Anda di halaman 1dari 10

ROTARY DRYER

RD-01
Tugas : Mengurangi kadar air dalam produk Kalium Asam Sakarad sebanyak
139,1695 kg/jam dari kadar air 2 % menjadi 0,8 %
Jenis : Direct contact rotary dryer, counter current
Kondisi Operasi : 1 atm

G, Y1 , T1 , H1 G, Y2 , T2 , H2

ROTARY DRYER

S, X1 , t1 , h1 S, X2 , t2 , h2

Pada perancangan rotary dryer ini digunakan beberapa asumsi sebagai berikut:
1. Kondisi adiabatik (panas hilang ke lingkungan diabaikan)
2. Proses penguapan hanya terjadi pada zone 2
3. Pada zone 1 hanya terjadi pemanasan sampai tw dan tidak terjadi penguapan
4. Pada zone 3 hanya terjadi pemanasan sampai t2 dan tidak terjadi penguapan

Neraca massa air :


Air dalam padatan masuk + Air dalam udara masuk = Air dalam padatan keluar + Air dalam
udara keluar
S.X1 + G.Y2 = S.X2 + G.Y1

Neraca panas total :


Panas masuk dari padatan + Panas masuk dari udara = Panas keluar dari udara + Panas keluar
dari padatan + Panas yang hilang ke lingkungan
S.h1 + G.H2 = S.h2 + G.H1 + Q
S.h1 + G.H2 = S.h2 + G.H1
Berdasarkan persamaan (7.13) Treybal (1981) entalpi udara dihitung dengan persamaan:
H = Cud (T-tR) + Y(Cav(Tu-tR)+)
H = (Cud + Cav Y)(T – tR) +  Y
Berdasarkan persamaan (11.45) Treybal (1981) entalpi padatan dihitung dengan persamaan:
h = Cd. (t - tR) + X.Cal (t - tR)

Komposisi arus rotary dryer:


Suhu padatan, t1 = 30oC
= 303 K
Laju alir umpan = 139,1695 kg/jam
Kadar cairan umpan, x1 = 0,1000 kg cairan/kg padatan basah
Kadar cairan umpan, x2 = 0,0080 kg cairan/kg padatan basah
X1 = 0,1111 kg cairan/kg padatan kering
X2 = 0,0081 kg cairan/kg padatan kering
Laju alir padatan kering = 125,2525 kg/jam
Suhu padatan keluar, t2 = 70 oC
= 343 K
Data tambahan:
Cp padatan kering, Cd = 6,9680 J/kg.K
Cp udara kering, Cud = 1082,19 J/kg.K
Cp uap air, Cav = 1886,39 J/kg.K
Cp air, Cal = 4190,05 J/kg.K
Suhu referensi, tR = 25oC
= 298 K
Panas laten air,  = 2.260.000 J/kg
Kondisi operasi = 1 atm
= 101,32 kPa
= 760 mmHg

Spesifikasi udara:
Suhu udara masuk, T2 = 110oC
= 383 K
Suhu udara keluar, T1 = 70 oC
= 343 K
Dry bulb temperature = 30 oC
Relative humidity = 30%
Berdasarkan pembacaan pada psychrometric chart, diperoleh Y2 = 0,008 kg air/kg udara
kering

Perhitungan:
1. Perhitungan entalpi
 Entalpi padatan masuk dryer
h1 = (Cd + X1 x Cal) x (t1 – tR)
h1 = 2362,6456 J/kg
 Entalpi padatan keluar dryer
h2 = (Cd + X2 x Cal) x (t2 – tR)
h2 = 21263,8100 J/kg
 Entalpi gas masuk dryer
H2 = (Cud + Y2.Cav) x (T2 – tR) + (Y2. )
H2 = 111348,8952 J/kg
 Entalpi gas keluar dryer
H1 = (Cud + Y1.Cav) x (T1 – tR) + (Y1. )
H1 = (1082,9 + Y1.1886,39) x (70-25) + (Y1.2260000)

2. Mencari nilai Y2 dan G


H1 = 2344887,55.Y1 + 48730,5
Persamaan diatas di substitusi dalam neraca massa dan neraca panas total
Dari neraca panas total diperoleh persamaan:
−2367418,577 = 𝐺(2344887,55. 𝑌1 − 62618,3952)
Dari neraca massa total diperoleh persamaan:
12,90671 = 𝐺(𝑌1 − 0,008)

Kedua persamaan diatas dapat dieliminasi dan diperoleh:


Y1 = 0,0253 kg air/kg udara kering
G = 743,9026 kg udara kering/jam

3. Perhitungan zona rotary dryer


Trial suhu wet bulb, tw = 51,3 oC
Entalpi padatan pada tw :
 hw1 = (Cd + X1 x Cal) x (tw – tR)
hw1 = 12427,5156 J/kg
 hw2 = (Cd + X1 x Cal) x (tw – tR)
hw2 = 1071,9545 J/kg
Berdasarkan neraca panas di zone 3, diperoleh persamaan :
G.(Cud  Y2 .Cav).(T2  Tc)  S.(h 2  h w2 )

S.(h 2  hw 2 )
Tc  T2 
G.(Cud  Y2 .Cav)
Sehingga diperoleh nilai Tc = 106,9 oC
Kelembaban absolut pada suhu wet bulb dapat dilihan pada psychrometric chart,
diperoleh pada saat tw trial nilai Yw = 0,033 kg air/kg udara kering.
Nilai psychrometric chart ratio (hG/kY) didekati dengan persamaan (7.28) Treyball
(1981):
hG
 1223Sc 0,567
kY

μ
Sc 
ρD AB

Sifat-sifat fisis untuk perhitungan nilai psychrometric chart ratio adalah sebagai berikut:
µ udara = 2,14.10-5 (Holman,1988)
ρ udara = 0,9730 kg/m3 (Holman,1988)
DAB (air-udara) = 3,05 .10-5 (Treybal, 1981)
Sc = 0,0721
hG/kY = 1016,0453

Berdasarkan hubungan wet-bulb depression dalam persamaan (7.26) Treyball (1981):


λ(YW  Y2 )
Tw  Tc  = 51,29 oC  51,3 oC
hG
kY
Diperoleh tw = Tw, sehingga perhitungan sesuai
Maka Tw = 51,3 oC
Tc = 106,9 oC

Berdasarkan neraca panas di sekitar zone 1 diperoleh persamaan:


S Cd  X1Cal
Tb  T1  (   (Tw  t 1 ))
G Cud  Y1Cav
Sehingga diperoleh nilai Tb = 71,5 oC

Number of transfer unit (Nt) tiap zone :


 Zone 1
(T1  t1 )  (Tb  Tw)
Tm  = 60,1 oC
2

Tb  T1
Nt1  = 0,0249 unit
Tm
 Zone 2
(Tb  Tw)  (Tc  Tw)
Tm  = 34,9633 oC
Tb  Tw
Ln
Tc  Tw

Tc  Tb
Nt 2  = 1,0125 unit
Tm
 Zone 3
(Tc  Tw)  (T2  t 2 )
Tm  = 47,8008 oC
2

T2  Tc
Nt3  = 0,0648 unit
Tm

Ntotal = Nt1 + Nt2 + Nt3 = 1,1023 unit

4. Mencari panjang dryer


Berdasarkan Treybal (1981), diameter ekonomis untuk rotary dryer berada dalam kisaran
0,3 sampai 3 meter, dan diambil diameter 1 m.
Diameter =1m
Luas penampang = 0,785 m2
G = 743,9026 kg/jam
Gs = 947,6466 kg/m2.jam
= 0,2632 kg/m2.s
𝑌1 +𝑌2
Gs rata-rata = 𝐺𝑠 (1 + )
2

= 0,2676 kg/m2.s

Humid heat of moist gas : Cs = Cud + Y2.Cav = 1097,2811 J/kg.K


Untuk rotary dryer nilai koefisien transfer massa overall (Ua) dapat didekati dengan
persamaan sebagai berikut :
237.𝐺𝑠𝑎𝑣 0,67
𝑈𝑎 = = 97,9921 W/m3.K
𝐷

Panjang unit transfer panas (HtOG) dihitung dengan persamaan sebagai berikut:
𝐺𝑠.𝐶𝑠
𝐻𝑡𝑂𝐺 = = 2,9476 m
𝑈𝑎

Panjang dryer total: Ntotal x HtOG = 4,0499 m


Over design 20 % = 4,8599 m
L/D = 4,8599 (range 4-10)

Rotary dryer dapat dibagi ke dalam tiga zona yaitu zona 1, 2, dan 3. Zona 1 merupakan
zona dimana suhu mengalami peningkatan hingga mencapai suhu wet bulb. Zona 2 adalah
dimana penguapan solven dari padatan ke udara terjadi, sedangkan zona 3 adalah zona
pemanasan lanjut agar suhu keluar padatan sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan.
Udara
Y1, T1
Y2, T2
Zone 1 Zone 2 Zone 3
Padatan
X2, t2
X1, t1

Zone 1 Zone 2 Zone 3


Tc T2
t2
Tb

T1 Tw
t1

Gradien suhu di dalam continuous counter current drier


Berikut merupakan profil suhu dryer:
Keterangan Suhu padatan, oC Keterangan Suhu udara, oC
t1 30 T1 70
Tb 71,4997
Tw 51,3
Tc 106,9016
t2 70 T2 110

5. Menghitung kecepatan putar (N)


Peripheral speed of shell = 0,25 – 0,5 m/s (Perry, 1997)
Diambil v = 0,5 m/s
𝑣
𝜔 = 2𝜋𝑟 = 0,1592 rps

= 9,5541 rpm

6. Menentukan radial flights (R)


Menurut Treyball (1980) kisaran jumlah flights: (6-10)D
Diambil R = 10D = 10 buah

Menurut Perry (1997): Jenis = radial flights, 45o lip flights, dan 90o lip flights
Dipilih jenis = 45o lip flights
Kisaran tinggi flight: 8 – 10%
Diambil 10%D
HR = 0,1 m

7. Menentukan waktu tinggal ()


Berdasarkan Perry (1997), hold up padatan berkisar 10 – 15%
Diambil 10%
Volume rotary dryer = 3,8151 m3
Hold up = 0,3815 m3
Kecepatan umpan = 0,0387 kg/s
Densitas padatan = 1939 kg/m3
Kecepatan volumetris = 1,9937 x 10-5 m3/s
𝑘𝑒𝑐𝑒𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒𝑡𝑟𝑖𝑠
Waktu tinggal = = 19135,2965 s = 5,3153 jam
ℎ𝑜𝑙𝑑 𝑢𝑝
8. Mechanical design
Untuk material yang digunakan adalah carbon steel SA 283 grade D
Persamaan untuk menghitung tebal rotary dryer:
𝑃. 𝑟1
𝑡= +𝑐
𝑓. 𝐸 − 0,6𝑃
Dengan P = Tekanan design (1,2 tekanan operasi) = 1,2 atm = 17,6352 psi
r1 = Jari-jari dryer = 0,5 m = 19,685 in
f = allowable stress = 12650 psi
E = Efisiensi sambungan = 0,8
c = corrosion allowance = 0,125 in
Sehingga diperoleh t = 0,1593 in
Dan dipilih t standard = 0,1875 in

9. Menentukan power pemutar dryer


Berdasarkan Perry (1997):
𝑁(4.75𝑑𝑤 + 0.1925𝐷𝑊 + 0.33𝑊)
𝑏ℎ𝑝 =
100000
Dengan N = rpm of dryer
d = diameter dryer, ft
w = total rotating load, lb
D = riding ring diameter, (d+2) ft
W = live load, lb

Menghitung load
Density of steel = 7850 kg/m3
= 489,4077 lb/ft3
D1 (inner diameter) =1m
= 3,28 ft
D2 (outer diameter) = 3,3112 ft
Volume inner = 134,6233 ft3
Volume outer = 137,2008 ft3
Volume shell = 2,5774 ft3
Weight of dryer = volume shell x density
= 1261,4247 lb
Asumsi hold up = 0,1
Volume of dryer filled with material = volume inner x hold up
= 13,4623 ft3
Densitas material = 1939 kg/m3
= 120,8868 lb/ft3

Total rotating load (w) = (Volume dryer + material) x (densitas material)


= 1627,4189 lb
Live load (W) = w + berat shell + 0,2.berat shell
= 3141,1285 lb

Sehingga dapat diperoleh


bhp = 2,8265 hp
Efisiensi motor = 85%
Power aktual = 3,3253 hp
Power standard NEMA = 5 hp

10. Menghitung slope dryer


Fungsi slope adalah untuk mengalirkan padatan dengan memanfaatkan gaya gravitasi
mengikuti persamaan Friedman dan Marshall.

0,23 𝐿 𝐵𝐿𝐺
𝜃= 0.9
− 0,6
𝑆𝑁 𝐷 𝐹
𝐵 = 5 𝐷𝑝 −0.5
dengan, B = konstanta
Dp = diameter rata-rata, m
𝑙𝑏 𝑝𝑎𝑑𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑘𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔
F = feed rate, 𝑗𝑎𝑚.𝑓𝑡 2
𝑙𝑏 𝑢𝑑𝑎𝑟𝑎 𝑘𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔
G = air mass velocity, 𝑗𝑎𝑚.𝑓𝑡 2

 = waktu tinggal, menit


D = diameter rotary dryer, ft
S = slope, ft/ft
N = kecepatan putar, rpm
L = panjang dryer, ft

Dp = 80 m
F = 32,6799 lb padatan kering/jam.ft2
G = 194,0932 lb udara kering/jam.ft2
 = 318,9216 menit
D = 3,28 ft
L = 15,9454 ft

Dari persamaan diatas diperoleh


B = 0,5591

Sehingga kemiringan atau slope dari dryer adalah:


S = 0,0004 ft/ft

Anda mungkin juga menyukai