Anda di halaman 1dari 20

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNya sehingga makalah ini dapat
disusun hingga selesai. Tidak lupa kami mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.Tak lupa pula kami
mengucapkan terimakasih kepada dosen Mata Kuliah Keperawatan Medikal Bedah (KMB) yang telah
memberikan tugas ini kepada kami sebaagai upaya untuk menjadikan kami manusia yang berilmu dan
berpengetahuan.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih
banyak kekurangan yang perlu diperbaiki, untuk itu kami mengharapakan saran yang membangun demi
kesempurnaan makalah ini, sehingga dapat bermanfaat bagi siapapun yang membacanya.

Padang, 1 Desember 2018


BAB I

PENDAHULUAN

A.LATAR BELAKANG

Glaukoma adalah penyebab utama kebutaan di masyarakat barat. Di perkirakan di Amerika


Serikat ada 2 juta orang yang menderita glaukoma. Diantara mereka, hampir setengahnya mengalami
gangguan penglihatan, dan hampir 20. 000 benar-benar buta.

Bila glaukoma didiagnosis lebih awal dan ditangani dengan benar, kebutaan hampir selalu dapat
dicegah. Namun kebanyakan kasus glaukoma tidak bergejala sampai sudah terjadi kerusakan
ekstensif irreversible. Maka pemeriksaan rutin dan sering mempunyai peran penting dalam
mendeteksi penyakit ini.

Glaukoma menyerang semua usia namun lebih banyak sesuai tambahan usia, menyerang sekitar 2%
orang berusia diatas 35 tahun. Resiko lainnya diabetes, orang Amerika keturunan Afrika, yang
mempunyai riwayat keluarga penderita glaukoma dan mereka pernah mengalami trauma atau
pembedahan mata, atau orang yang pernah mendapat terapi kortikosteroid jangka panjang.

Makalah ini akan membahas lebih rinci secara keseluruhan tentang glaucoma. Untuk para calon
perawat yang ingin menguasai ilmu dengan komperhenship, tentu akan melengkapi pendahuluannya
dengan materi ini. Sekedar kumpulan resume yang mampu disusun kelompok VII untuk kita semua.

B. RUMUSAN MASALAH

Adapun rumusan masalah adalah sebagai berikut:

 Jelaskan Defenisi GLAUKOMA?


 Jelaskan Etiologi (penyebab) GLAUKOMA?
 Jelaskan Manifestasi klinis (tanda gejala) GLAUKOMA?
 Jelaskan Anatomi Fisiologi GLAUKOMA?
 Jelaskan Klasifikasi GLAUKOMA?
 Jelaskan Patofisiologi GLAUKOMA?
 Jelaskan WOC GLAUKOMA?
 Jelaskan Penatalaksanaan GLAUKOMA ?
 Jelaskan Komplikasi GLAUKOMA?
 Jelaskan ASKEP Teoritis mengenai GLAUKOMA?

C. TUJUAN

 Tujuan Umum
Memahami Asuhan Keperawatan pada klien dengan gangguan Glaukoma
 Tujuan Khusus
1. Memahami Defenisi Glaukoma
2. Mengetahui Etiologi dari Glaukoma
3. Mengetahui Klasifikasi Glaukoma
4. Mengetahui Anatomi Fisiologi Mata
5. Mengetahui Manifestasi klinis dari Glaukoma
6. Mengetahui Patofisiologi Glaukoma
7. Mengetahui WOC Glaukoma
8. Mengetahui Penatalaksanaan Glaukoma
9. Mengetahui Komplikasi Glaukoma
10. Mengetahui ASKEP Teoritis Glaukoma
BAB II

PEMBAHASAN

1.Defenisi Glaukoma
 Glaukoma adalah suatu penyakit dimana tekanan didalam bola mata meningkat sehingga
terjadi kerusakan saraf optikus dan menyebabkan penurunan fungsi penglihatan.
 Glaukoma adalah sekelompok kelainan/kerusakan mata yang ditandai dengan berkurangnya
peningkatan tekanan (Barbara C. Long)
 Glaukoma adalah kelompok penyakit mata yang ditandai dengan berkurangnya lapang
pandang akibat kerusakan saraf optikus kerusakan ini berhubungan dengan peningkatan TIO
yang terlalu tinggi. (Brunner & Suddarth)

Semakin tinggi tekanannya, semakin cepat kerusakan saraf optikus tersebut berlangsung.
Peningkatan TIO terjadi akibat perubahan patologis yang menghambat peredaran normal humor
aques.

2.Etiologi Glaukoma
Bilik anterior dan bilik posterior mata terisi oleh cairan encer yang disebut humor aqueus.
Bila dalam keadaaan normal, cairan ini dihasilkan didalam bilik posterior, melewati pupil masuk
kedalam bilik anterior lalu mengalir dari mata melalui suatu saluran. Jika aliran cairan ini terganggu
(biasanya karena penyumbatan yang menghalangi keluarnya cairan dari bilik anterior), maka akan
terjadi peningkatan tekanan.

Peningkatan tekanan intraokuler akan mendorong perbatasan antara saraf optikus dan retina di
bagian belakang mata. Akibatnya pasokan darah kesaraf optikus berkurang sehingga sel-sel sarafnya
mati. Karena saraf optikus mengalami kemunduran, maka akan terbentuk bintik buta pada lapang
pandang mata. Yang pertama terkena adalah lapang pandang tepi, lalu diikuti oleh lapang pandang
sentral. Jika tidak diobati, glaukoma pada akhirnya bisa menyebabkan kebutaan.

3. Klasifikasi Glaukoma
1. GLAUKOMA SUDUT TERBUKA

Pada glaukoma sudut terbuka, saluran tempat mengalirnya humor aqueus terbuka, tetapi cairan dari
bilik anterior mengalir terlalu lambat. Secara bertahap akan meningkat (hampir selalu pada kedua
bola mata) dan menyebabkan kerusakan saraf optikus serta penurunan fungsi penglihatan yang
progresif. Hilangnya fungsi penglihatan pada bagian lapang pandang dan jika tidak diobati pada
akhirnya akan menjalar keseluruh bagian lapang pandang, meyebabkan kebutaan.

Glaukoma sudut terbuka sering terjadi setelah usia 35 tahun, tetapi kadang terjadi pada anak-anak.
Penyakit ini cenderung diturunkan dan paling sering ditemukan pada penderita diabetes atau myopia.
Glaukoma sudut terbuka lebih sering terjadi biasanya penyakit ini lebih berat jika diderita oleh orang
kulit hitam.
Pada awalnya, peningkatan tekanan didalam mata tidak menimbulkan gejala. Lama kelamaan timbul
gejala :

- penyempitan lapang pandang tepi.

- Sakit kepala ringan

- Gangguan penglihatan yag tidak jelas (misalnya : melihat lingkaran di sekeliling cahaya lampu
atau sulit beradaptasi pada kegelapan).

Pada akhirnya terjadi peyempitan lapang pandang yang menyebabkan penderita sulit melihat benda-
benda yang terletak disisi lain ketika penderita melihat lurus kedepan (disebut penglihatan
terowongan). Glaukoma sudut terbuka mungkin baru menimbulkan gejala setelah terjadinya
kerusakan yang tidak dapat diperbaiki.

2. GLAUKOMA SUDUT TERTUTUP

Glaukoma sudut tertutup terjadi jika saluran tempat mengalirnya humor aqueus terhalang oleh iris.
Setiap hal yang menyebabkan pelebaran pupil (misalnya : cahaya redup, tetes mata pelebaran pupil
yang digunakan untuk pemeriksaan atau obat tertentu) bisa menyebabkan penyumbatan aliran cairan
karena terhalang oleh iris. Iris bisa menggeser kedepan dan secara tiba-tiba menutup saluran humor
aqueus sehingga terjadi peningkatan tekanan didalam mata secara mendadak.

Serangan bisa dipicu oleh pemakaian tetes mata yang melebarkan pupil atau bisa juga timbul tanpa
adanya pemicu. Glaukoma akut bisa sering terjadi karena pupil secara alami akan melebar dibawah
cahaya yang redup.

Episode akut dari glaukoma sudut tertutup dapat menyebabkan:

- Penurunan fungsi penglihatan ringan

- Terbentuknya lingkaran berwarna di sekeliling cahaya

- Nyeri pada mata dan kepala.

Gejala tersebut berlangsung hanya bebrapa jam sebelum terjadinya serangan lebih lanjut. Serangan
lanjutan menyebabkan hilangnya fungsi penglihatan secara mendadak dan nyeri mata yang
berdenyut. Penderita juga mengalami mual dan muntah. Kelopak mata membengkak, mata berair dan
merah. Pupil melebar dan tidak mengecil jika diberi sinar yang terang. Sebagian besar gejala akan
menghilang setelah pengobatan, tetapi serangan tersebut bisa berulang. Setiap serangan susulan akan
semakin mengurangi lapang pandang penderita.

3. GLAUKOMA KONGENITALIS

Glaukoma kongenitalis sudah ada sejak lahir dan terjadi akibat gangguan perkembangan saluran
humor aqueus. Glaukoma seringkali diturunkan.

4. GLAUKOMA SEKUNDER

Glaukoma sekunder terjadi jika mata mengalami kerusakan akibat :


- Infeksi

- Peradangan

- Tumor

- Katarak yang meluas

- Penyakit mata yang mempengaruhi pengaliran humor aqueus dari bilik anterior.

Penyebab paling sering ditemukan adalah uveitis. Penyebab lainnya adalah penyumbatan vena
oftalmikus, cedera mata, pembedahan mata dan pendarahan kedalam mata. Beberapa obat (misalnya
kortikosteroid) juga bisa menyebabkan peningkatan tekanan intraokuler.

4. Manifestasi Klinik Glaukoma


 Tekanan intraokuler meningkat
 Defek lapang pandang yang khas
 Penggabungan patologis papil saraf optik.

I.Glaukoma primer
a. Glaukoma sudut terbuka
- Kerusakan visus yang serius
- Lapang pandang mengecil
- Perjalanan penyakit progresif lambat
b. Glaukoma sudut tertutup
- Nyeri hebat didalam dan sekitar mata
- Timbulnya halo disekitar cahaya
- Pandangan kabur
- Sakit kepala
- Mual, muntah
- Kedinginan

II.Glaukoma sekunder
- Pembesaran bola mata
- Gangguan lapang pandang
- Nyeri didalam mata

III.Glaukoma kongenital
- Gangguan penglihatan

5. Anatomi Fisiologi Mata


Mata adalah organ penglihatan yang mendeteksi cahaya. Yang dilakukan mata yang paling sederhana
tak lain hanya mengetahui apakah lingkungan sekitarnya adalah terang atau gelap. Mata yang lebih
kompleks dipergunakan untuk memberikan pengertian visual.
Organ luar

 Bulu mata berfungsi menyaring cahaya yang akan diterima.


 Alis mata berfungsi menahan keringat agar tidak masuk ke bola mata.
 Kelopak mata ( Palebra) berfungsi untuk menutupi dan melindungi mata.

Organ dalam
Bagian-bagian pada organ mata bekerjasama mengantarkan cahaya dari sumbernya menuju ke otak
untuk dapat dicerna oleh sistem saraf manusia. Bagian-bagian tersebut adalah:

 Kornea

Merupakan bagian terluar dari bola mata yang menerima cahaya dari sumber cahaya.

 Sklera

Merupakan bagian dinding mata yang berwarna putih. Tebalnya rata- rata 1 milimeter tetapi
pada irensi otot, menebal menjadi 3 milimeter.

 Pupil dan iris

Dari kornea, cahaya akan diteruskan ke pupil. Pupil menentukan kuantitas cahaya yang masuk
ke bagian mata yang lebih dalam. Pupil mata akan melebar jika kondisi ruangan yang gelap, dan
akan menyempit jika kondisi ruangan terang. Lebar pupil dipengaruhi oleh iris di
sekelilingnya.Iris berfungsi sebagai diafragma. Iris inilah terlihat sebagai bagian yang berwarna
pada mata.

 Lensa mata

Lensa mata menerima cahaya dari pupil dan meneruskannya pada retina. Fungsi lensa mata
adalah mengatur fokus cahaya, sehingga cahaya jatuh tepat pada bintik kuning retina. Untuk
melihat objek yang jauh (cahaya datang dari jauh), lensa mata akan menipis. Sedangkan untuk
melihat objek yang dekat (cahaya datang dari dekat), lensa mata akan menebal.

 Retina atau Selaput Jala

Retina adalah bagian mata yang paling peka terhadap cahaya, khususnya bagian retina yang
disebut bintik kuning. Setelah retina, cahaya diteruskan ke saraf optik.
 Saraf optik

Saraf yang memasuki sel tali dan kerucut dalam retina, untuk menuju ke otak.

Palpebra

o Palpebra melindungi mata dari cedera dan cahaya yang berlebihan.

o Tdd : Palpebra superior dan inferior

o Permukaan suferficial ditutupi oleh kulit dan permukaan dalam diliputi oleh membran
mukosa à conjunctiva.

o Conjunctiva membentuk ruang potensial yaitu saccus conjunctivalis.

o sudut lateral fissura palpebra lebih tajam dari medial.

o Sudut medial dan bola mata dipisahkan oleh rongga sempit (lacus lacrimalis) dan
terdapat tonjolan kecil ( caruncula lacrimalis)

LAPISAN BOLA MATA


Mata tertanam pada adiposum orbitae, terdapat 3 lapisan :

Tunika fibrosa :

o Bagian posterior yang opak

o Sclera

o Bagian anterior yang transparan

o Cornea

Tunika Vasculosa Pigmentosa :

o Choroidea

o Corpus Cilliary

o Iris dan pupil

o Tunika Nervosa : Retina

Vaskularisasi bola mata

Ada 2 sistem vaskularisasi bola mata :

1. Sistem arteri siliar, terdiri dari :


 Arteri siliaris anterior (9)

 Arteri siliaris posterior brevis (7)

 Arteri siliaris longus (4)

1. Sistem arteri Sentralis

 Retina (12)

Persarafan

Saraf yang bertangung jawab terhadap mata manusia adalah saraf optikus (Nervus II). Bagian mata
yang mengandung saraf optikus adalah retina. Saraf optikus adalah kumpulan jutaan serat saraf yang
membawa pesan visual dari retina ke otak.

Sedangkan saraf yang menggerakkan otot bola mata adalah saraf okulomotoris (Nervus III), saraf ini
bertanggungjawab terhadap pergerakan bola mata, membuka kelopak mata, dan mengatur konstraksi
pupil mata.

Saraf lainnya yang mempengaruhi fungsi mata adalah saraf lakrimalis yang merangsang dalam
pembentukan air mata oleh kelenjar air mata. Kelenjar Lakrimalis terletak di puncak tepi luar
dari mata kiri dan kanan dan menghasilkan air mata yang encer.

Sistem cairan mata - Intraokular

Mata diisi dengan cairan intraokuolar, yang mempertahankan tekanan yang cukup pada bola
mata untuk menjaga distensinya. Cairan ini dibagi dua : Humor aqueous (anterior lensa),
Humor vitreus (posterior lensa & retina).

Humor aqueous berperan sebagai pembawa zat makanan dan oksigen untuk organ di dalam
mata yang tidak berpembuluh darah yaitu lensa dan kornea, disamping itu juga berguna untuk
mengangkut zat buangan hasil metabolisme pada kedua organ tersebut. Adanya cairan
tersebut akan mempertahankan bentuk mata dan menimbulkan tekanan dalam bola
mata/tekanan intra okuler.

6.Patofisiologi Glaukoma
Tekanan Intra Okuler ditentukan oleh kecepatan produksi akues humor dan aliran keluar akues
humor dari mata. TIO normal 10 – 21 mmHg dan dipertahankan selama terdapat keseimbangan
antara produksi dan aliran akueos humor. Akueos humor di produksi didalam badan silier dan
mengalir ke luar melalui kanal schlemm ke dalam sistem vena. Ketidakseimbangan dapat terjadi
akibat produksi berlebih badan silier atau oleh peningkatan hambatan abnormal terhadap aliran
keluar akueos melalui camera oculi anterior (COA). Peningkatan tekanan intraokuler > 23 mmHg
memerlukan evaluasi yang seksama. Iskemia menyebabkan struktur ini kehilangan fungsinya secara
bertahap. Kerusakan jaringan biasanya dimulai dari perifer dan bergerak menuju fovea sentralis.
Kerusakan visus dan kerusakan saraf optik dan retina adalah ireversibel dan hal ini bersifat permanen
tanpa penangan, glaukoma dapat menyebabkan kebutaan. Hilangnya penglihatan ditandai dengan
adanya titik buta pada lapang pandang.

7.WOC Glaukoma

Trauma mata Miopi

Peningkatan tekanan vitreus


Obstruksi jaringan
Trabekular

Pergerakan iris kedepan

Hambatan pengeluaran cairan


Aqueus
TIO Meningkat

TIO Meningkat

Menekan aliran darah ke syaraf optik dan retina

Merusak serabut syaraf optik menjadi iskemik dan mati

Kerusakan jaringan mulai dari perifer menuju ke fovea sentralis

Penurunan lapang pandang


GLAUKOMA

Gangguan saraf mata pegal Gangguan lapang


optik pandang

Perubahan penglihatan M.K: Nyeri Kebutaan


perifer

M.K: Gangguan persepsi Gangguan persepsi


Sensori

8.Penatalaksanaan Glaukoma
 Terapi medikamentosa
Tujuannya adalah menurunkan TIO terutama dengan menggunakan obat sistemik (obat yang
mempengaruhi seluruh tubuh)
 Terapi obat-obatan
Terapi ini tidak diberikan pada kasus yang sudah lanjut. Terapi awal yang diberikan adalah penyekat
beta (timolol, betaxolol, levobunolol, carteolol, dan metipranolol) atau simpatomimetik (adrenalin
dan depriverin). Untuk mencegah efek samping obat diberikan dengan dosis terendah dan frekuensi
pemberiannya tidak boleh terlalu sering. Miotikum (pilocarpine dan carbachol) meski merupakan
antiglaukoma yang baik tidak boleh digunakan karena efek sampingnya.
A. obat sistemik
 Inhibitor karbonik anhidrase. Pertama diberikan secara intravena (acetazolamide 500mg)
kemudian diberikan dalam bentuk obat minum lepas lambat 250mg 2x sehari.
 Agen hiperosmotik. Macam obat yang tersedia dalam bentuk obat minum adalah glycerol
dan isosorbide sedangkan dalam bentuk intravena adalah manitol. Obat ini diberikan jika
TIO sangat tinggi atau ketika acetazolamide sudah tidak efektif lagi.
 Untuk gejala tambahan dapat diberikan anti nyeri dan anti muntah.
B. obat tetes mata lokal
 Penyekat beta. Macam obat yang tersedia adalah timolol, betaxolol, levobunolol,
carteolol, dan metipranolol. Digunakan 2x sehari, berguna untuk menurunkan TIO.
 Steroid (prednison). Digunakan 4x sehari, berguna sebagai dekongestan mata. Diberikan
sekitar 30-40 menit setelah terapi sistemik.
 Miotikum. Pilokarpin 2% pertama digunakan sebanyak 2x dengan jarak 15 menit
kemudian diberikan 4x sehari. Pilokarpin 1% bisa digunakan sebagai pencegahan pada
mata yang lainnya 4x sehari sampai sebelum iridektomi pencegahan dilakukan.
 Terapi Bedah
 iridektomi perifer. Digunakan untuk membuat saluran dari bilik mata belakang dan depan
karena telah terdapat hambatan dalam pengaliran humor akueus. Hal ini hanya dapat
dilakukan jika sudut yang tertutup sebanyak 50%.
 Trabekulotomi (Bedah drainase). Dilakukan jika sudut yang tertutup lebih dari 50% atau
gagal dengan iridektomi.

Glaukoma Kronis,merupakan glaukoma yang terjadi perlahan-lahan dengan ciri-ciri :


 Kerusakan seraf optikus glaukomatosa
 Kerusakan lapangan pandang glaukomatosa
 TIO beberapa kali berulang lebih tinggi dari 21 mmHg
 Usia dewasa
 Sudut bilik mata depan terbuka dan terkesan normal
 Tidak adanya penyebab sekunder lainnya

9.Komplikasi Glaukoma
Komplikasi glaukoma pada umumya adalah kebutaan total akibat tekanan bola mata memberikan
gangguan fungsi lanjut. Kondisi mata pada kebutan yaitu kornea terlihat keruh, bilik mata dangkal,
pupil atropi dengan ekskavasi (penggaungan) glaukomatosa, mata keras seperti batu dan dengan
rasa sakit. Mata dengan kebutaan mengakibatkan penyumbatan pembuluh darah sehingga
menimbulkan penyulit berupa neovaskularisasi pada iris yang dapat menyebabkan rasa sakit yang
hebat. Pengobatan kebutaan ini dapat dilakukan dengan memberikan sinar beta pada badan siliar
untuk menekan fungsi badan siliar, alcohol retrobulbar atau melakukan pengangkatan bola mata
karena mata sudah tidak bisa berfungsi dan memberikan rasa sakit.

10.ASKEP Teoritis Glaukoma


I. Pengkajian

1.Identitas Pasien

Pengkajian identitas pasien dalam proses keperawatan meliputi : nama, jenis kelamin, umur, alamat,
tanggal lahir, pekerjaan, NO.RM, dan lain-lain.

2.Keluhan utama

Terjadi tekanan intra okuler yang meningkat mendadak sangat tinggi, nyeri hebat di kepala, mual
muntah, penglihatan menurun, mata merah dan bengkak.

3.Riwayat kesehatan

a. Riwayat Penyakit Sekarang


Hal ini meliputi keluhan utama mulai sebelum ada keluhan sampai terjadi nyeri hebat di kepala, mual

muntah, penglihatan menurun, mata merah dan bengkak.


b. Riwayat Penyakit Dahulu
Pernah mengalami penyakit glaukoma sebelumnya atau tidak dan apakah terdapat hubungan dengan

penyakit yang diderita sebelumnya.


c. Riwayat Penyakit Keluarga
Dalam keluarga ditemukan beberapa anggota keluarga dalam garis vertikal atau horisontal memiliki

penyakit yang serupa.


4. Pola – pola Fungsi Kesehatan

a. Pola persepsi dan tatalaksana hidup sehat

Persepsi klien dalam menilai / melihat dari pengetahuan klien tentang penyakit yang diderita serta
kemampuan klien dalam merawat diri dan juga adanya perubahan dalam pemeliharaan kesehatan.

b.Pola nutrisi dan metabolik

Pada umumnya klien dengan glaukoma tidak mengalami perubahan. Pada pola nutrisi dan
metabolismenya. Walaupun begitu perlu dikaji pola makan dan komposisi, berapa banyak / dalam
porsi, jenis minum dan berapa banyak jumlahnya.

c.Pola eliminasi

Pada kasus ini pola eliminasinya tidak mengalami gangguan, akan tetapi tetap dikaji konsestansi,
banyaknya warna dan baunya.

d.Pola tidur dan istirahat

Pola tidur dan istirahat akan menurun, klien akan gelisah / sulit tidur karena nyeri / sakit hebat
menjalar sampai kepala.

e.Pola aktivitas

Dalam aktivitas klien jelas akan terganggu karena fungsi penglihatan klien mengalami penurunan.

f. Pola persepsi konsep diri

Meliputi : Body image, self sistem, kekacauan identitas, rasa cemas terhadap penyakitnya, dampak
psikologis klien terjadi perubahan konsep diri.

g.Pola sensori dan kognitif

Pada klien ini akan menjadi / mengalami gangguan pada fungsi penglihatan dan pada kongnitif tidak
mengalami gangguan.

Penglihatan berawan/kabur, tampak lingkaran cahaya/pelangi sekitar sinar, kehilangan penglihatan


perifer, fotofobia(glaukoma akut).

Perubahan kacamata/pengobatan tidak memperbaiki penglihatan.

Tanda : Papil menyempit dan merah/mata keras dengan kornea berawan.Peningkatan air mata.
h. Pola hubungan dan peran

Bagimana peran klien dalam keluarga dimana meliputi hubungan klien dengan keluarga dan orang
lain, apakah mengalami perubahan karena penyakit yang dideritanya.

i.Pola reproduksi

Pada pola reproduksi tidak ada gangguan.

j. Pola penanggulangan stress

Biasanya klien akan merasa cemas terhadap keadaan dirinya dan fungsi penglihatannya serta koping
mekanis yang ditempuh klien bisa tidak efektif.

k.Pola tata nilai dan kepercayaan

Biasanya klien tidak mengalami gangguan.

5. Pemeriksaan Fisik

1) Kesadaran umum pasien

Biasanya kesadaran pasien kompos mentis

2) Tanda-tanda vital

Tekanan darah : biasanya normal/tidak sesuai dengan adanya peningkatan penyulit seperti

Hipertensi

Nadi : biasanya meningkat/tidak

Suhu : biasanya suhu meningkat

Pernapasan : biasanya normal/biasanya bisa meningkat apabila disertai dengan sesak napas

3) Kepala

Inspeksi : biasanya simetris kiri dan kanan,kulit kepala bersih,rambut warna hitam

Palpasi : terdapat nyeri tekan

4) Mata

Inspeksi : mata berair,konjungtiva tidak anemis,pupil menyempit dan merah,kornea keruh,sklera

kemerahan

Palpasi : terdapat pembengkakan kelopak mata

5) Telinga

Inspeksi : telinga simetris kiri dan kanan,tidak ada pendarahan,peradangan, dan serumen
Palpasi : biasanya tidak ada benjolan pada kaltilago, saat di lakukan penekanan kartilago dari
yang lunak ke yang keras.

6) Hidung

Inspeksi : hidung simetris kiri dan kanan,tidak ada polip

Palpasi : tidak ada nyeri tekan

7) Mulut

Bibir : mukosa bibir kering,tidak ada lesi

Gigi : tidak ada caries pada gigi,dan gigi lengkap sesuai usia

Lidah : lidah bersih tidak ada lesi

8) Leher

Inspeksi : simetris dari garis tengah sisi depan, samping dan belakang

Palpasi : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan getah bening,tidak ada nyeri tekan

9) Dada/thoraks

Inspeksi : dada simetris,bentuk bulat datar, pergerakan dinding dada simetris,tidak ada retraksi

Otot bantu pernapasan

Palpasi : tidak ada benjolan

Perkusi : paru-paru sonor,jantung dullnes

Auskultasi : irama nafas teratur,suara nafas vesikuler,tidak ada suara nafas tambahan

10) Abdomen

Inspeksi : simetris

Palpasi : tidak ada nyeri tekan

11) Ekstremitas

Atas : tangan kiri dan kanan dapat bergerak dengan baik

Bawah : kaki kanan dan kiri dapat bergerak dengan baik

12) Integumen

Tugor kulit baik tidak ada luka

13) Genetalia
Tidak terdapat incontinensia atau retensio urine

6. Pemeriksaan Penunjang

 Tonometri : Alat ini berguna untuk menilai tekanan intraokular,tekanan bola mata normal
bekisar antara 10-21 mmHg
 Gonioskopi : sudut balik mata depan merupakan tempat penyaluran keluar humor akueus.
Dengan gonioskopi kita berusaha menilai keadaan sudut tersebut,apakah terbuka,sempit
atau tertutup ataukah terdapat abnormalitas pada sudut tersebut.
 Penilaian diskus optikus : menggunakan opthalmoskop kita bisa mengukur rasio cekungan-
diskus (cup per disc ratio-CDR). CDR yang perlu diperhatikan jika ternyata melebihi 0,5
karena hal itu menunjukkan peningkatan tekanan intraokular yang signifikan
 Pemeriksaan lapang pandang: penting dilakukan untuk mendiagnosis dan menindaklanjuti
pasien glaukoma. Lapang pandang glaukoma memang akan berkurang karena peningkatan
TIO akan merusakkan papil saraf optikus.

Diagnosa Keperawatan

 Gangguan persepsi sensori : penglihatan berhubungan dengan gangguan penerimaan sensori


 Nyeri berhubungan dengan peningkatan tekanan intra okuler (TIO) yang ditandai dengan
mual dan muntah

No NANDA NOC NIC


1 Gangguan persepsi sensori Kontrol Resiko: Gangguan Perawatan Mata (1650)
(D.0085) penglihatan (1916) Defenisi: Pencegahan atau
Defenisi: perubahan persepsi Defenisi: Tindakan individu mengurangi ancaman terhadap
terhadap stimulus baik untuk mata atau integritas penglihatan
internal maupun eksternal mengerti,mencegah,mengeli Aktivitas-aktivitas:
yang disertai dengan respon minasi,atau mengurangi  Monitor
yang berkurang,berlebihan ancaman kesehatan yang kemerahan,eksudat,atau
atau terdistorsi berkaitan dengan fungsi ulserasi pada mata
Penyebab: penglihatan  Anjurkan pasien untuk
 Gangguan Indikator : tidak menyentuh mata
penglihatan  Melakukan  Monitor refleks kornea
 Gangguan pemeriksaan mata  Lepaskan lensa kontak
pendengaran (191609) dengan baik
 Gangguan  Menjalani skrining  Pakai penutup mata
penghiduan glaukoma (191611) yang sesusi
 Gangguan perabaan  Memonitor gejala  Tutupi mata jika
 Hipoksia serebral gangguan penglihatan diperlukan
 Penyalahgunaan zat (191601)  Beri penutup mata
 Usia lanjut Fungsi Sensori: alternatif untuk diplopia
 Pemajanan toksin penglihatan (2404)  Pakai obat tetes mata
lingkungan Defenisi: kemampuan untuk yang tepat
mengindera tepat gambaran  Beri salep mata yang
secara visual sesuai
 Respon terhadap  Tutup kelopak mata
stimulus pandangan dengan baik
(240416)
 Pakai pelembab ruangan
yang sesuai
2. Gangguan Rasa Nyaman Kontrol nyeri (1605) Manajemen nyeri (1400)
“nyeri” (D.0074) Defenisi; tindakan pribadi Defenisi: pengurangan atau
Defenisi: Perasaan kurang untuk mengontrol nyeri reduksi nyeri sampai pada
senang,lega dan sempurna  Mengenali kapan tingkat kenyamanan yang dapat
dalam dimensi fisik, nyeri terjadi (160502) diterima oleh pasien
psikospiritual,lingkungan  Menggambarkan Aktivitas-aktivitas:
dan sosial faktor  Lakukan pengkajian
Penyebab: penyebab(160501) nyeri komprehensif
 Gejala penyakit  Menggunakan yang eliputi lokasi,
 Kurang pengendalian tindakan karakteristik,
situasional/lingkunga pencegahan(160503) onset/durasi,frekuensi,
n kualitas, intensitas atau
 Ketidakadekuatan beratnya nyeri atau
sumber daya faktor pencetus
 Kurangnya privasi  Observasi adanya
 Gangguan stimulus petunjuk nonverbal
lingkungan mengenai
 Efek samping terapi ketidaknyamanan
 Gangguan adaptasi terutama pada mereka
kehamilan yang tidak dapat
berkomunikasi secara
efektif
 Pastikan perawatan
analgesik bagi pasien
dilakukan dengan
pemantauan yang ketat
 Gunakan strategi
komunikasi terapeutik
untuk mengetahui
pengalaman nyeri dan
sampaikan penerimaan
pasien terhadap nyeri
 Gali pengetahuan dan
kepercayaan pasien
mengenai nyeri
 Gali bersama pasien
faktor-faktor yang dapat
menurunkan atau
memperberat nyeri
 Berikan informasi
mengenai nyeri,seperti
penyebab nyeri ,berapa
lama nyeri akan
dirasakan dan antisipasi
dari ketidaknyamanan
akibat prosedur
BAB III

PENUTUP

 Kesimpulan

Glaukoma berasal dari bahasa Yunani: Glaukos yang berarti hijau kebiruan yang memberikan kesan
warna tersebut pada pupil penderita ditandai dengan adanya peningkatan tekanan bola mata, atropi
papil saraf optik dan menciutnya lapang pandang

Gangguan pada mekanisme pengeluaran cairan didalam mata yang dapat menyebabkan sumbatan
akibat penyempitan pada saraf mata, dan akar iris atau juga karena faktor keturunan. Manifestasi
klinik pada glaucoma adalah penglihatan kabur mendadak, nyeri hebat, mual, muntah dan melihat
halo (pelangi disekitar objek)

Glaukoma terbagi menjadi tipe primer, sekunder dan kongenital. Tipe primer terbagi menjadi
glaukoma sudut terbuka dan glaukoma sudut tertutup. Penatalaksanaan pada glaukoma adalah terapi
medikamentosa, obat tetes mata lokal dan terapi bedah.
DAFTAR PUSTAKA
http://rahmayantinurse.blogspot.com/2013/01/asuhan-keperawatan-gangguan-
penglihatan.html

http://septiapujiastuti.blogspot.com/2014/12/makalah-penyakit-mata-glaukoma.html

NANDA,NIC,NOC Edisi Bahasa Indonesia (Edisi Keenam)


MAKALAH KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH I
GLAUKOMA

Kelompok 7

Anggita Wisnu Murti

Fikri Islamiyah

Mela Roska

Nur Annisa Rahmi

Ryan Firmansyah

Dosen Pembimbing : Ns.Nova Fridalni,S.Kep.M.Biomed

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

STIKes MERCU BAKTI JAYA PADANG


TAHUN AJARAN 2018/2019

Anda mungkin juga menyukai