Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bahasa memiliki peranan penting dalam kehidupan karena selain digunakan
sebagai alat komunikasi secara langsung, bahasa juga dapat digunakan sebagai alat
komunikasi secara tulisan, di zaman era globalisasi dan pembangunan reformasi
demokrasi ini, masyarakat dituntut secara aktif untuk dapat mengawasi dan
memahami infrormasi di segala aspek kehidupan sosial secara baik dan benar,
sebagai bahan pendukung kelengkapan tersebut, bahasa berfungsi sebagai media
penyampaian informasi secara baik dan tepat, dengan penyampaian berita atau materi
secara tertulis,diharapkan masyarakat dapat menggunakan media tersebut secara baik
Dan benar.
Dalam memadukan satu kesepakatan dalam etika berbahasa, disinilah peran
aturan baku tersebut di gunakan dalam hal ini kita selaku warga Negara yang baik
hendaknya selalu memperhatikan rambu-rambu ketata bahasaan Indonesia yang baik
dan benar. Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) adalah sub materi dalam ketata
bahasaan Indonesia, yang memilik peran yang cukup besar dalam mengatur etika
berbahasa secara tertulis sehingga diharapkan informasi tersebut dapat di sampaikan
dan di fahami secara komprehensif dan terarah. Dalam prakteknya diharapkan aturan
tersebut dapat digunakan dalam keseharian Masyarakat sehingga proses penggunaan
tata bahasa Indonesia dapat digunakan secara baik dan benar.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana pengertian dari Ejaan ?
2. Bagaimana Fungsi dari Ejaan ?
3. Bagaimana sejarah perkembangan Ejaan ?
4. Apa saja ruang lingkup Ejaan ?

1
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk memahami pengertian dari Ejaan.
2. Untuk memahami Fungsi dari Ejaan.
3. Untuk memahami sejarah perkembangan Ejaan.
4. Untuk mengetahui ruang lingkup Ejaan.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Ejaan


Kata “ejaan” berasal bari bahasa arab hija’ menjadi eja yang mendapat
akhiran –an. Hakikat bahasa adalah bahasa lisan. Bahasa tulis merupaka turunan dari
bahasa lisan. Perbedaan antara ragam tulis dan lisan adalah bahsa lisan terutama yang
tidak baku, sangat simpel. Setelah Islam datang, di Nusantara digunakan huruf arab
untuk menulis bahasa melayu. Pada 1901 pertama kali penggunaan huruf latin untuk
bahasa melayu. Ejaan ini dikenal dengan ejaan Van Ophuijsen.Menurut KBBI (2005:
285) ejaan adalah kaidah-kaidah cara menggambarkan bunyi-bunyi (kata, kalimat,
dsb) dalam bentuk tulisan (huruf-huruf) serta penggunaan tanda baca.
Ejaan adalah seperangkat aturan tentang cara menuliskan bahasa dengan
menggunakan huruf, kata, dan tanda baca sebagai sarananya. Batasan tersebut
menunjukan pengertian kata ejaan berbeda dengan kata mengeja.Mengeja adalah
kegiatan melafalkan huruf, suku kata, atau kata; sedangkan ejaan adalah suatu sistem
aturan yang jauh lebih luas dari sekedar masalah pelafalan. Ejaan mengatur
keseluruhan cara menuliskan bahasa.
Ejaan merupakan kaidah yang harus dipatuhi oleh pemakai bahasa demi
keteraturan dan keseragaman bentuk, terutama dalam bahasa tulis. Keteraturan bentuk
akan berimplikasi pada ketepatan dan kejelasan makna. Ibarat sedang mengemudi
kendaraan, ejaan adalah rambu lalu lintas yang harus dipatuhi oleh setiap
pengemudi.Jika para pengemudi mematuhi rambu-rambu yang ada, terciptalah lalu
lintas yang tertib dan teratur.Seperti itulah kira-kira bentuk hubungan antara pemakai
bahasa dengan ejaan.
Ejaan yang berlaku sekarang dinamakan Ejaan yang disempurnakan
(EYD).EYD mulai diberlakukan pada tanggal 16 Agustus 1972. Ejaan dalam sejarah
bahasa Indonesia ini memang merupakan upaya penyempurnaan ejaan sebelumnya

3
yang sudah dipakai selama dua puluh lima tahun yang dikenal dengan Ejaan Republik
atau Ejaan Soewandi (Menteri PP dan K Republik Indonesia pada saat Ejaan itu
diresmikan pada tahun 1947).
EYD (Ejaan yang Disempurnakan) merupakan tata bahasa dalam Bahasa
Indonesia yang mengatur penggunaan bahasa Indonesia dalam tulisan, mulai dari
pemakaian dan penulisan huruf capital dan huruf miring, serta penulisan unsur
serapan. EYD disini diartikan sebagai tata bahasa yang disempurnakan.Dalam
penulisan karya ilmiah perlu adanya aturan tata bahasa yang menyempurnakan
sebuah karya tulis.Karena dalam sebuah karya tulis memerlukan tingkat
kesempurnaan yang mendetail. Singkatnya EYD digunakan untuk membuat tulisan
dengan cara yang baik dan benar.

2.2 Fungsi Ejaan


Dalam kaitannya dengan pembakuan bahasa, baik yang menyangkut
pembakuan tata bahasa maupun kosakata dan peristilahan, ejaan mempunyai fungsi
yang sangat penting. Fungsi tersebut antara lain sebagai berikut :
a. Sebagai landasan pembakuan tata bahasa
b. Sebagai landasan pembakuan kosakata dan peristilahan, serta
c. Alat penyaring masuknya unsur-unsur bahasa lain ke dalam bahasa
Indonesia.
Di samping ketiga fungsi yang telah disebutkan diatas, ejaan sebenarnya juga
mempunyai fungsi yang lain. Secara praktis, ejaan berfungsi untuk membantu
pemahaman pembaca di dalam mencerna informasi yang disampaikan secara tertulis.

4
2.3 Sejarah Perkembangan Ejaan
Kedudukan bahasa Indonesia yaitu sebagai bahasa Nasionalseperti dalam
ikrar sumpah pemuda sebagai alat pemersatu bangsa dalam suku yang berbeda-beda,
dan bahasa negara yang tercantum dalam UUD ’45 terutama sebagai bahasa
pengantar di dunia pendidikan.
Namun seiring berjalannya waktu dan berkembangnya zaman, begitupun
bahasa yang terus mengalami perubahan dan perkembangan ragam dan variasi bahasa
karena fungsi, kedudukan, serta lingkungan yang berbeda-beda.Mulanya bahasa
Indonesia ditulis dengan tulisan latin-romawi mengikuti ejaan Belanda.Hingga pada
1972 Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) dicanangkan.
Bahasa Indonesia yang awalnya berakar dari bahasa Melayu sudah memiliki
aksara sejak beratus tahun yang lalu, yaitu aksara Arab Melayu.Di Nusantara ini,
bukan saja aksara Arab Melayu yang kita kenal. Kita juga mengenal aksara Jawa,
aksara Sunda, aksara Bugis, aksara Bali, aksara Lampung, aksara Kerinci, aksara
Rejang, dan aksara Batak. Aksara itu masing-masing memiliki nama, seperti aksara
Kaganga dan aksara Rencong (incung).

2.4 Ejaan yang diresmikan


A. Ejaan Van Ophuijsen
Aksara Arab Melayu dipakai secara umum di daerah Melayu dan daerah-
daerah yang telah menggunakan bahasa Melayu. Akan tetapi, karena terjadi kontak
budaya dengan dunia Barat, sebagai akibat dari kedatangan orang Barat dalam
menjajah di Tanah Melayu itu, di sekolah-sekolah Melayu telah digunakan aksara
latin secara tidak terpimpin. Oeh sebab itu, pada tahun 1900, menurut C.A. Mees
(1956:30), Van Ophuijsen, seorang ahli bahasa dari Belanda mendapat perintah untuk
merancang suatu ejaan yang dapai dipakai dalam bahasa Melayu, terutama untuk
kepentingan pengajaran. Jika penyususnan ejaan itu tidak cepat-cepat dilakukan,
dikhawatirkan bahwa sekolah-sekolah tersebut akan menyusun dengan cara yang
tidak terpimpin sehingga akan muncul kekacauan dalam ejaan tersebut.

5
Dalam menyusun ejaan tersebut, Van Ophuijsen dibantu oleh dua orang pakar bahasa
dari Melayu, yaitu Engkoe Nawawi Soetan Ma’moer dan Moehammad Thaib Soetan
Ibrahim. Dengan menggabungkan dasar-dasar ejaan Latin dan Ejaan Belanda, Van
Ophuijsen dan teman-teman berhasil membuat ejaan bahasa Melayu, yang ejaan
tersebut lazim disebut sebagai “Ejaan Van Ophuijsen”. Ejaan tersebut diresmikan
pemakaiannya pada tahun 1901.Ejaan van Ophuijsen dipakai selama 46 tahun, lebih
lama dari Ejaan Republik, dan baru diganti setelah dua tahun Indonesia merdeka.
Beberapa hal yang cukup menonjol dalam Ejaan Van Ophuysen antara lain sebagai
berikut :
a. Huruf y ditulis dengan j
Misalnya :
Sayang : Sajang
Saya : Saja
Huruf u ditulis dengan oe
Misalnya :
Umum : Oemoem
Sempurna : Sempoerna
b. Huruf k pada akhir kata atau suku kata ditulis dengan tanda koma diatas
Misalnya :
Rakyat : Ra’yat
Bapak : Bapa’
Huruf j ditulis dengan dj
Misalnya :
Jakarta : Djakarta
Raja : Radja
Huruf c ditulis dengan tj
Misalnya :
Pacar : Patjar
Cara : Tjara

6
c. Gabungan konsonan kh ditulis dengan ch
Misalnya :
Khawatir : Chawatir
Akhir : Achir
B. Ejaan Republik (Ejaan Soewandi)
Beberapa tahun sebelum Indonesia merdeka yakni pada masa pendudukan
Jepang, pemerintah sudah mulai memikirkan keadaan ejaan kita yang sangat tidak
mampu mengikuti perkembangan ejaan internasional. Oleh sebab itu, Pemerintah
melalui Menteri Pendidikan dan Kebudayaan melakukan pengubahan ejaan untuk
menyempurnakan ejaan yang dirasakan sudah tidak sesuai lagi dengan kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Oleh sebab itu, pada tahun 1947 muncullah sebuah ejaan
yang baru sebagai pengganti ejaan Van Ophuijsen. Ejaan tersebut diresmikan oleh
Menteri Pendidikan Pengajaran dan Kebudayaan Republik Indonesia, Dr. Soewandi,
pada tanggal 19 Maret 1947 yang disebut sebagai Ejaan Republik. Karena Menteri
Pendidikan Pengajaran dan Kebudayaan adalah Dr. Soewandi, ejaan yang diresmikan
itu disebut juga sebagai Ejaan Soewandi. Hal-hal yang menonjol dalam Ejaan
Soewandi atau Ejaan Republik itu adalah sebagai berikut :
a. Huruf /oe/ diganti dengan /u/, seperti dalam kata berikut:
goeroe menjdi guru
itoe menjadi itu
oemoer menjdi umur
b. Bunyi hamzah dan bunyi sentak ditulis dengan /k/, seperti dalam kata
berikut :
Pa’ menjadi Pak
ma’lum menjadi maklum
ra’yat menjadi rakyat

7
c. Angka dua boleh dipakai untuk menyatakan pengulangan, seperti kata
berikut:
anak-anak menjadi anak2
berlari-larian menjadi ber-lari-2an
berjalan-jalan menjadi ber-jalan2
d. Awalan di- dan kata depan di kedua-duanya ditulis serangkai dengan kata
yang mengikutinya, seperti berikut :
Diluar (kata depan), dikebun (kata depan), ditulis (awalan), diantara (kata
depan), disimpan (awalan), dipimpin (awalan), dimuka (kata depan), ditimpa
(awalan), disini (kata depan).
e. Tanda trema tidak dipakai lagi sehingga tidak ada perbedaan antar suku
kata dipotong, seperti kata berikut:
Didjoempaϊ menjadi didjumpai
Dihargaϊ menjadi dihargai
Moelaϊ menjadi mulai
f. Tanda aksen pada huruf e tidak dipakai lagi, seperti pada kata berikut
ekor menjadi ekor
heran mejadi heran
merah menjadi merah
berbeda menjadi berbeda
g. Di hadapan tj dan dj, bunyi sengau ny dituliskan sebagai n untuk
mengindahkan cara tulis
Menjtjuri menjdi mentjuri
Menjdjual menjadi mendjual
h. Ketika memotong kata-kata di ujung baris, awalan dan akhiran dianggap
sebagai suku-suku kata yang terpisah
be-rangkat menjadi ber-angkat
atu-ran menjadi atur-an

8
C. Ejaan Yang Disempurnakan
Pada tanggal 16 Agustus 1972, Presiden Republik Indonesia (Bapak Soeharto)
meresmikan pemakaian Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan yang lazim
disingkat dengan EYD. Peresmian ejaan tersebut berdasarkan Keputusan Presiden
Nomor 57 Tahun 1972. Dengan dasar itu, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
menyebarkan buku kecil yang berjudul Pedoman Ejaan Bahasa Indonesia yang
Disempurnakan yang memuat berbagai patokan pemakaian ejaan yang baru. Buku
yang beredar yang memuat kaidah-kaidah ejaan tersebut direvisi dan dilengkapi oleh
suatu badan yang berada di bawah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, yang
diketuai oleh Prof. Dr. Amran Halim dengan dasar surat keputusan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan tanggal 12 Oktober 1972, Nomor 156/P/1972. Hasil
kerja komisi tersebut adalah berupa sebuah buku yang berjudul Pedoman Umum
Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan yang diberlakukan dengan surat
keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 0196/1975. Bersama buku
tersebut, lahir pula sebuah buku yang berfungsi sebagai pendukung buku yang
pertama, yaitu buku Pedoman Umum Pembentukan Istilah.Badan itu bernama Pusat
Pembinaan dan Pengembangan Bahasa yang sekarang bernama Pusat Bahasa.
Beberapa hal yang perlu dikemukakan sehubungan dengan Ejaan Bahasa Indonesia
yang disempurnakan itu adalah sebagai berikut :
Ø Huruf yang berubah fungsi adalah sebagai berikut
a. /dj/ djalan menjadi /j/ jalan
b. /j/ pajung menjadi /y/ paying
c. /nj/ njanji menjadi /ny/ nyanyi
d. /sj/ isjarat menjadi /sy/ isyarat
e. /tj/ tjukup menjadi /c/ cukup
f. /ch/ achir menjdi /kh/ akhir

9
Ø Peresmian penggunaan huruh berikut yang sebelumnya belum resmi
adalah:
a. pemakaian huruf /f/ dalam kata maaf, fakir
b. pemakaian huruf /v/ dalam kata universitas, valuta
c. pemakaian huruf /z/ dalam kata lezat, zeni
Ø Huruf yang hanya dipakai dalam ilmu eksakta, adalah sebagai berikut:
a. pemakaian huruf /q/ dalam rumus a:b = p:q
b. pemakaian huruf /x/ dalam istilah Sinar-X
Ø Penulisan di- sebagai awalan dan penulisan di sebagai kata depan
dilakukan seperti berikut :
a. penulisan awalan di- diserangkaiakan dengan kata yang mengikutinya,
seperti dimakan, dijumpai
b. penulisan kata depan di dipisahkan dengan kata yang mengikutinya,
seperti di muka, di pojok, di antara.
Dalam Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan itu terdapat pembicaraan
yang lengkap, yaitu:
1. pembicaraan tentang nama dan penulisan huruf
2. pembicaraan tentang pemakaian huruf
3. pembicaraan tentang penulisan kata
4. pembicaraan tentang penulisan unsur serapan
5. pembicaraan tentang pemakaian tanda baca.
Dengan lahirnya Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan itu kini
kita dapat merasakan bahwa ejaan bahasa kita sudah tidak perlu diubah
lagi.Jika ada hal-hal yang perlu dimasukkan ke dalam ejaan yang selama ini
tidak diatur dalam ejaan tersebut, cukup ejaan itu direvisi dalam edisi
berikutnya.

10
2.5 Ejaan yang tidak diresmikan
1. Ejaan Melindo
Pada akhir tahun 1950-an para penulis mulai pula merasakan kelemahan yang
terdapat pada Ejaan Republik itu. Ada kata-kata yang sangat mengganggu penulisan
karena ada satu bunyi bahas yang dilambangkan dengan dua huruf, seperti dj, tj, sj,
ng, dan ch. Para pakar bahasa menginginkan satu lamabang untuk satu bunyi.Gagasan
tersebut dibawa ke dalam pertemuan dua Negara, yaitu Indonensia dan Malaysia.
Dari pertemuan itu, pada akhir tahun 1959 Sidang Perutusan Indonensia dan Melayu
(Slametmulyana dan Syeh Nasir bin Ismail, masing-masing berperanan sebagi ketua
perutusan) menghasilkan konsep ejaan bersama yang kemudian dikenal dengan nama
Ejaan Melindo (Melayu-Indonesia).
Konsep bersama itu memperlihatkan bahwa satu bunyi bahasa dilambangkan
dengan satu huruf. Salah satu lambing itu adalah huruf j sebagai pengganti dj, huruf c
sebagai pengganti huruf tj, huruf η sebagai pengganti ng, dan huruf ή sebagai
pengganti nj. Sebagai contoh :
sejajar sebagai pengganti sedjadjar
mencuci sebagai pengganti mentjutji
meηaηa sebagai pengganti dari menganga
berήaήi sebagai pengganti berjanji
Ejaan Melindo tidak pernah diresmikan. Di samping terdapat beberapa
kesukaran teknis untuk menuliskan beberapa huruf, politik yang terjadi pada kedua
negara antara Indonesia-Malaysia tidak memungkinkan untuk meresmikan ejaan
tersebut. Perencanaan pertama yang dilakukan dalam ejaan Melindo, yaitu
penyamaan lambang ujaran antara kedua negara, tidak dapat diwujudkan.Perencanaan
kedua, yaitu pelambangan setiap bunyi ujaran untuk satu lambang, juga tidak dapat
dilaksanakan.Berbagai gagasan tersebut dapat dituangkan dalam Ejaan bahasa
Indonensia yang disempurnakan yang berlaku saat ini.

11
2.6 Ruang lingkup Ejaan dalam Bahasa Indonesia
Secara garis besar, ruang lingkup ejaan terdiri dari hal-hal berikut:
A. Pemakaian Huruf
Nama huruf bahasa Indonesia seperti yang kita kenal dengan huruf abjad dan
ada juga penggabungan untuk melambangkan diftong seperti: Au(harimau), atau
penggabungan khusus, seperti: ng(lambang). Ejaan Indonesia menggunakan ejaan
fonemis dimana hanya ada satu bunyi utuk satu lambang, lain dengan bahasa Inggris
yang satu lambang memiliki beberapa bunyi.
Karena bahasa Indonesia menggunakan satu sistem ejaan, pada dasarnya lafal
singkatan dan kata mengikuti bunyi nama huruf secara konsisten, seperti:
bus(dibaca:bus).Yang harus diperhatikan dalam persukuan (pemenggalan kata),
(1)menggunakan tanda hubung, (2)tidak memenggal kata dengan garis bawah,
(3)hindari penggalan satu huruf. Begitupun dengan nama orang, hanya dibenarkan
dengan memisahkan nama pertama dan nama kedua.Penulisan nama diri ditulis sesuai
dengan ejaan yang berlaku.

B. Penulisan Huruf
-Huruf terdiri dari: huruf kecil, huruf kapital, dan huruf miring.
-Huruf kapital digunakan sebagai:
-huruf pertama awal kalimat
-huruf pertama petikan langsung
-huruf pertama dalam ungkapan yang berhubungan dengan hal-hal keagamaan
-huruf pertama gelar kehormatan atau keturunan yang diikuti nama orang
-huruf pertama nama jabatan atau pangkat yang diikuti nama orang.
-huruf pertama nama orang
-huruf pertama hubungan kekerabatan seperti: bapak, ibu, saudara yang dipakai
sebagai kata ganti.

12
Huruf miring digunakan untuk:
`-menulis nama buku, majalah yang dikutip dari karangan
-menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, atau kelompok kata
-menuliskan nama ilmiyah atau ungkapan asing.

C. Penulisan Kata
Penulisan kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan
Penulisan kata turunan:
-imbuhan ditulis serangkai dengan kata dasar
-kalau gabungan kata, awalan atau akhiran ditulis serangkai dengan kata yang
langsung mengikutinya.
-kalau gabungan kata, awalan dan akhiran ditulis serangkai dengan kata tersebut
-kalau salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai dalam unsur kombinasi:
a. Jika bentuk terikat diikuti kata berhuruf awal kapital, maka antara keduanya
diberi tanda hubung.
b. Jika jika kata maha diikuti kata esa dan selainkata dasar sebagai unsure
gabungan, maka ditulis terpisah.
c.Bentuk kata ulang ditulis secara lengkap dengan menggunakan kata hubung.
Penulisan gabungan kata:
-kata majemuk, istilah khusus, bagian-bagiannya ditulis terpisah.
-istilah khusus yang mungkin akan menimbulkan salah baca diberi tanda
hubung.
-kata yang dianggap sudah satu ditulis serangkai.
Penulisan kata ganti ku, mu, kau, dan nya ditulis serangkai dengan kata yang
mendahuluinya.

13
Kata depan di, ke, dan dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.
Kata si dan sang ditulis terpisah dengan kata yang mengikutinya.
Penulisan partikel:
-partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya.
-partikel per yang berarti mulai, demi, dan tiap ditulis terpisah.
Penulisan singkatan dan Akronim:
-singkatan nama orang, nama gelar, sapaan, jabatan, atau pangkat diikuti
dengan tanda titik.
-singkatan nama resmi lembaga dan nama dokumen resmi , huruf awal ditulis
dengan huruf kapital dan tidak diikuti dengan tanda titik, misalnya: BPK, PT,
KTP, SLTP.
-singkatan umum yang terdiri atas tiga huruf atau lebih diikuti satu titik,
misalnya:dkk.
-singkatan lambang kimia, singkatan satuan ukuran, dan mata uang tidak
diikuti tanda titik.
- akronim nama diri yang berupa gabungan huruf awal dari deret kata ditulis
seluruhnya dengan hruruf kapital.
-akronim yang berupa gabungan kata atau huruf dari deret kata ditulis dengan
huruf awal huruf kapital, misalnya: Angkatan Bersenjata RI (Akabri).
-akronim yang bukan nama diri berupa gabungan kata atau huruf dan suku
kata dari deret kata seluruhnya ditulis dengan huruf kecil.
Penulisan angka lambang bilangan:
-Angka dipakai untuk menyatakan lambang bilangan atau nomor.
-angka digunakan untuk menyatakan : panjang, berat, dan isi, satuan waktu,
mata uang, nomor jalan.
-penulisan lambang bilangan, misalnya: 3/8(tiga perdelapan)
-penulisan kata bilangan tingkat
-penulisan kata bilangan yang mendapat akhiran –an ditulis dengan angka atau
dengan ejaan.

14
-Angka yang menunjukkan bilangan bulat yang besar dapat dieja sebagian
supaya mudah dibaca, kecuali dalam dokumen resmi.
-bilangan tidak perlu ditulis angka dan huruf sekaligus kecuali pada dokumen
resmi.
-bilangan yang dilambangkan dengan kata dan huruf, penulisannya harus
tepat.

D. Penulisan Unsur Serapan


Bahsa arab sebenarnya sudah banyak yang diserap ke dalam bahasa Indonesia dan
relatif konsisten. Untuk menyerap bahasa arab, kita harus memperhatikan:
-unsur mad (panjang) ditiadakan.
-konsonan yang tidak ada dalam bahasa indonesia sebaiknya diadaptasi dengan
fonem yang berdekatan dengan fonem bahasa indonesia baik lafal maupun
ejaannya, seperti: rizq(rezeki).Jika tidak, maka tulislah sesuai lafal sebenarnya
dengan huruf miring.

E. Pemakaian Tanda Baca


Orang sering mengabaikan tanda baca yang sebenarnya sangat membantu
orang dalam memahami bacaan.
1. Tanda titik (.)
2. Tanda koma (,)
3. Tanda titik koma (; )
4. Tanda titik dua (: )
5. Tanda hubung (-)
6. Tanda tanya (?)
7. Tanda seru (!)
8. Tanda kurung ((…))
9. Tanda garis miring ( / )
10. Tanda petik ganda ("“…” ")

15
11. Tanda pisah (--)
12. Tanda elipsis (...…)
13. Tanda kurung siku ([ ])
14. Tanda petik tunggal ( ' '‘…)
15. Tanda penyingkat ( ‘' )
Berikut produk yang disajikan untuk melengkapi pemahaman tentang Ejaan :
Bandingkanlah kedua paragraf berikut ini
Kejahatan merupakan suatu peristiwa penyelewengan terhadap norma norma
atau perilaku teratur yang menyebabkan terganggunya ketertiban dan ketentraman
kehidupan manusia perilaku yang dikualifikasikan sebagai kejahatan biasanya
dilakukan oleh sebagian besar warga masyarakat atau penguasa yang menjadi wakil
wakil masyarakat seharusnya ada sesuatu keserasian pendapat antara kedua unsur
tersebut walaupun tidak mustahil terjadi perbedaan perbedaan perbedaan tersebut
mungkin timbul kareana kedua unsure tadi tidak sepakat mengenai kepentingan
kepentingan pokok yang harus dilindungi.Dapatkah anda memahami tulisan tersebut
diatas?Mungkin dapat tetapi agak sulit.Cobalah membaca kembali tulisan dibawah
ini!
Kejahatan merupakan suatu peristiwa penyelewengan terhadap norma-norma
atau perilaku teratur yang menyebabkan terganggunya ketertiban dan ketentraman
kehidupan manusia. Perilaku yang dikualifikasikan sebagai kejahatan biasanya
dilakukan oleh sebagian besar warga masyarakat atau penguasa yang menjadi wakil-
wakil masyarakat. Seharusnya ada sesuatu keserasian pendapat antara kedua unsur
tersebut walaupun tidak mustahil terjadi perbedaan. Perbedaan-perbedaan tersebut
mungkin timbul kareana kedua unsur tadi tidak sepakat mengenai kepentingan-
kepentingan pokok yang harus dilindungi.
Kita dapat melihat bahwa tulisan yang sudah diberi tanda baca serta diperbaiki
ejaannya jauh lebih mudah dan juga lebih cepat untuk dipahami.Itulah mengapa,
kemampuan dalam menerapkan ejaan dan tanda baca sangat dituntut dalam tulis
menulis.

16
Contoh EJAAN YANG DISEMPURNAKAN
BUNUH DIRI DIKALANGAN REMAJA

Dari waktu ke waktu jumlah kasus bunuh diri terus bertambah. Tidak hanya
dikalangan orang dewasa tetapi juga terjadi pada remaja bahkan anak-
anak.Sebenarnya tidak seorangpun yang menginginkan seperti ini tetapi keinginan
manusia sering kali diarahkan oleh banyak faktor yang terjadi diluar kendali kita
sendiri sampai akhirnya seseorang tiba pada keyakinan bahwa bunuh diri justru
adalah jalan terbaik untuk menyelesaikan masalahnya.Bagaimana hal itu bisa
terjadi?Dan bagaimana menghindarinya.
Dalam paragraf di atas ada beberapa kesalahan penerapan EYD, yaitu
penulisan kata dikalangan, seorangpun, dan diluar seharusnya dipisahkan, penulisan
kata sering kali seharusnya digabungkan, dan sebelum kata tetapi seharusnya diberi
tanda baca koma.

17
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Ejaan adalah seperangkat aturan tentang cara menuliskan bahasa dengan


menggunakan huruf, kata, dan tanda baca sebagai sarananya. EYD (Ejaan yang
Disempurnakan) merupakan tata bahasa dalam Bahasa Indonesia yang mengatur
penggunaan bahasa Indonesia dalam tulisan, mulai dari pemakaian dan penulisan
huruf capital dan huruf miring, serta penulisan unsur serapan.

Fungsi Ejaan dalam Bahasa Indonesia

a. Sebagai landasan pembakuan tata bahasa

b. Sebagai landasan pembakuan kosakata dan peristilahan, serta

c. Alat penyaring masuknya unsur-unsur bahasa lain ke dalam bahasa Indonesia


Perkembangan ejaan di Indonesia telah mengalami beberapa pergantian, mulai dari
ejaan Van Ophuijsen, ejaan Soewandi (republik), dan ejaan yang disempurnakan.
Bahkan terdapat ejaan yang dirundingkan bersama antara Indonesia dan Malaysia,
yakni ejaan Melindo.Namun, karena faktor-faktor tertentu ejaan tersebut tidak dapat
diresmikan.
Secara garis besar, ruang lingkup ejaan terdiri dari

a. Pemakaian Huruf
b. Penulisan Huruf
c. Penulisan Kata
d. Penulisan Unsur Serapan
e. Pemakaian Tanda Baca

18
3.2 Saran

Sudah menjadi kewajiban kita sebagai kaum pelajar untuk selalu mengingatkan
kepada masyarakat guna dapat menggunakan kaidah tata bahasa Indonesia yang baik
dan benar.Karena bagaimanapun bahasa memiliki peran penting dalam proses
pembangunan karakter masyarakat dalam bangsa ini.Dengan mempelajari ejaan yang
disempurnakan maka proses pembelajaran, pemahaman, dan penulisan bahasa
Indonesia akan menjadi lebih mudah. Untuk itu pelajarilah ejaan yang disempurnakan
dengan sungguh agar dapat dimengerti.

19
DAFTAR PUSTAKA

Finoza, Lamuddin. 2008. Komposisi Bahasa Indonesia Untuk Mahasiswa Non


Jurusan. Cetakan ke-16, revisi (3).Jakarta : Diksi Insan Mulia
http://www.ikhsanudin.co.cc/2009/05/sejarah-perkembangan-bahasa-indonesia
http://ibnuhasansibuan.wordpress.com/2011/03/06sejarah-perkembangan-bahasa-
indonesia
Waridah, Ernawati. 2008. EYD & Seputar Kebahasa-Indonesiaan. Jakarta.
:KawanPustaka
Hs, Widiono. 2005. Bahasa Indonesia (Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian Di
Peruruan Tinggi). Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana.
http://id.wikipedia.org/wiki/Ejaan_Yang_Disempurnakan
Depdikbud. 2008. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan.
Jakarta: Hi-Fest Publishing.
Tim Pusat Bahasa. 2005. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang
Disempurnakan. Jakarta: Balai Pustaka.

20

Anda mungkin juga menyukai