Historis Jalan Raya Di Indonesia
Historis Jalan Raya Di Indonesia
0707182
1. Pendahuluan
2. Perkembangan Jalan
1
1. Jalan Purbakala
Jalan purbakala adalah jalur jalan yang sempit dan dilalui satu orang.
Karena sering dilalui maka pada jalur jalan yang sempit tersebut terdapat
bekas jejak atau jalan jejak yang berfungsi sebagai penuntun arah.
2. Jalan Semi-Modern
3. Jalan Modern
2
3. Perkembangan Jalan Raya di Indonesia
Pada tahun 1605, VOC turut memperbanyak jalur jalan, yaitu dari pusat-pusat
pertanian dan perkebunan rakyat menuju ke dermaga pelabuhan eksport. Selain itu pada
tahun 1808 dibawah pemerintahan India Belanda yaitu Gubernur Jendral Herman Willem
Daendels, dibangun jalan pos di pulau Jawa dan selesai pada tahun 1811. Pembangunan
jalan pos ini membentang dari Anyer sampai Panarukan, yaitu melaului Jakarta, Bandung,
Cirebon, Purwokerto, Yogyakarta, Surabaya, dan Banyuwangi sepanjang kurag lebih
1500 km. Tujuan pembangunan jalan ini lebih ditekankan pada fungsi strategi militer
pemerintah Hindia-Belanda yaitu mempertahankan pulau Jawa dari serangan Inggris
Raya. Dengan adanya jalur transportasi ini, pemerintah Hindia-Belanda berharap:
3
Pada tahun 1830 pemerintahan penjajah India Belanda menjalankan siasat tanam
paksa, dimana rakyat Indonesia dipaksa untuk mengolah lahan pertaniannya agar
menghasilkan kenis-jenis komoditi yang mereka perlukan sebagai bahan ekspor dan
kebutuhan bangsanya. Disini jaringan jalan dipergunakan yaitu untuk mengangkut hasil-
hasil bumi dari daerah pedalaman ke dermaga serta untuk mempermudah penguasaan atas
rakyat. Selain itu, pada tahun tersebut dibangun juga jalur kereta api dan infrastruktur
lainnya.
Pada tahun 1973 pemerintah Indonesia membangun jalan tol untuk pertama
kalinya, yaitu jalan tol Jagorawi. Jalan tol ini menghubungkan Jakarta - Bogor - Ciawi.
Jalan ini dibangun dengan biaya 350 juta perkilometer pada kurs waktu itu. Jalan tol
sepanjang lebih kurang 60 km ini diresmikan Presiden Soeharto pada tanggal 9 Maret
1978. Saat diresmikan jalan tol tersebut baru ruas Jakarta - Citeureup dengan karyawan
200 orang. Jalan tol Jagorawi merupakan jalan tol pertama yang didanai APBN dari
pinjaman luar negeri, kemudian pengelolaannya diberikan kepada PT. Jasa Marga sebagai
modal awal perusahaan tersebut dan merupakan penyertaan pemerintah. Jalan tol
Jagorawi dikelola oleh PT. Jasa Marga Indonesia. Jagorawi sendiri merupakan singkatan
kata dari (Ja)karta - Bo(gor) - Ci(awi).
Pada tahun 1980-an diperkenalkan perkerasan jalan dengan aspal emulsi dan
butas, tetapi dalam pelaksanaan atau pemakaian aspal butas terdapat permasalahan dalam
hal variasi kadar aspalnya yang kemudian disempurnakan pada tahun 1990 dengan
teknologi beton mastik. Perkembangan konstruksi perkerasan jalan menggunakan aspal
panas (hot mix) mulai berkembang di Indonesia pada tahun 1975, kemudian disusul
dengan jenis yang lain seperti aspal beton (asphalt concrete/AC) dan lain-lain. Teknik-
teknik tersebut kebanyakan hanya mengembangkan jenis lapisan penutup tempat dimana
muatan/beban langsung bersinggungan. Perkembangan dan inovasi tersebut dilakukan
4
demi menjaga keamanan dan kenyamanan pengguna jalan sekaligus diharapkan dapat
mereduksi biaya pembuatan maupun perawatan.
Pada tahun 1990, jalan layang atau flyover pertama juga telah berhasil dibangun
oleh pemerintah Indonesia. Jalan layang ini dibangun antara Cawang – Tanjung Periok
Jakarta dengan menggunakan sistem Sostrobahu hasil temuan Ir. Tjokorda Raka
Sukawati.
Pada awal abad ke-20 saat kendaraan bermotor mulai banyak dimiliki
masyarakat, timbul pemikiran untuk membangun jalan raya yang lebih menyamankan dan
aman. Kendaraan dengan mesin yang dapat melaju lebih kencang memberikan guncangan
yang lebih keras dan ini sangat tidak nyaman bagi para pengendara saat berjalan pada
jalan raya yang ada, hal ini yang kemudian melahirkan metode perkerasan baru. Di Barat,
konstruksi jalan raya telah dikaji secara mendalam dimana mereka mulai memperhatikan
seperti:
3) perencanaan geometris.
A1
A2
B1
B2
C
Keterangan:
5
A2 : Lapisan Pengikat (Binder ) B2 : Perkerasan Bawah (Sub- Base )
6
Jalan raya Trans-Sumatera sepanjang 200 km di Sumatera- Jambi
Jalan raya Amura-Duluduo sepanjang 200 km di Sulawesi Utara
Jalan tol Cikampek di Jawa Barat sepanjang 60 km
Jalan bebas hambatan Medan-Tanjung Merawa di Sumatera Utara
Jalan tol Jakarta – Merak
Jalan tol Padalarang – Cileunyi di Bandung
Jalan tol Krapyak – Spondol di Semarang
Jalan tol Cipularang di Bandung – Jakarta
4. Kesimpulan
Jalan raya dibutuhkan oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan mereka agar
dapat bertahan hidup atau melangsungkan kehidupan mereka. Jalan raya yang cepat dan
praktis atau sudah memenuhi syarat yang artinya memiliki hambatan yang sedikit sangat
di harapkan, oleh karena itu manusia terus melakukan perkembangan-perkembangan di
bidang jalan raya, termasuk di Indonesia.
Perkembangan jalan raya di Indonesia sebenarnya telah terjadi pada saat zaman
kerajaan, namun masih belum jelas susunan konstruksi yang digunakan. Secara umum
perkembangan konstruksi perkerasan di Indonesia mulai berkembang pesat sejak tahun
1970 dimana mulai diperkenalkannya pembangunan perkerasan jalan sesuai dengan
fungsinya. Sementara perencanaan geometrik jalan seperti sekarang ini baru dikenal
sekitar pertengahan tahun 1960 dan baru berkembang dengan cukup pesat sejak tahun
1980. Walaupun pada tahun 1605 telah dibangun jalan Pos yang dilakukan oleh pihak
pemerintah penjajah India Belanda.
5. Daftar Pustaka
http://biografiplus.blogspot.com/2010/09/jalan-tol-pertama-di-indonesia-jalan.html
Sutrisno, T dkk. (2010).Perkembangan Jalan Raya di Indonesia (Jalan Pos). Jakarta : Universitas
Indonesia