Anda di halaman 1dari 4

ASMA

A. DEFINISI

Asma adalah penyakit inflamasi kronis saluran napas yang ditandai oleh mengi dan/atau batuk
berulang dengan karekteristik :

1. Timbul secara episodic


2. Cenderung pada malam/dini hari (nocturnal)
3. Bersifat musiman
4. Timbul setelah aktivitas fisik serta
5. Terdapat riwayat asma dan/atau atopi lain pada pasien dan/atau keluarga.

Prevalensasmaanak

Asma merupakan penyakit yang dapat menyerang semua orang, baik anak maupun dewasa,
dengan gejala utama wheezing. Sejarah penyakit asma mengindikasikan bahwa asma merupakan
penyakit yang kebanyakan terjadi di negara yang telah berkembang dengan pendapatan tinggi
(highincome countries), seperti Amerika. Diperkirakan secara global, terdapat 334 juta orang penderita
asma di dunia. Global disease burden penyakit asma kebanyakan terdapat di negara berkembang
dengan pendapatan yang rendah. Angka ini didapatkan dari analisis komprehensif mutakhir Global
Burden of Disease study (GBD) yang dilakukan pada tahun 2008-2010.

Faktor risiko

Faktor risiko untuk penyakit asma dapat dikelompokan menjadi genetik dan non Hgenetik.
Penelitian ISAAC mendapatkan beberapa faktor risiko yaitu: polusi udara, asap rokok, makanan cepat
saji, berat lahir, cooking( fuel,( rendahnya pendidikan ibu, ventilasi rumah yang tidak memadai, merokok
di dalam rumah, dan tidak adanya ventilasi. Penelitian yang dilakukan di Padang memberikan 12
Pedoman Nasional Asma Anak 2015 hasil bahwa faktor-faktor yang bermakna untuk memengaruhi
timbulnya asma berurutan mulai yang paling dominan adalah atopi ayah atau ibu, diikuti factor berat
lahir,kebiasaan merokok pada ibu serta pemberian obat parasetamol. Sedangkan, pemberian ASI dan
kontak dengan unggas merupakan faktor protektif terhadap kejadian asma.
PATOGENESIS

Diagnosis

Penegakan diagnosis asma pada anak mengikuti alur klasik diagnosis medis yaitu melalui
anamnesis, pemeriksaan fisis, dan pemeriksaan penunjang. Anamnesis memegang peranan sangat
penting mengingat diagnosis asma pada anak sebagian besar ditegakkan secara klinis.
Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan ini untuk menunjukkan variabilitas gangguan aliran napas akibat obstruksi,
hiperreaktivitas, dan inflamasi saluran respiratori, atau adanya atopi pada pasien.

 Uji fungsi paru dengan spirometri sekaligus uji reversibilitas dan untuk menilai variabilitas. Pada
fasilitas terbatas dapat dilakukan pemeriksaan dengan peak flow meter.
 Uji cukit kulit (skin prick test), eosinophil total darah, pemeriksaan IgE spesifik.
 Uji inflamasi saluran respiratori : FeNO (fractional exhalednitric( oxide), eosinofil sputum.
 Uji provokasi bronkus dengan exercise, metakolin, atau larutan salinhipertonik.

DERAJAT ASMA

Anda mungkin juga menyukai