Anda di halaman 1dari 11

RESUME MATA KULIAH KOMUNIKASI KONSELING

“ Komunikasi Efektif"
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah komunikasi konseling yang diampu oleh
Ni Ketut Somoyani.SST.,M.Biomed

Oleh :

NI KADEK VENA MALINDA DEWI


NIM. P07124219014

KEMENTERIAN KESEHATAN R.I.


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN DENPASAR
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN
JURUSAN KEBIDANAN
2020
KOMUNIKASI EFEKTIF

A. Pengertian komunikasi Efektif


Komunikasi antara tenaga kesehatan dengan pasiennya merupakan salah satu
kompetensi yang harus dikuasai oleh seorang bidan khusunya. Kompetensi komunikasi
yang efektif menentukan keberhasilan dalam membantu penyelesaian masalah kesehatan
pasien. Komunikasi yang efektif dapat mengurangi keraguan pasien serta menambah
kepatuhan dari pasien tersebut. Endang, F (2012).
Berikut merupakan beberapa definisi komunikasi efektif berdasarkan referensi umum dan
ahli :
1. Wikipedia Indonesia
Komunikasi efektif adalah komunikasi yang mampu menghasilkan perubahan sikap
(attitude change) pada orang yang terlibat dalam komunikasi. Pengukuran efektivitas
dari suatu proses komunikasi dapat dilihat dari tercapainya tujuan si pemberi pesan.
Komunikasi efektif juga dapat diartikan sebagai proses saling bertukar informasi,
gagasan, perasaan, dan sikap antara pemberi pesan dan penerima pesan dan keduanya
memiliki pengertian yang sama akan hal tersebut (communication is in tune).
1. Jalaluddin, 2008 dalam bukunya Psikologi Komunikasi
“Komunikasi yang efektif ditandai dengan adanya pengertian, dapat menimbulkan
kesenangan, mempengaruhi sikap, meningkatkan hubungan social yang baik, dan
pada akhirnya menimbulkan suatu tindakan”.
2. Diah Wulandari, 2009 dalam buku Komunikasi Konseling dalam Praktik Kebidanan
“Komunikasi efektif adalah tersampaikannya gagasan, pesan dan perasaan dengan
carayang baik dalam kontak social yang baik pula. Maksudnya disini ialah
komunikasi dapat efektif apabila pesan diterima dan dimengerti sebagaimana maksdu
si pemberi pesan, pesan ditindaklanjuti dengan sebuah perbuatan oleh penerima pesan
dan tidak ada hambatan untuk hal tersebut sehingga tidak terjadi salah persepsi”.
3. Saragih, 2009 dalam buku Komunikasi Konseling dalam Praktik Kebidanan
“Suatu komunikasi dapat dikatakan efektif apabila kegiatan atau proses
pengungkapan ekspresi komunikasi dengan berbagai media baik itu melalui Bahasa,
simbol, isyarat dan sebagainya yang tepat guna, tidak bertele-tele dan menghasilkan
kesepahaman yang baik”.
B. Tujuan komunikasi efektif
Tujuan komunikasi efektif adalah memberi kemudahan dalam memahami pesan yang
disamapian antara pemberi (sender) dan penerima pesan (receiver). Sehingga tercipta
umpan balik (feed back) yang baik antara kedua belah pihak yang melakukan
komunikasi. Selain itu komunikasi yang efektif juga meminimalisir penggunaan waktu
dalam menyampaikan suatu pesan/tujuan.
C. Proses Komunikasi Efektif
Kondisi/proses yang harus dipenuhi ketika menginginkan suatu pesan dapat
membangkitkan tanggapan yang kita kehendaki, yaitu :
1. Pesan harus dirancang dan disampaikan sedemikian rupa, sehingga menarik
perhatian komunikan. Untuk merancang suatu pesan yang dapat menarik
perhatian sebaikanya sebagai komunikator harus mencari tahu terlebih dahulu
karakteristik komunikannya.
2. Pesan harus menggunakan lambang – lambang tertuju pada pengalaman yang
sama antara komunikator dan komunikan, sehingga sama – sama mengerti. Pesan
yang disampaikan dengan melibatkan beberapa panca indera misalnya dapat
dilihat, didengar, diraba akan lebih mudah dimengerti daripada pesan itu hanya
disampaikan secara lisan.
3. Pesan harus dapat membangkitkan kebutuhan pribadi komunikan dan
menyarankan beberapa cara untuk memperoleh kebutuhan tersebut. Pesan yang
disampaikan akan terasa membosankan dan tidak ada arti bagi penerima apabila
pesan itu tidak dibutuhkan.
4. Pesan harus menyarankan suatu jalan untuk memperoleh kebutuhan komunikan
yang layak bagi situasi kelompok dimana komunikan berada pada saat digerakkan
untuk memberikan tanggapan yang dikehendaki. Solusi pemecahan masalah harus
dikemukakan untuk dapat membantu klien keluar dari masalahnya.
5. Seorang komunikator harus meneliti tujuan komunikan (know your audience)
meliputi :
a. Waktu yang tepat untuk suatu pesan
b. Bahasa yang harus dipergunakan agar pesan dapat dimengerti
c. Sikap dan nilai yang harus ditampilkan agar efektif
d. Jenis kelompok dimana komunikasi akan dilaksanakan
Proses komunikasi efektif antara tenaga kesehatan dan pasiennya juga dapat
dilakukan dengan prinsip (terima, catat, verifikasi dan klarifikasi) dapat
digambarkan sebagai berikut :

Sumber : (Oliver, 2013)


D. Unsur-Unsur Penting untuk menciptakan Komunikasi Efektif
Menurut Wijayanti.2016 “Untuk dapat berkomunikasi secara efektif kita perlu memahami
beberapa unsur-unsur komunikasi, antara lain :
1. Komunikator (sender)
Pengirim yang mengirim pesan kepada komunikan dengan menggunakan media
tertentu. Unsur yang sangat berpengaruh dalam komunikasi, karena merupakan awal
(sumber) terjadinya suatu komunikasi. Komunikator dalam memberikan komunikasi
yang efektif memiliki ciri : pandai menggunakan bahasa, intonasi, symbol, dan mimik
yang menarik.
2. Komunikan (receiver/audience)
Penerima(receiver) yang menerim pesan dari komunikator, kemudian memahami,
menerjemahkan dan akhirnya memberi respon.
3. Media (delivery channel)
Saluran(channel) yang digunakan untuk menyampaikan pesan sebagai sarana
berkomunikasi. Berupa bahasa verbal maupun non verbal, wujudnya berupa ucapan
,tulisan, gambar,bahasa tubuh, bahasa mesin, sandir dan lainnya sebagainya.
4. Pesan (massage)
Isi komunikasi berupa pesan(message) yang disampaikan oleh komunikator kepada
komunikan. Kejelasan pengiriman dan penerimaan pesan sangat berpengaruh
terhadap kesinambungan komunikasi.
5. Tanggapan/umpan balik (feedback)
Merupakan dampak ( effect) komunikasi sebagai respon atas penerimaan pesan.
Diimplementasikan dalam bentuk tanggapan atau tindakan sesuai dengan pesan yang
diterima”.
E. Hukum Komunikasi Efektif
Terdapat lima hokum komunikasi yang efektif (The 5 Inevetable Laws of Effective
Communication) yang mencerminkan esensi dan komunikasi itu sendiri yaitu REACH,
yang berarti merengguh atau meraih. Karena sesungguhnya nkomunikasi pada dasrnya
adalah upaya bagaimana kita merakit perhatian, cinta kasih, minat, kepedulian, simpati,
tanggapan serta respon positif dari orang lain. (Hanas, 2009;Prijosaksono,
2002;Rusoni,2007; Toha,2008).
Berikut merupakan bagian-bagiannya :
1. Hukum 1 : Respect
Hukum pertama dalam mengembangkan komunikasi yang efektif adalah sikap
menghargai setiap individu yang menjadi sasaran pesan yang kita sampaikan. Jika kita
membangun komunikasi dengan rasa dan sikap saling menghargai dan menghormati,
maka kita dapat membangun kerjasama yang menghasilkan sinergi yang akan
meningkatkan efektifitas kinerja baik sebagai individu maupun secara keseluruhan
sebagai sebuah tim.
2. Hukum 2 : Empathy
Empati adalah kemampuan untuk menempatkan diri pada situasi atau kondisi
yang tengah dihadapi oleh orang lain. Salah satu syarat utama dalam memiliki sikap
empati adalah kemampuan untuk mendengarkan atau mengerti terlebih dahulu sebelum
didengarkan atau dimengerti oleh orang lain. Dengan memahami dan mendengar orang
lain terlebih dahulu, kita dapat membangun keterbukaan dan kepercayaan yang kita
perlukan dalam membangun kerjasama atau sinergi dengan orang lain. Rasa empati
akan membuat kita mampu untuk menyampaikan pesan dengan cara dan sikap yang
akan memudahkan penerima pesan menerimanya.
3. Hukum 3 : Audible (dapat didengar)
Makna dari audible, yaitu pesan harus dapat didengarkan atau dimengerti dengan
baik. Hukum ini mengatakan bahwa pesan harus disampaikan melalui media atau
delivery channel sedemikian hingga dapat diterima dengan baik oleh penerima pesan.
Hukum ini mengacu pada kemampuan kita untuk menggunakan berbagai media maupun
perlengkapan atau alat bantu audio visual yang akan membantu kita agar pesan yang
kita sampaikan dapat diterima dengan baik. Dalam komunikasi personal hal ini berarti
bahwa pesan disampaikan dengan cara atau sikap yang dapat diterima oleh penerima
pesan.
4. Hukum 4 : Clarity (kejelasan)
Selain bahwa pesan harus dimengerti dengan baik, maka hukun keempat yang
terkait dengan hal itu adalah kejelasan dari pesan itu sendiri sehingga tidak
menimbulkan multi interpretasi atau berbagai penafsiran yang berlainan. Clarity dapat
pula berarti keterbukaan dan transparansi. Kesalahan penafsiran atau perasaan yang
dapat menimbulkan berbagai penafsiran akan menimbulkan dampak yang tidak
sederhana. Dalam berkomunikasi kita perlu mengembangkan sikap terbuka, sehingga
dapat menimbulkan rasa percaya dari penerima pesan. Karena tanpa keterbukaan akan
timbul sikap saling curiga sehingga akan menurunkan semangat atau antusiasme
kelompok.
5. Hukum 5 : Humble (rendah hati)
Hukum kelima dalam membangun komunikasi yang efektif adalah sikap rendah
hati. Sikap rendah hati antara lain : sikap penuh melayani, sikap menghargai, mau
mendengar dan menerima kritik, tidak sombong dan tidak memandang rendah orang
lain, berani mengakui kesalahan, rela memaafkan, lemah lembut dan penuh
pengendalian diri, serta mengutamakan kepentingan bersama.
F. Teknik Komunikasi Efektif
Sebagaimana disebutkan bahwa komunikasi efektif terjadi apabila suatu pesan
yang diberitahukan komunikator dapat diterima dengan baik atau sama oleh komunikan,
sehingga tidak terjadi salah persepsi. Karena itu, dalam berkomunikasi, khususnya
komunikasi verbal dalam forum formal diperlukan langkah- langkah yang tepat. Langkah
– langkah/teknik tersebut, yaitu :
1. Memahami maksud dan tujuan berkomunikasi
2. Mengenali komunikan (audience))
3. Berorientasi pada tema komunikasi
4. Menyampaikan pesan dengan jelas
5. Menggunakan alat bantu yang sesuai
6. Menjadi pendengar yang baik
7. Memusatkan perhatian
8. Menghindari terjadinya gangguan
9. Membuat suasana menyenangkan
10. Memanfaatkan bahasa tubuh yang benar.

G. Tanda – Tanda atau Hasil dari Komunikasi Efektif


Menurut Herri, Z dalam bukunya Pengantar Komuniakasi & Konseling 2012,
komunikasi yang efektif paling tidak menimbulkan 5 hal, meliputi :
1. Pengertian
Konsep pengertian adalah adanya sikap penerimaan yang cermat dari isi pesan
seperti yang dimaksud oleh pemberi atau sumber pesan. Jika tidak adanya saling
pengertian maka akan menimbulkan kesalahpahaman atau bahkan akan
menimbulkan konflik.Sikap saling pengertian menjadi indicator awal dari
komunikasi bidan dengan kliennya.
2. Kesenangan
Kesenangan disini dimaksudnya sebagai tindakan/ucapan yang dapat menciptakan
suasana hangat, akrab dan menyenangkan. Misalnya ketika mengucapkan “Selamat
pagi, apa kabar ?”, kita tidak bermaksud mencari keterangan atau informasi.
Komunikasi ini dimaksud untuk menimbulkan kesenangan.
3. Pengaruh pada sikap
Hal ini disebut juga komunikasi persuasive/ajakan. Dengan komunikasi ini, apa yang
kita harapkan dapat terwujud karena orang telah terpengaruh dengan apa yang kita
ungkapkan sehingga komunikasi kemungkinan besar akan menjadi lebih efektif
dengan adanya tindakan persuasif.
4. Hubungan yang makin baik
Berdasarkan hasil penelitian yang pernah dilakukan Zimbardo, membuktikan bahwa
kurangnya sikap untuk saling mengenal dan tingginya anomatis dari pelaku
komunikasi menjadikan orang tersebut memiliki hubungan yang semakin tidak baik,
seperti menjadikan perilaku agresif, senang memanipulasi, dan tidak memiliki
tanggung jawab social. Dengan komunikasi yang baik, kita dapat saling mengenal,
memahami, menumbuhkan, ikatan persaudaraan dan mengerti bagaimana orang atau
masyarakat sehingga komunikasi di sekitar menjadi lebih lancar.
5. Tindakan
Akhir dari ukuran komunikasi yang efektif bidan dengan klien adalah bentuk
tindakan nyata dari mereka. Sementara bentuk tindakan nyata output komunikasi dari
klien adalah klesadaran untuk melaksanakan setiap intervensi kebidanan yang
diberikan.
H. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Efektivitas Komunikasi
Menurut Herri Zan Pieter, 2012 “Ketidakefektifan komunikasi mungkin saja disebabkan
oleh banyaknya permasalahan teknis dan manusiawi yang berbeda-beda”. Faktor tersebut
antara lain :
1. Pemahaman Pesan yang Tidak Lengkap
Seorang komunikator yang baik sepatutnya memiliki pemahaman yang lengkap
sebelum memberikan pesan kepada komunikannya, hal ini bertujuan untuk
mengantisipasi ketidakefektifan komunikasi yang dilakukan. Untuk mengantisipasi
ketidaklenhgkan informasi tersebut seorang komunikator dapat :
a. Menetukan terlebih dahulu objek dan menganalisis situasi
b. Menggunakan Bahasa yang sederhana
c. Menggunakan pengulangan (Use Redundancy)
d. Menarik umpan balik yang tepat
e. Membangun kecakapan penerima pesan
2. Kelebihan Beban dalam Menerima Pesan
Setiap orang memiliki kapasitas tertentu dalam menangkap pesan-pesan yang datang
kepadanya, apabila melebihi kapasitas, maka alhasil dapat menimbulkan penolakan
ataupun nervous bagi komunikannya. Guna menghindari kelebihan beban dalam
berkomunikasi ada beberapa cara yang dapat dilakukan :
a. Penyaringan (filtering) kommunikasi
b. Penundaan (Quering) berdasarkan tingkat prioritas kepentingan pesan
c. Meningkatkan/ mempercepat kapasitas pemrosesan informasi oleh komunikan
d. Pengurangan informasi
3. Faktor Komunikator
Komunikator adalah orang yang berperan menyampaikan informasi dan sumber
komunikasi (communication source, selector and evaluator).
Sikap komunikator yang baik :
a. Reseptif yaitu kesediaan menerima gagasan orang lain
b. Selektif, yaitu terampil dalam memilih atau menyeleksi informasi
c. Digestif, kemampuan merencanakan informasi dari orang lain sebagai bahan
pesan yang dikomunikasikan.
d. Asimilasi, yaitu kemampuan menghubungkan ide-idenya yang berasal dari hasil
pendidikan dan pengalamannya
e. Transmisif, yaitu kemampuan menstransmisikan konsep yang telah formulasikan
secara kognitif, afektif, dan konatif kepada orang lain.
f. Kredibelitas, yakni ahli memahami pesan, isi, dan maknanya
g. Atraktif, yakni memiliki daya Tarik, keterampilan, danb pengetahuan
4. Faktor Komunikan
Faktor ini dapat dilihat dari kesediaan klien tdari kontinuitas klien untuk menjalankan
intervensi kebidanan yang diberikan bidan selaku komunikator.
I. Hambatan – Hambatan Komunikasi dalam Kebidanan
1. Kurangnya perencanaan dalam berkomunikasi
2. Perbedaan persepsi dan harapan
3. Kondisi fisik yang kurang baik
4. Kondisi mental yang tidak stabil
5. Hambatan semantik atau bahasa
6. Pesan yang tidak jelas
7. Prasangka buruk
8. Perbedaan pengalaman dan hambatan dari sumber komunikasi
9. Hambatan sikap dan opini dari kedua belah pihak
10. Penilaian yang prematur
11. Kurangnya kepercayaan
12. Adanya ancaman
J. Tahapan Komunikasi Efektif
Komunikasi yang efektif harus dilakukan dengan empat tahapan yaitu pengumpulan
fakta, perencanaan, komunikasi, dan evaluasi. Jadi apabila belum melakukan keempat hal
ini, maka bisa dikatakan komunikasi yang kamu lakukan belum efektif.
1. Pengumpulan Fakta
Mengumpulkan fakta dan data sebelum seseorang melakukan komunikasi atau interaksi
dengan orang lain.
2. Perencanaan
Berdasarkan fakta dan data itu dibuat sebuah rencana atau planning tentang apa yang
akan dibicarakan dan bagaimana cara mengemukakaknya
3. Komunikasi
Setelah melakukan sebuah perencanaan, maka tahapan yang akan dilakukan selanjutnya
adalah berkomunikasi.
a. Memahami kembali maksud dan tujuan berkomunikasi
b. Mengenali Komunikan dengan baik
c. Menyampaikan Pesan dengan Jelas
d. Menggunakan Alat Bantu yang Baik
e. Memusatkan Perhatian
f. Menghindari Gangguan Komunikasi
g. Membuat Suasana yang Menyenangkan
h. Menggunakan Bahasa Tubuh(body language ) yang Benar.
4. Evaluasi
Penilaian dan analisa diperlukan untuk melihat bagaimana hasil dari komunikasi
tersebut.
K. SYARAT – SYARAT KOMUNIKASI EFEKTIF
1. Menciptakan suasana yang menguntungkan.
2. Menggunakan bahasa yang mudah ditangkap dan dimengerti.
3. Pesan yang disampaikan dapat menggugah perhatian atau minat di pihak komunikan.
4. Pesan dapat menggugah kepentingan dipihak komunikan yang dapat
menguntungkannya.
5. Pesan dapat menumbuhkan sesuatu penghargaan atau reward di pihak komunikan
L. Bentuk Komunikasi Efektif :
1. Komunikasi verbal efektif :
a. Berlangsung secara timbal balik.
b. Makna pesan ringkas dan jelas.
c. Bahasa mudah dipahami.
d. Cara penyampaian mudah diterima.
e. Disampaikan secara tulus.
f. Mempunyai tujuan yang jelas.
g. Memperlihatkan norma yang berlaku.
h. Disertai dengan humor.
2. Komunikasi non verbal
a. Penampilan Fisik
b. Sikap tubuh dan cara berjalan.
c. Ekspresi wajah.
d. Sentuhan

M. Aspek dalam Membangun Komunikasi yang Efektif


1. Kejelasan
Dalam komunikasi harus menggunakan bahasa secara jelas, sehingga mudah
diterima dan dipahami oleh komunikan.
2. Ketepatan
Ketepatan atau akurasi ini menyangkut penggunaan bahasa yang benar dan kebenaran
informasi yang disampaikan.
3. Konteks
Maksudnya bahwa bahasa dan informasi yang disampaikan harus sesuai dengan
keadaan dan lingkungan dimana komunikasi itu terjadi.
DAFTAR PUSTAKA

Wulandari, Diah.2009.Komunikasi dan Konseling dalam Praktik Kebidanan.Yogyakarta :


Nuha Medika Press.

Wikipedia Indonesi. Pengertian Komunikasi Efektif. 2019

Pieter, Zan Herri. 2012. Pengantar Komunikasi &Konseling, Jakarta : Kencana Prenada
Media Grup.
Fourianalistyawati, Endang. Komunikasi Yang Relevan dan Efektif antara Tenaga Dokter
dan Pasien. Jurnal Psikogenesis.Vol.1.No.1/Desember 2012

Waitzakin dan Waterman. (1993).Sosiologi Kesehatan. Jakarta : Prima Aksara

Oliver, J. (2013) ‘ 済 無 No Title No Title’, Journal of Chemical Information and


Modeling, 53(9), pp. 1689–1699. doi: 10.1017/CBO9781107415324.004.

Anda mungkin juga menyukai