Anda di halaman 1dari 1

Untuk acapacity building sekaligus mengkritisi APBD kota Solo tahun 2012,

Sompis mengadakan Diskusi tematik bedah APBD kota Solo. Dihadiri 26


pengurus Sompis dan Kompip Solo, dengan pembicara mas Suyatno. Melihat
wajah APBD kota Solo tahun 2012, Kota Solo memiliki pendapatan 1,140 tiriliun
rupiah, dengan anggaran Belanjanya yaitu 1,198 triliun rupiah, dan defisit
sebanyak 57,5 M rupiah. Dari jumlah ini ketergantungan dari pusat masih sangat
tinggi dimana PAD (Pendapatan asli daerah) nya itu hanya 189,7 Milyar rupiah.
Dari pusat sebesar 775,4 Milyar rupiah, ditambah pendapatan lain-lain sisanya.
Dari total pendapatan (dari pusat dan daerah) hanya 14% dari selururh total
pendapatan. Untuk komponen belanja tidak langsungnya belanja pegawai
mendapatkan porsi yang paling tinggi yaitu 635,7 Milyar rupiah (56%), belanja
bunga 3,23 Milyar, belanja hibah 77, 45 Milyar rupiah, belanja bansos 500 juta
rupiah, bantuan keuangan ke parpol 690,5 juta rupiah dan belanja tak terduga 2,25
Milyar rupiah. Untuk belanja hibah itu tanpa DKT/musren nilainya cukup besar
sekali, apabila disandingkan dengan jumlah anggaran yang diusulkan DKT
kemarin hanya 1,3 triliyun untuk 3000 orang (asumsi jumlah anggota pengusul dari
11 Komunitas sektoral), padahal 77 Milyard ini tanpa proses partisipasi musren
yaitu dengan mengajukan proposal, jadi disini nilai-nilai asas keadilannya dimana?
Untuk belanja yang langsung atau yang langsung bisa dinikmati oleh masyarakat
seperti belanja barang dan jasa, belanja modal bisa menjadi modal/ menjadi aset,
tapi juga ada belanja pegawai juga sebesar 47, 25 M. Belanja barang dan jasa yang
habis pakai sebesar 235,2 Milyar rupiah, akan tetapi alokasi belanja modalnya 196
Milyar rupiah, misal untuk bikin jalan, jembatan, gapura, itu kalah dengan
anggaran barang dan jasa, dimana rata-rata di daerah lain kebalik dari Solo, dimana
rata-rat infrastrukturnya yang lebih banyak dari belanja barang dan jasanya.

Anda mungkin juga menyukai