Anda di halaman 1dari 3

PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)

TATA LAKSANA KASUS


RSIA CITRA ANANDA

DIARE AKUT
(ICD 10 : ……)
1. Pengertian (Definisi) - Buang air besar lebih dari 3 kali dalam 24 jam dengan konsistensi cair.
- Durasi sakit < 1 minggu.
- Jumlah volume feses > 10 cc/kg/hari
2. Anamnesis - Lama diare, frekuensi diare, warna dan konsistensi tinja, adanya
lendir/darah dalam tinja
- Muntah, haus, rewel, anak lemah, kesadaran menurun, buang air kecil
terakhir, demam, sesak, kembung
- Jumlah cairan yang masuk
- Jenis makanan dan minuman yang diminum sebelum dan selama diare
- Penderita diare di sekitarnnya
- Immunokompromais
- Keadaan umum, kesadaran, tanda vital
3. Pemeriksaan Fisik - Tanda dehidrasi : anak letargi/rewel, haus, turgor kulit turun, ubun-
ubun besar cekung, mukosa mulut kering
- Tanda invaginasi (red currant jelly stool, massa berbentuk seperti sosis
di abdomen)
4. Kriteria Diagnosis - Peningkatan frekuensi dan perubahan konsistensi feses.
- Penilaian derajat dehidrasi :
-Dehidrasi berat : terdapat dua atau lebih tanda berikut
Letargis/tidak sadar, mata cekung, tidak bisa minum/malas minum,
turgor kembali sangat lambat.
-Dehidrasi ringan/sedang : terdapat dua atau lebih tanda berikut
Rewel, cekung, mata cekung, minum dengan lahap, haus, cubitan
kulit kembali lambat
-Tanpa dehidrasi : tidak terdapat cukup tanda untuk diklasifikasikan
sebagai dehidrasi ringan atau berat
5. Diagnosis Kerja Diare akut
6. Diagnosis Banding 1. Amebiasis
2. Invaginasi
7. Pemeriksaan 1. Pemeriksaan tinja tidak rutin dilakukan
Penunjang 2. Pemeriksaan tinja dilakukan pada kecurigaan intoleransi laktosa dan
amubiasis
3. Hal yang dievaluasi : konsistensi, warna, lendir, bau, jumlah leukosit,
eritrosis, parasite, bakteri, pH, dan elektrolit
4. Analisis gas darah dan elektrolit diperlukan pada gangguan
keseimbangan asam basa dan elektrolit
8. Terapi 1. Lima pilar tatalaksana diare : cairan, seng, nutrisi, antibiotik yang
tepat, edukasi
2. Dehidrasi berat
a. Berikan cairan intravena segera. Bila anak bisa minum,
berikan larutan oralit sementara menunggu infus disiapkan
b. Berikan cairan Ringer laktat/Ringer asetat/NaCl 0.9%
sebanyak 30cc/kg dalam 1 jam untuk anak usia <12 bulan
dan 30cc/kg dalam 30 menit untuk anak usia > 12 bulan.
c. Lanjutkan dengan pemberian cairan 70cc/kg dalam 5 jam
untuk anak usia < 12 bulan dan 70 cc/kg dalam 2.5 jam untuk
anak > 12 bulan
d. Periksa anak setiap 15-30 menit. Bila anak sudah bisa
minum, beri oralit 5cc/kg/jam dan lanjutkan dengan
pemberian seng 3-4 jam setelahnya.
3. Dehidrasi ringan/sedang
a. Beri larutan oralit 75cc/kg dalam 3 jam. Bila anak muntah,
tunggu 10 menit kemudian ulangi pemberian oralit dengan
lebih lambat
b. Lanjutkan pemberian ASI/makanan seperti biasa. Berikan
preparat seng setelah 3-4 jam.
c. Pantau anak dalam 1-2 jam. Bila terdapat tanda dehidrasi
berat segera lakukan tatalaksana dehidrasi berat.
4. Tanpa dehidrasi
a. Bila anak masih mendapat ASI eksklusif, lanjutkan
pemberian ASI lebih lama dan lebih sering
b. Bila anak sudah tidak mendapat ASI atau bukan ASI eksklusif,
berikan larutan oralit, air matang, atau cairan rumah tangga
lainnya.
c. Untuk anak usia < 2 tahun, berikan oralit 50-100 cc setiap
kali diare. Untuk anak usia 2 tahun ke atas berikan oralit 100-
200 cc setiap kali diare.
5. Pemberian seng
a. Bila anak berusia di bawah 6 bulan : 10 mg/hari
b. Bila anak berusia 6 bulan ke atas : 20 mg/hari
c. Seng diberikan selama 10 hari
6. Nutrisi
a. ASI dan makanan tetap diberikan. Anak tidak boleh
dipuasakan.
b. Makanan diberikan kurang lebih 6 x sehari, rendah serat.
Buah tetap diberikan terutama pisang.
7. Medikamentosa
a. Tidak boleh diberikan obat anti diare.
b. Antibiotic diberikan bila ada indikasi, seperti disentri atau
kolera.
c. Antiparasit berupa metronidazole 50 mg/kgBB/hari dibagi 3
dosis merupakan obat pilihan untuk amoeba.
9. Edukasi Langkah promotif/preventif :
- ASI tetap diberikan
- Kebersihan perorangan, cuci tangan
- Kebersihan lingkungan
- Imunisasi campak
- Memberikan makanan penyapihan yang benar
- Penyediaan air minum yang bersih
- Selalu memasak makanan
10. Prognosis Ad vitam : dubia ad bonam
Ad sanationam : dubia ad malam
Ad fungsional : dubia ad bonam

11. Tingkat Evidens


12. Tingkat Rekomendasi
13. Penelaah Kritis

14. Indikator Medis


15. Kepustakaan 1. Pudjiadi AH, Hegar B, Handryastuti S, Idris NS, Gandasaputra EP,
Harmoniati ED. Pedoman pelayanan medis Ikatan Dokter Anak
Indonesia. Jil I. 2010.
2. WHO. Buku saku pelayanan kesehatan anak di rumah sakit. 2009.

Anda mungkin juga menyukai