Anda di halaman 1dari 159

LAPORAN KERJA PRAKTIK SI-4001

KONSTRUKSI PEMBANGUNAN
GEDUNG LABORATORIUM TEKNIK 2
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA

Disusun sebagai salah satu syarat kelulusan


mata kuliah SI-4001 Kerja Praktik

Dosen Pembimbing
Rahmat Kurniawan, S.T.,M.T.

Wardiman Yosef Gultom 21115029


Pernando Manik 21116106

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


JURUSAN TEKNOLOGI INFRASTRUKTUR DAN
KEWILAYAHAN
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA
2019
SURAT PERNYATAAN
Laporan Kerja Praktik

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Wardiman Yosef Gultom


Nim : 21115029
Nama : Pernando Manik
Nim : 21116106

Dengan ini menyatakan bahwa laporan dengan judul:

LAPORAN KERJA PRAKTIK PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG


LABORATORIUM TEKNIK 2
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA

Adalah benar hasil penelitian dan analisis yang kami lakukan sendiri selama 40 hari
jam kerja di Proyek pembangunan Gedung Laboratorium Teknik 2 ITERA dengan
kontraktor pelaksana adalah PT. Kembar Jaya Abadi. Seluruh pendapat, materi dan
sumber yang dikutip sesuai dengan tata cara penulisan karya ilmiah yang berlaku.

Surat pernyataan ini dibuat dengan sebenar-benarnya dan jika pernyataan dalam
lembar pernyataan ini di kemudian hari diketahui keliru, saya bersedia menerima
sangsi sesuai peraturan yang berlaku.

Lampung Selatan, November 2019


Pembuat Pernyataan

Pernando Manik Wardiman Yosef Gultom


NIM. 21116106 NIM. 21115029
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN KERJA PRAKTIK SI-4001

PROYEK PEMBANGUNAN LABORATORIUM TEKNIK 2


INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA

Diajukan untuk memenuhi syarat kelulusan


Mata kuliah SI-4001 Kerja Praktik

Oleh

Wardiman Yosef Gultom 21115029

Pernando Manik 21116106

Disetujui pada November 2019

Penanggung Jawab Kerja Praktik Pembibing Utama

Junita Eka Susanti, S.T.,M.Eng. Rahmat Kurniawan, S.T.,M.T


NRK. 1992062620182116 NRK. 1990103120181116
ABSTRAK

Tujuan dibuatnya karya tulis “PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG


LABORATORIUM TEKNIK 2 INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA” adalah
sebagai salah satu bentuk dari pemahaman mahasiswa/i dalam menerapkan apa
yang telah didapat pada saat proses perkuliahan dan diaplikasikan di lapangan yang
berkaitan langsung dengan proses pekerjaan konstruksi. Adapun pokok bahasan
dari laporan ini berisikan tentang metode lapangan yang meninjau pekerjaan
struktur bawah dan struktur tengah yang terdiri dari bore pile, Pile Cap, sloof,
kolom, balok dan pelat serta manajemen penjadwalan yang memakai kurva S.
Selain itu pada laporan ini membahas tentang kebutuhan tulangan pada pondasi Pile
Cap dan menganalisis manajemen proyek melalui mengendalikan mutu pada
proyek pembangunan Gedung Laboratorium Teknik 2 Institut Teknologi Sumatera.
Output yang dihasilkan berupa laporan yang telah memuat tinjauan pekerjaan
struktur bawah, struktur tengah, manajemen penjadwalan, kebutuhan tulangan
pondasi Pile Cap dan menganalisis manajemen proyek melalui pengendalian mutu.

Kata Kunci: Konstruksi, Manajemen, Penjadwalan, Kebutuhan Tulangan,


Pengendalian Mutu, RAB.

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Kerja
Praktik ini dengan judul Proyek Pembangunan Gedung Laboratorium Teknik 2
Institut Teknologi Sumatera. Penyusunan laporan kerja praktik ini dibuat untuk
melaporkan hasil pembelajaran dan pengalaman dalam kerja praktik untuk
memenuhi syarat salah satu mata kuliah Kerja Praktik pada program studi Teknik
Sipil dengan bobot 2 sks.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang mendukung


dalam proses kerja praktik ini, khususnya kepada:

1. Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga kami dapat melaksanakan kerja praktik dengan lancar.
2. Orang tua dan seluruh keluarga yang telah mendukung dan memberikan doa.
3. Rahmat Kurniawan, S.T.,M.T selaku dosen pemimbing mata kuliah kerja
praktik SI-4001, terima kasih atas semua bimbingan, saran dan nasihat yang
telah diberikan.
4. Bapak M. Ali Husni, S.T., selaku Project Manager yang telah
mengizinkan tim penulis melaksanakan kerja praktik di Proyek
Pembangunan Gedung Laboratorium Teknik 2 Institut Teknologi Sumatera.
5. Bapak Heri Surya S., S.T., selaku Site Manager yang telah memberikan
bimbingan kepada tim penulis dalam melaksanakan kerja praktik di Proyek
Pembangunan Gedung Laboratorium Teknik 2 Institut Teknologi Sumatera.
6. Bapak Sigit Prasetyo, S.T., selaku Precast Supervisor yang selalu
memberikan bimbingan dan penjelasan kepada penulis dalam melaksanakan
kerja praktik di Proyek Pembangunan Gedung Laboratorium Teknik 2
Institut Teknologi Sumatera.
7. Bapak Bowo, Bapak Sukur, Bapak Iwan, Mas Eko, Bang Febri dan Bang
Wira yang telah banyak membantu menjawab pertanyaan dan membimbing
selama melaksanakan kerja praktik.
8. Seluruh staf dan karyawan PT. Kembar Jaya Abadi yang telah membantu
penulis selama kerja praktik.

iii
9. Teman-teman Program Studi Teknik Sipil angkatan 2016, terkhusus untuk
Zulia Saputri Aryani, Deri Bagusta, Novita sari, Risma Purwanti, Rina Safitri
dan Deni Fahrul Rifai yang telah berbagi ilmu selama melaksanakan kerja
praktik.

Penyusunan laporan kerja praktik Teknik Sipil 2019 ini belum sempurna,
penulis mengharapkan saran dan kritik dari semua pihak. Penulis berharap semoga
laporan ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca.

Lampung Selatan, November 2019

Penulis

iv
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................... i


ABSTRAK ............................................................................................................. ii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1


Latar Belakang ............................................................................ 1
Rumusan Masalah ....................................................................... 1
Tujuan ......................................................................................... 2
Ruang Lingkup Kerja Praktik ..................................................... 2
Waktu dan Tempat Pelaksanaan Kerja Praktik ........................... 2
Sistematika Penulisan ................................................................. 3

BAB II INFORMASI DATA PROYEK ........................................................ 4


Latar Belakang Perusahaan ......................................................... 4
Latar Belakang Pembangunan Proyek ........................................ 4
Gambaran Umum ........................................................................ 5
Lingkup Pekerjaan Proyek .......................................................... 6
Lingkup Pekerjaan Sesuai dengan Kerja Praktik ........................ 7
Data Umum Proyek..................................................................... 7
Fasilitas Proyek ........................................................................... 9
Sistem Pelelangan ..................................................................... 12
Sistem Kontrak.......................................................................... 14
Sistem Pembayaran ................................................................... 17
Pendanaan Proyek ..................................................................... 17
Organisasi Pelaksanaan Kegiatan ............................................. 18

BAB III TAHAPAN PROYEK KONSTRUKSI .......................................... 30


Material ..................................................................................... 30
Peralatan Proyek ....................................................................... 37
Pekerjaan Struktur Bawah......................................................... 42

v
Pekerjaan Bore Pile ......................................................... 42
Pekerjaan Pile Cap dan Tie Beam ................................... 47
Pekerjaan Sloof ................................................................ 56
Pekerjaan Struktur Atas ............................................................ 60
Pekerjaan Kolom ............................................................. 61
Pekerjaan Balok ............................................................... 65
Pekerjaan Pelat Lantai ..................................................... 69
Manajemen Konstruksi Gedung Laboratorium Teknik 2
ITERA ....................................................................................... 73
Manajemen Waktu .......................................................... 74
Manajemen Biaya ............................................................ 74
Manajemen Mutu ............................................................ 76
Manajemen Komunikasi ................................................. 76
Pemeriksaan Bahan Bangunan .................................................. 78
Pemeriksaan Kekentalan Adukan Beton ......................... 78
Pemeriksaan Kuat Tekan Beton ...................................... 80
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) ................................... 81

BAB IV TUGAS KHUSUS ............................................................................. 85


Menghitung Kebutuhan Material dan Analisis Harga Satuan
Pada Struktur Bawah Dengan Membandingkan Harga Pada
Kurva S Pembangunan Laboratorium Teknik II ITERA .......... 85
Latar Belakang ................................................................ 85
Teori Dasar ...................................................................... 86
Pembahasan ..................................................................... 88
Menghitung Kebutuhan Material dan Analisis Harga Satuan
Pada Struktur Atas (Pre Cast) Pembangunan Laboratorium
Teknik II ITERA ..................................................................... 114
Latar Belakang .............................................................. 114
Teori Dasar .................................................................... 114
Pembahasan ................................................................... 115

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ............................................................ 141


Kesimpulan ............................................................................. 141

vi
Saran ....................................................................................... 142

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

vii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Peta Lokasi Proyek Gedung Laboratorium Teknik 2 ................. 5


Gambar 2.2. Kantor Proyek Pembangunan GLT 2 ITERA ........................... 10
Gambar 2.3. Gudang Material dan Peralatan ................................................ 10
Gambar 2.4. Barak Pekerja ............................................................................ 11
Gambar 2.5. Alat Transportasi ....................................................................... 11
Gambar 2.6. Rambu dan Spanduk Proyek ...................................................... 12
Gambar 2.7. Alur Kerja Organisasi Proyek ................................................... 18
Gambar 2.8. Struktur Organisasi La .............................................................. 29
Gambar 3.1. Agregat Kasar (Kerikil) ............................................................ 31
Gambar 3.2. Agregat Halus (Pasir) ............................................................... 31
Gambar 3.3. Tank Air .................................................................................... 32
Gambar 3.4. Tanah asli di lapangan .............................................................. 33
Gambar 3.5. Semen Portland ........................................................................ 34
Gambar 3.6. Tulangan ................................................................................... 35
Gambar 3.7. Kawat Baja................................................................................ 35
Gambar 3.8. Beton Ready Mix....................................................................... 36
Gambar 3.9. Sikagrout 215 ............................................................................ 36
Gambar 3.10. Alat Bored Pile ......................................................................... 37
Gambar 3.11. Truk Ready Mix ........................................................................ 37
Gambar 3.12. Truk Concrete Pump................................................................. 38
Gambar 3.13. Vibrator..................................................................................... 38
Gambar 3.14. Bar Bender ................................................................................ 39
Gambar 3.15. Bar Cutter ................................................................................. 39
Gambar 3.16. Truk Crane................................................................................ 39
Gambar 3.17. Alat Total Station dan Waterpass ............................................. 40
Gambar 3.18. Dump Truck .............................................................................. 40
Gambar 3.19. Excavator .................................................................................. 41
Gambar 3.20. Compactor ................................................................................ 41
Gambar 3.21. Pembersihan Lahan ................................................................... 42
Gambar 3.22. Marking Dan Setting Out Titik Bored pile ................................ 43
Gambar 3.23. Penyetelan Alat bored pile mini crane ..................................... 43
Gambar 3.24. Penyetelan Alat Bored pile ....................................................... 43
Gambar 3.25. Proses Pengeboran dan Pembuangan tanah dari mata bor ........ 44
Gambar 3.26. Pengecekan kedalaman dasar lubang pengeboran .................... 44
Gambar 3.27. Lubang Bored pile .................................................................... 44
Gambar 3.28. Pemotongan besi tulangan ........................................................ 45
Gambar 3.29. Pebengkokan tulangan .............................................................. 45
Gambar 3.30. Merangkai besi tulangan ........................................................... 45
Gambar 3.31. Mobilisasi tulangan ................................................................... 46
Gambar 3.32. Tulangan pada lubang bor ........................................................ 46
Gambar 3.33. Penyetelan pipa tremi ke dalam lubang bor .............................. 46
Gambar 3.34. Penuangan ready mix ke dalam lubang bor .............................. 47

viii
Gambar 3.35. Penuangan Ready Mix dihentikan ............................................. 47
Gambar 3.36. Marking Dan Setting Out Titik galian posisi Pile Cap ............. 48
Gambar 3.37. Penggalian tanah menggunakan excavator ............................... 48
Gambar 3.38. Pembobokan tiang bored pile ................................................... 48
Gambar 3.39. Hasil Pembobokan tiang bored pile .......................................... 49
Gambar 3.40. Pekerjaan urugan pasir dan pekerjaan lantai kerja.................... 49
Gambar 3.41. Lantai kerja pada Pile Cap ....................................................... 49
Gambar 3.42. Pemotongan besi tulangan ........................................................ 50
Gambar 3.43. Pembengkokan tulangan ........................................................... 50
Gambar 3.44. Merangkai besi tulangan ........................................................... 50
Gambar 3.45. Mobilisasi tulangan yang sudah dipabrikasi ............................. 51
Gambar 3.46. Pemotongan papan kayu dan perakitan bekisting ..................... 51
Gambar 3.47. Pemindahan Tulangan Pile Cap kedalam Bekisting ................ 51
Gambar 3.48. Menyetel selimut beton dengan menggunkan beton ................ 52
Gambar 3.49. Pemotongan dan Pembengkokan Tulangan Utama dan
Sengkang Tie Beam .................................................................. 52
Gambar 3.50. Pengukuran dan Penandaan Letak Tulangan ............................ 53
Gambar 3.51. Merangkai Tulangan Tie Beam ................................................. 53
Gambar 3.52. Pengelasan Tulangan Tie Beam ke Tulangan Pile Cap ............ 53
Gambar 3.53. Pengelasan Tulangan Tie Beam ke Tulangan Pile Cap ............ 54
Gambar 3.54. Mengatur penuangan Ready mix ke dalam cetakan Pile Cap ... 54
Gambar 3.55. Menggunakan vibrator untuk meratakan beton ........................ 54
Gambar 3.56. Menghentikan pengecoran dan meratakan beton ..................... 55
Gambar 3.57. Pembongkaran Bekisting Pile Cap dan Tie Beam .................... 55
Gambar 3.58. Pembongkaran Bekisting Pile Cap dan Tie Beam .................... 55
Gambar 3.59. Pembuatan lantai kerja .............................................................. 56
Gambar 3.60. Pemotongan papan kayu dan perakitan bekisting ..................... 56
Gambar 3.61. Menyetel selimut beton dengan menggunkan beton tahu......... 57
Gambar 3.62. Pemotongan besi tulangan ........................................................ 57
Gambar 3.63. Pembengkokan tulangan ........................................................... 57
Gambar 3.64. Merangkai besi tulangan ........................................................... 58
Gambar 3.65. Pemasang bekisting sloof .......................................................... 58
Gambar 3.66. Pemasangan beton tahu............................................................. 58
Gambar 3.67. Mengatur penuangan Ready mix ke dalam cetakan Sloof ......... 59
Gambar 3.68. Meggunakan vibrator untuk meratakan beton .......................... 59
Gambar 3.69. Menghentikan pengecoran dan meratakan beton ..................... 60
Gambar 3.70. Pembongkaran Bekisting Sloof ................................................. 60
Gambar 3.71. Membuat Bekisting Kolom....................................................... 61
Gambar 3.72. Memotong Material Tulangan .................................................. 61
Gambar 3.73. Merakit Tulangan Kolom ......................................................... 62
Gambar 3.74. Memasang Tulangan ke dalam Bekisting ................................. 62
Gambar 3.75. Melakukan Pengujian Slump Test ............................................. 62
Gambar 3.76. Mengambil Sampel untuk Uji Laboratorium ............................ 63
Gambar 3.77. Mengecor Kolom ...................................................................... 63
Gambar 3.78. Melepas Pipa Pada Cetakan Kolom .......................................... 63

ix
Gambar 3.79. Melepas Kolom Precast pada Bekisting................................... 64
Gambar 3.80. Meluruskan Tulangan-Tulangan ............................................... 64
Gambar 3.81. Memasang Kolom ..................................................................... 64
Gambar 3.82. Menambal Bawah Kolom ......................................................... 65
Gambar 3.83. Melakukan Grouting ................................................................. 65
Gambar 3.84. Membuat Bekisting Balok ........................................................ 66
Gambar 3.85. Memotong Material Tulangan .................................................. 66
Gambar 3.86. Merakit Tulangan Balok ........................................................... 66
Gambar 3.87. Memasang Tulangan ke dalam Bekisting ................................. 67
Gambar 3.88. Melakukan Pengujian Slump Test ............................................. 67
Gambar 3.89. Mengambil Sampel untuk Uji Laboratorium ............................ 67
Gambar 3.90. Mengecor Balok ........................................................................ 68
Gambar 3.91. Mengecor dan Memadatkan Balok ........................................... 68
Gambar 3.92. Melepas Balok Precast pada Bekisting .................................... 68
Gambar 3.93. Melepas Balok Precast pada Bekisting .................................... 69
Gambar 3.94. Memasang scaffolding .............................................................. 69
Gambar 3.95. Membuat Bekisting Pelat .......................................................... 70
Gambar 3.96. Memotong Material .................................................................. 70
Gambar 3.97. Merakit atau Pabrikasi Tulangan .............................................. 70
Gambar 3.98. Memasang Tulangan ke dalam Bekisting ................................. 71
Gambar 3.99. Melakukan Pengujian Slump Test ............................................. 71
Gambar 3.100. Mengambil Sampel untuk Uji Laboratorium ............................ 71
Gambar 3.101. Mengecor Pelat Lantai .............................................................. 72
Gambar 3.102. Meratakan Beton dengan Vibrator ............................................ 72
Gambar 3.103. Melepas Pelat Lantai Precast pada Bekisting .......................... 72
Gambar 3.104. Memindahkan Pelat Lantai ....................................................... 73
Gambar 3.105. Memasang Pelat Lantai ............................................................. 73
Gambar 3.106. Memasang Tulangan Wiremesh ................................................ 73
Gambar 3.107. Pengujian Slump di Lapangan .................................................. 79
Gambar 3.108. Pengujian Kuat Tekan Beton .................................................... 81
Gambar 3.109. Poster K3 Sebelum Kerja.......................................................... 82
Gambar 3.110. Poster Alat Pelindung Diri (APD) ............................................ 82
Gambar 3.111. Poster Penggunaan APD ........................................................... 82
Gambar 3.112. Bendera ..................................................................................... 83
Gambar 3.113. Sepatu Safety Lapangan ............................................................ 83
Gambar 3.114. Helm .......................................................................................... 83
Gambar 3.115. Sarumg Tangan ......................................................................... 84
Gambar 3.116. Masker ...................................................................................... 84
Gambar 4.1. Tulangan Bore Pile 1 ................................................................ 88
Gambar 4.2. Tulangan Bore Pile 2 ................................................................ 92
Gambar 4.3. Tulangan Pile Cap 1 ................................................................. 96
Gambar 4.4. Tulangan Pile cap Type 2 ......................................................... 99
Gambar 4.5. Tulangan Sloof ........................................................................ 101
Gambar 4.6. Balok Tipe 1 ........................................................................... 115
Gambar 4.7. Kolom Tipe 1 .......................................................................... 116

x
Gambar 4.8. Pelat Lantai Tipe 1 .................................................................. 117
Gambar 4.9. Detail Penulangan Balok ........................................................ 118
Gambar 4.10. Detail Penulangan Kolom ....................................................... 121
Gambar 4.11. Detail Penulangan Pelat Tipe 1............................................... 123

xi
DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Pehitungan Berat Tulangan Sengkang Bored Pile Type 1 ............. 106
Tabel 4.2 Pehitungan Berat Tulangan Sengkang Bored Pile Type 2 ............. 106
Tabel 4.3 Pehitungan Berat Tulangan Pokok Bored Pile Type 1 .................. 106
Tabel 4.4 Pehitungan Berat Tulangan Pokok Bored Pile Type 2 .................. 106
Tabel 4.5 Pehitungan Volume Pengecoran Bored Pile Type 1 ...................... 106
Tabel 4.6 Pehitungan Volume Pengecoran Bored Pile Type 2 ...................... 107
Tabel 4.7 Pehitungan Berat Tulangan Pile cap Type 1 .................................. 107
Tabel 4.8 Pehitungan Berat Tulangan Pile cap Type 2 .................................. 107
Tabel 4.9 Pehitungan Volume Pengecoran Pile cap ...................................... 107
Tabel 4.10 Pehitungan Volume Bekisting Pile cap ......................................... 107
Tabel 4.11 Pehitungan Volume Galian Pile cap .............................................. 107
Tabel 4.12 Pehitungan Volume Timbunan Pile cap ........................................ 107
Tabel 4.13 Pehitungan Volume Lantai Kerja Pile cap .................................... 108
Tabel 4.14 Pehitungan Berat Tulangan Sloof Memanjang ............................ 108
Tabel 4.15 Pehitungan Berat Tulangan Sloof Melintang ............................... 108
Tabel 4.16 Pehitungan Volume Pengecoran Sloof ........................................... 108
Tabel 4.17 Pehitungan Volume Bekisting Sloof .............................................. 108
Tabel 4.18 Pehitungan Volume Lantai Kerja Sloof ......................................... 108
Tabel 4.19 Pehitungan Volume Timbunan Sloof ............................................. 108
Tabel 4.20 Harga Satuan Pekerjaan Tanah ...................................................... 109
Tabel 4.21 Harga Satuan Pekerjaan Borepile .................................................. 110
Tabel 4.22 Harga Satuan Pekerjaan Pile Cap .................................................. 111
Tabel 4.23 Rencana Anggaran Biaya Pekerjaan Struktur Bawah .................... 112
Tabel 4.24 Rencana Anggaran Biaya Pekerjaan Struktur Bawah Menurut
Kurva S .......................................................................................... 113
Tabel 4.25 Perhitungan Volume Beton pada Balok......................................... 115
Tabel 4.26 Perhitungan Volume Beton pada Balok......................................... 117
Tabel 4.27 Perhitungan Volume Beton pada Pelat .......................................... 118
Tabel 4.28 Perhitungan Berat Tulangan Pada Balok ....................................... 119
Tabel 4.29 Perhitungan Berat Tulangan Pada Kolom ..................................... 122
Tabel 4.30 Perhitungan Berat Tulangan Pada Kolom ..................................... 124
Tabel 4.31 Volume Beton Tiap Elemen Precast .............................................. 124
Tabel 4.32 Berat Tulangan Tiap Elemen Precast ............................................. 125
Tabel 4.33 Analisis Harga Satuan Kolom Tipe 1 ............................................ 126
Tabel 4.34 Analisis Harga Satuan Kolom Tipe 1.1 ......................................... 127
Tabel 4.35 Analisis Harga Satuan Kolom Tipe 2 ............................................ 128
Tabel 4.36 Analisis Harga Satuan Kolom Tipe 2.1 ......................................... 129
Tabel 4.37 Analisis Harga Satuan Balok Tipe 1 .............................................. 130
Tabel 4.38 Analisis Harga Satuan Balok Tipe 1.1 ........................................... 131
Tabel 4.39 Analisis Harga Satuan Balok Tipe 2 .............................................. 132
Tabel 4.40 Analisis Harga Satuan Balok Tipe 3 .............................................. 133
Tabel 4.41 Analisis Harga Satuan Balok Tipe 3.1 ........................................... 134

xii
Tabel 4.42 Analisis Harga Satuan Plat Tipe 1 ................................................. 135
Tabel 4.43 Analisis Harga Satuan Plat Tipe 2 ................................................. 136
Tabel 4.44 Analisis Harga Satuan Plat Tipe 3 ................................................. 137
Tabel 4.45 Analisis Harga Satuan Plat Tipe 4 ................................................. 138
Tabel 4.46 Analisis Harga Satuan Balok Tipe 5 .............................................. 139
Tabel 4.47 Rekapitulasi Analisis Harga Satuan Pekerjaan Elemen Precast .... 140

xiii
1 BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Dalam dunia pekerjaan khususnya di bidang Teknik Sipil, pekerjaan


membangun infrastruktur merupakan upaya untuk menciptakan
kemakmuran dan kesejahteraan rakyat. Oleh karena itu hasil pembangunan
harus dapat dinikmati oleh seluruh kalangan masyarakat luas, agar
terciptanya kesejahteraan lahir dan batin secara adil dan merata.

Pendidikan kuliah tidak hanya mengandalkan teori yang diberikan oleh


dosen kepada mahasiswa saja, tetapi pendidikan yang baik adalah
mempelajari teori yang diberikan oleh dosen dan diterapkan melalui kerja
praktik yang dilakukan program studi teknik sipil. Hal ini sangat diperlukan
untuk memperkenalkan mahasiswa ke dunia pekerjaan dan menjadikan
mahasiswa memiliki kemampuan praktis dan teoritis untuk bekal memasuki
dunia pekerjaan yang akan datang.

Program studi Teknik Sipil Institut Teknologi Sumatera (ITERA)


mewajibkan bagi seluruh mahasiswa untuk melakukan kerja praktik,
melalui kerja sama dengan PT. Kembar Jaya Abadi selaku penerima tugas,
sedang melakukan kegiatan konstruksi proyek pembangunan Gedung
Laboratorium Teknik 2 yang berada di kampus ITERA Provinsi Lampung
Selatan, Indonesia.

Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang dikaji adalah:

Bagaimana sistem manajemen proyek pada pembangunan tersebut?


Bagaimana metode pelaksanaan konstruksi Gedung Laboratorium
Teknik 2 ITERA?
Berapa kebutuhan material dan biaya untuk pekerjaan struktur bawah
Berapa kebutuhan material dan biaya untuk pekerjaan precast struktur
atas

1
Tujuan

Tujuan dari mata kuliah kerja praktik, yaitu:

Melengkapi syarat kelulusan mata kuliah SI-4098R (Kerja Praktik)


Mendapatkan pengetahuan dan wawasan dari kegiatan konstruksi yang
berlangsung serta mengetahui secara langsung permasalahan yang ada
di proyek tersebut.
Melatih kemampuan dan kreatifitas mahasiswa dalam melakukan kerja
sama, mengembangkan gagasan, komunikasi secara gambar maupun
lisan dan menganalisis permasalahan yang ada di proyek tersebut.
Latihan dan tahap awal untuk merencanakan konstruksi infrastruktur di
bidang teknik sipil.

Ruang Lingkup Kerja Praktik

Ruang lingkup kerja praktik demi penyusunan laporan kerja praktik ini yaitu
perencanaan konstruksi Gedung Laboratorium Teknik 2 ITERA PT.
Kembar Jaya Abadi. Adapun ruang lingkup penulisan laporan ini meliputi:

Konsep Perencanaan Struktur Bawah Dan Atas


Pekerjaan Struktur Bawah Pondasi
Pekerjaan Struktur Atas Kolom Lantai 2
Pekerjaan Struktur Atas Balok Lantai 2
Pekerjaan Struktur Atas Plat Lantai Lantai 2

Waktu dan Tempat Pelaksanaan Kerja Praktik

Kerja praktik dilaksanakan selama 40 (empat puluh) hari, mulai dari tanggal
24 Juni 2019 – 8 Agustus 2019, yang bertempat di proyek konstruksi
Gedung Laboratorium Teknik 2 ITERA Jalan Ryacudu, desa Way Hui,
kecamatan Jati Agung, kabupaten Lampung Selatan.

2
Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dan penyajian bentuk laporan kerja praktik ini adalah
melalui gambaran kerja yang dituangkan dalam membagi beberapa bagian
yang terdiri dari:

BAB I PENDAHULUAN
Pada bab I menguraikan uraian latar belakang kerja praktikum, rumusan
masalah, tujuan, ruang lingkup, waktu dan tempat pelaksanaan kerja praktik
dan sistematika penulisan laporan ini disusun.

BAB II INFORMASI DATA PROYEK


Pada bab II berisi latar belakang proyek pembangunan Gedung
Laboratorium Teknik 2 ITERA, lokasi proyek, informasi proyek lingkup
pekerjaan yang dilakukan oleh kontraktor dan sumber pendanaan pada
proyek ini.

BAB III TAHAP PROYEK KONSTRUKSI


Pada bab III berisi tentang tahapan proses perencanaan yang terdiri dari
perencanaan arsitektur, konsep perencanaan struktur bangunan bawah
termasuk survey data pendukung perencanaan, konsep perencanaan struktur
atas termasuk pembebanan dan perencanaan mekanikal dan elektrikal.

BAB V TUGAS KHUSUS


Pada bab V berisi tentang pembahasan khusus yang dilakukan penulis
selama menjalani kerja praktik di proyek pembangunan Gedung
Laboratorium Teknik 2 ITERA.

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN


Pada bab VI berisi tentang kesimpulan dari pembahasan tugas khusus
selama melakukan Kerja Praktik dan saran dari penulis selama kegiatan
kerja praktik berlangsung.

3
2 BAB II
INFORMASI DATA PROYEK

Latar Belakang Perusahaan

Kontraktor PT. Kembar Jaya Abadi adalah salah satu badan usaha yang
bergerak di bidang konstruksi yang beralamatkan di JL. Untung Suropati
Komplek GTL Blok BB – 14, Samarinda, Kalimantan Timur. PT. Kembar
Jaya Abadi memulai bidang jasa konstruksi sejak tahun 1994, dengan tujuan
memajukan provinsi kalimantan timur dan terutama seluruh indonesia.
Adapun visi dan misi dari PT. Kembar Jaya Abadi sebagai berikut:

VISI:

Menjadi perusahaan jasa kontruksi di daerah dan nasional terkemuka dan


terpercaya dalam melayani pelanggan dengan penuh tanggung jawab.

MISI:

Menjaga kepuasan pelanggan dengan memberikan pelayanan maksimal,


baik kualitas, harga maupun ketepatan waktu penyelesaian pekerjaan sesuai
bidangnya.

Bersama sama bekerja sama dengan pihak swasta dan pemerintah


membangun dan mengembangkan provinsi kalimantan timur pada
khususnya dan negara indonesia umumnya menjadikan bangsa yang maju
dalam perekonomian indonesia yang sedang bertumbuh.

Latar Belakang Pembangunan Proyek

Pembangunan Gedung Laboratorium Teknik 2 Institut Teknologi Sumatera


merupakan sarana pendidikan bagi mahasiswa Institut Teknologi Sumatera
yang bertujuan sebagai penunjang pembelajaran mahasiswa untuk
menambah wawasan dalam bangku perkuliahan maupun praktikum.
Laboratorium ini di bangun agar dapat membantu mahasiswa/i untuk
meningkatkan keterampilan hardskill dengan cara belajar yang efektif
dengan fasilitas yang lebih lengkap.

4
ITERA bekerja sama dengan Kementrian Riset Teknologi Dan Pendidikan
Tinggi (Kemenristekdikti) untuk mengadakan pekerjaan pembangunan
Gedung Laboratorium Teknik 2 ITERA melalui sumber dana Surat
Berharga Syariah Negara (SBSN) tahun anggaran 2019. Pelaksanaan
pekerjaan konstruksi tersebut harus sesuai dengan rencana baik dari segi
waktu, mutu dan biaya pekerjaan yang telah ditetapkan dalam kontrak.
Untuk menjaga kualitas dan kuantitas hasil pekerjaan yang sesuai dengan
yang direncanakan maka diperlukan adanya pekerjaan jasa pelaksana
konstruksi dan supervisi Gedung Laboratorium Teknik 2 ITERA yang
bertugas sebagai pelaksana pembangunan dan pengawas.

Pada proyek pembangunan Gedung Laboratorium Teknik 2 ITERA ini


tergolong konstruksi berat dengan jumlah empat lantai yang menggunakan
pondasi dalam yaitu bore pile, dan menggunakan struktur beton precast.
Dalam pekerjaan proyek ini diperlukan mekanisme dan manajemen
konstruksi yang baik.

Gambaran Umum

Lokasi Proyek

Lokasi pekerjaan proyek pembangunan Gedung Laboratorium Teknik 2


Institut Teknologi Sumatera berlokasi di Jalan Terusan Ryacudu, Desa Way
Hui, Kecamatan Jati Agung Lampung Selatan.

Gambar 2.1. Peta Lokasi Proyek Gedung Laboratorium Teknik 2


Sumber: Google Earth, 2019

5
Lingkup Pekerjaan Proyek

Pekerjaan yang terdapat selama di Proyek Pembangunan Laboratorium


Teknik 2 Institut Teknologi Sumatera meliputi:

Pekerjaan persiapan
Administrasi dan dokumentasi
Pengukuran kembali site
Pengukuran, pematokan jalan dan saluran
Pekerjaan bouwplank
Papan nama proyek
Pelat papan nama informasi proyek
Plat papan nama informasi bangunan
Penyediaan air dan listrik kerja
Akomodasi rapar lapangan
Biaya pembuatan dokumen kontrak
Foto kemajuan pekerjaan
Gambar terlaksana (As built Drawing)
Gambar pelaksana (shop drawing)
Kantor pemborongan di lapangan
Penyediaan gudang sementara
Penyediaan pagar sementara
Pekerjaan struktur
Pekerjaan tanah
 Galian tanah
 Perataan lokasi proyek
Pekerjaan beton
 Pile cap dan tie beam
 sloof
 Balok, dan plat lantai
 Kolom
 Tangga
Pekerjaan plumbing

6
Pekerjaan peralatan utama
Instalasi pipa air bersih
Instalasi pipa air recycling
Instalasi pipa air kotor
Instalasi pipa air hujan
Pekerjaan lain – lain.
Pekerjaan arsitektur
pekerjaan yang termasuk pekerjaan arsitektur adalah pekerjaan
pemasangan bagian eksterior dan interior gedung.

Lingkup Pekerjaan Sesuai dengan Kerja Praktik

Pekerjaan yang kami dapat lihat pada saat kerja praktik di Proyek
Pembangunan Laboratorium Teknik 2 ITERA meliputi:

Pekerjaan Pondasi
Pekerjaan Pengeboran pondasi
Pekerjaan Bored Pile
Pekerjaan Pile Cap
Pekerjaan Sloof
Pekerjaan Struktur
Pekerjaan Precast Kolom lantai 2
Pekerjaan Precast Balok Lantai 2
Pekerjaan Precast Plat Lantai Lantai 2

Data Umum Proyek

Bangunan Gedung Laboratorium Teknik 2 Institut Teknologi Sumatera,


yang peruntukkan sebagai gedung laboratorium. Adapun informasi umum
dari gedung ini adalah sebagai berikut:

Nama Proyek : Proses Pembangunan Gedung Laboratorium


Teknik 2 Institut Teknologi Sumatera
Lokasi
Provinsi : Lampung
Kota/Kabupaten : Lampung Selatan
Kecamatan : Jati Agung

7
Alamat : Jalan Terusan Ryacudu, Lampung Selatan
Jenis Kontrak : Kontrak gabungan lump sum dan fixed
unit price
Pemilik Proyek : Institut Teknologi Sumatera (ITERA)
Konsultan MK : CV. Anugrah Karya Mandiri
Kontraktor Pelaksana : PT. Kembar Jaya Abadi
Kontrak awal
Nomor Kontrak : 0166/IT9.KPA/KS/SP/2019
Tanggal : 28 Februari 2019
Sebelum addendum : Rp 38.262.013.000,- (sesudai PPN)
Sesudah addendum : Rp 42.087.990.000,- (sesudai PPN)
Sumber dana : SBSN
Proses Pelaksanaan : Design and build
Tingkat Pekerjaan : Gedung 4 Lantai
Fungsi Bangunan : Gedung laboratorium
Jenis Pembayaran : Termin (bertahap)
Sifat Tender : Lelang terbuka (LPSE)
Uang Muka : 20 %
Jaminan Pemeliharaan :5 %
Waktu Pelaksanaan : 28 Februari 2019 – 15 November 2019
Waktu Pemeliharaan : 180 hari kalender

Data- data Teknis Proyek

Data teknis adalah data yang menjelaskan langsung bagaimana keadaan


struktur yang digunakan dalam proyek. Berikut adalah data-data teknis dari
proyek pembangungan Gedung Laboratorium Teknik II Institut Teknologi
Sumatera:

1. Panjang bangunan : 112 meter


2. Lebar bangunan : 19 meter
3. Tinggi bangunan : 16 meter
4. Struktur bawah : Kedalaman pondasi (8 meter, 7 meter dan
6 meter)

8
a. Tipe pondasi : Pondasi bore pile (D13, D16)
(Jumlah bore pile yang dibutuhkan
sebanyak 87 titik tipe 2 dan 116 tipe 1)
b. Pile Cap : Beton bertulang (D13, D16, D19)
5. Struktur atas
a. Sloof : Beton bertulang (D16, D19)
b. Kolom : Beton bertulang (D16, D19)
c. Balok : Beton bertulang (D16)
d. Pelat : Beton bertulang (D10, D13)

6. Mutu beton
Mutu beton yang digunakan berdasarkan sumber Peraturan Beton
Indonesia (PBI) :
a. Bore pile : K-350
b. Pile Cap : K-350
c. Sloof : K-350
d. Kolom : K-350
e. Balok : K-350
f. Pelat : K-350

Fasilitas Proyek

Proyek pembangunan Gedung Laboratorium Teknik 2 Institut Teknologi


Sumatera disediakan fasilitas- fasilitas proyek sebagai berikut:

Kantor Proyek
Kantor proyek merupakan bangunan kantor yang dibangun di lokasi
proyek yang berfungsi sebagai tempat melakukan rencana kerja dan
tempat untuk mengevaluasi hasil kerja di lapangan.
Berikut merupakan kantor proyek yang terdapat pada lokasi proyek
pembangunan Gedung Laboratorium Teknik 2 Institut Teknologi
Sumatera yang dapat dilihat pada Gambar 2.2.

9
Gambar 2.2. Kantor Proyek Semi Permanen
Gudang Peralatan Tukang
Gudang adalah ruangan yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan
berbagai macam material dan peralatan kerja. Gudang ini dibangun
semi permanen di lokasi proyek. Gambar 2.3. memperlihatkan gudang
material dan peralatan yang digunakan pada pelaksanaan proyek
pembangunan Gedung Laboratorium Teknik 2 Institut Teknologi
Sumatera.

Gambar 2.3. Gudang Material dan Peralatan


Barak Pekerja
Barak pekerja adalah ruangan yang berfungsi untuk tempat tinggal
sementara pekerja bangunan. Pada proyek pembangunan Gedung
Laboratorium Teknik 2 Institut Teknologi Sumatera ini pekerja
didatangkan langsung dari pulau Jawa, sehingga keberadaan barak
pekerja sangatlah penting untuk menunjang produktivitas kerja. Barak
pekerja ini juga dibangun semi permanen di lokasi proyek. Berikut
memperlihatkan barak pekerja yang terdapat di lokasi proyek
pembangunan Gedung Laboratorium Teknik 2 Institut Teknologi
Sumatera.

10
Gambar 2.4. Barak Pekerja
Alat Transportasi
Pada suatu pelaksanaan proyek konstruksi, mobilitas merupakan salah
satu kebutuhan yang harus diprioritaskan demi kelancaran proses
pembangunan. Alat transportasi yang digunakan pada pelaksanaan
proyek pembangunan Gedung Laboratorium Teknik 2 Institut
Teknologi Sumatera yaitu seperti mobil kantor dan sepeda motor.
Kendaraan tersebut digunakan sebagai moda untuk kepentingan
pembelian dalam skala kecil, pemesanan material, keperluan
administrasi, keperluan yang mendadak jika sewaktu-waktu terdapat
pekerjaan yang perlu penanganan cepat apabila terjadi kecelakaan di
lokasi proyek dan dapat digunakan untuk mencapai segala kondisi
medan yang tidak dapat dijangkau atau dilalui oleh kendaraan lainnya.
Berikut Gambar 2.5. memperlihatkan alat transportasi yang terdapat di
lokasi proyek.

Gambar 2.5. Alat Transportasi


Rambu dan Spanduk Proyek

11
Rambu dan spanduk pada proyek bertujuan untuk memberikan
informasi petunjuk, peringatan, larangan serta perintah untuk keamanan
dan keselamatan selama berlangsungnya kegiatan konstruksi. Berikut
Gambar 2.6. memperlihatkan rambu dan spanduk proyek yang terdapat
di lokasi proyek.

Gambar 2.6. Rambu dan Spanduk Proyek


Fasilitas-fasilitas lainnya yang terdapat di lokasi proyek adalah sebagai
berikut:

Jaringan listrik
Toilet
Musholla
Air bersih
Persediaan air
Tempat parkir
Pos satpam
Kantin
P3K

Sistem Pelelangan

Pelelangan merupakan serangkaian kegiatan untuk menyediakan barang


atau jasa dengan cara menciptakan persaingan yang sehat di antara penyedia
barang atau jasa yang setara dan memenuhi syarat, berdasarkan metode dan
tata cara tertentu yang telah ditetapkan dan diikuti oleh pihak-pihak yang
terkait secara taat azas sehingga terpilih penyedia terbaik. Pelelangan atau
tender merupakan suatu cara menentukan kontraktor untuk melaksanakan
secara fisik suatu pekerjaan pembangunan atau pekerjaan konstruksi,

12
dengan cara mengadakan biaya penawaran mengenai pekerjaan tersebut
secara tertulis. Tujuan pelelangan adalah menyeleksi dan memilih
kontraktor dengan pertimbangan dari segi kemampuan teknis, administrasi,
serta kualitas pekerjaan-pekerjaan sebeumnya sesuai dengan persyaratan
dokumen pelelangan yang ditentukan dengan harga paling ekonomis dan
termasuk dalam Daftar Rekaan Terseleksi (DRT).

Pada Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 dijelaskan bahwa sistem


pelelangan berdasarkan sifat dan bentuknya secara umum dibagi menjadi 5
(lima) macam, yaitu:

Pelelangan Umum/Terbuka
Pelelangan umum merupakan metode pemilihan penyedia barang/jasa
yang dilakukan secara terbuka dengan pengumuman secara luas melalui
media massa dan papan pengumuman resmi sehingga masyarakat luas
dunia usaha yang berminat dan memenuhi kualifikasi dapat
mengikutinya. Sifat pelelangan ini tidak terbatas, artinya memberikan
kesempatan kepada kontraktor untuk melakukan penawaran jika
mampu melaksanakan proyek tersebut. Penentuan pemenang lelang
berdasarkan kualifikasi dan persyaratan teknis kontraktor dan
penawaran yang realitas. Umumnya kontraktor diundang melalui iklan
surat kabar atau media lainnya.
Pelelangan Terbatas
Pelelangan terbatas merupakan bentuk pelelangan dimana jumlah
undangan peserta penawaran berdasarkan hasil perseleksi, terdiri dari
sekurang-kurangnya 5 (lima) rekanan yang terdaftar dalam DRT.
Tujuan pelelangan ini adalah untuk didasarkan kepada syarat-syarat
yang terdapat dalam peraturan dan syarat-syarat pelaksanaan suatu
pekerjaan bangunan atau proyek.
Pelaksanaan Sendiri (Swakelola)
Swakelola adalah pengadaan barang/jasa dimana pekerjaannya
direncanakan, dikerjakan dan/atau diawasi sendiri oleh pemilik proyek
atau pemberi tugas (owner) sebagai penanggung jawab anggaran,
instansi pemerintah lain dan/atau kelompok.

13
Pemilihan Langsung
Cara ini digunakan apabila pemilik proyek menyerahkan pelaksanaan
pekerjaan secara langsung, baik dalam hal penyediaan material yang
akan digunakan ataupun tenaga kerja yang diperlukan pada suatu
kontrak yang telah ditunjuk sebelumnya. Hal ini dilakukan apabila
besarnya biaya proyek yang bersangkutan berada dibawah biaya
standar yang telah ditetapkan pemerintah.
Penunjukan Langsung
Pelelangan ini melalui proses penunjukan langsung terhadap beberapa
kontraktor pelaksana oleh pemilik proyek (owner) untuk mengerjakan
proyek konstruksi tersebut.
Ada beberapa hal yang menyebabkan diadakan sistem pelelangan secara
langsung, antara lain:

Pemilik proyek menilai kontraktor telah bekerja dengan baik dan


memuaskan sehingga untuk pekerjaan selanjutnya diserahkan kepada
kontraktor tersebut.
Kontraktor yang bersangkutan baru menyelesaikan pelaksanaan dari
pekerjaan serupa.
Kepercayaan terhadap suatu kontraktor karena kemampuannya di
bidang tersebut.
Keterbatasan waktu pelaksanaan proyek.
Pada proyek Pembangunan Laboratorium Teknik 2 menggunakan lelang
proyek Umum/Terbuka menggunakan LPSE.

Sistem Kontrak

Pada Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 dijelaskan bahwa sistem


kontrak yang umum digunakan pada proyek konstruksi di Indonesia antara
lain:

Kontrak Harga Satuan (Fixed Unit Price)


Kontrak harga satuan merupakan kontrak pengadaan barang atau jasa
atas penyelesaian seluruh pekerjaan dalam batas waktu yang telah
ditetapkan dengan ketentuan sebagai berikut:

14
Harga satuan pasti tetap untuk setiap satuan atau unsur pekerjaan
dengan spesifikasi teknis tertentu.
Volume atau kuantitas pekerjaan masih bersifat perkiraan pada saat
penandatanganan kontrak.
Pembayaran didasarkan pada hasil pengukuran bersama atas volume
pekerjaan yang telah dilaksanakan oleh penyedia barang atau jasa.
Dimungkinkan adanya pekerjaan yang bertambah ataupun
berkurang berdasarkan hasil pengukuran bersama atas pekerjaan
yang diperlukan.
Kontrak sistem harga satuan, resiko fluktuasi biaya di proyek
ditanggung bersama secara proporsional oleh pemilik proyek dan
kontraktor. Fluktuasi biaya akibat penambahan volume pekerjaan
menjadi tanggung jawab pemilik proyek sedangkan fluktuasi biaya
akibat kenaikan harga bahan, upah kerja dan biaya peralatan menjadi
resiko kontraktor.
Kontrak Lump Sum
Kontrak Lump Sum merupakan kontrak pengadaan barang atau jasa atas
penyelesaian seluruh pekerjaan dalam batas waktu tertentu
sebagaimana ditetapkan dalam kontrak dengan ketentuan bahwa, jumlah
harga pasti dan tetap serta tidak dimungkinkan penyesuaian harga,
semua resiko sepenuhnya ditanggung oleh penyedia barang atau jasa,
sifat pekerjaan berorientasi kepada keluaran output based, total harga
penawaran bersifat mengikat. Pemilik proyek tidak mengakui adanya
fluktuasi biaya konstruksi proyek. Fluktuasi biaya yang terjadi selama
proses konstruksi sepenuhnya menjadi tanggung jawab kontraktor
sehingga kontraktor harus bisa bekerja dengan mengendalikan biaya
dan waktu pelaksanaan secara efisien.
Kontrak Persentase
Kontrak Persentase merupakan kontrak pengadaan jasa konsultasi atau
jasa lainnya dengan ketentuan bahwa, penyediaan jasa konsultasi dan
jasa lainnya menerimaa imbalan berdasarkan persentase dari nilai

15
pekerjaan tertentu, pembayarannya didasarkan pada tahapan produk
atau keluaran yang dihasilkan sesuai dengan isi kontrak.
Kontrak Terima Jadi (Turnkey)
Pada kontrak jenis ini segala kebutuhan dalam pelaksanaan proyek dan
penyediaan dananya diatur oleh kontraktor. Pemilik akan membayar
semua biaya pembangunan proyek kepada kontraktor sesuai dengan
perjanjian yang terdapat setelah proyek selesai ditambah dengan masa
pemeliharaan. Jika pihak pemilik proyek melakukan perubahan
terhadap bangunan maka biaya yang berhubungan dengan hal tersebut
diperhitungkan sebagai biaya tambah-kurang.
Kontrak Gabungan Lump Sum dan Harga Satuan (Fixed Unit Price)
Kontrak gabungan antara kontrak lump sum dengan kontrak satuan dan
digunakan dalam satu pekerjaan yang telah disepakati.
Kontrak Addendum
Kontrak addendum adalah penambahan atau perubahan dokumen pada
saat lelang atau sebelum kontrak ditandatangani. Pada Peraturan
Presiden Nomor 54 Tahun 2010 Pasal 87 Ayat 1 tentang perubahan
kontrak menyatakan sebagai berikut:
Jika terdapat perbedaan antara kondisi lapangan pada saat pelaksanaan
dengan gambar atau spesifikasi teknis yang ditentukan dalam dokumen
kontrak, dapat melakukan perubahan kontrak yang meliputi:
Menambah atau mengurangi volume dan jenis pekerjaan yang
tercantum dalam kontrak.
Mengubah spesifikasi teknis pekerjaan sesuai dengan kebutuhan
lapangan atau mengubah jadwal pelaksanaan.
Penambahan atau pengurangan kontrak addendum dilakukan dengan
maksimal 10% dari nilai kontrak.
Pada proyek pembangunan Gedung Laboratorium Teknik 2 Institut
Teknologi Sumatera Sistem Kontrak yang digunakan adalah kontrak
gabungan Lump Sum dan Fixed Unit Price dengan terdapat addendum
antara lain:

16
a. Addendum I, pada tanggal 25 Juni 2019 yang membahas tentang
perubahan penggunaan material yang sebelumnya menggunakan
baja diubah menjadi beton pre cast.
b. Adddendum II, pada tanggal 27 Juli 2019 yang membahas tentang
perubahan harga dan waktu pelaksanaan proyek.

Sistem Pembayaran

Sistem pembayaran yang umumnya digunakan dalam suatu kontrak adalah:

Sistem Pembayaran Penuh


Pemilik akan membayar kepada kontraktor setelah volume pekerjaan
fisik total yang dilaksanakan oleh kontraktor.
Sistem Pembayaran Progress
Pemilik akan membayar sejumlah uang yang telah disetujui kepada
pekerjaan yang dikerjakan selama jangka waktu yang telah ditetapkan.
Besarnya bayaran tergantung dari volume pekerjaan yang telah
diselesaikan. Kontraktor biasanya mengeluarkan rincian biaya sesuai
dengan perjanjian kontrak. Sistem pembayaran secara progress ini
dapat dilakukan setiap minggu atau bulan.
Sistem Pembayaran Termin
Pemilik proyek akan melakukan pembayaran kepada kontraktor sesuai
dengan volume pekerjaan yang telah ditetapkan. Sistem pembayaran
termin adalah cara bayar yang dilakukan secara bertahap. Umumnya
dibagi dalam 4 (empat) tahap yang menyesuaikan dengan progress
pengerjaan.
Sistem pembayaran yang diterapkan pada proyek pembangunan Gedung
Laboratorium Teknik 2 Institut Teknologi Sumatera adalah sistem
pembayaran termin.

Pendanaan Proyek

Untuk mendanai proyek Gedung Laboratorium Teknik 2 ITERA sumber


dana yang didapatkan melalui dana SBSN dengan besar nilai Proyek Rp.
38.262.013.000,00. (Tiga Puluh Delapan Miliar Dua Ratus Enam Puluh Dua
Juta Tiga Belas Ribu Rupiah). Pada proyek pembangunan Gedung

17
Laboratorium Teknik 2 ITERA terjadi perubahan material dari baja menjadi
Beton Precast dan volume perubahan ini disebut dengan (addendum)
sehingga terjadi perubahan nilai kontrak sebesar Rp. 42.087.990.000,-
(Empat Puluh Dua Miliar Delapan Puluh Tujuh Juta Sembilan Ratus
Sembilan Ribu Rupiah). Dana tersebut digunakan untuk membangun
Gedung Laboratorium Teknik 2 ITERA.

Organisasi Pelaksanaan Kegiatan

Struktur organisasi lapangan dibentuk guna melancarkan proses


pelaksanaan pekerjaan di lapangan. Struktur organisasi lapangan dibentuk
oleh kontraktor pelaksana. Adanya struktur organisasi tersebut diharapkan
tidak terjadi tumpang-tindih antara tugas dan tanggung jawab, sehingga
semua permasalahan yang timbul dapat ditanggulangi secara menyeluruh,
terpadu dan tuntas dalam mencapai efisiensi kelancaran pekerjaan, waktu
dan biaya yang seminimal mungkin.

Organisasi proyek merupakan suatu susunan atau sistem jaringan yang


melibatkan pihak-pihak terkait untuk saling berkoordinasi dalam
melaksanakan suatu proyek sesuai dengan rencana. Kedudukan pihak yang
terkait dalam sebuah organisasi proyek dapat digambarkan dalam suatu
susunan bagan. Struktur organisasi kontraktor pelaksana PT. Kembar Jaya
Abadi dalam pembangunan Gedung Laboratorium Teknik 2 Institut
Teknologi Sumatera dapat dilihat pada Gambar 2.7. dan Gambar 2.8.

Gambar 2.7. Alur Kerja Organisasi Proyek


Sumber: PT. Kembar Jaya Abadi

18
Di dalam organisasi kontraktor terdapat bagian-bagian yang mempunyai
tugas dan wewenang masing-masing. Dengan adanya susunan organisasi
dan manajemen yang baik dan teratur, maka dapat menjamin kualitas kerja
dan sekaligus mempertahankan nama baik perusahaan. Gambar 2.7. dan
Gambar 2.8. menjelaskan mengenai uraian tugas dan tanggung jawab dari
unsur-unsur yang terlibat dalam organisasi pihak kontraktor adalah sebagai
berikut:

Pemilik Proyek (Owner)


Pemilik Proyek adalah orang, badan hukum atau instansi yang memiliki
proyek dan menyediakan dana untuk merealisasikannya. Pada proyek
pembangunan Gedung Laboratorium Teknik 2 Institut Teknologi
Sumatera, pemilik proyek adalah pihak Institut Teknologi Sumatera itu
sendiri.
Hak dan kewajiban pemilik proyek adalah sebagai berikut:
Mengendalikan proyek secara keseluruhan untuk mencapai sasaran
baik segi kualitas fisik proyek maupun batas waktu yang telah
ditetapkan.
Mengadakan kontrak dengan kontraktor yang membuat tugas
dan kewajiban sesuai prosedur.
Membatalkan kontrak terhadap kontraktor apabila kontraktor
menangguhkan pekerjaan proyek tanpa alasan yang dapat diterima.
Menyetujui atau menolak penambahan, pengurangan dan perubahan
pekerjaan di luar dokumen kontrak yang dsusulkan.
Menerima atau menolak saran-saran kontraktor dalam kaitannya
dengan pembangunan proyek.
Memberikan informasi dan penjelasan kepada kontraktor mengenai
segala hal yang dibutuhkan untuk kepentingan proyek.
Kepala Proyek
Kepala proyek adalah orang yang dapat memimpin dan mengkoordinir
bagian-bagian dibawahnya. Kepala proyek memiliki kekuasaan untuk
memimpin semua kegiatan yang berhubungan dengan pelaksanaan
proyek serta mengelola proyek sedemikian rupa, sehingga tercapai

19
tujuan proyek yaitu penyelesaian proyek pada waktunya dengan
kualitas atau mutu yang memenuhi persyaratan serta membantu kepala
divisi dalam merencanakan, melaksanakan dan mengendalikan
program kerja bidang produksi (pelaksanaan kontrak konstruksi)
sebagai bagian dari program kerja divisi, untuk menghasilkan
pelaksanaan kontrak konstruksi secara efektif dan efisien, memenuhi
batas-batasan perencanaan dalam aspek sumber saya, biaya, mutu dan
waktu serta memberikan kepuasan kepada pihak pengguna jasa.
Tanggung jawab kepala proyek adalah sebagai berikut:
1) Menjamin hasil proyek sesuai dengan rencana.
2) Memastikan seluruh kebutuhan di proyek bisa didapatkan.
3) Memastikan kelancaran operasional pelaksanaan proyek.
4) Menjamin kecepatan kerja dan biaya yang efisien guna
mencapai mutu yang disyaratkan.
5) Menjamin hal-hal yang direncanakan dapat berjalan sesuai
rencana.
6) Menjaga nama baik perusahaan dan kepuasan pelanggan.
7) Mengetahui tugas-tugas dan tanggung jawab kontraktor sesuai
dengan kontrak.
8) Menjamin tersedianya sumber daya yang diperlukan proyek
secara tepat waktu.
9) Mendapatkan harga yang kompetitif dan mutu kerja yang baik
dan subkon dan supplier.
10) Menjamin situasi kerja yang harmonis dan kompetitif untuk
mencapai produktivitas pegawai yang optimal.
11) Menjamin terselenggaranya kebijakan dan program K3 di
lingkungan proyek.
12) Menjamin pelaksanaan program AMDAL di lingkungan
proyek.
13) Menjamin pembuangan limbah B3 dari proyek, tidak merusak
lingkungan dan dibuang ke tempat yang tepat.
Wewenang kepala proyek adalah sebagai berikut:

20
1) Menetapkan:
a) Pengaturan tenaga kerja
b) Metode kerja
c) Harga satuan alat
d) Harga upah borong
2) Menandatangani berita acara klaim tagihan.
3) Melakukan negosiasi dengan owner untuk pekerjaan tambah
atau kurang.
4) Mengambil keputusan untuk memilih subkontraktor atau
supplier yang akan dipakai.
5) Menyelesaikan permasalahan internal dan eksternal proyek.

Kepala Lapangan
Kepala lapangan adalah orang yang menyusun perencanaan bersama
engineer untuk mengkoordinir penyediaan mandor dan tenaga kerja
lainnya di proyek, menjaga kualitas pekerjaan sesuai kontrak dan
menjalankan tugas kepala proyek bila kepala proyek tidak berada di
tempat.
Tanggung jawab kepala lapangan adalah sebagai berikut:
1) Menjamin hasil akhir proyek sesuai dengan mutu yang
disyaratkan.
2) Menjamin ketertiban, kebersihan dan keselamatan pekerja
selama proyek berlangsung.
3) Menjamin kecepatan dan ketepatan pelaksanaan serta efisiensi
penggunaan.
4) Menjamin akurasi rencana kerja yang dibuat.
5) Menjamin tambahan kontribusi proyek dari yang
direncanakan.
6) Menjamin semua kegiatan dapat terkontrol dengan baik.
7) Menjamin semua kerja yang harmonis kompetitif untuk
mencapai produktivitas pegawai yang optimal.
8) Memastikan setiap pekerjaan atau bahan tidak mencemari
lingkungan melampaui batas yang optimal.

21
9) Menjamin tidak ada resiko bagi pekerja dan lingkungan atas
paparan limbah yang terjadi.
Wewenang kepala proyek adalah sebagai berikut:
1) Menetapkan:
a) Koordinasi dan rapat rutin pekerjaan.
b) Persetujuan permintaan barang yang diperlukan.
c) Mengkoordinir dan mengevaluasi sumber daya di bawah
koordinasinya.
d) Evaluasi harga upah borong.
e) Evaluasi jadwal pelaksanaan.
f) Pembaguan tugas pelaksanaan.
g) Target pelaksanaan.
2) Menentukan cara kerja yang dapat meminimalisir terjadinya
kerusakan lingkungan.
3) Merekomendasikan jam kerja daya di bawah koordinasinya.

Kepala Teknik (Engineering Manager/EM)


Kepala Teknik adalah seseorang yang membuat studi perbandingan
untuk menemukan metode kerja yang terpat dan aman, mengevaluasi
jadwal pelaksanaan secara rutin (mingguan atau bulanan), membuat
laporan internal dan mengendalikan administrasi gambar, menguasai
seluruh isi dokumen kontrak, mengumpulkan data-data untuk diproses
di perencanaan, meningkatkan efisiensi proyek, melakukan uji atau test
untuk menjamin mutu pelaksanaan, memproses berita acara (fisik) tepat
pada waktunya, melaksanakan klaim pada pihak kedua
mengembangkan motivasi bawahan, melaksanakan tertib administrasi
teknik, mengembangkan sistem dan teknologi baru, membina hubungan
yang baik dengan relasi, membuat penjadwalan sampai dengan selesai,
membuat jadwal bulanan, mengawasi dan melaporkan kegiatan
kelibrasi alat, bersama-sama dengan pelaksana dan general affair,
melakukan tugas kepala operasi bila kepala operasi tidak berada di
tempat, melaksanakan dan monitoring jalannya proyek sesuai dengan

22
prinsip K3L dan melaksanakan pembuangan limbah proyek sesuai
dengan prosedur pengelolaan limbah B3.
Tanggung jawab kepala teknik adalah sebagai berikut:
1) Menjamin ketepatan waktu penyelesaian proyek.
2) Memastikan volume pekerjaan yang ada terselesaikan
dengan tepat waktu, kualitas, dan biaya.
3) Menjamin semua kegiatan proyek dapat terkontrol dengan baik.
4) Menjamin kecepatan kerja dan biaya yang efisien guna
mencapai mutu yang disyaratkan.
5) Menjamin efektivitas, efisiensi, dan keamanan metode kerja
yang digunakan dan mengetahui tugas-tugas dan tanggung
jawab kontraktor.
6) Menjamin gambar yang dipergunakan benar dan akurat.
7) Menjamin hasil pekerjaan memenuhi standar mutur yang
ditetapkan.
8) Menjaga kelancaran cash flow proyek.
9) Menjamin agar hak proyek daoat ditagihkan dengan baik.
10) Menjamin kemajuan sistem teknologi yang lebih efektif dan
efisien.
11) Menjamin kelancaran operasional pelaksanaan proyek
12) Menjamin ketepatan waktu penyelesaian proyek.
13) Memudahkan pelacakan data yang berkaitan dengan
pelaksanaan proyek.
14) Merinci jadwal mingguan dan bulanan menjadi rencana
bobot mingguan dan bulanan.
15) Menjamin tersedianya data-data yang diperlukan MK sehingga
tercipta komunikasi yang tepat.
16) Memastikan alat-alat yang dipakai pada tingkat
Zresisi yang dikehendaki.
17) Menjamin tidak adanya risiko akibat paparan limbah yang
terjadi secara terukur
Wewenang kepala teknik adalah sebagai berikut:

23
1) Bersama quality coordinator menetapkan:
a) Standar mutu pekerjaan
b) Standar pelaksanaan
c) Asumsi-asumsi pelaksanaan pekerjaan
2) Melalui kepala operasi menghentikan pekerjaan sementara
waktu bila terjadi penyimpangan terhadap mutu, K3 dan
lingkungan.
3) Melakukan koordinasi dengan konsultan dan pengawas
bidang engineering.

Quality Surveyor
Quality surveyor bertugas untuk membuat analisa harga satuan
pekerjaan dan melaksanakan perhitungan volume pekerjaan tambah
atau kurang, menghitung kemajuan proses pelaksanaan pekerjaan dan
bersama kepala teknik melaksanakan klaim tagihan.
Tanggung jawab quality surveyor adalah sebagai berikut:
1) Memastikan volume hasil perhitungan sesuai dengan kenyataan
di lapangan.
2) Menjamin dan menjaga kontribusi yang baik dengan
perhitungan kuantitas yang baik dan benar.
3) Memastikan data yang diberikan seakurat mungkin.
Wewenang quality surveyor adalah sebagai berikut:
1) Meminta kepada konsultan atau pengawas lapangan untuk
melakukan perhitungan di lapangan.
2) Meminta data-data yang dibutuhkan dalam rangka analisa harga
satuan pekerjaan.
3) Meminta data kemajuan dari bagian monitoring untuk diproses
pada permintaan tagihan.
4) Melakukan asistensi kepada konsultan atau owner dalam hal
permintaan tagihan.

24
Quality Control
Quality control adalah bagian yang mengawasi pelaksanaan pekerjaan
dan mengaplikasikan standar mutu yang telah ditetapkan oleh quality
coordinator di lapangan baik dari segi mutu bahan yang digunakan
maupun metode kerja.
Tanggung jawab quality control adalah sebagai berikut:
1) Menguji dan memastikan metode kerja yang diusulkan
memungkinkan untuk dilaksanakan di lapangan.
2) Memastikan hasil pekerjaan di lapangan memenuhi standar
mutu yang ditetapkan.
3) Memastikan bahwa bahan-bahan yang dipakai di lapangan
maupun metode kerja yang dilaksanakan memenuhi persyaratan
hingga didapat hasil yang memenuhi syarat.
Wewenang quality control adalah menghentikan sementara
pekerjaan di lapangan bila bahan yang digunakan dan metode yang
digunakan dipandang tidak dapat direkomendasikan untuk mencapai
standar mutu yang disyaratkan setelah berkoordinasi dengan petugas
laboratorium.
Drafter
Drafter adalah pihak yang membantu site engineer untuk membuat
gambar pelaksanaan yang mengacu pada gambar yang dibuat oleh
konsultan perencana.
Tugas dan tanggung jawab drafter adalah sebagai berikut:
1) Menyusun construction method.
2) Menyiapkan as built drawing.
3) Menyiapkan shop drawing.
4) Desain ulang jika diperlukan.
Wewenang drafter adalah sebagai berikut:
1) Memberi masukan kepada site engineer untuk penyajian
gambar yang baik dan informatif.
2) Menentukan penyajian gambar dan notasi yang digunakan
dengan persetujuan construction manager.

25
Logistik
Logistik adalah orang yang bertugas untuk mengatur mobilisasi alat dan
material yang akan dipakai dalam proyek serta mengatur penerimaan
dan pengeluaran bahan.
Tugas dan tanggung jawab logistik adalah sebagai berikut:
1) Bertanggung jawab penuh atas jumlah barang yang diterima
sesuai surat pesanan, melaksanakan administrasi pemesanan
dan pengiriman bahan.
2) Bertanggung jawab dalam mengendalikan pengeluaran,
pemasukan barang atau material yang harus mengikuti prosedur
dan melakukan survei serta memberikan informasi kepada
proyek tentang sumber, harga bahan dan sewa alat.
3) Mengawasi material yang akan masuk ke lapangan agar sesuai
dengan jumlah, spesifikasi yang diterima dan
menyelenggarakan pembelian bahan yang telah diputuskan oleh
kepala proyek sesuai dengan jadwal pengadaan bahan dan
prosedur pembelian.
4) Melaksanakan jadwal material yang dibuat oleh kepala proyek
dan mengawasi agar tidak terjadi penumpukan material di
lapangan dan membuat jadwal pengadaan bahan dan peralatan
proyek.
5) Memilih lokasi dan mengatur penyimpanan material atau
bahan-bahan, sehingga mutunya tetap terjaga dan
menyelenggarakan administrasi pengundangan tentang
penerimaan, penyimpanan dan penggunaan bahan.
Wewenangnya adalah sebagai berikut:
1) Bertindak untuk memberikan laporan mengenai pemeriksaan
berkala, melarang penggunaan material berkategori rusak atau
penurunan mutu dan melakukan pemisahan lokasi.
2) Bertindak untuk memberikan laporan klarifikasi kepada
pemasok untuk kemudian menerima atau menolak pasokan

26
material yang tidak memenuhi persyaratan kualitas dan
kuantitas

Monitoring
Monitoring adalah bagian yang memonitor progress proyek dan
mempersiapkan checklist pekerjaan di lapangan.
Tanggung jawab monitoring adalah sebagai berikut:
1) Memastikan data yang diberikan seakurat mungkin.
2) Memastikan volume hasil perhitungan sesuai dengan kenyataan
lapangan.
3) Menjamin harga satuan yang dibuat dapat dilaksanakan di lapangan.
4) Menjamin dan menjaga kontribusi yang baik dengan perhitungan-
perhitungan yang baik dan benar.
Wewenang monitoring adalah sebagai berikut:
1) Menerima data-data yang dibutuhkan dalam rangka analisa
harga satuan pekerjaan.
2) Meminta data-data kemajuan yang dibutuhkan untuk progress
klaim tagihan.
3) Meminta kepada konsultan pengawas untuk melakukan
perhitungan di lapangan.
4) Melakukan asistensi kepada konsultan atau owner dalam klaim
tagihan.

Health Safety Environtment (HSE)


Keselamatan dan kesehatan kerja di proyek, sangat penting bagi
kelangsungan pelaksanaan pekerja. Jaminan kesehatan, keamanan, dan
keselamatan kerja sangat diperlukan untuk melindungi para pekerja dari
segala kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja. HSE bertugas untuk
mengendalikan dalam hal K3 yaitu keselamatan, keamanan dan
kesehatan kerja dalam sebuah proyek. Selain itu, HSE bertugas
menyiapkan alat pelindung diri, memberikan pengarahan kepada semua
pegawai, mengontrol lingkungan, memberikan rasa aman terhadap para
pekerja dan menyiapkan jalur evakuasi. Perencanaan K3 berkaitan
dengan penyusunan safety plan, pengamanan proyek (security plan),

27
dan pengelolahan ketertiban serta kebersihan proyek (house keeping)
dengan target “Zero accident”.
Tugas dan Tanggung Jawab Tenaga Ahli K3 konstruksi adalah sebagai
berikut:
Menerapkan ketentuan peraturan perundang-undangan tentang dan
terkait K3 konstruksi.
Mengkaji dokumen kontrak dan metode kerja pelaksana konstruksi.
Merencanakan dan menyusun program K3.
Membuat prosedur kerja dan instruksi kerja penerapan ketentuan
K3.
Melakukan sosialisasi, penerapan dan pengawasan pelaksanaan
program, prosedur kerja dan intruksi kerja K3.
Mengusulkan perbaikan metode kerja pelaksanaan konstruksi
berbasis K3, jika diperlukan.
Melakukan penanganan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja
serta keadaan darurat.
Meningkatkan kepada pekerja untuk selalu menggunakan APD (Alat
Pelindung Diri).

28
29
Gambar 2.8. Struktur Organisasi Lapangan
Gambar 2.8. Struktur Organisasi Lapangan
Sumber: Data Proyek
3 BAB III
TAHAPAN PROYEK KONSTRUKSI

Material

Material adalah seluruh jenis bahan yang diperlukan untuk menyelesaikan


bagian pekerjaan di dalam pelaksanaan suatu proyek pembangunan.
Material-material yang digunakan harus memenuhi persyaratan teknis
material yang telah ditentukan oleh konsultan perencana. Material yang
digunakan pada proyek harus ditempatkan pada lokasi yang terlindungi dari
berbagai hal yang dapat merusak mutu material tersebut. Sebelum proyek
dijalankan, material harus sudah berada di lokasi proyek agar jalannya
proyek dapat terlaksana dengan lancar sesuai dengan waktu yang telah
direncanakan. Di bawah ini adalah beberapa material proyek yang
digunakan dalam proyek pembangunan Gedung Laboratorium Teknik 2
Institut Teknologi Sumatera.

Agregat
Agregat merupakan butiran alami atau material granular yang
difungsikan sebagai bahan pengisi dalam campuran adukan beton yang
terdiri dari kerikil (agregat kasar), pasir (agregat halus), semen dan air.
Walaupun agregat hanya berfungsi sebagai bahan pengisi, akan tetapi
agregat dapat mempengaruhi sifat-sifat dari beton yang dihasilkan,
sehingga pemilihan agregat merupakan bagian penting dalam
pembuatan beton. Berdasarkan ukurannya agregat dibagi menjadi 2
(dua) jenis yaitu:
Agregat Kasar (Kerikil)
Agregat kasar yaitu berupa kerikil yang dihasilkan dari disintegrasi
alami dari batu-batuan atau batu pecah. Agregat kasar diperoleh dari
pemecahan batu keras yang kuat, bebas dari lumpur dan tanah
liat, serta bahan-bahan organik yang telah diuji di laboratorium
bahan. Berikut merupakan agregat kasar yang digunakan pada
pembangunan Gedung Laboratorium Teknik 2 Institut Teknologi
Sumatera dapat dilihat pada Gambar 3.1.

30
Gambar 3.1. Agregat Kasar (Kerikil)
Agregat Halus (Pasir)
Agregat halus yang digunakan berupa butir-butir keras, tajam dan
bebas dari lumpur, kotoran (sampah), bahan-bahan organik serta
memiliki komposisi ukuran butir yang beragam, sehingga agregat
halus (pasir) yang digunakan baik untuk dijadikan bahan campuran
beton yang akan direncanakan. Agregat halus ini harus lolos
saringan 4,75 mm yang terdiri dari pasir alam atau pasir pecah dan
partikel- partikel mineral yang halus. Selain itu, agregat halus juga
diharuskan bergradasi merata dan memenuhi ketentuan gradasi yang
telah ditetapkan. Berikut merupakan agregat halus yang digunakan
pada pembangunan Gedung Laboratorium Teknik 2 Institut
Teknologi Sumatera dapat dilihat pada Gambar 3.2.

Gambar 3.2. Agregat Halus (Pasir)

31
Air
Air merupakan material terpenting dalam proses pembuatan beton. Air
berfungsi sebagai pemicu proses kimiawi semen. Selain itu, air juga
difungsikan untuk membasahi agregat, perawatan beton, pembersihan
alat pasca penggunaan dan untuk keperluan sanitasi. Air yang digunakan
dalam pembuatan beton tidak boleh mengandung senyawa yang
berbahaya, tercemar minyak, tercemar garam berlebihan, gula ataupun
bahan kimia lain. Air yang digunakan pada proyek pembangunan
Gedung Laboratorium Teknik 2 adalah air yang diambil dari sumur
yang terletak di lokasi proyek dan ditampung dengan menggunakan tank
air.

Gambar 3.3. Tank Air


Tanah
Tanah pada konstruksi gedung proyek ini diperlukan untuk
menimbun kembali pondasi bore pile dan Pile Cap, yaitu berupa urugan.
Urugan tanah adalah suatu jenis pekerjaan yang difungsikan untuk
memindahkan tanah dari satu lokasi (sumber pengambilan tanah) ke
lokasi lain yang diinginkan sebanyak yang dibutuhkan agar tercapai
bentuk dan ketinggian tanah yang diinginkan. Terdapat dua jenis
urugan, antara lain sebagai berikut:
Urugan Biasa
Urugan biasa merupakan urugan yang digunakan untuk mencapai
elevasi akhir subgrade yang disyaratkan dalam gambar rencana.
Urugan ini juga digunakan untuk penggantian material existing
subgrade yang tidak memenuhi syarat.

32
Urugan Pilihan
Urugan pilihan merupakan urugan yang digunakan untuk elevasi
akhir subgrade, misalnya untuk mengurangi tebal lapisan pondasi
bawah dan memperkecil gaya lateral tekanan tanah.
Berdasarkan hasil pengujian tanah menggunakan uji Sondir didapatkan
hasil pada kedalaman 6 m di titik 1 dan 7 m di titik 2 dan 8 m di titik 3
dari permukaan tanah terdapat tanah keras. Berikut merupakan tanah
yang digunakan dalam pembangunan Gedung Laboratorium Teknik 2
Institut Teknologi Sumatera dapat dilihat pada Gambar 3.4.

Gambar 3.4. Tanah asli di lapangan


Semen Portland
Semen merupakan material yang difungsikan untuk merekatkan butir-
butir pada campuran beton dan juga sebagai pengisi rongga udara yang
tercipta pada proses pencampuran beton sehingga dihasilkan beton
dengan mutu tinggi. Semen Portland adalah semen hidrolik yang
dihasilkan dengan cara menggiling klinker yang terdiri dari kalsium
silikat hidrolik, umumnya mengandung satu atau lebih bentuk kalsium
sulfat sebagai bahan tambahan. Semen yang digunakan pada proyek
pembangunan Gedung Laboratorium Teknik 2 Institut Teknologi
Sumatera ini adalah semen portland type I dengan merk Semen Jakarta
dan dapat dilihat pada Gambar 3.5.

33
Gambar 3.5. Semen Portland
Baja Tulangan
Baja tulangan digunakan sebagai tulangan pada pondasi bore pile, Pile
Cap, kolom, balok dan pelat serta keperluan lain yang membutuhkan
penulangan. Baja yang digunakan sebagai tulangan dalam
pembangunan gedung harus memenuhi syarat terhadap metode
pengujian dan pemeriksaan mutu baja berdasarkan batas leleh, kuat
tarik dan modulus elastisitas. Baja tulangan harus disimpan di tempat
kering untuk menghindari terjadinya karat dan disusun berdasarkan
diameter untuk memudahkan pekerjaan. Pada proyek pembangunan
Gedung Laboratorium Teknik 2 Institut Teknologi Sumatera, tulangan
yang digunakan adalah:
Tulangan Baja Ulir
Tulangan baja ulir adalah tulangan longitudinal atau tulangan
memanjang, dan mempunyai tegangan leleh (fy) minimal 400 MPa.
Diameter tulangan ulir yang digunakan adalah 10 mm, 13 mm, 16
mm dan 19 mm.
Tulangan Baja Polos
Tulangan baja polos memiliki tegangan leleh (fy) minimal sebesar
240 Mpa. Pada proyek ini tulangan baja polos yang digunakan
adalah Ø8 dan Ø10 (dengan Ø menyatakan simbol diameter polos).

34
Gambar 3.6. Tulangan
Kawat Baja
Kawat baja digunakan untuk mengikat sambungan antar persilangan
atau pertemuan baja tulangan dalam rangkaian tulangan pelat lantai,
kolom dan balok. Mengunci posisi antar tulangan agar tidak terlepas
dan bergeser, serta menjaga posisi tulangan menjadi lebih kokoh.
Berikut merupakan kawat baja yang digunakan pada proyek
pembangunan Gedung Laboratorium Teknik 2 Institut Teknologi
Sumatera dapat dilihat pada Gambar 3.7.

Gambar 3.7. Kawat Baja


Beton Ready Mix
Pada proyek pembangunan Gedung Laboratorium Teknik 2 Institut
Teknologi Sumatera ini, beton ready mix yang digunakan berasal dari
PT. Jaya mix untuk pekerjaan pondasi, sloof, kolom, balok maupun
pelat. Pengontrolan campuran tersebut dilakukan dengan slump test.
Pengujian dilakukan secara langsung pada saat tiba di lokasi. Hal ini
dilakukan untuk melihat kesesuaian nilai slump pada beton ready mix
yang akan digunakan. Setelah itu, dilakukan pencetakan sampel uji

35
dengan menggunakan silinder atau balok. Beton ready mix digunakan
karena:
Hemat dalam waktu pengecoran.
Pemakaian beton ready mix dapat mengontrol dengan baik
kualitas ready mix beton karena dengan pemakaian mixer truck
dapat menghindarkan segregasi dan mempertahankan sifat
kelecakan beton. Berikut merupakan beton ready mix yang
digunakan pada proyek pembangunan Gedung Laboratorium Teknik
2 Institut Teknologi Sumatera dapat dilihat pada Gambar 3.8.

Gambar 3.8. Beton Ready Mix


Grouting Sika
Sika memliliki karakteristik tidak menyusut, khusus dikembangkan
untuk struktur lingkungan dan perbaikan beton. Berfungsi juga untuk
mengisi rongga struktur beton yang keropos dan penambahan cor akibat
pengecoran yang tidak sempurna.

Gambar 3.9. Sikagrout 215

36
Peralatan Proyek

Alat bored pile mini crane


Alat Bored Pile mini crane adalah alat yang berfungsi untuk membuat
pondasi tiang pancang dengan cara mengebor tanah dengan mata bor.
Alat ini digunakan agar tidak menngganggu aktivitas sekitarnya.

Gambar 3.10. Alat Bored Pile


Truk ready mix
Truk ready mix atau yang sering disebut dengan truk molen adalah truk
yang mengangkut dan mencampur material kering dan air setelah
dilakukan perhitungan dalam mix design. Lalu truk molen tersebut
mengangkut ready mix concrete tersebut ke lokasi pekerjaan.

Gambar 3.11. Truk Ready Mix


Concrete pump
Concrete pump adalah sebuah mesin yang digunakan untuk
menyalurkan adonan beton segar (ready mix) dari truk molen ke tempat
pengecoran yang letaknya sulit dijangkau langsung oleh truk molen.
Alat ini digunakan dalam pengerjaan sloof.

37
Gambar 3.12. Truk Concrete Pump
Vibrator
Vibrator adalah salah satu peralatan yang digunakan saat pengecoran
dimana alat ini berfungsi untuk pemadatan beton yang dituangkan
dalam bekisting, dimana dalam hal ini ditunjukan untuk mengeluarkan
kandungan udara yang terjebak dalam air campuran beton selain itu
juga untuk menghindari adanya keropos.

Gambar 3.13. Vibrator


Bar bender
Bar bender adalah alat yang digunakan untu membengkokkan baja
tulangan dalam berbagai macam sudut sesuai dengan berbagai macam
sudut sesuai dengan perencanaan. Alat ini digunakan untuk menekuk
besi ulir dan polos dengan diameter tertentu.

38
Gambar 3.14. Bar Bender
Bar cutter
Bar cutter adalah alat yang digunakan untuk memotong baja tulangan
agar mendapatkan ukuran yang sesuai dengan gambar.

Gambar 3.15. Bar Cutter


Truk Crane
Crane adalah suatu alat yang digunakan untuk menggangkat dan
pemindahan material. Crane ini dapat dibawa langsung pada lokasi
kerja tanpa harus menggunakan kendaraan lain. Crane ini memiliki
kaki (pondasi/tiang) yang dapat dipasangkan ketika beroprasi, ini
dimasukkan agar ketika beroperasi crane menjadi seimbang.

Gambar 3.16. Truk Crane

39
Alat survei yaitu total station dan waterpass
Total station adalah alat yang digunakan dalam pemetaan dan
konstruksi bangunan. Untuk membaca jarak dan kemiringan dari
instrument ke titik tertentu. Waterpass adalah alat yang digunakan
untuk mengukur atau menentukan sebuah benda atau garis dalam posisi
rata baik pengukuran secara vertikal maupun horizontal.

Gambar 3.17. Alat Total Station dan Waterpass


Dump Truck
Dump Truck adalah mobil truk yang berfungsi untuk menuangkan tanah
ataupun bebatuan.

Gambar 3.18. Dump Truck


Excavator
Excavator adalah alat berat yang digunakan untuk menggali ataupun
menimbun tanah.

40
Gambar 3.19. Excavator
Compactor
Compactor adalah alat berat yang berfungsi untuk pemadatan tanah.

Gambar 3.20. Compactor

41
Pekerjaan Struktur Bawah

Proyek Pembangunan Laboratorium Teknik 2 ini menggunakan tipe


pondasi yaitu pondasi bored pile. Penggunaan pondasi tersebut dilakukan
berdasarkan kondisi lingkungan sekitar proyek. Jika memungkinkan untuk
dilakukan pemancangan maka lebih baik akan menggunakan tiang pancang
karena pekerjaannya relatif lebih mudah dan cepat, akan tetapi selain
memilliki resiko menyebabkan keretakan pada bangunan kuliah
disekitarnya juga menyebabkan getaran dan suara keras mengakibatkan
ketidaknyamanan pada proses kuliah di sekitarnya. Sehingga pondasi bored
pile lebih disarankan pada daerah ini.

Pekerjaan Bore Pile

Pekerjaan Pre boring


Pekerjaan pre boring merupakan pekerjaan persiapan sebelum
dilakukannya pekerjaan pondasi dalam atau pondasi bored pile.
Pembersihan lahan;

Gambar 3.21. Pembersihan Lahan


Pengukuran untuk menentukan posisi titik pondasi dengan memberi
pasak pada titik tersebut, bertujuan untuk memastikan agar tidak
terjadi kesalahan pada denah posisi titik-titik bored pile yang akan
di bor;

42
Gambar 3.22. Marking Dan Setting Out Titik Bored pile
Penyetelan alat bored pile mini crane pada posisi pre boring;

Gambar 3.23. Penyetelan Alat bored pile mini crane


Membuat Tempat pembuangan tanah bekas galian pre boring,
sehingga tanah tidak mengganggu pekerjaan yang lain.

Pekerjaan Boring
Prosedur pekerjaan boring, yaitu:
Mobilisasi alat bor pada titik yang akan di bor;
Penyetelan alat pada titik bored pile sesuai dengan shop drawing;

Gambar 3.24. Penyetelan Alat Bored pile

43
Pengeboran dan pembuangan tanah dari mata bor. Proses bor selesai
jika mata bor mencapai kedalaman pada tanah keras dan disetujui
konsultan pengawas;

Gambar 3.25. Proses Pengeboran dan Pembuangan tanah dari mata bor
Pengecekan kedalaman dasar pengeboran

Gambar 3.26. Pengecekan kedalaman dasar lubang pengeboran


Pengeboran selesai

Gambar 3.27. Lubang Bored pile


Pabrikasi Penulangan bored pile
Prosedur pabrikasi penulangan, yaitu:
Pemotongan besi tulangan sesuai dengan jumlah dan panjang
gambar rencana;

44
Gambar 3.28. Pemotongan besi tulangan
Pembengkokan tulangan sesuai dengan gambar rencana;

Gambar 3.29. Pebengkokan tulangan


Merangkai besi tulangan sesuai gambar rencana;

Gambar 3.30. Merangkai besi tulangan


Mobilisasi tulangan yang sudah terangkai ke dalam lubang bor;

45
Gambar 3.31. Mobilisasi tulangan
Posisi tulangan berada di dalam lubang bor

Gambar 3.32. Tulangan pada lubang bor


Pekerjaan Cor bored pile
Menyetel pipa tremi ke dalam lubang bor;

Gambar 3.33. Penyetelan pipa tremi ke dalam lubang bor


Penuangan ready mix ke dalam lubang bor melalui pipa tremi;

46
Gambar 3.34. Penuangan ready mix ke dalam lubang bor
Penuangan dihentikan jika ready mix sudah satu meter diatas cut off
level.

Gambar 3.35. Penuangan Ready Mix dihentikan

Pekerjaan Pile Cap dan Tie Beam

Pile Cap berfungsi untuk menyatukan beberapa tiang pondasi dan


menyalurkan beban dari struktur atas dari pile ke tanah. Adapun prosedur
dari pekerjaan ini adalah sebagai berikut:

Pekerjaan Galian Tanah


Pekerjaan galian tanah merupakan pekerjaan persiapan sebelum
dilakukannya pekerjaan Pile Cap.
a. Pengukuran dan pematokan titik untuk penentuan ukuran galian;

47
Gambar 3.36. Marking Dan Setting Out Titik galian posisi Pile Cap
b. Penggalian tanah menggunakan excavator sampai mencapai elevasi
yang ditentukan;

Gambar 3.37. Penggalian tanah menggunakan excavator


Pekerjaan Lantai kerja Pile Cap
Pembobokan tiang bored pile sampai dengan elevasi yang
direncanakan

Gambar 3.38. Pembobokan tiang bored pile


Hasil Pembobokan tiang bored pile, besi stek dilebihkan untuk
mengikat struktural;

48
Gambar 3.39. Hasil Pembobokan tiang bored pile
Melakukan pekerjaan urugan pasir setebal 5 cm dilanjutkan dengan
pekerjaan lantai kerja setebal 10 cm.

Gambar 3.40. pekerjaan urugan pasir dan pekerjaan lantai kerja


a. Lantai kerja pada Pile Cap

Gambar 3.41. Lantai kerja pada Pile Cap


Pekerjaan Pabrikasi tulangan Pile Cap
Prosedur pabrikasi penulangan, yaitu:
a. Pemotongan besi tulangan sesuai dengan jumlah dan panjang
gambar rencana;

49
Gambar 3.42. Pemotongan besi tulangan
a. Pembengkokan tulangan sesuai dengan gambar rencana;

Gambar 3.43. Pembengkokan tulangan


b. Merangkai besi tulangan sesuai gambar rencana;

Gambar 3.44. Merangkai besi tulangan


c. Mobilisasi tulangan yang sudah dipabrikasi ke tempat terdekat lantai
kerja Pile Cap;

50
Gambar 3.45. Mobilisasi tulangan yang sudah dipabrikasi
Pekerkerjaan Bekisting
Proses bekisting dibuat menggunakan rangkaian kayu dan triplek, yaitu:
a. Mengadakan pengukuran dan penandaan (marking) posisi bekisting
pada tiap tiap tipe ukuran Pile Cap;
b. Pemotongan papan kayu dan perakitan bekisting sesuai dengan
ukuran masing – masing Pile Cap menggunakan kayu dan triplex;

Gambar 3.46. Pemotongan papan kayu dan perakitan bekisting


c. Pemindahan Tulangan Pile Cap ke dalam bekisting

Gambar 3.47. Pemindahan Tulangan Pile Cap kedalam Bekisting

51
d. Menyetel selimut beton dengan menggunkan beton tahu pada bagian
pinggir dari Pile Cap;

Gambar 3.48. Menyetel selimut beton dengan menggunkan beton


Pekerjaan Tie Beam
Adapun tahapan pekerjaan tie beam adalah sebagai berikut:
a. Pemotongan dan pembengkokan sejumlah tulangan utama dan
tulangan sengkang sesuai dengan gambar rencana.

Gambar 3.49. Pemotongan dan Pembengkokan Tulangan Utama dan


Sengkang Tie Beam
b. Pengukuran dan penandaan letak tulangan utama tie beam dengan
menggunakan benang, agar tidak terjadi kesalah dalam pemasangan
tulangan.

52
Gambar 3.50. Pengukuran dan Penandaan Letak Tulangan
c. Merangkai tulangan utama dan sengkang tie beam dengan mengikat
tulangan utama pada struktur Pile Cap menggunakan kawat.

Gambar 3.51. Merangkai Tulangan Tie Beam


d. Proses pengelasan tulangan tie beam ke tulangan Pile Cap agar tidak
bergerser ketika pengecoran.

Gambar 3.52. Pengelasan Tulangan Tie Beam ke Tulangan Pile Cap


e. Tulangan tie beam selesai dirangkaikan dengan tulangan Pile Cap.

53
Gambar 3.53. Pengelasan Tulangan Tie Beam ke Tulangan Pile Cap
Pekerjaan Pengecoran Pile Cap
a. Membersihan lokasi pengecoran dari segala kotoran dan air yang
menggenang;
b. Bekisting diolesi dengan menggunakan mud oil agar tidak terjadi
kesulitan pada saat pembongkaran;
c. Mengatur dan mengarahkan penuangan Ready mix ke dalam cetakan
Pile Cap;

Gambar 3.54. Mengatur penuangan Ready mix ke dalam cetakan Pile Cap
d. Agar semua adonan beton dapat masuk ke dalam tulangan pile Cap
maka akan digunakan vibrator untuk meratakannya serta ditekan
dengan tekanan tinggi agar beton tersebut dapat memadat;

Gambar 3.55. Menggunakan vibrator untuk meratakan beton

54
e. Menghentikan pengecoran dan meratakan serta meghaluskan
permukaan beton dengan menggunakan alat pertukangan
manual/plester;

Gambar 3.56. Menghentikan pengecoran dan meratakan beton


Pembongkaran Bekisting Pile Cap dan Tie Beam
Pembongkaran bekisting dilakukan 1 - 2 hari setelah pengecoran.

Gambar 3.57. Pembongkaran Bekisting Pile Cap dan Tie Beam


Penimbunan Pile Cap dengan tanah sesuai dengan elevasi pada gambar
rencana menggunak excavator

Gambar 3.58. Pembongkaran Bekisting Pile Cap dan Tie Beam

55
Pekerjaan Sloof

Sloof berfungsi untuk mendistribusikan beban dari atas (dinding dan


kolom) untuk disalurkan ke pondasi. Sehingga semua beban terdistribusi
dengan rata kesetiap pondasi. Adapun prosedur dari pekerjaan ini adalah
sebagai berikut:

Pekerkerjaan Bekisting
Proses bekisting dibuat menggunakan rangkaian kayu dan triplek, yaitu:
a. Mengadakan pengukuran dan penandaan (marking) posisi bekisting
pada tiap tiap Tipe ukuran Sloof;
b. Pembuatan lantai kerja setinggi 5 cm menggunakan adukan beton;

Gambar 3.59. Pembuatan lantai kerja


c. Pemotongan papan kayu dan perakitan bekisting sesuai dengan
ukuran masing – masing Sloof menggunakan kayu dan triplex;

Gambar 3.60. Pemotongan papan kayu dan perakitan bekisting


d. Menyetel selimut beton dengan menggunakan beton tahu pada
bagian pinggir dari Sloof;

56
Gambar 3.61. Menyetel selimut beton dengan menggunkan beton tahu
e. Bekisting diolesi dengan menggunakan mud oil agar tidak terjadi
kesulitan pada saat pembongkaran;
Pekerjaan Pabrikasi tulangan Sloof
Prosedur pabrikasi penulangan, yaitu:
a. Pemotongan besi tulangan sesuai dengan jumlah dan panjang
gambar rencana;

Gambar 3.62. Pemotongan besi tulangan


b. Pembengkokan tulangan sesuai dengan gambar rencana;

Gambar 3.63. Pembengkokan tulangan


c. Merangkai besi tulangan sesuai gambar rencana;

57
Gambar 3.64. Merangkai besi tulangan
d. Pemasang bekisting sesuai dengan ukuran sloof setelah tulangan
sloof terpasang.

Gambar 3.65. Pemasang bekisting sloof


e. Pemasangan beton tahu antara papan bekisting dengan besi
tulangan,

Gambar 3.66. Pemasangan beton tahu

58
Pekerjaan Pengecoran Sloof
a. Membersihan lokasi pengecoran dari segala kotoran dan air yang
menggenang;
b. Mengatur dan mengarahkan penuangan Ready mix ke dalam cetakan
Sloof;

Gambar 3.67. Mengatur penuangan Ready mix ke dalam cetakan Sloof


c. Agar semua adonan beton dapat masuk ke dalam tulangan Sloof
maka akan digunakan vibrator untuk meratakannya serta ditekan
dengan tekanan tinggi agar beton tersebut dapat memadat;

Gambar 3.68. Meggunakan vibrator untuk meratakan beton


d. Menghentikan pengecoran dan meratakan serta menghaluskan
permukaan beton dengan menggunakan alat pertukangan
manual/plester;

59
Gambar 3.69. Menghentikan pengecoran dan meratakan beton
Pembongkaran Bekisting Sloof
Pembongkaran bekisting pada proyek ini dilakukan 1 - 2 hari setelah
pengecoran.

Gambar 3.70. Pembongkaran Bekisting Sloof


Pekerjaan Struktur Atas

Pada proyek pembangunan gedung laboratorium teknik 2 ITERA


menggunakan metode Bottom-up yaitu metode pembangunan suatu gedung
yang dimulai dari bawah menuju ke atas. Untuk material struktur yang
digunakan pada gedung ini yaitu beton precast dengan mutu K-350. Beton
precast adalah suatu produk beton dalam bidang konstruksi yang di
dalamnya terdapat berbagai komponen sebagai penyusunnya terdiri dari
material pasir, semen, air dan besi. Produk tersebut dicetak terlebih dahulu
pada suatu tempat khusus (off site fabrication), cara penyusunan komponen-
komponen tersebut terkadang disusun dan disatukan dahulu (pre-assembly),
selanjutnya dipasang dilokasi (installation).

60
Pekerjaan Kolom

Kolom merupakan struktur utama dari bangunan yang berfungsi untuk


memikul beban vertikal, beban horizontal maupun beban momen, baik yang
berasal dari beban tetap maupun beban sementara. Dimensi kolom yang
dirancang bervariasi menurut beban yang diterima. Semakin besar bebannya
maka bisa semakin besar dimensi kolom yang digunakan. Beban tersebut
antara lain beban mati berupa beban berat sendiri, beban akibat balok dan
plat lantai serta beban hidup. Pada proyek ini sistem pengerjaan kolom yang
dipakai adalah konvensional yang dimana semua pekerjaannya
dilaksanakan di lokasi seperti pemasangan bekisting, pembesian,
pengecoran maupun perawatan

Membuatan bekisting kolom dengan ukuran 400 mm x 400 mm.

Gambar 3.71. Membuat Bekisting Kolom


Memotong material besi sebagai tulangan kolom dengan ukuran yang
telah ditentukan.

Gambar 3.72. Memotong Material Tulangan

61
Merakit atau pabrikasi tulangan kolom yang telah ditentukan.

Gambar 3.73. Merakit Tulangan Kolom


Memasang tulangan ke dalam bekisting kolom dan pasang beton tahu
pada titik-titik tertentu agar tulangan tidak menempel langsung pada
bekisting.

Gambar 3.74. Memasang Tulangan ke dalam Bekisting


Melakukan pengujian slump test sebelum beton yang dipesan
dimasukkan kedalam cetakan kolom.

Gambar 3.75. Melakukan Pengujian Slump Test


Mengambil sebagian beton untuk dijadikan sampel uji laboratorium
dengan cetakan silinder.

62
Gambar 3.76. Mengambil Sampel untuk Uji Laboratorium
Mengecor kolom beton ke dalam cetakan kolom dan dilakukan perataan
dengan alat vibrator agar beton merata.

Gambar 3.77. Mengecor Kolom


Setelah beton ± 4 jam didiamkan lakukan pelepasan pipa-pipa pada
kolom precast.

Gambar 3.78. Melepas Pipa Pada Cetakan Kolom


Melepas kolom precast pada bekisting setelah waktu 8 jam pada saat
pengecoran dengan crane diletakkan ditempat yang lapang.

63
Gambar 3.79. Melepas Kolom Precast pada Bekisting
Melakukan persiapan dengan meluruskan dan mengukur tulangan-
tulangan yang tertanam pada pilecap supaya presisi untuk letak kolom.

Gambar 3.80. Meluruskan Tulangan-Tulangan


Memasang kolom precast yang telah ditetukan sebelumnya.

Gambar 3.81. Memasang Kolom


Melakukan penambalan pada bawah kolom agar saat dilakukan
grouting tidak keluar.

64
Gambar 3.82. Menambal Bawah Kolom
Memasukkan campuran sika pada kolom yang telah tepasang atau
disebut grouting.

Gambar 3.83. Melakukan Grouting


Pekerjaan Balok

Terdapat 3 balok yang ada pembangunan gedung laboratorium teknik 2.


Setiap balok di beri nama balok 1, 2 dan 3.

Adapun langkah-langkah pekerjaan struktur balok adalah sebagai berikut:

Membuat bekisting balok 1 dengan ukuran 9000 mm x 500 mm, balok


2 dengan ukuran 4000 mm x 500 mm dan balok 3 dengan ukuran 3000
mm x 500 mm.

65
Gambar 3.84. Membuat Bekisting Balok
Memotong material besi sebagai tulangan balok dengan ukuran yang
telah ditentukan.

Gambar 3.85. Memotong Material Tulangan


Merakit atau pabrikasi tulangan balok yang telah ditentukan.

Gambar 3.86. Merakit Tulangan Balok


Memasang tulangan ke dalam bekisting balok dan pasang beton tahu
pada titik-titik tertentu agar tulangan tidak menempel langsung pada
bekisting.

66
Gambar 3.87. Memasang Tulangan ke dalam Bekisting
Melakukan pengujian slump test sebelum beton yang dipesan
dimasukkan kedalam cetakan balok.

Gambar 3.88. Melakukan Pengujian Slump Test


7. Mengambil sebagian beton untuk dijadikan sampel uji laboratorium
dengan cetakan silinder.

Gambar 3.89. Mengambil Sampel untuk Uji Laboratorium


Mengecor beton yang dipesan ke ready mix dengan mutu K-350.

67
Gambar 3.90. Mengecor Balok
Mengecor balok beton ke dalam cetakan balok dan dilakukan
pemadatan dengan alat vibrator agar beton merata.

Gambar 3.91. Mengecor dan Memadatkan Balok


Melepas balok precast pada bekisting setelah waktu 8 jam pada saat
pengecoran dengan crane diletakkan ditempat yang luas.

Gambar 3.92. Melepas Balok Precast pada Bekisting


Kemudian setelah pemasangan kolom selesai kemudian dilakukan
pemasangan balok precast.

68
Gambar 3.93. Melepas Balok Precast pada Bekisting
Memasang scaffolding pada balok sebagai penyangga.

Gambar 3.94. Memasang scaffolding


Pekerjaan Pelat Lantai

Pelat lantai merupakan struktur yang berfungsi sebagai pemisah ruangan


dalam bangunan secara horizontal, menahan beban diatasnya, seperti
dinding, sekat, beban hidup dan meyalurkan beban kebalok yang berada
dibawahnya. Terdapat 5 jenis pelat yang ada pada pembangunan gedung
laboratorium teknik 2, setiap pelat diberi nama pelat lantai S1, S2, S3, S4
dan S5 dengan ukuran pelat S1 3690 mm x 765 mm, S2 3690 mm x 1540
mm, S3 3690 mm x 575 mm, S4 3690 mm x 600 mm dan S5 5390 mm x
845 mm.

Adapun langkah-langkah pekerjaan struktur pelat lantai adalah sebagai


berikut:

Membuat bekisting pelat lantai S1, S2, S3, S4 dan S5.

69
Gambar 3.95. Membuat Bekisting Pelat
Memotong material besi dengan ukuran yang telah ditentukan.

Gambar 3.96. Memotong Material


Merakit atau pabrikasi tulangan pelat lantai S1, S2 dan S3 yang telah
ditentukan.

Gambar 3.97. Merakit atau Pabrikasi Tulangan


Memasang tulangan ke dalam bekisting pelat lantai dan pada titik-titik
tertentu dipasang beton decking dengan ukuran 35 mm.

70
Gambar 3.98. Memasang Tulangan ke dalam Bekisting
Melakukan pengujian slump test sebelum beton yang dipesan di
masukan ke dalam cetakan pelat lantai.

Gambar 3.99. Melakukan Pengujian Slump Test


Mengambil beberapa sampel beton untuk dijadikan sampel uji
laboratorium dengan cetakan silinder.

Gambar 3.100. Mengambil Sampel untuk Uji Laboratorium


Mengecor beton yang dipesan ke ready mix dengan mutu K-350.

71
Gambar 3.101. Mengecor Pelat Lantai
Memasukkan beton ke dalam cetakan pelat lantai dan dilakukan
perataan dengan alat vibrator agar beton merata.

Gambar 3.102. Meratakan Beton dengan Vibrator


Melepas pelat lantai precast pada bekisting setelah waktu 8 jam pada
saat pengecoran dengan crane dan diletakkan di tempat yang lapang.

Gambar 3.103. Melepas Pelat Lantai Precast pada Bekisting


Memindahkan pelat lantai ke tempat yang mudah dijangkau saat
pemasangan.

72
Gambar 3.104. Memindahkan Pelat Lantai
Setelah pemasangan kolom dan balok selesai kemudian dilakukan
pemasangan pelat lantai precast.

Gambar 3.105. Memasang Pelat Lantai


Memasang tulangan wiremesh di bagian atas pelat lantai sebelum
dilakukan pengecoran secara konvensional pada seluruh pelat lantai.

Gambar 3.106. Memasang Tulangan Wiremesh


Pengecoran pelat lantai secara konvensional.

Manajemen Konstruksi Gedung Laboratorium Teknik 2 ITERA

Ada beberapa hal dalam majanemen konstruksi yaitu:

73
Manajemen Waktu

Proyek pembangunan gedung Laboratorium Teknik 2 ITERA direncanakan


berdurasi 180 hari kalender waktu pelaksanaan terhitung dari tanggal 28
Februari 2019 sampai tanggal 15 November 2019. Penjadwalan tersebut
dibuat oleh kontraktor berdasarkan batas waktu yang telah diberikan oleh
owner. Jadwal Tersebut dibuat dalam bentuk Master Schedule yang
berisikan Breakdown dan dalam bentuk kurva S yang berisikan durasi tiap
pekerjaan.

Beberapa keuntungan pembuatan jadwal menggunakan Kurva S adalah:

Kurva S dapat memberikan kerangka acuan waktu dan progress


perkembangan proyek sehingga dapat diketahui apakah proyek
mengalami keterlambatan atau cepat dari kerangka acuan waktu dan
progress.
Sebagai sarana yang digunakan oleh kontraktor untuk menjelaskan
keberhasilan pekerjaan yang telah dikerjakan atau dicapai yang
berhubungan dengan pembayaran setiap progress.
Selain mengacu kepada Master Schedule untuk memastikan bahwa
perkembangan proyek berjalan sesuai dengan waktu yang ditentukan, maka
dilakukan rapat mingguan. Rapat mingguan tersebut berisi pelaporan
kesesuaian perkembangan pekerjaan dilapangan dengan apa yang telah
dijadwalkan. Bila terjadi perbedaan progress yang cukup besar maka
dilakukan penjadwalan ulang dan ditentukan progres mingguan
kedepannya. Adapun gambar kurva S dapat dilihat pada lampiran G.

Manajemen Biaya

Manajemen biaya dalam sebuah proyek pembangunan perlu dilakukan,


karena biaya yang diperlukan dalam sebuah proyek mempengaruhi dari segi
mutu dan waktu. Pihak MK sebagai pengawas bertanggung jawab atas
manajemen dan pengendalian biaya, khususnya untuk pekerjaan konstruksi.
Manajemen biaya dilakukan untuk menekan biaya pelaksanaan agar tidak
melebihi biaya rencana yang dianggarkan. Manajemen biaya sangat penting
dalam pelaksanaan konstruksi agar dapat menjaga kesinambungan dalam

74
proyek. Manajemen biaya yang digunakan dalam suatu proyek dituangkan
dalam Rencana Anggaran Biaya (RAB) proyek. RAB adalah pedoman yang
dibuat oleh konsultan perencana sebagai dasar kontrak kerja konstruksi
dalam pengadaan suatu proyek. RAB harus dibuat untuk setiap item kerja
yang diselenggarakan oleh kontraktor. RAB merupakan rahasia suatu
perusahaan, namun biasanya real cost yang dikeluarkan harus mempunyai
selisih yang lebih kecil jika dibandingkan dengan dana RAB. Namun selisih
yang didapat dari nilai real cost tersebut tidak boleh mengurangi mutu kerja
yang dihasilkan.

Prioritas utama dalam pengaturan keuangan proyek yaitu dengan menitik


beratkan kepada jumlah biaya yang telah dikeluarkan guna pendanaan
proyek, yang berkaitan dengan kemajuan proyek yang telah dicapai.
Pengendalian Laporan Praktik Kerja Proyek Pembangunan Gedung
Laboratorium Teknik 2 ITERA biaya dapat dilakukan dengan kurva S,
dimana penggunaan biaya bertambah seiring dengan berjalannya waktu dan
volume pekerjaan. Untuk mengetahui kondisi keuangan proyek dapat
ditampilkan melalui kurva S yang dibuat berdasarkan prestasi / kemajuan
proyek. Selisih keduanya merupakan selisih biaya dalam persen dan harus
sesuai dengan bobot kerja kurva S.

Untuk menekan biaya proyek harus dibuat suatu sistem kerja dimana setiap
komponen yang terkait dapat memberi hasil yang optimal. Tujuan dari
Manajemen biaya adalah agar pengaturan dana dapat lebih efisien dan
sebagai bahan pertimbangan untuk pengambilan keputusan atas berbagai
alternatif penyelesaian teknis yang berkaitan dengan biaya. Manajemen
biaya juga dapat dilakukan dengan cara membuat Bar Bending Schedule
(BBS) atau yang biasa dikenal dengan bestek. BBS dibuat agar dapat
mengurangi kerugian akibat material tulangan baja yang tersisa serta
memberikan gambaran akan jadwal pelaksanaan fabrikasi yaitu potong,
bengkok, perakitan dan instalasi pada besi.

75
Manajemen Mutu

Pekerjaan yang baik dan sesuai dengan prosedur akan menghasilkan sesuatu
yang baik. Manajemen atau pengendalian mutu pekerjaan dapat dilakukan
dengan pengawasan agar hasil pekerjaan sesuai dengan rencana dan dapat
dipertanggung jawabkan. Pengawasan dilakukan oleh tim pengawas yaitu
MK. Dalam proses perijinan pelaksanaan tim, menejemen konstruksi akan
melakukan pengecekan pekerjaan dengan menggunakan ceklist lembar
sirkulasi. Jika memenuhi semua yang telah disyaratkan maka tim
menejemen konstruksi akan mengeluarkan lembar sirkulasi perijinan
pekerjaan dan jika tidak memenuhi persyaratan maka tim menejemen
konstruksi berhak menolak dan akan mengeluarkan site memo serta site
instruction sehingga pelaksana dapat melengkapi persyaratan. Pengendalian
mutu pekerjaan juga dapat dilakukan dengan pengadaan rapat mingguan dan
bulanan untuk mengetahui progres dan kendala serta penyelesaian di
lapangan. Pengendalian mutu pekerjaan juga dapat diamati langsung pada
setiap laporan. Pengendalian mutu pekerjaan dilihat dari segi ketepatan
dimensi pekerjaan, kerapian, kekuatan dan jumlah material yang digunakan.

Manajemen Komunikasi

Pada pelaksanaan konstruksi Gedung Laboratorium Teknik 2 ITERA


dibutuhkan manajemen komunikasi yang merupakan alur komunikasi
standar antar pihak – pihak yang terlibat dalam proyek ini dan juga membuat
pihak – pihak tersebut memahami lebih detail mengenai posisi dan
tannggung jawab masing – masing dalam proyek ini.

Seperti pada saat penyerahan lahan proyek yang dilakukan oleh owner
kepada kontraktor dengan pengawasan yang dilakukan oleh konsultan
manajemen konstruksi (MK). Pada proyek ini setiap pekerjaan yang telah
dilakukan oleh kontraktor harus dilaporkan kepada owner yaitu Institut
Teknologi Sumatera melalui laporan harian dan laporan mingguan dan
bulanan. Laporan bulanan merupakan laporan perkembangan pekerjaan
yang telah dilakukan. Laporan ini dibuat oleh pihak kontraktor yang di

76
laporkan kepada owner melalui perwakilan owner dilapangan yaitu pihak
MK.

Manajemen komunikasi ini juga berlaku juga untuk subkotraktor yang


bekerja di bawah kontraktor utama. Subkontraktor juga melaporkan hasil
pekerjaan secara mingguan, dan bulanan yang kemudian dilaporkan kepada
kontraktor utama dan pihak manajeman konstruksi untuk selanjutnya
dilaporkan kepada pihak owner.

Manajemen Pengadaan bahan, Alat dan Tenaga Kerja


Untuk pengadaan bahan dan alat berikut prosedurnnya :
a. Pihak PT. Kembar Jaya Abadi selaku kontraktor memberikan
dokumen BoQ kepada calon supplier;
b. Pihak supplier yang menerima BoQ mengisi dan mengajukan
dokumen penawaran;
c. Evaluasi dari pihak kontraktor;
d. Pihak kontraktor melakukan negosiasi kepada supplier;
e. Penunjukan supplier;
f. Dokumen kontrak;
g. Sedangkan untuk pengadaan peralatan disediakan oleh pihak PT.
Kembar Jaya Abadi selaku kontraktor pada proyek ini. Tetapi ada
beberapa alat dengan sistem sewa seperti truck concrete pump,
excavator dan truk crane. Penyewaan alat oleh PT. Kembar Jaya
Abadi dilakukan guna mengoptimalkan pekerjaan sehingga
pekerjaan tidak tertunda.
h. Untuk pengadaan tenaga kerja dilakukan oleh PT. Kembar Jaya
Abadi tenaga kerja yang tercantum pada struktur organisasi PT.
Kembar Jaya Abadi merupakan karyawan tetap, sedangkan tenaga
kerja seperti mandor dan kuli didapatkan dengan penunjukan
langsung kepada mandor yang telah biasa bekerja kepada PT.
Kembar Jaya Abadi.

77
Pemeriksaan Bahan Bangunan

Dalam Proyek Pembangunan Laboratorium Teknik 2 ITERA, pemeriksaan


bahan bangunan dilakukan setiap kali ada barang yang datang ke lokasi
proyek. Bahan bangunan yang akan digunakan untuk mendirikan suatu
bangunan harus dicek terlebih dahulu sebelum digunakan. Tujuan dari
pemeriksaan dan pengujian bahan bangunan adalah untuk mengetahui mutu
dari bahan -bahan bangunan tersebut. Pengujian bahan bangunan tersebut
meliputi pemeriksaan kekentalan adukan beton (slump test) dan
pemeriksaan kuat tekan beton.

Pemeriksaan Kekentalan Adukan Beton

Pada proyek Pembangunan Gedung Laboratorium Teknik 2 ITERA, slump


diharapkan optimum agar pada saat tiba di lokasi proyek, kekuatan beton
tidak berkurang atau tetap sesuai dengan mutu beton yang diharapkan.

Kekentalan adukan beton diperiksa dengan pengujian nilai slump. Nilai


slump ini sangat dipengaruhi faktor air semen, jenis semen, dan gradasi
butiran agregat. Pada umunya dengan jumlah air minimal akan diperoleh
beton yang paling padat dan kuat, tetapi betonnya sulit untuk dikerjakan.

Sebaliknya bila campuran airnya terlalu banyak, maka beton lebih mudah
dikerjakan tetapi hasilnya kurang padat dan kurang kuat. Maka perlu
diambil suatu takaran kekentalan adukan yang tertentu yang disebut
nilai slump. Nilai slump yang terlalu besar menghasilkan beton yang kurang
baik dan nilai slump yang terlalu kecil menghasilkan beton yang sukar
dikerjakan.

Dengan takaran yang tertentu diharapkan dapat memenuhi keadaan sebagai


berikut:

Tidak boleh terjadi pemisahan bahan susun dari adukan beton.


Mutu beton yang disyaratkan harus terpenuhi.
Beton tetap dapat dikerjakan dengan baik (workable).
Pengujian nilai slump pada proyek ini dilakukan di lokasi proyek yaitu pada
saat beton ready mixed tiba di lokasi sebelum dilakukan pengecoran

78
denganmenggunakan kerucut abrams. Pengujian ini dilakukan secara
bergantian pada semua kendaraan beton ready mixed. Kerucut abrams ini
berupa kerucut terpancung dengan tinggi 30,5 cm diameter atas 10,2 cm
diameter bawah 20,3 cm, dan tebal dinding kerucut 1,6 mm.

Cara pengujian nilai slump dengan kerucut abramsi:

Mula-mula betonready mixed tersebut dikeluarkan dari concrete mixer


truck lalu dituangkan ke kereta dorong.
Kerucut abrams dibersihkan kemudian diletakan di suatu bidang datar
misalnya pada papan triplek.
Setelah itu campuran adukan beton dimasukkan ke dalam kerucut
abrams dalam 3 lapis yaitu lapis pertama 1/3 tinggi kerucut, lapis kedua
2/3 tinggi kerucut, dan lapis terakhir diisi sampai penuh.
Kemudian pada setiap lapis beton yang diisikan ke dalam kerucut
abrams ditusuk-tusuk sebanyak 25 kali secara kuat dan merata dengan
menggunakan tongkat baja Ø 16 mm yang ujungnya tidak runcing
(bulat) dan panjangnya 60 cm.
Setelah lapisan terakhir selesai, kemudian permukaannya diratakan.
Langkah selanjutnya adalah kerucut abrams kemudian ditarik/diangkat
pelan- pelan dan hati-hati secara vertikal ke atas.
Permukaan campuran adukan beton akan turun dan diukur
penurunannya terhadap tinggi kerucut abrams Hasil pengukuran inilah
yang menyatakan nilai slump adukan beton atau ukuran kekentalan
adukan beton.

Gambar 3.107. Pengujian Slump di Lapangan

79
Manfaat pemeriksaan nilai slump campuran adukan beton adalah untuk
mempertahankan keseragaman dalam pembuatan campuran adukan beton
sehingga dapat dihasilkan beton dengan kualitas baik.

Pada proyek pembangunan Gedung Laboratorium Teknik 2 ITERA, untuk


pengecoran bore pile menggunakan nilai slump 16 ± 2 cm dan untuk
pengecoran Pile Cap, precast kolom, balok, dan plat menggunakan nilai
slump 12 ± 2 cm.

Pemeriksaan Kuat Tekan Beton

Pemeriksaan kuat tekan beton merupakan pemeriksaan yang harus


dilakukan untuk bangunan bertingkat. Kekuatan tekan adalah kemampuan
beton untuk menerima gaya tekan persatuan luas. Sample beton dilakukan
tes pada umur 7 hari dan 28 hari dengan menggunakan alat compression
testing machine sampai beton tersebut hancur.

Untuk menguji mutu beton maka dilakukan pengujian kuat tekan beton di
laboratorium. Pada proyek ini pengujiannya dilakukan di Laboratorium
Teknik Sipil Universitas Bandar Lampung dan PT. SCG Readymix.

Prosedur pengujian kuat tekan beton adalah sebagai berikut ini:

Sebelum cetakan benda uji digunakan, permukaan bagian dalam diolesi


oli terlebih dahulu agar adukan beton segar dan tidak melekat pada
dinding cetakan.
Adukan beton dituangkan ke dalam cetakan tersebut dan ditusuk-tusuk
seperti pada pemeriksaan nilai slump.
Permukaan atas adukan diratakan, cetakan diletakkan pada suatu
tempat di udara terbuka, tetapi tidak terkena sinar matahari langsung
selama 24 jam.
Kemudian contoh silinder beton tersebut dibuka dan dibawa ke
Laboratorium Teknik Sipil Universitas Bandar Lampung untuk
dilakukan pengujian kuat tekan beton.
Contoh beton dilakukan tes pada umur 7 hari, 14 hari dan 28 hari
dengan menggunakan alat compression testing machine sampai beton
tersebut hancur.

80
Gambar 3.108. Pengujian Kuat Tekan Beton
Manfaat pemeriksaan nilai kuat tekan beton adalah untuk menghindari
kegagalan struktur pada bangunan gedung. Uji kuat tekan beton harus sesuai
dengan kuat tekan yang direncanakan atau bahkan lebih tinggi. Agar
kekuatan beton lebih kuat dan tahan terhadap gaya tekan yang direncanakan.

Pada proyek pembangunan Gedung Laboratorium Teknik 2 ITERA, untuk


mutu rencana kuat tekan beton yaitu K 350

Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)

Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) dijelaskan pada undang – undang No


1 tahun 1970, Adapun hal- hal yang perlu diperhatikan adalah sebagai
berikut:

Safety supervisor petugas yang ditunjuk oleh manager proyek yang


secara terus menerus mengadakan pengawasan terhadap pelaksanaan
pekerjaan dilihat dari segi K3. Safety supervisor berwenang menegur
dan memberikan instruksi langsung kepada kepala pelaksana yang
mengandung bahaya terhadap keselamatan kerja.
Safety Meeting, Rapat dalam proyek yang membahas tentang hasil
laporan dari laporan dari safety supervisor.

81
Adapun perlengkapan dan peralatan penunjang Program K3 yaitu:

Papan poster K3 sebelum kerja.

Gambar 3.109. Poster K3 Sebelum Kerja


Papan poster K3 alat pelindung diri (APD).

Gambar 3.110. Poster Alat Pelindung Diri (APD)


Papan poster K3 cara penggunaan APD.

Gambar 3.111. Poster Penggunaan APD


Pemasangan bendera K3, bendera Indonesia.

82
Gambar 3.112. Bendera
Adapun perlengkapan yang melekat pada tenaga kerja yaitu :

Sepatu safety lapangan.

Gambar 3.113. Sepatu Safety Lapangan


Helm.

Gambar 3.114. Helm

83
Sarung tangan.

Gambar 3.115. Sarumg Tangan


Masker.

Gambar 3.116. Masker


Environmental

Sisa material pekerjaan tulangan dan beton diangkut kembali.


Sisa sampah makan pekerja diangkut kembali, jangan dibuang
sembarangan.
Lokasi pekerjaan menggunakan metode 5R (Rapih, Ringkas, Resik,
Rawat dan Rajin)
Jangan tinggalkan lokasi pekerjaan sebelum selesai jika telah selesai,
rapikan dan diindetifikasi kembali hasil pekerjaan.
Good House Keeping.

84
4 BAB IV
TUGAS KHUSUS

Menghitung Kebutuhan Material dan Analisis Harga Satuan Pada


Struktur Bawah Dengan Membandingkan Harga Pada Kurva S
Pembangunan Laboratorium Teknik II ITERA

Latar Belakang

Pelaksanaan sebuah proyek konstruksi sangat berkaitan dengan proses


manajemen didalamnya. Pada tahap itu, pengelolaan anggaran biaya untuk
melaksanakaan pekerjaan tersebut, perlu dirancang dan disusun sedemikian
rupa berdasarkan sebuah konsep estimasi yang terstruktur sehingga
menghasilkan nilai estimasi rancangan yang tepat dalam arti ekonomis.

Nilai estimasi anggaran yang di susun selanjutnya dikenal dengan istilah


Rencana Anggaran Biaya (RAB), yang mempunyai fungsi dan manfaat
lebih lanjut dalam hal mengendalikan sumber daya material, tenaga kerja,
peralatan dan waktu pelaksanaan proyek sehingga pelaksanaan kegiatan
proyek yang dilakukan akan mempunyai nilai efisiensi dan efektivitas.

Konsep penyusunan RAB proyek, pada pelaksanaannya didasarkan pada


sebuah analisa masing-masing komponen penyusunnya (material, upah, dan
peralatan) untuk tiap-tiap item pekerjaan yang terdapat dalam keseluruhan
proyek. Hasil analisa komponen tersebut pada akhirnya akan menghasilkan
harga satuan pekerjaan (HSP) per item yang menjadi dasar dalam
menentukan nilai estimasi biaya pelaksanaan proyek keseluruhan dengan
mengkonversikannya ke dalam total volume untuk tiap item pekerjaan yang
dimaksud. metode yang digunakan pada penyusunan anggaran biaya proyek
salah satunya adalah metode SNI.

Metode SNI merupakan pembaharuan dari analisis BOW (Burgerlijke


Openbare Werken) yang dikembangkan pada tahun 1987 sampai 1991.
Hasil penelitian tersebut dituangkan dalam analisis harga satuan biaya
konstruksi dalam Standar Nasional Indonesia yang disahkan pada tahun
1991-1992 sebagai metode terbaru dalam penyusunan RAB proyek.

85
Analisa Harga Satuan (AHS) yang akan menjadi acuan adalah AHS SNI
Daftar Satuan Harga dan Bahan update priode 2017 - 2018. Dalam AHS
SNI koefisian kebutuhan tenaga kerja, alat & material telah ditentukan
sesuai dengan penelitian dan riset yang telah ditentukan berdasarkan
wilayah regional 1 sampai regional 4 yang menjadi acuan sebagai suatu
dasar untuk menyusun perhitungan Harga Perkiraan Sendiri (HPS) dan
Harga Perkiraan Perencana (HPP) sehingga estimator sering melakukan
penambahan dan pengurangan koefisien analisa satuan pekerjaan dengan
tujuan mendapatkan harga penawaran yang dapat dipertanggungjawabkan.

Tujuan yang akan dicapai dari Tugas Khusus adalah:

Menghitung Kebutuhan Material Struktur atas dan Bawah


Menghitung Harga Satuan Pekerjaan Struktur atas dan Bawah
Menghitung Rencana Anggaran Biaya Struktur Atas dan Bawah

Teori Dasar

Rencana Anggaran Biaya (RAB)


Rencana anggaran biaya proyek adalah perhitungan total biaya untuk
kebutuhan upah dan bahan, serta biaya-biaya yang diperlukan untuk
pelaksanaan proyek. Rencana anggaran biaya secara umum dapat
disimpulkan sebagai berikut :
RAB = Ʃ(Volume) x Harga Satuan Pekerjaan
Harga Satuan Pekerjaan
Harga Satuan Pekerjaan Adalah jumlah harga bahan dan upah tenaga
kerja berdasarkan perhitungan analisis. Harga satuan bahan dan upah
yang digunakan adalah harga satuan dilokasi
pekerjaan untuk waktu tertentu. Secara umum dapat disimpulkan
sebagai berikut :
HSP = H.S. Bahan + H.S. Upah
Analisis Harga Satuan Pekerjaan
Analisis harga satuan pekerjaan berfungsi dalam perhitungan rencana
anggaran biaya proyek yang didalamnya terdapat angka koefisien yang
menunjukkan jumlah kebutuhan material atau bahan dan upah tenaga

86
kerja masing-masing pekerjaan. Analisis harga satuan yang terdapat
dalam metode SNI antara lain :
Analisis Harga Satuan Bahan adalah koefisien dalam analisis SNI
yang menyatakan kebutuhan material serta besarnya biaya yang
diperlukan untuk menyelesaikan seluruh pekerjaan proyek. Analisis
harga satuan bahan dapat disimpulkan sebagai berikut :
Ʃ Bahan = Harga Satuan Bahan x Koefisien Analisis Bahan
Analisis Harga Satuan Upah Adalah koefisien dalam analisis SNI
yang menunjukkan banyaknya tenaga kerja yang dibutuhkan dan
biaya untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut. Analisis harga satuan
upah dapat disimpulkan sebagai berikut:
Ʃ Upah = Harga Satuan Upah x Koefisien Analisis Upah Kerja
Volume Pekerjaan Perhitungan volume setiap pekerjaan sangat
diperlukan dalam perencanaan anggaran biaya untuk
memperkirakan dan menentukan besarnya biaya yang dibutuhkan
untuk membangun suatu bangunan atau proyek secara keseluruhan
mulai dari tahap persiapan hingga terselesaikannya proyek tersebut.
Koefisien Analisis SNI
Koefisien analisis SNI adalah besaran angka yang menyatakan jumlah
kebutuhan bahan atau tenaga kerja untuk menyelesaikan tiap-tiap
pekerjaan proyek secara keseluruhan yang didefinisikan dalam satuan
tertentu. Anga-angka yang terdapat dalam koefisien SNI digunakan
untuk melakukan analisis biaya pada perencanakan dan perhitungan
RAB (rencana anggaran biaya) suatu proyek konstruksi. Sebagai
contoh, berikut koefisien analisis SNI 2018 untuk pekerjaan
pemasangan 1m2 dinding bata merah dengan perbandingan campuran.

87
Pembahasan

4.1.3.1 Perhitungan Kebutuhan Berat Tulangan Pondasi Bored Pile Type 1

Perhitungan kebutuhan tulangan dilakukan untuk menentukan berat


tulangan yang diperlukan.

Data Umum: Tulangan Utama (D16)

Banyak pondasi kedalaman 6 meter = 100 unit


Banyak pondasi kedalaman 7 meter = 8 unit
Banyak pondasi kedalaman 8 meter = 8 unit

Tulangan Sengkang (D13-200)

Diameter tulangan Sengkang = 0,36 m


Jarak sengkang = 0,2 m
Jumlah pondasi = 116 unit

Diameter Bore Pile = 0,5 m

Gambar 4.1. Tulangan Bore Pile 1

88
Penyelesaian :

Perhitungan berat tulangan sengkang


Pondasi bore pile yang digunakan berbentuk lingkaran jadi untuk
menentukan berat tulangan sengkang yang diperlukan dengan rumus:
Panjang Tul per pile = [ keliling tulangan x jumlah sengkang]
= [2πr x (panjang tulangan
/ jarak sengkang+1)]
Berat Tulangan = jml. bored pile x panjang tul. sengkang x berat tul.
Untuk kedalaman 6 meter
Panjang tul per pile = [(2 x 3.14 x 0.18) x ((6 / 0,2) +1)]
= {1,1304 x 31}
= 35,04 m
Berat tulangan yang dibutuhkan untuk bored pile panjang 6 meter
Berat Tulangan = 100 x 35,04 x 1,042 kg
= 3651.42 kg
Untuk kedalaman 7 meter
Panjang tul per pile = [(2 x 3.14 x 0.18) x ((7 / 0,2) +1)]
= {1,1304 x 36}
= 40,69 m
Berat tulangan yang dibutuhkan untuk bored pile panjang 7 meter
Berat Tulangan = 8 x 40,69 x 1,042 kg
= 339,23 kg
Untuk kedalaman 8 meter
Panjang tul per pile = [(2 x 3.14 x 0.18) x ((8 / 0,2) +1)]
= {1,1304 x 41}
= 46,35 m
Berat tulangan yang dibutuhkan untuk bored pile panjang 8 meter
Berat Tulangan = 8 x 46,35 x 1,042 kg
= 386,34 kg
Berat Total tulangan Sengkang Bored Pile Type 1
Berat Total Tulangan = 3651,42 + 339,23 + 386,34
= 4376,99 kg

89
Perhitungan berat tulangan pokok
Pondasi bore pile yang digunakan berbentuk silinder jadi untuk
menentukan volume tulangan pokok yang diperlukan dengan rumus:
Panjang tulangan per pile = [ panjang tulangan x jumlah tulangan
x jumlah pondasi]
Berat Tulangan = Panjang tulangan x berat jenis tul.
Penyelesaian:
a. Untuk kedalaman 6 meter
Panjang tulangan = 6 x 6 x 100
= 3600 m
Berat tulangan yang di butuhkan
Berat tulangan = 3600 x 1,578 kg
= 5680,8 kg
b. Untuk kedalaman 7 meter
Panjang tulangan =7x6x8
= 336 m
Berat tulangan yang di butuhkan
Berat tulangan = 336 x 1,578 kg
= 530.21 kg
c. Untuk kedalaman 8 meter
Panjang tulangan =8x6x8
= 384 m
Berat tulangan yang di butuhkan
Berat tulangan = 384 x 1,578 kg
= 605,95 kg

Jadi Berat Total Tulangan Pokok Untuk Bored pile type 1 adalah:
Berat Total Tulangan Pokok = 5680,8 + 530,21 + 605,95
= 6816,96 kg
Perhitung volume cor
Pondasi bore pile yang digunakan berbentuk silinder jadi untuk
menentukan volume cor dengan rumus yang digunakan:
Volume cor = [luas alas x tinggi pondasi]

90
Volume total = volume 1 buah pondasi x jumlah pondasi
Penyelesaian:
a. Untuk kedalaman 6 meter
Volume cor 1 buah pondasi = [πr2 x 6]
= [3.14 x 0,252 x 6]
= 2,35 m2
Volume total cor = 2,35 x 100
= 235,5 m3
b. Untuk kedalaman 7 meter
Volume cor 1 buah pondasi = [πr2 x 6]
= [3.14 x 0,252 x 6]
= 2,75 m2
Volume total cor = 2,75 x 8
= 21,98 m3
c. Untuk kedalaman 8 meter
Volume cor 1 buah pondasi = [πr2 x 8]
= [3.14 x 0,252 x 8]
= 3,14 m2
Volume total cor = 3,14 x 8
= 25,12 m3
Jadi volume total pengecoran pada bored pile type 1
Jumlah volume total = 235,5 +21,98 + 25,12
= 282,6 m3

4.1.3.2 Perhitungan Kebutuhan Berat Tulangan Pondasi Bored Pile Type 2

Perhitungan kebutuhan tulangan dilakukan untuk menentukan berat


tulangan yang diperlukan.

Data Umum: Tulangan Utama (D16)

Banyak pondasi kedalaman 6 meter = 75 unit


Banyak pondasi kedalaman 7 meter = 6 unit
Banyak pondasi kedalaman 8 meter = 6 unit

91
Tulangan Sengkang (D13-200)

Diameter tulangan Sengkang = 0,36 m


Jarak sengkang = 0,2 m
Jumlah pondasi = 87 unit

Diameter Bore Pile = 0,5 m

Gambar 4.2. Tulangan Bore Pile 2


Penyelesaian :

Perhitungan Berat tulangan sengkang


Pondasi bore pile yang digunakan berbentuk lingkaran jadi untuk
menentukan berat tulangan sengkang yang diperlukan dengan rumus:
Panjang Tul per pile = [ keliling tulangan x jumlah sengkang]
= [2πr x (panjang tulangan
/ jarak sengkang+1)]
Berat Tulangan = jml. bored pile x panjang tul. sengkang x berat tul.

a. Untuk kedalaman 6 meter


Panjang tul per pile = [(2 x 3.14 x 0.18) x ((6 / 0,2) +1)]

92
= {1,1304 x 31}
= 35,04 m
Berat tulangan yang dibutuhkan untuk bored pile panjang 6 meter
Berat Tulangan = 75 x 35,04 x 1,042 kg
= 2738,56 kg

b. Untuk kedalaman 7 meter


Panjang tul per pile = [(2 x 3.14 x 0.18) x ((7 / 0,2) +1)]
= {1,1304 x 36}
= 40,69 m
Berat tulangan yang dibutuhkan untuk bored pile panjang 7 meter
Berat Tulangan = 6 x 40,69 x 1,042 kg
= 254,42 kg

c. Untuk kedalaman 8 meter


Panjang tul per pile = [(2 x 3.14 x 0.18) x ((8 / 0,2) +1)]
= {1,1304 x 41}
= 46,35 m
Berat tulangan yang dibutuhkan untuk bored pile panjang 8 meter
Berat Tulangan = 6 x 46,35 x 1,042 kg
= 289,75 kg

Berat Total tulangan Sengkang Bored Pile Type 2


Berat Total Tulangan = 2738,56 + 264,42 + 289,76
= 3282,74 kg

Perhitungan berat tulangan pokok


Pondasi bore pile yang digunakan berbentuk silinder jadi untuk
menentukan volume tulangan pokok yang diperlukan dengan rumus:
Panjang tulangan per pile = [ panjang tulangan x jumlah tulangan
x jumlah pondasi]
Berat Tulangan = Panjang tulangan x berat jenis tul.

Penyelesaian:
a. Untuk kedalaman 6 meter

93
Panjang tulangan = 6 x 6 x 75
= 2700 m
Berat tulangan yang di butuhkan

Berat tulangan = 2700 x 1,578 kg


= 4260,6 kg
b. Untuk kedalaman 7 meter
Panjang tulangan =7x6x6
= 252 m
Berat tulangan yang di butuhkan
Berat tulangan = 252 x 1,578 kg
= 397,66 kg

c. Untuk kedalaman 8 meter


Panjang tulangan =8x6x6
= 288 m
Berat tulangan yang di butuhkan
Berat tulangan = 288 x 1,578 kg
= 454,46 kg

Jadi Berat Total Tulangan Pokok Untuk Bored pile type 2 adalah:
Berat Total Tulangan Pokok = 4260,6 + 397,66 + 454,46
= 5112,72 kg

Perhitung volume cor


Pondasi bore pile yang digunakan berbentuk bulat jadi untuk
menentukan volume cor dengan rumus yang digunakan:
Volume cor = [luas alas x tinggi pondasi]
Volume total = volume 1 buah pondasi x jumlah pondasi
Penyelesaian:
a. Untuk kedalaman 6 meter
Volume cor 1 buah pondasi = [πr2 x 6]
= [3.14 x 0,252 x 6]
= 2,35 m2

94
Volume total cor = 2,35 x 75
= 176,63 m3
b. Untuk kedalaman 7 meter
Volume cor 1 buah pondasi = [πr2 x 7]
= [3.14 x 0,252 x 7]
= 2,75 m2
Volume total cor = 2,75 x 6
= 16,49 m3
c. Untuk kedalaman 8 meter
Volume cor 1 buah pondasi = [πr2 x 8]
= [3.14 x 0,252 x 8]
= 3,14 m2
Volume total cor = 3,14 x 6
= 18,84 m3
Jadi volume total pengecoran pada bored pile type 2
Jumlah volume total = 176,63 + 16,49 + 18,84
= 211,95 m3

4.1.3.3 Perhitungan Kebutuhan Berat Tulangan Pile cap Type 1

Pile cap merupakan komponen struktur yang berfungsi sebagai penyalur


beban atas (kolom, balok, & pelat) ke beban bawah (pondasi), sedangkan
tie beam merupakan komponen struktur yang berfungsi sebagai pengikat
antar Pile Cap. Perhitungan volume Pile Cap dan tie beam dilakukan untuk
menentukan banyaknya tulangan yang dibutuhkan dalam (kg) dan
banyaknya coran yang diperlukan dalam (m3) yang selanjutnya akan
diketahui berapa biaya yang diperlukan untuk pekerjaan Pile Cap dan tie
beam tersebut

95
Gambar 4.3. Tulangan Pile Cap 1

Data Umum: Ukuran Pile cap Type 1 = 4 x 1 x 0,5

Tebal selimut beton = 0,05 m


Jumlah Pile Cap (PC-1) = 29 unit

Diameter tulangan = ϕ 16 – 150 (atas)


= ϕ 16 – 150 (bawah)

Perhitungan Volume Tulangan Pile Cap


Pile Cap yang digunakan berbentuk balok.
Berat tulangan yang dibutuhkan pada (PC-1) didapat dengan rumus:
Berat Tul = [ panjang tulangan x jumlah tulangan x berat tulangan]

Penyelesaian:
Panjang 1 buah tulangan (PC-1):
D 16 (atas) =a+b+c+d+e+f
= 0,08 + 3,86 + 0,36 + 3,86 + 0,36 + 0,08
= 8,6 m
D 16 (bawah) =a+b+c+d+e+f
= 0,08 + 0,86 + 0,36 + 0,86 + 0,36 + 0,08
= 2,6 m

96
Total Berat tulangan yang dibutuhkan pada (PC-1)
Berat Tul Atas = 8,6 x 5 x 29 x 1,578
= 1967,77 kg
Berat Tul Bawah = 2,6 x 9 x 29 x 1,578
= 1070,83 kg
Jadi total berat kebutuhan tulangan untuk (PC-1) adalah:
Jumlah total kebutuhan Tulangan = 1967,77 + 1070,83 = 3038,59 kg

Perhitungan Volume Bekisting dan Cor Pile Cap


Pile Cap yang digunakan berbentuk balok jadi untuk menentukan
volume cor yang diperlukan dengan rumus:
Volume Bekisting = [(2 x panjang x tinggi) + (2 x lebar x tinggi)]
Volume cor = [ panjang x lebar x tinggi]

Penyelesaian:
Volume bekisting 1 buah (PC-1)
Volume satuan= [(2 x panjang x tinggi) + (2 x lebar x tinggi)]
= [(2 x 4 x 0,5) + (2 x 1 x 0,5)]

= [4 + 1]

= 5 m2
Volume total bekisting
Volume Tot = vol bekisting 1 buah Pile Cap x jmh Pile Cap
= 5 x 29
= 145 m2

Volume Cor (PC-1).


Volume cor 1 buah Pile Cap = [ panjang x lebar x tinggi]
= [4 x 1 x 0,5]

= 2 m3
Volume cor total = vol cor 1 buah Pile Cap x jmh Pile Cap
= 2 x 29
= 58 m3

97
Jadi kebutuhan bekisting dan cor untuk Pile Cap tipe 1 adalah:
Volume Bekisting = 75,4 m2
Volume Cor = 58 m3

8. Volume Galian dan Timbunan


a. Volume Galian
Vol sat = 5 x 2 x 0.5
= 5 m3
Volume Total Galian
Vol tot = 5 x 29
=145 m3

b. Volume Timbunan
Vol tot timbunan = Vol tot galian - Vol tot PC
= 145 - 58
= 87 m3

4.1.3.4 Perhitungan Kebutuhan Berat Tulangan Pile Cap Type 2

Pile cap merupakan komponen struktur yang berfungsi sebagai penyalur


beban atas (kolom, balok, & pelat) ke beban bawah (pondasi), sedangkan
tie beam merupakan komponen struktur yang berfungsi sebagai pengikat
antar Pile Cap. Perhitungan volume Pile Cap dan tie beam dilakukan untuk
menentukan banyaknya tulangan yang dibutuhkan dalam (kg) dan
banyaknya coran yang diperlukan dalam (m3) yang selanjutnya akan
diketahui berapa biaya yang diperlukan untuk pekerjaan Pile Cap dan tie
beam tersebut

98
Gambar 4.4. Tulangan Pile cap Type 2

Data Umum: Ukuran Pile cap Type 1 = 2,5 x 1 x 0,5

Tebal selimut beton = 0,05 m

Jumlah Pile Cap (PC-1) = 58 unit

Diameter tulangan = ϕ 16 – 150 (atas)

= ϕ 16 – 150 (bawah)

Perhitungan Volume Tulangan Pile cap


Pile cap yang digunakan berbentuk balok.
Berat tulangan yang dibutuhkan pada (PC-2) didapat dengan rumus:
Berat Tul = [ panjang tulangan x jumlah tulangan x berat tulangan]

Penyelesaian:
Panjang 1 buah tulangan (PC-2):
D 16 (atas) =a+b+c+d+e+f
= 0,08 + 2,86 + 0,36 + 2,86 + 0,36 + 0,08
= 6,6 m
D 16 (bawah) =a+b+c+d+e+f
= 0,08 + 0,86 + 0,36 + 0,86 + 0,36 + 0,08
= 2,6 m
Total Berat tulangan yang dibutuhkan pada (PC-1)
Berat Tul Atas = 6,6 x 5 x 58 x 1,578

99
= 3020,29 kg
Berat Tul Bawah = 2,6 x 6 x 58 x 1,578
= 1427,77 kg
Jadi total berat kebutuhan tulangan untuk (PC-2) adalah:
Jumlah total kebutuhan Tulangan = 3020,29 + 1427,77 = 4448,1 kg

Perhitungan Volume Bekisting dan Cor Pile cap


Pile cap yang digunakan berbentuk balok jadi untuk menentukan
volume cor yang diperlukan dengan rumus:
Volume Bekisting = [(2 x panjang x tinggi) + (2 x lebar x tinggi)]
Volume cor = [ panjang x lebar x tinggi]
Penyelesaian:
Volume bekisting 1 buah (PC-2)
Volume satuan = [(2 x panjang x tinggi) + (2 x lebar x tinggi)]
= [(2 x 2,5 x 0,5) + (2 x 1 x 0,5)]
= [2,5 + 1]
= 3,5 m2

Volume total bekisting


Volume Tot = vol bekisting 1 buah Pile Cap x jmh Pile Cap
= 3,5 x 58
= 203 m2
Volume Cor (PC-2)
Volume cor 1 buah Pile Cap = [ panjang x lebar x tinggi]
= [2,5 x 1 x 0,5]
= 1,25 m3
Volume cor total = vol cor 1 buah Pile Cap x jmh Pile Cap
= 1,25 x 58
= 72,5 m3
Jadi kebutuhan bekisting dan cor untuk Pile Cap tipe 1 adalah:
Volume Bekisting = 203 m2
Volume Cor = 72,5 m3

100
Volume Galian dan Timbunan
a. Volume Galian
Vol sat = 3,5 x 2 x 0.5
= 3,5 m3
Volume Total Galian
Vol tot = 5 x 58
=203 m3
b. Volume Timbunan
Vol tot timbunan = Vol tot galian - Vol tot PC
= 203 – 72,5
= 130,5 m3

4.1.3.5 Perhitungan Kebutuhan Berat Tulangan Sloof

Gambar 4.5. Tulangan Sloof

Data Umum:

Diameter tulangan = D 16 (pokok)

= ϕ 10 – 150 (sengkang)

Ukuran Sloof Memanjang = 800 x 30 x 50

Melintang = 400 x 30 x 50

Tebal selimut beton = 5 cm = 0,05 m

Jumlah sloof memanjang = 58 unit

Melintang = 84 unit

101
Perhitungan Volume Tulangan Sloof
Untuk Sloof Memanjang
Panjang 1 buah tulangan;
D 16 (pokok) =a+b+c+d+e+f
= 120 + 0,10 + 1,20 + 0,10
= 121,4 m
ϕ 10 (Sengkang) =a+b+c+d+e+f
= 0,05 + 0,40 + 0,20 + 0,40 + 0,20 + 0,05
= 1,30 m

Berat tulangan per PC


Berat Tul Sat = [pjg tul x jmh tul x jml sloof x berat tul]
Pokok (diameter D 16) = 121.4 x 8 x 3 x 1,578
= 4597,66 kg
Bawah (diameter ϕ 10 – 150) = 1,3 x 748 x 3 x 0,617
= 1799,91 kg
Jadi kebutuhan tulangan untuk Sloof Memanjang adalah:
Jumlah total kebutuhan Tulangan = 4597,66 + 1799,91 = 6398 kg

Untuk Sloof Melintang


Panjang 1 buah tulangan;
D 16 (pokok) =a+b+c+d+e+f
= 12 + 0,10 + 8,20 + 0,10
= 20,32 m
ϕ 10 (Sengkang) =a+b+c+d+e+f
= 0,05 + 0,40 + 0,20 + 0,40 + 0,20 + 0,05
= 1,30 m
Berat total tulangan yang dibutuhkan
Berat Tul = [pjg tul x jml tul x jml sloof x berat tulangan]
Pokok (diameter D 16) = 20,32 x 8 x 29 x 1,578
= 7439,07 kg
Bawah (diameter ϕ 10 – 150) = 1,3 x 128 x 29 x 0,617
= 2977,39 kg
Jadi kebutuhan tulangan untuk Pile Cap tipe 1 adalah:

102
Jumlah total kebutuhan Tulangan = 7439,07 + 2977,39 = 10416 kg

Perhitungan Volume Bekisting dan Cor Sloof


Sloof yang digunakan berbentuk balok jadi untuk menentukan volume
cor yang diperlukan adalah:

Rumus yang digunakan:


Volume Bekisting = [(2 x panjang x tinggi) + (2 x lebar x tinggi)]
Volume cor = [ panjang x lebar x tinggi]
Perhitungan Untuk Sloof Memanjang
Diketahui: Ukuran Sloof memanjang =116m x 0,3m x 0,5m
Jumlah Sloof = 3 unit
Penyelesaian:
Volume bekisting 1 buah Sloof
Volume satuan = [(2 x panjang x tinggi) + (2 x lebar x tinggi)]
= [(2 x 116 x 0,5) + (2 x 0,3 x 0,5)]
= [116 + 0,3]
= 116,3 m2
Volume total bekisting
Volume tot = volume bekisting 1 buah Pile Cap x jumlah Pile
Cap
= 116,3 x 3
= 348,9 m2
Volume cor 1 buah Sloof = [ panjang x lebar x tinggi ]
= [116 x 0,3 x 0,5]
= 17,4 m3
Volume cor total = volume cor 1 buah Sloof x jumlah Sloof
= 17,4 x 3
= 52,2 m3
Jadi kebutuhan bekisting dan cor untuk Sloof memanjang adalah:
Bekisting = 348,9 m2
Cor = 52,2 m3
Perhitungan Untuk Sloof Melintang
Diketahui: Ukuran Sloof memanjang = 19 m x 0,3 m x 0,5 m

103
Jumlah Sloof = 29 unit
Penyelesaian :
Volume bekisting 1 buah Sloof
Volume sat = [(2 x panjang x tinggi) + (2 x lebar x tinggi)]
= [(2 x 19 x 0,5) + (2 x 0,3 x 0,5)]
= [19 + 0,3]
= 19,3 m2

104
Volume total bekisting
Volume tot = vol bekisting 1 buah Pile Cap x jml Pile Cap
= 19,3 x 29
= 559,7 m2
Volume cor 1 buah Sloof = [ panjang x lebar x tinggi ]
= [19 x 0,3 x 0,5]
= 2,85 m3
Volume cor total = volume cor 1 buah Sloof x jumlah Sloof
= 2,85 x 29

= 82,65 m3

Jadi kebutuhan bekisting dan cor untuk Sloof memanjang adalah:


Bekisting = 559,7 m2
Cor = 82,65 m3

Perhitungan lantai kerja untuk sloof


Memanjang
Volume = panjang x lebar x tinggi x unit
= 116 x 0,3 x 0.1 x 3
= 10,44 m3
Melintang
Volume = panjang x lebar x tinggi x unit
= 19 x 0,3 x 0.1 x 29
= 16,53 m3
Perhitungan timbunan untuk sloof
Type 1
Volume = panjang x lebar x tinggi x unit
= 4 x 3 x 0.5 x 28
= 168 m3
Type 2
Volume = panjang x lebar x tinggi x unit
= 4 x 8 x 0.5 x 56
= 896 m3

105
4.1.3.6 Rekapitulasi Volume Pekerjaan

Perhitungan volume setiap pekerjaan sangat diperlukan dalam perencanaan


anggaran biaya, untuk memperkirakan dan menentukan besarnya biaya
yang dibutuhkan dalam membangun suatu bangunan atau proyek secara
keseluruhan mulai dari tahap persiapan hingga terselesaikannya proyek
tersebut.

Pada Tahap ini, volume pekerjaan Bored Pile, Pile cap dan Sloof dari
perhitungan yang dilakukan menggunakan aplikasi excel, adapun hasil
rekapitulasi perhitungan di sajikan dalam bentuk tabel seperti berikut:

Volume Pekerjaan Bored Pile


Tulangan
Tabel 4.1 Pehitungan Berat Tulangan Sengkang Sengkang
Bored Pile Type 1
Diameter Tul Kedalaman Jari Jari jarak sengkang Keliling Tul Jumlah Tulangan P total Tul BJ Unit Berat Tulangan
Type 2 Type 2 Type 1 Type 1

6 0.18 0.2 1.1304 31


Tulangan Sengkang 35.0424 1.042 100 3651.42
D 13 7 0.18 0.2 1.1304 36 40.6944 1.042 8 339.23
Diameter Tul Kedalaman Jari Jari jarak sengkang Keliling Tul Jumlah Tulangan P total Tul BJ Unit Berat Tulangan
8 0.18 0.2 1.1304 41 46.3464 1.042 8 386.34
6 0.18 0.2 1.1304 31 35.0424 1.042 100 3651.42
D 13 7 0.18 0.2 1.1304 36 40.6944 1.042 JUMLAH
8 4376.990189
339.23
Diameter Tul Kedalaman
8 Jari Jari
0.18 jarak sengkang
0.2 Keliling Tul
1.1304 Jumlah Tulangan
41 P total Tul
46.3464 BJ
1.042 Unit
8 Berat386.34
Tulangan
Tabel 4.2 Pehitungan 6 Berat0.18 Tulangan0.2 Sengkang
1.1304 Bored31Pile Type 235.0424 1.042 75
JUMLAH 2738.56356
4376.990189
D 13 Tul Kedalaman
Diameter 7 0.18
Jari Jari 0.2
jarak sengkang 1.1304
Keliling Tul 36
Jumlah Tulangan P total Tul40.6944 1.042
BJ 6
Unit 254.4213888
Berat Tulangan
86 0.18
0.18 0.2
0.2 1.1304
1.1304 41
31 46.3464
35.0424 1.042
1.042 6
75 289.7576928
2738.56356
D 13 7 0.18 0.2 1.1304 36 40.6944 1.042 JUMLAH
6 3282.742642
254.4213888
8 0.18 0.2 1.1304 41 46.3464 1.042 6 289.7576928
JUMLAH 3282.742642

Tabel 4.3 Pehitungan Berat Tulangan Tulangan


Pokok Bored
Pokok Pile Type 1
Diameter Tul Kedalaman Jmh Tul/pile Unit Panjang Tul/pile BJ Berat Tul
Type 1

6 6 100 3600 1.578 5680.8


D 16 7 6 8 Tulangan Pokok 336 1.578 530.208
8
Diameter Tul Kedalaman 6
Jmh Tul/pile 8
Unit 384
Panjang Tul/pile 1.578
BJ 605.952
Berat Tul
Type 2 Type 1

6 6 100 3600 JUMLAH


1.578 6816.96
5680.8
D 16 7 6 8 336 1.578 530.208
Diameter Tul Kedalaman
8 Jmh Tul/pile
6 Unit
8 Panjang Tul/pile
384 BJ
1.578 Berat Tul
605.952
D 16 6 6 75 2700 1.578
JUMLAH 4260.6
6816.96
Tabel 4.4 Pehitungan
7 Berat
6 Tulangan
6 Pokok Bored252
Pile Type 2 1.578 397.656
8 6 6 288 1.578 454.464
Diameter Tul Kedalaman Jmh Tul/pile Unit Panjang Tul/pile BJ Berat Tul
JUMLAH 5112.72
Type 2

D 16 6 6 75 2700 1.578 4260.6


7 6 6 252 1.578 397.656
8 6 6 288 1.578 454.464
JUMLAH 5112.72

Tabel
` Pengecoran Bored Pile Type 1
4.5 Pehitungan Volume Pengecoran
Diameter Luas Alas Volume satuan
Kedalaman Unit Vol Total m3
Pondasi m2 m3
Type 1

6 0.5 0.3925 2.355 100 235.5


7 0.5 0.3925 2.7475 8 21.98
8 0.5 0.3925 3.14 8 25.12
JUMLAH 282.6
Diameter Luas Alas Volume satuan
Kedalaman Unit Vol Total m3
Pondasi m2 m3
Type 2

6 0.5 0.3925 2.355 75 176.625


7 0.5 0.3925 2.7475 6 16.485
8 0.5 0.3925 3.14 6 18.84
106 JUMLAH 211.95
` Pengecoran
Diameter Luas Alas Volume satuan
Kedalaman Unit Vol Total m3
Pondasi m2 m3

Type 1
6 0.5 0.3925 2.355 100 235.5
7 0.5 0.3925 2.7475 8 21.98
8 0.5 0.3925 3.14 8 25.12
Tabel 4.6 Pehitungan Volume Pengecoran Bored Pile Type 2
JUMLAH 282.6
Diameter Luas Alas Volume satuan
Kedalaman Unit Vol Total m3
Pondasi m2 m3
Type 2 6 0.5 0.3925 2.355 75 176.625
7 0.5 0.3925 2.7475 6 16.485
8 0.5 0.3925 3.14 6 18.84
JUMLAH 211.95

Volume Pekerjaan Pile cap


Type 1 4.7 Pehitungan Berat Tulangan Pile cap Type 1
Tabel
Type 1No Besi Panjang Tekukan (m)
Panjang/pot Byk/pot Unit P Total BJ Jmh Berat
a b c Tekukan
Panjang d (m) e f
No Besi
D 16 (atas) 0.08 3.86 0.36 3.86 0.36 0.08 Panjang/pot
8.6 Byk/pot
5 Unit
29 P1247
Total BJ
1.578 Jmh Berat
1967.766
a b c d e f
D 16
D 16 (atas)
(Bawah) 0.08 3.86
0.08 0.86 0.36
0.36 3.86
0.86 0.36
0.36 0.08
0.08 2.6
8.6 9
5 29
29 678.6
1247 1.578
1.578 1070.8308
1967.766
D 16 (Bawah) 0.08 0.86 0.36 0.86 0.36 0.08 2.6 9 29 678.6 JUMLAH
1.578 3038.5968
1070.8308
Type 2 JUMLAH 3038.5968
Tabel
Type 2 4.8 Pehitungan Berat Tulangan
Panjang ( m) Pile cap Type 2
No Besi Panjang/pot Byk/pot Unit P Total BJ Jmh Berat
No Besi a b Panjang
c (dm) e f Panjang/pot Byk/pot Unit P Total BJ Jmh Berat
a b c d e f
D 16 (atas) 0.08 2.86 0.36 2.86 0.36 0.08 6.6 5 58 1914 1.578 3020.292
D 16 (atas) 0.08 2.86 0.36 2.86 0.36 0.08 6.6 5 58 1914 1.578 3020.292
D 16
D 16 (Bawah)
(Bawah) 0.08
0.08 0.86 0.36
0.86 0.36 0.86
0.86 0.36
0.36 0.08
0.08 2.6
2.6 6
6 58 904.8
58 904.8 1.578
1.578 1427.7744
1427.7744
JUMLAH
JUMLAH 4448.0664
4448.0664

Tabel 4.9 Pehitungan Volume Pengecoran Pile cap


Volume Cor
Panjang Lebar Tinggi Vol Satuan Vol Total
Type Unit
(m) (m) (m) (m3) ( m3 )
1 4 1 0.5 2 29 58
2 2.5 1 0.5 1.25 58 72.5
Jumlah 130.5

Tabel 4.10 Pehitungan Volume Bekisting Pile cap


Volume Bekisting
Panjang Lebar Tinggi Vol Satuan Vol Total
Type Unit
(m) (m) (m) (m3) ( m3 )
1 4 1 0.5 5 29 145
2 2.5 1 0.5 3.5 58 203
Jumlah 348

Tabel 4.11 Pehitungan Volume Galian Pile cap


Volume galian
Panjang Lebar Tinggi Vol Satuan Vol Total
Type Unit
(m) (m) (m) (m3) ( m3 )
1 5 2 0.5 5 29 145
2 3.5 2 0.5 3.5 58 203
Jumlah 348

Tabel 4.12 Pehitungan Volume Timbunan Pile cap


Volume timbunan
Vol Total
Type Unit
( m3 )
1 29 87
2 58 130.5
Jumlah 217.5

107
Tabel 4.13 Pehitungan Volume Lantai Kerja Pile cap
Lantai Kerja
Panjang Lebar Tinggi Vol Satuan Vol Total
Type Unit
(m) (m) (m) (m3) ( m3 )
1 4 1 0.1 0.4 29 11.6
2 2.5 1 0.1 0.25 58 14.5
Jumlah 26.1

Volume Pekerjaan Sloof


Tabel
Memanjang4.14 Pehitungan Berat Tulangan Sloof Memanjang
Panjang Tekukan (m)
No Besi Panjang/pot Byk/pot Unit P Total BJ Jmh Berat
a b c d e f
D 16 (pokok) 120 0.1 1.2 0.1 121.4 8 3 2913.6 1.578 4597.661
D 10 (sengkang) 0.05 0.4 0.2 0.4 0.2 0.05 1.3 748 3 2917.2 0.617 1799.912
JUMLAH 6397.573
Melintang
Tabel 4.15 Pehitungan Berat Tulangan Sloof Melintang
Panjang Tekukan (m)
No Besi
No Besi
Panjang Tekukan (m) Panjang/pot Byk/pot
Panjang/pot Byk/pot
Unit
Unit
PP Total
Total
BJ
BJ
Jmh Berat
Jmh Berat
aa bb cc dd ee ff
DD 16
16 (pokok)
(pokok) 12
12 0.1
0.1 8.12
8.12 0.1
0.1 20.32
20.32 88 2929 4714.24
4714.24 1.578
1.578 7439.071
7439.071
D 10 (sengkang) 0.05 0.4 0.2
0.2 0.4
0.4 0.2
0.2 0.05
0.05 1.3
1.3 128
128 2929 4825.6
4825.6 0.617
0.617 2977.395
2977.395
JUMLAH 10416.47

Tabel 4.16 Pehitungan Volume Pengecoran Sloof


Panjang Lebar Tinggi Vol Satuan Vol Total (
Type Unit
(m) (m) (m) (m3) m3 )
Memanjang 116 0.3 0.5 17.4 3 52.2
Melintang 19 0.3 0.5 2.85 29 82.65
Jumlah 134.85

Tabel 4.17 Pehitungan Volume Bekisting Sloof


Panjang Lebar Tinggi Vol Satuan Vol Total (
Type Unit
(m) (m) (m) (m3) m3 )
Memanjang 116 0.3 0.5 116.3 3 348.9
Melintang 19 0.3 0.5 19.3 29 559.7
Jumlah 908.6

Tabel 4.18 Pehitungan Volume Lantai Kerja Sloof


Panjang Lebar Tinggi Vol Satuan Vol Total (
Type Unit
(m) (m) (m) (m3) m3 )
Memanjang 116 0.3 0.1 3.48 3 10.44
Melintang 19 0.3 0.1 0.57 29 16.53
Jumlah 26.97

Tabel 4.19 Pehitungan Volume Timbunan Sloof


Panjang Lebar Tinggi Vol Satuan Vol Total
Type Unit
(m) (m) (m) (m3) ( m3 )
1 4 3 0.5 6 28 168
2 4 8 0.5 16 56 896
Jumlah 1064

108
4.1.3.7 Analisis Harga Satuan Pekerjaan

Harga Satuan Pekerjaan adalah jumlah harga bahan dan upah tenaga kerja
berdasarkan perhitungan analisis. Harga satuan bahan dan upah yang
digunakan adalah harga satuan dilokasi pekerjaan untuk waktu tertentu.

Analisis Harga Satuan Pekerjaan (AHSP) berfungsi dalam perhitungan


rencana anggaran biaya (RAB) proyek yang didalamnya terdapat angka
koefisien yang menunjukkan jumlah kebutuhan material atau bahan dan
upah tenaga kerja masing masing pekerjaan. Adapun AHSP dalam proyek
ini adalah sebagai berikut:

Tabel 4.20 Harga Satuan Pekerjaan Tanah


No Elemen Struktur Jenis Pekerjaan Komponen Koefisien Satuan Harga Satuan Jumlah Harga
Tenaga
Operator 0.07 OH Rp 150,000 Rp 10,500.00
Pembantu Operator 0.07 OH Rp 100,000 Rp 7,000.00
A Supir 0.07 OH Rp 100,000 Rp 7,000.00
Pembantu Supir 0.07 OH Rp 85,000 Rp 5,950.00
Pekerja 0.07 OH Rp 85,000 Rp 5,950.00
Galian Tanah Mandor 0.01 OH Rp 125,000 Rp 1,250.00
A Pekerjaan Tanah Pile Cap Bahan
B
(1 m3) Rp -
Alat
C Excavator Mini 0.06 Jam Rp 160,000 Rp 9,600.00
Dump Truck 0.1271 Jam Rp 200,000 Rp 25,420.00
D Jumlah Rp 72,670.00
E Profit Rp 7,267.00
F Harga Satuan Pekerjaan Rp 79,937.00
Tenaga
Operator 0.14 OH Rp 150,000 Rp 21,000.00
Pembantu Operator 0.14 OH Rp 100,000 Rp 14,000.00
A Supir 0.07 OH Rp 100,000 Rp 7,000.00
Pembantu Supir 0.07 OH Rp 85,000 Rp 5,950.00
Pekerja 0.05 OH Rp 85,000 Rp 4,250.00
Mandor 0.01 OH Rp 125,000 Rp 1,250.00
Urungan Tanah
Bahan
B Pekerjaan Tanah Pile Cap B
Rp -
(1 m3)
Alat
Excavator Mini 0.06 Jam Rp 160,000 Rp 9,600.00
C
Dump Truck 0.1063 Jam Rp 200,000 Rp 21,260.00
Vibrator Roller mini 0.0161 Jam Rp 130,000 Rp 2,093.00
D Jumlah Rp 84,310.00
E Profit Rp 8,431.00
F Harga Satuan Pekerjaan Rp 92,741.00

109
Tabel 4.21 Harga Satuan Pekerjaan Borepile
No Elemen Struktur Jenis Pekerjaan Komponen Koefisien Satuan Harga Satuan Jumlah Harga
Tenaga
Operator 0.105 OH Rp 150,000 Rp 15,750.00
A Pembantu Operator 0.105 OH Rp 100,000 Rp 10,500.00
Pekerja 0.05 OH Rp 85,000 Rp 4,250.00
Mandor 0.01 OH Rp 125,000 Rp 1,250.00
Pengeboran
Bahan
C Bore pile D 60 cm Tanah B
(m')
Alat
C
Mini Bore Pile Machine 0.21 Jam Rp 97,950 Rp 20,569.50
D Jumlah Rp 52,319.50
E Profit Rp 5,231.95
F Harga Satuan Pekerjaan Rp 57,551.45
Tenaga
A Operator 0.105 OH Rp 150,000 Rp 15,750.00
Pembantu Operator 0.105 OH Rp 100,000 Rp 10,500.00
Mandor 0.06 OH Rp 125,000 Rp 7,500.00
Beton K-350 Bahan
D Bore pile D 60 cm B
(M3) Beton Ready Mix 1 M3 Rp 1,376,195 Rp 1,376,195.33
Alat
C
Mini Bore Pile Machine 0.1063 Jam Rp 97,950 Rp 10,412.09
D Jumlah Rp 1,404,607.42
E Profit Rp 140,460.74
F Harga Satuan Pekerjaan Rp 1,545,068.16
Tenaga
A Tukang Besi 0.07 OH Rp 85,000 Rp 5,950.00
Mandor 0.004 OH Rp 125,000 Rp 500.00
Bahan
B
Tulangan Besi 1 kg Rp 13,750 Rp 13,750.00
Penulangan
E Bore pile D 60 cm Alat
(kg)
C Bar Binder 0.06 Jam Rp 400 Rp 24.00
Bar Cutter 0.1063 Jam Rp 400 Rp 42.52
D Jumlah Rp 20,266.52
E Profit Rp 2,026.65
F Harga Satuan Pekerjaan Rp 22,293.17
Tenaga
A Tukang Besi 0.51 OH Rp 85,000 Rp 43,350.00
Mandor 0.11 OH Rp 125,000 Rp 13,750.00
Pemotongan Bahan
B
F Bore pile D 60 cm Bore Pile
H : 50 cm C Alat
D Jumlah Rp 57,100.00
E Profit Rp 5,710.00
F Harga Satuan Pekerjaan Rp 62,810.00

110
Tabel 4.22 Harga Satuan Pekerjaan Pile Cap
No Elemen Struktur Jenis Pekerjaan Komponen Koefisien Satuan Harga Satuan Jumlah Harga
Tenaga
A Mandor 0.01 OH Rp 125,000 Rp 1,250.00
Pekerja 0.04 OH Rp 85,000 Rp 3,400.00
Bahan
B
Beton Ready Mixed K-350 1 m3 Rp 1,376,195 Rp 1,376,195.33
Beron K-350 Alat
G Pile Cap
(1 m3) Vibrator 0.005 Jam Rp 50,000 Rp 250.00
C

D Jumlah Rp 1,381,095.33
E Profit Rp 138,109.53
F Harga Satuan Pekerjaan Rp 1,519,204.87
Tenaga
Pekerja 0.02 OH Rp 85,000 Rp 1,700.00
A
Tukang Besi 0.03 OH Rp 85,000 Rp 2,550.00
Mandor 0.004 OH Rp 125,000 Rp 500.00
Bahan
B Tulangan Besi 1 Kg Rp 13,750 Rp 13,750.00
Besi Tulangan (1
H Pile Cap Kawat 0.015 Kg Rp 7,000 Rp 105.00
kg)
Alat
C Bar Binder 1 kg Rp 200 Rp 200.00
Bar Cutter 1 kg Rp 200 Rp 200.00
D Jumlah Rp 19,005.00
E Profit Rp 1,900.50
F Harga Satuan Pekerjaan Rp 20,905.50
Tenaga
Pekerja 0.21 OH Rp 85,000 Rp 17,850.00
A
Tukang kayu 0.21 OH Rp 85,000 Rp 17,850.00
Mandor 0.001 OH Rp 125,000 Rp 125.00
Bahan
Kayu kasau 0.01 m3 Rp 1,500,000.00 Rp 15,000.00
Bekisting B
I Pile Cap Paku biasa 2"- 5" 0.4 kg Rp 16,000.00 Rp 6,400.00
(1 m3)
Multiplek tebal 12 mm 0.35 lbr Rp 150,000.00 Rp 52,500.00
Alat
D
E Jumlah Rp 109,725.00
F Profit Rp 10,972.50
G Harga Satuan Pekerjaan Rp 120,697.50
Tenaga
Pekerja 0.2 OH Rp 85,000 Rp 17,000.00
A
Tukang Gali 0.33 OH Rp 85,000 Rp 28,050.00
Mandor 0.013 OH Rp 125,000 Rp 1,625.00
Urugan Pasir Bahan
B
J Pile Cap Bawah Pile Cap t. Pasir Urug Darat 0.7 m3 Rp 242,500.00 Rp 169,750.00
10 cm Alat
D
E Jumlah Rp 216,425.00
F Profit Rp 21,642.50
G Harga Satuan Pekerjaan Rp 238,067.50
Tenaga
Pekerja 1.2 OH Rp 85,000 Rp 102,000.00
A
Tukang Batu 0.2 OH Rp 85,000 Rp 17,000.00
Mandor 0.06 OH Rp 125,000 Rp 7,500.00
Bahan
Semen Portland 40 kg 40.000 kg Rp 1,200.00 Rp 48,000.00
Lantai Kerja B Pasir beton 0.558 m3 Rp 257,200.00 Rp 143,543.32
k Pile Cap
(1m3) Batu pecah mesin 1/2 0.541 m3 Rp 340,600.00 Rp 184,094.30
Air (biaya air tawar) 150.000 lt Rp 200.00 Rp 30,000.00
Alat
D
Mixer 0.4 m3 Rp 125,000.00 Rp 50,000.00
E Jumlah Rp 532,137.62
F Profit Rp 53,213.76
G Harga Satuan Pekerjaan Rp 585,351.38

111
4.1.3.8 Rencana Anggaran Biaya Pekerjaan Struktur Bawah

Rencana anggaran biaya proyek adalah perhitungan total biaya untuk


kebutuhan upah dan bahan, serta biaya-biaya yang diperlukan untuk
pelaksanaan proyek. Rencana anggaran biaya secara umum dapat
disimpulkan dalam bentuk tabel sebagai berikut:

Tabel 4.23 Rencana Anggaran Biaya Pekerjaan Struktur Bawah


NO. JENIS PEKERJAAN SATUAN VOLUME HARGA SATUAN JUMLAH

I PEKERJAAN Struktur Bawah


A PEKERJAAN TANAH
1 Pek. Galian Tanah Pile Cap 1 m3 153.12 Rp 79,937.00 Rp 12,239,953.44
2 Pek. Galian Tanah Pile Cap 2 m3 176.61 Rp 79,937.00 Rp 14,117,673.57
3 Pek. Urugan Tanah Kembali Pile Cap 1 m3 51.04 Rp 92,741.00 Rp 4,733,500.64
4 Pek. Urugan Tanah Kembali Pile Cap 2 m3 58.87 Rp 92,741.00 Rp 5,459,662.67

JUMLAH BOBOT Rp 36,550,790.32


B PEKERJAAN BORE PILE ∅ 60 CM
1 Pengeboran Tanah dengan Alat Berat m' 1,430.00 Rp 57,551.45 Rp 82,298,573.50
2 Beton K-350 m3 219.11 Rp 1,545,068.16 Rp 338,544,712.91
3 Besi Penulangan kg 11,546.64 Rp 22,293.17 Rp 257,411,231.54
4 Pemotongan Bore Pile H : 50 cm Titik 203.00 Rp 62,810.00 Rp 12,750,430.00

JUMLAH BOBOT Rp 691,004,947.95


C PEKERJAAN PONDASI
1 Pek. Pile Cap 1
- Beton K-350 m3 69.60 Rp 1,519,204.87 Rp 105,736,658.72
- Besi Tulangan kg 12,463.06 Rp 20,905.50 Rp 260,546,490.93
- Bekisting m2 243.60 Rp 120,697.50 Rp 29,401,911.00
2 Pek. Pile Cap 2
- Beton K-350 m3 87.00 Rp 1,519,204.87 Rp 132,170,823.40
- Besi Tulangan kg 9,724.43 Rp 20,905.50 Rp 203,294,164.88
- Bekisting m2 174.00 Rp 120,697.50 Rp 21,001,365.00
3 Pekerjaan Urugan Pasir Bawah Pile Cap 1 t. 10 cm m3 15.66 Rp 238,067.50 Rp 3,728,137.05
4 Pekerjaan Urugan Pasir Bawah Pile Cap 2 t. 10 cm m3 12.18 Rp 238,067.50 Rp 2,899,662.15
5 Pek. Lantai Kerja Pile Cap 1 t. 10 cm m3 15.66 Rp 585,351.38 Rp 9,166,602.64
6 Pek. Lantai Kerja Pile Cap 2 t. 10 cm m3 12.18 Rp 585,351.38 Rp 7,129,579.83
8 Pekerjaan Urugan Pasir Sloof t. 10 cm m3 28.57 Rp 238,067.50 Rp 6,802,064.61
9 Pek. Lantai Kerja Sloof 1 t. 10 cm m3 28.57 Rp 585,351.38 Rp 16,724,659.69

JUMLAH BOBOT Rp 798,602,119.91


D PEKERJAAN BETON
1 Pek. Tbeam tipe TB 1
- Beton K-350 m3 85.05 Rp 1,519,204.87 Rp 129,208,373.91
- Besi Tulangan kg 10,443.10 Rp 20,905.50 Rp 218,318,268.86
- Bekisting m2 567.00 Rp 120,697.50 Rp 68,435,482.50
2 Pek. Tbeam tipe TB 2
- Beton K-350 m3 50.85 Rp 1,519,204.87 Rp 77,251,567.47
- Besi Tulangan kg 7,415.70 Rp 20,905.50 Rp 155,028,923.32
- Bekisting m2 339.00 Rp 120,697.50 Rp 40,916,452.50
3 Pek. Tbeam tipe TB 3
- Beton K-350 m3 1.50 Rp 1,519,204.87 Rp 2,278,807.30
- Besi Tulangan kg 316.33 Rp 20,905.50 Rp 6,613,106.50
- Bekisting m2 10.00 Rp 120,697.50 Rp 1,206,975.00
4 Pemasangan Stek Kolom kg 8,599.87 Rp 20,905.50 Rp 179,784,557.20

JUMLAH BOBOT Rp 879,042,514.56

JUMLAH BOBOT Pekerjaan Struktur Bawah Rp 2,405,200,372.74

112
Tabel 4.24 Rencana Anggaran Biaya Pekerjaan Struktur Bawah Menurut Kurva S
ADDENDUM KONTRAK
NO. JENIS PEKERJAAN
SATUAN VOLUME HARGA SATUAN JUMLAH
I PEKERJAAN Struktur Bawah
A PEKERJAAN TANAH
1 Pek. Galian Tanah Pile Cap 1 m3 153.12 Rp 84,892.50 Rp 12,998,739.60
2 Pek. Galian Tanah Pile Cap 2 m3 176.61 Rp 84,892.50 Rp 14,992,864.43
3 Pek. Urugan Tanah Kembali Pile Cap 1 m3 51.04 Rp 29,425.55 Rp 1,501,880.07
4 Pek. Urugan Tanah Kembali Pile Cap 2 m3 58.87 Rp 29,425.55 Rp 1,732,282.13

JUMLAH BOBOT Rp 31,225,766.23


B PEKERJAAN BORE PILE ∅ 60 CM
1 Pengeboran Tanah dengan Alat Berat m' 1,430.00 Rp 160,000.00 Rp 228,800,000.00
2 Beton K-350 m3 219.11 Rp 1,374,780.00 Rp 301,232,341.99
3 Besi Penulangan kg 11,546.64 Rp 12,445.95 Rp 143,708,904.11
4 Pemotongan Bore Pile H : 50 cm Titik 203.00 Rp 69,575.00 Rp 14,123,725.00

JUMLAH BOBOT Rp 687,864,971.10


C PEKERJAAN PONDASI
1 Pek. Pile Cap 1
- Beton K-350 m3 69.60 Rp 1,374,780.00 Rp 95,684,688.00
- Besi Tulangan kg 12,463.06 Rp 12,445.95 Rp 155,114,615.72
- Bekisting m2 243.60 Rp 163,812.00 Rp 39,904,603.20
2 Pek. Pile Cap 2
- Beton K-350 m3 87.00 Rp 1,374,780.00 Rp 119,605,860.00
- Besi Tulangan kg 9,724.43 Rp 12,445.95 Rp 121,029,825.23
- Bekisting m2 174.00 Rp 163,812.00 Rp 28,503,288.00
3 Pekerjaan Urugan Pasir Bawah Pile Cap 1 t. 10 cm m3 15.66 Rp 324,665.00 Rp 5,084,253.90
4 Pekerjaan Urugan Pasir Bawah Pile Cap 2 t. 10 cm m3 12.18 Rp 324,665.00 Rp 3,954,419.70
5 Pek. Lantai Kerja Pile Cap 1 t. 10 cm m3 15.66 Rp 1,034,930.72 Rp 16,207,015.11
6 Pek. Lantai Kerja Pile Cap 2 t. 10 cm m3 12.18 Rp 1,034,930.72 Rp 12,605,456.20
8 Pekerjaan Urugan Pasir Sloof t. 10 cm m3 28.57 Rp 324,665.00 Rp 9,276,328.38
9 Pek. Lantai Kerja Sloof 1 t. 10 cm m3 28.57 Rp 1,034,930.72 Rp 29,570,040.60

JUMLAH BOBOT Rp 636,540,394.03


D PEKERJAAN BETON
1 Pek. Tbeam tipe TB 1
- Beton K-350 m3 85.05 Rp 1,374,780.00 Rp 116,925,039.00
- Besi Tulangan kg 10,443.10 Rp 12,445.95 Rp 129,974,325.34
- Bekisting m2 567.00 Rp 243,936.00 Rp 138,311,712.00
2 Pek. Tbeam tipe TB 2
- Beton K-350 m3 50.85 Rp 1,374,780.00 Rp 69,907,563.00
- Besi Tulangan kg 7,415.70 Rp 12,445.95 Rp 92,295,435.56
- Bekisting m2 339.00 Rp 243,936.00 Rp 82,694,304.00
3 Pek. Tbeam tipe TB 3
- Beton K-350 m3 1.50 Rp 1,374,780.00 Rp 2,062,170.00
- Besi Tulangan kg 316.33 Rp 12,445.95 Rp 3,937,068.85
- Bekisting m2 10.00 Rp 243,936.00 Rp 2,439,360.00
4 Pemasangan Stek Kolom kg 8,599.87 Rp 12,445.95 Rp 107,033,537.09

JUMLAH BOBOT Rp 745,580,514.84

JUMLAH BOBOT Pekerjaan Struktur Bawah Rp 2,101,211,646.19

113
Menghitung Kebutuhan Material dan Analisis Harga Satuan Pada
Struktur Atas (Pre Cast) Pembangunan Laboratorium Teknik II
ITERA

Latar Belakang

Yang melatar belakangi Tugas kusus ini sama dengan 4.1.1.

Teori Dasar

Balok
Balok merupakan struktur atau beton melintang yang utamanya berguna
sebagai pemikul beban lateral. Balok pada struktur dijabarkan dengan
balok arah x dan balok arah y dengan dua jenis balok, balok induk dan
balok anak. Detail penulangan tiap letak baloknya yang akan dijabarkan
pada sub bab selanjutnya.
Kolom
Kolom adalah batang tekan vertikal dari rangka struktur yang memikul
beban dari balok. Kolom merupakan suatu elemen struktur tekan yang
memegang peranan penting dari suatu bangunan, sehingga keruntuhan
pada suatu kolom merupakan lokasi kritis yang dapat menyebabkan
runtuhnya (collapse) lantai yangbersangkutan dan juga runtuh total
(total collapse) seluruh struktur (Sudarmoko, 1996). SK SNI T-15-
1991-03 mendefinisikan kolom adalah komponen struktur bangunan
yang tugas utamanya menyangga beban aksial tekan vertikal dengan
bagian tinggi yang tidak ditopang paling tidak tiga kali dimensi lateral
terkecil.
Pelat
Pelat lantai merupakan salah satu komponen struktur konstruksi pada
suatu bangunan, baik itu High rise Building maupun rumah tinggal
biasa dan juga menjadi struktur konstruksi pada jembatan. Umumnya,
pelat lantai dibangun dengan konstruksi beton bertulang sebagai dasar
utamanya. Pelat lantai adalah struktur yang pertama kali menerima
beban, baik itu beban mati maupun beban hidup yang kemudian
menyalurkannya ke sistem struktur rangka yang lain. Pelat pada Proyek

114
Gedung Laboratorium Teknik 2 Institut Teknologi Sumatra adalah
Pelat dengan beton bertulang.
Pembahasan

4.2.3.1 Perhitungan Volume Beton

Balok
Pada Proyek Gedung Laboratorium Teknik 2 Institut Teknologi
Sumatera, digunakan beberapa macam Tipe balok dengan dimensi yang
membedakan tiap lantainya, dalam perhitungan kebutuhan Volume
beton yang digunakan dihitung perkalian tinggi balok dengan lebar
balok dan dikalikan panjang balok yang dibutuhkan.
Berikut Contoh Perhitungan Volume Beton untuk Balok tipe 1

Gambar 4.6. Balok Tipe 1

Data:
B = 0,35 m
H = 0,75 m
Panjang = 9,5 m
Volume Beton = B x H x Panjang
= 0,35 m x 0,75 m x 9,5m
= 2,49375 m3

Tabel 4.25 Perhitungan Volume Beton pada Balok


No Balok Panjang B H Volume
1 Balok 1 9.5 0.35 0.75 2.4938
2 Balok 1.1 8 0.35 0.75 2.1
3 Balok 2 4 0.35 0.75 1.05
4 Balok 3 3 0.35 0.75 0.7875
5 Balok 3.1 3 0.35 0.75 0.7875

115
Kolom
Pada Proyek Laboratorium Teknik 2 Institut Teknologi Sumatera,
digunakan berbagai macam tipe kolom dengan dimensi yang berbeda-
beda, dalam perhitungan kebutuhan volume beton yang digunakan
dihitung perkalian tinggi kolom dengan lebar kolom dan dikalikan
panjang kolom yang dibutuhkan.
Berikut Contoh Perhitungan Volume Beton untuk Kolom tipe 1.

Gambar 4.7. Kolom Tipe 1

Diketahui :
B = 0,4m
H = 0,4 m
Tinggi = 4,15m
Volume Beton = B x H x tinggi
= 0,4m x 0,4m x 4,15 m
= 0,664 m3

116
Tabel 4.26 Perhitungan Volume Beton pada Balok
No. Kolom Tinggi B H Volume
1 Kolom 1 4.15 0.4 0.4 0.664
2 Kolom 1.1 4.15 0.35 0.2 0.2905
3 Kolom 2 3.25 0.4 0.4 0.52
4 Kolom 2.1 3.25 0.35 0.2 0.2275

Pelat
Pada Proyek Laboratorium Teknik 2 Institut Teknologi Sumatera,
digunakan berbagai macam tipe pelat dengan dimensi yang berbeda-
beda, dalam perhitungan kebutuhan volume beton yang digunakan
dihitung perkalian lebar arah x dengan lebar arah y dan dikalikan tebal
pelat yang dibutuhkan.
Berikut Contoh Perhitungan Volume Beton untuk Pelat tipe 1.

Gambar 4.8. Pelat Lantai Tipe 1

Diketahui
Lx = 3,69m
Ly = 0,765m
Tebal = 0,08 m
Volume Beton = Lx x Ly x Tebal
= 3,69x0,765x0,08
= 0,2258 m3

117
Tabel 4.27 Perhitungan Volume Beton pada Pelat
No. Pelat Lx Ly Tebal Volume
1 Plat 1 3.69 0.765 0.08 0.2258
2 Plat 2 3.69 1.54 0.08 0,4546
3 Plat 3 3.69 0.575 0.08 0.1697
4 Plat 4 3.69 0.71 0.08 0.2096
5 Plat 5 4.51 0.845 0.08 0.3052

4.2.3.2 Perhitungan Berat Tulangan

Balok
Penulangan pada balok memerlukan beberapa jenis diameter tulangan
sesuai dengan fungsinya, baik itu tulangan utama maupun sengkang.
Untuk menghitung berat tulangan dilakukan perkalian panjang tulangan
yang dibutuhkan dan jumlah tulangan yang dibutuhkan kemudian
dikalikan dengan berat tulangan per meter
Berikut contoh pehitungan berat tulangan balok tipe 1.

Gambar 4.9. Detail Penulangan Balok

Diketahui:
Panjang tulangan : D19 = 9,64 m
D19 = 10,05 m
D16 = 9,64 m
D16 = 4,45 m
D16 = 9,99 m
D16 = 3,8m
D16 =3m
D13 = 7,6 m
D13 = 1,15 m
∅10 = 2,1m

∅10 = 0,4 m

118
Jumlah tulangan : D19 =2
D19 =2
D16 =2
D16 =3
D16 =2
D16 =3
D16 =3
D13 =3
D13 =3
∅10 = 57
∅10 = 27
∅10 =2
Berat Tulangan: D19 = 2,225 kg/m
D16 = 1,578 kg/m
D13 = 1,042 kg/m
∅10 = 0,62 kg/m
Jumlah Berat : D19 = 9,64 m x 2 x 2,225 kg/m = 42,8980 kg
D19 = 10,05 m x 2 x 2,225 kg/m = 44,7225 kg
D16 = 9,64 m x 2 x 1,578 kg/m = 30,4238 kg
D16 = 4,45 m x 3 x 1,578 kg/m = 21,0663 kg
D16 = 9,99 m x 2 x 1,578 kg/m = 31,5284 kg
D16 = 3,8 m x 3 x 1,578 kg/m = 17,9892 kg
D16 = 3,00 m x 3 x 1,578 kg/m = 14,202 kg
D13 = 7,60 m x 3 x 1,042 kg/m = 23,7576 kg
D13 = 1,15 m x 3 x 1,042 kg/m = 3,5949 kg
∅10 = 2,1 m x 57 x 0,62 kg/m = 74,214 kg
∅10 = 0,4 m x 27 x 0,62 kg/m = 6,696 kg
∅10 = 1,27 m x 2 x 0,62 kg/m = 1,5748 kg

Tabel 4.28 Perhitungan Berat Tulangan Pada Balok

119
Panjang Panjang Berat Jumlah
Tipe Jenis Jumlah
No Tulangan Total Jenis Berat
Balok Tulangan Tulangan
(m) (m) (kg/m) (kg)
D 19 9.64 2 19.28 2.225 42.898
D 19 10.05 2 20.1 2.225 44.7225
D 16 9.64 2 19.28 1.578 30.4238
D 16 4.45 3 13.35 1.578 21.0663
D 16 9.99 2 19.98 1.578 31.5284
Balok D 16 3.8 3 11.4 1.578 17.9892
1
1 D 16 3 3 9 1.578 14.202
D 13 7.6 3 22.8 1.042 23.7576
D 13 1.15 3 3.45 1.042 3.5949
Ø 10 2.1 57 119.7 0.62 74.214
Ø 10 0.4 27 10.8 0.62 6.696
Ø 10 1.27 2 2.54 0.62 1.5748
D 19 8.34 2 16.68 2.225 37.113
D 19 8.75 2 17.5 2.225 38.9375
D 16 8.34 2 16.68 1.578 26.3210
D 16 4.45 3 13.35 1.578 21.0663
D 16 8.69 2 17.38 1.578 27.4256
Balok D 16 2.5 3 7.5 1.578 11.835
2
1.1 D 16 3 3 9 1.578 14.202
D 13 7.6 3 22.8 1.042 23.7576
D 13 1.15 3 3.45 1.042 3.5949
Ø 10 2.1 45 94.5 0.62 58.59
Ø 10 0.4 27 10.8 0.62 6.696
Ø 10 1.27 2 2.54 0.62 1.5748
D 16 4.34 4 17.36 1.578 27.3941
D 16 5.28 4 21.12 1.578 33.3274
Balok D 13 3.6 3 10.8 1.042 11.2536
3
2 Ø 10 2.1 22 46.2 0.62 28.644
Ø 10 0.4 12 4.8 0.62 2.976
Ø 10 1.27 2 2.54 0.62 1.5748
D 16 3.34 4 13.36 1.578 21.0821
D 16 4.28 4 17.12 1.578 27.0154
Balok D 13 2.6 3 7.8 1.042 8.1276
4
3 Ø 10 2.1 16 33.6 0.62 20.832
Ø 10 0.4 9 3.6 0.62 2.232
Ø 10 1.27 2 2.54 0.62 1.5748

120
D 16 3.34 4 13.36 1.578 21.0821
D 16 4.28 4 17.12 1.578 27.0154
D 13 2.6 3 7.8 1.042 8.1276
Ø 10 2.1 16 33.6 0.62 20.832
Balok Ø 10 0.4 9 3.6 0.62 2.232
5
3.1 Ø 10 0.9 6 5.4 0.62 3.348
Ø 10 1.25 17 21.25 0.62 13.175
Ø 10 3.35 6 20.1 0.62 12.462
Ø 10 1.27 2 2.54 0.62 1.5748
Ø 10 0.8 2 1.6 0.62 0.992

Kolom
Penulangan pada kolom memerlukan beberapa jenis diameter tulangan
sesuai dengan fungsinya, baik itu tulangan utama maupun sengkang.
Untuk menghitung berat tulangan dilakukan perkalian panjang tulangan
yang dibutuhkan dan jumlah tulangan yang dibutuhkan kemudian
dikalikan dengan berat tulangan per meter
Berikut contoh pehitungan berat tulangan kolom tipe 1.

Gambar 4.10. Detail Penulangan Kolom

121
Diketahui:

Panjang tulangan : D16 = 4,82 m


∅10 = 1,5 m
∅10 = 1,1 m
∅10 = 0,9 m
Jumlah tulangan : D16 = 8
∅10 = 21
∅10 = 2
∅10 = 1
Berat Tulangan/m : D16 = 1,578 kg/m
∅10 = 0,62 kg/m
∅10 = 0,62 kg/m
∅10 = 0,62 kg/m
Jumlah Berat : D16 = 4,82 m x 8 x 1,578 kg/m = 60,847 kg
∅10 = 1,5 m x 21 x 0,62 kg/m = 19,53 kg
∅10 = 1,1 m x 2 x 0,62 kg/m = 1,364 kg
∅10 = 0,9 m x 1 x 0,62 kg/m = 0,558 kg

Tabel 4.29 Perhitungan Berat Tulangan Pada Kolom


Panjang Panjang Berat Jumlah
Tipe Jenis Jumlah
No. Tulangan Total Tulangan Berat
Kolom Tulangan Tulangan
(m) (m) (m/kg) (kg)
D 16 4.82 8.00 38.56 1.578 60.8477
Ø 10 1.50 21.00 31.50 0.62 19.5300
1 Kolom 1
Ø 10 1.10 2.00 2.20 0.62 1.3640
Ø 10 0.90 1.00 0.90 0.62 0.5580
D 16 4.82 6.00 28.92 1.578 45.6358
Kolom Ø 10 1.00 21.00 21.00 0.62 13.0200
2
1.1 Ø 10 1.10 2.00 2.20 0.62 1.3640
Ø 10 0.95 1.00 0.95 0.62 0.5890
D 16 4.67 8.00 37.36 1.578 58.9541
Ø 10 1.50 20.00 30.00 0.62 18.6000
3 Kolom 2
Ø 10 1.10 2.00 2.20 0.62 1.3640
Ø 10 0.95 1.00 0.95 0.62 0.5890
D 16 4.67 6.00 28.02 1.578 44.2156
Kolom Ø 10 1.00 20.00 20.00 0.62 12.4000
4
2.1 Ø 10 1.10 2.00 2.20 0.62 1.3640
Ø 10 0.95 1.00 0.95 0.62 0.5890

122
Plat
Penulangan pada plat memerlukan beberapa jenis diameter tulangan
sesuai dengan fungsinya, baik itu tulangan utama maupun sengkang.
Untuk menghitung berat tulangan dilakukan perkalian panjang tulangan
yang dibutuhkan dan jumlah tulangan yang dibutuhkan kemudian
dikalikan dengan berat tulangan per meter
Berikut contoh perhitungan berat tulangan plat tipe 1.

Gambar 4.11. Detail Penulangan Pelat Tipe 1

Diketahui:
Panjang tulangan : D13 = 4,82 m
∅8 = 1,5 m
∅10 = 1,1 m
Jumlah tulangan : D13 =8
∅8 = 21
∅10 =2
Berat Tulangan/m : D13 = 1,578 kg/m
∅8 = 0,62 kg/m
∅10 = 0,62 kg/m
Jumlah Berat :
D13 = 4,82 m x 8 x 1,578 kg/m = 60,8477 kg
∅8 = 1,5 m x 21 x 0,62 kg/m = 19,53 kg
∅10 = 1,1 m x 2 x 0,62 kg/m = 1,364 kg

123
Tabel 4.30 Perhitungan Berat Tulangan Pada Kolom
Panjang Panjang Berat Jumlah
Tipe Jenis Jumlah
No. Tulangan Total Tulangan Berat
Kolom Tulangan Tulangan
(m) (m) (m/kg) (kg)
D 13 4 8 32 1.042 33.3440
1 Plat 1 Ø 8 1.47 18 26.46 0.402 10.6369
Ø 10 1.05 2 2.1 0.62 1.3020
D 13 4 16 64 1.042 66.6880
Ø8 1.47 21 30.87 0.402 12.4097
2 Plat 2
Ø8 0.49 21 10.29 0.402 4.1366
Ø 10 1.05 4 4.2 0.62 2.6040
D 13 4 7 28 1.042 29.1760
3 Plat3 Ø8 1.32 16 21.12 0.402 8.4902
Ø 10 1.05 2 2.1 0.62 1.3020
D 13 4 6 24 1.042 25.0080
4 Plat 4 Ø 8 1.304 16 20.864 0.402 8.3873
Ø 10 1.05 2 2.1 0.62 1.3020
D 13 5.7 13 74.1 1.042 77.2122
D 13 5.345 5 26.725 1.042 27.8475
Ø8 2.115 19 40.185 0.402 16.154
5 Plat 5
Ø8 0.8 19 15.2 0.402 6.1104
Ø8 0.455 10 4.55 0.402 1.8291
Ø 10 1.05 6 6.3 0.62 3.9060

4.2.3.3 Rekapitulasi Analisis Volume

Volume Beton Untuk Semua Tipe Elemen Precast


Tabel 4.31 Volume Beton Tiap Elemen Precast

No. Tipe Volume (m3)


1 Kolom 1 0.664
2 Kolom 1.1 0.2905
3 Kolom 2 0.52
4 Kolom 2.1 0.2275
5 Balok 1 2.4938
6 Balok 1.1 2.1
7 Balok 2 1.05
8 Balok 3 0.7875
9 Balok 3.1 0.7875
10 Plat 1 0.2258
11 Plat 2 0.4546
12 Plat3 0.16974
13 Plat 4 0.2096
14 Plat 5 0.3052

124
Berat Tulangan Untuk Semua Tipe Elemen Precast
Tabel 4.32 Berat Tulangan Tiap Elemen Precast
Berat Tulangan (kg)
No. Tipe
D19 D16 D13 Ø 10 Ø8
1 Kolom 1 - 60.84768 - 21.452 -
2 Kolom 1.1 - 45.63576 - 14.973 -
3 Kolom 2 - 58.95408 - 20.553 -
4 Kolom 2.1 - 44.21556 - 14.353 -
5 Balok 1 87.6205 115.2098 27.3525 82.4848 -
6 Balok 1.1 76.0505 100.85 27.3525 66.8608 -
7 Balok 2 - 60.72144 11.2536 33.1948 -
8 Balok 3 - 48.09744 8.1276 24.6388 -
9 Balok 3.1 - 48.09744 8.1276 54.6158 -
10 Plat 1 - - 33.344 1.302 10.6369
11 Plat 2 - - 66.688 2.604 16.5463
10 Plat3 - - 29.176 1.302 8.4902
11 Plat 4 - - 25.008 1.302 8.3873
12 Plat 5 - - 105.0597 3.906 24.09387

4.2.3.4 Rencana Anggaran Biaya

Rencana Anggaran Biaya atau disingkat RAB adalah perhitungan


banyaknya biaya yang dibutuhkan baik upah maupun bahan dalam sebuah
perkerjaan proyek konstruksi. Dalam pembuatan RAB aktual ini kami
melakukan penghitungan RAB aktual dengan data harga pasaran yang
didapatkan dari beberapa sumber, oleh sebab itu informasi dalam RAB ini
merupakan pendekatan yang diharapkan mampu mendekati nilai yang
sesungguhnya.

Berikut Tabel Analisis Harga Satuan tiap elemen struktur pada precast

125
Kolom 1
Tabel 4.33 Analisis Harga Satuan Kolom Tipe 1
No Elemen Struktur Jenis Pekerjaan Komponen Volume Pekerjaan Koefisien Satuan Harga Satuan Jumlah Harga
Tenaga
Pekerja 1 0.061 OH Rp 85,000 Rp 5,185
Tukang Batu 1 0.213 OH Rp 100,000 Rp 21,300
A
Tukang Vibrator 1 0.122 OH Rp 100,000 Rp 12,200
Kepala Tukang Batu 1 0.033 OH Rp 125,000 Rp 4,125
Mandor 1 0.073 OH Rp 125,000 Rp 9,125
Pengecoran
Bahan
Beton B
Beton Ready Mixed K-350 0.664 1 m3 Rp 1,050,000 Rp 697,200
Alat
C
Rp -
D Jumlah Rp 749,135
E Profit Rp 74,914
F Harga Satuan Pekerjaan Rp 824,049
Tenaga
Pekerja 82.29968 0.07 OH Rp 85,000 Rp 489,683
A Tukang Besi 82.29968 0.07 OH Rp 100,000 Rp 576,098
Kepala Tukang Besi 82.29968 0.007 OH Rp 125,000 Rp 72,012
Mandor 82.29968 0.004 OH Rp 125,000 Rp 41,150
Bahan
Tulangan D 16 60.84768 1.05 Kg Rp 13,750 Rp 878,488
Penulangan B
Tulangan Ø 10 21.452 1.05 Kg Rp 13,750 Rp 309,713
Kawat 82.29968 0.015 Kg Rp 22,500 Rp 27,776
Alat
C
Rp -
D Jumlah Rp 2,367,145
E Profit Rp 236,714
F Harga Satuan Pekerjaan Rp 2,603,859
Tenaga
KOLOM 1
1 Pekerja 5.3 0.04 OH Rp 85,000 Rp 18,020
A Tukang Batu 5.3 0.38 OH Rp 100,000 Rp 201,400
Kepala Tukang 5.3 0.04 OH Rp 125,000 Rp 26,500
Mandor 5.3 0.01 OH Rp 125,000 Rp 6,625
Bahan
Phenofilm 12 mm 5.3 0.48 Lembar Rp 195,000 Rp 496,080
Besi Hollow 5.3 1.92 Batang Rp 22,000 Rp 223,872
Bekisting B
Minyak Bekisting 5.3 0.2 Liter Rp 7,100 Rp 7,526
Paku 5.3 0.46 Kg Rp 16,000 Rp 39,008
Dynabolt Ø 12 mm 5.3 0.693 Buah Rp 5,000 Rp 18,365
Alat
C
Rp -
D Jumlah Rp 541,316
E Profit Rp 54,132
F Harga Satuan Pekerjaan Rp 595,447
Tenaga
Pekerja 1 0.83 OH Rp 85,000 Rp 70,550
Tukang Batu 1 0.83 OH Rp 100,000 Rp 83,000
A
Tukang Erection 1 0.166 OH Rp 100,000 Rp 16,600
Kepala Tukang 1 0.83 OH Rp 125,000 Rp 103,750
Mandor 1 0.83 OH Rp 125,000 Rp 103,750
Erection Bahan
B
Rp -
Alat
C
Crane 1 0.83 UH Rp 5,360,369 Rp 4,449,106
D Jumlah Rp 4,826,756
E Profit Rp 482,676
F Harga Satuan Pekerjaan Rp 5,309,432
TOTAL Rp 9,332,786

126
Kolom 1.1
Tabel 4.34 Analisis Harga Satuan Kolom Tipe 1.1
No Elemen Struktur Jenis Pekerjaan Komponen Volume Pekerjaan Koefisien Satuan Harga Satuan Jumlah Harga
Tenaga
Pekerja 1 0.061 OH Rp 85,000 Rp 5,185
Tukang Batu 1 0.213 OH Rp 100,000 Rp 21,300
A
Tukang Vibrator 1 0.122 OH Rp 100,000 Rp 12,200
Kepala Tukang Batu 1 0.033 OH Rp 125,000 Rp 4,125
Mandor 1 0.073 OH Rp 125,000 Rp 9,125
Pengecoran
Bahan
Beton B
Beton Ready Mixed K-350 0.2905 1 m3 Rp 1,050,000 Rp 305,025
Alat
C
Rp -
D Jumlah Rp 356,960
E Profit Rp 35,696
F Harga Satuan Pekerjaan Rp 392,656
Tenaga
Pekerja 60.60876 0.07 OH Rp 85,000 Rp 360,622
A Tukang Besi 60.60876 0.07 OH Rp 100,000 Rp 424,261
Kepala Tukang Besi 60.60876 0.007 OH Rp 125,000 Rp 53,033
Mandor 60.60876 0.004 OH Rp 125,000 Rp 30,304
Bahan
Tulangan D 16 45.63576 1.05 Kg Rp 13,750 Rp 658,866
Penulangan B
Tulangan Ø 10 14.973 1.05 Kg Rp 13,750 Rp 216,173
Kawat 60.60876 0.015 Kg Rp 22,500 Rp 20,455
Alat
C
Rp -
D Jumlah Rp 1,743,259
E Profit Rp 174,326
F Harga Satuan Pekerjaan Rp 1,917,585
Tenaga
KOLOM 1.1
2 Pekerja 3.2525 0.04 OH Rp 85,000 Rp 11,059
A Tukang Batu 3.2525 0.38 OH Rp 100,000 Rp 123,595
Kepala Tukang 3.2525 0.04 OH Rp 125,000 Rp 16,263
Mandor 3.2525 0.01 OH Rp 125,000 Rp 4,066
Bahan
Phenofilm 12 mm 3.2525 0.48 Lembar Rp 195,000 Rp 304,434
Besi Hollow 3.2525 1.92 Batang Rp 22,000 Rp 137,386
Bekisting B
Minyak Bekisting 3.2525 0.2 Liter Rp 7,100 Rp 4,619
Paku 3.2525 0.46 Kg Rp 16,000 Rp 23,938
Dynabolt Ø 12 mm 3.2525 0.693 Buah Rp 5,000 Rp 11,270
Alat
C
Rp -
D Jumlah Rp 332,194
E Profit Rp 33,219
F Harga Satuan Pekerjaan Rp 365,413
Tenaga
Pekerja 1 0.83 OH Rp 85,000 Rp 70,550
Tukang Batu 1 0.83 OH Rp 100,000 Rp 83,000
A
Tukang Erection 1 0.166 OH Rp 100,000 Rp 16,600
Kepala Tukang 1 0.83 OH Rp 125,000 Rp 103,750
Mandor 1 0.83 OH Rp 125,000 Rp 103,750
Erection Bahan
B
Rp -
Alat
C
Crane 1 0.83 UH Rp 5,360,369 Rp 4,449,106
D Jumlah Rp 4,826,756
E Profit Rp 482,676
F Harga Satuan Pekerjaan Rp 5,309,432
TOTAL Rp 7,985,087

127
Kolom 2
Tabel 4.35 Analisis Harga Satuan Kolom Tipe 2
No Elemen Struktur Jenis Pekerjaan Komponen Volume Pekerjaan Koefisien Satuan Harga Satuan Jumlah Harga
Tenaga
Pekerja 1 0.061 OH Rp 85,000 Rp 5,185
Tukang Batu 1 0.213 OH Rp 100,000 Rp 21,300
A
Tukang Vibrator 1 0.122 OH Rp 100,000 Rp 12,200
Kepala Tukang Batu 1 0.033 OH Rp 125,000 Rp 4,125
Mandor 1 0.073 OH Rp 125,000 Rp 9,125
Pengecoran
Bahan
Beton B
Beton Ready Mixed K-350 0.52 1 m3 Rp 1,050,000 Rp 546,000
Alat
C
Rp -
D Jumlah Rp 597,935
E Profit Rp 59,794
F Harga Satuan Pekerjaan Rp 657,729
Tenaga
Pekerja 79.50708 0.07 OH Rp 85,000 Rp 473,067
A Tukang Besi 79.50708 0.07 OH Rp 100,000 Rp 556,550
Kepala Tukang Besi 79.50708 0.007 OH Rp 125,000 Rp 69,569
Mandor 79.50708 0.004 OH Rp 125,000 Rp 39,754
Bahan
Tulangan D 16 58.95408 1.05 Kg Rp 13,750 Rp 851,150
Penulangan B
Tulangan Ø 10 20.553 1.05 Kg Rp 13,750 Rp 296,734
Kawat 79.50708 0.015 Kg Rp 22,500 Rp 26,834
Alat
C
Rp -
D Jumlah Rp 2,286,822
E Profit Rp 228,682
F Harga Satuan Pekerjaan Rp 2,515,505
Tenaga
KOLOM 2
3 Pekerja 4.22 0.04 OH Rp 85,000 Rp 14,348
A Tukang Batu 4.22 0.38 OH Rp 100,000 Rp 160,360
Kepala Tukang 4.22 0.04 OH Rp 125,000 Rp 21,100
Mandor 4.22 0.01 OH Rp 125,000 Rp 5,275
Bahan
Phenofilm 12 mm 4.22 0.48 Lembar Rp 195,000 Rp 394,992
Besi Hollow 4.22 1.92 Batang Rp 22,000 Rp 178,253
Bekisting B
Minyak Bekisting 4.22 0.2 Liter Rp 7,100 Rp 5,992
Paku 4.22 0.46 Kg Rp 16,000 Rp 31,059
Dynabolt Ø 12 mm 4.22 0.693 Buah Rp 5,000 Rp 14,622
Alat
C
Rp -
D Jumlah Rp 431,010
E Profit Rp 43,101
F Harga Satuan Pekerjaan Rp 474,111
Tenaga
Pekerja 1 0.83 OH Rp 85,000 Rp 70,550
Tukang Batu 1 0.83 OH Rp 100,000 Rp 83,000
A
Tukang Erection 1 0.166 OH Rp 100,000 Rp 16,600
Kepala Tukang 1 0.83 OH Rp 125,000 Rp 103,750
Mandor 1 0.83 OH Rp 125,000 Rp 103,750
Erection Bahan
B
Rp -
Alat
C
Crane 1 0.83 UH Rp 5,360,369 Rp 4,449,106
D Jumlah Rp 4,826,756
E Profit Rp 482,676
F Harga Satuan Pekerjaan Rp 5,309,432
TOTAL Rp 8,956,776

128
Kolom 2.1
Tabel 4.36 Analisis Harga Satuan Kolom Tipe 2.1
No Elemen Struktur Jenis Pekerjaan Komponen Volume Pekerjaan Koefisien Satuan Harga Satuan Jumlah Harga
Tenaga
Pekerja 1 0.061 OH Rp 85,000 Rp 5,185
Tukang Batu 1 0.213 OH Rp 100,000 Rp 21,300
A
Tukang Vibrator 1 0.122 OH Rp 100,000 Rp 12,200
Kepala Tukang Batu 1 0.033 OH Rp 125,000 Rp 4,125
Mandor 1 0.073 OH Rp 125,000 Rp 9,125
Pengecoran
Bahan
Beton B
Beton Ready Mixed K-350 0.2275 1 m3 Rp 1,050,000 Rp 238,875
Alat
C
Rp -
D Jumlah Rp 290,810
E Profit Rp 29,081
F Harga Satuan Pekerjaan Rp 319,891
Tenaga
Pekerja 58.56856 0.07 OH Rp 85,000 Rp 348,483
A Tukang Besi 58.56856 0.07 OH Rp 100,000 Rp 409,980
Kepala Tukang Besi 58.56856 0.007 OH Rp 125,000 Rp 51,247
Mandor 58.56856 0.004 OH Rp 125,000 Rp 29,284
Bahan
Tulangan D 16 44.21556 1.05 Kg Rp 13,750 Rp 638,362
Penulangan B
Tulangan Ø 10 14.353 1.05 Kg Rp 13,750 Rp 207,221
Kawat 58.56856 0.015 Kg Rp 22,500 Rp 19,767
Alat
C
Rp -
D Jumlah Rp 1,684,578
E Profit Rp 168,458
F Harga Satuan Pekerjaan Rp 1,853,036
Tenaga
KOLOM 2.1
4 Pekerja 2.5775 0.04 OH Rp 85,000 Rp 8,764
A Tukang Batu 2.5775 0.38 OH Rp 100,000 Rp 97,945
Kepala Tukang 2.5775 0.04 OH Rp 125,000 Rp 12,888
Mandor 2.5775 0.01 OH Rp 125,000 Rp 3,222
Bahan
Phenofilm 12 mm 2.5775 0.48 Lembar Rp 195,000 Rp 241,254
Besi Hollow 2.5775 1.92 Batang Rp 22,000 Rp 108,874
Bekisting B
Minyak Bekisting 2.5775 0.2 Liter Rp 7,100 Rp 3,660
Paku 2.5775 0.46 Kg Rp 16,000 Rp 18,970
Dynabolt Ø 12 mm 2.5775 0.693 Buah Rp 5,000 Rp 8,931
Alat
C
Rp -
D Jumlah Rp 263,253
E Profit Rp 26,325
F Harga Satuan Pekerjaan Rp 289,578
Tenaga
Pekerja 1 0.83 OH Rp 85,000 Rp 70,550
Tukang Batu 1 0.83 OH Rp 100,000 Rp 83,000
A
Tukang Erection 1 0.166 OH Rp 100,000 Rp 16,600
Kepala Tukang 1 0.83 OH Rp 125,000 Rp 103,750
Mandor 1 0.83 OH Rp 125,000 Rp 103,750
Erection Bahan
B
Rp -
Alat
C
Crane 1 0.83 UH Rp 5,360,369 Rp 4,449,106
D Jumlah Rp 4,826,756
E Profit Rp 482,676
F Harga Satuan Pekerjaan Rp 5,309,432
TOTAL Rp 7,771,937

129
Balok 1
Tabel 4.37 Analisis Harga Satuan Balok Tipe 1
No Elemen Struktur Jenis Pekerjaan Komponen Volume Pekerjaan Koefisien Satuan Harga Satuan Jumlah Harga
Tenaga
Pekerja 1 0.069 OH Rp 85,000 Rp 5,865
Tukang Batu 1 0.242 OH Rp 100,000 Rp 24,200
A
Tukang Vibrator 1 0.138 OH Rp 100,000 Rp 13,800
Kepala Tukang Batu 1 0.037 OH Rp 125,000 Rp 4,625
Mandor 1 0.073 OH Rp 125,000 Rp 9,125
Pengecoran
Bahan
Beton B
Beton Ready Mixed K-350 2.49375 1 m3 Rp 1,050,000 Rp 2,618,438
Alat
C
Rp -
D Jumlah Rp 2,676,053
E Profit Rp 267,605
F Harga Satuan Pekerjaan Rp 2,943,658
Tenaga
Pekerja 312.66758 0.07 OH Rp 85,000 Rp 1,860,372
A Tukang Besi 312.66758 0.07 OH Rp 100,000 Rp 2,188,673
Kepala Tukang Besi 312.66758 0.007 OH Rp 125,000 Rp 273,584
Mandor 312.66758 0.004 OH Rp 125,000 Rp 156,334
Bahan
Tulangan D 19 87.6205 1.05 Kg Rp 13,750 Rp 1,265,021
Tulangan D 16 115.20978 1.05 Kg Rp 13,750 Rp 1,663,341
Penulangan B
Tulangan D 13 27.3525 1.05 Kg Rp 13,750 Rp 394,902
Tulangan Ø 10 82.4848 1.05 Kg Rp 13,750 Rp 1,190,874
Kawat 312.66758 0.015 Kg Rp 22,500 Rp 105,525
Alat
C
Rp -
D Jumlah Rp 9,098,627
E Profit Rp 909,863
F Harga Satuan Pekerjaan Rp 10,008,489
BALOK 1
5 Tenaga
Pekerja 18.1 0.04 OH Rp 85,000 Rp 61,540
A Tukang Batu 18.1 0.38 OH Rp 100,000 Rp 687,800
Kepala Tukang 18.1 0.04 OH Rp 125,000 Rp 90,500
Mandor 18.1 0.01 OH Rp 125,000 Rp 22,625
Bahan
Phenofilm 12 mm 18.1 0.43 Lembar Rp 195,000 Rp 1,517,685
Besi Hollow 18.1 2.4 Batang Rp 22,000 Rp 955,680
Bekisting B
Minyak Bekisting 18.1 0.2 Liter Rp 7,100 Rp 25,702
Paku 18.1 0.46 Kg Rp 16,000 Rp 133,216
Dynabolt Ø 12 mm 18.1 0.693 Buah Rp 5,000 Rp 62,717
Alat
C
Rp -
D Jumlah Rp 3,557,465
E Profit Rp 355,746
F Harga Satuan Pekerjaan Rp 3,913,211
Tenaga
Pekerja 1 0.61 OH Rp 85,000 Rp 51,850
Tukang Batu 1 0.61 OH Rp 100,000 Rp 61,000
A
Tukang Erection 1 0.122 OH Rp 100,000 Rp 12,200
Kepala Tukang 1 0.61 OH Rp 125,000 Rp 76,250
Mandor 1 0.61 OH Rp 125,000 Rp 76,250
Erection Bahan
B
Rp -
Alat
C
Crane 1 0.61 UH Rp 5,360,369 Rp 3,269,825
D Jumlah Rp 3,547,375
E Profit Rp 354,738
F Harga Satuan Pekerjaan Rp 3,902,113
TOTAL Rp 20,767,471

130
Balok 1.1
Tabel 4.38 Analisis Harga Satuan Balok Tipe 1.1
No Elemen Struktur Jenis Pekerjaan Komponen Volume Pekerjaan Koefisien Satuan Harga Satuan Jumlah Harga
Tenaga
Pekerja 1 0.069 OH Rp 85,000 Rp 5,865
Tukang Batu 1 0.242 OH Rp 100,000 Rp 24,200
A
Tukang Vibrator 1 0.138 OH Rp 100,000 Rp 13,800
Kepala Tukang Batu 1 0.037 OH Rp 125,000 Rp 4,625
Mandor 1 0.073 OH Rp 125,000 Rp 9,125
Pengecoran
Bahan
Beton B
Beton Ready Mixed K-350 2.1 1 m3 Rp 1,050,000 Rp 2,205,000
Alat
C
Rp -
D Jumlah Rp 2,262,615
E Profit Rp 226,262
F Harga Satuan Pekerjaan Rp 2,488,877
Tenaga
Pekerja 271.11378 0.07 OH Rp 85,000 Rp 1,613,127
A Tukang Besi 271.11378 0.07 OH Rp 100,000 Rp 1,897,796
Kepala Tukang Besi 271.11378 0.007 OH Rp 125,000 Rp 237,225
Mandor 271.11378 0.004 OH Rp 125,000 Rp 135,557
Bahan
Tulangan D 19 76.0505 1.05 Kg Rp 13,750 Rp 1,097,979
Tulangan D 16 100.84998 1.05 Kg Rp 13,750 Rp 1,456,022
Penulangan B
Tulangan D 13 27.3525 1.05 Kg Rp 13,750 Rp 394,902
Tulangan Ø 10 66.8608 1.05 Kg Rp 13,750 Rp 965,303
Kawat 271.11378 0.015 Kg Rp 22,500 Rp 91,501
Alat
C
Rp -
D Jumlah Rp 7,889,411
E Profit Rp 788,941
F Harga Satuan Pekerjaan Rp 8,678,352
BALOK 1.1
6 Tenaga
Pekerja 15.325 0.04 OH Rp 85,000 Rp 52,105
A Tukang Batu 15.325 0.38 OH Rp 100,000 Rp 582,350
Kepala Tukang 15.325 0.04 OH Rp 125,000 Rp 76,625
Mandor 15.325 0.01 OH Rp 125,000 Rp 19,156
Bahan
Phenofilm 12 mm 15.325 0.43 Lembar Rp 195,000 Rp 1,285,001
Besi Hollow 15.325 2.4 Batang Rp 22,000 Rp 809,160
Bekisting B
Minyak Bekisting 15.325 0.2 Liter Rp 7,100 Rp 21,762
Paku 15.325 0.46 Kg Rp 16,000 Rp 112,792
Dynabolt Ø 12 mm 15.325 0.693 Buah Rp 5,000 Rp 53,101
Alat
C
Rp -
D Jumlah Rp 3,012,052
E Profit Rp 301,205
F Harga Satuan Pekerjaan Rp 3,313,257
Tenaga
Pekerja 1 0.61 OH Rp 85,000 Rp 51,850
Tukang Batu 1 0.61 OH Rp 100,000 Rp 61,000
A
Tukang Erection 1 0.122 OH Rp 100,000 Rp 12,200
Kepala Tukang 1 0.61 OH Rp 125,000 Rp 76,250
Mandor 1 0.61 OH Rp 125,000 Rp 76,250
Erection Bahan
B
Rp -
Alat
C
Crane 1 0.61 UH Rp 5,360,369 Rp 3,269,825
D Jumlah Rp 3,547,375
E Profit Rp 354,738
F Harga Satuan Pekerjaan Rp 3,902,113
TOTAL Rp 18,382,599

131
Balok 2
Tabel 4.39 Analisis Harga Satuan Balok Tipe 2
No Elemen Struktur Jenis Pekerjaan Komponen Volume Pekerjaan Koefisien Satuan Harga Satuan Jumlah Harga
Tenaga
Pekerja 1 0.069 OH Rp 85,000 Rp 5,865
Tukang Batu 1 0.242 OH Rp 100,000 Rp 24,200
A
Tukang Vibrator 1 0.138 OH Rp 100,000 Rp 13,800
Kepala Tukang Batu 1 0.037 OH Rp 125,000 Rp 4,625
Mandor 1 0.073 OH Rp 125,000 Rp 9,125
Pengecoran
Bahan
Beton B
Beton Ready Mixed K-350 1.05 1 m3 Rp 1,050,000 Rp 1,102,500
Alat
C
Rp -
D Jumlah Rp 1,160,115
E Profit Rp 116,012
F Harga Satuan Pekerjaan Rp 1,276,127
Tenaga
Pekerja 105.16984 0.07 OH Rp 85,000 Rp 625,761
A Tukang Besi 105.16984 0.07 OH Rp 100,000 Rp 736,189
Kepala Tukang Besi 105.16984 0.007 OH Rp 125,000 Rp 92,024
Mandor 105.16984 0.004 OH Rp 125,000 Rp 52,585
Bahan
Tulangan D 16 60.72144 1.05 Kg Rp 13,750 Rp 876,666
Penulangan B Tulangan D 13 11.2536 1.05 Kg Rp 13,750 Rp 162,474
Tulangan Ø 10 33.1948 1.05 Kg Rp 13,750 Rp 479,250
Kawat 105.16984 0.015 Kg Rp 22,500 Rp 35,495
Alat
C
Rp -
D Jumlah Rp 3,060,442
E Profit Rp 306,044
F Harga Satuan Pekerjaan Rp 3,366,487
BALOK 2 Tenaga
7
Pekerja 7.925 0.04 OH Rp 85,000 Rp 26,945
A Tukang Batu 7.925 0.38 OH Rp 100,000 Rp 301,150
Kepala Tukang 7.925 0.04 OH Rp 125,000 Rp 39,625
Mandor 7.925 0.01 OH Rp 125,000 Rp 9,906
Bahan
Phenofilm 12 mm 7.925 0.43 Lembar Rp 195,000 Rp 664,511
Besi Hollow 7.925 2.4 Batang Rp 22,000 Rp 418,440
Bekisting B
Minyak Bekisting 7.925 0.2 Liter Rp 7,100 Rp 11,254
Paku 7.925 0.46 Kg Rp 16,000 Rp 58,328
Dynabolt Ø 12 mm 7.925 0.693 Buah Rp 5,000 Rp 27,460
Alat
C
Rp -
D Jumlah Rp 1,557,619
E Profit Rp 155,762
F Harga Satuan Pekerjaan Rp 1,713,381
Tenaga
Pekerja 1 0.61 OH Rp 85,000 Rp 51,850
Tukang Batu 1 0.61 OH Rp 100,000 Rp 61,000
A
Tukang Erection 1 0.122 OH Rp 100,000 Rp 12,200
Kepala Tukang 1 0.61 OH Rp 125,000 Rp 76,250
Mandor 1 0.61 OH Rp 125,000 Rp 76,250
Erection Bahan
B
Rp -
Alat
C
Crane 1 0.61 UH Rp 5,360,369 Rp 3,269,825
D Jumlah Rp 3,547,375
E Profit Rp 354,738
F Harga Satuan Pekerjaan Rp 3,902,113
TOTAL Rp 10,258,107

132
Balok 3
Tabel 4.40 Analisis Harga Satuan Balok Tipe 3
No Elemen Struktur Jenis Pekerjaan Komponen Volume Pekerjaan Koefisien Satuan Harga Satuan Jumlah Harga
Tenaga
Pekerja 1 0.069 OH Rp 85,000 Rp 5,865
Tukang Batu 1 0.242 OH Rp 100,000 Rp 24,200
A
Tukang Vibrator 1 0.138 OH Rp 100,000 Rp 13,800
Kepala Tukang Batu 1 0.037 OH Rp 125,000 Rp 4,625
Mandor 1 0.073 OH Rp 125,000 Rp 9,125
Pengecoran
Bahan
Beton B
Beton Ready Mixed K-350 0.7875 1 m3 Rp 1,050,000 Rp 826,875
Alat
C
Rp -
D Jumlah Rp 884,490
E Profit Rp 88,449
F Harga Satuan Pekerjaan Rp 972,939
Tenaga
Pekerja 80.86384 0.07 OH Rp 85,000 Rp 481,140
A Tukang Besi 80.86384 0.07 OH Rp 100,000 Rp 566,047
Kepala Tukang Besi 80.86384 0.007 OH Rp 125,000 Rp 70,756
Mandor 80.86384 0.004 OH Rp 125,000 Rp 40,432
Bahan
Tulangan D 16 48.09744 1.05 Kg Rp 13,750 Rp 694,407
Penulangan B Tulangan D 13 8.1276 1.05 Kg Rp 13,750 Rp 117,342
Tulangan Ø 10 24.6388 1.05 Kg Rp 13,750 Rp 355,723
Kawat 80.86384 0.015 Kg Rp 22,500 Rp 27,292
Alat
C
Rp -
D Jumlah Rp 2,353,138
E Profit Rp 235,314
F Harga Satuan Pekerjaan Rp 2,588,452
BALOK 3 Tenaga
8
Pekerja 6.075 0.04 OH Rp 85,000 Rp 20,655
A Tukang Batu 6.075 0.38 OH Rp 100,000 Rp 230,850
Kepala Tukang 6.075 0.04 OH Rp 125,000 Rp 30,375
Mandor 6.075 0.01 OH Rp 125,000 Rp 7,594
Bahan
Phenofilm 12 mm 6.075 0.43 Lembar Rp 195,000 Rp 509,389
Besi Hollow 6.075 2.4 Batang Rp 22,000 Rp 320,760
Bekisting B
Minyak Bekisting 6.075 0.2 Liter Rp 7,100 Rp 8,627
Paku 6.075 0.46 Kg Rp 16,000 Rp 44,712
Dynabolt Ø 12 mm 6.075 0.693 Buah Rp 5,000 Rp 21,050
Alat
C
Rp -
D Jumlah Rp 1,194,011
E Profit Rp 119,401
F Harga Satuan Pekerjaan Rp 1,313,412
Tenaga
Pekerja 1 0.61 OH Rp 85,000 Rp 51,850
Tukang Batu 1 0.61 OH Rp 100,000 Rp 61,000
A
Tukang Erection 1 0.122 OH Rp 100,000 Rp 12,200
Kepala Tukang 1 0.61 OH Rp 125,000 Rp 76,250
Mandor 1 0.61 OH Rp 125,000 Rp 76,250
Erection Bahan
B
Rp -
Alat
C
Crane 1 0.61 UH Rp 5,360,369 Rp 3,269,825
D Jumlah Rp 3,547,375
E Profit Rp 354,738
F Harga Satuan Pekerjaan Rp 3,902,113
TOTAL Rp 8,776,915

133
Balok 3.1
Tabel 4.41 Analisis Harga Satuan Balok Tipe 3.1
No Elemen Struktur Jenis Pekerjaan Komponen Volume Pekerjaan Koefisien Satuan Harga Satuan Jumlah Harga
Tenaga
Pekerja 1 0.069 OH Rp 85,000 Rp 5,865
Tukang Batu 1 0.242 OH Rp 100,000 Rp 24,200
A
Tukang Vibrator 1 0.138 OH Rp 100,000 Rp 13,800
Kepala Tukang Batu 1 0.037 OH Rp 125,000 Rp 4,625
Mandor 1 0.073 OH Rp 125,000 Rp 9,125
Pengecoran
Bahan
Beton B
Beton Ready Mixed K-350 0.7875 1 m3 Rp 1,050,000 Rp 826,875
Alat
C
Rp -
D Jumlah Rp 884,490
E Profit Rp 88,449
F Harga Satuan Pekerjaan Rp 972,939
Tenaga
Pekerja 110.84084 0.07 OH Rp 85,000 Rp 659,503
A Tukang Besi 110.84084 0.07 OH Rp 100,000 Rp 775,886
Kepala Tukang Besi 110.84084 0.007 OH Rp 125,000 Rp 96,986
Mandor 110.84084 0.004 OH Rp 125,000 Rp 55,420
Bahan
Tulangan D 16 48.09744 1.05 Kg Rp 13,750 Rp 694,407
Penulangan B Tulangan D 13 8.1276 1.05 Kg Rp 13,750 Rp 117,342
Tulangan Ø 10 54.6158 1.05 Kg Rp 13,750 Rp 788,516
Kawat 110.84084 0.015 Kg Rp 22,500 Rp 37,409
Alat
C
Rp -
D Jumlah Rp 3,225,468
E Profit Rp 322,547
F Harga Satuan Pekerjaan Rp 3,548,015
BALOK 3.1 Tenaga
9
Pekerja 6.075 0.04 OH Rp 85,000 Rp 20,655
A Tukang Batu 6.075 0.38 OH Rp 100,000 Rp 230,850
Kepala Tukang 6.075 0.04 OH Rp 125,000 Rp 30,375
Mandor 6.075 0.01 OH Rp 125,000 Rp 7,594
Bahan
Phenofilm 12 mm 6.075 0.43 Lembar Rp 195,000 Rp 509,389
Besi Hollow 6.075 2.4 Batang Rp 22,000 Rp 320,760
Bekisting B
Minyak Bekisting 6.075 0.2 Liter Rp 7,100 Rp 8,627
Paku 6.075 0.46 Kg Rp 16,000 Rp 44,712
Dynabolt Ø 12 mm 6.075 0.693 Buah Rp 5,000 Rp 21,050
Alat
C
Rp -
D Jumlah Rp 1,194,011
E Profit Rp 119,401
F Harga Satuan Pekerjaan Rp 1,313,412
Tenaga
Pekerja 1 0.61 OH Rp 85,000 Rp 51,850
Tukang Batu 1 0.61 OH Rp 100,000 Rp 61,000
A
Tukang Erection 1 0.122 OH Rp 100,000 Rp 12,200
Kepala Tukang 1 0.61 OH Rp 125,000 Rp 76,250
Mandor 1 0.61 OH Rp 125,000 Rp 76,250
Erection Bahan
B
Rp -
Alat
C
Crane 1 0.61 UH Rp 5,360,369 Rp 3,269,825
D Jumlah Rp 3,547,375
E Profit Rp 354,738
F Harga Satuan Pekerjaan Rp 3,902,113
TOTAL Rp 9,736,479

134
Plat 1
Tabel 4.42 Analisis Harga Satuan Plat Tipe 1
No Elemen Struktur Jenis Pekerjaan Komponen Jumlah Koefisien Satuan Harga Satuan Jumlah Harga
Tenaga
Pekerja 4 0,064 OH Rp 96.700 Rp 24.755
Tukang Batu 1 0,244 OH Rp 122.500 Rp 29.890
A
Tukang Vibrator 1 0,128 OH Rp 96.700 Rp 12.378
Kepala Tukang Batu 1 0,034 OH Rp 149.200 Rp 5.073
Mandor 1 0,073 OH Rp 207.900 Rp 15.177
Pengecoran Beton Bahan
B
Beton Ready Mixed K-350 0,22583 1 m3 Rp 1.050.000 Rp 237.119
Alat
C
Rp -
D Jumlah Rp 324.392
E Profit Rp 32.439
F Harga Satuan Pekerjaan Rp 356.831
Tenaga
Pekerja 8 0,025 OH Rp 96.700 Rp 19.340
A Tukang Besi 2 0,025 OH Rp 118.200 Rp 5.910
Kepala Tukang Besi 1 0,002 OH Rp 153.300 Rp 307
Mandor 1 0,001 OH Rp 207.900 Rp 208
Bahan
Tulangan D 13 33,344 1,02 Kg Rp 12.400 Rp 421.735
Penulangan B Tulangan Ø 10 1,302 1,02 Kg Rp 11.500 Rp 15.272
Tulangan Ø 8 10,6369 1,02 Kg Rp 11.500 Rp 124.771
Kawat 45,2829 0,05 Kg Rp 17.600 Rp 39.849
Alat
C
Rp -
D Jumlah Rp 627.392
E Profit Rp 62.739
F Harga Satuan Pekerjaan Rp 690.131
PLAT 1 Tenaga
10
Pekerja 8 0,07 OH Rp 96.700 Rp 54.152
A Tukang Kayu 1 0,76 OH Rp 116.000 Rp 88.160
Kepala Tukang 1 0,08 OH Rp 156.000 Rp 12.480
Mandor 1 0,01 OH Rp 207.900 Rp 2.079
Bahan
Phenofilm 12 mm 3,53565 0,8 Lembar Rp 250.000 Rp 707.130
Besi Hollow 50x50 3,53565 1,566 Batang Rp 215.000 Rp 1.190.418
Bekisting B
Besi Hollow 20x40 3,53565 2,4 Batang Rp 154.200 Rp 1.308.473
Minyak Bekisting 3,53565 0,2 Liter Rp 7.100 Rp 5.021
Dynabolt Ø 12 mm 3,53565 3,882 Buah Rp 5.000 Rp 68.627
Alat
C
Rp -
D Jumlah Rp 3.436.540
E Profit Rp 343.654
F Harga Satuan Pekerjaan Rp 3.780.194
Tenaga
Pekerja 4 0,67 OH Rp 96.700 Rp 259.156
Tukang Batu 1 0,67 OH Rp 122.500 Rp 82.075
A
Tukang Erection 2 0,134 OH Rp 96.700 Rp 25.916
Kepala Tukang 1 0,67 OH Rp 149.200 Rp 99.964
Mandor 1 0,67 OH Rp 207.900 Rp 139.293
Erection Bahan
B
Rp -
Alat
C
Crane 1 0,67 UH Rp 6.500.000 Rp 4.355.000
D Jumlah Rp 4.961.404
E Profit Rp 496.140
F Harga Satuan Pekerjaan Rp 5.457.544
TOTAL Rp 10.284.700

135
Plat 2
Tabel 4.43 Analisis Harga Satuan Plat Tipe 2
No Elemen Struktur Jenis Pekerjaan Komponen Volume Pekerjaan Koefisien Satuan Harga Satuan Jumlah Harga
Tenaga
Pekerja 1 0.064 OH Rp 85,000 Rp 5,440
Tukang Batu 1 0.244 OH Rp 100,000 Rp 24,400
A
Tukang Vibrator 1 0.128 OH Rp 100,000 Rp 12,800
Kepala Tukang Batu 1 0.034 OH Rp 125,000 Rp 4,250
Mandor 1 0.073 OH Rp 125,000 Rp 9,125
Pengecoran
Bahan
Beton B
Beton Ready Mixed K-350 0.454608 1 m3 Rp 1,050,000 Rp 477,338
Alat
C
Rp -
D Jumlah Rp 533,353
E Profit Rp 53,335
F Harga Satuan Pekerjaan Rp 586,689
Tenaga
Pekerja 85.83832 0.025 OH Rp 85,000 Rp 182,406
A Tukang Besi 85.83832 0.025 OH Rp 100,000 Rp 214,596
Kepala Tukang Besi 85.83832 0.002 OH Rp 125,000 Rp 21,460
Mandor 85.83832 0.001 OH Rp 125,000 Rp 10,730
Bahan
Tulangan D 13 66.688 1.02 Kg Rp 13,750 Rp 935,299
Penulangan B Tulangan Ø 10 2.604 1.02 Kg Rp 13,750 Rp 36,521
Tulangan Ø 8 16.54632 1.02 Kg Rp 13,750 Rp 232,062
Kawat 85.83832 0.05 Kg Rp 22,500 Rp 96,568
Alat
C
Rp -
D Jumlah Rp 1,729,642
E Profit Rp 172,964
F Harga Satuan Pekerjaan Rp 1,902,606
PLAT 2 Tenaga
11
Pekerja 6.5194 0.07 OH Rp 85,000 Rp 38,790
A Tukang Kayu 6.5194 0.76 OH Rp 100,000 Rp 495,474
Kepala Tukang 6.5194 0.08 OH Rp 125,000 Rp 65,194
Mandor 6.5194 0.01 OH Rp 125,000 Rp 8,149
Bahan
Phenofilm 12 mm 6.5194 0.8 Lembar Rp 195,000 Rp 1,017,026
Besi Hollow 50x50 6.5194 1.566 Batang Rp 22,000 Rp 224,606
Bekisting B
Besi Hollow 20x40 6.5194 2.4 Batang Rp 7,100 Rp 111,091
Minyak Bekisting 6.5194 0.2 Liter Rp 16,000 Rp 20,862
Dynabolt Ø 12 mm 6.5194 3.882 Buah Rp 5,000 Rp 126,542
Alat
C
Rp -
D Jumlah Rp 2,107,735
E Profit Rp 210,774
F Harga Satuan Pekerjaan Rp 2,318,509
Tenaga
Pekerja 1 0.67 OH Rp 85,000 Rp 56,950
Tukang Batu 1 0.67 OH Rp 100,000 Rp 67,000
A
Tukang Erection 1 0.134 OH Rp 100,000 Rp 13,400
Kepala Tukang 1 0.67 OH Rp 125,000 Rp 83,750
Mandor 1 0.67 OH Rp 125,000 Rp 83,750
Erection Bahan
B
Rp -
Alat
C
Crane 1 0.67 UH Rp 5,360,369 Rp 3,591,447
D Jumlah Rp 3,896,297
E Profit Rp 389,630
F Harga Satuan Pekerjaan Rp 4,285,927
TOTAL Rp 9,093,731

136
Plat 3
Tabel 4.44 Analisis Harga Satuan Plat Tipe 3
No Elemen Struktur Jenis Pekerjaan Komponen Volume Pekerjaan Koefisien Satuan Harga Satuan Jumlah Harga
Tenaga
Pekerja 1 0.064 OH Rp 85,000 Rp 5,440
Tukang Batu 1 0.244 OH Rp 100,000 Rp 24,400
A
Tukang Vibrator 1 0.128 OH Rp 100,000 Rp 12,800
Kepala Tukang Batu 1 0.034 OH Rp 125,000 Rp 4,250
Mandor 1 0.073 OH Rp 125,000 Rp 9,125
Pengecoran
Bahan
Beton B
Beton Ready Mixed K-350 0.16974 1 m3 Rp 1,050,000 Rp 178,227
Alat
C
Rp -
D Jumlah Rp 234,242
E Profit Rp 23,424
F Harga Satuan Pekerjaan Rp 257,666
Tenaga
Pekerja 38.96824 0.025 OH Rp 85,000 Rp 82,808
A Tukang Besi 38.96824 0.025 OH Rp 100,000 Rp 97,421
Kepala Tukang Besi 38.96824 0.002 OH Rp 125,000 Rp 9,742
Mandor 38.96824 0.001 OH Rp 125,000 Rp 4,871
Bahan
Tulangan D 13 29.176 1.02 Kg Rp 13,750 Rp 409,193
Penulangan B Tulangan Ø 10 1.302 1.02 Kg Rp 13,750 Rp 18,261
Tulangan Ø 8 8.49024 1.02 Kg Rp 13,750 Rp 119,076
Kawat 38.96824 0.05 Kg Rp 22,500 Rp 43,839
Alat
C
Rp -
D Jumlah Rp 785,210
E Profit Rp 78,521
F Harga Satuan Pekerjaan Rp 863,731
PLAT 3 Tenaga
12
Pekerja 2.80415 0.07 OH Rp 85,000 Rp 16,685
A Tukang Kayu 2.80415 0.76 OH Rp 100,000 Rp 213,115
Kepala Tukang 2.80415 0.08 OH Rp 125,000 Rp 28,042
Mandor 2.80415 0.01 OH Rp 125,000 Rp 3,505
Bahan
Phenofilm 12 mm 2.80415 0.8 Lembar Rp 195,000 Rp 437,447
Besi Hollow 50x50 2.80415 1.566 Batang Rp 22,000 Rp 96,609
Bekisting B
Besi Hollow 20x40 2.80415 2.4 Batang Rp 7,100 Rp 47,783
Minyak Bekisting 2.80415 0.2 Liter Rp 16,000 Rp 8,973
Dynabolt Ø 12 mm 2.80415 3.882 Buah Rp 5,000 Rp 54,429
Alat
C
Rp -
D Jumlah Rp 906,587
E Profit Rp 90,659
F Harga Satuan Pekerjaan Rp 997,246
Tenaga
Pekerja 1 0.67 OH Rp 85,000 Rp 56,950
Tukang Batu 1 0.67 OH Rp 100,000 Rp 67,000
A
Tukang Erection 1 0.134 OH Rp 100,000 Rp 13,400
Kepala Tukang 1 0.67 OH Rp 125,000 Rp 83,750
Mandor 1 0.67 OH Rp 125,000 Rp 83,750
Erection Bahan
B
Rp -
Alat
C
Crane 1 0.67 UH Rp 5,360,369 Rp 3,591,447
D Jumlah Rp 3,896,297
E Profit Rp 389,630
F Harga Satuan Pekerjaan Rp 4,285,927
TOTAL Rp 6,404,570

137
Plat 4
Tabel 4.45 Analisis Harga Satuan Plat Tipe 4
No Elemen Struktur Jenis Pekerjaan Komponen Volume Pekerjaan Koefisien Satuan Harga Satuan Jumlah Harga
Tenaga
Pekerja 1 0.064 OH Rp 85,000 Rp 5,440
Tukang Batu 1 0.244 OH Rp 100,000 Rp 24,400
A
Tukang Vibrator 1 0.128 OH Rp 100,000 Rp 12,800
Kepala Tukang Batu 1 0.034 OH Rp 125,000 Rp 4,250
Mandor 1 0.073 OH Rp 125,000 Rp 9,125
Pengecoran
Bahan
Beton B
Beton Ready Mixed K-350 0.209592 1 m3 Rp 1,050,000 Rp 220,072
Alat
C
Rp -
D Jumlah Rp 276,087
E Profit Rp 27,609
F Harga Satuan Pekerjaan Rp 303,695
Tenaga
Pekerja 34.697328 0.025 OH Rp 85,000 Rp 73,732
A Tukang Besi 34.697328 0.025 OH Rp 100,000 Rp 86,743
Kepala Tukang Besi 34.697328 0.002 OH Rp 125,000 Rp 8,674
Mandor 34.697328 0.001 OH Rp 125,000 Rp 4,337
Bahan
Tulangan D 13 25.008 1.02 Kg Rp 13,750 Rp 350,737
Penulangan B Tulangan Ø 10 1.302 1.02 Kg Rp 13,750 Rp 18,261
Tulangan Ø 8 8.387328 1.02 Kg Rp 13,750 Rp 117,632
Kawat 34.697328 0.05 Kg Rp 22,500 Rp 39,034
Alat
C
Rp -
D Jumlah Rp 699,151
E Profit Rp 69,915
F Harga Satuan Pekerjaan Rp 769,066
PLAT 4 Tenaga
13
Pekerja 3.3239 0.07 OH Rp 85,000 Rp 19,777
A Tukang Kayu 3.3239 0.76 OH Rp 100,000 Rp 252,616
Kepala Tukang 3.3239 0.08 OH Rp 125,000 Rp 33,239
Mandor 3.3239 0.01 OH Rp 125,000 Rp 4,155
Bahan
Phenofilm 12 mm 3.3239 0.8 Lembar Rp 195,000 Rp 518,528
Besi Hollow 50x50 3.3239 1.566 Batang Rp 22,000 Rp 114,515
Bekisting B
Besi Hollow 20x40 3.3239 2.4 Batang Rp 7,100 Rp 56,639
Minyak Bekisting 3.3239 0.2 Liter Rp 16,000 Rp 10,636
Dynabolt Ø 12 mm 3.3239 3.882 Buah Rp 5,000 Rp 64,517
Alat
C
Rp -
D Jumlah Rp 1,074,624
E Profit Rp 107,462
F Harga Satuan Pekerjaan Rp 1,182,086
Tenaga
Pekerja 1 0.67 OH Rp 85,000 Rp 56,950
Tukang Batu 1 0.67 OH Rp 100,000 Rp 67,000
A
Tukang Erection 1 0.134 OH Rp 100,000 Rp 13,400
Kepala Tukang 1 0.67 OH Rp 125,000 Rp 83,750
Mandor 1 0.67 OH Rp 125,000 Rp 83,750
Erection Bahan
B
Rp -
Alat
C
Crane 1 0.67 UH Rp 5,360,369 Rp 3,591,447
D Jumlah Rp 3,896,297
E Profit Rp 389,630
F Harga Satuan Pekerjaan Rp 4,285,927
TOTAL Rp 6,540,774

138
Plat 5
Tabel 4.46 Analisis Harga Satuan Balok Tipe 5
No Elemen Struktur Jenis Pekerjaan Komponen Volume Pekerjaan Koefisien Satuan Harga Satuan Jumlah Harga
Tenaga
Pekerja 1 0.064 OH Rp 85,000 Rp 5,440
Tukang Batu 1 0.244 OH Rp 100,000 Rp 24,400
A
Tukang Vibrator 1 0.128 OH Rp 100,000 Rp 12,800
Kepala Tukang Batu 1 0.034 OH Rp 125,000 Rp 4,250
Mandor 1 0.073 OH Rp 125,000 Rp 9,125
Pengecoran
Bahan
Beton B
Beton Ready Mixed K-350 0.305214 1 m3 Rp 1,050,000 Rp 320,475
Alat
C
Rp -
D Jumlah Rp 376,490
E Profit Rp 37,649
F Harga Satuan Pekerjaan Rp 414,139
Tenaga
Pekerja 133.05952 0.025 OH Rp 85,000 Rp 282,751
A Tukang Besi 133.05952 0.025 OH Rp 100,000 Rp 332,649
Kepala Tukang Besi 133.05952 0.002 OH Rp 125,000 Rp 33,265
Mandor 133.05952 0.001 OH Rp 125,000 Rp 16,632
Bahan
Tulangan D 13 105.05965 1.02 Kg Rp 13,750 Rp 1,473,462
Penulangan B Tulangan Ø 10 3.906 1.02 Kg Rp 13,750 Rp 54,782
Tulangan Ø 8 24.09387 1.02 Kg Rp 13,750 Rp 337,917
Kawat 133.05952 0.05 Kg Rp 22,500 Rp 149,692
Alat
C
Rp -
D Jumlah Rp 2,681,149
E Profit Rp 268,115
F Harga Satuan Pekerjaan Rp 2,949,264
PLAT 5 Tenaga
14
Pekerja 4.672775 0.07 OH Rp 85,000 Rp 27,803
A Tukang Kayu 4.672775 0.76 OH Rp 100,000 Rp 355,131
Kepala Tukang 4.672775 0.08 OH Rp 125,000 Rp 46,728
Mandor 4.672775 0.01 OH Rp 125,000 Rp 5,841
Bahan
Phenofilm 12 mm 4.672775 0.8 Lembar Rp 195,000 Rp 728,953
Besi Hollow 50x50 4.672775 1.566 Batang Rp 22,000 Rp 160,986
Bekisting B
Besi Hollow 20x40 4.672775 2.4 Batang Rp 7,100 Rp 79,624
Minyak Bekisting 4.672775 0.2 Liter Rp 16,000 Rp 14,953
Dynabolt Ø 12 mm 4.672775 3.882 Buah Rp 5,000 Rp 90,699
Alat
C
Rp -
D Jumlah Rp 1,510,718
E Profit Rp 151,072
F Harga Satuan Pekerjaan Rp 1,661,789
Tenaga
Pekerja 1 0.67 OH Rp 85,000 Rp 56,950
Tukang Batu 1 0.67 OH Rp 100,000 Rp 67,000
A
Tukang Erection 1 0.134 OH Rp 100,000 Rp 13,400
Kepala Tukang 1 0.67 OH Rp 125,000 Rp 83,750
Mandor 1 0.67 OH Rp 125,000 Rp 83,750
Erection Bahan
B
Rp -
Alat
C
Crane 1 0.67 UH Rp 5,360,369 Rp 3,591,447
D Jumlah Rp 3,896,297
E Profit Rp 389,630
F Harga Satuan Pekerjaan Rp 4,285,927
TOTAL Rp 9,311,119

139
4.3.6 Rekapitulasi Analisis Harga Satuan Pekerjaan Elemen Precast

Tabel 4.47 Rekapitulasi Analisis Harga Satuan Pekerjaan Elemen Precast


No Elemen Struktur Data Proyek Analisis
1 Kolom 1 Rp 3,113,171 Rp 9,332,786
2 Kolom 1.1 Rp 2,660,662 Rp 7,985,087
3 Kolom 2 Rp 3,138,573 Rp 8,956,776
4 Kolom 2.1 Rp 2,745,868 Rp 7,771,937
5 Balok 1 Rp 9,607,507 Rp 20,767,471
6 Balok 1.1 Rp 10,704,119 Rp 18,382,599
7 Balok 2 Rp 4,954,507 Rp 10,258,107
8 Balok 3 Rp 4,107,507 Rp 8,776,915
9 Balok 3.1 Rp 4,393,507 Rp 9,736,479
10 Plat 1 Rp 1,983,155 Rp 6,609,507
11 Plat 2 Rp 3,303,155 Rp 9,093,731
12 Plat 3 Rp 1,653,155 Rp 6,404,570
13 Plat 4 Rp 1,884,155 Rp 6,540,774
14 Plat 5 Rp 2,395,655 Rp 9,311,119

140
5 BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari pelaksanaan Kerja Praktik di


Pembangunan Gedung Laboratorium Teknik II ITERA yang telah kami
lakukan selama 40 hari jam kerja yang dilaksanakan dari tanggal 24 Juni
2019 – 08 Agustus 2019 antara lain:

Manajemen Konstruksi Gedung Laboratorium Teknik 2 ITERA

Sistem manajemen konstruksi pembangunan Gedung ini meliputi


Manejemen waktu dengan memperbarui setiap progress dari tiap pekerjaan
di lapangan, Menajemen biaya dengan mengatur mengatur pada RAB tiap
biaya yang dikeluakan sehingga kontraktor dapat langsung mengetahui tiap
biaya yang tidak sesuai dengan target yang seharusnya yang dapat dilihat
juga pada kurva S. Pengendalian mutu dapat di kendalikan dengan
pengawas yang mengawasi tiap pekerjaan, jika tidak memenuhi persyaratan
maka tim menejemen konstruksi berhak menolak dan akan mengeluarkan
site memo serta site instruction sehingga pelaksana dapat melengkapi
persyaratan. Pengendalian mutu pekerjaan dilihat dari segi ketepatan
dimensi pekerjaan, kerapian, kekuatan dan jumlah material yang digunakan.

Tugas khusus Rancangan Biaya Pada Struktur Bawah

Dalam menghitung Harga Satuan pekerjaan menggunakan daftar harga


satuan upah dan bahan Lampung Selatan keputusan walikota lampung
selatan tahun 2019. Koefisien yang dipakai dalam perhitungan AHS
ditentukan sesuai dengan penelitian dan riset yang di ambil dari SNI.

Dari Perhitungan Rancangan Anggaran Biaya pada Struktur Bawah


menggunakan daftar harga satuan upah dan bahan daerah Kabupaten
Lampung Selatan yang diputuskan oleh bupati Lampung Selatan tahun
2019 didapatkan hasil adalah sebesar Rp2,405,200,372.74 sedangkan
menurut kurva S adalah sebesar Rp2,101,211,646.19. Hal ini

141
menunjukkan hasil perhitungan harga dari pada RAB lebih besar dari
pada harga yang berdasarkan Kurva S. Pada perhitungan RAB sudah
menerapkan standar harga sesuai dengan daerah proyek dan mengikuti
aturan SNI.

Tugas Khusus Rancangan Biaya Pada Struktur Atas (Precast)

Dari Perhitungan Rancangan Anggaran Biaya pada Struktur Atas yang


menggunakan daftar harga satuan upah dan bahan daerah Kabupaten
Lampung Selatan yang diputuskan oleh bupati Lampung Selatan tahun 2019
didapatkan hasil yang lebih besar daripada harga hasil perhitungan dari pada
harga yang berdasarkan Kurva S. Pada perhitungan RAB sudah menerapkan
standar harga sesuai dengan daerah proyek dan mengikuti aturan SNI.

Saran

Berikut saran yang dapat diberikan delama proses pelaksanaan pekerjaan :

Dalam pelaksanaan, sebaiknya pihak kontraktor lebih memperhatikan


pekerjaan yang dilakukan oleh tukang agar apa yang dikerjakan dapat
sesuai dengan perencanaan.
Pada saat pemindahan beton precast sebaiknya dilakukan secara hati-
hati dan teliti agar tidak ada beton precast yang mengalami kerusakan.
Sebaiknya pihak kontraktor memperhatikan kebutuhan material dalam
proses pembangunan agar tidak terjadinya kekurangan material yang
membuat pekerjaan menjadi terhenti.
Untuk meminimalisir waktu pemasangan beton precast, sebaiknya
beton precast ditempatkan tidak terlalu jauh.

142
DAFTAR PUSTAKA

Dokumen kontrak proyek Gedung Laboratorium Teknik 2 ITERA. Lampung


Selatan:
PT. Kembar Jaya Abadi

143
LAMPIRAN

144

Anda mungkin juga menyukai