PENGABDIAN MASYARAKAT
TIM PENGUSUL
Oleh :
Ketua : Ns. Revi Yulia, M.Kep / NIDN :1016078801
Anggota :
1. Ns. Trisya Yona Febrina, M. Kep / NIDN :
1020028902
2. Ns. Didi Yunaspi, M. Kep / NIDN :
10125057902
3. APRIA ZIRANDI / NIM : 616080716003
4. APRILLIA RAHMAH / NIM :
616080716004
5. Nama mahasiswa/ NIM : CINDHY DWI
S.K / NIM : 616080716005
6. Nama mahasiswa/ NIM : CINDY
MONICA H / NIM : 616080716006
i
2020
2. Bidang : Ilmu Keperawatan
3. Ketua Tim Pengusul
a. Nama Lengkap dan Gelar : Ns. Revi Yulia,M.Kep
b. Golongan/ Pangkat/ NIDN : IIIb/Penata
c. Jabatan Fungsional : Muda/1016076801
d. Program Studi : Asisten Ahli
Sarjana Keperawatan dan pen.
e. Alamat Email : Profesi Ners
f. Sedang Melakukan : reviyulia@mbp.ac.id
Pengabdian Ya/ Tidak
4. Jumlah Anggota (Maksimal 4
Anggota) : Ns. Trisya Yona Febrina, M.
a. Nama Anggota I : Kep
b. Nama Anggota II : Ns. Didi Yunaspi, M. Kep
c. Nama Anggota III : Apria Zirandi
d. Nama Anggota IV : Aprillia Rahmah
e. Nama Anggota IV : Cindhy Dwi S.K
f. Nama Anggota IV Cindy Monica H
5. Lokasi Kegiatan : Kota Batam
6. Jangka Waktu Kegiatan : 1 hari
Batam, 11 Januari 2020
Menyetujui,
Ketua LPPM STIKes Mitra Bunda Persada
SURAT PERNYATAAN
ii
Nama : Ns. Revi Yulia, M.Kep
NIDN/ NIP : 1016076801
Pangkat/ Gol : Penata Muda/ III b
Jabatan Fungsional : Asisten Ahli
iii
i
TIM PELAKSANA PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
a. Ketua Pelaksana
a. Nama dan Gelar Akademik : Ns. Revi Yulia,M.Kep
b. Pangkat/ Golongan/ NIDN : IIIb/1016076801
c. Jabatan Fungsional : Asisten Ahli
d. Bidang Keahlian : Keperawatan
e. Program Studi : Sarjana Keperawatan dan Pend.
Profesi Ners
b. Anggota Pelaksana :
a. Nama dan Gelar Akademik : Ns. Trisya Yona,M.Kep
b. Pangkat/ Golongan/ NIDN : Penata Muda/IIIb/1016078902
c. Jabatan Fungsional : Asisten Ahli
d. Bidang Keahlian : Keperawatan
e. Program Studi : Sarjana Keperawatan dan pend.
Profesi Ners
c. Anggota Pelaksana :
a. Nama dan Gelar Akademik : Ns. Didi Yunaspi, M. Kep
b. Pangkat/ Golongan/ NIDN : -/ - / 10125057902
c. Jabatan Fungsional :
d. Bidang Keahlian : Keperawatan
e. Program Studi : Sarjana Keperawatan dan pend.
Profesi Ners
d. Tenaga Pembantu :
a. Nama dan Gelar Akademik : Apria Zirandi
b. NIM : 616080716004
c. Unit Kerja : Mahasiswa
e. Tenaga Pembantu
a. Nama : Aprillia Rahmah
b. NIM : 616080716005
c. Unit Kerja : Mahasiswa
f. Tenaga Pembantu
a. Nama : Cindhy Dwi S.K
b. NIM : 616080716006
c. Unit Kerja : Mahasiswa
g. Tenaga Pembantu
a. Nama : Cindy Monica Harefa
b. NIM : 616080716006
c. Unit Kerja : Mahasiswa
KATA PENGANTAR
Puji syukur panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat
-Nya penulis dapat menyelesaikanPengabdian Masyarakatini. Pengabdian
Masyarakatini merupakan salah satu wujud pelaksanaan Tridharma Perguruan
Tinggi di STIKes Mitra Bunda Persada Batam.
iv
v
BAB I
PENDAHULUAN
1
B. Tujuan
Untuk Meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai penyakit
Hipertensi serta dampak apa yang bisa ditimbulkan dan bagaimana cara
mencegahnya melaului kegiatan penyuluhan dan pendidikan kesehatan
kepada masyarakat khususnya lansia.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
Penyebab tidak diketahui namun banyak factor yang
mempengaruhi seperti genetika, lingkungan, hiperaktivitas,
susunan saraf simpatik, system rennin angiotensin, efek dari
eksresi Na, obesitas, merokok dan stress.
Hipertensi Sekunder
Dapat diakibatkan karena penyakit parenkim renal/vaskuler
renal. Penggunaan kontrasepsi oral yaitu pil. Gangguan endokrin
dll.
Penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut usia adalah terjadinya
perubahan – perubahan pada :
a. Elastisitas dinding aorta menurun
b. Katub jantung menebal dan menjadi kaku
c. Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun
sesudah berumur 20 tahun kemampuan jantung memompa darah
menurun menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya.
d. Kehilangan elastisitas pembuluh darah
Hal ini terjadi karena kurangnya efektifitas pembuluh darah perifer untuk
oksigenasi. Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer.
4
Merokok
Minum alcohol
Minum obat-obatan ( ephedrine, prednison, epineprin )
b. Sedangkan penyebab hipertensi sekunder adalah :
Ginjal
Glomerulonefritis
Pielonefritis
Nekrosis tubular akut
Tumor
Vascular
Aterosklerosis
Hiperplasia
Trombosis
Aneurisma
Emboli kolestrol
Vaskulitis
Kelainan endokrin
DM
Hipertiroidisme
Hipotiroidisme
Saraf
Stroke
Ensepalitis
SGB
Obat – obatan
Kontrasepsi oral
Kortikosteroid
C. Patofisiologi
5
mempengaruhi respon pembuluh darah terhadap rangsang vasokonstriksi.
Individu dengan hipertensi sangat sensitiv terhadap norepinefrin, meskipun
tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi.
Pada saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang
pembuluh darah sebagai respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga
terangsang, mengakibatkan tambahan aktivitas vasokonstriksi. Medulla
adrenal mensekresi epinefrin, yang menyebabkan vasokonstriksi. Korteks
adrenal mensekresi kortisol dan steroid lainnya, yang dapat memperkuat
respons vasokonstriktor pembuluh darah. Vasokonstriksi yang
mengakibatkan penurunan aliran ke ginjal, menyebabkan pelepasan
rennin. Renin merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian
diubah menjadi angiotensin II, suatu vasokonstriktor kuat, yang pada
gilirannya merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon ini
menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan
peningkatan volume intra vaskuler. Semua faktor ini cenderung
mencetuskan keadaan hipertensi.
Sebagai pertimbangan gerontologis dimana terjadi perubahan
structural dan fungsional pada system pembuluh perifer bertanggungjawab
pada perubahan tekanan darah yang terjadi pada usia lanjut. Perubahan
tersebut meliputi aterosklerosis, hilangnya elastisitas jaringan ikat dan
penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh darah, yang pada
gilirannya menurunkan kemampuan distensi dan daya regang pembuluh
darah. Konsekuensinya, aorta dan arteri besar berkurang kemampuannya
dalam mengakomodasi volume darah yang dipompa oleh jantung (volume
sekuncup) mengakibatkan penurunan curang jantung dan peningkatan
tahanan perifer (Smeltzer, 2014).
Pada usia lanjut perlu diperhatikan kemungkinan adanya “hipertensi
palsu” disebabkan kekakuan arteri brachialis sehingga tidak dikompresi
oleh cuff sphygmomanometer (Darmojo, 2015).
Menurunnya tonus vaskuler merangsang saraf simpatis yang
diteruskan ke sel jugularis. Dari sel jugularis ini bisa meningkatkan
tekanan darah. Dan apabila diteruskan pada ginjal, maka akan
6
mempengaruhi eksresi pada rennin yang berkaitan dengan
Angiotensinogen. Dengan adanya perubahan pada angiotensinogen II
berakibat pada terjadinya vasokontriksi pada pembuluh darah, sehingga
terjadi kenaikan tekanan darah.Selain itu juga dapat meningkatkan
hormone aldosteron yang menyebabkan retensi natrium. Hal tersebut akan
berakibat pada peningkatan tekanan darah. Dengan peningkatan tekanan
darah maka akan menimbulkan kerusakan pada organ-organ seperti
jantung. ( Suyono, Slamet. 2014 ).
7
8
D. Tanda dan gejala
Tanda dan gejala pada hipertensi dibedakan menjadi :
a. Tidak ada gejala
Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan
peningkatan tekanan darah, selain penentuan tekanan arteri oleh
dokter yang memeriksa. Hal ini berarti hipertensi arterial tidak
akan pernah terdiagnosa jika tekanan arteri tidak terukur.
b. Gejala yang lazim
Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai
hipertensi meliputi nyeri kepala dan kelelahan. Dalam
kenyataannya ini merupakan gejala terlazim yang mengenai
kebanyakan pasien yang mencari pertolongan medis.
Menurut Rokhaeni ( 2014 ), manifestasi klinis beberapa pasien
yang menderita hipertensi yaitu : Mengeluh sakit kepala, pusing
Lemas, kelelahan, Sesak nafas, Gelisah, Mual Muntah, Epistaksis,
Kesadaran menurun.
Manifestasi klinis pada klien dengan hipertensi adalah :
a. Peningkatan tekanan darah > 140/90 mmHg.
b. Sakit kepala
c. Pusing / migraine
d. Rasa berat ditengkuk
e. Penyempitan pembuluh darah
f. Sukar tidur
g. Lemah dan lelah
h. Nokturia
i. Azotemia
j. Sulit bernafas saat beraktivitas
E. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan penunjang dilakukan dua cara yaitu :
1) Pemeriksaan yang segera seperti :
a. Darah rutin (Hematokrit/Hemoglobin) : untuk mengkaji
hubungan dari sel-sel terhadap volume cairan (viskositas)
dan dapat mengindikasikan factor resiko seperti:
hipokoagulabilitas, anemia.
9
b. Blood Unit Nitrogen/kreatinin: memberikan informasi
tentang perfusi / fungsi ginjal.
c. Glukosa: Hiperglikemi (Diabetes Melitus adalah pencetus
hipertensi) dapat diakibatkan oleh pengeluaran Kadar
ketokolamin (meningkatkan hipertensi).
d. Kalium serum: Hipokalemia dapat megindikasikan adanya
aldosteron utama (penyebab) atau menjadi efek samping
terapi diuretik.
e. Kalsium serum : Peningkatan kadar kalsium serum dapat
menyebabkan hipertensi
f. Kolesterol dan trigliserid serum : Peningkatan kadar dapat
mengindikasikan pencetus untuk/ adanya pembentukan plak
ateromatosa ( efek kardiovaskuler )
g. Pemeriksaan tiroid : Hipertiroidisme dapat menimbulkan
vasokonstriksi dan hipertensi
h. Kadar aldosteron urin/serum : untuk mengkaji
aldosteronisme primer (penyebab)
i. Urinalisa: Darah, protein, glukosa, mengisaratkan disfungsi
ginjal dan ada DM.
j. Asam urat : Hiperurisemia telah menjadi implikasi faktor
resiko hipertensi
k. Steroid urin : Kenaiakn dapat mengindikasikan
hiperadrenalisme
l. EKG: 12 Lead, melihat tanda iskemi, untuk melihat adanya
hipertrofi ventrikel kiri ataupun gangguan koroner dengan
menunjukan pola regangan, dimana luas, peninggian
gelombang P adalah salah satu tanda dini penyakit jantung
hipertensi.
m. Foto dada: apakah ada oedema paru (dapat ditunggu setelah
pengobatan terlaksana) untuk menunjukan destruksi
kalsifikasi pada area katup, pembesaran jantung.
10
c. IUP: mengidentifikasikan penyebab hipertensi seperti: Batu
ginjal, perbaikan ginjal. Menyingkirkan kemungkinan
tindakan bedah neurologi: Spinal tab, CAT scan.
d. (USG) untuk melihat struktur gunjal dilaksanakan sesuai
kondisi klinis pasien
F. Komplikasi
Efek pada organ :
a. Otak
Pemekaran pembuluh darah
Perdarahan
Kematian sel otak : stroke
b. Ginjal
Malam banyak kencing
Kerusakan sel ginjal
Gagal ginjal
c. Jantung
Membesar
Sesak nafas (dyspnoe)
Cepat lelah
Gagal jantung
G. Penatalaksanaan Medis
Pengelolaan hipertensi bertujuan untuk mencegah morbiditas dan
mortalitas akibat komplikasi kardiovaskuler yang berhubungan dengan
pencapaian dan pemeliharaan tekanan darah dibawah 140/90 mmHg.
Prinsip pengelolaan penyakit hipertensi meliputi :
1. Terapi tanpa Obat
Terapi tanpa obat digunakan sebagai tindakan untuk hipertensi
ringan dan sebagai tindakan suportif pada hipertensi sedang dan
berat. Terapi tanpa obat ini meliputi :
a. Diet
b. Diet yang dianjurkan untuk penderita hipertensi adalah :
Restriksi garam secara moderat dari 10 gr/hr
menjadi 5 gr/hr
11
Diet rendah kolesterol dan rendah asam lemak
jenuh
c. Penurunan berat badan
d. Penurunan asupan etanol
e. Menghentikan merokok
f. Latihan Fisik
Latihan fisik atau olah raga yang teratur dan terarah yang
dianjurkan untuk penderita hipertensi adalah olah raga yang
mempunyai empat prinsip yaitu: Macam olah raga yaitu
isotonis dan dinamis seperti lari, jogging, bersepeda,
berenang dan lain-lain. Intensitas olah raga yang baik
antara 60-80 % dari kapasitas aerobik atau 72-87 % dari
denyut nadi maksimal yang disebut zona latihan. Lamanya
latihan berkisar antara 20 – 25 menit berada dalam zona
latihan Frekuensi latihan sebaiknya 3 x perminggu dan
paling baik 5 x perminggu
g. Edukasi Psikologis
Pemberian edukasi psikologis untuk penderita
hipertensi meliputi :
a. Tehnik Biofeedback
Biofeedback adalah suatu tehnik yang
dipakai untuk menunjukkan pada subyek
tanda-tanda mengenai keadaan tubuh yang
secara sadar oleh subyek dianggap tidak
normal. Penerapan biofeedback terutama
dipakai untuk mengatasi gangguan somatik
seperti nyeri kepala dan migrain, juga
untuk gangguan psikologis seperti
kecemasan dan ketegangan.
b. Tehnik relaksasi
Relaksasi adalah suatu prosedur atau
tehnik yang bertujuan untuk mengurangi
ketegangan atau kecemasan, dengan cara
melatih penderita untuk dapat belajar
12
membuat otot-otot dalam tubuh menjadi
rileks Pendidikan Kesehatan ( Penyuluhan)
Tujuan pendidikan kesehatan yaitu untuk
meningkatkan pengetahuan pasien tentang
penyakit hipertensi dan pengelolaannya
sehingga pasien dapat mempertahankan
hidupnya dan mencegah komplikasi lebih
lanjut.
c. Terapi dengan Obat
Tujuan pengobatan hipertensi tidak hanya
menurunkan tekanan darah saja tetapi juga
mengurangi dan mencegah komplikasi
akibat hipertensi agar penderita dapat
bertambah kuat. Pengobatan hipertensi
umumnya perlu dilakukan seumur hidup
penderita. Pengobatan standar yang
dianjurkan oleh Komite Dokter Ahli
Hipertensi (Joint National Committee On
Detection, Evaluation And Treatment Of
High Blood Pressure, Usa, 1988)
menyimpulkan bahwa obat diuretika,
penyekat beta, antagonis kalsium, atau
penghambat ACE dapat digunakan sebagai
obat tunggal pertama dengan
memperhatikan keadaan penderita dan
penyakit lain yang ada pada penderita.
Pengobatannya meliputi :
Step 1
Obat pilihan pertama : diuretika,
beta blocker, Ca antagonis, ACE
inhibitor
Step 2
Alternatif yang bisa diberikan :
13
a. Dosis obat pertama
dinaikkan
b. Diganti jenis lain dari obat
pilihan pertama
c. Ditambah obat ke –2 jenis
lain, dapat berupa diuretika ,
beta blocker, Ca
antagonis, Alpa blocker,
clonidin, reserphin,
vasodilator
d. Step 3 : Alternatif yang bisa
ditempuh
Obat ke-2 diganti
Ditambah obat ke-3
jenis lain
e. Step 4 : Alternatif
pemberian obatnya
Ditambah obat ke-3
dan ke-4
Re-evaluasi dan
konsultasi
Follow Up untuk
mempertahankan
terapi
Untuk mempertahankan terapi jangka panjang memerlukan
interaksi dan komunikasi yang baik antara pasien dan petugas kesehatan
(perawat, dokter ) dengan cara pemberian pendidikan kesehatan.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam interaksi pasien dengan petugas
kesehatan adalah sebagai berikut :
a. Setiap kali penderita periksa, penderita diberitahu hasil pengukuran
tekanan darahnya
b. Bicarakan dengan penderita tujuan yang hendak dicapai mengenai
tekanan darahnya
c. Diskusikan dengan penderita bahwa hipertensi tidak dapat sembuh,
namun bisa dikendalikan untuk dapat menurunkan morbiditas dan
mortilitas
14
d. Yakinkan penderita bahwa penderita tidak dapat mengatakan
tingginya tekanan darah atas dasar apa yang dirasakannya, tekanan
darah hanya dapat diketahui dengan mengukur memakai alat
tensimeter
Penderita tidak boleh menghentikan obat tanpa didiskusikan lebih
dahulu
Sedapat mungkin tindakan terapi dimasukkan dalam cara hidup
penderita
Ikutsertakan keluarga penderita dalam proses terapi
e. Pada penderita tertentu mungkin menguntungkan bila penderita
atau keluarga dapat mengukur tekanan darahnya di rumah
f. Buatlah sesederhana mungkin pemakaian obat anti hipertensi misal
1 x sehari atau 2 x sehari
g. Diskusikan dengan penderita tentang obat-obat anti hipertensi, efek
samping dan masalah-masalah yang mungkin terjadi
h. Yakinkan penderita kemungkinan perlunya memodifikasi dosis atau
mengganti obat untuk mencapai efek samping minimal dan
efektifitas maksimal
i. Usahakan biaya terapi seminimal mungkin
j. Untuk penderita yang kurang patuh, usahakan kunjungan lebih
sering
k. Hubungi segera penderita, bila tidak datang pada waktu yang
ditentukan.
l. Melihat pentingnya kepatuhan pasien dalam pengobatan maka
sangat diperlukan sekali pengetahuan dan sikap pasien tentang
pemahaman dan pelaksanaan pengobatan hipertensi.
15
BAB III
MATERI DAN METODE PELAKSANAAN
4.1
Faktor personal
1. Karakteristik
2. Pengetahuan
3. Sikap
Faktor Lingkungan
Sikap & Perilaku
Siswa Reinforcement HIPERTENSI
Akses sumber
informasi
Faktor Lingkungan
1. Sikap & Perilaku HIPERTENSI
Siswa Tenaga Kesehatan
2. Akses sumber
informasi
16
3.4 Metode yang Digunakan
Pemberian Informasi melalui penyuluhan/pendidikan kesehatan dengan
menjelaskan materi kepada lansia
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Tahap Persiapan
B. Tahap Pelaksanaan
17
Kegiatan penyuluhan tentang hipertensi dilaksanakan pada tanggal 11
Januari 2020. Acara dimulai pada pukul 09.00 WIB dengan dihadiri oleh
Pihak Posyandu Kenanga V Tiban Indah III . Acara dibuka dengan kata
sambutan dari yang mewakili dari pihak Posyandu. Setelah sesi penyambutan
selesai maka di lanjutkan sesi penyampaian materi oleh pihak narasumber
selama 10-15 menit, setelah penyampaian materi selesai, kemudian di
lanjutkan dengan sesi tanya jawab oleh peserta penyuluhan terhadap
penyampai materi. Setelah acara penyuluhan selesai, di akhir acara di
lanjutkan dengan pemeriksaan Tekanan darah dan Berat Badan
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Tekanan darah merupakan kekuatan lateral pada dinding arteri oleh
darah yang didorong dengan tekanan dari jantung. Tekanan sistemik atau
arteri darah, tekanan darah dalam sistem arteri tubuh, adalah indikator
yang baik tentang kesehatan kardiovaskuler. Aliran darah mengalir pada
sistem sirkulasi karena perubahan tekanan. Darah mengalir dari daerah
yang tekanannya tinggi ke daerah yang tekanannya rendah. Kontraksi
jantung mendorong darah dengan tekanan tinggi ke aorta. Puncak dari
tekanan maksimum saat ejeksi terjadi adalah tekanan darah sistolik. Pada
saat ventrikel relaks, darah yang tetap dalam arteri menimbulkan tekanan
diastolik atau minimum. Tekanan diastolik adalah tekanan minimal yang
mendesak dinding arteri setiap waktu.
B. SARAN
1. Bagi lansia
18
Diharapkan lansia yang mengalami Hipertensi dapat segera memeriksakan
kesehatan nya di Pelayanan kesehatan terdekat, dan lansia yang belum
terkena katarak di harapkan dapat menghindari dan mencegahnya dengan
menjaga kesehatan mata.
2. Bagi Instansi Kesehatan
Laporan penyuluhan Penyakit Hipertensi ini diharapkan dapat digunakan
sebagai acuan dalam peningkatan kualitas asuhan keperawatan serta
perkembangan ilmu praktek keperawatan.
19
1
DAFTAR PUSTAKA
Aris, S. 2015. Mayo Clinic Hipertensi, Mengatasi Tekanan Darah Tinggi.
BERITA ACARA
Pada hari ini, Sabtu, tanggal Sebelas bulan Januari 2020 telah dilaksanakan
kegiatan Program Pengabdian Masyarakat Dosen Prodi Sarjana Keperawatan dan
pendidikan profesi Ners STIKes Mitra Bunda Persada Batam dengan Penyuluhan
tentang penyakit Hipertensi pada lansia di posyandu lansia Kenanga V Tiban
Indah III Kota Batam tahun 2020. Kegiatan tersebut diikuti tiga belas peserta
lansia.
Demikian berita acara dibuat,agar dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
NO NAMA TANDATANGAN
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
Kop PKM
NIP.197105262010012001