai menunjukkan bahwa data berdistribusi
berikut : normal.
Uji Multikolinearitas dilakukan dengan Tolerance value dan
Variance Inflation Factor (VIF). Agar
Uji multikolinearitas tidak terjadi multikolinearitas, batas
dimaksudkan untuk mengetahui apakah Tolerance Value > 0,10 dan VIF < 10.
terdapat interkolerasi sempurna antara Adapun hasil uji multikolinearitas pada
variabel-variabel independen yang penelitian ini dapat dilihat pada tabel
digunakan dalam penelitian ini. Uji ini dibawah ini:

Competitive, Vol. 1 No. 1, Januari – Juni 2017


12

Tabel 3.
Uji Multikolinearitas
Model Collinearity Statistics

Tolerance VIF
(Constant)
KI .919 1.088
KA .882 1.134
KUAL .938 1.067
Sumber : Data diolah
Apabila dilihat dari grafik
scatterplot, terlihat titik-titik menyebar
Berdasarkan tabel 3. diatas, secara acak, serta tersebar baik diatas
tolerance value > 0,10 dan VIF < 10, maupun dibawah angka 0 pada sumbu
sehingga dapat disimpulkan bahwa Y, sehingga dapatdiambil kesimpulan
seluruh variabel independen tidak terjadi tidak terdapat gejala heteroskedastisitas
multikolinearitas . pada model regresi yang digunakan.
Uji Heterokedastisitas Uji Autokolerasi
Pengujian ini bertujuan untuk Dalam penelitian ini
menguji apakah terjadi ketidaksamaan menggunakan pengujian autokolerasi
varian dan residual satu pengamatan ke menggunakan Durbin-Watson untuk
pengamatan lain dalam model regresi. mencari ada tidaknya autokolerasi dalam
Dalam penelitian ini digunakan diagram penelitian, yaitu dengan
titik (scatter plot ) yang seharusnya titik- membandingkan nilai DWhitung dengan
titik tersebut tersebar acak agar tidak
DWTabel .
terdapat heterokedastisitas. Adapun hasil
Dari hasil pengujian yang
uji heterokedastisitas dalam penelitian
dilakukan pada tabel 4. dibawah ini:
ini disajikan pada gambar 2. berikut ini :
Tabel 4.
Uji Heteroskedastisitas

Model Durbin-

Watson
(DW)
Gambar 3. 1 2.074
Scatterplot Sumber: Data diolah

Competitive, Vol. 1 No. 1, Januari – Juni 2017


13

Berdasarkan hasil pengujian tersebut diketahui nilai-nilai dari uji


autokolerasi pada table diatas diketahui Durbin Watson adalah,
nilai DWhitung sebesar 2,074. Dari hasil 1,702<2,074<2,298, sehingga dapat
Durbin Watson diketahui n= 70, k=3 disimpulkan bahwa variabel yang
dengan α=0,05 diperoleh DWTabel dL = digunakan dalam penelitian ini tidak
1.524 dan du = 1,702 berdasarkan data terjadi autokolerasi.
Regresi Linear Berganda Konstanta (α)
Ini berarti jika semua variabel
Analisis regresi linear berganda bebas memiliki nilai (0) maka nilai
ini digunakan untuk mengetahui ada variabel terikat (Beta) sebesar 0,041.
tidaknya pengaruh dari variabel bebas Nilai koefisien Komisaris
terhadap variabel terikat. Dari hasil Independen untuk variabel X1 sebesar
pengujian yang dilakukan dapat 0,189. Hal ini mengandung arti bahwa
dilakukan pada tabel 5. berikut : setiap kenaikan Komisaris Independen
Tabel 5. satu satuan maka variabel Beta (Y) akan
Regresi Linear berganda naik sebesar 0.189 dengan asumsi
bahwa variabel bebas yang lain dari
model regresi adalah tetap.
Model Unstandardized
Nilai koefisien Komite Audit
Coefficients
untuk variabel X2 sebesar 0,063. Hal ini
B Std. mengandung arti bahwa setiap kenaikan
Error Komite Audit satu satuan maka variabel
(Constant) .041 .115 Beta (Y) akan naik sebesar 0,063 dengan
KI .186 .071 asumsi bahwa variabel bebas yang lain
1 dari model regresi telah tetap.
KA .063 .033
KUAL -.050 .024 Nilai koefisien Kualitas Audit
untuk variabel X3 sebesar 0,050 dan
bertanda negative, ini menunjukkan
Berdasarkan tabel diatas bahwa Kualitas Audit berlawanan arah
dapat diperoleh rumus regresi sebagai dengan risiko sistematis. Hal ini
berikut : mengandung arti bahwa setiap kenaikan
Kualitas Audit satu satuan maka variabel
CETR = α + 𝛃𝟏 KI +𝛃𝟐 KA +𝛃𝟑 KUA + ε beta (Y) akan turun sebesar 0,050,
CETR = 0,041 + 0,189KI +0,063KA-
dengan asumsi bahwa variabel bebas
0,050KUAL+e
Dari tabel diatas di yang lain dari model regresi adalah
intrepretasikan, sebagai berikut: tetap.

Uji Koefesien determinasi (𝐑𝟐 ) independen dalam menjelaskan variabel


Adjusted R Square dependen terbatas. Sebaliknya nilai R2
Koefesien determinasi (R2 ) yang mendekati satu menandakan
bertujuan mengukur seberapa jauh variabel - variabel independen
kemampuan model dalam menerangkan memberikan hampir semua informasi
variabel dependen. Nilai R2 yang kecil yang dibutuhkan oleh variabel dependen
berarti kemampuan variabel-variabel (Ghozali,2012). Nilai yang digunakan

Competitive, Vol. 1 No. 1, Januari – Juni 2017


14

adalah adjusted R2 karena variabel nilai adjustedR2 dari hasil perhitungan


independen yang digunakan dalam menggunakan SPSS terlihat pada tabel
penelitian ini lebih dari dua. Adapun 6. dibawah ini :
Tabel 6.
Adjusted 𝑹𝟐
Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Std. Error of


Square the Estimate
1 .401a .161 .123 .09375
Sumber: Data diolah

Nilai Adjusted R Square sebesar Uji Hipotesis (T-test)


0,123 dan semakin mendekati 0 yang Pengujian ini bertujuan untuk
berarti menunjukkan lemahnya pengaruh mengetahui ada atau tidaknya pengaruh
variabel independen komisaris komisaris independen, komite audit, dan
independen, komite audit dan kualitas kualitas audit terhadap penghindaran
audit terhadap variabel dependen pajak (tax avoidance) dengan
penghindaran pajak (tax avoidance) menganggap variabel independen yang
terhadap variabel dependen CETR lain konstan. Pengujian ini dilakukan
(Cash Effective Tax Rate) sebesar 1,23% dengan membandingkan nilai
sementara itu 98,77 % dijelaskan oleh signifikansi t yang ditunjukkan oleh Sig
faktor-faktor lain di luarnya sedangkan dari t pada table 4.18 dengan tingkat
nilai standar error of estimate (SEE) signifikan yang diambil, dalam hal ini
sebesar 0,09375, semakin kecil nilai 0,05. Jika nilai Sig dari t < 0,05 maka
SEE akan semakin tepat model regresi variabel independen berpengaruh
memprediksikan variabel dependen terhadap variabel dependen. Uji t dapat
dilihat dari tabel 7. dibawah ini :

Tabel 7.
Uji T
Coefficientsa
Model Unstandardized Standardized T Sig.
Coefficients Coefficients
B Std. Error Beta
(Constant) .041 .115 .359 .721
KI .186 .071 .309 2.627 .011
1
KA .063 .033 .232 1.929 .058
KUAL -.050 .024 -.241 -2.072 .042
Sumber: Data diolah

Competitive, Vol. 1 No. 1, Januari – Juni 2017


15

Komisaris Independen Terhadap diperoleh koefisien regresi untuk


Penghindaran Pajak (Tax Avoidance) variabel komite audit, dengan nilai
Hipotesis pertama yang diajukan signifikan sebesar 0,058 atau lebih besar
dari 0,05 maka hipotesa yang diajukan
dalam penelitian ini adalah komisaris
dalam penelitian ditolak dan tidak
independen terhadap penghindaran pajak terbukti
(tax avoidance) dari hasil penelitian ini
diperoleh koefisien regresi untuk Kualitas Audit Terhadap
variabel komisaris independen dengan Penghindaran Pajak (Tax Avoidance)
nilai signifikan sebesar 0,011 atau lebih Hipotesis kedua yang diajukan
kecil dari 0,05 maka hipotesa yang dalam penelitian ini adalah kualitas audit
diajukan dalam penelitian diterima dan terhadap penghindaran pajak (tax
terbukti avoidance) dari hasil penelitian ini
diperoleh koefisien regresi untuk
Komite Audit Terhadap variabel kualitas audit dengan nilai
Penghindaran Pajak (Tax Avoidance)
Hipotesis kedua yang diajukan signifikan sebesar 0,042 atau lebih kecil
dalam penelitian ini adalah komite audit dari 0,05 maka hipotesa yang diajukan
terhadap penghindaran pajak (tax dalam penelitian diterima dan terbukti.
avoidance) dari hasil penelitian ini
ditetapkan yaitu sebesar 0,05. Jika nilai
Uji F probabilitas signifikan < 0,05 maka
Pengujian ini dimaksudkan secara simultan terdapat pengaruh yang
untuk mengetahui pengaruh antara signifikan antara variabel bebas terhadap
komisaris independen, komite audit dan variabel terikat . Jika nilai probabilitas
kualitas audit terhadap penghindaran signifikan > 0,05 maka secara simultan
pajak (taxavoidance) secara bersama- tidak terdapat pengaruh yang signifikan
sama (simultan). Pengujian ini dilakukan antara variabel bebas terhadap variabel
dengan melihat nilai probabilitas terikat. Adapun hasil uji anova pada
signifikan (Sig.) F yang dibandingkan penelitian ini dapat dilihat pada tabel 8.
dengan batas signifikansi yang dibawah ini:

Tabel 8.
Uji F
ANOVAa

Model Sum of df Mean F Sig.


Squares Square

Regression .111 3 .037 4.221 .009b

1 Residual .580 66 .009

Total .691 69
Sumber: Data diolah

Competitive, Vol. 1 No. 1, Januari – Juni 2017


16

Berdasarkan hasil analisis transparan dalam menjalankan


regresi dapat diketahui bahwa ketiga perusahaan sehingga tax avoidance
variabel independen secara bersama- dapat diminimalkan. Secara aktif
sama berpengaruh signifikan terhadap komisaris independen dapat mendorong
penghindaran pajak (tax avoidance). Hal manajemen untuk mematuhi peraturan
ini dapat dibuktikan dari nilai tingkat perundangan pajak yang berlaku dan
signifikan sebesar 0,009 < 0,05 maka, mengurangi risiko seperti rendahnya
terdapat pengaruh yang signifikan antara kepercayaan investor.
variabel bebas dan terikat. Berdasarkan
hasil penelitian yang telah dijelaskan Komite Audit
sebelumnya, maka untuk memperoleh
Berdasarkan pengujian hipotesis
gambaran tentang hasil penelitian yang bahwa variabel komite audit tidak
lebih lanjut setiap data hasil perhitungan berpengaruh terhadap penghindaran
sesuai dengan aspek-aspek yang pajak (tax avoidance). Hasil penelitian
mendasarinya. ini menemukan bukti bahwa komite
Komisaris Independen audit tidak berpengaruh positif terhadap
penghindaran pajak (tax avoidance).
Berdasarkan pengujian hipotesis Hasil penelitian ini sejalan dengan
bahwa variabel komisaris independen Calvin dan Made (2015) yang
berpengaruh terhadap penghindaran menyatakan komite audit berperan
pajak (tax avoidance).Hasil penelitian melakukan pengawasan dan membantu
ini menemukan bukti bahwa komisaris dewan komisaris dalam melakukan yang
independen berpengaruh positif terhadap menuntut maka manajemen akan
penghindaran pajak (tax avoidance). menghasilkan informasi yang
Hasil penelitian ini sejalan dengan berkualitas dan dapat melakukan
penelitian yang dilakukan Gusti Maya pengendalian untuk meminimalisir
Sari (2010) yang menyatakan pengaruh terjadinya konflik kepentingan
komisaris independen terhadap tindakan diperusahaan yang salah satunya adalah
meminimalkan pajak perusahaan dapat penghematan pajak berupa tax
dijelaskan semakin banyak jumlah avoidance.
komisaris independen, maka semakin
besar pengaruhnya untuk melakukan Kualitas Audit
pengawasan kinerja manajemen. Berdasarkan pengujian hipotesis
Pengawasan ini dapat mengurangi bahwa variabel kualitas audit
masalah agensi yang timbul seperti sikap berpengaruh terhadap penghindaran
oportunistik manajemen terhadap bonus, pajak (tax avoidance). Hasil penelitian
sehingga manajemen yang ini menemukan bukti bahwa kualitas
berkepentingan untuk mengurangi audit berpengaruh positif terhadap
pembayaran pajak untuk penghindaran pajak (tax avoidance).
memaksimalkan bonus yang diterima Hasil penelitian ini sejalan dengan
manajemen. Dengan pengawasan yang penelitian Nuralifmida (2010) yang
semakin besar, manajemen akan berhati- menyatakan kualitas audit berpengaruh
hati dalam mengambil keputusan dan positif terhadap tax avoidance. Jadi

Competitive, Vol. 1 No. 1, Januari – Juni 2017


17

apabila suatu perusahaan diaudit oleh terhadap penghindaran pajak (tax


KAP The big four akan semakin sulit avoidance). HasilUji F dengan
melakukan kebijakan pajak agresif. tingkat signifikan sebesar 0,009 <
0,05, maka penelitian ini
Kesimpulan menyimpulkan bahwa H4 terdapat
Penelitian ini menguji pengaruh pengaruh yang signifikan antara
komisaris independen, komite audit, dan variabel bebas dan terikat.
kualitas audit terhadap penghindaran Rekomendasi
pajak (tax avoidance) pada sektor
industri barang konsumsi di Bursa Efek Adapun rekomendasi yang dapat di
Indonesia periode 2010 - 2014 (5tahun). berikan, sebagaiberikut:
Hasil pengujian hipotesis terhadap
seluruh variabel diperoleh kesimpulan, 1. Agar penelitian yang akan datang
sebagai berikut : menggunakan Industri manufaktur.
2. Agar penelitian yang akan datang
1. Komisaris independen berpengaruh menambahkan variabel seperti
positif terhadap penghindaranpajak karakteristik perusahaan.
(tax avoidance) akuntansi dengan 3. Lebih memperhatikan faktor- faktor
nilai signifikansi sebesar 0,011 yang terkait dengan tax avoidance,
(0,011 > 0,050). Hasil penelitian ini khususnya Komisaris independen
menyimpulkan bahwa H1 yang dan Kualitas audit.
diajukan dalam penelitian diterima
dan terbukti. Daftar Pustaka
2. Komite audit berpengaruh negatif Amstrong, Christoper S., Blouin, J.L.,
terhadap penghindaran pajak(tax Jagolinzer, Alan D., dan Larcker,
avoidance) dengan nilai signifikan David F. 2012. Corporate
sebesar 0,058 (0,058 < 0,005). Governance, Incentives, and Tax
Hasil penelitian ini menyimpulkan Avoidance. Inggris : Stanford
bahwa H2 yang diajukan dalam University.
penelitian ditolak dan tidak
terbukti. Amstrong, Christoper S., Blouin, J.L.,
3. Kualitas audit berpengaruh positif Jagolinzer, Alan D., dan Larcker,
terhadap penghindaran pajak (tax David F. 2013. Corporate
avoidance)akuntansidengannilaisig Governance, Incentives, and Tax
nifikannyasebesar 0,042 (0,042 > Avoidance. Rock Center for
0,050). Hasil penelitian ini Corporate Governance at Stanford
menyimpulkan bahwa H3 yang University Working Paper (136).
diajukan dalam penelitian diterima
danterbukti. Annisa, N.A., L. Kurniasih. 2012.
4. Dari hasil regresi secara simultan Pengaruh Corporate Governance
terdapat pengaruh yang signifikan Terhadap Tax Avoidance.
antara variabel Komisaris Dalam Jurnal Akuntansi dan
Independen (X1), Komite Audit Auditing, 8 (2): h:123-136.
(X2) dan Kualitas Audit (X3) Universitas Sebelas Maret.

Competitive, Vol. 1 No. 1, Januari – Juni 2017


18

Annisa, Nuralifmida Ayu dan L. Research. Journal of Accounting


Kurniasih. 2012. Pengaruh Good and Economics.
Corporate Governance Terhadap
Tax Avoidance. Jurnal Bisnis dan Hanum, H.R & Zulaikha, 2013.
Manajemen, Vol. 1, No. 1, Hlm. 1- Pengaruh karakteristik
13. corporate governance terhadap
efektiv tax rate study empiris
Bapepam. 2001. Pedoman Penyajian dan pada BUMN 2009 – 2011.
Pengungkapan Laporan Keuangan ISSN. 2 halaman 1-19.
Emiten atau perusahaan publik. Hendra P. Irawan dan Aria Fahmita.
Jakarta. 2012. Pengaruh Kompensasi
Manajemen dan Corporate
Bappenas, www.Bappenas.go.id, diakses Governance Terhadap Manajemen
tanggal 10 Mei 2015. Pajak Perusahaan. Artikel.
Chen, S., Chen, X., Cheng, Q., Shevlin, Universitas Indonesia.
T. 2010. Are Family Firms More Jesen, M. C., W. H. Meckling. 1976.
Tax Aggressive Than Non-Family Theory of The Firm : Manajerial
Firms? Journal of Financial Behaviour, Agency Cost, and
Economics. 95, 41-61. Ownership Structure. Journal of
Dudi, Wahyudi . 2014. Pengaruh Good Financial and Economics, 3, 305-
Corporate Governance dan 360.
Pemeriksaan Pajak Terhadap Jogiyanto, H. M. 2000. Teori Portofolio
Tax Avoidance. RPSEP-09 dan Analisis Investasi. Yogyakarta:
Dyreng, Scott D,; Hanlon, Michelle; BPFE
Maydew Edward L, 2008, Long- Keputusan Direksi PT. Bursa Efek
Run Corporate Tax Avoidance, Jakarta Nomor : Kep-
The Accounting Review, 83, 61- 305/BEJ/07-2004 tentang
82. “Pencatatan Saham dan Efek
Bersifat Ekuuitas Selain Saham
Fadhilah, Rahmi. 2009. PengaruhGood
Corporate Governance Terhadap yang diterbitkan oleh
Tax Avoidance. Program studi Perusahaan Tercatat”.
Akuntansi Fakultas Ekonomi KeputusanKetua BAPEPAM No. Kep-
Universitas Negri Padang. 29/PM/2004, Peraturan Nomor
Ghozali, Imam. 2012. Aplikasi Analisis IX.15. Pembentukan dan
Multivariate Dengan Program Pedoman Pelaksanaan Kerja
SPSS. Badan Penerbit Universitas Komite Audit.
Diponegoro. Semarang. Keputusan Mentri Badan Usaha Milik
Hanlon, Michelle and Shane Heitzmen. Negara Nomor : Kep-117/M-
2010. A Review of Tax Mbu/2002 tentang “Penerapan
Praktek Good Corporate

Competitive, Vol. 1 No. 1, Januari – Juni 2017


19

Governance Pada Badan Usaha KajianPerpajakandan Tax


Milik Negara (Bumn)”.’ Planning Terkini, Edisi I. Jakarta:
BumiAksara.
Khan, Md. H.U.Z. 2010. The Effect of Pohan, H.T 2008. Pengaruh Good
Corporate Governance Corporate Governance, Rasio
Emelents on Corporate Social Tobin’s q, Perataan Laba terhadap
Responbility (CSR) Reporting. Penghindaran Pajak pada
International Journal of Law Perusahaan Publik.
and Management, Vol.52 http”//hotmanpohan.blogspot.com.
No.2.PP. 82-109.
Pohan,Chairul Anwar 2013. Manajemen
Khurana, I.K, and W.J Moser. 2009. perpajakan. Strategi
Institutional Ownership and Tax perencanaan pajak dan bisnis.
Aggressiveneass. www.ssrn.com. Jakarta : Gramedia Pustaka
Kurniasih, Tommy., Sari maria M. Utama.
Ratna. 2013. Pengaruh Return On Prakosa, Bambang, 2014. Pengaruh
Assets, Leverage, Corporate Profitabilitas, Kepemilikan
Governance, Ukuran Perusahaan Keluarga dan Corporate
dan Kompensasi Rugi Fiskal pada Governance Terhadap
Tax Avoidance. Fakultas Ekonomi, Penghindaran Pajak di
Universitas Udayana. Indonesia. SNA 17 Mataram,
Lombok Universitas Mataram.
Lim, YD. (2011). Tax avoidance, cost of
Republik Indonesia, Perdirjen No. PER-
debt and shareholder activism:
Evidense from Korea. Journal of 43/PJ/2010 Tentang Penerapan
Banking & Finance 35, 456-470. Prinsip Kewajaran dan
Kelaziman Usaha dalam
Maharani, I Gusti Ayu Cahya, & Transaksi Antara Wajib Pajak
Suardana, Ketut Alit. (2014). dengan Pihak Yang Mempunyai
Pengaruh Corporate Governance, Hubungan Istimewa.
Profitabilitas, dan Karakteristik
Eksekutif Pada Tax Avoidance Republik Indonesia, Surat Direktur
Perusahaan Manufaktur. E-Jurnal Jendral Pajak No. S-
Akuntansi Universitas Udayana , 14/PJ.7/2003 Tentang Program
Vol.9, No.2, pp.525-539. Optimalisasi Penerimaan Pajak.

McGuire, Sean ; Wang, Dechun; Sari, Gusti Maya. 2010. Pengaruh


Wilson, Ryan. 2011. Dual Class Corporate Governance, Ukuran
Ownership and Tax Avoidance. Perusahaan, Kompensasi Rugi
American Taxation Association Fiskal dan Stuktur Kepemilikan
Midyear Meeting: Jata TerhadapTax Avoidance. Program
Conference. Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi
Universitas Padang.
Pohan, Anwar , 2011. Optimizing
Corporate Tax Management,

Competitive, Vol. 1 No. 1, Januari – Juni 2017


20

Sartori, Nicola. 2010. Effect of Strategic Undang-Undang Republik Indonesia


Tax Bahaviors on Corporate Nomor 28 Tahun 2007 Pasal 1.
Governance.www.ssrn.com.
Waluyo, 2009. Perpajakan Indonesia.
Sedarmayanti. 2012. Good Corporate Buku I, Edisi 9. Jakarta :
Governance. Buku Ketiga, Edisi SalembaEmpat.
Revisi. Bandung : Mandar Maju. Winata, Fenny. 2014. Pengaruh
Corporate Governance Terhadap
Suandy, Erly.2011. Manajemen Tax Avoidance PadaPerusahaan
Perpajakan. Edisi 5. Jakarta: Yang Terdaftar di Bursa Efek
Salemba Empat. Indonesia. Tax & Accounting
Suartana, I. W. 2007. Upaya Review, Vol.4, No.1, 2014.
Meningkatkan Kualitas www.bps.go.id
Pertimbangan Audit Melalui Self www.idx.co.id
Review Kasus Going Concern
Perusahaan. Simposium Nasional Xynas, Lidia, 2011, Tax Planning,
Akuntansi X. 26-28 Juli 2007. Avoidance dan Evasion in
Makassar. Australia 1970-2010: The
Regulatory Responses and
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Taxpayer Compliance, Revenue
Kuantitatif Kualitatif dan R&B. Law Journal, 20-1.
Bandung: Alfabeta.

Swingly, Calvin &Sukartha, I Made.


(2015). Pengaruh Karakter
Eksekutif, Komite Audit, Ukuran
Perusahaan, Leverage dan Sales
Growth Pada Tax Avoidance. E-
Jurnal Akuntansi Universitas
Udayana.Vol.10,No.1, pp. 47-62.

Competitive, Vol. 1 No. 1, Januari – Juni 2017

Anda mungkin juga menyukai