PENDAHULUAN
1
2
PEMBAHASAN
3
4
Rasio Perputaran
Sebagai catatan, Persediaan
penggunaan= Penjualan / Rata-rata persediaan
rata-rata persediaan dalam rumus ini
adalah sebagai pengganti persediaan akhir yang sangat berfluktuasi pada
sepanjang tahunnya. Contohnya, perusahaan mungkin akan membeli barang
dagangan dalam jumlah yang sangat besar pada awal tahun (misalnya
Januari) dan menjualnya pada bulan-bulan selanjutnya sehingga persediaan
pada akhir tahun (misalnya Desember) akan menjadi sangat sedikit. Kondisi
tersebut tidak akurat untuk mencerminkan persediaan aktual perusahaan
sepanjang tahun. Rata-rata persediaan atau Average Inventory dihitung
dengan cara menambahkan persediaan awal dan persediaan akhir dan
kemudian membaginya dengan dua.
Rasio Perputaran
Contoh kasus: Persediaan = Penjualan / ((Persediaan Awal + Persediaan
Sebuah toko yang menjualAkhir)
Ponsel melaporkan biaya pokok penjualan
/ 2)
pada laporan laba/ruginya sebesar Rp. 500 juta. Persediaan awal toko ini
6
adalah sebesar Rp. 800 juta sedangkan persediaan akhirnya adalah sebesar
Rp. 700 juta. Berapakah rasio perputaran persediaan toko tersebut?
Penyelesaiannya:
Diketahui:
Penjualan : Rp. 500.000.000,-
Persediaan Awal : Rp. 800.000.000,-
Persediaan Akhir : Rp. 700.000.000,-
Rasio Perputaran Persediaannya = ?
Jawaban:
Rasio Perputaran Persediaan = Penjualan / ((Persediaan Awal +
Persediaan Akhir) / 2)
= Rp. 500.000.000 / ((Rp. 800.000.000
+ Rp. 700.000.000) / 2)
= 0,6 kali
Jadi rasio perputaran persediaan toko Ponsel ini adalah sebesar 0,6 kali.
Penilaian rasio perputaran persediaan adalah ukuran seberapa efisien
sebuah perusahaan dapat mengendalikan barang dagangan atau
persediaannya. Semakin tinggi rasio perputarannya semakin efisien
perusahaan tersebut dalam mengendalikan persediaannya. Rasio perputaran
yang tinggi menandakan perusahaan yang bersangkutan tidak mengeluarkan
biaya yang terlalu banyak untuk membeli barang dagangannya dan dapat
menghindari pemborosan-pemborosan pada sumber daya perusahaannya
apabila persediaan tersebut tidak terjual sesuai dengan harapan. Rasio
perputaran persediaan yang tinggi juga menunjukan bahwa perusahaan dapat
secara efektif menjual persediaan yang dibelinya.
Bagi inverstor, rasio ini dapat digunakan untuk mengukur likuidasi
pada perusahaan yang bersangkutan. Hal ini dikarenakan persediaan
merupakan salah satu aset atau aktiva perusahaan tersebut terutama pada
perusahaan retail. Pengukuran rasio ini menunjukkan seberapa mudah
perusahaan mengubah persediaannya menjadi uang tunai. Sedangkan bagi
kreditur, persediaan juga sering dijadikan sebagai jaminan pinjaman. Kreditur
atau Bank menggunakan rasio perputaran persediaan ini untuk mengetahui
seberapa mudahnya persediaan tersebut dapat dijual sehingga dapat
dikonversi menjadi uang tunai.
Perlu diketahui bahwa setiap jenis industri memiliki perputaran
persediaan yang berbeda. Sebagai contoh, perputaran persediaan bagi
7
perusahaan yang menjual beras atau perusahaan yang menjual sembako akan
lebih tinggi jika dibandingkan dengan perputaran persediaan perusahaan yang
menjual mobil mewah. Jadi, jika ingin membandingkannya, bandingkanlah
dengan perusahaan yang bergerak di bidang industri yang sejenis.
2.4. Jenis-Jenis Biaya Persediaan
Menurut Handoko (1999:336) dalam www.beecloud.id, mengatakan bahwa
pembuatan setiap keputusan yang akan mempengaruhi besarnya (jumlah)
persediaan, terdapat biaya-biaya variabel yang perlu diperhatikan. Biaya-
biaya variabel tersebut meliputi:
1. Biaya penyimpanan (holding cost / carrying cost)
Biaya penyimpanan merupakan biaya yang di dalamnya terdiri dari
biaya-biaya yang bervariasi secara langsung dengan kuantitas persediaan.
Terdapat beberapa biaya yang termasuk dalam biaya penyimpanan, yaitu:
Biaya fasilitas yang meliputi biaya pendingin ruangan, biaya
penerangan, dan lain sebagainya.
Biaya pajak persediaan
Biaya asuransi persediaan
Biaya keamanan
Sewa gedung, dll.
Besarnya biaya penyimpanan ini dihitung dalam bentuk persen
tertentu terhadap harga persediaan, contohnya 10% dan 20% dari harga
persediaan.
2. Biaya pemesanan atau pembelian (cordering cost / procurement cost)
Biaya pemesanan merupakan biaya yang timbul pada saat pemesanan
barang persediaan. Biaya pemesanan terdiri dari beberapa hal, yaitu:
Biaya yang timbul saat proses pemesanan dan pengiriman barang
Biaya telepon dan komunikasi
Biaya surat menyurat
Biaya packing dan penimbangan
Biaya ekspedisi ke gudang, dll.
Untuk meminimalisir biaya pemesanan, sebaiknya perusahaan
melakukan pemesanan dalam jumlah besar. Jumlah unit yang dipesan
berbanding terbalik dengan frekuensi atau banyaknya pemesanan. Jika
jumlah unit yang dipesan diperbesar atau diperbanyak maka frekuensi
pemesanan akan berkurang. Namun jika unit yang dipesan diperkecil maka
8
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Sistem persediaan adalah serangkaian kebijaksanaan dan
pengendalian yang memonitor tingkat persediaan dan menentukan tingkat
persediaan yang harus di jaga, kapan persediaan harus diisi, dan berapa besar
pesanan yang harus dilakukan. Sistem ini bertujuan menetapkan dan
menjamin tersedianya sumber daya yang tepat, dalam kuantitas yang tepat
dan pada waktu yang tepat atau dengan kata lain, sistem dan model
persediaan bertujuan untuk meminimumkan biaya total melalui penentuan
apa, berapa dan kapan pesanan di lakukan secara optimal.
3.2. Saran
Berkaitan dengan kondisi di atas, maka perlu ada pengaturan terhadap
jumlah persediaan, baik bahan-bahan maupun produk jadi, sehingga
kebutuhan proses produksi maupun kebutuhan pelanggan dapat dipenuhi.
9
DAFTAR PUSTAKA
10