Proteksi 1 PDF
Proteksi 1 PDF
3.1 Umum
Sebaik apapun suatu sistem tenaga dirancang, gangguan pasti akan terjadi
pada sistem tenaga tersebut. Gangguan ini dapat merusak peralatan sistem tenaga
sehingga kerja sistem tenaga menjadi terganggu dan dapat menyebabkan gagalnya
penyaluran daya ke konsumen.
Berdasarkan sumber gangguan, gangguan pada sistem tenaga dapat dibagi
menjadi dua:
a. Gangguan internal
Sumber gangguan berasal dari dalam sistem. Penyebabnya dapat berupa :
penuaan peralatan
arus beban lebih
penentuan parameter peralatan proteksi yang tidak tepat
b. Gangguan eksternal
Sumber gangguan berasal dari luar sistem. Penyebabnya dapat berupa :
kesalahan manusia dalam mengoperasikan sistem tenaga
alam, seperti petir, angin, dahan pohon, dan lain-lain
binatang, seperti burung, kelelawar, dan lain-lain
bertahan untuk selang waktu yang cukup lama. Sedangkan arus hubung singkat
terjadi akibat penurunan kekuatan dasar isolasi dari sistem tenaga. Penurunan
kekuatan isolasi ini dapat terjadi antarsaluran fasa atau antara saluran fasa dengan
tanah. Akibatnya akan timbul arus yang jauh melebihi arus beban maksimum.
Sistem tenaga tidak dapat bertahan lama apabila arus gangguan hubung singkat ini
tidak segera diatasi.
b. Gangguan tegangan lebih
Gangguan tegangan lebih terjadi umumnya diakibatkan oleh sambaran
petir ke sistem, baik langsung maupun tidak langsung (induksi). Perubahan arus
yang sangat cepat dan faktor induktansi dari saluran menyebabkan timbulnya
tegangan pada saluran sesuai dengan persamaan :
d
eind L. i (t )
dt
Penambahan tegangan ini dapat mengakibatkan tegangan pada sistem naik
melampaui BIL (Basic Insulation Level) dari peralatan sistem tenaga sehingga
dapat merusak peralatan sistem tenaga.
Gangguan pada sistem tenaga listrik yang paling sering terjadi adalah
gangguan hubung singkat[1]. Persentase terjadinya gangguan hubung singkat
pada suatu sistem tenaga dapat dilihat pada tabel 3.1 [2]. Sebagian besar dari
gangguan hubung singkat ini bersifat temporer, artinya gangguan yang bila suplai
arusnya dihentikan, gangguan tersebut akan hilang dan tidak menimbulkan
kerusakan pada peralatan dimana terjadi gangguan [1].
lebih mahal. Di lain pihak, operasi sistem proteksi yang semakin cepat akan
memperbesar kemungkinan terjadinya operasi yang salah karena adanya
kemungkinan kesalahan dalam membedakan transien yang dapat ditoleransi dan
transien yang tidak dapat ditoleransi.
4. Sederhana
Suatu sistem proteksi harus diusahakan sesederhana mungkin dengan tetap
harus bisa mencapai tujuan yang diharapkan. Setiap penambahan komponen yang
dapat meningkatkan kinerja sistem proteksi namun tidak mutlak diperlukan dalam
persyaratan sistem proteksi harus dipertimbangkan dengan sangat hati-hati. Setiap
penambahan komponen membuat sumber gangguan baru terhadap sistem tenaga
maupun sistem proteksi. Permasalahan di sistem proteksi jauh lebih berbahaya
daripada masalah di sistem tenaga.
5. Ekonomis
Biaya adalah faktor yang paling penting. Hal yang sangat mendasar adalah
memperoleh proteksi yang maksimum dengan biaya yang minimum. Untuk biaya
yang sangat minimum, akan sangat sukar mendapat sistem proteksi yang baik,
bahkan dapat menimbulkan kesulitan dalam pengaplikasian sistem proteksi
tersebut. Untuk itu harus ada pertimbangan antara kualitas sistem proteksi dan
biaya yang diperlukan.
bagian sistem listrik dari sumber daya pada suatu kondisi tertentu yang
dapat menyebabkan kerusakan atau bahaya pada peralatan atau sistem
tersebut.
Rele proteksi adalah peralatan yang vital pada setiap sistem tenaga listrik.
Rele ini memang tidak diperlukan pada saat sistem tenaga beroperasi dengan
normal, tapi akan menjadi sangat penting apabila terjadi gangguan pada sistem
tenaga.
Berdasarkan pemakaian dan prinsip kerja, rele proteksi dapat dibagi menjadi
lima, yaitu:
3. Rele jarak
Rele bekerja dengan menggunakan besaran tegangan dan arus sebagai
besaran yang diukur. Untuk jenis tertentu, rele juga menggunakan besaran sudut
fasa sebagai besaran ukur. Dengan membandingkan tegangan dan arus, akan
diperoleh impedansi. Dengan adanya hubungan linear antara impedansi saluran
dengan jarak saluran, maka rele dapat bekerja berdasarkan lokasi gangguan.
4. Rele arah
Rele bekerja dengan menggunakan arus dan tegangan sebagai besaran ukur.
Rele mempunyai kemampuan untuk membedakan arah aliran daya (arus). Rele
hanya bekerja untuk satu arah arus yang telah ditentukan terlebih dahulu.
Pemakain rele ini pada sistem proteksi saluran selalu bersama-sama dengan rele
lain seperti rele arus lebih atau rele jarak. Fungsi penggunaan rele arah adalah
untuk memperoleh selektivitas proteksi karena arah daya pada keadaan gangguan
dapat datang dari kedua sisi saluran seperti pada jaringan loop dan jaringan
grid/ring.
5. Rele diferensial
Prinsip kerja rele ini adalah membandingkan besaran arus yang ada di kedua
sisi peralatan yang diproteksi. Bila perbedaan besaran antara kedua sisi tersebut
melebihi suatu harga tertentu yang telah ditentukan, maka rele akan bekerja.
Prinsip kerja PMT ini adalah menggunakan energi dari busur untuk
memanaskan air menjadi uap. Dengan mekanisme tertentu, uap ini akan
menyebabkan perubahan tekanan dan temperatur yang memadamkan busur. PMT
jenis ini digunakan untuk menangani arus gangguan yang kecil dan bekerja dalam
satu atau dua siklus.
Standard Inverse t TMS [0,14 /( I 0,02 1)] t TMS [0, 228 0,103 /( I 0,02 1)]
Very Inverse t TMS [13,5 /( I 1)] t TMS [0,982 39, 22 /( I 2 1)]
Extremely Inverse t TMS [80 /( I 2 1)] t TMS [0, 243 56, 4 /( I 2 1)]
Bila karakteristik t-i dari keenam jenis rele tersebut diplot pada satu
gambar maka akan didapat gambar seperti Gambar. 3.1.
Berdasarkan cara kerjanya, PBO dapat dibagi menjadi penutup balik sekali
(single shot recloser) dan penutup balik beberapa kali (multishot recloser).
Berdasarkan fasa kerjanya, PBO dibagi menjadi penutup balik satu fasa,
penutup balik tiga fasa, dan penutup balik kombinasi satu fasa dan tiga fasa.
Berdasarkan waktu kerja rele pengamannya, rele PBO dibagi menjadi rele
PBO dengan waktu kerja rele pengaman cepat dan waktu kerja rele pengaman
lambat. Pembagian ini berdasarkan cepat dan/atau lambatnya waktu kerja rele
pengaman mulai saat merasakan gangguan sampai PBO terbuka. Waktu kerja ini
ditentukan oleh waktu kerja atau karakteristik waktu-arus seperti Gambar 3.3
3.3.4. Pelebur
Pelebur adalah suatu alat pemutus yang dengan meleburnya bagian dari
komponennya yang telah dirancang khusus dan disesuaikan ukurannya untuk itu,
membuka rangkaian dimana pelebur tersebut terpasang dan memutuskan arus bila
arus tersebut melebihi suatu nilai tertentu dalam waktu yang cukup [5].
Pelebur adalah peralatan satu fasa yang menggabungkan fungsi mendeteksi
dan memutus arus. Pelebur hanya bekerja berdasarkan kombinasi magnitudo dan
durasi dari arus yang mengalir melalui pelebur itu [7]. Pelebur yang akan melebur
ketika terjadi arus gangguan adalah pelebur pada fasa dimana arus gangguan itu
mengalir.
Jenis pelebur berdasarkan proses kerjanya adalah sebagai berikut:
Pelebur jenis ini memiliki lapisan pasir yang mengelilingi fuse link sehingga
ketika fuse link tersebut melebur, panas dan busur apinya dirdam oleh lapisan
pasir tersebut.
SSO dengan pengaturan waktu harus mampu masuk sistem dalam keadaan
masih ada gangguan pada jaringan karena ada kalanya SSO harus menutup ketika
gangguan belum hilang. SSO jenis ini dilengkapi rele waktu dengan pengaturan
waktu sebagai berikut:
t1 = selang waktu pembukaan PBO dan pembukaan SSO
t2 = selang waktu penutupan PBO dan penutupan SSO
t3 = selang-waktu-bertegangan minimal agar SSO tidak terkunci.
SSO dengan fungsi jumlah pembukaan PBO dilengkapi dengan penghitung
dimana SSO akan membuka setelah PBO membuka untuk kali tertentu.