ADE FANAY
SURAKARTA
LAPORAN PENDAHULUAN
PENATALAKSANAAN OPERASI MEGA COLON ( HIRCHPRUNG)
A. Pengertian
Hirschsprung atau Mega Colon adalah penyakit yang tidak adanya sel – sel ganglion
dalam rectum atau bagian rektosigmoid Colon. Dan ketidak adaan ini menimbulkan
keabnormalan atau tidak adanya peristaltik serta tidak adanya evakuasi usus spontan.
B. Etiologi
Penyakit ini disebabkan aganglionosis Meissner dan Aurbach dalam lapisan dinding
usus, mulai dari spingter ani internus ke arah proksimal, 70 % terbatas di daerah
rektosigmoid, 10 % sampai seluruh kolon dan sekitarnya 5 % dapat mengenai seluruh
usus sampai pilorus.
Diduga terjadi karena faktor genetik sering terjadi pada anak dengan Down Syndrom,
kegagalan sel neural pada masa embrio dalam dinding usus, gagal eksistensi, kranio
kaudal pada myentrik dan sub mukosa dinding plexus.
C. Manifestasi Klinis
1. Masa neonatal
a Konstipasi
b Diare berulang
d Distenssi abdomen
D. Patofisiologi
Istilah congenital aganglionic Mega Colon menggambarkan adanya kerusakan primer
dengan tidak adanya sel ganglion pada dinding sub mukosa kolon distal. Segmen
aganglionic hampir selalu ada dalam rectum dan bagian proksimal pada usus besar.
Ketidakadaan ini menimbulkan keabnormalan atau tidak adanya gerakan tenaga
pendorong ( peristaltik ) dan tidak adanya evakuasi usus spontan serta spinkter rectum
tidak dapat berelaksasi sehingga mencegah keluarnya feses secara normal yang
menyebabkan adanya akumulasi pada usus dan distensi pada saluran cerna. Bagian
proksimal sampai pada bagian yang rusak pada Mega Colon.
Semua ganglion pada intramural plexus dalam usus berguna untuk kontrol kontraksi
dan relaksasi peristaltik secara normal. Isi usus mendorong ke segmen aganglionik dan
feses terkumpul didaerah tersebut, menyebabkan terdilatasinya bagian usus yang
proksimal terhadap daerah itu karena terjadi obstruksi dan menyebabkan dibagian Colon
tersebut melebar.
E. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan dengan barium enema, dengan pemeriksaan ini akan bisa ditemukan:
a Daerah transisi
b Gambaran kontraksi usus yang tidak teratur di bagian usus yang menyempit
Pada bayi baru lahir, barium enema tidak selalu memperlihatkan gambaran yang jelas
dari penyakit apabila seluruh kolon tidak mempunyai sel ganglion. Hal ini terjadi
meskipun pengeluaran barium terlambat 24 jam setelah pemeriksaan diagnostik.
Biopsi rektum
Biopsi rektum dilakukan dengan cara tusukan atau punch atau sedotan 2 cm diatas garis
pektinatus memperlihatkan tidak adanya sel – sel ganglion di sub mukosa atau pleksus
saraf intermuskular.
Manometri anorektal
Dilakukan dengan distensi balon yang diletakan di dalam ampula rektum. Balon akan
mengalami penurunan tekanan di dalam sfingter ani interna pada pasien yang normal.
Sedangkan pada pasien yang megacolon akan mengalami tekanan yang luar biasa.
Pada pemeriksaan ini jari akan merasakan jepitan dan pada waktu tinja yang
menyemprot. Pemeriksaan ini untuk mengetahu bahu dari tinja, kotoran yang menumpuk
dan menyumbat pada usus di bagian bawah dan akan terjadi pembusukan.
Didasarkan pada adanya daerah peralihan antara kolon proksimal yang melebar normal
dan colon distal tersumbat dengan diameter yang lebih kecil karena usus besar yang
tanpa ganglion tidak berelaksasi. Pada pemeriksaan foto polos abdomen akan ditemukan
usus melebar / gambaran obstruksi usus letak rendah.
F. Penatalaksanaan
a.Pembedahan
Pembedahan pada penyakit hirscprung dilakukan dalam dua tahap. Mula-mula dilakukan
kolostomi loop atau double–barrel sehingga tonus dan ukuran usus yang dilatasi dan
hipertrofi dapat kembali normal (memerlukan waktu kira-kira 3 sampai 4 bulan). Bila
umur bayi itu antara 6-12 bulan (atau bila beratnya antara 9 dan 10 Kg), satu dari tiga
prosedur berikut dilakukan dengan cara memotong usus aganglionik dan
menganastomosiskan usus yang berganglion ke rectum dengan jarak 1 cm dari anus.
Prosedur Duhamel umumnya dilakukan terhadap bayi yang berusia kurang dari 1 tahun.
Prosedur ini terdiri atas penarikan kolon nromal ke arah bawah dan
menganastomosiskannya di belakang anus aganglionik, menciptakan dinding ganda yang
terdiri dari selubung aganglionik dan bagian posterior kolon normal yang ditarik tersebut.
Pada prosedur Swenson, bagian kolon yang aganglionik itu dibuang. Kemudian
dilakukan anastomosis end-to-end pada kolon bergangliondengan saluran anal yang
dilatasi. Sfinterotomi dilakukan pada bagian posterior.
Prosedur Soave dilakukan pada anak-anak yang lebih besar dan merupakan prosedur
yang paling banyak dilakukanuntuk mengobati penyakit hirsrcprung. Dinding otot dari
segmen rektum dibiarkan tetap utuh. Kolon yang bersaraf normal ditarik sampai ke anus,
tempat dilakukannya anastomosis antara kolon normal dan jaringan otot rektosigmoid
yang tersisa.
b.Konservatif
Pada neonatus dengan obstruksi usus dilakukan terapi konservatif melalui pemasangan
sonde lambung serta pipa rectal untuk mengeluarkan mekonium dan udara.
c.Tindakan bedah sementara
Kolostomi dikerjakan pada pasien neonatus, pasien anak dan dewasa yang terlambat
didiagnosis dan pasien dengan enterokolitis berat dan keadaan umum memburuk.
Kolostomi dibuat di kolon berganglion normal yang paling distal.
G. Komplikasi Operasi
Gawat pernapasan (akut)
Enterokolitis (akut)
Striktura ani (pasca bedah)
Inkontinensia (jangka panjang)
Obstruksi usus
Ketidak seimbangan cairan dan elektrolit
Konstipasi
LAPORAN KASUS
PENATALAKSANAAN OPERASI TAERP PADA PASIEN An. R
DI KAMAR OPERASI X IBS RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA
I. IDENTITAS PASIEN
NAMA : An. R
ALAMAT : Surakarta
UMUR : 3 bulan
DIAGNOSA : Mega Colon CongenitalA
RENCANA TINDAKAN : TAERP
C. Persiapan Operasi
Persetujuan operasi
Alat dan obat
Puasa
D. Prosedur Operasi
1. Pasien dianastesi sebelum masuk ruangan operasi, kemudian bawa ke kamar
operasi dan posisikan litotomi kaki 90 derajat keatas
2. Kemudian memasang plat dhiatermi
3. Setelah itu perawat instrument, operator dan asisten melakukan scrubbing,
gowning dan gloving
4. Kemudian perawat instrumen menyiapkan alat instrumen yang dibutuhkan
5. Beri kom yang berisi betadin dan klem holding forceps dan kassa untuk
membersihkan medan operasi
6. Setelah itu lakukan drapping dan beri tahu operator bahwa instrumen siap
digunakan
7. Beri nald vouder dan silk 3.0 pada operator untuk memperlebar area operasi (
anus) dan klem untuk menahan benang, dan di lanjutkan dengan area rectum
agar dapat mengetahui batas insisi yang diperlukan.
8. Beri kasa kering dan klem pada asisten untuk rawat perdarahan
9. Beri couter untuk insisi area mukosa rektum, insisi melingkar di area mukosa
rektum,
10. Setelah mukosa terlepas dari muskularis dan ditarik sampai melewati anus
berikan koter untuk memotong area mega colon yang telah di tentukan.
11. Berikan gunting jaringan untuk merapikan area insisi
12. Lalu berikan nald vouder benang silk 4.0 dan pincet anatomis untuk menjahit
rectum terhadap mukosa anus.
13. Berikan kasa betadine untuk desinfeksi area yang telah di operassi
14. Berikan pipa rectum
15. Operasi seselai, bereskan alat
E. Evaluasi
Kelengkapan instrumen
Proses operasi