Gangguan Cemas
Pembimbing:
dr. Meutia Laksminingrum, Sp.KJ
Tanda Tangan
Nama :
NIM :
………………………
I IDENTITAS PASIEN:
Nama (inisial) : Tn. P
Tempat & tanggal lahir : Bandung, 20 Maret 1975 (42 Tahun)
Jenis Kelamin : Perempuan
Suku Bangsa : Sunda
Agama : Islam
Pendidikan : SD (Tidak Tamat)
Pekerjaan : Tidak bekerja
Status Perkawinan : Menikah
Alamat : Kp. Sindang Palap RT 003/018, Bandung
RIWAYAT KELUARGA
Keterangan:
2. Kesadaran
a. Kesadaran sensorium/neurologik : Compos mentis
b. Kesadaran psikiatrik : Tampak tidak terganggu
5. Pembicaraan
a. Cara berbicara : Normal, artikulasi jelas.
b. Gangguan berbicara : Tidak ada
E. PROSES PIKIR
1. Arus pikir
Produktivitas : Baik, menjawab saat diajukan pertanyaan
Kontinuitas : Koheren
Hendaya bahasa : Tidak ada
2. Isi pikir
Preokupasi dalam pikiran : Tidak ada
Waham : Tidak ada
Obsesi : Tidak ada
Fobia : Tidak ada
Idea of suicide : Tidak ada
G. DAYA NILAI
Daya nilai sosial : Baik
Uji daya nilai : Baik
Daya nilai realitas : Baik
I. RELIABILITAS : Baik
V. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Kolesterol Total (LDL, kolesterol total, HDL)
Pemeriksaan EKG
Tes fungsi hati (SGOT/SGPT)
Working Diagnosis :
Menurut PPDGJ III, Pasien ini mengalami F41.2 Gangguan Campuran Ansietas dan
Depresi karena:
Terdapat gejala-gejala anxietas maupun depresi, dimana masing-masing tidak
menunjukkan rangkaian gejala yang cukup berat untuk menegakkan
diagnostiktersendiri. Untuk anxietas, beberapa gejala otonomik harus ditemukan
walaupun tidak terus menerus, disamping rasa cemas atau kekhawatiran
berlebihan.
Bila ditemukan anietas berat disertai depresi yang lebih ringan, maka harus
dipertimbangkan kategori gangguaqn anxietas lainnya atau gangguan anxietas
fobik.
Bila ditemukan sindrom depresi dan anxietas yang cukup berat untuk menegakkan
diagnostiktersebut harus dikemukakan, dan diagnosis gangguan campuran tidak
fdapat digunakan. Jika karena suatu hal hanya dapat dikemukakan datu
diagnostikmaka gangguan depresif harus diutamakan.
Bila gejala-gejala tersebut berkaitan erat dengan stress kehidupan yang jelas, maka
harus digunakan kategori F43.2 gangguan penyesuaian.
Differential diagnosis:
F41.0 Gangguan Cemas Meyeluruh
Penderita harus menunjukkan anxietas sebagai gejala primer yang berlangsung
hampir setiap hari untuk beberapa minggu sampai beberapa bulan, yang tidak
terbatas atau hanya menonjol pada keadaan situasi khusus tertentu saja (sifatnya
“free floating” atau “mengambang”)
Gejala-gejala tersebut biasanya mencakup unsur-unsur berikut:
o Kecemasan (khawatir akan nasib buruk, merasa seperti di ujung tanduk, sulit
konsentrasi dsb.)
o Ketegangan motorik (gelisah, sakit kepala, gemetaran, tidak dapat santai); dan
o Overaktivitas otonomik (kepala terasa ringan, berkeringat, jantung berdebar-
debar, sesak nafas, keluhan lambung, pusing kepala, mulut kering, dsb)
Aksis II : Tidak ditemukan adanya gangguan kepribadian dan retardasi mental
Aksis III : Hiperkolesterolemia
Aksis IV : Stressor psikososial : terlilit hutang, keadaan ekonomi kurang,
hubungan keluarga yang kurang harmonis
Aksis V : Skala GAF 60 – 51 yaitu gejala sedang (moderate), disabilitas sedang.
IX. PROGNOSIS
Indikator prognosis baik :
- Faktor presipitasi dan predisposisi jelas
- Tilikan pasien baik, pasien menyadari tentang situasi dirinya dan ingin sembuh
- Adanya dukungan keluarga untuk sembuh
- Sudah menikah dan memiliki anak
X. DAFTAR MASALAH
1. Organobiologik : Tidak ditemukan kelainan fisik.
2.Psikologi/psikiatrik : Cemas, gelisah
3.Sosial/keluarga : masalah perekonomian keluarga
XI. PENATALAKSANAAN
1. Psikofarmaka
S 1 dd tab 1
---------------------------- (sign)
S 1 dd tab 1
------------------------------(sign)
2. Psikoterapi
Suportif
Memberikan dukungan kepada pasien untuk dapat membantu pasien dalam
memahami dan menghadapi penyakitnya. Memberi penjelasan dan pengertian
mengenai penyakitnya, manfaat pengobatan, cara pengobatan, efek samping yang
mungkin timbul selama pengobatan, serta motivasi pasien supaya minum obat
secara teratur.
Berbagi cerita dengan orang yang dipercaya jika ada masalah.
Keluarga
Dukung keluarga untuk membawa pasien kontrol teratur dan minum obat sesuai
anjuran dokter.
Diharapkan keluarga dapat membantu dan mendukung kesembuhan pasien.
Sarankan keluarga untuk selalu mendampingi pasien.
Religius
Bimbingan keagamaan agar pasien selalu menjalankan ibadah sesuai ajaran
agama yang dianutnya, yaitu menjalankan sholat lima waktu, mengaji, berzikir,
dan berdoa kepada Allah SWT.