Anda di halaman 1dari 3

KEWAJIBAN MANUSIA MEMELIHARA DAN MEMAKMURKAN ALAM

Yang terhormat kepala sekolah SMPN 1 Mentaya Hilir Selatan beserta staf dan teman
teman yang saya banggakan . Alhamduliah puji dan syukur kehadiran Allah SWT yang
membuat kita bisa berkumpul di halaman ini dan pada kesempatan kali ini sya akan
membacakan syarhil quran yang berjudul kewajiban manusia memelihara dan memakmurkan
alam.

Hadirin Yang Berbahagia,

Multatuli mengibaratkan bumi Indonesia laksana jamrud yang berada di dataran


khatulistiwa. Qurasish Shihab juga mengibaratkan tanah Indonesia laksana sekeping tanah
sorga yang di hamaparkan di persada nusantara. Dua ungkapan tersebut menggambarkan
bertapa indah dan hebatnya sumber daya alam yang kita miliki. Kita Negara kaya,
sumberdaya kita potensisal, tanah kita pun subur, Namun kenyataannya masih banya rakyat
yang berada dibawah garis kemiskinan, bayi-bayi kekurangan gizi, pelajar putus sekolah,
bahkan rakyat mati menderita kelaparan. Mengapa hal ini terjadi? Ini disebabkan Sumber
daya alam yang kita miliki belum dimanfaatkan oleh bangsa kita sendiri, melainkan
dieksploitasi dikikis habis oleh bangsa-bangsa lain sebagai aksi penjajahan gaya baru.

Bahkan akhir-akhir ini akibat kecongkakan tangan-tangan manusia itu sendiri yang
dibungkus sains dan teknologi telah mengikis habis keramahan alam sehingga yang nampak
adalah krisis lingkungan, polusi, malapetaka atomik, menipisnya lapisan ozon di atmospir,
hingga ancaman terjadinya hujan api dibeberapa belahan dunia. Fenomena tersebut
menandakan ketidak harmonisan hubungan manusia dengan alam raya, akibatnya dirasakan
oleh manusia sendiri.

Melihat betapa pentingnya memelihara lingkungan tersebut, maka pada kesempatan


ini kita akan membicarakan tentang, “Kewajiban Manusia Memelihara dan Memakmurkan
Alam”, dengan rujukan firman Allah, surat al-Hijr ayat 19-20 :

َ ‫ي فِي َها َوأَ ألقَ أينَا َمدَدأنَاهَا َو أاْل َ أر‬


‫ض‬ َ ‫{ َم أو ُزون‬19}‫ش فِي َها لَ ُك أم َو َجعَ ألنَا‬
َ ‫ش أيء ُك ِل ِم أن فِي َها َوأ َ أنبَتأنَا َر َوا ِس‬ َ ‫بِ َر ِازقِينَ لَهُ لَ أست ُ أم َو َم أن َمعَا ِي‬
{20}

Artinya : “ Aku berlindung kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk, dengan menyebut
nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang. Dan Kami telah menghamparkan
bumi dan menjadikan padanya gunung-gunung dan Kami tumbuhkan padanya segala sesuatu
menurut ukuran.(19) Dan Kami telah menjadikan untukmu di bumi keperluan-keperluan
hidup, dan (Kami menciptakan pula) makhluk-makhluk yang kamu sekali-kali bukan pemberi
rezki kepadanya.(20)”

Hadirin Yang Berbahagia,

Dalam tafsir al-Muntakhab, ayat ini dinilai sebagai menegaskan suatu temuan ilmiah
yang diperoleh melalui pengamatan di laboratorium, yaitu setiap kelompok tanaman masing-
masing memiliki kesamaan dilihat dari sisi luarnya, demikian juga sisi dalamnya. Bagian-
bagian tanaman dan sel-sel yang digunakannya untuk pertumbuhan memiliki kesamaan-
kesamaan yang praktis tak berbeda. Meskipun antara satu jenis dengan yang lainnya dapat
dibedakan, tetapi semuanya dapat di klasifikasikan dalam satu kelompok yang sama.

Hadirin, alangkah bahagia dan indahnya alam ini jika setiap individu memiliki semangat
dalam memelihara dan melestarikan alam raya yang kita huni ini, sehingga dapat
menghasilkan manfaat bagi semua manusia yang ada. Para ilmuan menyebut abad ke-21
sebagai the age of anxietyor restlenses, abad yang penuh dengan kegelisahan, kecemasan,
perang antar suku dan bangsa menjadi-jadi, resesi ekonomi melanda seluruh lapisan warga,
ledakan penduduk semakin tak terkendali bahkan pencemaran lingkungan menjadi ancaman
kehidupan. Kondisi tersebut hadirin, jelas telah menimbulkan beban psikologis bagi
kehidupan masyarakat, akibatnya masyarakat menjadi serba salah, hati menjadi resah dan
gelisah, jiwa terasa hampa dan merana, semangat hidup tiada dan enggan berkaryabahkan
yang paling parah munculnya berbagai penyakit psikomotis, penyakit kejiwaan yang dapat
mematikan seluruh umat manusia secara perlahan dan mengerikan, kalaupun bertahan namun
hidup tidak lagi merasakan ketenangan.

Hadirin, lalu apakah tugas manusia di muka bumi ini? tidak lain adalah untuk
memakmurkan bumi, mensejahterakan umat manusia sendiri lebih-lebih lingkungan-nya
sebagai tempat tinggal dan menetap. Sebagaimana terurai di dalam al-Qur’an surat Huud ayat
61 :

‫صا ِل ًحا أَخَا ُه أم ثَ ُمودَ َو ِإلَى‬


َ ‫شأ َ ُك أم ه َُو َغي ُأرهُ ِإلَه ِم أن لَ ُك أم َما للاَ ا أعبُد ُوا يَاقَ أو ِم َقا َل‬
َ ‫ض ِمنَ أ َ أن‬
ِ ‫ثُم فَا أست َ أغ ِف ُروهُ فِي َها َوا أست َ أع َم َر ُك أم أاْل َ أر‬
‫{ ُم ِجيب قَ ِريب َر ِبي ِإن ِإلَ أي ِه تُوبُوا‬16}

Artinya : “Dan kepada Tsamud (Kami utus) saudara mereka Shaleh. Shaleh berkata: Hai
kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada bagimu Tuhan selain Dia. Dia telah
menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu pemakmurnya, karena itu
mohonlah ampunan-Nya, kemudian bertobatlah kepada-Nya. Sesungguhnya Tuhanku amat
dekat (rahmat-Nya) lagi memperkenankan (do`a hamba-Nya).”

Rasulullah saw bersabda :

‫السماء فى من يرحمكم اْلرض فى من إرحموا‬

“Sayangilah oleh kamu sekalian segala apa yang ada di muka bumi ini niscaya yang di atas
(Allah) akan menyayangimu.”

Apabila sikap ini kita aplikasikan maka Allah swt menjamin kemakmuran alam raya
yang kita miliki sehingga kita jauh dari petaka, terhindar dari bencana tapi dekat dengan
nikmat dan barakat dari Allah swt yang Maha Qudrat.

Dengan demikian, dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa alam akan berdaya guna
jika dipelihara, namun akan menimbulkan petaka jika dirusak. Bentuk perusakan alam adalah
dengan memperbanyak maksiat dalam hidup dan penghidupan manusia. Oleh karena itu,
dalam rangka mengelola alam ini kita hindari diri kita masing-masing dari perbuatan-
perbuatan maksiat, baik terhadap diri sendiri, terhadapa alam raya , terlebih kepada Allah
swt.

Semoga Allah memberikan kekuatau kepada kita dalam mengemban amanah sebagai khalifah
di muka bumi ini terutama dalam mengelola alam, semoga Allah memberikan keberkahan
kepada bangsa ini, amin ya rabbal ‘alamin.

‫الحال احسن إلى المستعان وللا‬

‫وبركاته للا ورحمة عليكم والسالم‬

Anda mungkin juga menyukai