Anda di halaman 1dari 12

Nama : Ahmad Marzuki

Kelas. : KE 1 B
No. : 03

A. RESISTOR

Resistor adalah salah satu komponen elekronika yang berfungsi


sebagai penahan arus yang mengalir dalam suatu rangkaian dan berupa
terminal dua komponen elektronik yang menghasilkan tegangan pada terminal
yang sebanding dengan arus listrik yang melewatinya sesuai dengan hukum
Ohm (V = IR). Sebuah resistor tidak memiliki kutub positif dan negatif, tapi
memiliki karakteristik utama yaitu resistensi, toleransi, tegangan kerja
maksimum dan power rating. Karakteristik lainnya meliputi koefisien
temperatur, kebisingan, dan induktansi. Ohm yang dilambangkan dengan
simbol Ω(Omega) merupakan satuan resistansi dari sebuah resistor yang
bersifat resistif.
HUKUM OHM:

Resistor adalah komponen dasar elektronika yang selalu digunakan dan


paling banyak dalam setiap rangkaian elektronika.

Fungsi resistor adalah sebagai pengatur dalam membatasi jumlah arus


yang mengalir dalam suatu rangkaian. Dengan adanya resistor menyebabkan
arus listrik dapat disalurkan sesuai dengan kebutuhan. Adapun fungsi resistor
secara lengkap adalah sebagai berikut :

1. Berfungsi untuk menahan sebagian arus listrik agar sesuai dengan kebutuhan
suatu rangkaian elektronika.
2. Berfungsi untuk menurunkan tegangan sesuai dengan yang dibutuhkan oleh
rangkaian elektronika.
3. Berfungsi untuk membagi tegangan.
4. Berfungsi untuk membangkitkan frekuensi tinggi dan frekuensi rendah
dengan bantuan transistor dan kondensator (kapasitor)

B. MACAM – MACAM RESISTOR

Dilihat dari fungsi-nya, resistor dapat dibagi menjadi:

Resistor Tetap (Fixed Resistor): 3. Resistor Keramik atau


1. Resistor Kawat Porselin
2. Resistor Batang Karbon
4. Resistor Film Karbon 1. Potensiometer
5. Resistor Film Metal 2. Potensiometer Geser
3. Trimpot
Resistor Tidak Tetap (Variable 4. NTC dan PTC
Resistor): 5. LDR

1. Resistor Tetap (Fixed Resistor)

Yaitu resistor yang nilainya tidak dapat berubah, jadi selalu tetap
(konstan). Resistor ini biasanya dibuat dari nikelin atau karbon. Berfungsi
sebagai pembagi tegangan, mengatur atau membatasi arus pada suatu
rangkaian serta memperbesar dan memperkecil tegangan.

2. Resistor Tidak Tetap (variable resistor)

Yaitu resistor yang nilainya dapat berubah-ubah dengan jalan


menggeser atau memutar toggle pada alat tersebut, sehingga nilai resistor
dapat kita tetapkan sesuai dengan kebutuhan.Berfungsi sebagai pengatur
volume (mengatur besar kecilnya arus),tone control pada sound
system,pengatur tinggi rendahnya nada (bass/treble) serta berfungsi sebagai
pembagi tegangan arus dan tegangan.

3. Resistor NTC dan PTC.


NTC (Negative Temperature Coefficient), yaitu resistor yang nilainya
akan bertambah kecil bila terkena suhu panas. Sedangkan PTC (Positive
Temperature Coefficient), yaitu resistor yang nilainya akan bertambah besar
bila temperaturnya menjadi dingin.

4. Resistor LDR

LDR (Light Dependent Resistor) yaitu jenis resistor yang berubah


hambatannya karena pengaruh cahaya. Bila terkena cahaya gelap nilai
tahanannya semakin besar, sedangkan bila terkena cahaya terang nilainya
menjadi semakin kecil.

C. CARA MEMBACA RESISTOR

Ada 2 cara penulisan nilai Resistor :

1. Sistem kode warna.


2. Sistem kode angka.

1. Sistem kode warna

Sistem kode warna berupa pita-pita warna yang mengelilingi badan


Resistor. Kode warna Resistor ini pertama kali dikembangkan oleh
perkumpulan pabrik-pabrik radio Eropa dan Amerika RMA (Radio
Manufacturers Association) yang didirikan pada awal tahun 1920-an. Pada
tahun 1957, kelompok ini berganti nama menjadi Electronic Industries Alliance
(EIA) dan menerbitkan kode tersebut sebagai standar EIA-RS-279.

Sistem kode warna ada 3, yaitu :


1. Sistem kode warna 4 pita
2. Sistem kode warna 5 pita.
3. Sistem kode warna 6 pita.

1.1 Sistem kode warna 4 pita

Pita ke-1 dan Pita ke-2 Warna


adalah dua angka nilai
tahanan.
Pita ke-3 adalah Per-
kalian Desimal ( jumlah
nol di belakang angka
ke-2 )
Pita ke-4 Nilai Toleran
hijau = x5
Warna
Emas = Nilai
TABEL KODE WARNA RESISTOR 4 PITA
toleransi 5%
Nilai Resistor =
10 x 5= 50
1,000,000 = 1 mega = 1m
= 1m ohm
toleransi 5%

contoh cara menghitung:


Warna Coklat = 1
Warna Hitam = 0
1.2 Sistem kode warna 5 pita.

Pita ke-1, Pita ke-2 dan Pita ke-3 adalah tiga angka nilai tahanan.
Pita ke-4 adalah Per-kalian Desimal (jumlah nol di belakang angka ke-3).
Pita ke -5 Nilai Toleransi.

TABEL KODE WARNA 5 PITA

Contoh 1 :Pita ke-1 = Hijau, Pita ke-2 = Hitam, Pita ke-3 = Hitam, Pita ke-
4 = Perak. Pita ke-5 = Coklat.
Nilainya adalah 5 Ω, dengan Toleransi 1%.
1.3 Sistem kode warna 6 pita.

Pita ke-1, Pita ke-2, dan Pita ke-3 tiga angka nilai tahanan.
Pita ke-4 adalah Per-kalian Desimal (jumlah nol di belakang angka ke-3).
Pita ke-5 adalah Nilai Toleransi.
Pita ke-6 Koefisien suhu.

TABEL KODE WARNA 6 PITA

Contoh :
Pita ke-1 = Hijau, Pita ke-2 = Biru, Pita ke-3 = Hijau, Pita ke-4 = Emas.
Pita ke-5 = Coklat.
Pita ke-6 = Coklat.
Nilainya adalah 56,6 Ω, Toleransi 1%, Koefisien suhu 100 ppm / ºC
2. Sistem kode angka

Sistem kode angka digunakan pada Resistor SMD ( Surface-mount


Device ), Resistor pasang permukaan yang ukurannya sangat kecil.

Untuk cara membacanya perhatikan gambar berikut :


Resistor SMD dengan toleransi standar atau toleransi yang cukup
longgar ( 5% misalnya ) menggunakan kode angka 3 digit. Dua angka
pertama adalah dua angka pertama nilai tahanan Resistor, sedangkan
angka ketiga adalah pengali ( jumlah nol ).

Contoh :
102 = 10 X 100 Ω = 1.000 Ω ( 1 Kilo Ω ) atau 10 ditambah dua nol di belakangnya.
222 = 22 X 100 Ω = 2.200 Ω ( 2,2 Kilo Ω ) atau 22 ditambah dua nol di
belakangnya.
103 = 10 X 1000 Ω = 10.000 Ω ( 10 Kilo Ω ) atau 10 ditambah tiga nol di
belakangnya.
223 = 22 X 1000 Ω = 22.000 Ω ( 22 Kilo Ω ) atau 22 ditambah tiga nol di
belakangnya.

Untuk Resistor SMD yang nilai hambatan nya di bawah 100 Ω ditulis 820, 680, 5600
dan seterusnya.

Contoh :
100 = 10 X 1 = 10 Ω.
560 = 56 X 1 = 56 Ω.
820 = 82 X 1 = 82 Ω.

Selanjutnya, untuk Resistor SMD dengan nilai hambatan di bawah 10 Ω,


menggunakan R untuk menunjukkan titik desimal nya.

Contoh :
1R5 = 1,5 Ω.
0R5 = 0,5 Ω.
0R05 = 0,05 Ω.

Resistor persisi yang mempunyai nilai toleransi ketat, menggunakan Kode empat
digit. Tiga kode pertama adalah nilai tahanan, dan kode ke empat adalah pengali
atau jumlah nol.

Contoh :
2001 = 200 X 10 : 2000 Ω ( 2 Kilo Ω ).
4701 = 470 X 10 : 4700 Ω ( 4,7 Kilo Ω ).
1200 = 120 X 1 : 120 Ω.

Adapun Resistor SMD yang di tandai dengan kode 0, 000, atau 0000 adalah Resistor
dengan nilai hambatan 0 Ω. Karena tidak memiliki nilai hambatan, maka Resistor
seperti ini sering digunakan sebagai Jumper. tujuannya agar lebih mudah dipasang
pada PCB dengan menggunakan mesin solder SMD.
D. CONTOH MEMBACA RESISTOR

4.1 System kode warna

Warna Coklat =1
Warna Hitam = 0
Warna hijau = x5
Warna Emas = Nilai toleransi 5%
Nilai Resistor = 10 x 5
= 1,000,000 = 1 mega = 1m
= 1m ohm toleransi 5%

Resistor yang disambung Seri, akan bertambah besar nilai


resistor tersebut.
Rumus :
R total = R1 + R2 + .......

Contoh : Lihat gambar


R1 = 1k
R2 = 1k
R total = R1 + R2
= 1k + 1k = 2k
4.2 System kode angka

Resistor dengan 3 digit


Angka pertama dengan angka kedua adalah nilai tahanan resistor, dan untuk
angka ketiga adalah angka pengali.

Contoh :
102 = 10 x 100 = 1.000 Ω
301 = 30 x 10 = 300 Ω
140 = 14 x 1 = 14 Ω

Namun untuk nilai resistor SMD dengan nilai resistansi dibawah 10 Ω biasanya
ditandai antara batas nilai koma dengan huruf R.

Contoh :
3R5 = 3,5 Ω
0R5 = 0,5 Ω
0R05 = 0,05 Ω

Resistor dengan 4 digit


Angka pertama, kedua, dan ketiga adalah nilai tahanan, dan untuk angka
keempat adalah angka pengali.

Contoh :
1003 = 100 x 1000 = 100 kΩ
2501 = 250 x 10 = 2500 Ω / 2,5 kΩ
2500 = 250 x 1 = 250 Ω
E. PERCOBAAN MEMBACA RESISTOR
1. HIJAU = 5
BIRU = 6
COKLAT = x10
EMAS = Toleransi 5%
___________
560
Toleransi 5% = ±28
*hasil pengukuran 550

2. KUNING = 4
UNGU = 7
COKLAT = x10
EMAS = Toleransi 5%
___________
470
Toleransi 5% = ±23,5
*hasil pengukuran 460

3. COKLAT = 1
HITAM = 0
HITAM = 0
ORANGE = x1000
ORANGE = Toleransi –
__________
100.000

4. MERAH = 2
MERAH = 2
COKLAT = x10
EMAS = Toleransi 5%
___________
220
Toleransi 5% = ±11
*hasil pengukuran 220

5. HIJAU = 5
BIRU = 6
HITAM = 0
HITAM = 1
COKLAT = Toleransi 1%
___________
560
Toleransi 1% = ±5,6
*hasil pengukuran 560
6. ORANGE = 3
ORANGE = 3
HITAM = 0
Hitam = x1
COKELAT = Toleransi 1%
_____________
330
Toleransi 1% = ± 33
*hasil pengukuran 360

7. Biru = 6
Abu-abu = 8
Hitam = 0
Cokelat = x10
Cokelat = Toleransi 1%
6800
Toleransi 1% = ± 68
*hasil pengukuran 7000

8. Cokelat = 1
Abu-abu = 8
Hitam = 0
Orange = x1000
Cokelat = toleransi 1%
180000
Toleransi 1% = ± 1800
*Hasil pengukuran 190000

9. kuning = 4
ungu = 7
kuning = x10000
emas = Toleransi 5%
470000
Toleransi 5 %= ± 23500
*Hasil pengukuran 500000

Anda mungkin juga menyukai