net/publication/330617384
CITATIONS READS
2 1,664
1 author:
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
Kesiapan Pemerintah Dalam Implementasi Undang Undang No 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak View project
All content following this page was uploaded by Hari Harjanto Setiawan on 25 January 2019.
Abstrak
Pemerintahan desa/kelurahan mempunyai peran strategis dalam penanggulangan kemiskinan. Kajian melalui studi
pustaka, tulisan ini mengungkapkan penanggulangan kemiskinan melalui Pusat Kesejahteraan Sosial (Puskesos).
Secara khusus kajian ini bertujuan untuk memberikan informasi tentang: kemiskinan dalam perspektif pekerjaan
sosial, situasi kemiskinan di Indonesia, upaya yang telah dilakukan pemerintah dalam menanggulangi kemiskinan,
penanggulangan kemiskinan melalui Puskesos. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2011 tentang
Penanganan Fakir Miskin pada ketentuan umum, definisi Fakir Miskin adalah orang yang sama sekali tidak mempunyai
sumber mata pencaharian dan/atau mempunyai sumber mata pencaharian tetapi tidak mempunyai kemampuan
memenuhi kebutuhan dasar yang layak bagi kehidupan dirinya dan/atau keluarganya. Penanganan fakir miskin adalah
upaya yang terarah, terpadu, dan berkelanjutan yang dilakukan Pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau masyarakat
dalam bentuk kebijakan, program dan kegiatan pemberdayaan, pendampingan, serta fasilitasi untuk memenuhi
kebutuhan dasar setiap warga negara. Salah satu bentuk dari mengoptimalkan partisipasi masyarakat dan menjamin
tercapainya penggunaan sumber daya secara efisien, efektif, berkeadilan dan berkelanjutan dengan turut sertanya
peran masyarakat dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial melalui Pusat Kesejahteraan Sosial (Puskesos) di desa/
kelurahan. Puskesos berkedudukan sebagai lini terdepan yang bergerak di bidang pelayanan sosial secara langsung,
yaitu aksesbilitas layanan sosial, pelayanan sosial untuk rujukan, pelayanan sosial untuk advokasi, serta penyedia data
dan informasi.
Kata Kunci: kesejahteraan, kemiskinan, pusat kesejahteraan sosial.
Abstract
Village administration has a strategic role in poverty alleviation. Through literature study, this paper will reveal
poverty alleviation through the Social Welfare Center (SWC). In particular, this study aims to provide information
on: poverty in social work perspective, the situation of poverty in Indonesia, the efforts that have been made by the
government in tackling poverty and poverty alleviation through Puskesos. Based on the Republic of Indonesia Law
number 13 of 2011 on the Handling of the Poor in general terms, the definition of the Poor is a person who has no
source of livelihood and / or has a source of livelihood, but does not have the ability to meet basic needs that are
appropriate for his life and / or his family. The handling of the poor is directed, integrated and sustainable efforts
done by the Government, local government and / or the community in the forms of policies, programs and activities
of empowerment, guidance and facilitation to meet the basic needs of every citizen. One of the forms of optimizing the
participation of communities and ensuring the efficient, effective, equitable and sustainable utilization of resources
with the participation of the community in the provision of social welfare through the Social Welfare Center (SWC) in
the village. SWC is a leader in the field of direct social services, namely social service accessibility, social services for
referrals, social services for advocacy as well as fund and information providers.
274 Sosio Informa Vol. 3, No. 03, September - Desember, Tahun 2017. Kesejahteraan Sosial
tercapainya penggunaan sumber daya secara kemiskinan dalam perspektif pekerjaan sosial?
efisien, efektif, berkeadilan dan berkelanjutan 2) Bagaimana situasi kemiskinan di Indonesia?
dengan turut sertanya peran masyarakat dalam 3) Bagaimana upaya yang telah dilakukan
penyelenggaraan kesejahteraan sosial melalui pemerintah dalam menanggulangi kemiskinan?
Pusat Kesejahteraan Sosial (Puskesos) di desa/ 4) Bagaimana penanggulangan kemiskinan
kelurahan. Puskesos berkedudukan di desa atau melalui Puskesos?
kelurahan sebagai lini terdepan (front line) yang
Diharapkan temuan kajian ini akan
bergerak di bidang pelayanan sosial secara
bermanfaat sebagai bahan informasi bagi
langsung, yaitu aksesbilitas layanan sosial,
program penanggulangan kemiskinan melalui
pelayanan sosial untuk rujukan, pelayanan
pemenuhan hak kewarganegaraan. Lebih jauh
sosial untuk advokasi, serta penyedia data dan
lagi tulisan ini dapat memberikan masukan
informasi.
pada pemerintah akan pentingnya Puskesos
Dasar hukum pelaksanaannya antara dalam menangani kemiskinan di Indonesia.
lain Undang-Undang RI Nomor 11 Tahun
2009 tentang Kesejahteraan Sosial, Bagian PEMBAHASAN
Ketiga Sarana dan Prasarana Pasal 35 Sarana Kemiskinan dalam Perspektif Pekerjaan
dan prasarana salah satunya adalah Pusat Sosial
Kesejahteraan Sosial. Undang-undang tersebut
Salah satu permasalahan kesejahteraan
di jelaskan dalam Peraturan Pemerintah RI
sosial di Indonesia yang senantiasa
Nomor 39 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan
menuntut keterlibatan pekerjaan sosial
Kesejahteraan Sosial Bab VI Standar Sarana
dalam penanganannya adalah masalah
dan Prasarana pada Pasal 37 Sarana dan
kemiskinan. Kemiskinan berbanding terbalik
prasarana Penyelenggaraan Kesejahteraan
dengan kesejahteraan. Sehingga tujuan dari
Sosial diantaranya adalah Pusat Kesejahteraan
program penanggulangan kemiskinan adalah
Sosial (Puskesos). Pasal 44 Pusat Kesejahteraan
kesejahteraan masyarakat. Kesejahteraan sosial
Sosial sebagaimana dimaksud dalam Pasal
didefinisikan dalam berbagai perspektif, yaitu
37 huruf d dimaksudkan sebagai tempat
1) kesejahteraan sosial sebagai sebuah aktivitas
yang berfungsi untuk melakukan kegiatan
atau sistem yang terorganisasi, 2) sebagai
pelayanan sosial bersama secara sinergis dan
kondisi sejahtera dan 3) sebagai disiplin
terpadu antara kelompok masyarakat dalam
ilmu (Suharto, 2005; Adi, 2012; Fahrudin,
komunitas yang ada di desa atau kelurahan
2012). Memperhatikan perspektif dalam
dalam Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial.
mendefinisikan kesejahteraan sosial, maka
Puskesos bertujuan untuk mensinergikan
kesejahteraan sosial yang digunakan, yaitu
berbagai potensi dan sumber daya masyarakat,
kesejahteraan sebagai kondisi sejahtera (well-
memperkuat jaringan-jaringan sosial, dan
being). Konsep kesejahteraan sosial yakni
membangun kebersamaan dalam mengatasi
suatu keadaan yang lebih baik, kebahagiaan
permasalahan sosial di tingkat lokal, kedudukan
dan kemakmuran yang terdiri dari tiga elemen
puskessos berkedudukan di tingkat desa/
yang sangat penting yaitu:
kelurahan.
“A condition of social welfare (or social well-being)
Berdasarkan pemikiran tersebut, tulisan is conceived of as comprising three elements. They
ini bertujuan untuk memberi informasi atas are, first, the degree to which social problems are
beberapa pertanyaan berikut: 1) Bagaimana to managed. Second, the extent to which needs are
276 Sosio Informa Vol. 3, No. 03, September - Desember, Tahun 2017. Kesejahteraan Sosial
Apabila manusia sudah mampu memenuhi menyeluruh yang mencakup: 1) Peningkatan
kebutuhannya, maka akan dapat mencapat standar hidup, melalui seperangkat pelayanan
hidup layak. Menurut Payne (2005), bahwa sosial dan jaminan sosial segenap lapisan
yang dimaksud dengan hidup layak, yaitu: 1) masyarakat, terutama kelompok-kelompok
Economic wellbeing: memiliki pendapatan masyarakat yang kurang beruntung dan rentan
cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar, 2) yang sangat memerlukan perlindungan sosial.
Being Healthy: fisik, mental sehat dan hidup 2) Peningkatan keberdayaan melalui penetapan
sehat. 3) Staying Safe: hidup aman, dari sistem dan kelembagaan ekonomi, sosiald an
bahaya dan eksploitasi dan mampu memelihara politik yang menjunjung harga diri dan martabat
keamanan diri. Selain mampu hidup layak, kemanusiaan. 3) Penyempurnaan kebebasan
manusia yang sudah mampu memenuhi melalui perluasan aksesibilitas dan pilihan-
kebutuhan akan mampu mengembangkan pilihan kesempatan sesuai dengan aspirasi,
dirinya. Dikemukakan oleh Payne (2005), kemampuan dan standar kemanusiaan.
bahwa yang dimaksud dengan mampu
Menggunakan terminologi usaha
mengembangkan diri, yakni: 1) Enjoying dan
kesejahteraan sosial merupakan suatu
achieving: hidup bahagia dan mengembangkan
program atau pun kegiatan yang didesain
keterampilan-keterampilan yang berguna
secara kongrit untuk menjawab masalah,
bagi kehidupannya, 2) Making positive
kebutuhan masyarakat atau pun meningkatkan
contribution: kemampuan berpartisipasi dalam
taraf hidup masyarakat, yang ditujukan pada
kegiatan kemasyarakatan dan kontribusi pada
individu, keluarga, kelompok-kelompok
masyarakat. Selanjutnya, konsep keberfungsian
dalam komunitas, atau pun komunitas secara
sosial dikemukakan oleh Siporin (Fahrudin,
keseluruhan baik lokal, regional dan nasional
2012) mendefinisikan keberfungsian sosial
(Adi, 2012).
sebagai berikut: social functioning refers to
the way individuals or collectivities (families, Selanjutnya, Undang-Undang Nomor 11
associaktions, communities and soon) behave Tahun 2009 (Pasal 1, ayat 2) menggunakan
in order to carry out their life task and meer terminologi penyelenggaraan kesejahteraan
their needs. sosial. Menurut UU tersebut, Penyelenggaraan
Kesejahteraan Sosial adalah upaya yang terarah,
Kesejahteraan sosial dan keberfungsian
terpadu, dan berkelanjutan yang dilakukan
sosial dapat direalisasikan melalui usaha
Pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat
yang terencana, sistematis dan berkelanjutan
dalam bentuk pelayanan sosial guna memenuhi
serta melembaga dalam bentuk pelayanan
kebutuhan dasar setiap warga negara, yang
sosial. Berbagai terminologi digunakan untuk
meliputi rehabilitasi sosial, jaminan sosial,
menjelaskan usaha yang terencana tersebut.
pemberdayaan sosial, dan perlindungan sosial.
Pembangunan kesejahteraan sosial adalah usaha
Dari pengertian tersebut diketahui unsur-
yang terencana dan melembaga yang meliputi
unsur penyelenggaraan kesejahteraan sosial,
berbagai bentuk intervensi sosial dan pelayanan
yaitu: 1) Sebagai upaya yang terarah, terpadu
sosial untuk memenuhi kebutuhan manusia,
dan berkelanjutan. 2) Pemerintah, pemerintah
mencegah dan mengatasi masalah sosial, serta
daerah dan masyarakat sebagai pelaku. 3)
memperkuat institusi-institusi sosial. Tujuan
Bentuk kegiatannya, yakni pelayanan sosial
pembangunan kesejahteraan sosial adalah untuk
dan pemenuhan kebutuhan dasar. 4) Sasarannya
meningkatkan kualitas hidup manusia secara
setiap warga negara Indonesia. 5) Pendekatan
94,4
105 95 103,3
92,4
88,2 94,4
95 85
92,4 Target RKP
280 Sosio Informa Vol. 3, No. 03, September - Desember, Tahun 2017. Kesejahteraan Sosial
program ini juga diperluas juga untuk
Perkembangan kepesertaan Program masyarakat yang ingin mengikuti pendidikan
Bantuan Siswa Miskin / Kartu Indonesia Pintar kesetaraan (Paket A/B/C)
(KIP) dapat kita lihat dalam diagram berikut: Manfaat Program: Anak/siswa dari
keluarga kurang mampu dapat tetap mengakses
Diagram 4 pelayanan pendidikan terutama untuk
Program Bantuan DiagramSiswa 4. Miskin Manfaat Program:
mendukung Anak/siswa
pelaksanaan dari keluarga
wajib belajar 12 tahun.
Program Bantuan Siswa Miskin kurang Pemerintah
mampu dapat tetap jugamengakses pelayanan
menyelenggarakan
21.500.000 13.000.000
program pemberdayaan
pendidikan terutama untuk masyarakat
mendukung serta
12.407.490 penyediaan wajib
pelaksanaan akses belajar
terhadap12kredit
tahun.mikro, inklusi
21.000.000
12.500.000
keuangan dan penciptaan lapangan kerja baru.
Pemerintah
PemerintahDaerah juga baikmenyelenggarakan
Provinsi maupun
10.500.000
Kabupaten/Kota
sosial ekonomi juga telah berpartisipasi
masyarakat aktif
miskin, penguatan
19.500.000
kelembagaan
dalam sosial ekonomi
melaksanakan program masyarakat
perlindungan serta
20.953.275
19.689.714
19.718.114
19.653.013
282 Sosio Informa Vol. 3, No. 03, September - Desember, Tahun 2017. Kesejahteraan Sosial
kepada pihak yang tidak berdaya (masyarakat Akselerasi penurunan tingkat kemiskinan
miskin), supaya dapat memiliki kekuatan harus difokuskan pada 40% penduduk
untuk membangun, serta meningkatkan dengan status sosial ekonomi terbawah dan
daya masyarakat miskin sehingga memiliki wilayah-wilayah kantong kemiskinan melalui
kemampuan untuk membangun (Putra, 2007). optimalisasi pemanfaatan Basis Data Terpadu
(BDT). Penyediaan data kemiskinan yang
Pendekatan pemberdayaan sudah
akurat dan menjangkau wilayah terkecil
familiar dan telah diterapkan dalam banyak
dapat berkontribusi secara signifikan terhadap
kasus, namun pelaksanaan pendampingan
efektivitas program-program dan penurunan
pemberdayaan masih bersifat parsial dan
kemiskinan. Dibutuhkan semangat kerja
tidak berkelanjutan. Dalam beberapa kasus,
sama antar K/L, antara pusat dan daerah, dan
program kebijakan pengentasan kemiskinan
antar para pihak lainnya dalam berbagi data,
masih bersifat menjalankan program rutin
informasi, sumber daya untuk mempercepat
yang usianya sepanjang project itu dijalankan.
pengurangan kemiskinan.
Berbagai program yang telah ditetapkan
cenderung tidak berkelanjutan secara sistematis Kendala dalam program penanggulangan
dan kurang dievaluasi secara kontinyu. kemiskinan yakni sulitnya mengidentifikasi
Evaluasi diperlukan untuk memastikan kemana lokasi di mana orang miskin paling banyak
kebijakan pengentasan kemiskinan akan lebih ditemukan dapat diatasi melalui kerjasama
difokuskan (Fatony, 2017). yang berjejaring melalui Sistem Layanan dan
Rujukan Terpadu. Pada tingkatan terbawah
Namun demikian, dalam setiap program
yaitu desa/kelurahan dilakukan melalui Pusat
penanggulangan kemiskinan perlu adanya
Kesejahteraan Sosial (PUSKESOS). Pada
pendamping. Perlunya tenaga pendamping
perkembangannya jumlah Puskesos yang
yang kapabel dalam mengelola program, untuk
dibiayai APBN tahun 2016 sebanyak 100
membantu upaya penyelesaian terhadap berbagai
Puskesos. Tahun 2017 dan direncanakan sampai
hambatan, terutama yang berkaitan dengan
tahun 2019 akan terbentuk 300 Puskesos. Selain
persoalan birokrasi yang rumit (Murdiansyah,
itu banyak daerah yang berinisiasi membangun
2014). Pemberdayaan komunitas dalam upaya
Puskesos dengan dana APBD.
pengentasan kemiskinan dalam pengertian
konvensional umumnya dilihat dari pendapatan Ruang lingkup tugas pemerintah dalam
(income). Oleh karena itu sering kali upaya melaksanakan pembangunan kesejahteraan
pengentasan kemiskinan hanya bertumpu pada sosial tertuang dalam Undang-Undang Nomor
upaya peningkatan pendapatan komunitas. 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial
Pendekatan permasalahan kemiskinan dari dan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2011
segi peningkatan pendapatan (income) saja tentang Penanganan Fakir Miskin. Undang-
tidak mampu memecahkan permasal ahan Undang tersebut selanjutnya diperkuat dengan
komunitas, karena pemberdayaan komunitas turunan Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun
bukan hanya masalah ekonomi, namun meliputi 2012 tentang Penyelenggaraan Kesejahteraan
berbagai masalah yang kompleks (Utami, Sosial dan Peraturan Pemerintah Nomor 63 Tahun
2014). Program daya fisik dan daya sosial lebih 2013 tentang Pelaksanaan Upaya Penanganan
berhasil dibandingkan dengan program daya Fakir Miskin Melalui Pendekatan Wilayah, serta
ekonomi (Taufiq, 2010). Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah dan Peraturan Pemerintah
Pusat Kesejahteraan Sosial adalah sebagai Fahrudin, Adi, (2012). Pengantar Kesejahteraan
tempat yang berfungsi untuk melakukan kegiatan Sosial. Bandung: Rafika Aditama.
pelayanan sosial bersama secara sinergis dan Fatony, A. (2017). “Kebijakan Pengentasan
terpadu antara kelompok masyarakat dalam Kemiskinan Berbasis Participatory
komunitas yang ada di desa atau kelurahan Poverty Assessment: Kasus Yogyakarta”.
dalam Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial. Sosio Konsepsia, 16(2), 123-142.
Haryanto, Rohado dan Tamrin Amal Tomagola.
Saran (1997). Indikator Keluarga Sejahtera:
Berdasarkan kajian tentang Puskesos diatas, Instrumen Pemandu Keberdayaan
maka ada beberapa saran yang dapat dijadikan Keluarga untuk Mengentaskan
perbaikan sebagai berikut: Kemiskinan. Jakarta: Ikatan Sarjana
Sosiologi Indonesia.
1. Kepada pemerintah pusat, mengingat
Laluhang, S. M. (2015). “Implementasi Program
pentingnya peran Puskesos dalam
Keluarga Harapan (PKH) Dalam
penanggulangan kemiskinan maka harus
Rangka Penanggulangan Kemiskinan Di
menjalin kesepakatan bersama terutama
Desa Kendahe II Kecamatan Kendahe
Kementerian Sosial dengan Kementerian
286 Sosio Informa Vol. 3, No. 03, September - Desember, Tahun 2017. Kesejahteraan Sosial