Anda di halaman 1dari 12

POKOK – POKOK PENGATURAN

DAFTAR HITAM NASIONAL (DHN)


PENARIK CEK DAN/ATAU
BILYET GIRO KOSONG

PERATURAN BANK INDONESIA NO.8/29/PBI/2006 TGL 20 DESEMBER 2006


Agenda

1.Latar Belakang Pengaturan


2.Materi Pengaturan DHN
3.Lain-lain

2
Latar Belakang Pengaturan

1. Penggunaan Cek/BG masih sangat signifikan


sebagai alat pembayaran

• Cek/BG Dalam Kliring • Kartu Kredit


2005 2005
– 34,5 juta transaksi – 98 juta transaksi
– Rp. 1.166 triliun – Rp. 55,5 triliun
2006 2006
– 45,4 juta transaksi – 115 juta transaksi
– Rp. 682 triliun – Rp. 57 triliun
• Kartu ATM +Debet
2005
– 736 juta transaksi
– Rp. 1.046 triliun
2006
– 208 juta transaksi
– Rp. 721,3 triliun
3
Latar Belakang Pengaturan

2. Penggunaan instrumen Cek/BG masih


rawan thd penarikan kosong, sehingga
tetap menjadi perhatian
• Rata-rata Cek/BG Kosong • Nilai Nominal Cek/BG
(2003 s.d 2006) di Kosong di Indonesia
Indonesia – Rp. 5 triliun (2003)
– Di atas 400.000-an – Rp. 8.1 triliun (2005)
Warkat/thn (+/- 1.2% (+/- 0.7% dari total
dari perputaran kliring perputaran kliring
Cek/BG 2005)
Cek/ BG per tahun)
– Rp. 8.8 triliun (2006)
– Meskipun prosentase (+/- 1.25% dari total
tsb relatif kecil, tapi perputaran kliring
tetap menjadi perhatian Cek/BG 2006)
untuk diminimalkan

4
Latar Belakang Pengaturan

3. Masih terdapat berbagai permasalahan


dan kelemahan dalam ketentuan Daftar
Hitam Lokal yang berlaku saat ini.
 Sanksi bersifat lokal dan kurang
menimbulkan efek jera.
 Tidak mencakup penolakan over the
counter.
 Dasar hukum pengenaan sanksi diatur dalam
Surat Edaran yang seharusnya diatur dalam
Peraturan Bank Indonesia

5
Latar Belakang Pengaturan

4. Tren penatausahaan rekening yang mengarah


pada sentralisasi (online secara nasional) dan
berkembangnya transaksi antar wilayah yang
ditunjukkan dengan meningkatnya intercity
clearing.

5. Efisiensi penerbitan Daftar Hitam (DH) yang


semula dilakukan oleh 105 Penyelenggara
Kliring Lokal, menjadi hanya 1 DH yang berlaku
secara nasional sehingga dapat mempermudah
identifikasi calon nasabah yg akan membuka
rekening giro.

6
Materi Pengaturan DHN

No Materi Pengaturan DHN


1. Pihak yang menetapkan Bank pemerlihara rekening giro nasabah
seseorang masuk dalam yang bersangkutan (Bank Tertarik)
DH dengan prinsip self assessment
(Psl 15 (1))

2. Tindakan yang dapat Penarikan Cek dan/atau BG kosong


menyebabkan seseorang melalui kliring dan/atau melalui loket
masuk dalam DH bank (over the counter)
(Psl 1 (25))
3. Kriteria Penarikan Cek  Penarikan 3 lembar Cek/BG kosong
dan/atau BG Kosong yg dalam jangka waktu 6 bulan dengan
menyebabkan nasabah nilai di bawah Rp.500 juta
 Penarikan kosong senilai Rp.500 juta
dikenakan sanksi DH atau lebih
 Penarikan pada bank yang sama
(Psl 15 (1))
 Dipisahkan antara penarikan kosong
atas rekening yang berbasis
konvensional dan rekening syariah
(UUS)
(Psl 15 (2))
7
Materi Pengaturan DHN
No Materi Pengaturan DHN

4. Tenggang waktu Penarikan Cek/BG kosong yang


pemenuhan dana Untuk kemudian dilunasi dalam jangka waktu 7
Cek/BG (7 hk) hari kerja setelah penarikan kosong
dibebaskan dari sanksi penarikan
Cek/BG kosong
(Psl 22 (1) b)
5. Sanksi bagi Penarik Cek/  Dibekukan hak penggunaan Cek dan
BG Kosong BG-nya (tidak diperkenankan
melakukan penarikan Cek dan BG)
(Psl 19 (1))
 Nama ybs dicantumkan dalam DHN
(Psl 16 (1))
 Apabila dalam masa sanksi DHN ybs
melakukan penarikan Cek/BG kosong,
maka rekening giro di bank tersebut
ditutup dan masa sanksi DHN
diperpanjang 1 tahun
(Psl 20 (1))
8
Materi Pengaturan DHN
No Materi Pengaturan DHN

6. Tenggang waktu  Dilakukan oleh Bank Tertarik paling lambat


pembekuan/ 14 hari kerja sejak penarikan kosong
terakhir yang menyebabkan ybs memenuhi
penutupan kriteria untuk dicantumkan dalam DHN
 Dilakukan oleh Bank selain Bank Tertarik
paling lambat 14 hari kerja sejak nama
nasabah tercantum dalam DHN
(Psl 19 (1)&(2))
7. Koreksi DHN  Dilakukan secara online oleh Bank Tertarik
(Psl 16 (3))
 Alasan koreksi hanya bisa dilakukan karena:
(1) terdapat kesalahan administrasi pada
Bank Tertarik, (2) kewajiban atas Cek/BG
kosong telah dipenuhi dalam jangka waktu 7
hari kerja setelah penolakan, (3) terdapat
putusan pengadilan yang memerintahkan
nama ybs dikeluarkan dari DHN, (4) terjadi
keadaan darurat, dan (5) penarikan Cek/BG
dilakukan untuk diri penarik itu sendiri.
(Psl 22 (1))9
Materi Pengaturan DHN
No Materi Pengaturan DHN

8. Pembinaan kepada Atas dasar alasan yg kuat dan telah


Nasabah Penarik diperjanjikan sebelumnya dalam perjanjian
pembukaan rekening, Bank dapat
Cek/BG Kosong oleh membekukan hak penggunaan Cek/BG
Bank Pengelola nasabah atau menutup rekening giro nasabah
Rekening (Bank meskipun yang bersangkutan tidak masuk
Tertarik) dalam DHN
(Psl 33 (2))
9. Periode Penerbitan Secara berkala, dilakukan 2 kali setiap bulan
DH (Psl 17 (2))

10. Penerbitan DHN Kantor Pusat Bank Indonesia menerbitkan


DHN berdasarkan DHIB yg disampaikan oleh
Bank

(Psl 17 (2))

10
Materi Pengaturan DHN
No Materi Pengaturan DHN

11. Pengawasan atas BI melakukan pengawasan atas


kepatuhan Bank penatausahaan Cek dan/atau BG kosong yang
dilakukan, antara lain meliputi:
dalam
 ketertiban
melaksanakan
 kebenaran laporan
ketentuan BI
 kebenaran data pembatalan/rehabilitasi
tentang DHN
(Psl 26)

12. Jenis Sanksi  Sanksi pembinaan dan/atau kewajiban


Administratif membayar
(Psl 32)

11
Lain-lain
1. Masa transisi berlaku selama 6 bulan sejak
diterbitkannya Peraturan Bank Indonesia.
2. Dalam masa transisi, Bank wajib mencatat dan
menatausahakan identitas nasabah yang melakukan
penarikan Cek/BG kosong dan berpotensi masuk ke
dalam DH, untuk selanjutnya dimasukan dalam DHN
jika ybs melakukan penarikan lagi sehingga memenuhi
kriteria DHN setelah 1 Juli 2007.
3. Sejak diberlakukannya DHN, DH lokal dan ketentuan
yang mengaturnya, termasuk prosedur pembatalan dan
rehabilitasi masih tetap berlaku sampai dengan
selesainya masa berlaku DH lokal ybs (± 1 tahun).
4. Sebagai tools untuk melakukan pengawasan, BI
menatausahakan data penarikan Cek dan BG kosong
yang dilakukan melalui kliring maupun over the counter
yang dilaporkan oleh bank.

12

Anda mungkin juga menyukai