Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PENDAHULUAN

AKUT MIOCARD INFARK

A. PENGERTIAN
Infark miokardium mengacu pada proses rusaknya jaringan jantung akibat
suplai darah yang tidak adekuat sehingga aliran darah koroner berkurang.
(Brunner & Sudarth, 2009)
Infark miocard akut adalah nekrosis miocard akibat aliran darah ke otot
jantung terganggu. (Suyono, 2010)

B. TANDA DAN GEJALA


Tanda dan gejala infark miokard ( TRIAS ) adalah :
1. Nyeri :
a. Nyeri dada yang terjadi secara mendadak dan terus-menerus tidak
mereda, biasanya diatas region sternal bawah dan abdomen bagian
atas, ini merupakan gejala utama.
b. Keparahan nyeri dapat meningkat secaara menetap sampai nyeri
tidak tertahankan lagi.
c. Nyeri tersebut sangat sakit, seperti tertusuk-tusuk yang dapat
menjalar ke bahu dan terus ke bawah menuju lengan (biasanya lengan
kiri).
d. Nyeri mulai secara spontan (tidak terjadi setelah kegiatan atau
gangguan emosional), menetap selama beberapa jam atau hari, dan
tidak hilang dengan bantuan istirahat atau nitrogliserin (NTG).
e. Nyeri dapat menjalar ke arah rahang dan leher.
f. Nyeri sering disertai dengan sesak nafas, pucat, dingin, diaforesis
berat, pening atau kepala terasa melayang dan mual muntah.
g. Pasien dengan diabetes melitus tidak akan mengalami nyeri yang
hebat karena neuropati yang menyertai diabetes dapat mengganggu
neuroreseptor (mengumpulkan pengalaman nyeri).
2. Laboratorium
Pemeriksaan Enzim jantung :
a. CPK-MB/CPK
Isoenzim yang ditemukan pada otot jantung meningkat antara 4-6
jam, memuncak dalam 12-24 jam, kembali normal dalam 36-48 jam.
b. LDH/HBDH
Meningkat dalam 12-24 jam dam memakan waktu lama untuk
kembali normal
c. AST/SGOT.
d. EKG
Perubahan EKG yang terjadi pada fase awal adanya gelombang T
tinggi dan simetris. Setelah ini terdapat elevasi segmen ST.Perubahan
yang terjadi kemudian ialah adanya gelombang Q/QS yang
menandakan adanya nekrosis.
Skor nyeri menurut White :
0 = tidak mengalami nyeri
1 = nyeri pada satu sisi tanpa menggangu aktifitas
2 = nyeri lebih pada satu tempat dan mengakibatkan terganggunya
aktifitas, mislnya kesulitan bangun dari tempat tidur, sulit menekuk
kepala dan lainnya.

C. PENYEBAB
1. faktor penyebab :
a. Suplai oksigen ke miocard berkurang yang disebabkan oleh 3
faktor :
1. Faktor pembuluh darah :
a) Aterosklerosis.
b) Spasme
c) Arteritis
2. Faktor sirkulasi :
a) Hipotensi
b) Stenosos aurta
c) insufisiensi
3. Faktor darah :
a) Anemia
b) Hipoksemia
c) polisitemia
b. Curah jantung yang meningkat :
1. Aktifitas berlebihan
2. Emosi
3. Makan terlalu banyak
4. hypertiroidisme
c. Kebutuhan oksigen miocard meningkat pada :
1. Kerusakan miocard
2. Hypertropimiocard
3. Hypertensi diastolic
2. Faktor predisposisi :
a. faktor resiko biologis yang tidak dapat diubah :
1. usia lebih dari 40 tahun
2. jenis kelamin : insiden pada pria tinggi, sedangkan pada
wanita meningkat setelah menopause
3. hereditas
4. Ras : lebih tinggi insiden pada kulit hitam.
b. Faktor resiko yang dapat diubah :
1. Mayor :
a) hiperlipidemia
b) hipertensi
c) Merokok
d) Diabetes
e) Obesitas
f) Diet tinggi lemak jenuh, kalori
2. Minor:
a) Inaktifitas fisik
b) Pola kepribadian tipe A (emosional, agresif, ambisius,
kompetitif).
c) Stress psikologis berlebihan.

D. PATOFISIOLOGI
Umumnya infak miokart akut didasari oleh adanya arterisklerosis
pembuluh darah koroner. Nekrosis miokart akut hampir slalu terjadi akibat
penyumbatan total arteria koronaria oleh thrombus yang bentuk pada plaque
aterosklerosis yang tidak stabil, juga sering ruptur. Kerusakan miokard dari
endokardium sampai epikardium, menjadi komplet dan irefersibel dalam 3- 4
jam. Meskipun nekrosis miokard sudah komplit, proses remodeling miokard
yang mengalami injuri terus berlanjut sampai beberapa minggu karena daerah
infak meluas dan daerah non infak mengalami dilatasi
Setelah terjadi infark miokard akut, daerah miokard setempat akan
memperlihatkan penonjolan sistolik dengan akibat penurunan isi sekuncup
( strok volume ) dan peningkatan mekanisme akhir sistilik dan akhir diastolik
ventikrel kiri. Tekanan akhir diastolik ventrikel kiri dengan akibat tekanan
atrium kiri juga naik. Peningkatan tekanan atrium kiri yang lama akan
menyebabkan transudasi cairan ke jaringan intersisium paru. Pemburukan
hemodinamik ini tidak saja disebabkan karena daerah infark, tetrapi juga
daerah iskemik disekitarnya. Miokard relatif masih baik akan mengadakan
kompensasi, khususnya dengan bantuan energik untuk mempertahankan curah
jantung, tatapi dengan kaibat peningkatan kebutuhan oksigen miokard.
Kompensasiini juga tidak akan memadai bila daerah yang berangkutan
mengalami iskemik ataujuga fibrotik. Bila infark kecil dan miokard yang
harus kompensasi masih normal, pemburukan hemodinamik akan minimal
sebaikny abila infark dan miokard yang harus kompensasi sudah buruk akibat
siskemik atau infark tekanan akhir diastolik, fentrikel kiri akan naik dan gagal
jantung terjadi. Terjadinya penyakit mekanis akan rubtur seperti ruptur septum
ventrikel, regurgitasi mitral akut dan anirisma ventrikel akan memperburuk
faal hemodinamik
Aritmia merupakan penyulit IMA tersering dan terjadi terutama pada
menit – menit atau jam – jam pertama setelah serangan. Hal inidisebabkan
oleh perubahan – perubahan masa refrakter, daya hantar rangsangan dan
kkepekaaan terhadap rangsangan. Sistim saraf otonom juga berperan basar
terhadap terjadinya aritmia. Pada pasien IMA inferior umumnya mengalami
peningkatan tonus parasimpatis dengan akibat kecenderuangan bradi aritmia
meningkat, sedangkan peningkatan tonus simpatis pada IMA inferior akan
mempertinggi kecenderungan fibrilasi ventrikel dan perluasan infark
Pathway

Aterosklerosis
Trombosis
Konstriksi arteri koronaria

Aliran darah ke jantung menurun

Oksigen dan nutrisi turun

Jaringan Miocard Iskemik

Nekrose lebih dari 30 menit

Supply dan kebutuhan oksigen ke jantung tidak seimbang

Supply Oksigen ke Miocard turun

Metabolisme an aerob Seluler hipoksia

Timbunan
Kerusakan pertukaran gas asam laktat meningkat Integritas membran sel berubah
nyeri

Fatique Cemas Kontraktilitas turunpenurunan curah jantung


Resiko

Intoleransi aktifitas

COP turun Kegagalan pompa jantung

Gangguan perfusi jaringan


Gagal jantung

Resiko kelebihan volume cairan ekstravaskuler


E. PENGKAJIAN
a. Pengkajian Primer
1. Airways
- Sumbatan atau penumpukan secret
- Wheezing atau krekles
2. Breathing
- Sesak dengan aktifitas ringan atau istirahat
- RR lebih dari 24 kali/menit, irama ireguler dangkal
- Ronchi, krekles
- Ekspansi dada tidak penuh
- Penggunaan otot bantu nafas
3. Circulation
- Nadi lemah , tidak teratur
- Takikardi
- TD meningkat / menurun
- Edema
- Gelisah
- Akral dingin
- Kulit pucat, sianosis
- Output urine menurun
b. Pengkajian Sekunder.
1. Aktifitas
Gejala :
- Kelemahan
- Kelelahan
- Tidak dapat tidur
- Pola hidup menetap
- Jadwal olah raga tidak teratur
Tanda :
- Takikardi
- Dispnea pada istirahat atau aaktifitas
2. Sirkulasi
Gejala : riwayat IMA sebelumnya, penyakit arteri koroner, masalah
tekanan darah, diabetes mellitus.
Tanda :
- Tekanan darah
Dapat normal / naik / turun
Perubahan postural dicatat dari tidur sampai duduk atau berdiri
- Nadi
Dapat normal , penuh atau tidak kuat atau lemah / kuat kualitasnya
dengan pengisian kapiler lambat, tidak teratus (disritmia)
- Bunyi jantung
Bunyi jantung ekstra : S3 atau S4 mungkin menunjukkan gagal jantung
atau penurunan kontraktilits atau komplain ventrikel
- Murmur
Bila ada menunjukkan gagal katup atau disfungsi otot jantung
- Friksi ; dicurigai Perikarditis
- Irama jantung dapat teratur atau tidak teratur
- Edema
Distensi vena juguler, edema dependent , perifer, edema umum,krekles
mungkin ada dengan gagal jantung atau ventrikel
- Warna
Pucat atau sianosis, kuku datar , pada membran mukossa atau bibir
3. Integritas ego
Gejala : menyangkal gejala penting atau adanya kondisi takut mati,
perasaan ajal sudah dekat, marah pada penyakit atau perawatan,
khawatir tentang keuangan , kerja , keluarga
Tanda : menoleh, menyangkal, cemas, kurang kontak mata, gelisah,
marah, perilaku menyerang, focus pada diri sendiri, koma nyeri
4. Eliminasi
Tanda : normal, bunyi usus menurun.
5. Makanan atau cairan
Gejala : mual, anoreksia, bersendawa, nyeri ulu hati atau terbakar
Tanda : penurunan turgor kulit, kulit kering, berkeringat, muntah,
perubahan berat badan
6. Hygiene
Gejala atau tanda : lesulitan melakukan tugas perawatan
7. Neurosensori
Gejala : pusing, berdenyut selama tidur atau saat bangun (duduk atau
istrahat )
Tanda : perubahan mental, kelemahan
8. Nyeri atau ketidaknyamanan
Gejala :
- Nyeri dada yang timbulnya mendadak (dapat atau tidak
berhubungan dengan aktifitas ), tidak hilang dengan istirahat atau
nitrogliserin (meskipun kebanyakan nyeri dalam dan viseral)
- Lokasi :
Tipikal pada dada anterior, substernal , prekordial, dapat menyebar ke
tangan, ranhang, wajah. Tidak tertentu lokasinya seperti epigastrium,
siku, rahang, abdomen, punggung, leher.
- Kualitas :
“Crushing ”, menyempit, berat, menetap, tertekan, seperti dapat dilihat
- Intensitas :
Biasanya 10(pada skala 1 -10), mungkin pengalaman nyeri paling
buruk yang pernah dialami.
- Catatan : nyeri mungkin tidak ada pada
pasien pasca operasi, diabetes mellitus , hipertensi, lansia
9. Pernafasan:
Gejala :
- dispnea tanpa atau dengan kerja
- dispnea nocturnal
- batuk dengan atau tanpa produksi sputum
- riwayat merokok, penyakit pernafasan kronis.
Tanda :
- peningkatan frekuensi pernafasan
- nafas sesak / kuat
- pucat, sianosis
- bunyi nafas ( bersih, krekles, mengi ), sputum
10. Interkasi social
Gejala :
- Stress
- Kesulitan koping dengan stressor yang ada missal : penyakit,
perawatan di RS
Tanda :
- Kesulitan istirahat dengan tenang
- Respon terlalu emosi ( marah terus-menerus, takut )
- Menarik diri

F. MASALAH KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL


a. Nyeri akut b/d iskemia miokard akibat sumbatan arteri koroner.
b. Intoleransi aktivitas b/d ketidakseimbangan suplai oksigen miokard
dengan kebutuhan tubuh.
c. (Risiko tinggi) Penurunan curah jantung b/d perubahan frekuensi,
irama dan konduksi listrik jantung; penurunan preload/peningkatan
tahanan vaskuler sistemik; infark/diskinetik miokard, kerusakan
struktuaral seperti aneurisma ventrikel dan kerusakan septum.
d. (Risiko tinggi) Perubahan perfusi jaringan b/d penurunan/sumbatan
aliran darah koroner.
e. (Risiko tinggi) Kelebihan volume cairan b/d penurunan perfusi
ginjal; peningkatan natrium/retensi air; peningkatan tekanan hidrostatik
atau penurunan protein plasma.
f. Kecemasan (uraikan tingkatannya) b/d ancaman/perubahan
kesehatan-status sosio-ekonomi; ancaman kematian.
g. Kurang pengetahuan (tentang kondisi dan kebutuhan terapi) b/d
kurang terpajan atau salah interpretasi terhadap informasi tentang fungsi
jantung/implikasi penyakit jantung dan perubahan status kesehatan yang
akandatang.
G. PERENCANAAN DAN RASIONALISASI
A. Nyeri akut b/d iskemia miokard akibat sumbatan arteri koroner.
Intervensi :
1. Pantau nyeri (karakteristik, lokasi, intensitas, durasi), catat setiap
respon verbal/non verbal, perubahan hemo-dinamik
Rasional :Menurunkan rangsang eksternal yang dapat memperburuk
keadaan nyeri yang terjadi
2. Berikan lingkungan yang tenang dan tunjukkan perhatian yang tulus
kepada klien.
Rasional :Membantu menurunkan persepsi-respon nyeri dengan
memanipulasi adaptasi fisiologis tubuh terhadap nyeri
3. Bantu melakukan teknik relaksasi (napas dalam/perlahan, distraksi,
visualisasi, bimbingan imajinasi
Rasional :Nitrat mengontrol nyeri melalui efek vasodilatasi koroner yang
meningkatkan sirkulasi koroner dan perfusi miokard.
4. Kolaborasi pemberian obat sesuai indikasi:
a. Antiangina seperti nitogliserin (Nitro-Bid, Nitrostat, Nitro-Dur)
Beta-Bloker seperti atenolol (Tenormin), pindolol (Visken), propanolol
(Inderal)
b. Analgetik seperti morfin, meperidin (Demerol)
c. Penyekat saluran kalsium seperti verapamil (Calan), diltiazem
(Prokardia).
Rasional :Nitrat mengontrol nyeri melalui efek vasodilatasi koroner yang
meningkatkan sirkulasi koroner dan perfusi miokard
B. Intoleransi aktivitas b/d ketidakseimbangan suplai oksigen miokard dengan
kebutuhan tubuh.
Intervensi :
1. Pantau HR, irama, dan perubahan TD sebelum, selama dan sesudah
aktivitas sesuai indikasi.
Rasional :Menentukan respon klien terhadap aktivitas
2. Tingkatkan istirahat, batasi aktivitas
Rasional :Menurunkan kerja miokard/konsumsi oksigen, menurunkan
risiko komplikasi.
3. Anjurkan klien untuk menghindari peningkatan tekanan abdominal.
Rasional :Manuver Valsava seperti menahan napas, menunduk, batuk
keras dan mengedan dapat mengakibatkan bradikardia, penurunan curah
jantung yang kemudian disusul dengan takikardia dan peningkatan tekanan
darah
4. Batasi pengunjung sesuai dengan keadaan klinis klien.
Rasional :Keterlibatan dalam pembicaraan panjang dapat melelahkan klien
tetapi kunjungan orang penting dalam suasana tenang bersifat terapeutik
5. Bantu aktivitas sesuai dengan keadaan klien dan jelaskan pola
peningkatan aktivitas bertahap.
Rasional :Mencegah aktivitas berlebihan; sesuai dengan kemampuan kerja
jantung.
6. Kolaborasi pelaksanaan program rehabilitasi pasca serangan IMA.
Rasional :Menggalang kerjasama tim kesehatan dalam proses
penyembuhan klien.
C. (Risiko tinggi) Penurunan curah jantung b/d perubahan frekuensi, irama dan
konduksi listrik jantung; penurunan preload/peningkatan tahanan vaskuler
sistemik; infark/diskinetik miokard, kerusakan struktuaral seperti aneurisma
ventrikel dan kerusakan septum.
Intervensi :
1. Pantau TD, HR dan DN, periksa dalam keadaan baring, duduk dan
berdiri (bila memungkinkan)
Rasional :Hipotensi dapat terjadi sebagai akibat dari disfungsi ventrikel,
hipoperfusi miokard dan rangsang vagal. Sebaliknya, hipertensi juga
banyak terjadi yang mungkin berhubungan dengan nyeri, cemas,
peningkatan katekolamin dan atau masalah vaskuler sebelumnya.Hipotensi
ortostatik berhubungan dengan komplikasi GJK.Penurunanan curah
jantung ditunjukkan oleh denyut nadi yang lemah dan HR yang
meningkat.
2. Auskultasi adanya S3, S4 dan adanya murmur.
Rasional :S3 dihubungkan dengan GJK, regurgitasi mitral, peningkatan
kerja ventrikel kiri yang disertai infark yang berat. S4 mungkin
berhubungan dengan iskemia miokardia, kekakuan ventrikel dan
hipertensi. Murmur menunjukkan gangguan aliran darah normal dalam
jantung seperti pada kelainan katup, kerusakan septum atau vibrasi otot
papilar.
3. Auskultasi bunyi napas.
Rasional :Krekels menunjukkan kongesti paru yang mungkin terjadi
karena penurunan fungsi miokard.
4. Berikan makanan dalam porsi kecil dan mudah dikunyah.
Rasional :Makan dalam volume yang besar dapat meningkatkan kerja
miokard dan memicu rangsang vagal yang mengakibatkan terjadinya
bradikardia.
5. Kolaborasi pemberian oksigen sesuai kebutuhan klien.
Rasional :Meningkatkan suplai oksigen untuk kebutuhan miokard dan
menurunkan iskemia.
6. Pertahankan patensi IV-lines/heparin-lok sesuai indikasi.
Rasional :Jalur IV yang paten penting untuk pemberian obat darurat bila
terjadi disritmia atau nyeri dada berulang
7. Bantu pemasangan/pertahankan paten-si pacu jantung bila
digunakan.
Rasional :Pacu jantung mungkin merupakan tindakan dukungan sementara
selama fase akut atau mungkin diperlukan secara permanen pada infark
luas/kerusakan sistem konduksi.
D. (Risiko tinggi) Perubahan perfusi jaringan b/d penurunan/sumbatan aliran
darah coroner.
Intervensi :
1. Pantau perubahan kesadaran/keadaan mental yang tiba-tiba seperti
bingung, letargi, gelisah, syok.
Rasional :Perfusi serebral sangat dipengaruhi oleh curah jantung di
samping kadar elektrolit dan variasi asam basa, hipoksia atau emboli
sistemik.
2. Pantau tanda-tanda sianosis, kulit dingin/lembab dan catat kekuatan
nadi perifer.
Rasional :Penurunan curah jantung menyebabkan vasokonstriksi sistemik
yang dibuktikan oleh penurunan perfusi perifer (kulit) dan penurunan
denyut nadi.
3. Pantau fungsi pernapasan (frekuensi, kedalaman, kerja otot aksesori,
bunyi napas)
Rasional :Kegagalan pompa jantung dapat menimbulkan distres
pernapasan. Di samping itu dispnea tiba-tiba atau berlanjut menunjukkan
komplokasi tromboemboli paru
4. Pantau fungsi gastrointestinal (anorksia, penurunan bising usus,
mual-muntah, distensi abdomen dan konstipasi)
Rasional :Penurunan sirkulasi ke mesentrium dapat menimbulkan
disfungsi gastrointestinal
5. Pantau asupan caiaran dan haluaran urine, catat berat jenis
Rasional :Asupan cairan yang tidak adekuat dapat menurunkan volume
sirkulasi yang berdampak negatif terhadap perfusi dan fungsi ginjal dan
organ lainnya. BJ urine merupakan indikator status hidrsi dan fungsi
ginjal.
6. Kolaborasi pemeriksaan laboratorium (gas darah, BUN, kretinin,
elektrolit)
Rasional :Penting sebagai indikator perfusi/fungsi organ.
7. Kolaborasi pemberian agen terapeutik yang diperlukan:
a. Hepari / Natrium Warfarin (Couma-din)
b. Simetidin (Tagamet), Ranitidin (Zantac), Antasida.
c. Trombolitik (t-PA, Streptokinase).
Rasional :Heparin dosis rendah mungkin diberikan mungkin diberikan
secara profilaksis pada klien yang berisiko tinggi seperti fibrilasi atrial,
kegemukan, anerisma ventrikel atau riwayat tromboplebitis. Coumadin
merupakan antikoagulan jangka panjang.
E. (Risiko tinggi) Kelebihan volume cairan b/d penurunan perfusi ginjal;
peningkatan natrium/retensi air; peningkatan tekanan hidrostatik atau penurunan
protein plasma
Intervensi :
1. Auskultasi bunyi napas terhadap adanya krekels.
rasional :Indikasi terjadinya edema paru sekunder akibat dekompensasi
jantung
2. Pantau adanya DVJ dan edema anasarka
Rasional :Dicurigai adanya GJK atau kelebihan volume cairan
(overhidrasi)
3. Hitung keseimbangan cairan dan timbang berat badan setiap hari bila
tidak kontraindikasi.
Rasional :Penurunan curah jantung mengakibatkan gangguan perfusi
ginjal, retensi natrium/air dan penurunan haluaran urine. Keseimbangan
cairan positif yang ditunjang gejala lain (peningkatan BB yang tiba-tiba)
menunjukkan kelebihan volume cairan/gagal jantung.
4. Pertahankan asupan cairan total 2000 ml/24 jam dalam batas
toleransi kardiovaskuler.
Rasional :Memenuhi kebutuhan cairan tubuh orang dewasa tetapi tetap
disesuaikan dengan adanya dekompensasi jantung.
5. Kolaborasi pemberian diet rendah natrium.
Rasional :Natrium mengakibatkan retensi cairan sehingga harus dibatasi.
6. Kolaborasi pemberian diuretik sesuia indikasi (Furosemid/Lasix,
Hidralazin/ Apresoline, Spironlakton/ Hidronolak-ton/Aldactone)
Rasional :Diuretik mungkin diperlukan untuk mengoreksi kelebihan
volume cairan
7. Pantau kadar kalium sesuai indikasi.
Rasional :Hipokalemia dapat terjadi pada terapi diuretik yang juga
meningkatkan pengeluaran kalium.
F. Kecemasan (uraikan tingkatannya) b/d ancaman/perubahan kesehatan-status
sosio-ekonomi; ancaman kematian.
Intervensi :
1. Pantau respon verbal dan non verbal yang menunjukkan kecemasan
klien.
Rasional :Respon klien terhadap situasi IMA bervariasi, dapat berupa
cemas/takut terhadap ancaman kematian, cemas terhadap ancaman
kehilangan pekerjaan, perubahan peran sosial dan sebagainya.
2. Dorong klien untuk mengekspresikan perasaan marah, cemas/takut
terhadap situasi krisis yang dialaminya.
Rasional :Informasi yang tepat tentang situasi yang dihadapi klien dapat
menurunkan kecemasan/rasa asing terhadap lingkungan sekitar dan
membantu klien mengantisipasi dan menerima situasi yang terjadi.
3. Kolaborasi pemberian agen terapeutik anti cemas/sedativa sesuai
indikasi (Diazepam/Valium, Flurazepam/Dal-mane, Lorazepam/Ativan).
Klien mungkin tidak menunjukkan keluhan secara langsung tetapi
kecemasan dapat dinilai dari perilaku verbal dan non verbal yang dapat
menunjukkan adanya kegelisahan, kemarahan, penolakan dan sebagainya.
Rasional :Meningkatkan relaksasi dan menurunkan kecemasan.
G. Kurang pengetahuan (tentang kondisi dan kebutuhan terapi) b/d kurang
terpajan atau salah interpretasi terhadap informasi tentang fungsi
jantung/implikasi penyakit jantung dan perubahan status kesehatan yang akan
datang.
Intervensi :
1. Kaji tingkat pengetahuan klien/orang terdekat dan
kemampuan/kesiapan belajar klien.
Rasional :Proses pembelajaran sangat dipengaruhi oleh kesiapan fisik dan
mental klien.
2. Berikan informasi dalam berbagai variasi proses pembelajaran.
(Tanya jawab, leaflet instruksi ringkas, aktivitas kelompok)
Rasional :Meningkatkan penyerapan materi pembelajaran.
3. Berikan penekanan penjelasan tentang faktor risiko, pembatasan
diet/aktivitas, obat dan gejala yang memerlukan perhatian cepat/darurat.
Rasional :Memberikan informasi terlalu luas tidak lebih bermanfaat
daripada penjelasan ringkas dengan penekanan pada hal-hal penting yang
signifikan bagi kesehatan klien.
4. Peringatkan untuk menghindari aktivitas isometrik, manuver Valsava
dan aktivitas yang memerlukan tangan diposisikan di atas kepala.
Rasional :Aktivitas ini sangat meningkatkan beban kerja miokard dan
meningkatkan kebutuhan oksigen serta dapat merugikan kontraktilitas
yang dapat memicu serangan ulang.
5. Jelaskan program peningkatan aktivitas bertahap (Contoh: duduk,
berdiri, jalan, kerja ringan, kerja sedang).
Rasional :Meningkatkan aktivitas secara bertahap meningkatkan kekuatan
dan mencegah aktivitas yang berlebihan. Di samping itu juga dapat
meningkatkan sirkulasi kolateral dan memungkinkan kembalinya pola
hidup normal.
DAFTAR PUSTAKA

1. Carolyn M. Hudak. Critical Care Nursing : A Holistic


Approach. Edisi VII. Volume II. Alih Bahasa : Monica E. D Adiyanti.
Jakarta : EGC ; 2009
2. Susan Martin Tucker. Patient Care Standarts. Volume 2.
Jakarta : EGC ; 2010
3. Lynda Juall Carpenito. Handbook Of Nursing Diagnosis.
Edisi 8. Jakarta : EGC ; 2009
4. Long, B.C. Essential of medical – surgical nursing : A
nursing process approach. Volume 2. Alih bahasa : Yayasan IAPK. Bandung:
IAPK Padjajaran; 2010 (Buku asli diterbitkan tahun 1989)
5. Smeltzer, S.C. & Bare, B.G. Brunner and Suddarth’s
textbook of medical – surgical nursing. 8th Edition. Alih bahasa : Waluyo, A.
Jakarta: EGC; 2009
6. Corwin, E.J. Handbook of pathophysiology. Alih bahasa :
Pendit, B.U. Jakarta: EGC; 2008
7. Price, S.A. & Wilson, L.M. Pathophysiology: Clinical
concept of disease processes. 4th Edition. Alih bahasa : Anugerah, P. Jakarta:
EGC; 2010
8. Doengoes, M.E., Moorhouse, M.F., Geissler, A.C.
Nursing care plans: Guidelines for planning and documenting patients care.
Alih bahasa: Kariasa, I.M. Jakarta: EGC; 2009
9. Suyono, S, et al. Buku ajar ilmu penyakit dalam. Edisi
ketiga. Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2009
10. Arif Mansjoer. Kapita Selekta Kedokteran. Jilid 1. Jakarta
: Media Aesculapius ; 2009
11. Sandra M. Nettina , Pedoman Praktik Keperawatan,
Jakarta, EGC, 2012

Anda mungkin juga menyukai