Anda di halaman 1dari 10

Budaya Jawa adalah budaya yang berasal dari Jawa dan dianut oleh masyarakat Jawa

khususnya di Jawa Tengah, DIY dan Jawa Timur. Budaya Jawa secara garis besar dapat dibagi
menjadi 3 yaitu budaya Banyumasan, budaya Jawa Tengah-DIY dan budaya Jawa Timur.
Budaya Jawa mengutamakan keseimbangan, keselarasan dan keserasian dalam kehidupan
sehari hari. Budaya Jawa menjunjung tinggi kesopanan dan kesederhanaan. Budaya Jawa
selain terdapat di Jawa Tengah, DIY dan Jawa Timur terdapat juga di daerah perantauan orang
Jawa yaitu di Jakarta, Sumatra dan Suriname. Bahkan budaya Jawa termasuk salah satu
budaya di Indonesia yang paling banyak diminati di luar negeri. Beberapa budaya Jawa yang
diminati di luar negeri adalah Wayang Kulit, Keris, Batik, Kebaya dan Gamelan.
Di Malaysia dan Filipina dikenal istilah keris karena pengaruh Majapahit.[1] LSM Kampung
Halaman dari Yogyakarta yang menggunakan wayang remaja adalah LSM Asia pertama yang
menerima penghargaan seni dari Amerika Serikat tahun 2011.[2][3] Gamelan Jawa menjadi
pelajaran wajib di AS, Singapura dan Selandia Baru.[4][5] Gamelan Jawa rutin digelar di AS
dan Eropa atas permintaan warga AS dan Eropa.[6] Sastra Jawa Negarakretagama menjadi satu
satunya karya sastra Indonesia yang diakui UNESCO sebagai Memori Dunia.[7] Menurut Guru
Besar Arkeologi Asia Tenggara National University of Singapore John N. Miksic jangkauan
kekuasaan Majapahit meliputi Sumatra dan Singapura bahkan Thailand yang dibuktikan dengan
pengaruh kebudayaan, corak bangunan, candi, patung dan seni.[8] Bahkan banyak negara di
dunia terutama Amerika dan Eropa menyebut Jawa identik kopi[9][10][11][12][13][14][15][16][17]. Budaya Jawa
termasuk unik karena membagi tingkat bahasa Jawa menjadi beberapa tingkat yaitu Ngoko,
Madya, dan Krama. Ada yang berpendapat budaya Jawa identik feodal dan sinkretik. Pendapat
itu kurang tepat karena budaya feodal ada di semua negara termasuk Eropa. Budaya Jawa
menghargai semua agama dan pluralitas sehingga dinilai sinkretik oleh budaya tertentu yang
hanya mengakui satu agama tertentu dan sektarian.

Daftar isi

 1Agama
 2Sastra
 3Bahasa
 4Kerajaan
o 4.1Kerajaan Hindu/Buddha
o 4.2Kerajaan Islam
o 4.3Kerajaan Jawa modern
 5Teknologi
o 5.1Arsitektur
o 5.2Terakota Majapahit
o 5.3Kapal Jung
o 5.4Pendidikan
 6Kalender
 7Kesenian
o 7.1Tari
o 7.2Musik
o 7.3Silat
 8Masakan
 9Referensi

Agama[sunting | sunting sumber]


Masjid Agung Demak, diyakini sebagai salah satu tempat berkumpulnya para wali yang paling awal.

Budaya Jawa juga menghasilkan agama sendiri yaitu Kejawen. Kejawen berisikan tentang seni,
budaya, tradisi, ritual, sikap serta filosofi orang-orang Jawa. Kejawen juga memiliki arti
spiritualistis atau spiritualistis suku Jawa. Tetapi mayoritas orang Jawa sekarang menganut
agama Islam dan sebagian kecil orang Jawa menganut agama Kristen atau Katolik. Dahulu
orang Jawa menganut agama Hindu, Buddha dan Kejawen. Bahkan orang Jawa ikut
menyebarkan agama Hindu dan Buddha dengan sejumlah kerajaan Hindu-Buddha Jawa yang
berperan. Orang Jawa juga ikut menyebarkan agama Islam dan Kristen atau Katolik di
Indonesia. Orang Jawa termasuk unik karena menjadi satu satunya suku di Indonesia yang
berperan penting dalam menyebarkan 5 agama besar. Seorang peneliti AS Clifford
Geertz bahkan pernah meneliti orang Jawa dan membagi orang Jawa menjadi 3 golongan besar
yaitu: Abangan, Priyayi dan Santri.

Sastra[sunting | sunting sumber]


Artikel utama: Sastra Jawa

Raden Panji Asmarabangun tengah mencari isterinya yang hilang, Dewi Sekartaji.

Sejarah Sastra Jawa dimulai dengan sebuah prasasti yang ditemukan di daerah Sukabumi
(Sukobumi), Pare, Kediri Jawa Timur. Prasasti yang biasa disebut dengan nama Prasasti
Sukabumi ini bertarikh 25 Maret tahun 804 Masehi. Isinya ditulis dalam bahasa Jawa Kuna.
Setelah prasasti Sukabumi, ditemukan prasasti lainnya dari tahun 856 M yang berisikan sebuah
sajak yang disebut kakawin. Kakawin yang tidak lengkap ini adalah sajak tertua dalam bahasa
Jawa (Kuna).
Sejarah sastra Jawa dibagi dalam empat masa:

 Sastra Jawa Kuna


 Sastra Jawa Tengahan
 Sastra Jawa Baru
 Sastra Jawa Modern
Bahasa Jawa pertama-tama ditulis dalam aksara turunan aksara Pallawa yang berasal
dari India Selatan. Aksara ini yang menjadi cikal bakal aksara Jawa modern
atau Hanacaraka yang masih dipakai sampai sekarang. Dengan
berkembangnya agama Islam pada abad ke-15 dan ke-16, huruf Arab juga dipergunakan untuk
menulis bahasa Jawa; huruf ini disebut dengan nama huruf pegon. Ketika
bangsa Eropa menjajah Indonesia, termasuk Jawa, abjad Latin pun digunakan untuk menulis
bahasa Jawa. Dongeng Jawa seperti cerita panji ternyata juga dikenal dan dipentaskan
di Thailand dan Filipina.[18] Banyak sastra Jawa yang berada di Eropa terutama Belanda bahkan
ada perguruan tinggi Belanda yang membuka mata kuliah sastra Jawa seperti Universitas
Leiden. Beberapa kakawin yang ditulis oleh pujangga Jawa menyadur dari karya India atau
cerita Jawa diantaranya adalah:

Hiasan emas Majapahit Sutasoma dan Kalmasapada

 Kakawin Sutasoma (menjadi motto Bhinneka Tunggal Ika)


 Kakawin Nagarakretagama
 Kakawin Smaradahana
 Kakawin Ramayana
 Kakawin Smaradahana
 Kakawin Arjunawiwāha
 Kakawin Kresnayana
 Kakawin Bhāratayuddha

Bahasa[sunting | sunting sumber]


Artikel utama: Bahasa Jawa
Bahasa Jawa adalah bahasa yang digunakan penduduk suku bangsa Jawa di Jawa
Tengah,Yogyakarta & Jawa Timur. Selain itu, Bahasa Jawa juga digunakan oleh penduduk yang
tinggal beberapa daerah lain seperti di Banten terutama kota Serang, kabupaten Serang, kota
Cilegon dan kabupaten Tangerang, Jawa Barat khususnya kawasan Pantai utara terbentang dari
pesisir utara Karawang, Subang, Indramayu, kota Cirebon dan kabupaten Cirebon. Kawasan-
kawasan luar Jawa yang terdapat penutur bahasa Jawa
yaitu: Lampung (61,9%), Jakarta (35%), Sumatra
Utara (32,6%), Kaltim (29,5%), Jambi (27,6%), Sumatra
Selatan (27%), Riau 25%, Aceh (15,87%) yang dikenal sebagai Aneuk Jawoe. Penutur bahasa
Jawa juga ditemukan dalam jumlah besar di Suriname, yang mencapai 15% dari penduduk
secara keseluruhan, kemudian di Kaledonia Baru bahkan sampai
kawasan Aruba dan Curacao serta Belanda. Sebagian kecil bahkan menyebar ke
wilayah Guyana Prancis dan Venezuela. Pengiriman tenaga kerja ke Korea, Hong Kong, serta
beberapa negara Timur Tengah juga memperluas wilayah sebar pengguna bahasa ini meskipun
belum bisa dipastikan kelestariannya.

Kerajaan[sunting | sunting sumber]


Sebilah keris Jawa (kanan) dengan sarung keris (warangka).

Banyaknya kerajaan yang pernah berdiri di Jawa juga menyumbang ragam kebudayaan di Jawa.
Kerajaan Jawa yang banyak mengusai daerah lain termasuk Malaysia dan Filipina ikut
menyumbang tersebarnya budaya keris di seluruh Indonesia dan Asia. Kerajaan yang pernah
berdiri di Jawa diantaranya:

Kerajaan Hindu/Buddha[sunting | sunting sumber]


 Kerajaan Kalingga
 Kerajaan Kanjuruhan
 Kerajaan Mataram Hindu
 Kerajaan Kahuripan
 Kerajaan Janggala
 Kerajaan Kadiri (1042 - 1222)
 Kerajaan Singasari (1222-1292)
 Kerajaan Majapahit (1292-1527)
Kerajaan Islam[sunting | sunting sumber]

Pagelaran Kraton Yogyakarta

 Kesultanan Demak (1475–1548)


 Kesultanan Pajang (1548-1588)
 Kesultanan Mataram (1588—1681)
Kerajaan Jawa modern[sunting | sunting sumber]
 Kasunanan Surakarta
 Kasultanan Yogyakarta
 Kadipaten Paku Alaman
 Praja Mangkunagaran

Teknologi[sunting | sunting sumber]


Arsitektur[sunting | sunting sumber]
Artikel utama: Daftar candi di Indonesia

Stupa Borobudur

Arsitektur Jawa adalah bentuk bangunan khas yang dirancang oleh orang Jawa untuk berbagai
fungsi. Diantaranya adalah rumah Jawa atau Joglo yang sangat unik bentuknya. Bentuk
bangunan Jawa sangat dipengaruhi oleh agama Hindu, Buddha dan Islam. Arsitektur Jawa juga
mengadaptasi bentuk bangunan Tionghoa, Belanda dan Arab. Sejak dahulu orang Jawa sudah
pandai dalam membuat arsitektur hal ini terbukti dengan ditemukannya
sejumlah candi monumental di Jawa seperti Candi Borobudur dan Candi Prambanan. Bahkan
Jateng-DIY dan Jatim tercatat sebagai wilayah di Indonesia yang terbanyak memiliki candi
dengan lebih dari 50 buah candi. Di Jawa juga banyak terdapat masjid yang merupakan
akulturasi budaya Hindu dan Islam seperti Masjid Agung Demak.

Terakota Majapahit[sunting | sunting sumber]


Terakota Majapahit adalah kerajinan tanah liat era Majapahit. Seni Terakota adalah satu karakter
budaya pada masa Majapahit yang cukup terkenal dan banyak ditemukan. Hasil seni ini berupa
arca, bak air, jambangan, vas bunga, hiasan atap rumah, genteng, dinding sumur (jobong),
kendi, atau celengan. Pada era Majapahit pengetahuan tentang pembuatan barang-barang dari
tanah liat bakar dengan prinsip yaitu membuat bentuk atau model dari tanah liat, mengeringkan
di bawah sinar matahari, dan membakarnya dalam api.[19]

Kapal Jung[sunting | sunting sumber]


Artikel utama: Kapal Jung

Kapal Jung

Hasil budaya teknologi Jawa lainnya adalah Kapal Jung yaitu sebuah kapal layar tradisional
yang digunakan oleh orang Jawa pada zaman kerajaan dahulu. Dalam relief candi Borobudur
terdapat penggambaran kapal Jung. Lambung kapal Jung dibentuk dengan menyambungkan
papan-papan pada lunas kapal. Kemudian disambungkan pada pasak kayu tanpa menggunakan
kerangka, baut, atau paku besi. Ujung haluan dan buritan kapal berbentuk lancip. Kapal ini
dilengkapi dengan dua batang kemudi menyerupai dayung, serta layar berbentuk segi empat.
Kapal Jung yang disebut sebagai kapal Borobudur ini telah memainkan peran besar dalam
segenap urusan orang Jawa di bidang pelayaran, selama beratus ratus tahun sebelum abad ke-
13. Memasuki awal abad ke-8, peran kapal Borobudur digeser oleh kapal kapal Jawa yang
berukuran lebih besar, dengan tiga atau empat layar sebagai Jung.
Pelaut Portugis menyebut juncos, pelaut Italia menyebut zonchi. Istilah jung dipakai pertama kali
dalam catatan perjalanan Rahib Odrico, Jonhan de Marignolli, dan Ibn Battuta[20] yang berlayar
ke Nusantara, awal abad ke-14 mereka memuji kehebatan kapal Jawa berukuran raksasa
sebagai penguasa laut Asia Tenggara. Teknologi pembuatan Jung tak jauh berbeda dengan
pengerjaan kapal Borobudur; seluruh badan kapal dibangun tanpa menggunakan paku.

Pendidikan[sunting | sunting sumber]


Pendidikan menempati arti sangat penting bagi orang Jawa. Bahkan bapak pendidikan Indonesia
yaitu Ki Hadjar Dewantara adalah orang Jawa dan dia adalah pelopor pendidikan
Indonesia. School tot Opleiding van Indische Artsen atau STOVIA sekolah kedokteran pertama
di Indonesia adalah pendidikan modern pertama bagi orang Indonesia termasuk orang Jawa.
Pada masa modern pendidikan tetap menempati peran penting bagi orang Jawa. Bahkan
dalam Peringkat universitas di Indonesia menurut Webometrics tercatat 30 perguruan tinggi dari
Jateng-DIY dan Jatim termasuk 50 perguruan tinggi terbaik di Indonesia. Bahkan
dalam Olimpiade Sains Nasional yang merupakan kompetisi bidang sains bagi para siswa pada
jenjang SD, SMP, dan SMA di Indonesia tercatat dimenangkan oleh hanya 2 provinsi yaitu DKI
Jakarta 4 kali pada tahun 2004, 2005, 2009, 2010 dan Jawa Tengah 8 kali pada tahun 2002,
2003, 2006, 2007, 2008, 2011, 2012, 2013.[21][22][23]

Kalender[sunting | sunting sumber]


Artikel utama: Kalender Jawa

Simbol siklus pasaran dalam kalender jawa

Kalender Jawa adalah sebuah kalender yang merupakan perpaduan antara budaya Islam,
budaya Hindu-Buddha Jawa dan budaya Eropa. Dalam sistem kalender Jawa, siklus hari yang
dipakai ada dua: siklus mingguan yang terdiri dari 7 hari seperti yang kita kenal sekarang, dan
siklus pekan pancawara yang terdiri dari 5 hari pasaran. Pada tahun 1625 Masehi, Sultan
Agung yang berusaha keras menyebarkan agama Islam di pulau Jawa dalam kerangka negara
Mataram mengeluarkan dekrit untuk mengubah penanggalan Saka. Sejak saat itu kalender Jawa
versi Mataram menggunakan sistem kalender kamariah atau lunar, namun tidak menggunakan
angka dari tahun Hijriyah (saat itu tahun 1035 H). Angka tahun Saka tetap dipakai dan
diteruskan. Hal ini dilakukan demi asas kesinambungan. Sehingga tahun saat itu yang adalah
tahun 1547 Saka, diteruskan menjadi tahun 1547 Jawa. Dekrit Sultan Agung berlaku di seluruh
wilayah kerajaan Mataram II yaitu seluruh pulau Jawa dan Madura
kecuali Banten, Batavia dan Banyuwangi (Blambangan).

Kesenian[sunting | sunting sumber]


Artikel utama: Seni Tradisional Jawa
Bambangan Cakil

Barongan (Dadak merak)

Seni Tradisional Jawa adalah karya seni yang diciptakan dan berasal dari Pulau Jawa,
Indonesia. Beberapa contoh dari seni tradisional jawa antara lain tari gambyong. Kesenian
tradisional dari Jawa ada berbagai macam, tetapi secara umum dalam satu akar budaya
kesenian Jawa ada 3 kelompok besar yaitu Banyumasan (Ebeg), Jawa Tengah dan Jawa Timur
(Ludruk dan Reog).

Tari[sunting | sunting sumber]


 Tari Angguk dari Yogyakarta
 Tari Bambangan Cakil dari Jawa Tengah
 Tari Ebeg dari Banyumas
 Tari Emprak dari Jawa Tengah
 Tari Gandrung dari Banyuwangi
 Tari Golek Menak dari Yogyakarta
 Tari Kridhajati dari Jepara
 Tari Kuda Lumping dari Jawa Tengah
 Tari Reog dari Jawa Timur
 Tari Remo dari Jawa Timur
 Tari Seblang dari Jawa Timur
 Tari Sintren dari Jawa Tengah
Musik[sunting | sunting sumber]
Artikel utama: Langgam Jawa
Langgam Jawa merupakan bentuk adaptasi musik keroncong ke dalam musik tradisional Jawa,
khususnya gamelan. Tokoh-tokoh musik ini di antaranya Andjar Any, Gesang, Ki Narto
Sabdo dan Waljinah.

Silat[sunting | sunting sumber]


Lambang Keluarga Silat Nasional Indonesia Perisai Diri

 Ada perguruan silat bernama Kali Majapahit yang berasal dari Filipina dengan anggotanya
dari Asia dan Amerika. Silat Kali Majapahit ini mengklaim berakar dari Kerajaan Majapahit
kuno yang disebut menguasai Filipina, Singapura, Malaysia dan Thailand[24]. Silat Jawa
lainnya adalah Perisai Diri yang didirikan oleh almarhum RM Soebandiman Dirdjoatmodjo,
putra bangsawan Keraton Paku Alam. Teknik silat Perisai Diri mengandung unsur 156 aliran
silat dari berbagai daerah di Indonesia ditambah dengan aliran Shaolin (Siauw Liem) dari
negeri Tiongkok. SilatPersaudaraan Setia hati terataiyang di dirikan oleh Ki Hajar Harjo
Utomo dan berawal dibentuk oleh Ki Ngabehi Surodiwirjo persaudaraan yang anggota
keluarganya disebut “Sedulur Tunggal Ketjer”, sedangkan permainan pencak silatnya dahulu
disebut “Djojo Gendilo”, Merpati Putih dan silat Tapak Suci Putera Muhammadiyah juga
diciptakan oleh orang Jawa. Keempat seni silat ini sudah tersebar ke Amerika dan Eropa.

Berkas:Logo-psht.gif

Lambang Persaudaraan Setia Hati Teratai

Masakan[sunting | sunting sumber]


Artikel utama: Masakan Jawa

Nasi Gudeg

Nasi rawon empal kisi, Banyuwangi, Jawa Timur

Budaya petani di Jawa Tengah dan Jawa Timur dikenal sebagai produsen beras terbesar di
Indonesia. Jawa Timur dan Jawa Tengah penyumbang beras terbesar di Indonesia yaitu Jawa
Timur 31,27%, Jawa Tengah 23,79%, Jawa Barat 15,19%, Sulawesi Selatan 10,10% dan Nusa
Tenggara Barat 4,6%.[25] Produksi Bawang merah Jawa mencapai 68% produksi nasional
Indonesia.[26] Selain sebagai produsen beras dan bawang terbesar Jateng dan Jatim juga
menghasilkan aneka ragam masakan. Masakan Jawa adalah masakan khas yang berasal dari
pulau Jawa, kecuali Jawa Barat yang mempunyai kekhasan khusus sebagai Masakan Sunda.
Masakan Jawa tersedia tidak hanya di Warung Tegal. Depot Makan juga menjadi istilah lain dari
warung yang menyajikan masakan Jawa. Pada Umumnya istilah Depot digunakan di beberapa
daerah di Jawa Timur. Bahan makanan tempe menjadi masakan internasional dan menjadi satu
satunya masakan Indonesia yang tidak terpengaruh oleh masakan Tionghoa, masakan India,
atau [[masakan Budaya petani di Jawa Tengah dan Jawa Timur dikenal sebagai
produsen beras terbesar di Indonesia. Jawa Timur dan Jawa Tengah penyumbang beras
terbesar di Indonesia yaitu Jawa Timur 31,27%, Jawa Tengah 23,79%, Jawa Barat 15,19%,
Sulawesi Selatan 10,10% dan Nusa Tenggara Barat 4,6%.[27] Produksi Bawang merah Jawa
mencapai 68% produksi nasional Indonesia.[28] Selain sebagai produsen beras dan bawang
terbesar Jateng dan Jatim juga menghasilkan aneka ragam masakan. Masakan Jawa adalah
masakan khas yang berasal dari pulau Jawa, kecuali Jawa Barat yang mempunyai kekhasan
khusus sebagai Masakan Sunda. Masakan Jawa tersedia tidak hanya di Warung Tegal. Depot
Makan juga menjadi istilah lain dari warung yang menyajikan masakan Jawa. Pada Umumnya
istilah Depot digunakan di beberapa daerah di Jawa Timur. Bahan makanan tempe menjadi
masakan internasional dan menjadi satu satunya masakan Indonesia yang tidak terpengaruh
oleh masakan Tionghoa, masakan India, atau masakan Arab.[butuh rujukan]

 Gudeg
 Lumpia
 Bakpia
 Nopia
 Opor Ayam
 Soto Bangkong
 Soto Sokaraja
 Soto Jepara
 Soto Kudus
 Soto Kediri
 Soto Lamongan
 Soto Ayam Ambengan
 Tauto Pekalongan
 Wedang jahe
 Tengkleng
 Tongseng
 Nasi Pecel
 Nasi Liwet
 Nasi krawu
 Nasi Kucing
 Nasi Langgi
 Nasi lengko
 Nasi Bogana
 Nasi Megono
 Nasi Gandul
 Nasi Grombyang
 Nasi pindang
 Sayur Lodeh
 Tumpeng
 Mie Rebus
 Mie ongklok
 Mie kopyok
 Horok-Horok
 Garang Asem
 Sate Ambal
 Sate Tegal
 Sate Ponorogo
 Bandeng presto
 Lentog
 Jenang Kudus
 Gethuk trio
 Getuk goreng
 Gethuk pisang
 dawet ayu
 Dawet Ireng
 timlo Solo
 Krecek
 teh poci
 Tahu gimbal
 Tahu campur
 Tahu Tek
 Tahu campur lamongan
 Tempe Penyet
 Mendoan
 Pindang Serani
 Pecak lele
 Mangut lele
 Urap
 Rawon
 Pecel
 Rujak cingur
 Rujak Soto
 Rujak Petis
 Rambak petis
 Onde-onde
 Lontong Balap
 Kupang Lontong
 Bothok
 Gado Gado
 Wingko babat
 Wedang Uwuh
 Rujak Teplak Tegal
 Selat Solo
 Brem

Anda mungkin juga menyukai