Anda di halaman 1dari 1

Pemeriksaan diagnostic:

1. Pemeriksaan laboratorium

Pada tahap awal, ditemukan hasil laboratorium yang normal. Selanjutnya ditemukan adanya
hemokonsentrasi, leukositosis dan nilai elektrolit yang abnormal. Peningkatan serum amylase sering
didapatkan. Leukositosis menunjukan adanya iskemik atau strangulasi, tetapi hanya terjadi pada
38%-50% obstuksi strangulate dibandingkan 27%-44% pada obstruksi non-strangulate. Hematocrit
yang meningkat dapat timbul pada dehidrasi. Selain itu dapat ditemukan adanya gangguan
elektrolit. Analisa gas darah mungkin terganggu, dengan alkalosis metabolic bila muntah berat, dan
metabolic asidosis bila ada tanda-tanda syok, dehidrasi dan ketosis.

2. Pemeriksaan foto polos abdomen

Pada pemeriksaan ini dapat memperlihatkan dilatasi lengkung usus halus disertai adanya batas
antara air dan udara atau gas (air fluid level) yang membentuk pola bagaikan tangga, terutama pada
obstruksi bagian distal. Foto polos abdomen mempunyai sensitivitas 84% pada obstruksi kolon. Pada
kolon bisa saja tidak tampak gas. Jika terjadi strangulasi dan nekrosis, maka akan terlihat gambaran
berupa hilangnya mukosa yang regular dan adanya gas di dalam dinding usus. Udara bebas pada
foto toraks tegak menunjukkan adanya perforasi usus. Penggunaan kontras tidak dianjurkan karena
dapat menyebabkan peritonitis akibat adanya perforasi.

3. Pemeriksaan CT Scan

Pemeriksaan ini dikerjakan jika secara klinis dan foto polos abdomen dicurigai adanya strangulasi.
CT-Scan akan mempertunjukkan secara lebih teliti adanya kelainan pada dinding usus (obstruksi
komplit, abses, keganasan), kelainan pada mesenterikus, dan peritoneum. CT-Scan harus dilakukan
dengan memasukkan zat kontras kedalam pembuluh darah. Pada pemeriksaan ini dapat diketahui
derajat dan lokasi dari obstruksi.

Anda mungkin juga menyukai