Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Secara umum Big Data dapat diartikan sebagai sebuah kumpulan data yang
berukuran sangat besar (volume), sangat cepat beubah/bertumbuh (velocity), hadir dalam
beragam bentuk/format (variety), serta memiliki nilai tertentu (value), dengan catatan jika
berasal dari sumber yang akurat (veracity). Hal utama yang membedakan Big Data
dengan kumpulan data konvesional terletak pada mekanisme pengelolaannya. Sistem
basis data relasional yang saat ini umu digunakan, sudah dirasakan tidak mampu
menangani kompleksitas Big Data secara optimal. Terminologi Big Data sering dikaitkan
dengan data sains, data minim maupun data processing. Namun, Big Data melibatkan
infratruktur dan teknik data minim atau data processing yang lebih canggih dari
sebelumnya. Dalam mengimplementasikan teknologi Big Data di suatu organisasi, ada
empat elemen penting yang menjadi tantangan, yaitu data, teknologi, proses, dan SDM.
Satu data indonesia adalah kebijakan tata keola data pemerintah untuk
menghasilkan data yang akurat, mutakhir, terpadu, dan dapat dipertanggungjawabkan,
serta mudah diakses dan dibagipakaikan antar Instansi Pusat dan Instansi Daerah melalui
pemenuhan Standar Data, Meta Data, Interoperabilitas Data, dan menggunakan kode
referensi dan data induk.
Penerapan Big Data masih belum begitu populer di Indonesia. Sejauh ini, tiga
bidang usaha pengguna utama Big Data di Indonesia yaitu perusahaan telekomunikasi,
perbankan, dan produsen barang-barang konsumsi ringan dan murah seperti minuman
dan makanan kemasan (consumer goods). Beberapa tantangan dalam pengaplikasian Big
Data di Indonesia mencakup ketersediaan dan akses data, standarisasi data pemerintah,
privasi data, kompetensi SDM, serta infrastruktur pendukung.
Indonesia kekuranga sumber daya manusia (SDM) di bidang Big Data (data
scientist / ilmuwan data). Padahal, kedepan kebutuhan ilmuwan data semakin besar,
seiring semakin bnayaknya perusahaan yang menggunakan analisis Big Data untuk
mengambil keputusan bisnis.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang kami angkat pada laporan ini yaitu bagaimana
perbandingan antara kemajuan teknologi khususnya pada bidang pengelolaan data
dengan sumber daya manusia yang ada di Indonesia serta bagaimana pengaruh
optimalisasi Big Data di Indonesia?

1.3 Tujuan dan Sasaran


Tujuan kami menyusun laporan ini yaitu untuk mengetahui mengenai tidak
sebandingnya kemajuan teknologi khususnya pada bidang pengelolaan data dengan
sumber daya manusia yang ada di Indonesia serta pengaruh optimalisasi Big Data di
Indonesia.

1.4 Batasan Masalah


Batasan masalah yang kami gunakan pada laporan ini yaitu masyarakat indonesia
terlebih pemilik perusahaan yang menerapkan sistem Big Data.
BAB II
LANDASAN AWAL

Presiden Joko Widodo meluncurkan Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 39


Tahun 2019 tentang Satu Data Indonesia. Perpres No. 39 Tahun 2019 tentang Satu Data
Indonesia diteken Presiden Jokowi pada tanggal 12 Juni 2019. Perpres No. 39 Tahun 2019
tentang Satu Data Indonesia diundangkan dalam Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2019 Nomor 112 di Jakarta pada tanggal 17 Juni 2019 oleh Menkumham Yasonna
H. Laoly.
Pusat Data Indonesia perlu menjadi sebuah Peraturan Presiden Republik Indonesia
No. 39 Tahun 2019 tentang Satu Data Indonesia karena dengan pertimbangan bahwa:
1. Untuk mewujudkan keterpaduan perencanaan, pelaksanan, evaluasi, dan
pengendalian pembangunan, perlu didukung dengan Data yang akurat, mutakhir,
terpadu, dapat dipertanggungjawabkan, mudah diakses, dan dibagipakaikan, serta
dikelola secara seksama, terintegrasi, dan berkelanjutan;
2. Untuk memperoleh Data yang akurat, mutakhir, terpadu, dapat
dipertanggungjawabkan, mudah diakses, dan dibagipakaikan, diperlukan perbaikan
tata kelola Data yang dihasilkan oleh pemerintah melalui penyelenggaraan Satu
Data Indonesia;
3. Selama ini belum ada ketentuan yang mengatur mengenai Satu Data Indonesia;
4. Karena hal diatas maka Presiden perlu menetapkan Peraturan Presiden tentang Satu
Data Indonesia.
BAB III

KONDISI SAAT INI

Saat ini dunia sedang bergerak kearah revolusi industri ke 4 yang dicirikan oleh
perpaduan teknologi yang mengaburkan batas antara fisik, digital, dan biologis. Hal ini
ditandai dengan munculnya terobosan teknologi di sejumlah bidang. Salah satu hal yang
penting yang melandasi terobosan teknologi tersebut adalah pengolahan dan pemanfaatan
data yang masif.
Indonesia sebagai negara yang besar memiliki potensi sebagai penghasil dan
pengguna data yang sangat besar pula. Dari sisi wilayah dan sumber daya alam,
pengawasan dan pengelolaan yang efektif memerlukan dukungan dengan teknologi dan
pengelolaan data yang kuat. Berbicara memgenai data, saat ini Indonesia sedang
berupaya untuk membuat membentuk portal satu data Indonesia, hal tersebut semakin
terlihat setela Presiden Joko Widodo (Jokowi) menandatangani Peraturan Presiden
(Perpres) Nomor 39 Tahun 2019 tentang Satu Data Indonesia pada Rabu, 12 Juni 2019.
Keberadaan aturan data ini bertujuan agar pemerintah dapat mengumpulkan data dalam
satu pintu yang akurat, mutakhir, terpadu, serta mudah diakses.
Karena masih baru diaplikasikan Big Data di Indonesia masih belum begitu
populer, selain itu juga tak jarang terdapat kesimpangsiuran data. Kesimpang siuran data
merupakan persoalan yang paling disoroti dalam setiap kebijakan yang diambil
pemerintah. Ketika membuat kebijakan mengenai data lahan, produksi pertanian,
ketenagakerjaan, hingga jumlah penduduk miskin; sering jadi perdebatan di internal
bahkan antar kementerian dan lembaga. Alhasil, persoalan ini berdampak pada kurangnya
efektivitas setiap kebijakan yang diambil pemerintah.
Namun di sisi lain selain masalah karena Indonesia masih naru mengenal Big Data,
indonesia juga bermasalah dalam hl masih remfahnya kualitas SBM. Bambang
menyampaikan, selain TPT yang membaik, indeks pembangunan manusia (IPM/Human
Development Index (HDI)) Indonesia juga meningkat sebanyak 0,82 persen menjadi
71,39. Akan tetapi, capaian itu masih lebih rendah dibandingkan negara satu kawasan
seperti Singapura, Malaysia, dan Brunai Darussalam. Berdasarkan data UNDP, ketiga
negara itu sudah masuk dalam kategori very high human development. "Jika
dibandingkan dengan beberapa negara tetangga, kualitas sumber daya manusia Indonesia
menurut data HDI masih berada di peringkat menengah," ujarnya. Guna meningkatkan
daya saing SDM dan serta turunannya, pemerintah melalui PPN/Bappenas bersama
Pemerintah Australia melalui Knowledge Sector Initiative (KSI) menggelar program
Indonesia Development Forum (IDF) 2019 mulai 22-23 Juli 2019 di Jakarta Convention
Center, Jakarta.
Pengaruh lingkungan terhadap nilai- nilai dalam MSDM, akan sangat nyata jika
dilihat dari timbulnya nilai- nilai oleh Kondisi ekonomi, politik, sosial-budaya dan
teknologi serta hukum. Pengaruh tersebut terdiri dari beberapa bentuk outcome yang
berupa undang- undang, instruktur-instruktur pimpinan eksekutif, aturan- aturan
pembuatan keputusan, serta interpretasi dan tinjauan dari lembaga yudikatif. Nilai- nilai
yang bersaing ini dapat berpengaruh terhadap tindakan dan perilaku dari 3 lembaga yaitu
lembaga esekutif, lembaka legeslatif dan lembaga yudikatif. Nilai yang saling
berkompetisi dapat di jadikan landasan dalam jiwa dan semangat dari berbagai bentuk
peraturan dari berbagai lembaga manapun. Misalnya membentuk keputusan mengenai
pandangan posisi baru atau peniadaan posisi tertentu. (Gomes, 2003)

1. Kondisi ekonomi

Kondisi ini sangat mempengaruhi tersedia atau tidak tersedianya lapangan kerja
baik dari sektor publik maupun swasta, serta akan menyebabkan meningkatnya tuntutan-
tuntutan akan pelayanan publik seperti bantuan sosial.

2. Kondisi politik

Kondisi ini mempengaruhi dalam faktor- faktor MSDM. Orang cederung


mempengaruhi fungsi - fungsi MSDM berdasarkan keyakinan politiknya. Pergantian
pejabat dan pemimpin - pemimpin politik pastinya akan merubah suatu kebijakan,
program dan pelayanan masyarakat prioritas program, maka dari itu sangat berpengaruh
terhadap MSDM.

3. Kondisi sosial budaya

Perubahan yang terjadi pada lingkungan social budaya terdapat dalam berubahnya
suatu karakteristik, demografis, pendidikan, keyakinan yangdmiliki masyarakat sangat
berpengaruh terhadap MSDM. Misalnya, pertambahan usia manusia akan menambah
jumlah orang tua.
4. Kondisi teknologi

Kemajuan teknologi seperti saat ini akan berpengaruh sangat besar terhadap tenaga
kerja, dikarenakan dahulu yang kerja adalah manusia tetapi sekarang dengan semakin
canggihnya teknologi pekerjaan dapat diselesaikan oleh mesin dengan waktu yang lebih
efisien daripada dikerjakan oleh manusia. Maka dari itu kemajuan teknologi akan
mengurangi jumlah tenaga kerja dan membuat masyarakant menjadi menganggur karena
pekerjaan mereka digantikan oleh kecanggihan teknologi. Peranan Teknologi Bagi
Sumberdaya Manusia Dari ketiga faktor yang mampu mempengaruhi nilai – nilai
terhadap sumberdaya manusia dalam suatu perusahaan adalah teknologi, seperti kita
ketahui bahwa saat ini hampir tidak ada orang yang tidak mengenal teknologi. Teknologi
sendiri bisa diartikan sebagai suatu alat yang diciptakan oleh manusia dan bisa
memberikan manfaat bagi manusia lainnya dengan harapan dapat memudahkan dalam
melakukan suatu hal. Seperti penggunaan smartphone di masyarakat mulai dari anak
sekolah hingga pegawai profesional. Smartpanhone tersebut berfungsi mulai dari sebatas
alat komunikasi, alat bersenang – senang seperti bermain game, social media hingga
sebagai media yang mampu menghasilkan uang bagi pemiliknya yang menjalankan bisnis
secara online ataupun untuk berhubungan dengan koleganya.

Tidak hanya sebatas itu, saat ini teknologi juga digunakan pada kegiatan
perusahaan, baik dari sisi operasional maupun manajemen. Hal itu dikarenakan teknologi
dapat membantu untuk mempersingkat waktu yang diperlukan dalam menjalankan
pekerjaan dan juga untuk mengembangkan perusahaan seperti melihat perkembangan
perusahaan lain yang menjadi rivalatau pesaing. Tentu saja itu semua tidak dapat terjadi
dengan sendirinya tanpa adanya manusia yang melakukan input pada setiap prosesnya.

Dari sisi manajemen penerapan teknologi misalnya dilihat dari sisi akuntansi yaitu,
dahulu perusahaan menggunakan metode pencatatan berbasis kas (cash basis) saat ini
menggunakan metode dengan basis akrual (acrual basis).Selain itu sistem akuntansi yang
dahulu berupa single entry sekarang telah beralih menggunakan sistem double entry.
Dikarenakan sistem pelaporan single entry tidak dapat memberikan informasi yang
komprehensif dan mencerminkan kinerja yang sesungguhnya. (Ariesta, 2008).

Perubahan tersebut tentunya tidak dilakukan secara langsung, melainkan ada


beberapa proses untuk dapat sampai pada saat ini. Dan hal itu tidak bisa diputuskan oleh
karyawan dengan kinerja yang biasa saja tanpa adanya kemampuan pada bidang
akuntansi selain itu informasi juga ikut berperan dalam pengambilan keputusan. Hal itu
bisa dikatakan sebagai akibat dari teknologi karena adanya perkembangan dalam
pelaporan dan pencatatan akuntansi suatu perusahaan sehingga membawa dampak positif
bagi perusahaan untuk terus melakukan perbaikan. Dan itu merupakan kecakapan
pengelola dan pembuat laporan dalam mengikuti perkembangan teknologi saat ini.

Dalam manajemen juga dikenal adanya sistem informasi manajemen atau biasa
disebut dengan SIM. Pada umumnya sistem diartikan sebagai satu keseluruhan dari
sejumlah komponen (bagian) yang saling berkaitan atau berhubungan dalam mencapai
tujuan tertentu. Jika dihubungkan dengan manajemen, komponen tersebut adalah unsur-
unsur dalam manajemen (perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, penganggaran
dan pengawasan) yang bergerak bersama demi mewujudkan tujuan suatu perusahaan.
Selanjutnya yang dimaksud informasi manajemen adalah rangkaian kegiatan
(manajemen) yang menghasilkan sejumlah informasi yang tersusun secara sistematik dan
bersifat menyeluruh mengenai segala sesuatu di lingkungan suatu perusahaan. (Nawawi,
2005).

Berdasarkan penjelasan diatas SIM dapat diartikan sebagai kesatuan informasi


mengenai kondisi SDM yang memiliki berbagai komponen berupa kondisinya di masa
lalu, masa kini dan prediksi kondisinya di masa depan dalam lingkungan organisasi
ataupun perusahaan. Sistem Informasi SDM tersebut berisi data seperti dokumentasi nilai
yang dicapainya ketika mengikuti seleksi, hasil penilaian kinerja setiap pekerja dll. Selain
itu juga berisi informasi mengenai karakteristik kepribadiannya, jenis dan tingkat
keterampilan atau keahliannya, kemampuan manajerial prestasi kerja dan lain-lain yang
di dokumentasikan secara individual.

Dari apa yang telah dipaparkan paragraf sebelumnya, teknologi memiliki dampak
positif pada segi keuangan (akuntansi) dan perkembangannya hingga saat ini. Pada sisi
manajemen SDM teknologi juga mempermudah bagian HRD dalam melakukan penilaian
dan penentuan kriteria pekerja secara cepat berdasarkan informasi yang telah diberikan
oleh pelamar. Dan pada sisi produksi, pekerjaan beberapa abad lalu dikerjakan oleh
tenaga manusia maka sejak munculnya revolusi industri sebagian pekerjaan dilakukan
menggunakan mesin. Siagian dalam bukunya yang berjudul Manajemen Sumber Daya
Manusia (2006) mengatakan bahwa peranan mesin menjadi lebih besar dibanding tenaga
kerja manusia. Sehingga terlihat bahwa ada dampak negatif yang ditimbulkan akibat dari
perkembangan teknologi terhadap perkembangan SDM, contoh terdekatnya adalah
kegiatan yang ada pada suatu perkantoran, kini jarang sekali menggunakan media “kertas
dan pulpen” media tersebut saat ini digantikan oleh tinta printer, media penyimpanan data
kini menggunakan flashdisk, hardisk ataupun media online seperti google drive.

Sehingga tantangan utana yang harus dijawab oleh seluruh umat manusia di masa
mendatang adalah peningkatan kemampuan untuk menciptaan organisasi yang lebih baik
dan mengelolanya dengan tingkat efisiensi, efektivitas dan produktivitas yang semakin
tinggi sebagai wahana untuk mencapai berbagai tujuan yang ingin dicapai. Tantangan
tersebut muncul sebagai akibat dinamika manusia yang pada gilirannya membawa
berbagai jenis perubahan, baik yang terjadi secara internal bagi organisasi maupun yang
bersifat eksternal (P.Siagian,2006).
BAB IV

PEMBAHASAN

Big Data merupakan teknologi yang berisi kumpulan data yang berukuran besar
dan kemudian dianalisis oleh suatu mesin pengolah sehingga dapat menghasilkan
informasi yang lebih berharga. Informasi ini kedepannya dapat digunakan untuk
pengambilan keputusan, prediksi, dan lainnya. Penggunaan Big Data menggunakan
informasi dengan menggunakan pendekatan analitik, sehingga hasilnya menjadi lebih
terstruktur. Peran big sangat penting karena dengan menggunakan analitik dari Big Data
sehingga bisa mentransformasikan data eskternal tersebut menjadi sebuah fakta.
Kemudian menerjemahkan fakta tersebut menjadi sebuah kebijakan.
Banyaknya data yang terkumpul dalam Big Data dapat diolah sehingga akan
menunjukkan fakta-fakta dilapangan, fakta yang terjadi di masyarakat untuk membentuk
sebuah kebijakan yang akan menunjang dalam kehidupan. Big Data akan mendorong kita
untuk melakukan transparansi data yang dapat berguna pada efisiensi kerja. Dengan
algoritma yang otomatis Big Data dapat mendukung kinerja pengambil keputusan dengan
hasil yang lebih detail, dan cakupan data yang lebih besar. Pemahaman yang lebih baik
terhadap pola masyarakat akan mendorong terciptanya inovasi produk, layanan, maupun
peluang bisnis lainnya.
Adapun hambatan dalam optimalisasi Big Data diantaranya berhubungan dengan
data melibatkan akuisisi, sharing, dan privasi data, serta analisis dan pengolahan data
Padahal banyak kita ketahui privasi merupakan isu yang paling sensitif, dengan
konseptual, hukum, dan teknologi, privasi dapat dipahami dalam arti luas sebagai usaha
perusahaan untuk melindungi daya saing dan konsumen mereka. Data-data yang
digunakan / disimpan sebagai Big Data. Akses terhadap data, baik data lama dan baru
dapat menjadi hambatan dalam mendapatkan data untuk Big Data, terlebih pada data lama
dimana data- data tersimpan dalam bentuk – bentuk berbeda dan beragam ataupun dalam
bentuk fisik, akses terhadap data baru juga membutuhkan usaha yang lebih kerana
diperlukannya izin dan lisensi untuk mengakses data-data non-public secara legal. Ada
tantangan analitis ketika bekerja dengan sumber data baru. Relevansi dan tingkat
tantangan bervariasi tergantung pada jenis analisis yang dilakukan, dan keputusan yang
diambil berdasarkan jenis data yang ada. Tergantung dari jenis data terdapat 3 kategori
dalam analisis data: Penentuan gambaran yang benar, Interpretasi Data, Menentukan
anomali dalam data.
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa saat ini penggunaan portal satu
data masih kurang populer di Indonesia yang menyebabkan optimalisasi belum maksimal.
Data yang ada pada portal satu data hanya dari beberapa bidang kehidupan. Hal ini
disebabkan karena perkembangan dari sumber daya manusia di Indonesia tidak sebanding
dengan perkembangan teknologi yang ada. Faktor utama rendahnya kualitas sumber daya
manusia di Indonesia yaitu kurang meratanya pendidikan yang dikarenakan fasilitas yang
kurang mendukung.

Dengan sudah adanya portal satu data Indonesia, maka seharusnya penggunaan big
data lebih dioptimalkan lagi. Namun untuk mencapai hal tersebut, harus dimulai dengan
meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang ada.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.google.com/amp/s/amp.kompas.com/money/read/2019/07/22/111200026/b
appenas--kualitas-sumber-daya-manusia-indonesia-masih-menengah-

https://www.jogloabang.com/teknologi/perpres-39-tahun-2019-tentang-satu-data-
indonesia

https://www.pikiran-rakyat.com/ekonomi/2017/08/23/indonesia-kekurangan-sdm-big-
data-408040

http://law.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/1043/2019/08/Implikasi-Pemanfaatan-
Analisis-Big-Data-terhadap-Hukum-Persaingan-Prof.Dr_.Ningrum-Natasya-Sirait-S.H.-
M.Li_..pdf

https://blog.gamatechno.com/penerapan-big-data-indonesia/

Anda mungkin juga menyukai