Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PENDAHULUAN

ARTRITIS REUMATOID

Disusun Oleh :
Revi Cahyani Wulandari
211117089

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


JENDERAL ACHMAD YANI CIMAHI
T/A 2020
I. Tinjauan Teori
A. Definisi
Artritis Reumatoid adalah suatu penyakit autoimun dimana
persendian (biasanya sendi tangan dan kaki) secara simetris mengalami
peradangan, sehinga terjadi pembengkakan, nyeri dan seringkali akhirnya
menyebabkan kerusakan bagian dalam sendi (Annonimous, 2007).
Reumatoid Artritis adalah penyakit autoimun yang menyebabkan
peradangan kronis dari sendi. RA dapat juga menyebabkan peradangan
jaringan di sekitar sendi, serta organ- organ lain dalam tubuh. Penyakit
autoimun adalah penyakit yang terjadi ketika jaringan- jaringan tubuh di
serang oleh sistem imunnya sendiri keliru, karena dapat mempengaruhi
beberapa organ tubuh, RA disebut sebagai penyakit sistemik dan kadang-
kadang disebut penyakit rematik. Sementara RA adalah penyakit kronis,
berarti bisa bertahan selama bertahun- tahun, pasien mungkin mengalami
waktu yang lama tanpa gejala. RA adalah penyakit progresif yang memiliki
potensi untuk menyebabkan kerusakan sendi dan kecacatan fungsional. (
Indra, 2010)
A. Tanda dan Gejala
1. Nyeri sendi
2. Lelah
3. Anoreksia
4. BB menurun
5. Demam
6. Kelelahan
7. Kekakuan dipagi hari selama lebih dari 1 jam
8. Hambatan pergerakan sendi
9. Krepitasi
10. Pembesaran sendi
11. Perubahan gaya jalan
B. Komplikasi
1. Kelainan sistem pencernaan
Sering dijumpai adalah gastritis dan ulkus peptik yang merupakan
komplikasi utaama penggunaan obat anti inflamasi non steroid
(OAINS).
2. Dapat menimbulkan perubahan pada jaringan lain seperti : adanya
proses granulasi di bawah kulit yang disebut subcutan nodule
3. Pada otot dapat terjadi myosis, yaitu proses granulasi jaringan otot
4. Pembuluh darah terjadi tromboemboli
5. Terjadi splenomegaly
6. Anemia karena kegagalan sumsum tulang untuk menghasilkan cukup
sel- sel darah merah baru
7. Pembengkakan dan peradangan pada lapisan luar jantung atau
perikarditis dan dari otot jantung (miokarditis). Kedua kondisi ini dapat
menyebabkan gagal jantung kongesif.
C. Patofisiologi

D. Penatalaksanaan
1. Mengatasi nyeri dengan teknik non farmakologis : teknik distraksi,
relaksasi, nafas dalam, hipnotis 5 jari.
2. Istirahat
3. Latihan fisik
4. Pengobatan ( Aspirin, natrium kolin, asetaminopen, garam emas,
kortikosteroid)
5. Nutrisi
6. Lakukan pembedahan
a. Sinovektomi, untuk mencegah artritis pada sendi tertentu, untuk
mempertahankan fungsi sendi dan untuk mencegah timbulnya
kembali inflamasi
b. Arthrotomi, yaitu dengan membuka persendian
c. Arthrodesis, sering dilaksanakan pada lutut, tumit, dan pergelangan
tangan
d. Arthroplasty, pembedahan dengan cara mmembuat kembali dataran
pada persendian
II. Proses Keperawatan
A. Pengkajian
1. Identitas klien
a. Nama
b. Umur
c. Alamat
d. Pendidikan
e. Tanggal masuk ke panti wredha
f. Jenis kelamin
g. Suku
h. Agama
i. Status perkawinan
j. Tanggal pengkajian
2. Keluhan utama
3. Riwayat penyakit sekarang (PQRST)
4. Riwayat kesehatan dahulu
5. Riwayat kesehatan keluarga
6. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum
b. Tanda- tanda vital
c. Pemeriksaan head to toe
1. Kedaan umum : Composmentis
2. Integumen : kulit keriput, CRT >3detik
3. Kepala : bentuk, distribusi rambut, warna rambut
4. Mata : warna sklera, warna konjungtiva, gangguan penglihatan
5. Telinga : kebersihan telinga, gangguan pendengaran
6. Mulut dan tenggorokan : kebersihan mulut, banyaknya gigi
ompong, kebersihan gigi, mukosa bibi, pembesaran kelenjar
tyroid tidak ada, posisi trakea
7. Leher : tidak ada pembesaran vena jugularis
8. Dada : pengembangan dada simetris, tidak ada penggunaan alat
bantu pernafasan, tidak ada pembengkakan, tidak ada nyeri
tekan
9. Sistem pernafasan : suara nafas vesikuler, perkusi sonor
10. Sistem gastrointestinal : mual, penurunan berat badan
11. Sistem neurosensori : nyeri pada ekstremitas atas atau bawah,
kaji menurut PQRST, tenyadi kekakuan pada pagi hari
12. Sistem muskuloskeletasl : terjadi deformitas, kelemahan otot,
kresipitasi, pembengkakan sendi
13. Sistem perkemihan : BAK lancar
7. Pengkajian psikososial dan spiritual
a. Psikososial
b. Masalah emosional
c. Spiritual
8. Pengkajian fungsional klien
a. KATZ Indeks :
1) Mandiri dalam makan, kontinesia (BAK, BAB),
menggunakan pakaian, pergi ketoilet, berpindah, dan mandi.
2) Mandiri semuanya kecuali salah satu saja dari fungsi di atas
3) Mandiri, kecuali mandi dan satu lagi fungsi lain
4) Mandiri, kecuali mandi, berpakaian, dan satu fungsi yang
lain
5) Mandiri, kecuali mandi, berpakaian, ketoilet, dan satu fungsi
yang lain
6) Mandiri, kecuali mandiri berpakaian, ke toilet, berpindah,
dan satu fungsi yang lain
7) Ketergantungan untuk semua fungsi di atas
8) Lain- lain

keterangan :

mandiri : berarti tanpa pengawasan, pengarahan atau bantuan


aktif dari orang lain. Seseorang yang menolak untuk melakukan
suatu fungsi dianggap tidak melakukan fungsi, meskipun ia
anggap mampu

b. Motifikasi dari bartel indeks


Dengan
No Kriteria Mandiri Keterangan
Bantuan
1 Makan 5 10 Frekuensi:
Jumlah:
Jenis:
2 Minum 5 10 Frekuensi:
Jumlah:
Jenis:
3 Berpindah dari satu tempat 5-10 15
ketempat lain
4 Personal toilet (cuci muka, 0 5 Frekuensi:
menyisir rambut, gosok gigi).
5 Keluar masuk toilet ( mencuci 5 10 Frekuensi:
pakaian, menyeka tubuh,
meyiram)
6 Mandi 5 15 Frekuensi
7 Jalan dipermukaan datar 0 5
8 Naik turun tangga 5 10
9 Mengenakan pakaian 5 10
10 Kontrol Bowel (BAB) 5 10 Frekuensi:
Konsistensi:
11 Kontrol Bladder (BAK) 5 10 Frekuensi:
Warna:
12 Olah raga/ latihan 5 10 Frekuensi:

13 Rekreasi/ pemanfaatan waktu 5 10 Frekuensi;


luang Jenis:
Keterangan :
a. 130 : mandiri
b. 65- 125 : ketergantungan sebagian
c. 60 : ketergantungan total
9. Pengkajian status mental gerontik
a. Short portable status mental questioner (SPSMQ)

Benar Salah No Pertanyaan


01 Tanggal berapa hari ini?
02 Hari apa sekarang?
03 Apa nama tempat ini?
04 Dimana alamat anda?
05 Berapa umur anda?
06 Kapan anda lahir?
07 Siapa presiden Indonesia sekarang?
08 Siapa presiden Indonesia sebelumnya?
09 Siapa nama ibu anda?
10 Kurangi 3 dari 20 dan tetap pengurangan 3
dari setiap angka baru, semua secara
menurun
Jumlah Jumlah

Interpretasi hasil :
a. Salah 0-3 : fungsi intelektual utuh
b. Salah 4-5 : kerusakan intelektual ringan
c. Salah 6-8 : kerusakan intelektual sedang
d. Salah 9-10 : kerusakan intelektual berat
b. MMSE (mini mental status exam)

No Aspek Nilai Nilai Kriteria


Kognitif Maksimal Klien
1 Orientasi 5 Menyebutkan dengan benar
 Tahun :
 Musim :
 Tanggal:
 Hari :
 Bulan :
Orientasi 5 Diamana kita sekarang?
 Negara :
 Provinsi:
 Kota :
 Di :
 Wisma :
2 Registras 3 Sebutkan nama tiga obyek (oleh pemeriksa) 1
i detik dan mengatakan asing-masing obyek.
 Obyek
 Obyek
 obyek
3 Perhatian 5 Minta klien untuk memulai dari angka 100
dan kemudian dikurangi 7 sampai 5 kali / tingkat:
kalkulasi (93, 86, 79, 72, 65)
. Menging Minta klien untuk mengulangi ketiga obyek
at pada no 2 (registrasi) tadi. Bila benar, 1 point
masing-masing obyek.

5 Bahasa 9 Tunjukkan pada klien suatu benda dan


tanyakan nama pada klien
 Missal jam tangan
 Missal pensil
Minta klien untuk mengulangi kata berikut:
“tidak ada, jika, dan, atau, tetapi”. Bila benar
nilai satu poin
a. Pertanyaan benar 2 buah: tak ada, tetapi
Minta klien untuk menuruti perintah berikut
terdiri dari 3 langkah.
“ ambil kertas ditangan anda, lipat dua dan
taruh dilantai”
 Ambil kertas ditangan anda
 Lipat dua
 Taruh dilantai
Perintahkan pada klien untuk hal berikut ( bila
aktivitas sesuai perintah nilai 1 point)
 “tutup mata anda”
Perintahkan pada klien untuk menulis satu
kalimat dan menyalin gambar
 Tulis satu kalimat
 Menyalin gambar

Total
Nilai
Interpretasi hasil :
>23 : aspek kognitif dan fungsi mental baik
18-22 : kerusakan aspek fungsi mental ringan
17 : terdapat kerusakan aspek fungsi mental berat
10. Pengkajian keseimbangan untuk klien lansia
a. Perubahan posisi atau gerakan keseimbangan
Beri nilai 0 jika klien tidak menunjukkan kondisi dibawah ini, atau
beri nilai 1 jika klien menunjukkan salah satu dari kondisi dibawah
ini :
1) Bangun dari kursi
Tidak bangun dari duduk dengan satu kali gerakan, tetapi
mendorong tubuhnya ke atas dengan tangan atau bergerak ke
bagian depan kursi terlebih dahulu, tidak stabil pada saat
berdiri pertama kali.
2) Duduk ke kursi
Menjatuhkan diri ke kursi, tidak duduk di tengah kursi
3) Menahan dorongan pada sternum, klien menggerakan kaki,
memegang obyek untuk dukungan, kaki tidak menyentuh
sisi- sisinya
4) Mata tertutup
Sama seperti di atas.
5) Perputaran leher
Menggerakan kaki, menggenggam objek untuk dukungan,
kaki tidak menyentuh sisi- sisinya, keluhan vertigo, pusing,
atau keadaan tidak stabil
6) Gerakan menggapai sesuatu
Tidak mampu untuk menggapai sesuatu dengan bahu fleksi
sepenuhnya sementara berdiri pada ujung- ujung jari kaki,
tidak stabil, memegang sesuatu untuk dukungan
7) Membungkuk
Tidak mampu membungkuk untuk mengambil objek- objek
kecil dari lantai, memegang obyek untuk bisa berdiri lagi,
memerlukan usaha- usaha multiperl untuk bangun.
b. Komponen gaya berjalan atau gerakan
Beri nilai 0 jika klien tidak menunjukkan kondisi dibawah ini, atau
beri nilai 1 jika klien menunjukan salah satu dari kondisi dibawah
ini :
1) Minta klien untuk berjalan ke tempat yang ditentukan ragu-
ragu, tersandung, memegang obyek untuk dukungan
2) Ketinggian langkah kaki (mengangkat kaki saat melangkah),
kaki tidak naik dari lantai secara konsisten(menggeser atau
menyeret kaki), mengangkat kaki terlalu tinggi (>5 cm)
3) Kontinuitas langkah kaki
Setelah langkah- langkah awal, langkah menjadi tidak
konsisten, memulai mengangkat satu kaki sementara kaki
yang lain menyentuh lantai
4) Kesimetrisan langkah
Tidak berjalan dalam garis lurus, bergelombang dari sisi ke
sisi
5) Penyimpangan jalur pada saat berjalan
Tidak berjalan dalam garis lurus, bergelombang dari sisi ke
sisi
6) Berbalik
Berhenti sebelum mulai berbalik, jalan sempoyongan,
bergoyang, memegang obyek untuk dukungan
Intervensi hasil :
Jumlahkan semua nilai yang diperoleh klien, dan dapat
diinterpretasikan sebagai berikut :
0-5 : risiko jatuh rendah
6-10 : risiko jatuh sedang
11-15 : risiko jatuh tinggi
B. Diagnosa keperawatan
1. Nyeri kronis b.d peradangan sendi ditandai dengan kemerahan,
bengkak, kaku
2. Risiko cedera b.d kelemahan otot ditandai dengan kekuatan otot (1-5),
bengkak
3. Gangguan citra tubuh b.d deformitas sendi ditandai perubahan bentuk
tubuh, sendi

Tujuan
No Diagnosa Intervensi
Umum Khusus
1 Nyeri Tingkat nyeri (L.08066) Dalam waktu 1x 24 jam nyeri Manajemen nyeri
kronis berkurang,dengan kriteria hasil (I.08238)
: Observasi
Setelah dilakukan tindakan 1.kemampuan menuntaskan 1.identifikasi
keperawatan diharapkan nyeri aktivitas meningkat dari 1 lokasi,karakteristik,
berkurang menjadi 5 durasi,kualitas,inten
2. keluhan nyeri menurun dari sitas nyeri
5 menjadi 1 2. identifikasi skala
3. meringis menurun dari 5 nyeri
menjadi 1 3. identifikasi
4. gelisah menurun dari 5 respons nyeri non
menjadi 1 verbal
5. tekanan darah membaik dari 4. identifikasi
1 menjadi 5 factor yang
memperberat nyeri
5. identifikasi
pengetahuan dan
keyakinan tentang
nyeri
Terapeutik
1.berikan terapi
nonfarmakologis
2. fasilitasi istirahat
tidur
2 Gangguan Citra tubuh (L. 09067) Dalam waktu 1x 24 jam citra Promosi citra tubuh
citra Setelah dilakukan tidakan tubuh meningkat dengan (1. 09305)
tubuh keperawatan diharapkan citra kriteris hasil : Observasi
tubuh meningkat 1. Melihat bagian tubuh 1. Identifikasi
membaik dari 1 menjadi perubahan
5 citra tubuh
2. Menyentuh bagian yang
tubuh membaik dari 1 mengakibat
menjadi 5 kan isolasi
3. Verbalisasi perasaan sosial
negatif tentang
perubahan tubuh 2. Monitor
menurun dari 1 menjadi apakah
5 pasien bisa
4. Menyembunyikan melihat
bagian tubuh berlebihan bagian
menurun dari 1 menjadi tubuh yang
5 berubah
5. Respon non verbal pada Terapeutik
perubahan tubuh 1. Diskusikan
membaik dari 1 menjadi perubahan
5 tubuh dan
fungsinya
2. Diskusikan
kondisi stres
yang
mempengar
uhi citra
tubuh
Edukasi
1. Anjurkan
mengungka
pkan
gambaran
diri terhadap
citra diri
2. Latih fungsi
tubuh yang
dimiliki
3. Latih
peningkatan
penampilan
diri
3 Risiko Tingkah cedera (L. 14136) Setelah dilakukan tindakan Pencegahan decera
cedera Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x 24 jam risiko ( 1. 14537)
keperawatan diharapkan risiko cedera menurun dengan kriteria Observasi :
cedera menurun hasil : 1. Identifikasi
1. Toleransi aktivitas area
meningkatkan dari 1 lingkungan
menjadi 5 yang
2. Ketegangan otot berpotensi
menurun dari 1 menjadi menyebabka
5 n cedera
3. Kejadian cedera luka Terapeutik :
menurun dari 1 menjadi 1. Gunakan
5 alas lantai
4. Gangguan mobilitas jika berisiko
menurun dari 1 menjadi mengalami
5 cedera
5. Pola isitirahat/ tidur 2. Pastikan
membaik dari 1 menjadi barang-
5 barang
pribadi
mudah di
jangkau
3. Pertahankan
posisi
tempat tidur
di posisi
terendah
saat
digunakan
4. Diskusikan
mengenal
latihan dan
terapi fisik
yang
diperlukan
Edukasi :
1. Anjurkan
berganti
posisi secara
perlahan
dan duduk
selama
beberapa
menit
sebelum
berdiri
C. Intervensi keperawatan
D. Impelementasi keperawatan
Tindakan perawatan keluarga mencakup :
a. Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga mengenal masalah
dan kebutuhan kesehatan, dengan cara : memberikan informasi
penyuluhan atau konseling, mengidentifikasi kebutuhan dan harapan
tentang kesehatan, mendorong sikap emosi yang sehat terhadap
masalah.
b. Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang tepat,
dengan cara : mengidentifikasi sumber-sumber yang dimiliki keluarga,
mendiskusikan tentang konsekuensi setiap tindakan.
c. Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota keluarganya
yang sakit dengan cara mendemonstrasikan cara perawatan,
menggunakan alat dan fasilitas yang ada dirumah
E. Evaluasi keperawatan
Evaluasi merupakan suatu penilaian untuk menentukan keberhasilan
tindakan keperawatan, maka selanjutnya dilakukan penilaian tindakan-
tindakan keperawatan keluarga mungkin saja tidak dapat dilakukan dengan
satu kunjungan, untuk itu dilakukan secara bertahap. Evaluasi dilakukan
untuk menentukan kemandirian keluarga setelah pembinaan/ tindakan
keperawatan.
F. Referensi
Purwoastuti, E. (2009). Waspadai Gangguan Rematik. Yogyakarta :
Kanisius
Kalim, handono, 1996. Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2016. Standar Diagnosa Keperawatan
Indonesia. Jakarta : Dewan pengurus pusat PPNI
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2018. Standar Luaran Keperawatan
Indonesia. Jakarta : Dewan pengurus pusat PPNI
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan
Indonesia. Jakarta : Dewan pengurus pusat PPNI

Anda mungkin juga menyukai