4.DETEKSI HDK Dr. Ifa Siti Fasihah - SpOG
4.DETEKSI HDK Dr. Ifa Siti Fasihah - SpOG
DETEKSI DAN
PENANGANAN AWAL
HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN
PENDAHULUAN
Hipertensi Kronik
Hipertensi Gestasional
Eklamsia
Preeklamsia/eklamsia superimposed
BATASAN
HIPERTENSI KRONIK
Timbulnya hipertensi sebelum usia kehamilan
20 minggu
Sebelum hamil telah hipertensi
HIPERTENSI GESTASIONAL
Timbulnya hipertensi setelah kehamilan 20
minggu tanpa gejala PE/E
PREEKLAMSIA
Hipertensi yang baru terjadi pada kehamilan
diatas usia kehamilan 20 minggu disertai
adanya gangguan organ
PREEKLAMSIA SUPERIMPOSED
Timbulnya tanda dan gejala preeklamsia
pada pasien hipertensi kronik
EKLAMSIA
Timbulnya kejang atau penurunan
kesadaran pada pasien preeklamsia
PREEKLAMSIA
Preeklampsia merupakan kondisi spesifik pada
kehamilan yang ditandai dengan adanya disfungsi
plasenta dan respon maternal terhadap adanya
inflamasi sistemik dengan aktivasi endotel dan
koagulasi.
Berdasarkan onset nya :
Early onset PE (PEAD), <34 minggu
Late onset PE (PEAL), > 34 minggu
PATOFISIOLOGI TERJADINYA HIPERTENSI DALAM
PENYAKIT VKEHAMILAN
ASKULAR GANGGUAN PLASENTASI TROFOBLAS BERLIMPAH
MATERNAL
FAKTOR:
-genetik
-Imunologi
-Inflamasi
Bahan Vasoaktif:
-prostaglandin Cytokine
Perfusi Uteroplasenta ↓
-Nitrit Oxide Lipid Peroksidase
-endotelin
AKTIVASI ENDOTEL
Protein urin melebihi 300 mg dalam 24 jam atau tes urin dipstik
> positif 1 atau protein/Cr ratio 0.3 mg/dL (acog 2019)
GANGGUAN ORGAN
Trombositopenia : trombosit < 100.000 /uL
Gangguan ginjal : Cr serum >1,1 mg/dL atau peningkatan
kadar Cr serum tanpa ada kelainan ginjal lainnya
Gangguan liver : peningkatan liver transaminase 2x normal
dan atau nyeri epigastrik/ regio kanan atas abdomen
Edema Paru
Gejala neurologis : stroke, nyeri kepala, gangguan visus
Gangguan pertumbuhan janin, tanda gangguan sirkulasi
uteroplasenta : Oligohidramnion, IUGR atau pada USG
didapatkan adanya absent or reversed end diastolic velocity
DETEKSI DINI
Faktor risiko
Umur > 40 tahun (hampir dua kali lipat ). Usia muda
tidak meningkatkan risiko PE/E.
Nulipara (hampir 3 kali lipat )
Multipara dengan riwayat preeklampsia sebelumnya
(meningkat hingga 7 kali lipat )
Primipaternal (kehamilan oleh pasangan baru)
Multipara yang jarak kehamilan sebelumnya 10 tahun
atau lebih.
FAKTOR RISIKO
Riwayat preeklampsia pada ibu atau saudara perempuan.
(preeklampsia pada ibu, risiko meningkat 3.6 kali lipat )
Kehamilan multipel ( 3 kali lipat )
Obesitas ( risiko 2, 47 kali lipat. Jika IMT sebelum hamil > 35,
risiko 4 kali lipat )
IDDM
Hipertensi kronik
Penyakit Ginjal
Sindrom antifosfolipid
Kehamilan dengan inseminasi donor sperma, oosit atau
embrio
Pemeriksaan fisik:
Indeks masa tubuh > 35
Tekanan darah diastolik > 80 mmHg
Proteinuria (dipstick > +1 pada 2 kali
pemeriksaan berjarak 6 jam atau secara
kuantitatif 300 mg/24 jam)
KLASIFIKASI RISIKO
Risiko Tinggi
Riwayat preeklampsia
Kehamilan multipel
Hipertensi kronis
Diabetes Mellitus tipe 1 atau 2
Penyakit ginjal
Penyakit autoimun (contoh: SLE, , antiphospholipid syndrome)
Risiko Sedang
Nulipara
Obesitas (Indeks masa tubuh > 30 kg/m
Riwayat preeklampsia pada ibu atau saudara
perempuan
Usia 35 tahun
Riwayat khusus pasien (interval kehamilan > 10 tahun)
PENATALAKSANAAN
Pencegahan kejang
Penurunan tekanan darah
bertahap
Melahirkan janin pada kondisi
optimal bagi ibu dan janin
PEMBERIAN MGSO4
Lakukan pencegahan
Preeklamsia : pemberian antihipertensi, pemantauan
ketat, jika tidak TD tidak membaik, dan timbul
komplikasi rujuk