Anda di halaman 1dari 13

Perencanaan Perkerasan Kaku

Ruas Jalan Sp. Waikomo - Lerek


(Segmen Waiili – Kalikasa)
Di Kabupaten Lembata – NTT

Tugas Akhir

Harun Wahab
NIM. 1223714036

POLITEKNIK NEGERI KUPANG


2013

Perencanaan Perkerasan Kaku Segmen Waiili-Kalikasa Di Kab. Lembata-NTT


Latar Belakang
Ruas jalan Sp. Waikomo - Lerek merupakan Ruas Jalan Kabupaten yang menghubungkan Lewoleba
sebagai ibu kota Kabupaten Lembata dengan Kalikasa sebagai ibu kota Kecamatan Atadei dengan total
panjang ruas 37 km dengan lebar 3-5 m. Ruas ini memiliki peran penting kedepan bagi pertumbuhan
ekonomi Kabupaten Lembata karena sebagai salah satu kawasan rencana pengembangan strategis,
khusunya dibidang kelistrikan menggunakan tenaga panas bumi sesuai SK Menteri Energi dan Sumber
Daya Mineral Republik Indonesia No. 2966 K/33/MEM/2008, tanggal 30 Desember 2008, tentang
Penetapan Wilayah Kerja Pertambangan Panas Bumi Di Daerah Atadei Kabupaten Lembata Provinsi
Nusa Tenggara Timur, disamping sebagai kawasan wisata, kawasan lahan pertanian abadi, kawasan
konservasi perairan kabupaten, konservasi daerah perlindungan adat maritim, kawasan hutan lindung
serta sebagai kawasan penyangga minapolis Nubatukan (RTRW Kabupeten Lembata, 2011)
Jenis Konstruksi dan kondisi jalan pada ruas ini adalah Lapis Penetrasi Macadam kondisi : Baik = 12,00
km Rusak Berat = 18,95 km; Japat / Kerikil kondisi : Baik = 0,70 km Rusak Berat = 5,00 km; Jalan
Beton kondisi Rusak Ringan = 0,35 km (DPU Kabupaten Lembata, 2011). Jalan dengan perkerasan
beton ini pengerjaannya pada tahun 2008 dengan sumber dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
(APBD II) Kabupaten Lembata.
Segmen Jalan ini telah dilakukan studi kerusakan dengan metode PCI, skala rating PCI adalah 22,5
(Rusak Berat) rekomendasi penanganan adalah rekonstruksi (Wahab, 2013).
Perencanaan Perkerasan Kaku Segmen Waiili-Kalikasa Di Kab. Lembata-NTT
Berdasarkan pertimbangan diatas maka penulis melakukan kajian/analisa dengan judul “ Perencanaan Perkerasan
Kaku Ruas Jalan Sp. Waikomo – Lerek (Segmen Waiili – Kalikasa) Di Kabupaten Lembata – NTT “
Batasan Masalah
Mengingat lingkup perencanaan jalan beton sangat luas, maka penulisan laporan hanya dibatasi pada :
1) Nilai CBR Tanah Dasar yang mengacu pada SE Menteri PU RI No.4-SE-M-2010.
2) Perencanaan Perkerasan Jalan Beton Semen Bersambung dengan Tulangan (BBDT) sesuai Pd T-14-2003,
tentang Pedoman Perencanaan Perkerasan Jalan Beton Semen.
3) Perkiraan Biaya Fisik berdasarkan SE Menteri PU No.02/SE/M/2013, tentang Pedoman Analisis Harga Satuan
Bidang Pekerjaan Umum, Kementrian Pekerjaan Umum Republik Indonesia.
Tujuan Penulisan
Tujuan Penulisan Studi Kasus ini adalah :
1) Mengetahui besarnya nilai CBR tanah dasar;
2) Mengetahui ketebalan rencana jalan beton semen sesuai kriteria desain sesuai pedoman perencanaan jalan beton;
3) Mengetahui besaran anggaran rekonstruksi untuk pekerjaan fisik yang dibutuhkan untuk pembangunan jalan
beton semen.
Perencanaan Perkerasan Kaku Segmen Waiili-Kalikasa Di Kab. Lembata-NTT
Perkerasan Kaku (rigid pavement) atau perkerasan beton semen adalah suatu susunan konstruksi perkerasan
dimana sebagai lapisan atas dipergunakan pelat beton, yang terletak diatas pondasi atau langsung diatas tanah
dasar (sub-grade), (Manu, 1995)
Perkerasan Lentur (flexible pavement) adalah susunan lapis perkerasan mulai dari tanah dasar (subgrade),
lapis sub-pondasi agregat (subbase), lapis pondasi agregat dengan atau tanpa bahan pengikat atau perkuatan
(base), dan lapis permukaan (suface course) yang pada umumnya adalah campuran agregat dan aspal
(Koestalam, dkk, 2010) .
Perkerasan komposit (composite pavement) yaitu perkerasan kaku yang dikombinasikan dengan perkerasan
lentur dapat berupa perkerasan lentur diatas perkerasan kaku, atau perkerasan kaku diatas perkerasan lentur
(Sukirman, Sylvia, 1999)

Perencanaan Perkerasan Kaku Segmen Waiili-Kalikasa Di Kab. Lembata-NTT


Langkah-langkah perencanaan tebal perkerasan beton semen
Langkah Uraian Kegiatan

1 Pilih jenis perkerasan beton semen, bersambung tanpa ruji, bersambung dengan ruji, atau menerus dengan
tulangan.
2 Tentukan apakah menggunakan bahu beton atau bukan.
3 Tentukan jenis dan tebal pondasi bawah berdasarkan nilai CBR rencana dan perkirakan jumlah sumbu kendaraan
niaga selama umur rencana sesuai dengan Gambar 2.6

4 Tentukan CBR efektif bedasarkan nilai CBR rencana dan pondasi bawah yang dipilih sesuai dengan Gambar 2.7,

5 Pilih kuat tarik lentur atau kuat tekan beton pada umur 28 hari (fcf)
6 Pilih faktor keamanan beban lalu lintas (FKB) Tabel 2.6
7 Taksir tebal pelat beton (taksiran awal dengan tebal tertentu berdasarkan pengalaman atau menggunakan
contoh yang tersedia atau dapat menggunakan Lampiran 1 - 4

Perencanaan Perkerasan Kaku Segmen Waiili-Kalikasa Di Kab. Lembata-NTT


8 Tentukan tegangan ekivalen (TE) dan faktor erosi (FE) untuk STRT dari Tabel Lampiran 5 sampai Tabel Lampiran 8

9 Tentukan faktor rasio tegangan (FRT) dengan membagi tegangan ekivalen (TE) oleh kuat tarik-lentur (fcf).

10 Untuk setiap rentang beban kelompok sumbu tersebut, tentukan beban per roda dan kalikan dengan faktor keamanan
beban (Fkb) untuk menentukan beban rencana per roda. Jika beban rencana per roda ≥ 65 kN (6,5 ton), anggap dan
gunakan nilai tersebut sebagai batas tertinggi pada Grafik Lampiran 9 sampai Grafik Lampiran 11

11 Dengan faktor rasio tegangan (FRT) dan beban rencana, tentukan jumlah repetisi ijin untuk fatik dari Grafik Lampiran
9, yang dimulai dari beban roda tertinggi dari jenis sumbu STRT tersebut.
12 Hitung persentase dari repetisi fatik yang direncanakan terhadap jumlah repetisi ijin.

13 Dengan menggunakan faktor erosi (FE), tentukan jumlah repetisi ijin untuk erosi, dari Grafik Lampiran 10 atau 11.

14 Hitung persentase dari repetisi erosi yang direncanakan terhadap jumlah repetisi ijin.

15 Ulangi langkah 11 sampai dengan 14 untuk setiap beban per roda pada sumbu tersebut sampai jumlah repetisi
beban ijin yang terbaca pada Grafik Lampiran 9 dan Grafik Lampiran 10 atau Grafik Lampiran 11 yang masing-
masing mencapai 10 juta dan 100 juta repetisi.
16 Hitung jumlah total fatik dengan menjumlahkan persentase fatik dari setiap beban roda pada STRT tersebut. Dengan
cara yang sama hitung jumlah total erosi dari setiap beban roda pada STRT tersebut.

Perencanaan Perkerasan Kaku Segmen Waiili-Kalikasa Di Kab. Lembata-NTT


17 Ulangi langkah 8 sampai dengan langkah 16 untuk setiap jenis kelompok sumbu lainnya.

18 Hitung jumlah total kerusakan akibat fatik dan jumlah total kerusakan akibat erosi untuk seluruh jenis kelompok sumbu.

19 Ulangi langkah 7 sampai dengan langkah 18 hingga diperoleh ketebalan tertipis yang menghasilkan total kerusakan
akibat fatik dan atau erosi ≤ 100%. Tebal tersebut sebagai tebal perkerasan beton semen yang direncanakan.

(Sumber : Pd T-14-200,3 2003)

Perencanaan Lapis Tambah


Pelapisan tambahan pada perkerasan beton semen dibedakan atas :
a. Pelapisan tambahan perkerasan beton semen di atas perkerasan lentur.
b. Pelapisan tambahan perkerasan beton semen di atas perkerasan beton semen.
c. Pelapisan tambahan perkerasan lentur di atas perkerasan beton semen

Perencanaan Perkerasan Kaku Segmen Waiili-Kalikasa Di Kab. Lembata-NTT


Jenis pelapisan tambahan perkerasan beton semen di atas perkerasan beton semen, antara lain :
a. Pelapisan tambahan dengan lapis pemisah (unbonded atau separated overlay).
b. Pelapisan tambahan langsung (direct overlay).

Analisis Harga Satuan Pekerjaan (HSP)


Analisis Biaya Satuan Pekerjaan adalah estimasi biaya definitif dengan ruang lingkup pekerjaan yang sudah
jelas. Komponen untuk menyusun Harga Satuan Pekerjaan (HSP) diperlukan 3 komponen utama yaitu data
Harga Satuan Dasar (HSD) Bahan, HSD Tenaga Kerja dan HSD Alat, yang selanjutnya mengacu pada SE
Menteri PU No.02/SE/M/2013 beserta lampiran softwarenya..

Perencanaan Perkerasan Kaku Segmen Waiili-Kalikasa Di Kab. Lembata-NTT


Metode yang digunakan dalam tulisan ini adalah Metode Deskriptif Analitis dan Metode Studi Pustaka.

1. Metode Deskriptif Analitis

Metode Deskriptif Analitis. Deskriptif berarti penelitian memusatkan pada masalah-masalah yang ada
pada saat sekarang dan digambarkan secara jelas dan terperinci. Keadaan perkerasan jalan di lokasi studi
dapat diperoleh data yang akurat dan cermat, sedangkan Analitis berarti data yang dikumpulkan mula-
mula disusun, dijelaskan, kemudian dianalisis (KBBI v3.0.1(15), 2008).
2. Studi Pustaka
Studi pustaka dilakukan dengan mengumpulkan data dengan mengadakan studi penelaahan terhadap
buku-buku, literatur-literatur, catatan-catatan dan laporan-laporan yang ada hubungannya dengan
permasalahan yang menjadi obyek (Nazir, 1998). Misalnya data dari instansi terkait seperti Dinas
Pekerjaan Umum, BPS serta dari hasil penelitian-penelitian yang pernah dilakukan khususnya pada
penelitian yang masih ada kaitannya dengan perencanaan perkerasan jalan beton.

Perencanaan Perkerasan Kaku Segmen Waiili-Kalikasa Di Kab. Lembata-NTT


Tahapan Perencanaan

Perencanaan Perkerasan Kaku Segmen Waiili-Kalikasa Di Kab. Lembata-NTT


Bagan Alir Studi Kasus

Bersambung

Perencanaan Perkerasan Kaku Segmen Waiili-Kalikasa Di Kab. Lembata-NTT


Lanjutan

Bagan Alir Studi Kasus

Perencanaan Perkerasan Kaku Segmen Waiili-Kalikasa Di Kab. Lembata-NTT

Anda mungkin juga menyukai