13 TH 2012 (TUPOKSI RSIA Linngarjat)
13 TH 2012 (TUPOKSI RSIA Linngarjat)
TENTANG
BUPATI KUNINGAN
MEMUTUSKAN :
BABI I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
BAB II
ORGANISASI
Bagian Pertama
Unsur Organisasi
Pasal 2
Bagian kedua
Susunan Organisasi
Pasal 3
Bagian ketiga
Tugas Pokok, Fungsi dan Uraian Tugas
Paragraf 1
Direktur
Pasal 4
(1) Direktur mempunyai tugas pokok memimpin, menyusun
kebijaksanaan, membina, mengkoordinasikan dan mengawasi
serta mengendalikan pelaksanaan tugas dibidang Rumah Sakit.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), Direktur mempunyai fungsi :
a. Perumusan Kebijakan di bidang administrasi, keuangan,
kepegawaian, sarana dan prasarana RSIA “LINGGAJATI”
b. penyusunan rencana dan perumusan kebijaksanaan di
bidang pelayanan dan penunjang medik RSIA “LINGGAJATI”;
c. pelaksanaan dan penyelenggaraan kebijaksanaan teknis di
bidang pelayanan dan penunjang medik RSIA “LINGGAJATI”;
d. pengendalian penyelenggaraan pelayanan dan penunjang
medik di RSIA “LINGGAJATI”.
(3) Untuk menyelenggarakan fungsi sebagaimana dimaksud pada
ayat (2), Direktur mempunyai uraian tugas :
a. Membantu Bupati dalam melaksanakan tugasnya dibidang
pelayanan dan penunjang medik RSIA “LINGGAJATI” dalam
perencanaan maupun perumusan kebijaksanaan;
b. Memimpin, mengkoordinir serta mengendalikan dan
mengawasi semua kegiatan Rumah Sakit;
c. Mengupayakan pemenuhan kebutuhan masyarakat akan
pelayanan kesehatan ibu dan anak sesuai dengan standart
pelayanan;
d. Menyiapkan sarana dan prasarana pelayanan yang meliputi
sarana prasarana penunjang medis dan penunjang umu;
e. Memberikan informasi mengenai usaha pelayanan kesehatan
di rumah sakit, saran dan pertimbangan kepada Bupati
sebagai bahan untuk menetapkan kebijaksanaan atau
membuat keputusan;
f. Mempertanggungjawabkan tugas-tugas rumah sakit secara
teknis administrasi/oparasional medis kepada Bupati;
g. Mengadakan koordinasi secara horizontal dalam
melaksanakan upaya pelayanan kesehatan dengan Dinas
Kesehatan Kabupaten Kuningan;
h. Mempersiapkan bahan bagi penetapan di bidang
kepegawaian berdasarkan peraturan perundang-undangan
yang berlaku;
i. Mengangkat/menunjuk pegawai-pegawai rumah sakit dalam
jabatan tertentu di lingkungan rumah sakit;
j. mengadakan hubungan kerja sama dengan instansi lain baik
pemerintah maupun swasta untuk kepentingan/kelancaran
pelaksanaan tugasnya;
k. Menyusun program kerja dalam rangka pelaksanaan
tugasnya;
l. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Bupati.
Paragraf 2
Suba Bagian Tata Usaha
Pasal 5
(1) Sub Bagian Tata Usaha mempunyai tugas pokok membantu
dan menyelenggarakan sebagian tugas Direktur dalam
pengelolaan administrasi umum dan keuangan serta pelayanan
non medis.
Pasal 6
(1) Bagian Tata Usaha mempunyai tugas melaksanakan
pengelolaan dan pembinaan administrasi umum dan
kesekretariatan, keuangan, dan kepegawaian, rumah tangga
serta pemberian dukungan administratif unit organisasi di
lingkungan RSUD ‘45.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), Sub Bagian Tata Usaha mempunyai fungsi :
a. Pengelolaan dan pembinaan administrasi umum dan
kesekretariatan, keuangan dan kepegawaian serta rumah
tangga;
b. Pemberian dukungan administratif bagi unit organisasi di
lingkungan RSUD ’45;
(3) Untuk menyelenggarakan fungsi sebagaimana dimaksud pada
ayat (2), Sub Bagian Tata Usaha mempunyai uraian tugas :
a. Menyusun rencana dan program kerja Bagian Tata Usaha;
b. Mengelola, membina dan memberikan pelayanan
kesekretariatan yang meliputi ketatausahaan dan kearsipan,
serta pengelolaan dan pelayanan kerumahtanggaan di
lingkungan RSIA “ LINGGAJATI”;
c. Mengelola, membina dan memberikan pelayanan administrasi
perlengkapan di lingkungan RSIA “LINGGAJATI”;
d. Mengelola, membina dan memberikan pelayanan administrasi
kepegawaian sesuai dengan kewenangan RSIA “
LINGGAJATI”;
e. Melaksanakan koordinasi dengan instansi lainnya dalam
rangka pelaksanaan tugas;
f. Memberikan saran dan pertimbangan kepada atasan dalam
perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan dibidang
ketatausahaan;
g. Membuat dan menyampaikan laporan pelaksanaan tugas
kepada atasan;
h. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh
atasan.
Pasal 7
Pasal 8
Pasal 9
(1) Sub Bagian Kepegawaian mempunyai tugas melaksanakan
pengelolaan dan pelayanan administrasi kepegawaian di
lingkungan RSUD ‘45.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), Sub Bagian Kepegawaian mempunyai fungsi :
a. Pengelolaan data kepegawaian RSUD ‘45;
b. Pengelolaan dan pelayanan administrasi kepegawaian
RSUD ’45;
c. Penyiapan bahan pembinaan dan penilaian kinerja pegawai;
(3) Untuk menyelenggarakan fungsi sebagaimana dimaksud pada
ayat (2), Sub Bagian Kepegawaian mempunyai uraian tugas :
a. Menyusun rencana dan program kerja Sub Bagian
Kepegawaian;
b. Menghimpun dan mengelola data kepegawaian di lingkungan
dinas;
c. Menyiapkan bahan penyusunan formasi pegawai di
lingkungan RSUD ’45;
d. Mengelola dan memberikan pelayanan administrasi
kepegawaian yang meliputi penyiapan berkas kenaikan
pengkat, kenaikan gaji berkala, pensiun, serta pelayanan izin
dan rekomendasi bidang kepegawaian di lingkungan
RSUD ’45;
e. Memberikan pelayanan kesejahteraan pegawai yang meliputi
pengurusan tabungan perumahan, askes, korpri dan
pembuatan karis/karsu;
f. Menyiapkan dan mengoordinasikan pelaksanaan disiplin
pegawai di lingkungan RSUD ’45;
g. Mengoordinasikan pembuatan daftar penilaian pelaksanaan
pekerjaan (DP3) serta penilaian dan evaluasi kinerja pegawai
di lingkungan RSUD ’45;
h. Menyiapkan bahan pembinaan dan penyelesaian masalah
kepegawaian di lingkungan RSUD ’45;
i. Menerima penetapan angka kredit (PAK) dan mengusulkan
untuk kenaikan pangkat;
j. Menyampaikan laporan kepegawaian dinas secara berkala
kepada Badan Kepegawaian Daerah;
k. Memberikan saran dan pertimbangan teknis kepada atasan
dalam pelaksanaan tugas;
l. Membuat dan menyampaikan laporan pelaksanaan tugas
kepada atasan;
m.Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh
Kepala Bagian Tata Usaha.
Pasal 10
(1) Bagian Keuangan mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan
dan pelayanan administrasi keuangan di lingkungan RSUD ’45.
Pasal 11
(1) Sub Bagian Perbendaharaan mempunyai tugas pokok
melaksanakan kegiatan perbendaharaan, pengkoordinasian
bendaharawan dan tugas-tugas perbendaharaan yang meliputi
perbendaharaan rutin, gaji.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada
dalam ayat (1), Sub Bagian Perbendaharaan mempunyai
fungsi :
a. Penyusunan rencana kerja Sub Bagian Perbendaharaan;
b. Pemberian pelayanan perbendaharaan;
c. Pelaksanaan pembinaan terhadap para Bendaharawan rutin
dan gaji.
(3) Untuk menyelenggarakan fungsi sebagaimana dimaksud pada
ayat (2), Sub Bagian Perbendaharaan mempunyai uraian
tugas :
a. Membuat rencana kerja Sub Bidang Perbendaharaan;
b. Melaksanakan penilaian pelaksanaan kegiatan
Bendaharawan;
c. Melaksanakan pembinaan dan pengawasan terhadap
kegiatan para Bendaharawan rutin dan gaji;
d. Melaksanakan evaluasi hasil kegiatan perbendaharaan;
e. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan Kepala
Bagian Keuangan.
Pasal 12
(1) Sub Bagian Verifikasi dan Akuntansi mempunyai tugas pokok
melaksanakan kegiatan verifikasi dan akuntansi serta
melaksanakan pembukuan keuangan secara sistematis dalam
sistem akuntansi dengan pengujian kebenaran bukti-bukti
pendapatan dan belanja.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), Sub Bagian Verifikasi dan Akuntansi mempunyai
fungsi :
a. penyusunan rencana kerja Sub Bagian Verifikasi dan
Akuntansi;
b. pelaksanaan bimbingan, pengawasan kegiatan pembukuan;
c. pelaksanaan kegiatan verifikasi dan akuntansi.
(3) Untuk menyelenggarakan fungsi sebagaimana dimaksud pada
ayat (2), Sub Bagian Verifikasi dan Akuntansi mempunyai
uraian tugas :
a. Membuat rencana kerja Sub Bagian Verifikasi dan Akuntansi.
b. Melaksanakan kegiatan verifikasi terhadap biaya pasien
pulang dan belanja rumah sakit.
c. Melaksanakan pembukuan/akuntansi.
d. Melaksanakan evaluasi pelaporan dan pelaksanaan kegiatan
verifikasi dan akuntansi.
e. Melaksanakan tugas lain yang diberikan Kepala Bagian
Keuangan.
Pasal 14
(1) Bagian Perencanaan mempunyai tugas pokok melaksanakan
pengelolaan perencanaan dan penyusunan program, sumber
daya kesehatan, pendidikan dan pelatihan serta rekam medik
dan pelaporan.
Pasal 15
(1) Sub Bagian Perencanaan Program mempunyai tugas pokok
melaksanakan pengelolaan perencanaan, evaluasi dan
pelaporan di lingkungan RSUD ‘45.
Pasal 17
Paragraf 3
Wakil Direktur Bidang Pelayanan
Pasal 18
Pasal 19
(1) Bidang Pelayanan mempunyai tugas pokok mengoordinasikan
semua kebutuhan pelayanan medis dan penunjang medis,
melakukan pemantauan serta pengawasan penggunaan fasilitas
pelayanan medis dan penunjang medis pada instalasi-instalasi.
Pasal 20
(1) Seksi Pelayanan Medis mempunyai tugas pokok melaksanakan
penyusunan rencana kebutuhan pelayanan medis dan fasilitas
medis, pemantauan pelaksanaan pelayanan medis dan
pemanfaatan fasilitas medis serta menganalisa perkembangan
kebutuhan pelayanan medis dan fasilitas medis pada Instalasi
Rawat Jalan, Rawat Inap, Gawat Darurat, Perinatal, ICU dan
Anestesi, Bedah Central serta Rehabilitasi Medik.
Pasal 21
(1) Seksi Penunjang Medis mempunyai tugas pokok
melaksanakan penyusunan rencana kebutuhan pelayanan
penunjang medis dan fasilitas penunjang medis, pemantauan
pelaksanaan pelayanan penunjang medis dan pemanfaatan
fasilitas penunjang medis serta menganalisa perkembangan
kebutuhan pelayanan penunjang medis dan fasilitas penunjang
medis pada Instalasi Gizi, Laboratorium, Farmasi dan Radiologi,
IPS-RS, K3-RS.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), Seksi Penunjang Medis mempunyai fungsi :
a. penyusunan rencana kerja Seksi Penunjang Medis ;
b. pelaksanaan pemantauan, pengawasan, pengendalian
terhadap pelayanan medis dan pemanfaatan fasilitas medis
pada Instalasi Gizi, Laboratorium, Farmasi dan Radiologi,
IPS-RS, K3-RS;
c. penganalisaan terhadap perkembangan kebutuhan
pelayanan medis dan fasilitas medis pada Instalasi Gizi,
Laboratorium, Farmasi dan Radiologi, IPS-RS, K3-RS;
d. pelaksanaan pemantauan peningkatan mutu pelayanan pada
Instalasi Gizi, Laboratorium, Farmasi dan Radiologi IPS-RS,
K3-RS.
Pasal 22
(1) Bidang Keperawatan mempunyai tugas pokok melaksanakan
pembinaan dan fasilitasi pelaksanaan kegiatan pelayanan
keperawatan.
Pasal 24
Paragraf 4
Instalasi
Pasal 25
(1) Instalasi Rawat Jalan mempunyai tugas pokok melaksanakan
diagnosa, pengobatan, pencegahan akibat penyakit,
peningkatan kesehatan, penelitian dan penyuluhan untuk
penderita rawat jalan.
Pasal 26
(1) Instalasi Rawat Inap mempunyai tugas pokok melaksanakan
diagnosa, pengobatan, perawatan, pencegahan nesokomial,
peningkatan kesehatan, penelitian dan penyuluhan untuk
penderita rawat inap.
Pasal 28
(1) Instalasi Perinatologi mempunyai tugas pokok mengatur dan
melaksanakan koordinasi dalam pelayanan di Instalasi
Perinatalogi.
Pasal 29
(1) Instalasi Rehabilitasi Medik mempunyai tugas pokok
memberikan pelayanan therapi rehabilitasi medis terhadap
penderita sesuai permintaan Dokter.
(2) Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1), Instalasi Rehabilitasi Medik mempunyai tugas :
a. Membuat Rencana Kerja (POA);
b. Menyusun rencana kebutuhan tenaga, sarana dan prasarana
Instalasi Rehabilitasi Medik;
c. Melaksanakan pengelolaan pelayanan Instalasi Rehabilitasi
Medik;
d. Melaksanakan pembinaan staf dalam bidang pelayanan
Instalasi Rehabilitasi Medik;
e. Melaksanakan koordinasi dengan Instalasi/Bidang terkait;
f. Melaksanakan pengawasan, dan pengendalian kegiatan
pelayanan Instalasi Rehabilitasi Medik;
g. Membuat laporan kegiatan.
Pasal 30
(1) Instalasi Bedah Central mempunyai tugas pokok melaksanakan
diagnosa, pengobatan, pembedahan, pencegahan nesokomial,
penyuluhan, peningkatan pemulihan kesehatan di bidang
bedah.
Pasal 31
(1) Instalasi Anestesi dan ICU mempunyai tugas pokok
melaksanakan dan memberikan pelayanan pembiusan dan
pemulihan secara intensif.
(2) Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1), instalasi Anestesi dan ICU mempunyai uraian
tugas :
a. Membuat Rencana Kerja (POA) dan prosedur kerja;
b. Menyusun rencana kebutuhan tenaga, sarana dan prasarana
Instalasi Anestesi dan perawatan intensive;
c. Melaksanakan pengelolaan pelayanan Instalasi Anestesi dan
perawatan Intensive;
d. Melaksanakan pembinaan staf dalam bidang pelayanan
Instalasi Anestesi dan perawatan intensive;
e. Melaksanakan koordinasi dengan Instalasi/Bidang terkait;
f. Melaksanakan pengawasan dan pengendalian kegiatan
pelayanan Instalasi dan perawatan intensive;
g. Membuat laporan kegiatan.
Pasal 32
(1) Instalasi Gizi mempunyai tugas pokok melaksanakan kegiatan
merencanakan, mengolah dan menyalurkan makanan serta
menyelenggarakan konsultasi gizi bagi masyarakat serta
penelitian dan pengembangan gizi.
(2) Untuk melaksankan tugas pokok sebagaimana dimaksud dalam
ayat (1), Instalasi gizi mempunyai uraian tugas :
a. Membuat rencana kerja (POA) dan prosedur kerja;
b. Menyusun rencana kebutuhan tenaga, sarana dan
prasaranaInstalasi Gizi;
c. Melaksanakan pengelolaan pelayanana Instalasi gizi;
d. Melaksanakan pembinaan staf dalam bidang pelayanan
Instalasi gizi;
e. Melaksankan koordinasi dengan Instalasi/bidang terkait;
f. Melaksanakan pengawasan, dan pengendalian kegiatan
pelayanan Instalasi gizi;
g. Membuat laporan kegiatan.
Pasal 33
(1) Instalasi Laboratorium mempunyai tugas pokok melaksanakan
tugas kegiatan pemeriksaan dibidang Laboratorium Klinik untuk
keperluan diagnosa, evaluasi pengobatan, penelitian dan
pelayanan transfusi darah.
(2) Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1), Instalasi Laboratorium mempunyai uraian
tugas :
a. Membuat rencana kerja (POA);
b. Menyusun rencana kebutuhan tenaga, sarana dan prasarana
Instalasi Laboratorium;
c. Melaksanakan pengelolaan pelayanan Instalasi Laboratorium;
d. Melaksanakan pembinaan staf dalam bidang pelayanan
Instalasi Laboratorium;
e. Melaksankan koordinasi dengan Instalasi/bidang terkait;
f. Melaksanakan pengawasan, dan pengendalian kegiatan
pelayanan Instalasi Laboratorium;
g. Membuat laporan kegiatan.
Pasal 34
(1) Instalasi Farmasi mempunyai tugas pokok melaksanakan
kegiatan penyediaan peracikan, penyimpanan, penyaluran,
pengawasan dan penelitian penggunaan obat-obatan, gas
medis, bahan kimia dan bahan radiologi serta melaksanakan
penyimpanan dan penyaluran alat-alat kesehatan.
(2) Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1), Instalasi Farmasi mempunyai uraian tugas :
a. Membuat rencana kerja (POA) prosedur kerja;
Pasal 35
(1) Instalasi Radiologi mempunyai tugas pokok melaksanakan
pelayanan radiodiagnostik dan radiotherapi.
(2) Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1), Instalasi Radiologi mempunyai uraian tugas :
a. Membuat rencana kerja (POA);
b. Menyusun rencana kebutuhan tenaga, sarana dan prasarana
Instalasi Radiologi;
c. Melaksanakan pengelolaan pelayanana Instalasi Radiologi;
d. Melaksanakan pembinaan staf dalam bidang pelayanan
Instalasi Radiologi;
e. Melaksankan koordinasi dengan Instalasi/bidang terkait;
f. Melaksanakan pengawasan, dan pengendalian kegiatan
pelayanan Instalasi Radiologi;
g. Membuat laporan kegiatan.
Pasal 36
(1) Instalasi Kesehatan Lingkungan mempunyai tugas pokok
menyelenggarakan dan melaksanakan kegiatan pengolahan
sampah dan limbah serta penyehatan, pengawasan,
pengendalian kualitas lingkungan Rumah Sakit.
(2) Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1), Instalasi Kesehatan Lingkungan mempunyai
uraian tugas :
a. Membuat rencana kerja (POA);
b. Menyusun rencana kebutuhan tenaga, sarana dan prasarana
Instalasi Kesehatan Lingkungan;
c. Melaksanakan pengelolaan pelayanana Instalasi Kesehatan
Lingkungan;
d. Melaksanakan pembinaan staf dalam bidang pelayanan
Instalasi Kesehatan Lingkungan;
e. Melaksankan koordinasi dengan Instalasi/bidang terkait;
f. Melaksanakan pengawasan, dan pengendalian kegiatan
pelayanan Instalasi Kesehatan Lingkungan;
g. Membuat laporan kegiatan.
Pasal 37
(1) Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit mempunyai tugas
pokok menyelenggarakan dan melaksanakan pemeliharaan
peralatan medis dan penunjang medis Rumah Sakit.
(2) Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1), Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit
mempunyai uraian tugas :
a. Membuat rencana kerja (POA) dan prosedur kerja;
b. Menyusun rencana kebutuhan tenaga, sarana Instalasi
Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit;
c. Melaksanakan pengelolaan pelayanana Instalasi
Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit;
d. Melaksanakan pembinaan staf dalam bidang pelayanan
Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit;
e. Melaksankan koordinasi dengan Instalasi/bidang terkait;
f. Melaksanakan pengawasan, dan pengendalian kegiatan
pelayanan Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit;
g. Membuat laporan kegiatan.
Pasal 38
(1) Instalasi K3 Rumah Sakit mempunyai tugas pokok
menyelenggarakan dan melaksankan kegiatan dan menjaga
keselamatan pegawai, pengunjung dan sarana Rumah sakit.
Pasal 39
(1) Instalasi Pemasaran Sosial dan Sistem Informasi Manajemen
Rumah Sakit mempunyai tugas pokok melakukan pemasaran
sosial kepada masyarakat, informasi dan publikasi serta
pemantauan data untuk kebutuhan informasi Rumah sakit.
Pasal 40
(1) Instalasi Kamar Jenazah mempunyai tugas pokok melaksanakan
kegiatan pemulasaran mayat dan penyimpanan mayat sesuai
dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
Pasal 41
(1) Instalasi Laundry mempunyai tugas pokok menyelenggarakan
dan melaksanakan kegiatan Loundry Rumah Sakit serta
menyusun alat-alat tenun Rumah sakit.
(2) Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1), Instalasi Laundry mempunyai uraian tugas :
a. Membuat rencana kerja (POA);
b. Menyusun rencana kebutuhan tenaga, sarana alat tenun
kebutuhan Rumah Sakit;
c. Melaksanakan pengelolaan pelayanan Instalasi Laundry;
d. Melaksanakan pembinaan staf dalam bidang pelayanan
Instalasi Laundry;
e. Melaksankan koordinasi dengan Instalasi/bidang terkait;
f. Melaksanakan pengawasan, dan pengendalian kegiatan
pelayanan Instalasi Laundry;
g. Membuat laporan kegiatan.
Paragraf 5
Komite Medik
Pasal 42
Komite Medik mempunyai tugas membantu Direktur dalam
menyusun standar pelayanan medis dan standar operasional
prosedur, memantau pelaksanaan pelayanan medis, pembinaan
etika profesi, mengatur kewenangan profesi anggota Staf Medis
Fungsional, pengendalian nosokomial, mengembangkan program
pelayanan, pendidikan dan pelatihan serta penelitian dan
pengembangan.
Pasal 43
Staf Medis Fungsional mempunyai tugas pokok melaksanakan
diagnosa, pengobatan, pencegahan akibat penyakit, peningkatan
dan pemulihan kesehatan, penyuluhan kesehatan serta penelitian
dan pengembangan sesuai dengan bidang keahliannya.
Paragraf 6
Komite Keperawatan
Pasal 44
Paragraf 7
Satuan Pengawas Intern
Pasal 45
Satuan Pengawas Intern terdiri atas Kelompok Fungsional yang
mempunyai tugas melaksanakan pengawasan terhadap pengelolaan
sumber daya Rumah Sakit.
Paragraf 8
Dewan Penyantun
Pasal 46
Dewan Penyantun terdiri atas kelompok pengarah/penasehat yang
keanggotaannya terdiri dari unsur Pemerintah Daerah dan Tokoh
Masyarakat yang mempunyai tugas mengarahkan Direktur dalam
melaksanakan misi Rumah Sakit dengan memperhatikan
kebijaksanaan yang ditetapkan oleh Pemerintah Daerah.
BAB III
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 47
Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Ditetapkan di Kuningan
Pada Tanggal
BUPATI KUNINGAN,
Diundangkan di Kuningan
Pada Tanggal
SEKRETARIS DAERAH
KABUPATEN KUNINGAN,
YOSEP SETIAWAN
Pasal 2
(1) RSIA “LINGGAJATI” dipimpin oleh seorang Direktur.
(2) Direktur mempunyai tugas pokok memelihara dan meningkatkan kinerja untuk
mendukung pencapaian sasaran dan tujuan organisasi dalam rangka menjalankan
sebagian tugas pokok pemerintahan daerah dalam bidang pelayanan kesehatan
untuk mendukung perwujudan Visi dan Misi Kota Bandung sebagai Kota Jasa yang
Bermartabat.
(3) Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Direktur
mempunyai fungsi :
a. memberikan pengarahan perumusan kebijakan bidang administrasi umum,
keuangan dan kepegawaian;
b. memberikan pengarahan perumusan kebijakan bidang pelayanan dan penunjang
medik RSIA “LINGGAJATI”;
c. memberikan pengarahan perumusan kebijakan bidang keperawatan; dan
d. memberikan pengarahan perumusan kebijakan bidang sarana dan prasaran RSIA
“LINGGAJATI”.
(4) Uraian tugas Direktur adalah sebagai berikut :
a. melaksanakan dan mematuhi peraturan Perundangan-undangan dan kebijakan-
kebijakan Walikota;
b. meningkatkan perluasan jaringan kesehatan ibu dan anak terutama kepada
masyarakat yang tidak mampu;
c. mengupayakan pemenuhan kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan
ibu dan anak sehingga meningkatkan kepuasan masyarakat sesuai standar
pelayanan;
d. menyiapkan pelayanan sarana dan prasarana RSIA “LINGGAJATI” yang memadai
meliputi sarana prasarana medis penunjang medis dan penunjang umum;
e. menjalin kerjasama yang baik antara intansi lain untuk mencapai pelayanan yang
terintegrasi;
f. menata Sistem Manajemen RSIA “LINGGAJATI”;
g. membuat laporan pertanggungjawaban sebagai bentuk akuntabilitas sesuai
dengan bidang tugas jabatan yang diemban;
h. melakukan koordinasi intern, horisontal maupun vertikal dan eksternal yaitu
dengan stakeholder yang terkait dengan bidang tugasnya;
i. melaksanakan tugas kedinasan lain sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya.
Bagian Kedua
Subbagian Tata Usaha
Bagian Ketiga
Seksi Pelayanan dan Penunjang Medis
(1) Seksi Pelayanan dan Penunjang Medis dipimpin oleh seorang Kepala Seksi.
(2) Kepala Seksi Pelayanan dan Penunjang Medis mempunyai tugas pokok
melaksanakan sebagian tugas pokok Direktur lingkup pelayanan dan penunjang
medik.
(3) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Kepala
Seksi Pelayanan dan Penunjang Medis mempunyai fungsi :
a. menyusun program kerja, penganggaran, lingkup bidang pelayanan dan
penunjang medik berdasarkan kebijakan umum daerah sebagai pedoman
pelaksanaan tugas;
b. pembinaan penggerakan dan pelaksanaan program pelayanan dan penunjang
medik yang meliputi instalasi rawat jalan, laboratorium, farmasi dan gizi;
c. pengendalian yaitu evaluasi dan monitoring, supervisi dan analisa hasil kegiatan
pelayanan dan penunjang medik yang meliputi instalasi rawat jalan,
laboratorium, farmasi dan gizi;
d. pengawasan, penilaian program dan kegiatan pelayanan dan penunjang medik
yang meliputi instalasi rawat jalan, laboratorium, farmasi dan gizi; dan
e. penyusunan petunjuk pelaksanaan teknis dan standar operasional prosedur
(SOP) dan mutu pelayanan dan penunjang medik yang meliputi instalasi rawat
jalan, laboratorium, farmasi dan gizi.
(4) Uraian tugas Kepala Seksi Pelayanan dan Penunjang Medis adalah sebagai berikut :
a. menyusun program kerja, penganggaran lingkup bidang pelayanan dan
penunjang medik berdasarkan kebijakan umum daerah sebagai pedoman
pelaksanaan tugas;
b. penyiapan bahan penyusunan petunjuk teknis kegiatan pelayanan rawat jalan,
rawat inap, gawat darurat, pelayanan intensif, tindakan bedah dan rehabilitasi
medik serta gizi;
c. mengkaji dan memeriksa rencana kebutuhan anggaran , kebutuhan pegawai,
kebutuhan lainnya lingkup pelayanan dan penunjang medik;
d. membagi tugas dan mengarahkan sasaran kebijakan kepada bawahan sesuai
dengan program yang telah ditetapkan agar pekerjaan berjalan lancar;
e. membuat telaahan staf sebagai bahan kajian kebi jakan umum di bidang
pelayanan kesehatan oleh pimpinan;
f. melakukan hubungan kerja fungsional dengan unit ker ja di lingkungan internal
dan eksternal untuk keterpaduan, dan singkronisasi pelaksanaan tugas;
g. mengkoordinasikan perumusan kebijakan daerah di bidang pelayanan kesehatan
sebagai bahan penetapan kebijakan oleh pimpinan;
h. mengelola kegiatan pelayanan di instalasi gawat darurat, rawat inap, pelayanan
perawatan intensif, tindakan bedah terhadap ibu dan anak, gizi, rawat jalan yang
meliputi klinik imunisasi d an anak, klinik kandungan dan ginekologi, rehabilitasi
medik, kamar bersalin, laboratorium, transfusi darah RSIA “LINGGAJATI”;
i. menganalisa pelayanan rekam medik berkoordinasi dengan seksi perawatan dan
seksi sarana prasarana;
j. melaksanakan monitoring, pengendalian dan evaluasi pelaksanaan pengelolaan
kegiatan penyelenggaraan pelayanan, pengawasan intern, Komite Medik, Intalasi
dan Staf Medis Fungsional Rumah Sakit,dengan cara membandingkan
pelaksanaan tugas dengan rencana program, sasaran ketentuan perundangan
agar diperoleh hasil yang optimal;
k. menyusun laporan hasil pengelolaan tugas di seksi pelayanan medic dan
penunjang diagnostik dan terapi sebagai pertanggungjawaban kepada pimpinan;
dan
l. melaksanakan tugas kedinasan lain sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya.
Bagian Keempat
Seksi Keperawatan
Bagian Kelima
Seksi Sarana dan Prasarana
Pasal 6
(1) Seksi Sarana dan Prasarana dipimpin oleh seorang Kepala Seks i.
(2) Kepala Seksi Sarana dan Prasarana mempunyai tugas pokok melaksanakan
sebagian tugas pokok Direktur lingkup sarana dan prasarana.
(3) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (2),
Kepala Seksi Sarana dan Prasarana mempunyai fungsi :
a. pengumpulan dan penganalisaan data lingkup sarana dan prasarana;
b. penyiapan bahan petunjuk teknis lingkup sarana dan prasarana;
c. pelaksanaan lingkup sarana dan prasarana yang meliputi pemeliharaan
sarana prasarana rumah sakit, pengelolaan logistik non medik,
pengelolaan dan pemeliharaan kendaraan dinas, pengelolaan
ambulance/mobil jenasah dan pemulasar an jenasah, pengelolaan
laundry, urusan keamanan dan ketertiban di lingkungan RSIA “LINGGAJATI”;
d. pelaksanaan pengawasan dan pengendalian penyelenggaraan sarana
dan prasarana; dan
e. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan lingkup sarana dan
prasarana.
(4) Uraian tugas Kepala Seksi Sarana dan Prasarana adalah sebagai berikut :
a. menyusun rencana dan program kerja lingkup pelayanan sarana dan
prasarana sebagai pedoman pelaksanaan tugas;
b. menyiapkan bahan dan melaksanakan penyusunan rencana, program
kerja sesuai dengan kebutuhan secara efektif dan efisien;
c. mengkaji, menganalisa dan memeriksa rencana kebutuhan anggaran,
kebutuhan pegawai, kebutuhan lainnya lin gkup pelayanan sarana dan
prasarana;
d. membagi tugas dan mengarahkan sasaran kebijakan kepada bawahan
sesuai dengan program yang telah ditetapkan agar pekerjaan sesuai
dengan rencana yang telah ditetapkan;
e. membuat telaahan staf sebagai bahan k ajian kebijakan umum di bidang
pelayanan kesehatan oleh pimpinan;
f. menyusun perumusan kebijakan daerah di bidang pelayanan sarana
dan prasarana sebagai bahan penetapan kebijakan oleh pimpinan;
g. melakukan kordinasi dan hubungan kerja sama fungsional bidang
pelayanan sarana dengan unit kerja di lingkungan internal dan eksternal
untuk keterpaduan, dan sinkronisasi pelaksanaan tugas sebagai bahan
penetapan kebijakan pimpinan;
h. melaksanakan pendataan jumlah, distribusi dan perkembangan sarana
prasarana terutama alat medis/alat kedokteran;
i. melaksanakan pemeliharaan sarana dan prasarana, pengelolaan
logistik, limbah medik, nonmedik, kendaraan dinas, mobil
ambulans/mobil jenazah dan pemulasaran jenasah, laundry, keamanan
dan ketertiban di lingkungan RSIA “LINGGAJATI”;
j. menyiapkan bahan dan melaksanakan pengawasan dan pengendalian
penyelenggaraan pelayanan sarana dan prasarana;
k. melakukan pembinaan, monitoring evaluasi, pengawasan dan
pengendalian pelaksanaan kebijakan operasional dengan cara
membandingkan pelaksanaan tugas denga n rencana program, sasaran,
agar diperoleh hasil yang optimal;
l. menyusun laporan pelaksanaan kegiatan lingkup pelayanan sarana dan
prasarana sebagai bahan pertanggungjawaban kepada atasan sesuai
bidang tugasnya; dan
m. melaksanakan tugas kedinasan lain sesuai dengan bidang tugas dan
fungsinya.
Bagian Keenam
SPI
Pasal 7
(1) SPI mempunyai tugas pokok membantu Direktur dalam melaksanakan
pengawasan intern di lingkungan RSIA “LINGGAJATI”.
(2) Untuk melaksanakan tugas pokok s ebagaimana dimaksud pada ayat (1 ),
SPI mempunyai fungsi :
a. melakukan pemeriksaan pengelolaan operasional;
b. melakukan pemantauan terhadap pelaksanaan tugas semua unsur di
lingkungan RSIA “LINGGAJATI”;
c. melakukan pengujian serta penilaian atas hasil laporan berkala dari
setiap unsur di lingkungan RSIA “LINGGAJATI”; dan
d. melakukan penelusuran atas terjadinya penyimpangan/pelanggaran
disiplin serta penyimpangan terhadap peraturan perundangan yang
berlaku.
(3) Uraian tugas SPI ditetapkan dengan Keputusan Direktur.
Bagian Ketujuh
Komite Medis
Pasal 8
(1) Komite medis mempunyai tugas pokok membantu Dir ektur dalam
menentukan kebijakan di bidang pelayanan medis.
(2) Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
komite medis mempunyai fungsi :
a. memberikan saran kepada Direktur;
b. mengkoordinasikan dan mengarahkan kegiatan pe layanan medis;
c. menangani hal-hal yang berkaitan dengan etik kedokteran; dan
d. menyusun kebijakan pelayanan medis sebagai standar yang harus
dilaksanakan oleh seluruh kelompok staf medis di lingkungan RSIA “LINGGAJATI”.
(3) Uraian Tugas Komite Medik ditetapkan dengan Keputusan Direktur.
Bagian Kedelapan
Instalasi
Pasal 9
(1) Instalasi mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas RSIA “LINGGAJATI”
di
bidangnya masing-masing yaitu instalasi rawat jalan, rawat inap, gawat
darurat, rekam medis, farmasi dan bahan kedokteran gigi, laborato rium,
sentral sterilisasi, radiologi, unit promotif-preventif dan pemeliharaan
sarana prasarana.
(2) Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
instalasi mempunyai fungsi :
a. penyusunan rencana program dan kegiatan lingkup instalasi;
b. pengkoordinasian pelaksanaan program dan kegiatan lingkup instalasi
dan lintas program terkait ;
c. pelaksanaan program dan kegiatan lingkup instalasi;
d. pengendalian serta evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan
lingkup instalasi; dan
e. pelaporan program dan kegiatan lingkup instalasi.
(3) Uraian tugas masing-masing instalasi ditetapkan dengan Keputusan
Direktur.
BAB III
TATA KERJA
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 10
(1) Hal-hal yang menjadi tugas pokok RSIA “LINGGAJATI” merupakan satu kesatuan
yang
satu sama lain tidak dapat dipisahkan.
(2) Pelaksanaan fungsi RSIA “LINGGAJATI” sebagai Lembaga Teknis Daerah, kegiatan
operasionalnya diselenggarakan oleh Subbagian Tata Usaha dan Seksi
menurut tugas masing-masing.
(3) Direktur RSIA “LINGGAJATI” secara teknis fungsional bertanggungjawab kepada
Walikota melalui Sekretaris Daerah dan secara teknis operasional
dikoordinasikan oleh Kepala Dinas Kesehatan.
(4) Setiap pimpinan satuan organisasi di lingkungan RSIA “LINGGAJATI”, dalam
melaksanakan tugas-tugasnya, wajib menerapkan prinsip -prinsip koordinasi,
integrasi, simplikasi dan sinkronisasi.
(5) Setiap pimpinan satuan organisasi di l ingkungan RSIA “LINGGAJATI”, wajib
memimpin
dan memberikan bimbingan serta petunjuk -petunjuk dalam pelaksanaan
tugas.
Bagian Kedua
Pelaporan
Pasal 11
(1) Direktur wajib memberikan laporan tentang pelaksanaan tugasnya seca ra
teratur, jelas serta tepat pada waktunya kepada Walikota melalui Sekretaris
Daerah dan secara teknis operasional dikoordinasikan oleh Kepala Dinas
Kesehatan.
(2) Setiap pimpinan satuan organisasi di l ingkungan RSIA “LINGGAJATI” mengikuti dan
mematuhi petunjuk-petunjuk dan bertanggung jawab kepada atasan masing -
masing serta menyampaikan laporan tepat waktu.
(3) Setiap laporan yang diterima oleh pimpinan satuan organisasi dari bawahan
wajib diolah dan dipergunakan sebagai bahan pertimbangan lebih lanjut dan
untuk memberikan petunjuk kepada bawahan.
(4) Pengaturan mengenai jenis laporan dan cara penyampaiannya, berpedoman
kepada peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Bagian Ketiga
Hal Mewakili
Pasal 12
(1) Dalam hal Direktur berhalangan, maka Direktur dapat menunju k Kepala
Subbagian Tata Usaha.
(2) Dalam hal Kepala Subbagian Tata Usaha berhalangan, maka Direktur dapat
menunjuk Kepala Seksi berdasarkan senioritas dan kepangkatan.
BAB IV
KEPEGAWAIAN
Pasal 13
(1) Direktur diangkat dan diberhentikan oleh Walikota atas usul Se kretaris
Daerah.
(2) Direktur berkewajiban dan bertangungjawab dalam mempersiapkan bahan
rancangan kebijakan Walikota di bidang kesehatan ibu dan anak.
(3) Pejabat-pejabat lainnya di lingkungan RSIA “LINGGAJATI” diangkat dan
diberhentikan
oleh pejabat yang berwenang sesuai de ngan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
BAB V
PEMBIAYAAN
Pasal 14
Pembiayaan RSIA “LINGGAJATI” berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
Kota
Bandung serta penerimaan sumber lain yang sah dan tidak mengikat.