2018
http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/13533
Downloaded from Repositori Institusi USU, Univsersitas Sumatera Utara
ANALISA FAKTOR RISIKO DISMENOREA PADA
MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS
SUMATERA UTARA ANGKATAN 2018
SKRIPSI
Oleh:
SKRIPSI
Oleh:
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT karena atas rahmat dan
berkat-Nya penulis mampu menyelesaikan skripsi ini, yang berjudul “Analisa
Faktor Risiko Dismenorea pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas
Sumatera Utara Angkatan 2018”. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk
memperoleh kelulusan sarjana kedokteran program studi Pendidikan Dokter
Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
Dalam penyusunan dan penyelesaian skripsi ini, penulis mendapat banyak
dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin
menyampaikan ucapan terima kasih sebesar-besarnya kepada:
1. Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, Dr. dr. Aldy
Safruddin Rambe, Sp.S(K), yang memberikan dukungan secara psikologi
selama proses penyusunan skripsi.
2. Dosen Pembimbing, dr. Iman Helmi Effendi, M.Ked (OG), Sp.OG(K),
yang banyak memberikan arahan, masukan, dan motivasi kepada penulis
sehingga skripsi ini dapat terselesaikan sedemikian rupa.
3. Ketua Penguji, dr. Putri Amelia, M.Ked (Ped), Sp.A dan dr. Donna Partogi
M.Ked (D&V), Sp.KK dan Anggota Penguji, dr. Arya Tjipta Prananda,
Sp.BP-RE, untuk setiap kritik dan saran yang membangun selama proses
pembuatan skripsi ini.
4. Dosen Pembimbing Akademik, dr. Ricke Loesnihari, M.Ked (Cln.Path),
Sp.PK yang senantiasa membimbing dan memberikan motivasi selama
masa perkuliahan 7 semester.
5. Seluruh staf pengajar dan civitas akademika Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara atas bimbingan dan ilmu yang diberikan dari
mulai awal perkuliahan hingga penulis menyelesaikan skripsi ini.
6. Seluruh mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara
angkatan 2018 yang telah bersedia menjadi responden pada penelitian ini.
ii
iii
iv
vi
vii
COX : Cyclooxygenase
CYP2D6 : Cytochrome P450 2D6
FK : Fakultas Fedokteran
GSTM1 : Glutathione S-transferase Mu
IBS : Irritable Bowel Syndrome
IDAI : Ikatan Dokter Anak Indonesia
IMT : Indeks Massa Tubuh
PGF2α : Prostaglandin
PID : Pelvic Inflammatory Disease
SPSS : Statistical Package for the Social Science
USU : Universitas Sumatera Utara
WHO : World Health Organization
viii
Latar Belakang.Dismenorea adalah nyeri menstruasi, biasanya digambarkan sebagai kram dan
sering diikuti dengan nyeri punggung, mual dan muntah, sakit kepala, atau diare. Merupakan
salah satu gangguan menstruasi yang sering terjadi pada remaja. Dismenorea berdampak buruk
terhadap kemampuan akademik dan sosial. Usia menarke, lama menstruasi, riwayat keluarga
dengan dismenorea, merokok, IMT (Indeks Massa Tubuh), konsumsi kopi merupakan faktor risiko
dismenorea. Tujuan.Untuk mengetahui hubungan faktor risiko dengan kejadian dismenorea pada
mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara angkatan 2018. Metode.Penelitian
ini bersifat analitik dengan desain penelitian adalah potong lintang. Pengambilan sampel secara
total sampling. Penelitian ini dilakukan di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
Analisis data dengan uji chi-square untuk data kategorik. Hasil. Hasil yang didapat menunjukkan
bahwa sebanyak 78,4% mahasiswa mengalami dismenorea. Mayoritas berusia 18 tahun (32,0%),
berat badan 50-60 kg (46,9%), tinggi badan 150-160 cm (58,5%), IMT yang normal (59,9%), usia
menarke ≥ 12 tahun (82,3%), memiliki lama menstruasi (93,2%) dan siklus menstruasi (87,1%)
yang normal, tidak mengonsumsi kopi(89,9%) dan tidak ada yang merokok (100%). Hasil uji chi-
square menunjukkan hubungan antara usia menarke (p=1,000), lama menstruasi (p=0,689),
riwayat keluarga dismenorea (p=0,027), IMT (p=0,070), konsumsi kopi (p=0,302) dengan
kejadian dismenorea. Kesimpulan. Dari beberapa faktor risiko yang diteliti dalam penelitian ini,
hanya riwayat keluarga dismenorea yang berhubungan dengan kejadian dismenorea.
ix
Background. Dysmenorrhea is menstrual pain, usually described as cramping and often followed
by back pain, nausea and vomiting, headaches, or diarrhea. It is one of the menstrual disorders
that often occur in adolescents. Dysmenorrhea adversely affects academic and social abilities.
Menarche age, menstrual period, family history of dysmenorrhea, smoking, BMI (Body Mass
Index), coffee consumption are risk factors for dysmenorrhea. Objective. To find out the
relationship of risk factors with the incidence of dysmenorrhea in students of Faculty of Medicine,
Universitas Sumatera Utara in class 2018. Method. This research is analytical with cross-
sectional study. The sampling is total sampling. This research was conducted at the Faculty of
Medicine, Universitas Sumatera Utara. Data analysis with chi-square test for categorical data.
Results. The results obtained showed that 78.4% of students experienced dysmenorrhea. The
majority are 18 years old (32.0%), weight 50-60 kg (46.9%), height 150-160 cm (58.5%), normal
BMI (59.9%), age of menarche ≥ 12 years (82.3%), had normal menstrual period (93.2) and
menstrual cycle (87.1%), no coffee consumption (89.9%) and no smoking (100%). The chi-square
test results showed an association between menarche age (p = 1,000), menstrual period (p =
0.689), family history of dysmenorrhea (p = 0.027), BMI (p = 0.070), coffee consumption (p =
0.302) with the incidence of dysmenorrhea . Conclusion. Of all the several risk factors examined
in this study, only the family history of dysmenorrhea is associated with the incidence of
dysmenorrhea
PENDAHULUAN
ginekologis, riwayat operasi ginekologis dan aktif secara fisik, didapati faktor
yang berhubungan signifikan dengan dismenorea adalah usia menarke, riwayat
keluarga dengan dismenorea, lama menstruasi, dan merokok. (Pejcic dan
Jankovic, 2016). Hasil yang sama didapati pada penelitian lain, yaitu riwayat
keluarga dan merokok merupakan faktor risiko dismenorea (Ozerdogan, 2009).
Sedangkan penelitian lain menunjukkan tidak ada hubungan antara usia menarke
(Akbarzadeh et al., 2017), lama menstruasi (Unsal, et al., 2010), konsumsi kopi
(Grandi et al., 2012) dan IMT (Tavallaee et al., 2011) dengan kejadian
dismenorea.
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, peneliti tertarik untuk menganalisa
faktor risiko dismenorea pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas
Sumatera Utara (FK USU) angkatan 2018.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Dismenorea
Istilah dismenorea berasal dari kata yunani, dys yang artinya sulit/
menyakitkan/ abnormal, meno artinya bulan dan rrhea yang artinya mengalir
(Wallace et al., 2010). Dismenorea adalah nyeri saat menstruasi yang dapat
menggangu aktivitas sehari-hari, berupa kram dan sering diikuti dengan nyeri
punggung bawah, mual, muntah, sakit kepala dan diare (Manuaba et al., 2010)
(Hoffman et al., 2016).
1. Usia menarke
Penelitian menunjukkan usia menarkeyang awal memiliki hubungan yang
signifikan dengan kejadian dismenorea (Pejcic dan Jankovic, 2016). Rata-
rata usia menarke adalah 12,43 tahun dan biasanya siklus ovulasi akan
regular 3 tahun setelah menarke (Beckmann et al., 2010).
2. Lama menstruasi
Durasi menstruasi yang lebih lama merupakan faktor risiko yang
signifikan terhadap kejadian dismenora dismenorea (Pejcic dan Jankovic,
2016).
4. Riwayat keluarga
Resiko terjadinya dismenorea 3,5 kali lebih tinggi pada wanita dengan
riwayat keluarga dismenorea (Ozerdogan et al., 2009). Ini bisa terjadi
karena hubungan perilaku kebiasaan yang didapat dari ibu. Riwayat
penyakit keluarga seperti endometriosis merupakan penyakit yang bisa
diturunkan (Osman dan El-Houfey, 2016). Faktor genetik berhubungan
dengan patogenesis terjadinya dismenorea primer, maka riwayat keluarga
yang positif bisa menjadi faktor yang kuat terjadinya dismenorea pada
anak dan saudara kandung (Sharlini et al., 2015).
5. Merokok
Resiko terjadinya dismenore 1,6 kali lebih tinggi pada wanita yang
merokok (Ozerdogan et al., 2009). Wanita yang perokok pasif memiliki
resiko 22 kali lebih tinggi terkena dismenorea, disebabkan karena
kandungan nikotin merupakan vasokonstriktor pembuluh darah yang dapat
menyebabkan dismenorea (Amini et al., 2011).
6. IMT
Resiko terjadi dismenorea primer 1,5 kali lebih tinggi pada perempuan
underweight dibandingkan dengan yang overweight atau obesitas
7. Konsumsi kopi
Konsumsi kopi merupakan faktor risiko yang penting terhadap kejadian
dismenorea primer. Wanita dengan diet tinggi kafein memiliki resiko
2,084 kali lebih tinggi terjadi dismenorea dibandingkan dengan yang tidak
(Unsal et al., 2010).
2.1.4 Patofisiologi
a. Dismenorea Primer
Dismenorea disebabkan oleh banyak faktor. Ada beberapa teori yang dapat
menyebabkan terjadinya nyeri pada dismenorea primer. Dibagi dalam 3 kategori
utama: kontraksi uterus dan vasokonstriksi, modulasi dan stimulasi dari serabut
saraf nyeri, dan faktor psikologis dan perilaku (Wallace et al., 2010).
2. Stimulasi dari serabut saraf nyeri di uterus menyebabkan aktivasi dari jaras
afferent nyeri dan ditransmisikan ke susunan saraf pusat. Leukotrien juga
bisa meningkatkan sensitifitas serabut saraf nyeri (Wallace et al., 2010).
b. Dismenorea Sekunder
Ada beberapa kondisi klinis dengan penyebab patologik pelvis yang dapat
menyebabkan dismenorea sekunder.
1. Dismenorea ringan adalah nyeri menstruasi yang terjadi sejenak dan dapat
pulih kembali. Rasa nyeri akan hilang sendiri tanpa memerlukan obat, dan
tidak mengganggu pekerjaan sehari-hari (Manuaba et al., 2010).
2.2 Menstruasi
2.3.1 Definisi
Untuk mengetahui nilai IMT, dapat dihitung dengan rumus berikut: (WHO)
2.4 Remaja
2.4.1 Definisi
Remaja adalah individu yang berada pada masa peralihan dari masa kanak ke
masa dewasa. Peralihan ini disebut sebagai fase pematangan (pubertas), yang
ditandai dengan perubahan fisis, psikis, dan pematang fungsi seksual (IDAI,
2013). Remaja adalah individu yang berusia 10 – 19 tahun (WHO, 2018).
2.4.2 Klasifikasi
Berdasarkan landasan teori diatas maka kerangka teori dalam penelitian ini
adalah:
Menstruasi
Prostaglandin meningkat
Kelainan patologik
1. Usia menarke
2. Lama menstruasi
3. Riwayat keluarga
Dismenorea
4. IMT
5. Konsumsi kopi
6. Merokok
METODE PENELITIAN
3.2.1 Populasi
3.2.2 Sampel
Pada penelitian ini cara pemilihan sampel menggunakan teknik total sampling.
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner untuk mengetahui
tentang faktor risiko dismenorea, timbangan dan microtoise staturmeter untuk
mengukur IMT.
14
Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data primer, yaitu data
yang diperoleh langsung dari sampel penelitian. Pengumpulan data untuk faktor
risiko dismenorea dilakukan dengan pengisian kuesioner oleh responden
penelitian dan untuk data indeks massa tubuh dilakukan dengan pengukuran berat
badan dan tinggi badan subyek penelitian lalu memasukkannya kedalam rumus
IMT.
1. Dismenorea
2. Usia menarke
3. Lama menstruasi
Definisi : Lama subyek penelitian mengalami menstruasi dari hari
pertama sampai selesai menstruasi.Durasi normal
menstruasi adalah 3 hingga 5 hari, tetapi pada wanita
normal juga bisa terjadi selama 1 hari sampai 8 hari
(Barrett et al., 2010) minimal 3 bulan sebelumnya.
Alat ukur : Lembar penelitian (kuesioner)
Cara ukur : Pengisian kuesioner oleh responden penelitian.
Hasil ukur : Normal = ≤ 8 hari
Tidak nomal = > 8 hari
Skala ukur : Ordinal
5. Riwayat keluarga
Definisi : Memiliki riwayat keluarga (ibu atau saudara kandung)
dengan dismenorea.
Alat ukur : Lembar penelitian (kuesioner)
Cara ukur : Pengisian kuesioner oleh responden penelitian
Hasil ukur : Ya / Tidak
Skala : Nominal
7. Konsumsi kopi
Definisi : Mengonsumsi kopi minimal 1 gelas setiap hari
Alat ukur : Lembar penelitian (kuesioner)
Cara ukur : Pengisian kuesioner
Hasil ukur : Ya / Tidak
Skala : Nominal
8. Merokok
Definisi : Mengonsumsi rokok
Alat ukur : Lembar penelitian (kuesioner)
Cara ukur : Pengisian kuesioner
Hasil ukur : Ya / Tidak
Skala : Nominal
IMT
Underweight 20 13,6
Normoweight 88 59,9
Overweight 39 100,0
19
Tabel 4.2 Distribusi frekuensi dan persentase berdasarkan usiamenarke, lama menstruasi, siklus
menstruasi, dismenorea, riwayat keluarga dismenorea, konsumsi kopi dan merokok.
Frekuensi (n) Persentase (%)
Usia menarke
< 12 tahun 26 17,7
≥ 12 tahun 121 82,3
Lama menstruasi
Normal 137 93,2
Tidak normal 10 6,8
Siklus menstruasi
Normal 128 87,1
Tidak normal 19 12,9
Dismenorea
Ya 116 78,4
Tidak 31 20,9
Riwayat keluarga
Ya 56 37,8
Tidak 91 61,5
Konsumsi kopi
Ya 14 9,5
Tidak 133 89,9
Merokok
Ya 0 0
Tidak 147 100,0
Berdasarkan dari hasil tabulasi silang, pada tabel 4.3 diperoleh bahwa
mahasiswi dengan usia menarke dibawah 12 tahun dengan dismenorea berjumlah
21 orang (80,8%) sedangkan yang tidak mengalami dismenorea 5 orang (19,2%).
Pada mahasiswi dengan usia menarke diatas sama dengan 12 tahun yang
mengalami dismenorea dengan berjumlah 95 orang (78,5%) dan yang tidak
dismenorea 26 orang (21,5%). Hasil uji chi-square menunjukkan bahwa nilai
p=1,000, maka tidak ada hubungan yang signifikan antara usia menarke dengan
kejadian dismenorea.
Rata-rata usia menarke adalah 12,43 tahun dan biasanya siklus ovulasi akan
regular 3 tahun setelah menarke (Beckmann et al., 2010). Rata-rata usia menarke
juga dipengaruhi oleh berbagai karakteristik, seperti pola nutrisi, kondisi cuaca,
status lingkungan dan status ekonomi (Akbarzadeh et al., 2017). Pola hormonal
dan ovulasi pada wanita dengan usia menarke yang awal hampir serupa dengan
yang terjadi pada wanita dewasa, hal ini karena wanita yang mengalami
dismenorea memiliki kadar prostaglandin yang lebih tinggi dibandingkan dengan
Berdasarkan dari hasil tabulasi silang, pada tabel 4.4 diperoleh bahwa
mayoritas responden memiliki lama menstruasi yang normal mengalami
dismenorea berjumlah 107 orang (78,1%) dan yang tidak dismenorea 30 orang
(21,9%), sedangkan yang memiliki lama menstruasi tidak normal mengalami
dismenorea berjumlah 9 orang (90,0%) dan yang tidak dismenorea 1 orang
(10,0%). Hasil uji chi-square menunjukkan bahwa nilai p = 0,689, maka tidak ada
hubungan yang signifikan antara lama menstruasi dengan kejadian dismenorea.
Dari tabel 4.4, responden dengan lama menstruasi yang tidak normal (≥ 8 hari)
dengan jumlah 10 orang, 90% mengalami dismenorea hal ini bisa terjadi sesuai
dengan teori kontraksi uterus dan vasokontriksi (Wallace et al., 2010). Karena
semakin lama menstruasi maka semakin banyak kontraksi uterus yang melepaskan
prostaglandin, menyebabkan iskemik dan rasa nyeri. Cairan menstruasi pada
orang dismenorea juga terbukti memiliki kadar prostaglandin yang lebih tinggi
daripada normal (Rapkin dan Gambone, 2009).
Pada penelitian ini didapati lebih banyak responden yang memiliki lama
menstruasi normal namun mengalami dismenorea, hal ini kemungkinan terjadi
karena masih banyak faktor lain yang mempengaruhi kejadian dismenorea.
Penelitian ini juga menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara lama
menstruasi dengan kejadian dismenorea, hasil ini kemungkinan karena mayoritas
responden sebanyak 137 orang memiliki lama menstruasi yang normal dan hanya
10 orang yang memiliki lama menstruasi tidak normal. Hasil ini didukung oleh
hasil penelitian yang sama bahwa tidak ada hubungan antara lama menstruasi
dengan kejadian dismenorea (Unsal et al., 2010).
Berdasarkan dari hasil tabulasi silang, pada tabel 4.5 diperoleh bahwa
reponden yang memiliki riwayat keluarga dismenorea dan mengalami dismenorea
berjumlah 50 orang (89,3%) dan yang tidak mengalami dismenorea 6 orang
(10,7%), sedangkan mayoritas responden tidak memiliki riwayat keluarga
dismenorea namun mengalami dismenorea berjumlah 66 orang (72,5%) dan yang
tidak dismenorea 25 orang (27,5%). Hasil uji chi-square menunjukkan bahwa
nilai p = 0,027, maka adanya hubungan antara riwayat keluarga dismenorea
dengan kejadian dismenorea.
Kemungkinan ada hubungan riwayat keluarga dismenorea dengan kejadian
dismenorea karena adanya faktor yang diturunkan dari ibu kepada anaknya seperti
faktor genetik. Pada tabel 4.5, jika dibandingkan berdasarkan ada tidaknya
kejadian dismenorea dengan riwayat keluarga dismenorea yang positif didapati
bahwa yang mengalami dismenorea (89,3%) hampir 9 kali lebih banyak
dibandingkan dengan yang tidak dismenorea (10,7%). Ditemukan juga bahwa
adanya hubungan antara cytochrome P450 2D6 (CYP2D6) dan glutathione S-
transferase Mu (GSTM1) polimorfisme dengan kejadian dismenorea, dan kedua
varian genotip CYP2D6 dan GSTM1 meningkatan resiko dismenorea berulang,
maka hal ini membuktikan bahwa adanya kerentanan genetik mengakibatkan
kejadian dismenorea berulang (Wu et al., 2000). Hal ini sejalan dengan hasil
penelitian bahwa didapati hubungan antara riwayat keluarga dismenorea dengan
kejadian dismenorea. Hasil penelitian ini juga didukung dengan penelitian lain
yang menunjukkan hasil yang sama bahwa adanya hubungan antara riwayat
keluarga dismenorea dengan kejadian dismenorea (Pejcic dan Jankovic, 2016).
Berdasarkan dari hasiltabulasi silang, pada tabel 4.6 diperoleh bahwa pada
responden yang mengalami dismenorea yang underweight berjumlah 19 orang
(95,0%), normoweight berjumlah 70 orang (79,5%) dan yang overweight
berjumlah 27 orang (69,2%), sedangkan pada responden tidak yang mengalami
dismenorea yang underweight berjumlah 1 orang (5,0%), normoweight berjumlah
18 orang (20,5%) dan yang overweight berjumlah 12 orang (30,8%). Hasil uji chi-
square menunjukkan bahwa nilai p = 0,070, maka tidak ada hubungan antara IMT
dengan kejadian dismenorea.
Pada 4.6, berdasarkan IMT underweight, 95% responden mengalami
dismenorea. Hal ini mungkin karena pada orang dengan IMT yang rendah ada
kemungkinan asupan gizi buruk dan menyebabkan daya tahan tubuh berkurang.
Menurut Frenita et al. (2013), status gizi yang rendah (underweight) dapat
menimbulkan anemia yang menyebabkan kurangnya daya tahan tubuh terhadap
rasa nyeri sehingga terjadi dismenorea. Sedangkan jika dilihat berdasarkan IMT
overweight, lebih dari dua kali lipat lebih besar responden yang mengalami
dismenorea dibandingkan dengan yang tidak dismenorea. Hal ini mungkin terjadi
karena pada orang dengan IMT yang lebih dari normal memiliki berat badan
berlebih yang disebabkan oleh timbunan lemak yang berlebih pula. Menurut
Frenita et al. (2013), karena berlebihnya jaringan lemak mengakibatkan hiperplasi
pembuluh darah dan terdesaknya pembuluh darah, maka aliran darah saat
menstruasi terganggu dan mengakibatkan nyeri pada saat menstruasi. Pada
penelitian ini didapati bahwa mayoritas responden memiliki IMT normal namun
banyak yang mengalami dismenorea, kemungkinan ini bisa disebabkan karena
IMT yang normal belum tentu memiliki asupan gizi yang baik pula dan hal ini
juga bisa disebabkan oleh faktor lain yang mempengaruhi kejadian dismenorea
pada responden dengan IMT normal. Tidak didapati adanya hubungan antara IMT
dengan kejadian dismenorea, pada penelitian ini mungkin dikarenakan mayoritas
responden memiliki IMT yang normal. Hasil penelitian lain menunjukkan hasil
yang sama bahwa tidak ada hubungan antara IMT dengan kejadian dismenorea
(Tavallaee et al., 2011).
Berdasarkan dari hasil tabulasi silang, pada tabel 4.7 diperoleh bahwa
responden dengan kebiasaan mengonsumsi kopidan mengalami dismenorea
berjumlah 13 orang (92,9%) dan yang tidak mengalami dismenorea 1 orang
(7,1%), sedangkan yang tidak memiliki kebiasaan mengonsumsi kopi dan
mengalami dismenorea berjumlah 103 orang (77,4%) dan yang tidak mengalami
dismenorea 30 orang (22,6%). Hasil uji chi-square menunjukkan bahwa nilai
p=0,302, maka tidak ada hubungan antara kebiasan mengonsumsi kopi dengan
kejadian dismenorea.
Pada tabel 4.7, dilihat dari adanya kebiasaan minum kopi minimal 1 kali per
hari, responden yang mengalami dismenorea 9 kali lebih tinggi persentasenya
dibandingkan dengan yang tidak dismenorea. Hal ini mungkin karena kandungan
kafein dalam kopi yang mengakibatkan timbulnya gejala dismenorea. Menurut
Faramarzi dan Salmalian (2014), belum jelas diketahui bagaimana kafein bisa
menyebabkan dismenorea, namun bisa karena efek vasokonstriksi dari kafein
menyebabkan nyeri pelvis. Berdasarkan tidak adanya kebiasaan minum kopi,
didapati bahwa lebih banyak responden yang mengalami dismenorea
dibandingkan dengan yang tidak. Hal ini bisa mungkin bisa terjadi karena
berbagai faktor lain yang mempengaruhi, misalnya pada paragraf diatas
sebelumnya disebutkan bahwa kandungan kafein dalam kopi yang menyebabkan
dismenorea, namun kafein tidak hanya terdapat dalam kopi namun juga terdapat
dalam teh, minuman kaleng, coklat, dan lainnya, yang dalam penelitian ini tidak
diketahui bagaimana kebiasan responden mengenai hal tersebut. Hasil pada
penelitian ini tidak ditemukan adanya hubungan antara kebiasan mengonsumsi
kopi dengan kejadian dismenorea. Penelitian oleh Grandi et al. (2012) yang
dilakukan pada wanita muda di Italia menunjukkan hasil yang sama.
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
28
DAFTAR PUSTAKA
Adolescent Health, 2018, World Health Organization, diakses 2018 April 11,
http://www.who.int/topics/adolescent_health/en/
Akbarzadeh, M., Tabeyi, N., dan Abootalebi, M. 2017, ‘The Relationship between
Age at Menarche and Primary Dysmenorrhea in Female Students of Shiraz
Schools’, Shiraz E-Med Journal,18(9).
Alatas, H., Karyomanggolo, WT., Musa, D. A., Boediarso, A., Oesman, I., dan
Idris, N., 2017, ’Desain penelitian’ dalam Dasar-dasar metodologi
penelitian klinis, edisi ke-5, Sastroasmoro, S. dan Ismael, S., Sagung seto,
pp.113.
Amini, R., Raden, A., Hidayati, R. S., Dewi., Y dan Indrayanto, Y. 2011. The
Effect of Passive Smoking on the Incidence of Primary Dysmenorrhea.
Folia Medica Indonesiana, vol.47, no.3. pp.160-165.
Association of Maternal & Child Health Programs. 2013, diakses 20 April 2018,
http://www.amchp.org/programsandtopics/AdolescentHealth/projects/Pages/Adole
scentDevelopment.aspx
Barret, K., Brooks, H., Boitano, S., Barman, S., 2010, ‘The Gonads: Development
dan Function of Reproductive System’ dalam Ganong’s Review of medical
physiology, edisi 23, McGraw-Hill Education, pp. 411-413.
Beckmann, C.R.B., Ling, F.W., Barzansky, B.M., Herbert, W.N.P., Laube, D.W.,
dan Smith, R.P. 2010, ‘Reproductive Cycles’ dalam Obstetrics and
Gynecology sixth edition, Lippincott Williams dan Wilkins, pp.303.
Frenita, S., Muda, S., dan Jemadi. 2013,’ Faktor-Faktor yang Berhubungan
dengan Dismenore pada Siswi SMK Negeri 10 Medan Tahun 2013’, Jurnal
Universitas Sumatera Utara, vol.2, no.5, pp 1-10.
Ghazli, M. V., Sastromihardjo, S., Soedjarwo S. R., Soelaryo, T., dan Pramulyo,
H. 2017, ‘Studi cross-sectional’ dalam Dasar-dasar metodologi penelitian
klinis, edisi ke-5, Sastroasmoro, S. dan Ismael, S., Sagung seto, pp. 130-137.
Grandi, G., Ferrari, S., Xholli, A., Cannoletta, M., Palma, F., Romani, C., Volpe,
A., dan Cagnacci, A. 2012. ‘Prevalence of menstrual pain in young women:
what is young women’, Journal of Pain Research, vol. 5, pp.169-174.
Ozerdogan, N., Sayiner, D., Ayranci, U., Unsal, A. dan Giray, S. 2009.’
Prevalence and predictors of dysmenorrhea among students at a university
in Turkey’, International Journal Gynaecol Obstetrics, 107(1), pp.39-43.
Pejcic, A. dan Jankovic, S., 2016, ‘Risk factors for dysmenorrheal among young
adult female university students’, Ann Ist Super Sanita, vol.52, no.1:98-103.
Rapkin, A. J. dan Gambone, J. C. 2010, ’Pelvic Pain’ dalam Hacker and Moore’s
Essentials of Obstetrics and Gynecology fifth edition, Hacker, N., Gambone,
J.,dan Hobel, C.,Elsevier, pp. 256 – 258.
Sastroasmoro, S., Aminullah, A., Rukman, Y., dan Munasir, Z., 2017, ‘Variabel
dan hubungan antar variabel’ dalam Dasar-dasar metodologi penelitian
klinis, edisi ke-5, Sastroasmoro, S. dan Ismael, S., Sagung seto, pp.315-317.
Sharlini, P., Sukandar, H., dan Fadil., R., 2015, ‘Familial predisposition of
primary dysmenorrheal among senior high school girl students’, Althea
Medical Journal, 2(4) , pp.579-583.
Tavallaee, M., Joffres M.R., dan Corber, S.J.,2011, ‘The prevalence of menstrual
pain and associated risk factors among Iranian women’, J Obstet Gynaecol
Res., 26(1), pp.442-451.
The Asia-Pacific perspective: Redefining obesity and its treatment 2000 , World
Health Organization, diakses 11 April 2018,
http://www.wpro.who.int/nutrition/documents/Redefining_obesity/en/
Unsal, A., Ayranci, U., Tozun, M., Arslan, G., dan Calik, E. 2010, ‘Prevalence of
dysmenorrhea and its effect on quality of life among a group od female
university students’, Upsala Journal of Medical Sciences, 155, pp.138-145.
Wallace, S., Keightley, A., dan Gie, C. 2010, ‘Review dysmenorrhoea’, The
Obstetrician dan Gynaecologist, 12, pp. 149-154.
Wu, D., Wang, X., Chen, D., Niu, T., Ni, J., Liu, X., dan Xu, X. 2000, ‘Metabolic
Gene Polymorphisms and Risk of Dysmenorrhea’, Epidemiology, 11(6),
pp.648-653.
LAMPIRAN A
FK USU 2016
Riwayat Organisasi : 1. Anggota Departemen Minat Bakat PEMA FK
USU periode 2015 - 2017
PERNYATAAN
Dengan ini penulis menyatakan bahwa skripsi ini disusun sebagai syarat
untuk memperoleh Sarjana Kedokteran pada Program Studi Pendidikan Dokter
pada Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara adalah benar merupakan
hasil karya penulis sendiri.
Adapun pengutipan yang penulis lakukan pada bagian tertentu dari hasil
karya orang lain dalam penulisan skripsi ini, telah penulis cantumkan sumbernya
secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika penelitian ilmiah.
Apabila dikemudian hari ternyata ditemukan seluruh atau sebagian skripsi
ini bukan hasil karya penulis sendiri atau adanya plagiat dalam bagian tertentu,
penulis bersedia menerima sanksi pencabutan gelar akademik yang penulis
sandang dan sanksi lainnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
LAMPIRAN C
ETHICAL CLEARANCE
LAMPIRAN D
LAMPIRAN E
Medan, 2018
Peneliti
LAMPIRAN F
(INFORMED CONSENT)
Nama :
Umur :
Alamat :
Telp/HP :
Demikian pernyataan persetujuan ini saya buat dengan penuh kesadaran dan tanpa
paksaan dari pihak manapun.
Medan, 2018
Yang membuat pernyataan,
( )
LAMPIRAN G
LEMBAR KUESIONER
Identitas Diri
Nama :
NIM :
Usia :
No. HP :
Data IMT
Berat badan : kg
Tinggi badan : cm
IMT :
LAMPIRAN H
Usia
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 16 1 .7 .7 .7
17 47 32.0 32.0 32.7
18 88 59.9 59.9 92.5
19 11 7.5 7.5 100.0
Total 147 100.0 100.0
Berat badan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 40-50 kg 57 38.8 38.8 38.8
50-60 kg 69 46.9 46.9 85.7
60-70 kg 15 10.2 10.2 95.9
70-80 kg 4 2.7 2.7 98.6
80-90 kg 2 1.4 1.4 100.0
Total 147 100.0 100.0
Tinggi badan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 140-150 cm 11 7.5 7.5 7.5
150-160 cm 86 58.5 58.5 66.0
160-170 cm 50 34.0 34.0 100.0
Total 147 100.0 100.0
IMT
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid underweight 20 13.6 13.6 13.6
normoweight 88 59.9 59.9 73.5
overweight 39 26.5 26.5 100.0
Total 147 100.0 100.0
Usia menarke
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid < 12 tahun 26 17.7 17.7 17.7
≥ 12 tahun 121 82.3 82.3 100.0
Total 147 100.0 100.0
Lama haid
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Normal 137 93.2 93.2 93.2
tidak normal 10 6.8 6.8 100.0
Total 147 100.0 100.0
Siklus haid
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid < 23 hari 20 13.6 13.6 13.6
23 - 35 hari 125 85.0 85.0 98.6
> 35 hari 2 1.4 1.4 100.0
Total 147 100.0 100.0
Riwayat keluarga
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Ya 56 38.1 38.1 38.1
Tidak 91 61.9 61.9 100.0
Total 147 100.0 100.0
Minum kopi
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Ya 14 9.5 9.5 9.5
Tidak 133 90.5 90.5 100.0
Total 147 100.0 100.0
Merokok
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak 147 100.0 100.0 100.0
Nyeri haid
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Percent
ya 116 78.9 78.9 78.9
Valid tidak 31 21.1 21.1 100.0
Total 147 100.0 100.0
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value Df (2-sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square .066a 1 .798
Continuity
.000 1 1.000
Correctionb
Likelihood Ratio .067 1 .796
Fisher's Exact Test 1.000 .517
N of Valid Cases 147
a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5.48.
b. Computed only for a 2x2 table
Merokok * dismenorea
Crosstab
dismenorea
ya tidak Total
merokok tidak Count 116 31 147
% within merokok 78.9% 21.1% 100.0%
% within dismenorea 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 78.9% 21.1% 100.0%
Total Count 116 31 147
% within merokok 78.9% 21.1% 100.0%
% within dismenorea 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 78.9% 21.1% 100.0%
Chi-Square Tests
Value
Pearson Chi-Square .a
N of Valid Cases 147
a. No statistics are computed because
merokok is a constant.
Lamahaid * dismenorea
Crosstab
dismenorea
ya tidak Total
LamaHaid Normal Count 107 30 137
% within LamaHaid 78.1% 21.9% 100.0%
% within dismenorea 92.2% 96.8% 93.2%
% of Total 72.8% 20.4% 93.2%
tidak normal Count 9 1 10
% within LamaHaid 90.0% 10.0% 100.0%
% within dismenorea 7.8% 3.2% 6.8%
% of Total 6.1% 0.7% 6.8%
Total Count 116 31 147
% within LamaHaid 78.9% 21.1% 100.0%
% within dismenorea 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 78.9% 21.1% 100.0%
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value Df (2-sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square .793a 1 .373
Continuity
.239 1 .625
Correctionb
Likelihood Ratio .928 1 .335
Fisher's Exact Test .689 .335
N of Valid Cases 147
a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2.11.
b. Computed only for a 2x2 table
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df (2-sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square 5.850a 1 .016
Continuity
4.887 1 .027
Correctionb
Likelihood Ratio 6.313 1 .012
Fisher's Exact Test .021 .012
N of Valid Cases 147
a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 11.81.
b. Computed only for a 2x2 table
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df (2-sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square 1.808a 1 .179
Continuity
1.001 1 .317
Correctionb
Likelihood Ratio 2.235 1 .135
Fisher's Exact Test .302 .158
N of Valid Cases 147
a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2.95.
b. Computed only for a 2x2 table
IMT * dismenorea
Crosstab
dismenorea
ya tidak Total
imtgrup Underweight Count 19 1 20
% within imtgrup 95.0% 5.0% 100.0%
% within dismenorea 16.4% 3.2% 13.6%
% of Total 12.9% 0.7% 13.6%
Normoweight Count 70 18 88
% within imtgrup 79.5% 20.5% 100.0%
% within dismenorea 60.3% 58.1% 59.9%
% of Total 47.6% 12.2% 59.9%
Overweight Count 27 12 39
% within imtgrup 69.2% 30.8% 100.0%
% within dismenorea 23.3% 38.7% 26.5%
% of Total 18.4% 8.2% 26.5%
Total Count 116 31 147
% within imtgrup 78.9% 21.1% 100.0%
% within dismenorea 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 78.9% 21.1% 100.0%
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2-
Value Df sided)
Pearson Chi-Square 5.328a 2 .070
Likelihood Ratio 6.193 2 .045
N of Valid Cases 147
a. 1 cells (16.7%) have expected count less than 5. The minimum expected
count is 4.22.
LAMPIRAN I
DATA INDUK
No. A B C D E F G H I J K
1 17 2 3 2 1 2 2 1 1 2 2
2 19 2 2 2 1 2 1 1 2 2 2
3 18 1 2 1 1 1 1 1 2 2 2
4 18 2 2 3 1 2 1 1 1 2 2
5 17 2 2 2 1 2 1 1 1 2 2
6 18 2 3 2 2 2 1 1 2 2 2
7 18 1 3 1 1 2 1 1 2 2 2
8 18 2 1 3 2 2 1 1 2 2 2
9 18 2 3 2 1 2 1 1 1 2 2
10 18 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2
11 19 3 2 3 1 2 1 1 2 2 2
12 18 1 2 1 1 2 1 1 1 2 2
13 18 3 2 3 1 2 1 1 1 2 2
14 18 2 3 2 2 2 1 1 1 2 2
15 18 1 2 1 1 2 1 1 2 2 2
16 18 2 2 3 2 2 1 1 2 2 2
17 18 2 3 2 2 2 1 1 2 2 2
18 18 1 2 2 2 2 1 1 2 2 2
19 17 2 2 2 1 2 1 1 2 2 2
20 18 1 2 2 1 2 1 1 2 2 2
21 18 1 2 1 1 2 1 1 2 2 2
22 18 1 2 1 1 2 1 2 2 2 2
23 18 1 2 2 2 2 1 1 2 2 2
24 18 1 3 1 1 2 1 1 2 2 2
25 18 3 2 3 1 2 1 1 2 2 2
26 17 2 2 2 1 1 1 1 2 2 2
27 17 1 2 1 1 1 1 1 2 2 2
28 18 2 1 3 1 1 1 1 2 2 2
29 18 4 2 3 2 1 1 1 1 2 2
30 18 2 2 2 1 2 1 1 1 2 2
31 18 3 3 3 1 2 1 2 2 2 2
32 18 2 3 2 1 2 1 2 2 2 2
33 17 2 2 2 1 2 1 1 2 2 2
34 17 2 3 2 1 2 1 2 2 2 2
35 19 2 2 3 2 2 1 1 2 1 2
36 19 2 2 2 1 2 1 1 2 2 2
37 17 2 2 2 2 2 1 1 1 2 2
38 18 2 2 3 2 2 1 1 2 2 2
39 18 1 2 2 2 2 1 1 2 2 2
40 17 2 2 2 1 2 1 1 1 2 2
41 18 1 3 1 1 2 1 2 2 2 2
42 17 2 2 2 1 2 1 2 1 2 2
43 17 1 2 1 1 2 1 1 2 2 2
44 17 3 3 3 1 2 2 1 1 2 2
45 17 1 3 1 1 2 1 1 2 2 2
46 18 2 3 2 2 1 1 1 2 2 2
47 18 1 2 1 2 2 1 1 2 2 2
48 18 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2
49 18 2 2 2 1 2 1 1 2 1 2
50 18 2 3 2 1 2 1 1 1 2 2
51 18 1 3 2 1 1 1 1 2 2 2
52 18 2 3 2 1 2 1 1 2 2 2
53 18 1 2 2 1 2 2 1 2 2 2
54 18 1 2 2 2 2 1 1 2 2 2
55 18 5 3 3 1 2 1 1 2 2 2
56 17 3 2 3 1 2 1 2 1 2 2
57 17 1 2 1 1 2 1 2 2 2 2
58 17 2 2 3 2 2 1 1 2 2 2
59 18 1 3 1 1 2 1 1 2 2 2
60 18 1 1 1 1 2 1 1 2 2 2
61 17 1 2 2 1 1 1 2 2 2 2
62 18 2 2 2 1 2 2 2 1 2 2
63 18 1 1 2 1 2 1 1 1 2 2
64 17 3 2 3 1 2 1 1 1 2 2
65 19 4 3 3 1 2 1 1 2 2 2
66 18 3 3 3 1 2 2 1 2 2 2
67 19 5 2 3 1 1 1 1 1 1 2
68 17 3 2 3 2 2 1 1 2 2 2
69 18 1 1 3 1 1 1 1 2 2 2
70 18 1 2 2 1 2 1 1 1 2 2
71 17 1 2 2 1 2 2 2 1 2 2
72 18 3 2 3 2 2 2 1 2 2 2
73 18 3 2 3 2 2 1 1 2 2 2
74 18 1 2 1 1 2 1 1 2 2 2
75 17 2 2 3 2 2 1 1 1 2 2
76 19 2 2 3 1 2 1 1 1 2 2
77 18 2 2 2 1 2 1 2 2 1 2
78 19 2 2 3 1 2 1 1 1 2 2
79 18 1 2 2 1 2 1 1 1 2 2
80 18 1 2 2 1 2 1 1 2 2 2
81 18 1 1 2 1 1 1 2 1 2 2
82 18 2 2 3 1 2 1 1 2 2 2
83 18 2 2 2 2 1 1 1 2 2 2
84 18 4 3 3 1 2 2 1 2 2 2
85 18 2 3 2 1 2 1 1 2 2 2
86 18 2 3 2 1 2 1 1 2 2 2
87 18 3 2 3 1 1 1 1 1 2 2
88 18 1 2 2 1 2 1 1 2 2 2
89 18 2 3 2 1 2 1 1 1 2 2
90 18 1 2 2 2 2 1 1 2 2 2
91 18 1 2 2 1 2 1 1 2 2 2
92 18 3 3 3 1 2 1 1 2 2 2
93 18 1 1 2 1 1 1 1 2 1 2
94 17 2 2 3 1 2 2 1 2 1 2
95 17 1 2 2 1 2 1 1 2 1 2
96 18 2 2 3 2 2 1 2 2 2 2
97 18 1 2 2 1 2 1 1 2 2 2
98 18 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2
99 17 2 3 2 1 2 1 1 2 2 2
100 18 2 3 2 1 2 1 1 1 2 2
101 17 3 3 3 1 2 2 1 1 2 2
102 18 1 1 2 2 2 1 1 2 2 2
103 19 2 2 2 1 2 1 1 2 2 2
104 18 2 3 2 2 2 1 1 2 2 2
105 17 2 2 2 1 2 1 1 1 2 2
106 17 2 3 2 1 2 1 1 1 2 2
107 18 1 2 2 1 2 1 1 2 2 2
108 16 1 2 2 1 2 1 1 2 2 2
109 18 1 3 1 1 1 1 1 1 2 2
110 18 2 3 2 1 2 1 1 1 2 2
111 18 1 2 1 1 2 1 1 1 2 2
112 17 2 3 3 1 2 1 1 1 2 2
113 19 4 2 3 2 1 1 1 1 2 2
114 18 1 3 2 1 2 1 2 1 2 2
115 17 1 2 2 1 1 1 1 2 2 2
116 18 1 1 2 2 2 1 1 2 2 2
117 17 2 3 2 1 2 1 1 2 2 2
118 17 2 2 3 1 2 1 1 2 1 2
119 18 3 3 3 1 2 1 1 1 2 2
120 17 2 3 2 1 2 1 1 2 2 2
121 17 1 2 2 1 2 1 1 2 2 2
122 18 2 2 2 1 2 1 1 1 1 2
123 17 1 3 1 1 2 1 1 2 1 2
124 17 2 2 2 1 2 1 1 1 2 2
125 18 1 3 1 1 2 1 1 1 2 2
126 17 2 3 2 1 2 1 1 2 2 2
127 17 2 3 2 1 2 1 2 1 1 2
128 17 1 3 2 1 2 1 2 1 2 2
129 17 1 2 2 1 2 1 1 2 2 2
130 17 1 3 2 1 1 1 1 1 2 2
131 18 2 3 2 1 1 1 2 1 2 2
132 18 2 2 2 1 2 1 1 1 1 2
133 18 2 3 2 1 1 1 1 1 2 2
134 18 2 3 2 1 1 1 2 1 1 2
135 17 2 1 3 1 2 1 1 1 2 2
136 17 1 2 2 1 2 1 1 1 2 2
137 17 1 2 2 1 1 1 1 1 2 2
138 18 1 1 2 1 1 1 1 1 2 2
139 18 2 3 2 1 2 1 1 1 2 2
140 18 2 2 3 1 2 1 1 1 2 2
141 17 2 2 2 1 1 1 1 2 2 2
142 19 1 2 2 1 1 1 1 2 2 2
143 18 1 2 2 1 2 1 1 2 2 2
144 18 2 3 2 1 2 1 1 2 1 2
145 17 2 2 2 2 1 1 1 1 2 2
146 17 2 3 2 1 2 1 1 2 2 2
147 17 1 2 2 1 2 1 1 2 2 2