Bab 1 Ro-Lp Fix
Bab 1 Ro-Lp Fix
MODUL I
LINEAR PROGRAMMING
Kelompok:
1. Rizqi Afrizal (1800019063)
2. M Hijrah Tanjung (1800019084)
3. Baharsyaikh Aulia H (1800019106)
Asisten :
Dhia Zalfa
A. Deskripsi UKM
Jumar Furniture merupakan salah satu UKM produksi Meubel/ alat
perabot rumah tangga yang beralamatkan di Jl. Pandeyan 26 Glagah Sari,
Yogyakarta. Usaha tersebut sudah berdiri sejak tahun 2015, dengan pemilik
yang bernama pak Jumar. UKM ini memiliki 3 pekerja dengan jam kerja
setiap hari Senin-Minggu, pukul 09:00-15.00 dimana jam istirahatnya pukul
15:00-17:00, kemudian dilanjut dengan lembur bila diperlukan dari jam
18:30-21:30.
Pada UKM ini memproduksi beberapa jenis barang rumah tangga
yang terdiri atas lemari, meja, rak. Bahan baku dalam pembuatan Furniture
yang dibutuhkan pada saat produksi antara lain : papan, balok, paku, lem dan
kalsium. Alat – alat yang digunakan dalam pembuatan tersebut sama, dimana
tiap produksi hanya dikerjakan oleh 1 orang pekerja
B. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar didunia, dengan
beragam sumber daya alam yang melimpah. Dengan 17.500 lebih pulau, dan
dengan luas daratan 1.922.570 km², memungkinkan banyak peluang sumber
penghidupan ekonomi didalamnya, mulai dari perekonomian skala kecil
menengah, hingga skala besar. Mengingat Indonesia merupakan negara yang
sedang berkembang, sektor usaha kecil menengah menjadi salah satu
penggerak perekonomiannya.
UKM menjadi penopang perekonomian Indonesia, karena membantu
pertumbuhan perekonomian masyarakat. Hal ini terbukti dengan adanya
perkembangan yang signifikan dari waktu kewaktu. Semakin berkembangnya
zaman, semakin memacu pelaku bisnis untuk terus menghasilkan karya yang
beragam dan unik. Usaha kecil menengah menjadi salah satu terobosan dalam
meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat yang memadai.
Dengan berkembangnya pengetahuan dan teknologi, turut serta
mempengaruhi ide dan kreasi UKM yang berkembang, salah satunya UKM
pak Jumar yang bergerak dalam bidang meubel/ furniture di Yogyakarta.
Sumber daya alam yang terbatas menjadi salah satu tantangan bagi
keberlanjutan UKM, misalnya ketersediaan kayu dan bahan baku lainnya.
Dalam hal ini, linear Programming diharapkan dapat menjadi salah satu
metode dalam menentukan pilihan terbaik atas beberapa kondisi yang ada.
Jumlah produk yang diproduksi nantinya akan menentukan seberapa besar
keuntungan yang diperoleh Jumar furniture.
C. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang muncul dapat dituliskan sebagai berikut :
1. Bagaimana proses produksi di ‘Jumar Furniture’?
2. Apa saja bahan baku yang digunakan dalam proses produksi?
3. Apa saja produk yang dihasilkan oleh ‘Jumar Furniture’?
4. Berapa besar keuntungan yang diperoleh ‘Jumar Furniture’ perbulan?
5. Berapa banyak jumlah tiap produk yang harus diproduksi, guna
mendapatkan keuntungan maksimal?
D. Batasan Masalah
Untuk memudahkan proses riset, maka batasan masalah yang ditentukan
adalah sebagai berikut :
1. UKM yang dijadikan objek riset adalah ‘Jumar Furniture’, yakni UKM
yang terletak dijalan Glagah sari.
2. Data yang digunakan merupakan data UKM selama periode bulan
September
3. Metode analisis permasalahan menggunakan Linear Programming
E. Tujuan
Tujuan akhir yang ingin dicapai dari hasil riset ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui proses produksi yang terjadi di ‘Jumar Furniture’.
2. Mengetahui bahan baku yang digunakan untuk proses produksi.
3. Mengetahui produk yang dihasilkan oleh ‘Jumar Furniture’.
4. Mengetahui besar keuntungan yang diperoleh perbulannya.
5. Mengetahui jumlah produk yang harus diproduksi untuk mendapatkan
keuntungan maksimal
F. Manfaat
Adapun manfaat dari laporan ini dapat dijabarkan sebagai berikut :
1. Untuk Mahasiswa
a. Dapat mengetahui kondisi sebenarnya mengenai kehidupan UKM
yang ada dimasyarakat.
b. Dapat menambah wawasan dan pengetahuan mengenai penerapan riset
operasi dalam kehidupan.
c. Dapat menemukan solusi terbaik atas beberapa pertimbangan dengan
teori riset operasi.
2. Untuk Universitas
a. Dapat dijadikan sumber referensi pembelajaran mengenai riset operasi.
b. Laporan ini dapat menjadi bukti telah terpenuhinya tugas matakuliah
riset operasi.
3. Untuk UKM
a. Menjadi bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan secara
ilmiah.
b. Menemukan solusi terbaik guna mendapatkan keuntungan maksimal
G. Alat dan Bahan
Adapun beberapa alat dan bahan yang digunakan ‘Jumar Furniture’ sebagai
berikut:
1. Alat
a. Gergaji
b. Alat ukur
c. Spidol
d. Palu
e. Kuas
2. Bahan
a. Papan
b. Balok
c. Lem
d. Paku
e. Kalsium
H. Proses Produksi
Adapun proses produksi yang berlangsung di ‘Jumar Furniture’ adalah
sebagai berikut :
1. Meja
a. Tahapan awal pembuatan meja adalah dengan mempersiapkan alat dan
bahan , seperti kayu, paku, lem, palu, dan alat lainnya.
b. Selanjutnya adalah melakukan pengecekan bahan baku yang hendak di
olah
c. Setelah dilakukan pengecekan, kayu diukur sesuai kebutuhan untuk
membuat meja
d. Selanjutnya kayu akan dipotong sesuai ukuran yang sudah ditentukan.
e. Setelah dipotong, kayu akan disatukan dengan kayu lainnya, sehingga
menjadi meja.
f. Proses penyatuan / penyambungan dilakukan dengan paku, yang
kemudian dirapatkan dengan palu.
g. Diantara sambungan papan/ kayu, digunakan kalsium dan lem sebagai
perekat sekaligus berguna untuk meratakan area sambungan kayu.
h. Tahap terakhir dalam pembentukan meja adalah finishing. Dalam hal
ini, meja akan dihaluskan agar permukaannya rapi, kemudian di cat
sesuai keinginan. Selain itu, meja juga akan diberikan tambahan
aksesoris pendukung sesuai model meja yang dibentuk.
2. Lemari
a. Tahapan awal pembuatan lemari adalah dengan mempersiapkan alat
dan bahan , seperti kayu, paku, lem, palu, dan alat lainnya.
b. Selanjutnya adalah melakukan pengecekan bahan baku yang hendak di
olah.
c. Setelah dilakukan pengecekan, kayu diukur sesuai kebutuhan untuk
membuat lemari.
d. Dalam pembuatan lemari, umumnya jumlah kayu yang diperlukan
lebih banyak daripada bentuk yang lainnya.
e. Setelah diukur, selanjutnya kayu akan dipotong sesuai ukuran yang
sudah ditentukan.
f. Setelah dipotong, kayu akan disatukan dengan kayu lainnya, sehingga
menjadi lemari.
g. Proses penyatuan / penyambungan dilakukan dengan paku, yang
kemudian dirapatkan dengan palu.
h. Diantara sambungan papan/ kayu, digunakan kalsium dan lem sebagai
perekat sekaligus untuk meratakan area sambungan kayu.
i. Tahap terakhir dalam pembentukan lemari adalah finishing. Dalam hal
ini, lemari akan dihaluskan agar permukaannya rapi, kemudian di cat
sesuai keinginan. Tidak hanya itu, lemari juga akan diberikan aksesoris
pendukung sesuai kebutuhan dan model lemari.
3. Rak
a. Tahapan awal untuk membuat rak adalah dengan mempersiapkan alat
dan bahan , seperti kayu, paku, lem, palu, dan alat lainnya.
b. Langkah berikutnya adalah melakukan pengecekan terhadap bahan
baku yang akan diolah.
c. Setelah dilakukan pengecekan, kayu diukur sesuai kebutuhan untuk
membuat rak.
d. Setelah diukur, selanjutnya kayu akan dipotong sesuai ukuran yang
sudah ditentukan dan menyesuaikan dengan model yang hendak
dibentuk.
e. Setelah dipotong, kayu akan disatukan dengan kayu lainnya, sehingga
menjadi rak bertingkat. Kayu yang dimaksud adalah balok dan papan.
f. Proses penyatuan / penyambungan dilakukan dengan paku, yang
kemudian dirapatkan dengan palu.
g. Diantara sambungan papan/ kayu, digunakan kalsium dan lem sebagai
perekat sekaligus untuk meratakan area sambungan kayu.
h. Tahap terakhir dalam pembentukan Rak adalah finishing. Rak akan
dihaluskan dan diberi tambahan cat atau aksesoris pendukung jika
diperlukan.
I. OPC
Adapun urutan pengerjaan (OPC) untuk setiap produk sebagai berikut :
1. Lemari
Pengukuran
20' 0-2
(Spidol, alat ukur)
Penyatuan/ perakitan
150’ 0-4
(palu)
Penyimpanan
Gambar 1.1 OPC Lemari dalam 1 kali Pembuatan
2. Meja
Berikut ini adalah OPC dari proses produksi 1 unit meja ;
OPERATION PROCES CHART
NAMA OBJEK = Meja
DIPETAK OLEH = Rizqi Afrizal, M Hijrah Tanjung,
Baharsyaikh
TANGGAL DIPETAK AN = 28 Oktober 2019
NAMA PERUSAHAAN = Jummar Furniture
RINGKASAN
LO JUML WAKT
GO AH U(menit
)
6 100
2 20
1 0
JU 9 120
M
LA
H
Cat Kalsium Lem Paku Kayu
Pengukuran
10' 0-2
(Spidol, alat ukur)
Penyatuan/ perakitan
30’ 0-4
(palu)
s Penyimpanan
Gambar 1.2 OPC Meja dalam 1 kali Pembuatan
3. Rak
Berikut ini adalah OPC dari proses produksi 1 unit rak ;
OPERATION PROCES CHART
NAMA OBJEK = Rak
DIPETAK OLEH = Rizqi Afrizal, M Hijrah Tanjung,
Baharsyaikh
TANGGAL DIPETAK AN = 28 Oktober 2019
NAMA PERUSAHAAN = Jummar Furniture
RINGKASAN
LO JUML WAKT
GO AH U(menit
)
6 100
2 20
1 0
JU 9 120
M
LA
H
Cat Kalsium Lem Paku Kayu
Pengukuran
10' 0-2
(Spidol, alat ukur)
Penyatuan/ perakitan
30’ 0-4
(palu)
s Penyimpanan
Gambar 1.3 OPC Rak dalam 1 kali Pembuatan
J. Data UKM
Berikut adalah data lengkap UKM Jumar Furniture ;
1. Profil UKM :
a. Nama UKM : Jumar Furniture
b. Nama pemilik : Pak Jumar
c. Alamat : Jl. Pandeyan no. 26 glagah sari
d. Bidang Usaha : Perabot Rumah tangga
2. Jenis produk yang dihasilkan :
a. Lemari
b. Rak
c. Meja
3. Sumber daya dan kapasitas produksi
Sumber daya dan bahan baku utama yang digunakan dalam produksi
furniture perbulan adalah sebagai berikut :
Tabel 1.1 Bahan baku perbulan
Kebutuhan/b
Bahan Baku
ulan
Papan 780 lembar
Balok 255 batang
Paku 30 kg
Lem 10.2 bungkus
Kalsium 3 kg
6. Jam Kerja
UKM Jumar Furniture memperkerjakan tenaga kerja selama 6 jam kerja
setiap hari dari pukul 09:00-16:00.
7. Kapasitas produksi
UKM Jumar Furniture mempunyai kapasitas produksi sebagai berikut :
Tabel 1.7 Kapasitas Produksi per Bulan
Produk Kapasitas
Lemari 1 x 30 x
Pekerja x
(360/180) =
Hari kerja
60 Unit
perbulan x
Meja 1 x 30 x
Jam kerja
(360/120) =
perhari /
90 Unit
waktu
8. Rak 1 x 30 x
produksi
(360/120) =
perunit
Biaya 90 Unit
Tenaga Kerja
UKM Jumar Furniture memiliki 3 pekerja yang bekerja selama 30 hari
dengan jam kerja 6 jam perhari dengan upah borongan lemari Rp 30.000,
Rak Rp.12.000, dan meja Rp. 25.000.
a. Biaya tenaga kerja per bulan
Adapun rincian biaya biaya tenaga kerja perbulan sebagai berikut :
Lemari = 1 x 30 x Rp 30.000 = Rp 900.000
9. Biaya Overhead
Adapun rincian biaya overhead pabrik adalah sebagai berikut:
a. Biaya listrik = Rp. 150.000/ bulan
= Rp. 150.000/240 = Rp. 625/ unit
b. Biaya gedung = Rp.1.500.000/tahun
= Rp. 125.000/bulan
= Rp. 125.000/240 = Rp. 520,8/ unit
10. Data Permintaan
Data permintaan untuk setiap produk seperti produk Lemari,Rak dan Meja
selama 1 bulan sebagai berikut :
X₁ ≥ 50
X₂ ≥ 80
X₃ ≥ 80
3. Adapun produk yang harus diproduksi yang kita peroleh dari penyelesaian
menggunakan Linear Programming adalah :
a. Lemari
Berdasarkan data yang didapat dari linear programming , jumlah
lemari yang diproduksi setiap bulan adalah 60 buah.
b. Meja
Dari data yang kita dapat di linear programming , meja yang
diproduksi setiap bulan yaitu 90 buah.
c. Rak
Berdasarkan data yang didapat dari linear programming , Rak yang
diproduksi setiap bulan yaitu 90 buah.
4. Berdasarkan hasil penyelesaian dengan linear programming, diperoleh data
slack or surplus produk sebagai berikut :
5. Adapun sisa bahan baku produksi yang kita peroleh dari penyelesaian
menggunakan Linear Programming adalah :
a. Papan
Dari data di linier programming tidak terdapat sisa papan.
b. Balok
Dari data di linier programming tidak terdapat sisa balok.
c. Paku
Dari data di linier programming tidak terdapat sisa paku.
d. Lem
Dari data di linier programming tidak terdapat sisa lem
e. Kalsium
Dari data di linier programming tidak terdapat sisa kalsium.
b. Untuk mahasiswa
Mempelajari riset operasi dengan serius agar dapat diaplikasikan pada
kehidupan nyata, misalnya pada UKM. Hal ini berguna dalam
memperkirakan keutungan dan kerugian baik dalam usaha kecil
maupun besar.
LAMPIRAN
sets :
!introduction;
vk/1..3/:x, koef_tujuan, koef_bataspapan,koef_batasbalok, koef_bataspaku,
koef_bataslem, koef_bataskalsium,
koef_produksi1,koef_produksi2, koef_produksi3,koef_permintaan1,
koef_permintaan2, koef_permintaan3, koef_opc1,
koef_opc2,koef_opc3,koef_opc4,koef_opc5,koef_opc6,koef_opc7,koef_opc8;
endsets
data:
koef_tujuan = 33604.2 18891.2 17724.2;
koef_bataspapan = 4 3 3;
koef_batasbalok = 2 1 0.5;
koef_bataspaku = 0.2 0.1 0.1;
koef_bataslem = 0.05 0.04 0.04;
koef_bataskalsium = 0.02 0.01 0.01;
koef_produksi1 = 1 0 0;
koef_produksi2 = 0 1 0;
koef_produksi3 = 0 0 1;
koef_permintaan1 = 1 0 0;
koef_permintaan2 = 0 1 0;
koef_permintaan3 = 0 0 1;
koef_opc1 = 20 10 10;
koef_opc2 = 20 10 10;
koef_opc3 = 60 20 20;
koef_opc4 = 150 30 30;
koef_opc5 = 30 10 10;
koef_opc6 = 30 10 10;
koef_opc7 = 30 20 20;
koef_opc8 = 20 10 10;
rhs_papan = 780;
rhs_balok = 255;
rhs_paku = 30;
rhs_lem = 10.2;
rhs_kalsium = 3;
rhs_produksi1 = 60;
rhs_produksi2 = 90;
rhs_produksi3 = 90;
rhs_permintaan1 = 54;
rhs_permintaan2 = 82;
rhs_permintaan3 = 78;
rhs_opc1 = 3000;
rhs_opc2 = 3000;
rhs_opc3 = 7200;
rhs_opc4 = 14400;
rhs_opc5 = 3600;
rhs_opc6 = 3600;
rhs_opc7 = 5400;
rhs_opc8 = 3000;
enddata
!fungsi tujuan;
[ft] max = @sum (vk(i) : koef_tujuan(i) * x(i));
!fungsi batasan;
[papan] @sum (vk(i) : koef_bataspapan(i)*x(i)) <= rhs_papan;
[balok] @sum (vk(i) : koef_batasbalok(i)*x(i)) <= rhs_balok;
[paku] @sum (vk(i) : koef_bataspaku(i)*x(i)) <= rhs_paku;
[lem] @sum (vk(i) : koef_bataslem(i)*x(i)) <= rhs_lem;
[kalsium] @sum (vk(i) : koef_bataskalsium(i)*x(i)) <= rhs_kalsium;
[produksi1] @sum (vk(i) : koef_produksi1(i)*x(i)) <= rhs_produksi1;
[produksi2] @sum (vk(i) : koef_produksi2(i)*x(i)) <= rhs_produksi2;
[produksi3] @sum (vk(i) : koef_produksi3(i)*x(i)) <= rhs_produksi3;
[permintaan1] @sum (vk(i) : koef_permintaan1(i)*x(i)) >= rhs_permintaan1;
[permintaan2] @sum (vk(i) : koef_permintaan2(i)*x(i)) >= rhs_permintaan2;
[permintaan3] @sum (vk(i) : koef_permintaan3(i)*x(i)) >= rhs_permintaan3;
[opc1] @sum (vk(i) : koef_opc1(i)*x(i)) <= rhs_opc1;
[opc2] @sum (vk(i) : koef_opc2(i)*x(i)) <= rhs_opc2;
[opc3] @sum (vk(i) : koef_opc3(i)*x(i)) <= rhs_opc3;
[opc4] @sum (vk(i) : koef_opc4(i)*x(i)) <= rhs_opc4;
[opc5] @sum (vk(i) : koef_opc5(i)*x(i)) <= rhs_opc5;
[opc6] @sum (vk(i) : koef_opc6(i)*x(i)) <= rhs_opc6;
[opc7] @sum (vk(i) : koef_opc7(i)*x(i)) <= rhs_opc7;
[opc8] @sum (vk(i) : koef_opc8(i)*x(i)) <= rhs_opc8;
!negativity;
@for (vk(i) : [unit] x(i) >= 0);
end