Anda di halaman 1dari 15

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/330617384

PENANGGULANGAN KEMISKINAN MELALUI PUSAT KESEJAHTERAAN SOSIAL

Article · January 2019

CITATIONS READS

2 1,664

1 author:

Hari Harjanto Setiawan


Kementerian Sosial
13 PUBLICATIONS   5 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Kesiapan Pemerintah Dalam Implementasi Undang Undang No 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak View project

All content following this page was uploaded by Hari Harjanto Setiawan on 25 January 2019.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


PENANGGULANGAN KEMISKINAN MELALUI PUSAT KESEJAHTERAAN SOSIAL

POVERTY REDUCTION THROUGH THE SOCIAL WELFARE CENTER

Hari Harjanto Setiawan


Peneliti pada Pusat Penelitian dan Pengembangan Kesejahteraan Sosial, Kementerian Sosial RI
Jl. Dewi Sartika No. 200, Cawang III, Jakarta Timur
E-mail: hari_harjanto@yahoo.com

Abstrak
Pemerintahan desa/kelurahan mempunyai peran strategis dalam penanggulangan kemiskinan. Kajian melalui studi
pustaka, tulisan ini mengungkapkan penanggulangan kemiskinan melalui Pusat Kesejahteraan Sosial (Puskesos).
Secara khusus kajian ini bertujuan untuk memberikan informasi tentang: kemiskinan dalam perspektif pekerjaan
sosial, situasi kemiskinan di Indonesia, upaya yang telah dilakukan pemerintah dalam menanggulangi kemiskinan,
penanggulangan kemiskinan melalui Puskesos. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2011 tentang
Penanganan Fakir Miskin pada ketentuan umum, definisi Fakir Miskin adalah orang yang sama sekali tidak mempunyai
sumber mata pencaharian dan/atau mempunyai sumber mata pencaharian tetapi tidak mempunyai kemampuan
memenuhi kebutuhan dasar yang layak bagi kehidupan dirinya dan/atau keluarganya. Penanganan fakir miskin adalah
upaya yang terarah, terpadu, dan berkelanjutan yang dilakukan Pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau masyarakat
dalam bentuk kebijakan, program dan kegiatan pemberdayaan, pendampingan, serta fasilitasi untuk memenuhi
kebutuhan dasar setiap warga negara. Salah satu bentuk dari mengoptimalkan partisipasi masyarakat dan menjamin
tercapainya penggunaan sumber daya secara efisien, efektif, berkeadilan dan berkelanjutan dengan turut sertanya
peran masyarakat dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial melalui Pusat Kesejahteraan Sosial (Puskesos) di desa/
kelurahan. Puskesos berkedudukan sebagai lini terdepan yang bergerak di bidang pelayanan sosial secara langsung,
yaitu aksesbilitas layanan sosial, pelayanan sosial untuk rujukan, pelayanan sosial untuk advokasi, serta penyedia data
dan informasi.
Kata Kunci: kesejahteraan, kemiskinan, pusat kesejahteraan sosial.

Abstract
Village administration has a strategic role in poverty alleviation. Through literature study, this paper will reveal
poverty alleviation through the Social Welfare Center (SWC). In particular, this study aims to provide information
on: poverty in social work perspective, the situation of poverty in Indonesia, the efforts that have been made by the
government in tackling poverty and poverty alleviation through Puskesos. Based on the Republic of Indonesia Law
number 13 of 2011 on the Handling of the Poor in general terms, the definition of the Poor is a person who has no
source of livelihood and / or has a source of livelihood, but does not have the ability to meet basic needs that are
appropriate for his life and / or his family. The handling of the poor is directed, integrated and sustainable efforts
done by the Government, local government and / or the community in the forms of policies, programs and activities
of empowerment, guidance and facilitation to meet the basic needs of every citizen. One of the forms of optimizing the
participation of communities and ensuring the efficient, effective, equitable and sustainable utilization of resources
with the participation of the community in the provision of social welfare through the Social Welfare Center (SWC) in
the village. SWC is a leader in the field of direct social services, namely social service accessibility, social services for
referrals, social services for advocacy as well as fund and information providers.

Keywords: welfare, poverty, social welfare center.

Penanggulangan Kemiskinan melalui Pusat Kesejahteraan Sosial, 273


Hari Harjanto Setiawan
PENDAHULUAN melebar, hal ini terlihat dengan meningkatnya
Tujuan pertama Sustainable Development gini rasio Indonesia dari 0,35 pada tahun 2009
Goals (SDGs) adalah kemiskinan dalam segala menjadi 0,40 pada September 2015. Demikian
bentuk dan dimensi harus diakhiri dengan pula kesenjangan antara wilayah perdesaan dan
memberantas kemiskinan ekstrim di tahun perkotaan masih tinggi. Pada Maret tahun 2016
2030. proporsi penduduk miskin perdesaan sebesar
14,11% lebih tinggi dibandingkan wilayah
Hal ini merupakan perkotaan 7,79%.
tantangan global terbesar dan
persyaratan yang sangat diperlukan untuk Selanjutnya, banyak kasus keluarga miskin
pembangunan berkelanjutan. Target SDGs dan rentan miskin tidak menerima layanan
yang terkait kemiskinan antara lain bertujuan perlindungan sosial secara komprehensif
mengakhiri kemiskinan ekstrem bagi semua walaupun layak menjadi penerima bantuan.
orang di manapun mereka berada. Pada Pelayanan dan penanganan masalah sosial
tahun 2030 setidaknya mengurangi separuh yang belum optimal bersumber dari cara
proporsi laki-laki, perempuan, dan anak-anak pemahaman dalam mengatasi masalah sosial
segala usia yang hidup dalam kemiskinan, yang mengabaikan keterpaduan dalam proses
serta menerapkan sistem perlindungan sosial penanganannya. Penanganan masalah sosial
nasional yang berlaku untuk semua orang, yang dilakukan berdasarkan paradigma
termasuk yang miskin dan rentan. pelayanan sektoral saat ini belum terarah kepada
sasaran pelayanan dan tidak dilaksanakan
Peningkatan kesejahteraan dan perlindungan secara berkelanjutan.
sosial bagi penduduk miskin dan rentan
menjadi salah satu agenda utama Pemerintah Masih banyak program pelayanan sektoral
dalam rangka penanggulangan kemiskinan. yang masih berjalan sendiri-sendiri sesuai
Hal ini telah diamanatkan dalam Peraturan dengan bidang tugas pokok dan fungsi masing-
Presiden Nomor 2 tahun 2015 tentang Rencana masing lembaga/institusi. Undang-Undang
Pembangunan Jangka Menengah Nasional Nomor 11 Tahun 2009 telah mengamanatkan
(RPJMN) 2015-2019. Menjalankan agenda bahwa penyelenggaraan kesejahteraan sosial
tersebut, memerlukan keterlibatan berbagai yang dilakukan oleh pemerintah baik pusat
pemangku kepentingan yang terdiri dari maupun daerah serta masyarakat selain harus
Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, dunia terarah dan berkelanjutan, juga harus terpadu.
usaha (sektor swasta), dan masyarakat.
One stop services terobosan Pemerintah
Meskipun berbagai upaya pemerintah pusat, sebagai salah satu instrumen peningkatan
dan daerah untuk menurunkan tingkat kemiskinan kesejahteraan warga miskin, khususnya dalam
dan kerentanan telah dilakukan, jumlah penduduk aspek: kesehatan, pendidikan, dan sosial-
miskin dan rentan miskin masih tetap tinggi. ekonomi, dapat menginspirasi daerah lain
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah dalam kerangka meningkatkan kesejahteraan
penduduk miskin pada Maret 2016 adalah 28,01 warganya sesuai karakteristik daerah masing-
juta orang (10,86%). Selain itu, orang yang berada masing (Muhtar & Huruswati, 2015)
di atas garis kemiskinan rentan jatuh miskin jika
Salah satu bentuk dari mengoptimalkan
menghadapi goncangan atau krisis ekonomi.
partisipasi masyarakat dan menjamin
Kesenjangan distribusi pendapatan juga semakin

274 Sosio Informa Vol. 3, No. 03, September - Desember, Tahun 2017. Kesejahteraan Sosial
tercapainya penggunaan sumber daya secara kemiskinan dalam perspektif pekerjaan sosial?
efisien, efektif, berkeadilan dan berkelanjutan 2) Bagaimana situasi kemiskinan di Indonesia?
dengan turut sertanya peran masyarakat dalam 3) Bagaimana upaya yang telah dilakukan
penyelenggaraan kesejahteraan sosial melalui pemerintah dalam menanggulangi kemiskinan?
Pusat Kesejahteraan Sosial (Puskesos) di desa/ 4) Bagaimana penanggulangan kemiskinan
kelurahan. Puskesos berkedudukan di desa atau melalui Puskesos?
kelurahan sebagai lini terdepan (front line) yang
Diharapkan temuan kajian ini akan
bergerak di bidang pelayanan sosial secara
bermanfaat sebagai bahan informasi bagi
langsung, yaitu aksesbilitas layanan sosial,
program penanggulangan kemiskinan melalui
pelayanan sosial untuk rujukan, pelayanan
pemenuhan hak kewarganegaraan. Lebih jauh
sosial untuk advokasi, serta penyedia data dan
lagi tulisan ini dapat memberikan masukan
informasi.
pada pemerintah akan pentingnya Puskesos
Dasar hukum pelaksanaannya antara dalam menangani kemiskinan di Indonesia.
lain Undang-Undang RI Nomor 11 Tahun
2009 tentang Kesejahteraan Sosial, Bagian PEMBAHASAN
Ketiga Sarana dan Prasarana Pasal 35 Sarana Kemiskinan dalam Perspektif Pekerjaan
dan prasarana salah satunya adalah Pusat Sosial
Kesejahteraan Sosial. Undang-undang tersebut
Salah satu permasalahan kesejahteraan
di jelaskan dalam Peraturan Pemerintah RI
sosial di Indonesia yang senantiasa
Nomor 39 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan
menuntut keterlibatan pekerjaan sosial
Kesejahteraan Sosial Bab VI Standar Sarana
dalam penanganannya adalah masalah
dan Prasarana pada Pasal 37 Sarana dan
kemiskinan. Kemiskinan berbanding terbalik
prasarana Penyelenggaraan Kesejahteraan
dengan kesejahteraan. Sehingga tujuan dari
Sosial diantaranya adalah Pusat Kesejahteraan
program penanggulangan kemiskinan adalah
Sosial (Puskesos). Pasal 44 Pusat Kesejahteraan
kesejahteraan masyarakat. Kesejahteraan sosial
Sosial sebagaimana dimaksud dalam Pasal
didefinisikan dalam berbagai perspektif, yaitu
37 huruf d dimaksudkan sebagai tempat
1) kesejahteraan sosial sebagai sebuah aktivitas
yang berfungsi untuk melakukan kegiatan
atau sistem yang terorganisasi, 2) sebagai
pelayanan sosial bersama secara sinergis dan
kondisi sejahtera dan 3) sebagai disiplin
terpadu antara kelompok masyarakat dalam
ilmu (Suharto, 2005; Adi, 2012; Fahrudin,
komunitas yang ada di desa atau kelurahan
2012). Memperhatikan perspektif dalam
dalam Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial.
mendefinisikan kesejahteraan sosial, maka
Puskesos bertujuan untuk mensinergikan
kesejahteraan sosial yang digunakan, yaitu
berbagai potensi dan sumber daya masyarakat,
kesejahteraan sebagai kondisi sejahtera (well-
memperkuat jaringan-jaringan sosial, dan
being). Konsep kesejahteraan sosial yakni
membangun kebersamaan dalam mengatasi
suatu keadaan yang lebih baik, kebahagiaan
permasalahan sosial di tingkat lokal, kedudukan
dan kemakmuran yang terdiri dari tiga elemen
puskessos berkedudukan di tingkat desa/
yang sangat penting yaitu:
kelurahan.
“A condition of social welfare (or social well-being)
Berdasarkan pemikiran tersebut, tulisan is conceived of as comprising three elements. They
ini bertujuan untuk memberi informasi atas are, first, the degree to which social problems are
beberapa pertanyaan berikut: 1) Bagaimana to managed. Second, the extent to which needs are

Penanggulangan Kemiskinan melalui Pusat Kesejahteraan Sosial, 275


Hari Harjanto Setiawan
met and finally, the degree to which opportunities for Mengacu pada konsep tersebut, maka
advancement a provided. These three elements apply kesejahteraan merupakan suatu hal ideal
to individuals, families, groups, communities and
yang ingin dicapai oleh setiap orang. Usaha
even whole societies. (Midgley, 1995)”
untuk mencapai kesejahteraan tak dapat
Dikemukakan oleh Midgley et.al. bahwa berjalan secara mulus, tetapi terdapat bebagai
kesejahteraan sosial sebagai “a condition or hambatan dan kendala. Demikian pula untuk
state of human wel-being”. Kondisi sejahtera mengukur sejauh mana tingkat kesejahteraan
terjadi manakala kehidupan manusia aman seseorang atau sekelompok orang agak sulit
dan bahagia karena kebutuhan dasar akan gizi, untuk menentukan indikatornya. Meskipun
kesehatan, pendidikan, tempat tinggal dan demikian pemerintah berusaha memberikan
pendapatan dapat dipenuhi; serta manakala garis kebijakan sebagai kerangka acuan untuk
manusia memperoleh perlindungan dari risiko- mengetahui tingkat kesejahteraan seseorang.
risiko utama yang mengancam kehidupannya. Sejalan dengan hal tersebut diatas, tujuan
Mendefinisikan kesejahteraan sosial sebagai kesejahteraan sosial menurut Zastrow adalah:
kemampuan orang secara individu, keluarga,
“The goal of social welfare is to fulfill the social,
kelompok dan masyarakat dan sistem sosial yaitu financial, health, and recreational requierements of
lembaga dan jaringan sosial dalam memenuhi/ all individuals in a society. Social welfare seeks to
merespon kebutuhan dasar, melaksanakan enhance the social functioning of all age groups,
peranan sosial, serta menghadapi goncangan both rich and poor.When nother institutions in our
society, such as the market economy and the family,
dan tekanan (shocks and stresses). Kebutuhan
fail at times to meet the basic needs of individuals or
dasar berkaitan dengan pendapatan, pendidikan groups of people, then social services are needed and
dan kesehatan. Peranan sosial dimaksud sesuai demanded (Zastrow, 2004).
dengan status sosial, tugas-tugas dan tunutan
Jadi, kesejahteraan menurut Zastrow (2004)
norma lingkungan sosialnya. Kemudian,
adalah memenuhi kebutuhan sosial, finansial
goncangan dan tekanan terkait dengan masalah
kesehatan dan rekreasional bagi individu dalam
psikososial dan krisis ekonomi.
masyarakat. Haryanto dan Tomagola (1997),
Berdasarkan konsep tersebut maka konotasi menjelaskan bahwa setiap manusia memiliki
kesejahteraan sosial lebih luas, merujuk pada kebutuhan dasar (basic needs), dan yang
satu kondisi sosial dan bukan pada kegiatan termasuk ke dalam jenis-jenis kebutuhan dasar,
amal yang dilakukan oleh kelompok-kelompok yaitu: pangan, sandang, papan dan kesehatan.
filantropi, dan juga bukan bantuan publik yang Setiap manusia memiliki kebutuhan dasar (basic
diberikan oleh pemerintah. Kesejahteraan needs), dan yang termasuk ke dalam jenis-jenis
sosial akan terjadi ketika keluarga, masyarakat kebutuhan dasar, yaitu: pangan, sandang, papan
semua mengalami kesejahteraan sosial. Sejalan dan kesehatan. Kemudian, Undang-Undang
dengan pendapat tersebut Pemerintah Indonesia Nomor 13 Tahun 2011 tentang Penanganan
mengeluarkan kebijakan dalam Undang-Undang Fakir Miskin mendefinisikan kebutuhan dasar
Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan adalah kebutuhan pangan, sandang, perumahan,
Sosial sebagai berikut: “Kesejahteraan Sosial kesehatan, pendidikan, pekerjaan dan/atau
adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan material, pelayanan sosial. Berdasarkan pengertian
spiritual, dan sosial warga negara agar dapat tersebut, kebutuhan material merupakan
hidup layak dan mampu mengembangkan diri, kebutuhan manusia yang berkaitan dengan
sehingga dapat melaksanakan fungsi sosialnya”. aspek fisiologis.

276 Sosio Informa Vol. 3, No. 03, September - Desember, Tahun 2017. Kesejahteraan Sosial
Apabila manusia sudah mampu memenuhi menyeluruh yang mencakup: 1) Peningkatan
kebutuhannya, maka akan dapat mencapat standar hidup, melalui seperangkat pelayanan
hidup layak. Menurut Payne (2005), bahwa sosial dan jaminan sosial segenap lapisan
yang dimaksud dengan hidup layak, yaitu: 1) masyarakat, terutama kelompok-kelompok
Economic wellbeing: memiliki pendapatan masyarakat yang kurang beruntung dan rentan
cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar, 2) yang sangat memerlukan perlindungan sosial.
Being Healthy: fisik, mental sehat dan hidup 2) Peningkatan keberdayaan melalui penetapan
sehat. 3) Staying Safe: hidup aman, dari sistem dan kelembagaan ekonomi, sosiald an
bahaya dan eksploitasi dan mampu memelihara politik yang menjunjung harga diri dan martabat
keamanan diri. Selain mampu hidup layak, kemanusiaan. 3) Penyempurnaan kebebasan
manusia yang sudah mampu memenuhi melalui perluasan aksesibilitas dan pilihan-
kebutuhan akan mampu mengembangkan pilihan kesempatan sesuai dengan aspirasi,
dirinya. Dikemukakan oleh Payne (2005), kemampuan dan standar kemanusiaan.
bahwa yang dimaksud dengan mampu
Menggunakan terminologi usaha
mengembangkan diri, yakni: 1) Enjoying dan
kesejahteraan sosial merupakan suatu
achieving: hidup bahagia dan mengembangkan
program atau pun kegiatan yang didesain
keterampilan-keterampilan yang berguna
secara kongrit untuk menjawab masalah,
bagi kehidupannya, 2) Making positive
kebutuhan masyarakat atau pun meningkatkan
contribution: kemampuan berpartisipasi dalam
taraf hidup masyarakat, yang ditujukan pada
kegiatan kemasyarakatan dan kontribusi pada
individu, keluarga, kelompok-kelompok
masyarakat. Selanjutnya, konsep keberfungsian
dalam komunitas, atau pun komunitas secara
sosial dikemukakan oleh Siporin (Fahrudin,
keseluruhan baik lokal, regional dan nasional
2012) mendefinisikan keberfungsian sosial
(Adi, 2012).
sebagai berikut: social functioning refers to
the way individuals or collectivities (families, Selanjutnya, Undang-Undang Nomor 11
associaktions, communities and soon) behave Tahun 2009 (Pasal 1, ayat 2) menggunakan
in order to carry out their life task and meer terminologi penyelenggaraan kesejahteraan
their needs. sosial. Menurut UU tersebut, Penyelenggaraan
Kesejahteraan Sosial adalah upaya yang terarah,
Kesejahteraan sosial dan keberfungsian
terpadu, dan berkelanjutan yang dilakukan
sosial dapat direalisasikan melalui usaha
Pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat
yang terencana, sistematis dan berkelanjutan
dalam bentuk pelayanan sosial guna memenuhi
serta melembaga dalam bentuk pelayanan
kebutuhan dasar setiap warga negara, yang
sosial. Berbagai terminologi digunakan untuk
meliputi rehabilitasi sosial, jaminan sosial,
menjelaskan usaha yang terencana tersebut.
pemberdayaan sosial, dan perlindungan sosial.
Pembangunan kesejahteraan sosial adalah usaha
Dari pengertian tersebut diketahui unsur-
yang terencana dan melembaga yang meliputi
unsur penyelenggaraan kesejahteraan sosial,
berbagai bentuk intervensi sosial dan pelayanan
yaitu: 1) Sebagai upaya yang terarah, terpadu
sosial untuk memenuhi kebutuhan manusia,
dan berkelanjutan. 2) Pemerintah, pemerintah
mencegah dan mengatasi masalah sosial, serta
daerah dan masyarakat sebagai pelaku. 3)
memperkuat institusi-institusi sosial. Tujuan
Bentuk kegiatannya, yakni pelayanan sosial
pembangunan kesejahteraan sosial adalah untuk
dan pemenuhan kebutuhan dasar. 4) Sasarannya
meningkatkan kualitas hidup manusia secara
setiap warga negara Indonesia. 5) Pendekatan

Penanggulangan Kemiskinan melalui Pusat Kesejahteraan Sosial, 277


Hari Harjanto Setiawan
yang digunakan meliputi rehabilitasi sosial, Diagram 1.
jaminan sosial, pemberdayaan sosial, dan Situasi Kemiskinan Di Indonesia
perlindungan sosial. 18 38 memperoleh
17
16,58
Jumlah Penduduk Miskin (Juta Jiwa)
meningkatk
Pada perkembangannya kesejahteraan berkesinamb

Jumlah Penduduk Miskin (Juta Jiwa)


Realisasi Tingkat Kemiskinan (%) 36
16 15,42
bukan pada pemenuhan kebutuhan saja tetapi RKP 2018
dan kesemp
Pasal

Tingkat Kemiskinan (%)


15
juga merupakan pemenuhan hak seorang warga 14,15 34

negara. Hak asasi manusia adalah a claim right


14 13,33 penanganan
12,49 terarah, te
held by individuals in virtue of the fact that they
13 32
11,96
Pemerintah,
are human beings. Human rights are not tied 12 11,37 11,25
11,22
10,86
30 dan pada P
10,64

to a particular social class, professional group, 11


miskin di
cultural collective, racial group, gender, or 10 9,5-10
28
keluarga, k
any other exclusive category (Ward & Birgden, 9 fakir misk
37,17 34,96 32,53 31,02 30,02 29,13 28,07 28,28 28,59 28,01 27,77
pengembang
2007). Secara ringkas Ward dan Birgden 8 26
sandang, p
menjelaskan bahwa ada dua nilai dalam hak penyediaan
asasi manusia yaitu kebebasan (freedom) (Sumber: Bappenas, 2017) pelayanan
(Sumber: Bappenas, 2017)
dan kesejahteraan (well being). Tulisan ini kesempatan
Undang-Undang RI Nomor 13 Tahun hukum, pel
akan melihat kemiskinan dari sudut pandang Undang-Undang RI No. 13 Tahun 2011
2011 tentang Penanganan Fakir Miskin pada
tentang Penanganan Fakir Miskin pada pemberdaya
kesejahteraan. Selain dari definisi kesejahteraan peningkatan
ketentauan
ketentauan umum, definisi Fakir
umum, definisi Fakir Miskin
Miskin adalah
adalah
menurut undang-undang, juga akan diperkuat mengemban
orang yang sama sekali tidak mempunyai
dengan teori dan konsep menurut para ahli. sumber mata pencaharian
pencaharian dan/atau mempunyai kemampuan
sumber mata mata pencaharian
pencaharian tetapi tidak perlindunga
Adapun dimensi kesejahteraan antara lain: sumber tetapi tidak aman bagi
mempunyai kemampuan memenuhi kebutuhan
1) Quality of life (objective living condition mempunyai kemampuan memenuhi kebutuhan sama antar
dasar yang layak bagi kehidupan dirinya
dan subjective well-beeing). 2) Social dasar yang
dan/atau layak bagiPenanganan
keluarganya. kehidupan dirinya dan/
fakir miskin antara kem
atau
adalahkeluarganya.
upaya yang Penanganan fakir miskin
terarah, terpadu, dan daerah.
cohesion (disparities, inequalities, social
exclusion dan social ties/social capital). 3) berkelanjutan yang dilakukan
adalah upaya yang terarah, terpadu, dan Pemerintah,
pemerintah daerah, Program P
Sustainability (human capital dan natural berkelanjutan yangdan/atau masyarakat
dilakukan dalam
Pemerintah,
bentuk kebijakan, program dan kegiatan
capital). 4) Dimensions of social change pemerintah daerah, dan/atau masyarakat Progra
pemberdayaan, pendampingan, serta fasilitasi
(Sociodemographic and economic structure dalam bentuk kebijakan,
untuk memenuhi kebutuhan program
dasar dan
setiapkegiatan
warga yang dilaku
pemberdayaan,
negara. pendampingan, serta fasilitasi banyak piha
and values and attitudes) (Noll, 2004).
parsial, m
untuk Kebutuhan dasar adalah
memenuhi kebutuhan kebutuhan
dasar setiap warga
pangan, sandang, perumahan, kesehatan, melalui TNP
Situasi Kemiskinan Di Indonesia negara. gulangan
pendidikan, pekerjaan, dan/atau pelayanan
Salah satu sasaran utama yang tercantum sosial. BAB II dasar
Hak dan Tanggung Jawab Pasal (Purwanto,
Kebutuhan adalah kebutuhan pangan, pemerintah
dalam RPJMN 2015-2019 adalah menurunkan 3 UU 13/2011 disebutkan bahwa Fakir miskin
sandang, perumahan, kesehatan, pendidikan, mencakup d
tingkat kemiskinan menjadi 7.0% - 8.0% berhak memperoleh kecukupan pangan,
pekerjaan,
sandang, dandan/atau
perumahan,pelayanan
pelayanansosial. BAB
kesehatan, dan mikro
di tahun 2019. Rapat Paripurna Kabinet satu sama
II Hak dan Tanggung
pendidikan yang Jawab dapat Pasal 3 Undang-
meningkatkan
Kerja tanggal 4 April 2017, Presiden Jokowi macrosystem
Undang Nomor
martabatnya, 13 Tahunperlindungan
mendapatkan 2011 disebutkansosial
mengarahkan bahwa pagu indikatif RAPBN dalam membangun, berpengaruh
bahwa Fakir miskin mengembangkan,
berhak memperoleh dan
kemiskinan.
2018 harus difokuskan untuk mencapai target memberdayakan diri dan keluarganya sesuai
kecukupan pangan, sandang, dan perumahan, menetapkan
pembangunan, salah satunya, menurunkan dengan karakter budayanya, mendapatkan
pelayanan
pelayanan kesehatan, pendidikan
sosial melalui jaminanyang sosial,
dapat aturan ten
angka kemiskinan menjadi single digit. Berikut Kebijakan p
meningkatkan martabatnya,
pemberdayaan sosial, mendapatkan
dan rehabilitasi sosial
adalah situasi kemiskinan di Indonesia dari menetapkan
perlindungan
dalam membangun, sosial mengembangkan,
dalam membangun, serta
tahun ke tahun. memberdayakan diri dan keluarganya, Penanganan
memperoleh derajat kehidupan yang layak, yang tidak
Penanggulangan Kemiskinan Melalui Pusat Keseja
278 Sosio Informa Vol. 3, No. 03, September - Desember, Tahun 2017. Kesejahteraan Sosial Hari Harjanto Setiawan
mengembangkan, dan memberdayakan diri dan komprehensif (Purwanto, 2016). Kebijakan
keluarganya sesuai dengan karakter budayanya, dan program pemerintah dalam menangani
mendapatkan pelayanan sosial melalui jaminan kemiskinan harus mencakup dalam tiga level
sosial, pemberdayaan sosial, dan rehabilitasi yaitu makro, meso dan mikro karena ketiganya
sosial dalam membangun, mengembangkan, saling berkaitan satu sama lainya (Adi, 2012).
serta memberdayakan diri dan keluarganya, Pada level macrosystem, merupakan suatu
memperoleh derajat kehidupan yang layak, sistem yang berpengaruh secara tidak langsung
memperoleh lingkungan hidup yang sehat, terhadap kemiskinan. Pada level ini pemerintah
meningkatkan kondisi kesejahteraan yang telah menetapkan beberapa undang-undang
berkesinambungan; dan memperoleh pekerjaan dan aturan tentang penanganan fakir miskin.
dan kesempatan berusaha. Kebijakan pada tingkat Nasional, pemerintah
menetapkan Undang-Undang Nomor 13
Pasal 5 Undang-Undang Nomor 13 Tahun
Tahun 2011 tentang Penanganan Fakir miskin.
2011 disebutkan bahwa penanganan fakir
Pelaksanaan program yang tidak
miskin dilaksanakan secara terarah, terpadu,
dan berkelanjutan oleh Pemerintah, pemerintah Koordinatif menjadi permasalahan
daerah, dan masyarakat dan pada Pasal 6 tersendiri dalam penerapan kebijakan.
Sasaran penanganan fakir miskin ditujukan Pada level Echosystem, Mesosystem, dan
kepada: perseorangan, keluarga, kelompok, Microsystem dapat dilihat sesuai dengan tugas
masyarakat. Penanganan fakir miskin dan wewenang masing-masing instansi yang
dilaksanakan dalam bentuk pengembangan membuat keputusan bersama. Pada level
potensi diri, bantuan pangan dan sandang, Echosystem, menunjukkan kondisi sosial
penyediaan pelayanan perumahan, penyediaan dimana anak tidak terlibat secara aktif, tetapi
pelayanan kesehatan, penyediaan pelayanan akan mempengaruhi individu tersebut. Pada
pendidikan, penyediaan akses kesempatan kerja level Mesosystem, menunjukkan hubungan
dan berusaha, bantuan hukum, pelayanan sosial, antara dua atau lebih microsystem atau
dilakukan melalui: pemberdayaan kelembagaan hubungan beberapa konteks. Pada level
masyarakat, peningkatan kapasitas fakir Microsystem, menunjukkan setting dimana
miskin untuk mengembangkan kemampuan individu hidup, memiliki aktivitas, peran, dan
dasar dan kemampuan berusaha, jaminan dan interaksi dengan orang-orang.
perlindungan sosial untuk memberikan rasa
Pada penanggulangan kemiskinan,
aman bagi fakir miskin, kemitraan dan kerja
pemerintah saat ini telah menyelenggarakan
sama antar pemangku kepentingan, koordinasi
berbagai program untuk memenuhi kebutuhan
antara kementerian/lembaga dan pemerintah
dasar masyarakat. Upaya ini dilakukan melalui
daerah.
perbaikan serangkaian program perlindungan
Program Penanggulangan Kemiskinan sosial skala nasional yang mencakup
40% masyarakat berpendapatan terendah,
Program penanggulangan kemiskinan
diantaranya Program Rastra sekarang BPNT,
yang dilakukan oleh berbagai pihak selama
Program Keluarga Harapan (PKH), Program
ini, banyak pihak yang berpendapat masih
Indonesia Pintar (PIP) yang disalurkan melalui
bersifat parsial, meskipun sebenarnya
Kartu Indonesia Pintar (KIP), dan Program
pemerintah melalui TNP2K telah melakukan
Indonesia Sehat (PIS) yang disalurkan melalui
upaya penanggulangan kemiskinan secara
Kartu Indonesia Sehat (KIS).

Penanggulangan Kemiskinan melalui Pusat Kesejahteraan Sosial, 279


Hari Harjanto Setiawan
Kartu Indonesia
perbaikan Pintarprogram
serangkaian (KIP), perlindungan membutuhkan
dan Program pendidikan, dukungan
kesehatan ibu hamil lintas
dan sektor
balita, dan
sosial skala nasional yang mencakup
Indonesia Sehat (PIS) yang disalurkan melalui 40% Pemda
peningkatan untuk meningkatkan
kesetaraan kualitas
jender, layanan
dan
masyarakat
Kartu berpendapatan
Indonesia Sehat (KIS). terendah, ketimpangan). Penyaluran
dasar, penguatan PKH secara(MIS
pengelolaan non dan
diantaranya Program Rastra (sekarang BPNT), tunai dan terintegrasi
pendampingan), dengan
dan bantuan
perluasan lainnyaFamily
Harapan 2(PKH), Program mendorong
Program Keluarga Diagram akumulasi
Development aset/tabungan dan akses
Sessions.
Indonesia Pintar (PIP)
Perkembangan yang disalurkan
Kepesertaan
Diagram 2. melalui layanan
PKH keuangan
tabungan dan lainnya.
akses layanan keuanganPerluasan
lainnya.
Kartu Indonesia Pintar (KIP), dan Program membutuhkan dukungan lintas
Diagram 3 sektor dan
Perkembangan Kepesertaan PKH Perluasan membutuhkan dukungan lintas
Indonesia Sehat (PIS) yang disalurkan melalui PemdaPerkembangan
untuk meningkatkan kualitas PBI layanan
Kartu Indonesia Sehat (KIS). sektor dan Pemda untukKepesertaan
meningkatkan kualitas
dasar, penguatan pengelolaan (MIS dan
- JKN
layanan dasar, penguatan
pendampingan), dan pengelolaanFamily
perluasan MIS
Diagram 2 Development Sessions. dan perluasan Family
dan110pendampingan, 107,2
Perkembangan Kepesertaan PKH Development Sessions.
Diagram 3
105
PerkembanganDiagram 3.103,3PBI - JKN
Kepesertaan
Perkembangan Kepesertaan PBI - JKN
110 100
107,2

94,4
105 95 103,3
92,4

92,4 92,4 92,4 Exercise Awal RPJMN


100 90 88,2 2015-2019

88,2 94,4
95 85
92,4 Target RKP

92,4 92,4 92,4 Exercise Awal RPJMN


90
8088,2 2015-2019

2015 2016 2017 2018 2019


88,2
(Sumber: Bappenas, 2017) 85 Target RKP

Arahan Presiden dalam sidang kabinet


80
Paripurna 4 April 2017, cakupan PKH 2015 2016 2017 2018 2019
ditingkatkan 10 Juta Keluarga (persentil 15,
untuk keluarga eligible dengan anak balita, (Sumber: Bappenas, 2017)
usia sekolah, lansia dan/atau disabilitas). PKH
Membayarkan premi iuran masyarakat
dipandang efektif menurunkan kemiskinan dan
miskin dan rentan kepada BPJS Kesehatan
ketimpangan: Pada jangka pendek program
Sinkronisasi Basis Data Terpadu dengan
memberikan tambahan pendapatan (direct
data Penerima Bantuan Iuran (PBI) dan data
effect) Keluarga Penerima. Untuk jangka lebih
Nomor Induk Kependudukan (NIK) Integrasi
panjang terjadi perbaikan perilaku melalui
verifikasi PBI dengan Dinas Dukcapil untuk
kondisionalitas yang mendukung peningkatan
melengkapi dan menjaga konsistensi data
kualitas kesehatan dan pendidikan anak
NIK. Meningkatkan pemahaman masyarakat
(price effect). Terjadi pengurangan pekerja
pentingnya promotif dan preventif kesehatan.
anak. Peningkatan kualitas pelayanan melalui
Meningkatkan akses pelayanan kesehatan
complementary perbaikan akses pendidikan dan
di daerah dengan jangkauan yang sulit.
kesehatan oleh Pemda Mempercepat pencapaian
Memastikan ketersediaan obat dan alat
SDGs tentang kemiskinan, akses pendidikan,
kesehatan di Puskesmas.
kesehatan ibu hamil dan balita, peningkatan
kesetaraan jender, dan ketimpangan. Penyaluran Perkembangan kepesertaan Program
PKH secara non tunai dan terintegrasi dengan Bantuan Siswa Miskin / Kartu Indonesia Pintar
bantuan lainnya mendorong akumulasi aset/ (KIP) dapat kita lihat dalam diagram berikut:

280 Sosio Informa Vol. 3, No. 03, September - Desember, Tahun 2017. Kesejahteraan Sosial
program ini juga diperluas juga untuk
Perkembangan kepesertaan Program masyarakat yang ingin mengikuti pendidikan
Bantuan Siswa Miskin / Kartu Indonesia Pintar kesetaraan (Paket A/B/C)
(KIP) dapat kita lihat dalam diagram berikut: Manfaat Program: Anak/siswa dari
keluarga kurang mampu dapat tetap mengakses
Diagram 4 pelayanan pendidikan terutama untuk
Program Bantuan DiagramSiswa 4. Miskin Manfaat Program:
mendukung Anak/siswa
pelaksanaan dari keluarga
wajib belajar 12 tahun.
Program Bantuan Siswa Miskin kurang Pemerintah
mampu dapat tetap jugamengakses pelayanan
menyelenggarakan
21.500.000 13.000.000
program pemberdayaan
pendidikan terutama untuk masyarakat
mendukung serta
12.407.490 penyediaan wajib
pelaksanaan akses belajar
terhadap12kredit
tahun.mikro, inklusi
21.000.000
12.500.000
keuangan dan penciptaan lapangan kerja baru.
Pemerintah
PemerintahDaerah juga baikmenyelenggarakan
Provinsi maupun

Jumlah Anggaran (Juta Rupiah)


Kabupaten/Kota juga telah berpartisipasi aktif
12.000.000
Jumlah Penerima (orang)

11.685.070 program pemberdayaan masyarakat serta


20.500.000
11.500.000
dalam melaksanakan
penyediaan akses terhadapprogram perlindungan
kredit mikro, inklusi
11.557.840
sosial dan penanggulangan kemiskinan. Tujuan
keuangan dan penciptaan lapangan kerja baru.
dari diselenggarakannya program tersebut
20.000.000
11.000.000
Pemerintah
dalam rangka Daerahmeningkatkan
baik Provinsikesejahteraan
maupun
10.543.652

10.500.000
Kabupaten/Kota
sosial ekonomi juga telah berpartisipasi
masyarakat aktif
miskin, penguatan
19.500.000
kelembagaan
dalam sosial ekonomi
melaksanakan program masyarakat
perlindungan serta
20.953.275

19.689.714

19.718.114

19.653.013

10.000.000 melaksanakan percepatan pembangunan


sosial dan penanggulangan kemiskinan. Tujuan daerah
tertinggal
dari dalam upaya mencapai
diselenggarakannya program masyarakat
tersebut
19.000.000 9.500.000 Indonesia yang sejahtera, demokratis dan
2015 2016 2017 2018
dalam rangka meningkatkan kesejahteraan
Jumlah Penerima berkeadilan.
(Siswa)
20.953.275 19.689.714 19.718.114 19.653.013
sosial ekonomi
Kemiskinan masyarakat miskin, penguatan
menyebabkan masyarakat
Alokasi (Juta) 12.407.490 11.557.840 11.685.070 10.543.652
kelembagaan
miskin tidaksosial ekonomi
mampu masyarakat
memenuhi serta
kebutuhan
(Sumber: Bappenas, 2017)
(Sumber: Bappenas, 2017) melaksanakan
hidup dalampercepatan pembangunan
hal pelayanan daerahdan
kesehatan
Tujuan program: Menghilangkan halangan tertinggal dalam upaya mencapai masyarakat pendidikan. Diharapkan pemerintah tidak
bagi Tujuan
siswa miskin program:
untuk memperoleh Menghilangkan berhenti mengeluarkan
akses Indonesia yang sejahtera,kebijakan bantuan dan
demokratis sosial
halangan bagi siswa miskin untuk memperoleh berkeadilan. dalam rangka penanggulangan kemiskinan.
pelayanan pendidikan. Mencegah angka putus
akses pelayanan pendidikan. Mencegah angka Pengelolaaan bantuan sosial dari pemerintah
sekolah
putus sekolahdan dan menarikmenarik siswa siswamiskin miskin untuk untuk diharapakn dikelolah dengan baik masyarakat
secara efektif
Kemiskinan menyebabkan
bersekolah
bersekolah kembali. kembali. Membantu siswa miskin
siswa miskin dan efisien oleh pemerintah yang berwenang
miskin tidak mampu memenuhi kebutuhan
memenuhi
memenuhi kebutuhankebutuhan personal dalam kegiatan untuk mengatur berjalannya program bantuan
dalam kegiatan
pendidikan,
pendidikan, antara antaralainlainpembelian pembelian pakaian
pakaian dan hidup
sosial.dalam
Agar hal pelayanan
bantuan kesehatan
tersebut dan
dapat sampai
perlengkapan sekolah (sepatu, tas,sepatu,
dll), biaya pendidikan. Diharapkan
kepada masyarakat pemerintah
miskin tidak
tanpa dikurangi
dan perlengkapan sekolah seperti tas,
berhenti mengeluarkan kebijakan bantuan sosial
dan lain-lain, biaya transportasi Penanggulangan ke Kemiskinan
sekolah, Melalui Pusat Kesejahteraan Sosial
dalam
Hari Harjanto Setiawanrangka penanggulangan kemiskinan.
uang saku siswa, dan lainnya. Mendukung
Pengelolaaan bantuan sosial dari pemerintah
pelaksanaan wajib belajar 12 tahun.
diharapakn dikelolah dengan baik secara efektif
Penerima Manfaat: Anak-anak usia sekolah/ dan efisien oleh pemerintah yang berwenang
siswa dari semua jenjang pendidikan, baik di untuk mengatur berjalannya program bantuan
satuan pendidikan swasta maupun negeri, (SD/ sosial. Agar bantuan tersebut dapat sampai
MI, SMP/MTs, SMA/SMK/MA) yang berasal kepada masyarakat miskin tanpa dikurangi
dari keluarga miskin dan rentan miskin seusai sedikitpun sesuai dengan ketentuan yang telah
dengan kriteria yang telah ditetapkan. Seiring ditetapkan (Laluhang, 2015).
dengan diberlakukannya KIP sejak tahun 2015,
Mengoptimalkan capaian hasil dari
penerima manfaat program ini juga diperluas
berbagai program terkait dengan pengentasan
untuk siswa/santri pada pendidikan keagamaan
kemiskinan telah diambil langkah berupa
dan siswa yang tidak bersekolah untuk dapat
intgrasi progam. Diharapkan dengan integrasi
memasuki sistem pendidikan. Selain itu
program tersebut, penanggulangan kemiskinan
penerima manfaat program ini juga diperluas
dapat mencapai sasaran (Royat, 2007).
juga untuk masyarakat yang ingin mengikuti
pendidikan kesetaraan (Paket A/B/C)

Penanggulangan Kemiskinan melalui Pusat Kesejahteraan Sosial, 281


Hari Harjanto Setiawan
Penanggulangan Kemiskinan Terpadu mendasar, menguatkan komitmen kebersamaan
Melalui Puskesos diantara masyarakat bahwa penanggulangan
Memandang Kemiskinan merupakan suatu kemiskinan bukanlah tanggung jawab
fenomena utuh yang memerlukan pendekatan pemerintah semata, tetapi justru menjadi
pada tingkat individual, kultural, dan tanggung jawab bersama (Yasa, 2008).
struktural. Kemiskinan dapat menunjuk pada
Studi literatur dan observasi lapangan
kondisi individu, kelompok maupun situasi
menunjukkan bahwa konsep kemiskinan
kolektif masyarakat. Kemiskinan disebabkan
memiliki banyak sisi, misalnya sisi ekonomi,
oleh banyak faktor. Sulit ditemukan bahwa
sosial (kesehatan, pendidikan), kultural,
kemiskinan hanya disebabkan oleh faktor
kelembagaan dan politik. Sisi-sisi kemiskinan
tunggal. Seseorang atau keluarga miskin bisa
itu lahir dari penggalian mendalam faktor-faktor
disebabkan oleh beberapa faktor yang saling
penyebab kemiskinan. Misalnya, aspek ekonomi
terkait satu sama lain, seperti mengalami
dari sisi kemiskinan adalah kekurangan pangan
kecacatan, memiliki pendidikan rendah, tidak
yang berakibat kelaparan. Kekurangan pangan
memiliki modal atau keterampilan untuk
dapat terjadi karena produksi rendah, teknologi
berusaha, tidak tersedianya kesempatan kerja,
yang tidak berkembang dan pendapatan rumah
terkena PHK, tidak adanya jaminan sosial
tangga yang pas-pasan dan tidak menentu. Oleh
(pension, kesehatan, kematian), atau hidup
karena itu tidak ada satu definisi kemiskinan
di lokasi terpencil dengan sumber daya alam
yang tunggal dan berlaku mutlak untuk semua
dan infrastruktur yang terbatas (Aneta, 2012).
orang di semua tempat. Konsekuensinya,
Masih diperlukan kebijakan yang komprehensif
memahami kemiskinan memerlukan berbagai
dan terusmenerus (konsisten) untuk memerangi
perspektif sudut pandang (Pattinama, 2009).
kemiskinan dalam berbagai dimensi, termasuk
dimensi kesehatan dengan kebijakan jaminan Pemberdayaan masyarakat tidak hanya
pemeliharaan kesehatan bagi orang miskin merupakan tanggung jawab pemerintah
(Suryawati, 2005). semata dengan proyek atau program-
program pemberdayaan masyarakat, tetapi
Program-program untuk penanggulangan
juga hendaknya merupakan kolaborasi
kemiskinan sudah banyak dilaksanakan di
antara aktoraktor yang ada dalam Negara
berbagai negara. Strategi pembangunan yang
itu sendiri yang dalam hal ini adalah Negara,
dikembangkan bangsa Indonesia selama ini
swasta, dan masyarakat. Untuk itu diperlukan
adalah bertumpu pada pertumbuhan ekonomi
kolaborasi yang sinergis yang nantinya akan
yang tinggi. Pertumbuhan ekonomi yang
dapat terjalin pola kemitraan yang strategis
dianggap tinggi tersebut ternyata tidak diikuti
guna memberdayakan masyarakat. Dalam
dengan pemerataan distribusi pendapatan pada
hubungan kemitraan ini, antara ketiga aktor
semua golongan masyarakat (Prawoto, 2008).
tadi mempunyai posisi tawar yang sama,
Penanggulangan kemiskinan perlu sehingga pemerintah bukanlah sebagai
melibatkan masyarakat secara partisipatif. aktor yang super power tetapi bagaimana
Melalui pola partisipatif lebih memungkinkan membagi powernya sehingga aktor swasta dan
proses pembelajaran masyarakat, sekaligus masyarakat dapat mengambil posisi yang tepat
proses perubahan perilaku untuk hidup yang dalam pembangunan nasional yang dilakukan.
lebih bermartabat. Pola ini juga memungkinkan Pemberdayaan masyarakat dimaknai sebagai
pengentasan kemiskinan dapat dilakukan lebih proses penyerahan kekuasaan dari pemerintah

282 Sosio Informa Vol. 3, No. 03, September - Desember, Tahun 2017. Kesejahteraan Sosial
kepada pihak yang tidak berdaya (masyarakat Akselerasi penurunan tingkat kemiskinan
miskin), supaya dapat memiliki kekuatan harus difokuskan pada 40% penduduk
untuk membangun, serta meningkatkan dengan status sosial ekonomi terbawah dan
daya masyarakat miskin sehingga memiliki wilayah-wilayah kantong kemiskinan melalui
kemampuan untuk membangun (Putra, 2007). optimalisasi pemanfaatan Basis Data Terpadu
(BDT). Penyediaan data kemiskinan yang
Pendekatan pemberdayaan sudah
akurat dan menjangkau wilayah terkecil
familiar dan telah diterapkan dalam banyak
dapat berkontribusi secara signifikan terhadap
kasus, namun pelaksanaan pendampingan
efektivitas program-program dan penurunan
pemberdayaan masih bersifat parsial dan
kemiskinan. Dibutuhkan semangat kerja
tidak berkelanjutan. Dalam beberapa kasus,
sama antar K/L, antara pusat dan daerah, dan
program kebijakan pengentasan kemiskinan
antar para pihak lainnya dalam berbagi data,
masih bersifat menjalankan program rutin
informasi, sumber daya untuk mempercepat
yang usianya sepanjang project itu dijalankan.
pengurangan kemiskinan.
Berbagai program yang telah ditetapkan
cenderung tidak berkelanjutan secara sistematis Kendala dalam program penanggulangan
dan kurang dievaluasi secara kontinyu. kemiskinan yakni sulitnya mengidentifikasi
Evaluasi diperlukan untuk memastikan kemana lokasi di mana orang miskin paling banyak
kebijakan pengentasan kemiskinan akan lebih ditemukan dapat diatasi melalui kerjasama
difokuskan (Fatony, 2017). yang berjejaring melalui Sistem Layanan dan
Rujukan Terpadu. Pada tingkatan terbawah
Namun demikian, dalam setiap program
yaitu desa/kelurahan dilakukan melalui Pusat
penanggulangan kemiskinan perlu adanya
Kesejahteraan Sosial (PUSKESOS). Pada
pendamping. Perlunya tenaga pendamping
perkembangannya jumlah Puskesos yang
yang kapabel dalam mengelola program, untuk
dibiayai APBN tahun 2016 sebanyak 100
membantu upaya penyelesaian terhadap berbagai
Puskesos. Tahun 2017 dan direncanakan sampai
hambatan, terutama yang berkaitan dengan
tahun 2019 akan terbentuk 300 Puskesos. Selain
persoalan birokrasi yang rumit (Murdiansyah,
itu banyak daerah yang berinisiasi membangun
2014). Pemberdayaan komunitas dalam upaya
Puskesos dengan dana APBD.
pengentasan kemiskinan dalam pengertian
konvensional umumnya dilihat dari pendapatan Ruang lingkup tugas pemerintah dalam
(income). Oleh karena itu sering kali upaya melaksanakan pembangunan kesejahteraan
pengentasan kemiskinan hanya bertumpu pada sosial tertuang dalam Undang-Undang Nomor
upaya peningkatan pendapatan komunitas. 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial
Pendekatan permasalahan kemiskinan dari dan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2011
segi peningkatan pendapatan (income) saja tentang Penanganan Fakir Miskin. Undang-
tidak mampu memecahkan permasal ahan Undang tersebut selanjutnya diperkuat dengan
komunitas, karena pemberdayaan komunitas turunan Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun
bukan hanya masalah ekonomi, namun meliputi 2012 tentang Penyelenggaraan Kesejahteraan
berbagai masalah yang kompleks (Utami, Sosial dan Peraturan Pemerintah Nomor 63 Tahun
2014). Program daya fisik dan daya sosial lebih 2013 tentang Pelaksanaan Upaya Penanganan
berhasil dibandingkan dengan program daya Fakir Miskin Melalui Pendekatan Wilayah, serta
ekonomi (Taufiq, 2010). Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah dan Peraturan Pemerintah

Penanggulangan Kemiskinan melalui Pusat Kesejahteraan Sosial, 283


Hari Harjanto Setiawan
Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Tugas Puskesos adalah: 1) Pengembangan
Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan strategi keterpaduan program yang
Provinsi dan Pemerintahan Kabupaten/Kota. dilaksanakan oleh pemerintah desa/kelurahan
guna menghindari tumpang tindih, pemerataan
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009
pelayanan dan peningkatan kualitas pelayanan.
tentang Kesejahteraan Sosial merupakan
2) Pengembangan aksi bersama untuk
penegasan mengoptimalkan peran masyarakat
mengatasi permasalahan sosial yang ada di
lokal (desa dan kelurahan) melalui Pusat
masyarakat dan memperkokoh solidaritas sosial
Kesejahteraan Sosial (Undang-Undang Nomor
antar warga, tokoh masyarakat dan pemerintah
11 Tahun 2009, Pasal 35 (1)). Untuk mempertegas
desa/kelurahan. 3) Pengembangan sistem
terminologi Pusat Kesejahteraan Sosial diatur
informasi, terutama berkenaan dengan populasi
dalam Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun
penyandang masalah sosial dan sumber daya
2012 tentang Penyelenggaraan Kesejahteraan
kesejahteraan sosial.
Sosial Pasal 44 bahwa Pusat Kesejahteraan
Sosial adalah sebagai tempat yang berfungsi Fungsi Puskesos sebagai berikut: 1) Sebagai
untuk melakukan kegiatan pelayanan sosial pusat data dan informasi yang berkaitan dengan
bersama secara sinergis dan terpadu antara program dan kegiatannya sendiri, program
kelompok masyarakat dalam komunitas yang ada pemerintah desa/kelurahan. 2) Sebagai
di desa atau kelurahan dalam Penyelenggaraan pusat pelayanan, baik bersifat pencegahan,
Kesejahteraan Sosial. Selanjutnya, yaitu Pasal penanganan, pengembangan maupun rujukan.
45, Standar minimum sarana dan prasarana Bentuk-bentuk pelayanan yang dilakukan,
pusat kesejahteraan sosial meliputi: a. tempat seperti ; penyediaan sanggar belajar, distribusi
yang dijadikan pusat kegiatan bersama; b. tenaga kebutuhan pokok, rumah pintar, pemugaran
pelayanan yang terdiri dari tenaga pengelola rumah keluarga miskin, pengobatan lanjut usia,
terdiri dari peralatan
dan pelaksana; danpenunjang perkantoran
c. peralatan dan
yang terdiri perdamaian,
penambahan gizibimbingan sosial, mediasi
balita dan sebagainya. warga
3) Pusat
peralatan penunjang
dari peralatan pelayananperkantoran
penunjang teknis.” Struktur
dan dengan pemegang
perlindungan otoritas untuk
dan advokasi dan konsultasi.
membantu
kelembahaan Puskesos adalah sebagai berikut:
peralatan penunjang pelayanan teknis. Struktur Kegiatan yang dilaksanakan
warga masyarakat seperti dalam bentuk puskesos
adalah sebagai berikut : 1) Penyajian data dan
kelembahaan Puskesos adalah sebagai berikut: pemberian fasilitasi perdamaian, bimbingan
Diagram 5 informasi 2) Sosialisasi/Kampanye sosial 3)
Diagram 5. Puskesos
Struktur Organisasi sosial, mediasisosial
Bimbingan warga dengan pemegang
4) Rujukan otoritas
5) Perlindungan
Struktur Organisasi Puskesos dan
dankonsultasi.
advokasi sosial.
PENANGGUNG JAWAB
Sarana dan prasarana Suskesos yaitu: 1)
Kepala Desa/ Kelurahan
Kegiatan yang dilaksanakanyang
Tempat kegiatan/sekretariat puskesos
akan di
adalah sebagai
jadikan pusatberikut:
kegiatan1)bersama
Penyajian data dan
dengan ukuran
informasi; 2) Sosialisasi/Kampanye sosial;
sesuai kebutuhan, tempat ini dapat di peroleh 3)
KETUA
Bimbingan sosial; hibah/wakaf,
dari bantuan 4) Rujukan; 5) Perlindungan
balai desa/balai
rakyat
dan atausosial.
advokasi bangunan lain yang dimiliki oleh
warga setempat. 2) Sekretariat ini sekurang-
Sarana dan dapat
kurangnya prasarana Suskesos untuk
digunakan yaitu: 1)ruang
Front Office Back Office pertemuan
Tempat bersama, ruang data,
kegiatan/sekretariat yangruang
akandatadi dan
jadikan pusat kegiatan bersama dengan ukuran dan
informasi, ruang pelayanan sosial
sebagainya
sesuai sesuai
kebutuhan, kondisi
tempat iniruang
dapat dan kebutuhan.
di peroleh
Penerima Review Bagian Bagian
Informasi dan Pendidikan Kesehatan
3) Sarana operasional sebagai bentuk
dari bantuan hibah/wakaf, balai desa/balai kegiatan
Analisis bersama seperti papan data dan informasi,
Bagian Bagian rakyat atau bangunan lain yang dimiliki oleh
Sosial Pengolah ATK, peralatan kegiatan, perlengkapan
Ekonomi data
warga setempat;
pelayanan dan 2) Sekretariatyang
sebagainya ini sekurang-
jenis, jumlah
dan kualitasnya di sesuaikan dengan kebutuhan.
Tugas Puskesos adalah : 1)
Pengembangan
284 strategi keterpaduan
Sosio Informa program
Vol. 3, No. 03, KESIMPULAN
September - Desember, Tahun 2017. Kesejahteraan Sosial
yang dilaksanakan oleh pemerintah
desa/kelurahan guna menghindari tumpang Mempercepat capaian penanggulangan
tindih, pemerataan pelayanan dan peningkatan
kurangnya dapat digunakan untuk ruang Dalam Negeri serta Kementerian Desa
pertemuan bersama, ruang data, ruang data dalam mengembangkan Puskesos di setiap
dan informasi, ruang pelayanan sosial dan daerah.
sebagainya sesuai kondisi ruang dan kebutuhan; 2. Kepada Pemerintah Daerah, Puskesos dapat
3) Sarana operasional sebagai bentuk kegiatan membantu menyelesaikan permasalahan
bersama seperti papan data dan informasi, ATK, sosial terutama penanggulangan kemiskinan
peralatan kegiatan, perlengkapan pelayanan dan di tingkat desa/ kelurahan sehingga
sebagainya yang jenis, jumlah dan kualitasnya permasalahan tidak harus sampai ke
di sesuaikan dengan kebutuhan. kabupaten/kota maupun provinsi. Sehingga
diperlukan perluasan melalui APBD.
PENUTUP 3. Puskesos perlu memperkuat kemitraan
Mempercepat capaian penanggulangan dengan potensi dan sumber kesejahteraan
kemiskinan perlu pembentukan kelembagaan sosial di wilayahnya sehingga dapat
di tingkat desa/kelurahan yang disebut berperan aktif dalam penanggulangan
kemiskinan
Puskesos Hal ini untuk memudahkan warga
miskin dan rentan yang ada di wilayah tersebut DAFTAR PUSTAKA
mengidentifikasi kebutuhan mereka untuk Adi, Isbandi Rukminto. (2012). Intervensi
dihubungkan dengan program dan layanan Komunitas dan Pengembangan
yang dikelola oleh pemerintah desa/kelurahan. Masyarakat: Sebagai Upaya
Mereka juga bisa dengan cepat mengidentifikasi Pemberdayaan Masyarakat. Jakarta: Raja
keluhan atas program dan layanan yang mereka Grafindo Persada.
terima dan memastikan bahwa keluhan-keluhan Aneta, A. (2012). “Implementasi Kebijakan
mereka tertangani dengan baik. Diharapkan Program Penanggulangan Kemiskinan
membentuk kelembagaan Puskesos untuk Perkotaan (P2KP) Di Kota Gorontalo”.
memperpendek jangkauan layanan bagi warga Jurnal Ilmiah Ilmu Administrasi Publik,
miskin. 1(1), 54-65.

Pusat Kesejahteraan Sosial adalah sebagai Fahrudin, Adi, (2012). Pengantar Kesejahteraan
tempat yang berfungsi untuk melakukan kegiatan Sosial. Bandung: Rafika Aditama.
pelayanan sosial bersama secara sinergis dan Fatony, A. (2017). “Kebijakan Pengentasan
terpadu antara kelompok masyarakat dalam Kemiskinan Berbasis Participatory
komunitas yang ada di desa atau kelurahan Poverty Assessment: Kasus Yogyakarta”.
dalam Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial. Sosio Konsepsia, 16(2), 123-142.
Haryanto, Rohado dan Tamrin Amal Tomagola.
Saran (1997). Indikator Keluarga Sejahtera:
Berdasarkan kajian tentang Puskesos diatas, Instrumen Pemandu Keberdayaan
maka ada beberapa saran yang dapat dijadikan Keluarga untuk Mengentaskan
perbaikan sebagai berikut: Kemiskinan. Jakarta: Ikatan Sarjana
Sosiologi Indonesia.
1. Kepada pemerintah pusat, mengingat
Laluhang, S. M. (2015). “Implementasi Program
pentingnya peran Puskesos dalam
Keluarga Harapan (PKH) Dalam
penanggulangan kemiskinan maka harus
Rangka Penanggulangan Kemiskinan Di
menjalin kesepakatan bersama terutama
Desa Kendahe II Kecamatan Kendahe
Kementerian Sosial dengan Kementerian

Penanggulangan Kemiskinan melalui Pusat Kesejahteraan Sosial, 285


Hari Harjanto Setiawan
Kabupaten Sangihe”. Jurnal Eksekutif, program Penanggulangan Kemiskinan
1(7). dan Pemberdayaan Masyarakat di
Markum, M. E. (2009). “Pengentasan kemiskinan Indonesia”. Jurnal Demokrasi, 6(1).
dan pendekatan psikologi sosial”. Jurnal Royat, S. (2007). Kebijakan Pemerintah Dalam
Ilmiah Psikologi, 1(1), 1-12. Penanggulangan Kemiskinan (Materi
Midgley, J. (1995). Social Development, The Assisten Deputi Menko Kesra Bidang
Developmental Perspektive In Social Penanggulangan Kemiskinan).
Welfare. London: SAGE Publications. Suharto, Edi. (2005). Membangun Masyarakat,
Muhtar, M., & Huruswati, I. (2015). “Pelayanan Memberdayakan Masyarakat: Kajian
Satu Pintu Penanggulangan Kemiskinan Strategis Pembangunan Kesejahteraan
Di Sragen”. Sosio Konsepsia, 5(1), 277- Sosial dan Pekerjaan Sosial. Bandung:
291. Rafika Aditama.

Murdiansyah, I. (2014). “Evaluasi Program Suryawati, C. (2005). “Memahami Kemiskinan


Pengentasan Kemiskinan Berbasis secara Multidimensional”. Jurnal
Pemberdayaan Masyarakat (Studi Kasus Manajemen Pelayanan Kesehatan, 8 (3).
pada Program Gerdu-Taskin di Kabupaten Taufiq, A. (2010). Upaya Penanggulangan
Malang)”. WIGA-Jurnal Penelitian Ilmu Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan
Ekonomi, 4(1), 71-92. Masyarakat Lokal (Belajar dari
Noll, Heinz-Herbert. (2004). The European System Pelaksanaan Program Penanggulangan
of Social Indicators: A Tool for Welfare Kemiskinan Perkotaan di Kelurahan
Measurement and Monitoring Social Bintoro, Kecamatan Demak, Kabupaten
Change (Workshop on Measurement of Demak). Doctoral dissertation,
Wellbeing in Developing Countries Hanse Diponegoro University.
Kolleg, Delmenhorst, July 2-4, 2004). Utami, T. (2014). “Pemberdayaan Komunitas Sektor
Pattinama, M. J. (2009). “Pengentasan Informal Pedagang Kaki Lima (Pkl), Suatual
Kemiskinan dengan Kearifan Lokal Ternatif Penanggulangan Kemiskinan”.
(Studi Kasus Di Pulau Buru-Maluku dan Jurnal Sosiologi DILEMA, 25(2).
Surade-Jawa Barat)”. Jurnal Makara Ward, T., & Birgden, A. (2007). “Human Rights
Sosial Humaniora, 13(1), 1-12. and Correctional Clinical Practice
Payne, M. (2005). Modern Social Work Theory (Elsevier, 12)”. Aggresion and Violent
(Third ed.). New York: Palgrave Behavior, 628-643.
Macmillan. Yasa, M. (2008). Penanggulangan kemiskinan
Prawoto, N. (2008). “Memahami Kemiskinan berbasis partisipasi masyarakat di
dan Strategi Penanggulangannya”. JESP: Provinsi Bali. Input Jurnal Ekonomi dan
Jurnal Ekonomi & Studi Pembangunan, Sosial, 1(2).
9(1), 56-68. Yulaswati, Vivi (2017), Strategi dan Program-
Purwanto, A. B. (2016). “Peran Lembaga Program Penanggulangan Kemiskinan
Layanan Terpadu Dalam Percepatan (Kementerian PPN/Bappenas).
Pengentasan Kemiskinan (Studi Kasus Zastrow, C. (2004). Introduction To Social Welfare
di Kota Payakumbuh)”. Sosio Konsepsia, (Eight Edition ed.). USA: Thomson
5(3), 205-216. Brooks/Cole.
Putra, R. E. (2007). “Analisis terhadap Program-

286 Sosio Informa Vol. 3, No. 03, September - Desember, Tahun 2017. Kesejahteraan Sosial

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai