Anda di halaman 1dari 9

Pengertian kesejahteraan

1. Dalam istilah umum, sejahtera menunjuk ke keadaan yang baik, kondisi manusia di mana orang-
orangnya dalam keadaan makmur, dalam keadaan sehat dan damai.

2. Dalam ekonomi, sejahtera dihubungkan dengan keuntungan benda. Sejahtera memliki arti khusus
resmi atau teknikal (lihat ekonomi kesejahteraan), seperti dalam istilah fungsi kesejahteraan sosial.

3. Dalam kebijakan sosial, kesejahteraan sosial menunjuk ke jangkauan pelayanan untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat. Ini adalah istilah yang digunakan dalam ide negara sejahtera.

4. Di Amerika Serikat, sejahtera menunjuk ke uang yang dibayarkan oleh pemerintah kepada orang
yang membutuhkan bantuan finansial, tetapi tidak dapat bekerja, atau yang keadaannya pendapatan
yang diterima untuk memenuhi kebutuhan dasar tidak berkecukupan. Jumlah yang dibayarkan biasanya
jauh di bawah garis kemiskinan, dan juga memiliki kondisi khusus, seperti bukti sedang mencari
pekerjaan atau kondisi lain, seperti ketidakmampuan atau kewajiban menjaga anak, yang mencegahnya
untuk dapat bekerja. Di beberapa kasus penerima dana bahkan diharuskan bekerja, dan dikenal sebagai
workfare.

Kesejahteraan ibu

a. Nutrisi

praktek membatasi asupan oral ibu selama persalinan telah tersebar luas, meskipun berpariasi, di inggris
(singata dan tranmer, 2003). Tradisi ini didasarkan pada risiko aspirasi isi lambung selama penggunaan
anestsi umum, suatu komplikasi fatal yang mungkin terjadi. Namun demikian, risiko ini telah semakin
berkurang karena semakin majunya tekhnik anestesi dan pilihan anestesi regional. Tidak menelan cairan
dan makanan tidak menjamin bahwa lambung kosong (O’Sulivan,1994), tetapi meningkatkan risiko
ketosis selama persalinan, terutama pada ibu primipara (Broach dan Newton,1988) menentang konsp
bahwa ketosis dalam persalinan adalah suatu keadaan yang patologis, dengan menyatakan bahwa
keadaan tersebut adalah suatu keadaan respons fisiologis yang tidak perlu diterapi. Suatu skala kecil
(Scruttonet al,1999) menemukan bahwa mengkonsumsi makanan ringan slama persalinan mencegah
terbentuknya ketosis, ttapi meningatkan volme residu lambung. Enkin,et al,(2000) menyatakan bahwa
makanan dalam jumlah kecil dengan sedikit residu adalah alternatif yang lebh baik daripada berpuasa.
Seiring majunya persalinan, keinginan ibu untuk makan semakin berkurang, tetapi ia harus
mendapatkan cairan secara teratur, tergantung rasa haus. Pedoman asuhan intrapatum NICE (2007)
mendukun asupan makanan ringan dan cairan per oral sepanjng persalinan. Harus benar-benar
dipastikan bahwa ibu tidak memaksa dirinya untuk mengkonsumsi air dalam jumlah berlebih dan
melewati rasa hausnya. Meskipun jumlahnya sedikit, ada beberapa kasus yng dilaporkan dalam iteratur
yang menjelaskan tentang ibu dan bayi mereka yang mengalami komplikasi serius akibat intoksikasi air
selama persalinan (Johansson et al, 2002). Pedoman NICE menyatakan bahwa minuman isotonik
mungkin lebih bermanfaat dari pada air, selama persalinan.

Tidak terdapat bukti untuk mendukung penggunaan antasida tau antagonis reseptor–H2 secara rutin
bagi ibu beresiko rendah selama persalinan (NICE 2007). Namun demikian, penggunaan apioid selama
persalinan dikaitkan dengan lambatnya mortilitas lambung (Jordan,2002) dan ibu tidak boleh disarankan
untuk makan, jika ia telah mendapatkan analgecia farmaklogis semacam itu, baik secara intramuscular
atau melalui epidural (NICE,2007) :penggunaan antasida atau antagonis reseptor –H2 haarus
dipertimbangkan dalam situasi ini

b. Perawatan kandung kemih

Seorang persalinan disarankan untuk mengosongkan kandung kemih secara teratur. Ada tiga alasan
untuk menganjurkan ibu berkemih setidaknya setiap 2 jam.

1. Berkemih dapat menjadi selingan yang sangat baik,untuk menghabiskan waktu dan sedikit
berjalan-jalan.

2. Kandung kemih yang penuh dapat menghalangi turunnya bagian presentasi janin.

3. Urine dapat diperiksa terhadap adanya protein dan keton,jika diperlukan.

c. Observasi

Observasi dan asuhan yang diberikan,ditulis dalam sebuah dokumen besar yang disebut partogram.
Dokumen ini memberikan gambaran visual mengenai kemajuan persalinan dan ikhtisar obat-obatan
dan/atau asuhan yang telah diberikan. Jika tidak ada faktor -faktor risiko ibu dan janin,pemantauan
dasar dapat dibatasi pada ( NICE,2007;27).

1) Tekanan darah setiap 4 jam

2) Suhu ibu setiap 4 jam

3) Denyut nadi setiap jam

Abnormalitas apa pun yang terdeteksi harus didokumentasikan, dilaporkan pada bidan senior,dan
dipertimbangkan dalam pengubahan rencana pelahiran,dengan batasan-batasan yang jelas kapan
tindakan lebih lanjut akan dilaksanakan.

d. Memantau kemajuan persalinan


Seiring dengan majunya persalinan, kontraksi uterus menjadi semakin sering, semakin nyeri, dan
bertaha lebih lama. Ibu akan membutuhkan lebih banyak dukungan dan motivasi karena berkurangnya
waktu antar kontraksi dan semakin sulitnya hal tersebut diatasi. Tetap mendampingi ibu memungkinkan
mahasiswi kebidanan untuk mengembangkan keterampilan-keterampilan kebidanan esensial untuk
menilai durasi, kekuatan, dan frekuensi kontraksi (menggunakan tangan yang diletakkan dengan lemah
lembut di atas fundus uteri) dan bagaimana kontraksi tersebut mempengaruhi perilaku ibu. Frekuensi
kontraksi harus didokumentasikan setiap setengah jam (NICE,2007). Menerjemahkan apa yang dilihat
dan dirasakan ke dalam partogram, seperti halnya semua keterampilan, akan semakin mudah bila
dipraktikkan.

Pemeriksaan vagina (periksa dalam) juga dilakukan untuk menilai kemajuan persalinan, tetapi
penggunaannya harus dibatasi. Pedoman asuhan intrapartum NICE merekomendasikan pemeriksaan
vagina setiap 4 jam, atau lebih sering, sesuai dengan situasi klinis atau permintaan ibu. Pemeriksaan ini
harus selalu didahului oleh palpasi abdomen untuk mengidentifikasi letak, presentasi dan engagement,
posisi dan denyut jantung janin.

Alasan terpenting untuk melakukan pemeriksaan vagina adalah untuk memberikan umpan balik kepada
ibu mengenai kemajuan persalinannya. Ia harus selalu menjadi orang yang pertama kali tahu apa yang
ditemukan. Ini adalah informasi mengenai dirinya. Indikasi lain terkadang digunakan, meliputi : untuk
memastikanpresentasi, untuk menyingkirkan kemungkinan prolaps tali pusat setelah pecahnya selaput
ketuban; untuk mempersiapkan pemberian obat pereda nyeri; untuk memastikan dilatasi penuh; dan
/atau untuk memasang elektroda kulit kepala janin. Banyak dari indikasi ini yanng diragukan
kepentingannya (Hanson,2003), dan tidak boleh digunaka sebagai peluang untuk “hanya ingin
mengetahui apa yang terjadi”. Para bidan harus selalu melihat tanda-tanda lain yang menunjukkan
bahwa persalinan berjalan dengan baik dan tidak terlalu bergantung pada pemeriksaan invasif ini untuk
mendapatkan informasi (Hoadley,2007). Karena pemeriksaan vagina merupakan cara yang tidak akurat
jika dilakukan oleh berbagai praktisi yang berbeda, jika memungkinkan, bidan yang sama yang harus
melakukan pemeriksaan berikutnya.

Seorang bidan harus selalu mengawasi mahasiswi menjalankan pemeriksaan vagina, sehingga ia dapat
menjelaskan temuan-temuannya dan menerima bimbingan serta instruksi. Prosedur ini dapat
menimbulkan ketidaknyamanan dan rasa malu bagi ibu, dan mudah sekali bagi mahasiswi kebidanan
yang berusahakeras menginterpretasi apa yang ia rasakan untuk mengabaikan fakta bahwa ibu yang
sedang diperiksa seriksnya memiliki perasaan dan pikiran sendiri.

Temuan-temuan dari palpasi abdomen dan pemeriksaan vagina harus ditulis dalam partogram.
Partogram akan mengingatkan praktisi jika kemajuan dalam persalinan fase aktif menyimpang dan
dilatasi serviks 1 cm setiap satu jam. Salah satu uji coba terkendali secara acak skala besar (WHO,1994),
direkomendasikan bahwa tindakan untuk menunda persalinan hanya boleh dilakukan jika kemajuan
jatuh 4 cm disebelah kanan garis waspada, karena hal ini mengurangi angka bedah sesar, augmentasi
persalinan, dan mengurangi kejadian persalinan memanjang. Uji coba berikutnya (Lavender et al, 2006)
memastikan bahwa mengambil tindakan setelah 2 jam, meningkatkan angka intervensi tanpa
memperbaiki hasil akhir ibu atau neonatus, jika dibandingkan dengan 3 atau 4 jam garis tindakan. NICE
(2007) merekomendasikan penggunaan 4 jam garis tindakan.

KESEJAHTERAAN JANIN SELAMA DALAM KANDUNGAN

Setelah sebelumnya membahas kesejahteraan ibu maka sekarang saya akan membahas
kesejahteraan janin.

Amniotomi

Pemecahan selaput ketuban secara sengaja (artificial rupture of the membranes, ARM), atau amniotomi.
Sering kali dilakukan dengan maksud untuk menentukan kondisi cairan ketuban :bercampur dengan mekonium
atau jernih ?

Dalam suatu kejadian retrospektif skala besar, Eogan, et al (2003) menemukan bahwa bayi perempuan
secara bermakna cenderung memiliki cairan ketuban yang bercampur mekonium. Kejadian itu juga meningkat
seiring bertambahnya usia gestasi (Wong et al, 2002). Saat dilakukan penelitian dalam kaitannya dengan
abnormalitas jantung janin, risiko-risiko bagi janin meningkat (Enkin et al,2000).
Amniotomi juga yang dilakukan untuk mempersingkat persalinan.Namun demikian,dalam suatu kajian
sistematik terhadap bukti-bukti berkenaan dengan pengunaan amniotomi untuk mengurangi dorasi persalinan (
Smyth et at, 2007), tidak terdapat buku bahwa tindakan ini sesuai dengan tujuannya dan terdapat buku bahwa
tindakan ini meningkatkan risiko bedah sesar. Para pengkaji menyimpulkan bahwa amniotomi tidak
seharusnya digunakan dalam persalinan yang berjalan dengan normal atau lambat. ARM juga dikaitkan dengan
peningkatan tiba-tiba intensitas kontraksi yang membuatnya semakin sulit diatasi jika amniotomi diindikasikan
tindakan ini hanya boleh dilakukan setelah diskusi dengan ibu sebelum pemeriksaan vagina.

Pemantauan denyut jantung janin


1) CTG (cardiotocography)
Pemantauan denyut jantung janin elektronik(electronic fetal heart rate monitoring) telah menjadi bagian
dari asuhan kebidanan dirumah sakit,dan penggunaannya tersebar luas di inggris penggunannya nag dilakukan
secara tidak tepat telah dikaitkan dengan meningkatnya pelahiran dengan bantuan alat dan bedah sesar, tanpa
adanya manfaat terhadap hasil akhir jangka panjang bagi neonatus ( Enkin et at, 2000).Dalam suatu penelitian
yang menelusuri sikap para bidan terhadap penggunaan mesin kardiotokografi (CTG), para bidan menolak
pemikiran bahwa mereka telah berantung pada mesin tersebut ( Sinelair,2001) Bagaimanapun juga, dan mata
pengetahuan,pengalaman,dan mata yang terlatih untuk menginterpretasi hasil rekaman dengan efektif dan
kegagalan menginterpretasinya secara akurat adalah masalah besar merupakan faktor yang mempengaruhi
janin lahir mati intraparium (CESDI,2000) Merupakan rekomendasi dari Clinical Negligence Scheme for
Trusts bahwa staf menerima pelatihan berkala mengenai interpretasi rekaman CTG.
Pada tahun 2001, National Institute for Clinical Excellence mempublikasikan panduan yang memberi
indikasi yang jelas bagi penggunaan pemantauan janin elektronik dalam persatuan.jika tidak diketahui adanya
faktor-faktor risiko ibu atau janin, tidak diperlukan penilaian pada saat masuk (CTG) (Impey dkk.,2003) atau
pemantauan terus-menerus (Alfirevic dkk.,2006) dan penegasan ini telah direflesikan dalam panduan
berikutnya (NICE,2007). Selama persalinan kala satu, denyut jantung janin harus diauskultasi setelah sebuah
kontraksi, selama satu menit penuh, setiap 15 menit. Denyut jantung janin harus berada dalam batas 110 dan
160 denyut per menit.

2) USG (ultrasonografi)
USG merupakan suatu metode diagnostik dengan menggunakan gelombang ultrasonik untuk mempelajari
morfologi dan fungsi suatu organ berdasarkan gambaran eko dari gelombang ultrasonik yang diantulkan oleh
organ.
Sejak diperkenalkan pertama kali di bidang obstetri oleh Ian Donald sekitar 50 tahun yang lalu, USG
telah mengalami perkembangan yang sangat pesat, baik dalam hal teknik maupun kualitas resolusi yang
dihasilkan. Hal ini telah membawa kemajuan yang sangat dramatis di dalam hal diagnosis dan penanganan
kehamilan.
Morfologi dan fungsi organ janin dapat dipelajari secara kasat mata dengan menggunakan USG 2-dimensi
(USG 2-D) jenis real-time. Fungsi hemodinamik uterus plasenta-janin dapat dipelajari dengan lebih mudah dan
akurat dengan teknik pemeriksaan Doppler (color Doppler dan pulsed Doppler). Dalam dekade terakhir ini
telah dikembangkan teknik pemeriksaan USG 3-dimensi (USG 3-D), baik jenis 3-D statik maupun 3-D real-
time (USG 4-dimensi atau live 3-D). Melalui USG 3-D morfologi, perilaku, dan sirkulasi janin-plasenta dapat
dipelajari dengan lebih mudah dan jelas berdasarkan aspek 3 dimensi.
perbedaan antara USG 2 dimensi, 3 dimensi dan 4 dimensi. Simak penjelasan lengkapnya di bawah
ini :

3) USG 2 Dimensi

USG 2 Dimensi ini mampu menampilkan gambar dua bidang yakni memanjang dan juga melintang.
Sebetulnya USG 2 dimensi ini mampu menampilkan kualitas gambar yang cukup baik dan mayoritas
kondisi pada janin yang dikandung dapat ditampilkan. Dengan USG 2 Dimensi ini kita dapat mengamati
gerakan janin akan tetapi harus mengetahui terlebih dahulu bagaimana bentuk anatomi normal baru
kemudian dapat menggambarkannya pada citra 2 dimensi.

4) USG 3 Dimensi

Melalui USG 3 Dimensi ini ada tambahan 1 bidang gambar lagi yang disebut koronal. Yang mana
Anda dapat melihat gambar yang tampil mirip seperti aslinya. Selain melihat wajah janin di dalam
kandungan, Anda juga dapat melihat permukaan tubuh janin tentunya dengan keadaan janin dari posisi
yang berbeda-beda. Pada USG 3 Dimensi ini janin pun tampak seperti foto sehingga Anda sudah mampu
mengenali wajah janin yang sedang dikandung. Bahkan pada generasi terakhir, tampilan organ dalam
seperti halnya jantung, otak dan lain sebagainya sudah lebih mudah dikenali dengan potongan tomografi
yaitu suatu konsep yang mirip dengan CT Scan

5) USG 4 Dimensi
USG 4 Dimensi ini merupakan pengembangan dari USG 3 dimensi yang dapat bergerak atau live
3D. Apabila tampilan gambar yang diambil dari USG 3 Dimensi statis, maka pada USG 4 Dimensi ini
gambar janinnya akan dapat bergerak. Pilihan yang tepatlah tatkala ibu atau orangtua yang menginginkan
untuk dapat melihat janin yang dikandungnya lebih jelas dengan memeriksakan kandungan dengan
menggunakan USG 4 dimensi. Banyaknya kelebihan yang dimiliki USG 4 Dimensi ini tentunya dapat
menggali informasi lebih banyak lagi mengenai anatomi janin secara lebih jelas. Saat itu Anda sudah
mulai dapat melihat wajah bayi hingga kelengkapan anggota badannya yang lain, pun demikian, anda
dapat mengetahui kelainan pada bayi secara jelas.
Kesimpulannya, pemeriksaan USG baik menggunakan 2 dimensi, 3 dimensi atau 4 dimensi akan
membantu mengidentifikasi kondisi janin apakah normal atau terdapat kelainan. Sehingga langkah
antisipatif akan lebih cepat di ambil. Pada beberapa kasus, seringkali pemeriksaan USG ini bisa
memperkuat hubungan antara calon ibu dan janin yang dikandungnya.
Diindonesia pemeriksaan USG tidak dikerjakan secara rutin pada setiap ibu hamil. Hal ini lebih
disebabkan oleh biaya pemeriksaan USG yang masih cukup mahal dan tidak terjangkau oleh sebagian besar
ibu hamil yang memerlukannya. Sebagian besar ibu hamil tidak dilindungi oleh program asuransi kesehatan.

Pergerakan Janin
Janin harus tetap bergerak dengan aktif selama persalinan. Bidan dapat menggunakan pengetahuannya
mengenai pergerakan bayi untuk memotivasi dan menganjurkan ibu untuk berkonsentrasi pada bayinya,
memandang nyeri sebagai sesuatu yang bertujuan dan bahwa ia akan segera melihat orang yang telah
dipeliharanya dengan sungguh-sungguh.

Pencatatan
Aspek dari peran bidan ini sangat menantang terutama pada saat merawat seorang ibu yang seang
bersalin.partogram memberikan gambaran instan asuhan yang telah diterima ibu dan kemajuan persalinannya
partogram harus terus di-update,sehingga jika ibu membutuhkan asuhan tambahan,saat perawat
utamanya,bidan,berada diluar ruangan,partogram dapat digunakan untuk berkonsultasi dan dianggap sebagai
catatan yang benar mengenai peristiwa yang baru terjadi.
Namun demikian, mendampingi ibu, yang sedang berada dalam fase aktif persalinan, menggosok-
gosok. Punggungnya dari membantunya dengan teknik bernafasnya adalah kerja penuh waktu.kesempatan-
kesesmpatan dapat
Diambil diantara kontraksi untuk mendokumentasikan pemantauan-pemantauan dan kejadian penting
,tetapi dapat timbul kesulitan untuk melakukannya jika sesuatu yang tidak diharapkan terjadi. Mahasiswa
kebidanan harus mengembangkan keerampilan untuk mengingat waktu terjadinya kejadian penting dan
membuat suatu catatan yang jelas dan dapat dibaca diberi tanggal,waktu,dan ditandatangani.Namun,kegiatan
ini, meskipun penting,tidak seharusnya dilakubu.kan saat berinteraksi berhadapan muka dengan ibu.
Catatan yang tidak dapat dan harus diengkapi bersama dengan ibu. Ini adalah informasi mengenai
dirinya,informasi yang tidak “hanya untuk catatan”, tetapi yang harus disampaiakn kepadanya dengan cara
yang penuh arti (dan tidak pada saat puncak kontraksi).
Dalam situasi darurat,catatan harus dilengkapi sesegera mungkin setelah kejadian, dan mencakup
rincian tepat mengenai siapa yang dihubungi,kapan tiba,dan tindakan apa yang selanjutnya direncanakan.
Bayangkan skenario ini, lima belas tahun dari sekarang anda akan diminta untuk menjelaskan rangkaian
kejadian yang berlangsung selama persalinan ibu. Anda simpan pada malam yang sibuk tersebut utuk
membantu Anda. Bahkan jika Anda merasa yakin bahwa Anda telah memberitahu dokter secepatnya setelah
bradikardia janin terdeteksi,kecuali jika catatan menyatakan bahwa anda melakukannya dan respons apa yang
telah diberikan ,akan menjadi tidak mungkin untuk dibuktikan.Catatan yang jelas dan rinci tidak hanya
menjadi alat untuk asuhan yang efektif,tetapi juga menjadi potret yang jujur terhadap semua kejadian penting.

Anda mungkin juga menyukai