Anda di halaman 1dari 158

Universitas Sumatera Utara

Repositori Institusi USU http://repositori.usu.ac.id


Departemen Teknik Industri Skripsi Sarjana

2017

Perancangan Ulang Tata Letak Pabrik


Dengan Menggunakan Algoritma
Blocplan dan Algoritma Corelap Pada
PT. Aroma Mega Sari

Ignasius, Angga

http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/3043
Downloaded from Repositori Institusi USU, Univsersitas Sumatera Utara
PERANCANGAN ULANG TATA LETAK PABRIK DENGAN
MENGGUNAKAN ALGORITMA BLOCPLAN DAN
ALGORITMA CORELAP PADA
PT. AROMA MEGA SARI

TUGAS SARJANA

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari

Syarat-Syarat Penulisan Tugas Sarjana

OLEH :

ANGGA IGNASIUS T

NIM. 120403173

DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI


F A K U L T A S T E K N I K
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2017

No. Dok.: FM-GKM-TI-TS-01-04A; Tgl. Efektif : 01 Desember 2015; Revisi : 00


Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
ABSTRAK

PT. Aroma Mega Sari merupakan perusahaan manufaktur yang


menghasilkan tepung beras dan tepung ketan untuk pembuatan berbagai jenis
makanan. PT. Aroma Mega Sari dalam kegiatan produksinya melakukan
perpindahan bahan. Adanya pertambahan kapasitas produksi dari 65 ton/hari
menjadi 130 ton/hari menyebabkan perusahaan menambah bangunan baru.
Penambahan bangunan ini ternyata menimbulkan peningkatan biaya perpindahan
bahan.PT. Aroma Mega Sari memiliki peningkatan biaya perpindahan sebesar
Rp. 108.381.963,-. Biaya perpindahan yang meningkat otomatis meningkatkan
biaya produksi. Biaya perpindahan bahan dapat diminimumkan dengan menyusun
lebih dekat departemen-departemen yang berhubungan. Oleh karena itu perlu
dilakukan perancangan ulang tata letak pabrik untuk meminimisasi biaya
perpindahan bahan. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi jarak, frekuensi
perpindahan dan hubungan kedekatan antar departemen antar departemen
sehingga didapatkan alternatif tata letak yang menyebabkan biaya perpindahan
bahan menjadi minimum. Tahap penelitian meliputi perhitungan jarak
perpindahan dengan menggunakan rumus jarak Rectilinear. Frekuensi
perpindahan dihitung dengan mengkalikan volume tahunan dengan kapasitas
angkut material handling. Pada penelitian ini digunakan algoritma BLOCPLAN
dan algoritma CORELAP untuk merancang ulang tata letak usulan dan kemudian
dihitung Ongkos Material Handling (OMH) dari masing-masing alternatif.
Perancangan dengan menggunakan algoritma BLOCPLAN jumlah momen
perpindahannya sebesar 314.900 meter pertahunnya sedangkan dengan
menggunakan algoritma CORELAP sebesar 987.790 meter pertahunnya. Ongkos
Material Handling (OMH) perancangan dengan menggunakan algoritma
BLOCPLAN sebesar Rp. 49.925.999,-/tahun sedangkan dengan menggunakan
algoritma CORELAP sebesar Rp. 204.631.600,9,-/tahun. Layout usulan yang
terpilih yang memiliki total momen perpindahan bahan yang lebih kecil dan biaya
perpindahan minimum, yaitu perancangan dengan menggunakan algoritma
BLOCPLAN yaitu sebesar 314.900 meter perpindahan per tahun meningkatkan
efisiensi aliran bahan sebesar 76,24 % dan menghemat biaya perpindahan bahan
sebesar Rp. 222.734.675,-/tahun.

Universitas Sumatera Utara


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang

telah melimpahkan rahmat-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan

Tugas Sarjana dengan baik.

Tugas Sarjana ini merupakan salah satu syarat bagi penulis untuk

mendapatkan gelar Sarjana Teknik di Departemen Teknik Industri, khususnya

Program Studi Reguler Strata Satu, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.

Tugas Sarjana ini berisi tentang penelitian penulis yang berjudul

“Perancangan Ulang Tata Letak Pabrik Dengan Menggunakan Algoritma

Blocplan dan Algoritma Corelap Pada PT. Aroma Mega Sari”.

Penulis menyadari bahwa penyusunan tugas sarjana ini belum sempurna

sehingga memerlukan perbaikan dan penyesuaian lebih lanjut. Untuk itu penulis

mengharapkan kritik atau saran yang membangun dalam penyempurnaan laporan

ini.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Penulis

Medan, November 2017 Angga Ignasius T

Universitas Sumatera Utara


UCAPAN TERIMA KASIH

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena

atas berkat dan rahmat-Nya, penulis bisa menyelesaikan penulisan laporan tugas

sarjana ini.

Dalam penulisan tugas sarjana ini penulis telah mendapatkan bimbingan

dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu sudah selayaknya penulis

mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dr. Meilita Tryana Sembiring, ST, MT. selaku Ketua Departemen Teknik

Industri Universitas Sumatera Utara, yang telah memberi izin pelaksanaan

Tugas Sarjana ini.

2. Bapak Erwin Sitorus, ST., MT. selaku Dosen Pembimbing yang telah

memberikan bimbingan, pengarahan, dan masukan yang diberikan kepada

penulis dalam penyelesaian Tugas Sarjana ini.

3. Bapak Ir. Mangara M. Tambunan, M.Sc. selaku koordinator Tugas Sarjana

yang sudah memberikan pembekalan dan arahan dalam pemilihan topik Tugas

Sarjana.

4. Seluruh dosen Teknik Industri yang sudah memberikan ilmu selama

perkuliahan.

5. Bapak S. Tarigan dan ibu A. Ginting selaku orangtua penulis yang selalu

memberikan dukungan baik secara moril maupun materil sehingga laporan ini

dapat diselesaikan.

Universitas Sumatera Utara


6. Abang Alexius Ivo Tarigan dan Alfeus K. Ricardo Tarigan serta kakak Novani

Frisensia M. Tarigan yang selalu mendukung dan memberikan arahan kepada

penulis selama perkuliahan hingga penyusunan laporan ini.

7. Seluruh pegawai Teknik Industri, Bang Ridho, Bang Mijo, Kak Dina, Kak Ani,

Bang Nurmansyah, Kak Rahma, dan Kak Mia, terimakasih atas bantuannya

dalam masalah administrasi untuk melaksanakan tugas sarjana ini.

8. Pak Felix, selaku pembimbing lapangan yang telah membantu penulis

melakukan penelitian dan membantu penulis dalam pengumpulan data.

9. Seluruh staf dan pegawai PT. Aroma Mega Sari yang telah banyak memberikan

informasi kapada penulis.

10. Seluruh teman-teman Paduan Suara Chorale Deum, yang menjadi keluarga

kedua saya dan selalu memotivasi saya dalam menyelesaikan laporan ini.

11. Seluruh teman-teman Paduan Suara Magnificat, terima kasih atas

dukungannya selama perkuliahan.

12. Teman-teman DUABELATI, terima kasih atas dukungan dan kerjasamanya

selama perkuliahan.

Kepada semua pihak yang telah banyak membantu dalam menyelesaian

laporan ini dan tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, penulis mengucapkan

terima kasih. Semoga laporan ini bermanfaat bagi kita semua.

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR ISI

BAB HALAMAN

LEMBAR SAMPUL ....................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN ............................................ ii

ABSTRAK ....................................................................... iii

KATA PENGANTAR..................................................... iv

UCAPAN TERIMA KASIH .......................................... v

DAFTAR ISI.................................................................... vii

DAFTAR TABEL ........................................................... xiii

DAFTAR GAMBAR....................................................... xv

I PENDAHULUAN ............................................................. I-1

1.1 Latar Belakang ......................................................... I-1

1.2 Rumusan Masalah .................................................... I-10

1.3 Tujuan dan Manfaat ................................................. I-11

1.4 Batasan dan Asumsi Penelitian ................................ I-12

1.5 Sistematika Penulisan Laporan ................................ I-13

II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ....................... II-1

2.1 Sejarah Perusahaan ................................................. II-1

2.2. Ruang Lingkup Perusahaan.................................... II-1

2.3. Organisasi dan Manajemen .................................... II-2

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR ISI (Lanjutan)

BAB HALAMAN

2.3.1. Struktur Organisasi....................................... II-2

2.3.2. Tugas dan Tanggung Jawab ......................... II-5

2.4. Jumlah Tenaga Kerja dan Jam Kerja...................... II-8

2.5. Bahan yang Digunakan........................................... II-9

2.5.1. Bahan Baku ................................................. II-9

2.5.2. Bahan Tambahan ......................................... II-9

2.5.3. Bahan Penolong........................................... II-10

2.6. Uraian Proses Produksi........................................... II-10

III TINJAUAN PUSTAKA ................................................... III-1

3.1. Pengertian Tataletak Pabrik ..................................... III-1

3.1.1. Tujuan Tataletak Pabrik ................................ III-1

3.1.2. Jenis-jenis Persoalan Tata Letak Pabrik ....... III-4

3.1.3. Tanda-tanda Tataletak Yang Baik................. III-8

3.1.4. Prinsip-prinsip Dasar dalam Tataletak.......... III-10

3.2. Material Handling ................................................... III-13

3.2.1. Tujuan Utama Kegiatan Pemindahan Bahan III-13

3.2.2. Minimisasi Material Handling ..................... III-14

3.3. Ukuran Jarak ............................................................ III-17

3.4. Activity Rrelationship Chart (ARC) ........................ III-19

viii
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR ISI (Lanjutan)

BAB HALAMAN

3.5. Tata Letak Berbantuan Komputer............................ III-20

3.5.1. BLOCPLAN ................................................. III-22

3.5.1.1. Data Masukan ................................. III-23

3.5.1.2. Nilai Simbol-Simbol Keterkaitan ... III-24

3.5.1.3. Bentuk Tata Letak .......................... III-24

3.5.1.4. Random Tata Letak ........................ III-25

3.5.2. CORELAP .................................................... III-25

IV METODOLOGI PENELITIAN ..................................... IV-1

4.1. Tempat dan Waktu Penelitian .................................. IV-1

4.2. Jenis Penelitian......................................................... IV-1

4.3. Objek Penelitian....................................................... IV-1

4.4. Variabel Penelitian................................................... IV-2

4.5. Kerangka Berpikir.................................................... IV-3

4.6. Rancangan Penelitian............................................... IV-4

4.7. Instrumen Penelitian ................................................ IV-6

4.8. Metode Pengumpulan Data...................................... IV-6

4.9. Pengolahan Data ...................................................... IV-7

4.10. Analisis Pemecahan Masalah................................... IV-10

4.11. Kesimpulan dan Saran ............................................. IV-11

ix
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR ISI (Lanjutan)

BAB HALAMAN

V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA......... V-1

5.1. Pengumpulan Data ................................................... V-1

5.1.1. Data Ukuran Departemen.............................. V-1

5.1.2. Volume Produksi .......................................... V-2

5.1.3. Spesifikasi Alat Angkut ................................ V-2

5.1.4. Alasan Tingkat Hubungan Antar

Departemen ................................................... V-3

5.2. Pengolahan Data ...................................................... V-4

5.2.1. Penggambaran Block Layout Awal

Departemen................................................... V-4

5.2.2. Perhitungan Jarak Antar Departemen ........... V-9

5.2.3. Perhitungan Frekuensi Perpindahan Bahan

Antar Departemen......................................... V-11

5.2.4. Perhitungan Total Momen Perpindahan Pada

Tataletak Awal ................................................ V-12

5.2.5. Perhitungan Ongkos Material Handling

(OMH) .......................................................... V-13

` 5.2.6. Pembuatan Activity Relationship Chart

(ARC) ........................................................... V-16

x
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR ISI (Lanjutan)

BAB HALAMAN

5.2.7. Algoritma BLOCPLAN dengan Software

BLOCPLAN 90 ............................................ V-18

5.2.7.1. Penentuan Spesifikasi Departemen V-18

5.2.7.2. Input Data Derajat Hubungan

Kedekatan Antar Departemen ........ V-18

5.2.7.3. Pemecahan Masalah dengan

Software BLOCPLAN.................... V-21

5.2.7.4. Perhitungan Total Momen

Perpindahan pada Tata Letak

Usulan Algoritma BLOCPLAN ..... V-26

5.2.7.5. Perhitungan Ongkos Material

Handling Tata Letak Usulan

Algoritma BLOCPLAN ................ V-26

5.2.8. Algoritma CORELAP (Computerized

Relationship Layout Planning)..................... V-27

5.2.8.1. Perhitungan CORELAP.................. V-32

5.2.8.2. Perhitungan Total Momen

Perpindahan pada Tata Letak

Usulan Algoritma CORELAP ........ V-60

xi
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR ISI (Lanjutan)

BAB HALAMAN

5.2.8.3. Perhitungan Ongkos Material

Handling Tata Letak Usulan

Algoritma CORELAP .................... V-61

VI ANALISIS DAN PEMBAHASAN .................................. VI-1

6.1. Analisis........................................................................ VI-1

6.1.1. Analisis Kondisi Awal Pada Lantai

Produksi .......................................................... VI-1

6.1.2. Analisis Hasil Rancangan .............................. VI-1

6.1.2.1. Analisis Hasil Rancangan dengan

Algoritma BLOCPLAN ................. VI-2

6.1.2.2. Analisis Hasil Rancangan dengan

Algoritma CORELAP .................... VI-3

6.2. Pembahasan .............................................................. VI-4

6.2.1. Pemilihan Layout Terbaik ............................ VI-4

VII KESIMPULAN DAN SARAN......................................... VII-1

7.1. Kesimpulan .............................................................. VII-1

7.2. Saran ........................................................................ VII-2

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

xii
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR TABEL

GAMBAR HALAMAN
1.1. Data Kapasitas Produksi PT. Aroma Mega Sari........... I-4

1.2. Data Jarak, Frekuensi dan Momen Perpindahan

Sebelum Penambahan Bangunan Baru......................... I-5

1.3. Biaya Perpindahan Bahan Sebelum Penambahan

Bangunan Baru ............................................................. I-6

1.4. Data Jarak, Frekuensi dan Momen Perpindahan

Setelah Penambahan Bangunan Baru ........................... I-6

1.5. Biaya Perpindahan Bahan Setelah Penambahan

Bangunan Baru ............................................................. I-7

1.6. Perbandingan Momen Perpindahan.............................. I-7

1.7. Perbandingan Biaya Perpindahan................................. I-7

2.1. Jumlah Tenaga Kerja PT. Aroma Mega Sari................ II-8

3.1. Nilai Simbol Keterkaitan .............................................. III-24

3.2. Kode dan Nilai ARC .................................................... III-26

5.1. Data Ukuran Departemen ............................................. V-1

5.2. Hasil Kuesioner Penentuan Alasan Tingkat Hubungan

Antar Departemen......................................................... V-4

5.3. Departemen dan Pengkodean pada Masing-Masing

Departemen................................................................... V-5

5.4. Titik Koordinat Masing-Masing Departemen .............. V-8

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR TABEL (Lanjutan)

GAMBAR HALAMAN
5.5. Jarak Antar Departemen Layout Awal ......................... V-10

5.6. Frekuensi Perpindahan Bahan Antar Departemen Per

Tahun ............................................................................ V-11

5.7. Momen Perpindahan pada Departemen........................ V-13

5.8. Momen Perpindahan Dengan Forklift .......................... V-14

5.9. Momen Perpindahan Dengan Truk .............................. V-15

5.10. Jarak Antar Departemen Layout Usulan Algoritma

BLOCPLAN ................................................................. V-25

5.11. Momen Perpindahan Tata Letak Usulan Algoritma

BLOCPLAN ................................................................. V-26

5.12. Kode dan Nilai ARC .................................................... V-27

5.13. Contoh Perhitungan TCR ............................................. V-28

5.14. Perhitungan TCR Masing-Masing Departemen ........... V-29

5.15. Pengurutan Masing-Masing Departemen ..................... V-31

5.16. Titik Koordinat Masing-Masing Departemen .............. V-58

5.17. Jarak Antar Departemen Layout Usulan Algoritma

CORELAP .................................................................... V-59

5.18. Momen Perpindahan Tata Letak Usulan Algoritma

CORELAP .................................................................... V-60

xiv
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR TABEL (Lanjutan)

GAMBAR HALAMAN
6.1. Momen Perpindahan Tata Letak Usulan Algoritma

BLOCPLAN ................................................................. VI-2

6.2. Momen Perpindahan Tata Letak Usulan Algoritma

CORELAP .................................................................... VI-3

xv
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR GAMBAR

GAMBAR HALAMAN

1.1 Layout Aktual PT. Aroma Mega Sari........................... I-3

2.1 Tepung Beras Rose Brand ............................................ II-2

2.2. Struktur Organisasi PT. Aroma Mega Sari................... II-4

2.3. Blok Diagram Proses Produksi Tepung Beras ............ II-12

3.1. Activity Relationship Chart (ARC) .............................. III-20

4.1. Kerangka Berpikir Penelitian ....................................... IV-4

4.2. Diagram Rancangan Penelitian .................................... IV-5

4.3. Blok Diagram Pengolahan Data Algoritma

BLOCPLAN ................................................................. IV-9

4.4. Blok Diagram Pengolahan Data Algoritma

CORELAP .................................................................... IV-10

5.1. Block Layout Departemen PT. Aroma Mega Sari ........ V-6

5.2. Activity Relationship Chart (ARC) Antar Departemen V-17

5.3. Spesifikasi Departemen dengan Software

BLOCPLAN 90 ............................................................ V-18

5.4. Derajat Hubungan Kedekatan Antar Departemen

dengan Software BLOCPLAN ..................................... V-19

5.5. Kode Hubungan Keterkaitan dan Nilai Bobot.............. V-20

5.6. Skor Untuk Masing-masing Departemen dengan

Software BLOCPLAN.................................................. V-20

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR GAMBAR (Lanjutan)

GAMBAR HALAMAN
5.7. Pilihan Rasio Panjang dan Lebar yang Dikehendaki ... V-21

5.8. Hasil Iterasi dengan Cara Random Layout pada

Software BLOCPLAN.................................................. V-22

5.9. Layout Hasil Iterasi-4 ................................................... V-23

5.10. Titik Pusat Koordinat dan Ukuran Setiap Departemen

Layout Iterasi 4 ............................................................. V-24

5.11. Diagram Penempatan Departemen ............................... V-31

5.12. Perhitungan Algoritma CORELAP Iterasi Ke-1 .......... V-32

5.13. Perhitungan Algoritma CORELAP Iterasi Ke-2 .......... V-33

5.14. Perhitungan Algoritma CORELAP Iterasi Ke-3 .......... V-34

5.15. Perhitungan Algoritma CORELAP Iterasi Ke-4 .......... V-35

5.16. Perhitungan Algoritma CORELAP Iterasi Ke-5 .......... V-36

5.17. Perhitungan Algoritma CORELAP Iterasi Ke-6 .......... V-37

5.18. Perhitungan Algoritma CORELAP Iterasi Ke-7 .......... V-38

5.19. Perhitungan Algoritma CORELAP Iterasi Ke-8 .......... V-40

5.20. Perhitungan Algoritma CORELAP Iterasi Ke-9 .......... V-41

5.21. Perhitungan Algoritma CORELAP Iterasi Ke-10 ........ V-43

5.22. Perhitungan Algoritma CORELAP Iterasi Ke-11 ........ V-44

5.23. Perhitungan Algoritma CORELAP Iterasi Ke-12 ........ V-46

5.24. Perhitungan Algoritma CORELAP Iterasi Ke-13 ........ V-47

xvii
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR GAMBAR (Lanjutan)

GAMBAR HALAMAN
5.25. Perhitungan Algoritma CORELAP Iterasi Ke-14 ........ V-49

5.26. Perhitungan Algoritma CORELAP Iterasi Ke-15 ........ V-51

5.27. Perhitungan Algoritma CORELAP Iterasi Ke-16 ........ V-52

5.28. Perhitungan Algoritma CORELAP Iterasi Ke-17 ........ V-54

5.29. Hasil Algoritma CORELAP ......................................... V-55

5.30. Block Layout dengan Algoritma CORELAP................ V-56

5.31. Block Layout dengan Titik Koordinat .......................... V-57

6.1. Grafik Perbandingan Momen Perpindahan .................. VI-5

6.2. Grafik Perbandingan Ongkos Material Handling ........ VI-6

6.3. Denah Usulan PT. Aroma Mega Sari ........................... VI-7

xviii
Universitas Sumatera Utara
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kebutuhan konsumen akan suatu produk semakin bervariasi dan

permintaan konsumen terhadap suatu produk pun semakin meningkat.

Pengaruhnya adalah produk-produk yang dihasilkan perusahaan harus mampu

bersaing dengan produk perusahaan lain pada era globalisasi (pasar bebas) ini.

Suatu perusahaan harus bisa menerapkan sistem produksi yang tepat agar produk

yang dihasilkan berkualitas dan dapat dijangkau konsumen. Beberapa faktor yang

dapat mempengaruhi proses produksi di perusahaan adalah tata letak pabrik yang

baik selain faktor lainnya seperti tenaga kerja, bahan baku, energi dan modal.

Peralatan industri yang mahal, canggih serta desain produk yang bagus tidak

berarti jika tidak ditunjang dengan tata letak pabrik yang terencana dengan baik.

Tata letak pabrik merupakan kajian yang fokus pada pengaturan unsur-

unsur fisik berupa mesin, peralatan, bangunan atau fasilitas lainnya di sebuah

pabrik. Tata letak pabrik bertujuan untuk memudahkan proses produksi,

meminimumkan pemindahan bahan, menjaga keluwesan, memelihara perputaran

barang setengah jadi yang tinggi, menurunkan penanaman modal dalam

peralatan, menghemat pemakaian ruang bangunan, meningkatkan produktifitas

tenaga kerja dan memberikan kemudahan, keselamatan dan kenyamanan pada

pegawai.

Beberapa permasalahan tata letak antara lain perubahan rancangan,

penambahan produk baru, perluasan departemen, pengurangan departemen,

I-1
Universitas Sumatera Utara
I-2

memindahkan satu departemen, penambahan departemen baru, peremajaan mesin

dan peralatan yang rusak, perubahan metode produksi, perencanaan fasilitas baru

serta biaya.

Menurut Purnomo (2004), masalah utama dalam tata letak adalah

mengenai biaya. Biaya yang tinggi dipengaruhi oleh beberapa faktor. Salah

satunya adalah biaya proses perpindahan bahan. Biaya proses perpindahan bahan

ini pada beberapa kasus bisa mencapai 70% dari total biaya produksi diakibatkan

jarak perpindahan bahan yang panjang. Jarak perpindahan memiliki hubungan

linier terhadap biaya dan waktu perpindahan.

PT. Aroma Mega Sari merupakan perusahaan manufaktur yang

menghasilkan tepung beras dan tepung ketan untuk pembuatan berbagai jenis

makanan. Perusahan ini mempunyai tipe produksi make to stock dimana produk

diproduksi terlebih dahulu tanpa menunggu adanya pemesanan dan jenis tata

letak yang digunakan adalah layout by process, dikarenakan stasiun kerja atau

mesin-mesin yang digunakan disusun berdasarkan fungsi yang sama. Denah PT.

Aroma Mega Sari dapat dilihat pada Gambar 1.1 berikut.

Universitas Sumatera Utara


I-3

Gambar 1.1. Denah PT. Aroma Mega Sari

Dari pengamatan yang telah dilakukan sebelumnya, bangunan pabrik PT.

Aroma Mega Sari merupakan take over dari pabrik perusahaan minyak goreng.

Data produksi PT. Aroma Mega Sari dapat dilihat pada Tabel 1.1. berikut.

Universitas Sumatera Utara


I-4

Tabel 1.1. Data Kapasitas Produksi PT. Aroma Mega Sari

Produksi per
Tahun Bulan
hari (kg)
Agustus 65.000
September 65.000
2015 Oktober 65.000
November 65.000
Desember 65.000
Januari 130.000
Februari 130.000
Maret 130.000
April 130.000
Mei 130.000
Juni 130.000
2016
Juli 130.000
Agustus 130.000
September 130.000
Oktober 130.000
November 130.000
Desember 130.000
Januari 130.000
Februari 130.000
Maret 130.000
April 130.000
2017
Mei 130.000
Juni 130.000
Juli 130.000
Agustus 130.000

Awalnya, kapasitas bangunan pabrik perusahaan yang sebelumnya sesuai

dengan kapasitas produksi PT. Aroma Mega Sari yaitu sebesar 65 ton/hari. Akan

tetapi seiring dengan permintaan konsumen yang meningkat, pada awal Januari

2016 perusahaan menambah kapasitas produksi dari 65 ton/hari menjadi 130

ton/hari sehingga bagian pencurahan semakin sempit karena penumpukan bahan

baku dan area pengepakan semakin sempit karena penumpukan produk jadi yang

menyebabkan proses produksi menjadi terganggu. Untuk itu PT. Aroma Mega

Universitas Sumatera Utara


I-5

Sari menambah bangunan baru yang digunakan sebagai gudang bahan baku.

Permasalahan yang terdapat pada perusahaan ini adalah penambahan

bangunan baru ini tidak dirancang dengan melihat hubungan kedekatan antar

departemen. Gudang bahan baku berjarak 51 meter dari departemen pencurahan

dan dalam pemindahan bahan baku tersebut diperlukan truk untuk

mengangkutnya. Jarak perpindahan bahan 51 meter ini lebih panjang dari jarak

yang sebelumnya yaitu 10 meter sehingga meningkatkan biaya perpindahan

bahan.

Data jarak, frekuensi dan momen perpindahan sebelum penambahan

bangunan baru dapat dilihat pada Tabel 1.2. berikut.

Tabel 1.2. Data Jarak, Frekuensi dan Momen Perpindahan Sebelum

Penambahan Bangunan Baru

Frekuensi Momen
Departemen Departemen Alat Jarak
Pemindahan Perpindahan
Asal Dituju Angkut (m)
/tahun (m/tahun)
Gudang Bahan
Pencurahan Forklift 10 13.200 132.000
Baku
Gudang 44,76 1.454.700
Packing Forklift 32.500
Produk Jadi
Gudang Bahan 44,76 58.188
Packing Forklift 2.600
Tambahan
TOTAL 1.644.888

Biaya perpindahan yang timbul akibat proses perpindahan bahan tersebut

dapat dilihat pada Tabel 1.3. berikut.

Universitas Sumatera Utara


I-6

Tabel 1.3. Biaya Perpindahan Bahan Sebelum Penambahan Bangunan Baru

Ongkos
Frekuensi Material
Departemen Departemen Alat Jarak
Pemindahan Handling
Asal Dituju Angkut (m)
/tahun /tahun
(Rp)
Gudang
Pencurahan Forklift 10 13.200 12.732.720
Bahan Baku
Gudang
Packing Forklift 44,76 32.500 140.320.362
Produk Jadi
Gudang
Bahan Packing Forklift 44,76 2.600 11.225.629
Tambahan
TOTAL 164.278.711

Data jarak, frekuensi dan momen perpindahan setelah penambahan

bangunan baru dapat dilihat pada Tabel 1.4. berikut.

Tabel 1.4. Data Jarak, Frekuensi dan Momen Perpindahan Setelah

Penambahan Bangunan Baru

Frekuensi Momen
Departemen Departemen Alat Jarak
Pemindahan Perpindahan
Asal Dituju Angkut (m)
/tahun (m/tahun)
Gudang 153.000
Pencurahan Truk 51 3000
Bahan Baku
Gudang
Packing Forklift 32,5 32.500 1.056.250
Produk Jadi
Gudang
Bahan Packing Forklift 44,76 2600 116.376
Tambahan
TOTAL 1.325.626

Biaya proses perpindahan bahan tersebut dapat dilihat pada Tabel 1.5.

berikut.

Universitas Sumatera Utara


I-7

Tabel 1.5. Biaya Perpindahan Bahan Setelah Penambahan Bangunan Baru

Ongkos
Frekuensi
Departemen Departemen Alat Jarak Material
Pemindahan
Asal Dituju Angkut (m) Handling/tahun
/tahun
(Rp)
Gudang
Pencurahan Truk 51 3000 . 113.992.650
Bahan Baku
Gudang 32,5
Packing Forklift 32.500
Produk Jadi
Gudang 158.668.024
Bahan Packing Forklift 44,76 2600
Tambahan
TOTAL 272.660.674

Perbandingan momen perpindahan sebelum penambahan bangunan baru

dan sesudah penambahan bangunan baru dapat dilihat pada Tabel 1.6. berikut.

Tabel 1.6. Perbandiangan Momen Perpindahan

Momen Perpindahan (m/tahun)


Sebelum Penambahan Setelah Penambahan
Bangunan Baru Bangunan Baru
1.644.888 1.325.626

Perbandingan biaya perpindahan sebelum penambahan bangunan baru dan

sesudah penambahan bangunan baru dengan kapasitas produksi 130 ton/hari

dapat dilihat pada Tabel 1.7. berikut.

Tabel 1.7. Perbandiangan Biaya Perpindahan

Biaya Perpindahan (/tahun)


Sebelum Penambahan Setelah Penambahan
Bangunan Baru Bangunan Baru
Rp. 164.278.711 Rp. 272.660.674

Universitas Sumatera Utara


I-8

Berdasarkan uraian diatas dapat dilihat bahwa biaya perpindahan bahan

pada PT. Aroma Mega Sari sebelum dan sesudah penambahan bangunan baru

memiliki peningkatan biaya perpindahan sebesar Rp. 108.381.963,-. Biaya

perpindahan yang meningkat otomatis meningkatkan biaya produksi. Menurut

Sritomo (2004), biaya perpindahan bahan dapat diminimumkan dengan

menyusun lebih dekat departemen-departemen yang berhubungan, agar

perpindahan bahan pada jarak yang pendek. Oleh karena itu perlu dilakukan

perancangan ulang tata letak pabrik untuk meminimisasi biaya perpindahan

bahan.

Ada beberapa metode dalam perancangan ulang tata letak pabrik. Antara

lain CRAFT, CORELAP, BLOCPLAN, LOGIC, PLANET, MIP, ALDEP,

COFAD, MULTIPLE dan masih banyak lagi yang tidak diperjualbelikan. Pada

penelitian ini digunakan algoritma BLOCPLAN dan algoritma CORELAP.

Alasan pemilihan metode tersebut karena algoritma BLOCPLAN dan algoritma

CORELAP mudah dijalankan dalam komputer dan dapat menggunakan peta

keterkaitan sebagai input data. Selanjutnya, hasil yang diperoleh dari metode ini

akan dibandingkan dengan memilih jumlah total momen perpindahan bahan

yang paling minimum dari iterasi kedua metode. Kemudian dihitung Ongkos

Material Handling (OMH) sehingga didapatkan ongkos perpindahan yang paling

minimum.

Universitas Sumatera Utara


I-9

1
Penelitian dengan menggunakan metode BLOCPLAN pernah dilakukan

di PT. FSCM Manufacturing Indonesia oleh Edoward Nata Susanto. PT. FSCM

Manufacturing Indonesia akan mengadakan sentralisasi mesin pin cutting dan

mesin bush forming dari plant 1 ke plant 3. Pemindahan ini disebabkan oleh

adanya banyaknya pemindahan komponen WIP dari plant 1 ke plant 3 ataupun

sebaliknya. Salah satu masalah yang pernah terjadi akibat dari banyaknya

pemindahan komponen WIP ini adalah adanya bush yang tidak masuk ke proses

heat treatment yang sampai customer. Penelitian ini bertujuan untuk merancang

layout plant 3 yang baru dan layout storage WIP yang baru serta mengetahui

payback period sentralisasi yang dilakukan perusahaan. Metode yang digunakan

seperti algoritma tata letak fasilitas, BLOCPLAN, storage dan metode

ekuivalensi. Dari hasil penelitian, metode BLOCPLAN menghasilkan tiga layout

usulan. Layout yang dipilih adalah layout usulan ketiga dengan momen terkecil

sebesar 100.035,46. Biaya yang dikeluarkan jika dilakukannya pengaplikasian

layout usulan diperkirakan membutuhkan biaya sebesar Rp. 160.561.000,00.

Sentralisasi loading furnace mengakibatkan penghematan sebesar Rp.

49.602.240,98. Sentralisasi mesin pin cutting dan mesin bush forming juga

mendapatkan penghematan pemindahan komponen WIP dan operator sebesar Rp.

4.500.000,00 dan Rp. 6.000.000,00. Total penghematan per bulan yang

didapatkan PT.FSCM Manufacturing Indonesia sebesar Rp. 60.102.240,98.

1
Edoward Nata Susanto, Perancangan Tata Letak Untuk Sentralisasi. Universitas Kristen Petra :
Prodi Teknik Industri. 2016

Universitas Sumatera Utara


I-10

2
Penelitian dengan algoritma CORELAP pernah dilakukan di Perusahaan

Konveksi oleh Qodri Azis Dwiyanto. Perusahaan saat ini memiliki permasalahan

dalam menentukan tata letak yang sesuai, diantaranya tata letak mesin yang

kurang teratur, serta luas lantai yang kurang memadai sehingga menimbulkan

menurunnya tingkat kemudahan, keamanan dan kenyaman. Penelitian ini

bertujuan untuk membuat usulan tata letak fasilitas pada perusahaan konveksi

dengan menggunakan metode CORELAP. Dari hasil penelitian, algoritma

CORELAP menghasilkan usulan rancangan tata letak keseluruhan pabrik adalah

sebesar 2110 m2. Dari rancangan usulan tata letak maka mencukupi dengan luas

tanah yang ada yaitu sebesar 3500 m2 dan dapat dilakukan perluasan lahan untuk

perusahaan dimasa yang akan datang. Hasil rancangan tata letak dapat

meminimasi permasalahan yang ada di perusahaan saat ini yaitu luas lantai yang

kurang memadai untuk kebutuhan mesin yang bertambah serta ketidakteraturan

penempatan setiap mesin.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka yang menjadi rumusan masalah

pada penelitian ini adalah penambahan bangunan baru mengakibatkan

peningkatan biaya perpindahan bahan.

2
Qodri Azis Dwianto, Usulan Rancangan Tata Letak Fasilitas Dengan Menggunakan Metode
Computerized Relationship Layout Planning (CORELAP) di Perusahaan Konveksi. Institut
Teknologi Nasional (Itenas) Bandung : Jurusan Teknik Industri. 2016

Universitas Sumatera Utara


I-11

1.3. Tujuan dan Manfaat

Tujuan umum penelitian ini adalah mengidentifikasi jarak, frekuensi

perpindahan dan hubungan kedekatan antar departemen antar departemen

sehingga didapatkan alternatif tata letak yang menyebabkan biaya perpindahan

bahan menjadi minimum.

Tujuan khusus yang ingin dicapai dalam penelitian tugas akhir ini adalah:

1. Menghitung jarak dan frekuensi perpindahan antar departemen

2. Menghitung total momen perpindahan bahan pada tata letak aktual sebelum

melakukan perbaikan

3. Mengidentifikasi derajat kedekatan antar departemen

4. Merancang usulan tata letak menjadi beberapa alternatif tata letak dengan

menggunakan metode algoritma BLOCPLAN dan algoritma CORELAP

5. Menghitung Ongkos Material Handling (OMH)

6. Merekomendasikan usulan tata letak berdasarkan alternatif terbaik yang

diperoleh dari perbandingan efisiensi momen perpindahan masing-masing

alternatif dan Ongkos Material Handling (OMH) yang paling minimum.

Manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari penelitian ini adalah:

1. Bagi Mahasiswa

a. Mahasiswa dapat memperoleh kesempatan untuk menerapkan ilmu

pengetahuan yang telah diperoleh dalam perkuliahan di lapangan kerja.

b. Memberikan gambaran dunia kerja yang sebenarnya kepada mahasiswa

sebagai bekal untuk kemudian hari.

Universitas Sumatera Utara


I-12

2. Bagi Departemen

a. Menjalin hubungan kerjasama antara tempat pelaksanaan tugas sarjana

dengan Departemen Teknik Industri Universitas Sumatera Utara.

b. Memperkenalkan Departemen Teknik Industri Universitas Sumatera

Utara kepada masyarakat luas.

3. Bagi Perusahaan

Laporan penelitian ini dapat berguna dan bermanfaat bagi evaluasi kerja

perusahaan apabila diperlukan perbaikan tata letak di kemudian hari

1.4. Batasan dan Asumsi Penelitian

Batasan-batasan yang digunakan dalam penelitian adalah :

1. Perancangan ulang tata letak hanya dilakukan antar departemen

2. Metode perancangan ulang menggunakan algoritma BLOCPLAN dan

algoritma CORELAP

3. Pemilihan alternatif usulan tata letak menggunakan momen perpindahan dan

Ongkos Material Handling yang minimum.

4. Variabel dasar perencanaan tata letak yang diteliti adalah biaya dan momen

perpindahan bahan.

5. Tidak dilakukan perhitungan biaya produksi

6. Tidak dilakukan pembahasan penyeimbangan lintasan produksi dan

kelayakan perancangan ulang tata letak dalam penelitian ini.

Universitas Sumatera Utara


I-13

Asumsi-asumsi yang digunakan dalam penelitian adalah :

1. Kondisi perusahaan tidak mengalami perubahan yang berarti selama

penelitian dilakukan dan tidak ada perubahan urutan operasi yang

mempengaruhi jalannya proses produksi.

2. Produk yang dipilih dalam penelitian ini dianggap sudah mewakili jenis

produk yang ada saat ini dan masa yang akan datang.

3. Depresiasi peralatan, biaya perawatan, biaya bahan bakar dan biaya tenaga

kerja dianggap sama sebelum dan sesudah penelitian.

1.5. Sistematika Penulisan Laporan

Sistematika penulisan laporan tugas sarjana terdiri dari bab-bab sebagai

berikut.

Bab I Pendahuluan, menguraikan latar belakang permasalahan

yang mendasari penelitian dilakukan, perumusan permasalahan, tujuan

penelitian, manfaat penelitian, batasan dan asumsi yang digunakan dalam

penelitian dan sistematika penulisan tugas sarjana.

Bab II Gambaran Umum, menguraikan gambaran umum perusahaan

PT. Aroma Mega Sari, ruang lingkup perusahaan, lokasi, struktur organisasi,

tugas dan tanggung jawab, jumlah tenaga kerja dan jam kerja karyawan, dan

sistem pengupahan,

Bab III Landasan Teori, berisi teori mengenai pengertian tata letak, tujuan

tata letak, jenis-jenis persoalan tata letak, prinsip dasar dalam menata letak, tata

letak berbantuan komputer, ukuran jarak, algoritma BLOCPLAN dan CORERAP

Universitas Sumatera Utara


I-14

serta langkah-langkah perancangan tata letak menurut algoritma tersebut .Sumber

teori atau literatur yang digunakan diambil dari referensi buku-buku dan jurnal

penelitian yang berhubungan dengan topik yang disertakan pada Daftar Pustaka.

Bab IV Metodologi Penelitian, menjelaskan tahapan-tahapan yang

dilakukan pada saat penelitian mulai dari awal hingga penyusunan laporan yang

terdiri dari persiapan penelitian, pengambilan data waktu proses, pengolahan

data, analisis hasil sampai kesimpulan dan saran yang digambarkan dalam

sebuah blok diagram penelitian.

Bab V Pengumpulan dan Pengolahan Data, berisi data-data primer

dan data sekunder yang diperoleh dari hasil pengamatan dan dokumen

perusahaan sebagai bahan untuk melakukan pengolahan data. Hasil pengolahan

data tersebut digunakan sebagai dasar dalam analisis dan pemecahan masalah.

Bab VI Analisis dan Evaluasi, menganalisis dan mengevaluasi pemecahan

masalah berdasarkan hasil pengolahan data yang telah dilakukan.

Bab VII Kesimpulan dan Saran, berisi kesimpulan yang diperoleh

dari hasil pemecahan masalah dan saran-saran yang bermanfaat bagi perusahaan.

Universitas Sumatera Utara


BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Perusahaan

PT. Aroma Mega Sari adalah perusahaan manufaktur yang berdiri dan

mulai beroperasi pada tahun 2007. Perusahaan ini merupakan perusahaan take

over (yang diambil alih) pada awal tahun 2007. Perusahaan ini berbentuk

Perusahaan Swasta yang bergerak dalam industri produksi tepung beras dan

tepung ketan dengan merek Rose Brand. PT. Aroma Mega Sari berlokasi di Jl. Sei

Belumai Desa Dalu X.A Tanjung Morawa, Deli Serdang Sumatera Utara.

Kegiatan pengadaan bahan baku perusahaan memilih beberapa pemasok

yang memiliki kualitas terbaik agar mencegah terjadinya hal yang tidak

diinginkan oleh konsumen. Permintaan akan produk tepung perusahaan PT.

Aroma Mega Sari terus bertambah setiap tahunnya dan membuat daerah

pemasaran dalam mendistribusikan produknya semakin luas. Saat ini diketahui

sudah mencapai daerah Medan, Aceh, Pekanbaru, Padang dan Batam.

2.2. Ruang Lingkup Perusahaan

PT. Aroma Mega Sari adalah perusahaan yang bergerak di industri

manufaktur dengan hasil produksi tepung beras dan tepung ketan. Perusahaan ini

menghasilkan tepung beras dan tepung ketan dengan kemasan berukuran 500

gram.

Universitas Sumatera Utara


II-2

Gambar 2.1. Tepung Beras Rose Brand

Perusahaan ini memiliki kapasitas produksi 130 ton per hari, dengan

sistem produksi make to stock. Dalam memproduksi tepung beras dan tepung

ketan bahan baku yang digunakan adalah beras. Beras yang digunakan adalah

beras import yang berasal dari berbagai Negara seperti Thailand, Vietnam, India,

dan Filipina. Tepung beras dan tepung ketan dihasilkan oleh PT. Aroma Mega

Sari memiliki daerah pemasaran seperti Medan, Aceh, Pekanbaru, Padang dan

Batam.

2.3. Organisasi dan Manajemen

2.3.1. Struktur Organisasi

Struktur organisasi di PT. Aroma Mega Sari adalah struktur

organisasi fungsional dan lini. Struktur organisasi fungsional merupakan

organisasi yang diatur berdasarkan pengelompokan aktivitas dan tugas yang sama

untuk membentuk unit-unit kerja atau departemen seperti produksi/operasi,

pengemasan, keuangan, personalia, dan sebagainya yang memiliki fungsi yang

Universitas Sumatera Utara


II-3

terspesialisi. Spesialisasi di sini akan memberikan efisiensi kerja yang lebih

tinggi lagi. Sedangkan struktur organisasi lini dapat dilihat dimana wewenang dan

kebijakan pimpinan atau atasan dilimpahkan pada satuan-satuan organisasi di

bawahnya menurut garis vertikal, dimana wewenang dari pimpinan tertinggi

dilimpahkan kepada kepala bagian per departemen dibawahnya dalam bidang

pekerjaan tertentuPimpinan tertinggi PT. Aroma Mega Sari adalah seorang

direktur dimana seorang direktur memimpin beberapa departemen tertentu yang

dapat dilihat melalui tanggungjawabnya masing-masing sesuai fungsinya, dan

juga pemimpin tertinggi secara lini melimpahkan wewenang kepada satuan-satuan

organisasi di bawahnya. Struktur organisasi PT. Aroma Mega Sari dapat dilihat

pada Gambar

2.2.

Universitas Sumatera Utara


II-4

Universitas Sumatera Utara


II-5

2.3.2. Tugas dan Tanggung Jawab

Setiap bagian dari sturktur organisasi PT. Aroma Mega Sari memiliki

tugas dan tanggungjawabnya masing-masing. Adapun pembagian tugas dan

tanggung jawab pada susunan organisasi perusahaan adalah sebagai

berikut:

1. Pimpinan Pabrik

Pimpinan Pabrik di perusahaan memiliki tanggung jawab sebagai

berikut :

a. Mengkordinir secara keseluruhan terhadap kondisi dan kegiatan di

pabrik.

b. Bertugas mengawasi kebijaksanaan dan tindakan setiap kepala bagian

dan menjalin hubungan baik.

2. Kepala Bagian Gudang Beras

Kepala Bagian Gudang Beras di perusahaan memiliki tanggung jawab

sebagai berikut :

a. Bertugas mengawasi tentang persediaan stok beras di gudang.

b. Mendata jumlah bahan baku yang dibeli .

c. Membuat laporan secara periodik kepada pimpinan pabrik.

3. Kepala Bagian Packing

Kepala Bagian Packing di perusahaan memiliki tanggung jawab

sebagai berikut :

a. Bertugas mengawasi tentang persediaan stok bahan tambahan di gudang.

b. Mendata jumlah bahan tambahan yang dibeli.

Universitas Sumatera Utara


II-6

c. Membuat laporan secara periodik kepada pimpinan pabrik.

4. Kepala Bagian Produksi

Kepala Bagian Produksi di perusahaan memiliki tanggung jawab

sebagai berikut :

a. Mengawasi semua kegiatan proses produksi yang berlangsung di lantai

pabrik.

b. Melakukan pemeriksaan terhadap kesalahan-kesalahan yang terjadi

dalam kegiatan produksi.

c. Memberikan laporan secara periodik mengenai proses produksi yang

berlangsung kepada pimpinan pabrik.

5. Kepala Bagian IC (Inventory Control)

Kepala Bagian IC (Inventory Control) di perusahaan memiliki

tanggung jawab sebagai berikut :

a. Melaksanakan dan mengkoordinir seluruh pengolahan yang berhubungan

dengan pembelian dan penyimpanan bahan baku.

b. Merancang dan merencanakan sistem pengadaan dan persediaan bahan.

c. Mengutamakan kualitas bahan baku yang dibeli

d. Memberikan laporan secara periodik kepada pimpinan pabrik.

6. Kepala Bagian Laboratorium

Kepala Bagian Laboratorium di perusahaan memiliki tanggung jawab

sebagai berikut :

Universitas Sumatera Utara


II-7

a. Bertugas melakukan pengujian terhadap produk-produk yang diproduksi,

yang disesuaikan dengan pengujian dari SNI (Standar Nasional

Indonesia) sebelum produk tersebut dipasarkan.

b. Memberikan laporan secara periodik kepada pimpinan pabrik.

7. Kepala Bagian Personalia

Kepala Bagian Personalia di perusahaan memiliki tanggung jawab

sebagai berikut :

a. Mengatur hal-hal yang berhubungan dengan pekerjaan karyawan

b. Mengatur hal-hal yang berhubungan dengan pihak luar perusahaan

c. Memberikan laporan hal personalia kepada pimpinan pabrik.

8. Koordinator Bagian

Koordinator Bagian di perusahaan memiliki tanggung jawab sebagai

berikut :

a. Membantu kepala bagian dalam hal membuat kebijaksanaan-

kebijaksanaan yang dilakukan kepala bagian

a. Membantu dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab kepala

bagian.

9. Staff

Staff di perusahaan memiliki tanggung jawab sebagai berikut :

a. Bekerja secara langsung di lantai produksi sesuai dengan departemen

masing-masing yang bertanggung jawab terhadap kelangsungan proses

produksi secara langsung dan bekerja dengan pengawasan masing-

masing kepala bagian.

Universitas Sumatera Utara


II-8

10. Operator

Operator di perusahaan memiliki tanggung jawab sebagai berikut :

b. Bekerja secara langsung di lantai produksi yang berhubungan langsung

dengan mesin produksi sesuai dengan departemen masing-masing yang

bertanggung jawab terhadap kelangsungan proses produksi secara

langsung dan bekerja dengan pengawasan masing-masing kepala bagian.

11. Security

Security di perusahaan memiliki tanggung jawab sebagai berikut :

a. Menjaga keamanan dan melaksanakan kegiatan pengamanan di seluruh

kompleks perusahaan.

b. Mengambil tindakan pengamanan dan perlindungan ketika tejadi

gangguan keamanan di dalam kompleks perusahaan.

2.4. Jumlah Tenaga Kerja dan Jam Kerja

Pembagian jumlah tenaga kerja di pabrik PT. Aroma Mega Sari dapat

dilihat pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1. Jumlah Tenaga Kerja PT. Aroma Mega Sari

Jumlah Tenaga Kerja


No. Jabatan
(Orang)
1. Pimpinan Pabrik 1
2. Kepala Bagian 6
3. Koordinator Bagian 34
4. Pekerja 84
5. Security 4

Universitas Sumatera Utara


II-9

TOTAL 129
Sumber : PT. Aroma Mega Sari

Jam kerja pada perusahaan ini dibagi menjadi tiga shift dengan 25 hari

kerja dalam 1 bulan, yaitu:

1. Shift I : pukul 08.00 – 16.00 WIB

2. Shift II : pukul 16.00 – 24.00 WIB

3. Shift III : pukul 00.00 – 08.00 WIB

2.5. Bahan yang Digunakan

2.5.1. Bahan Baku

Bahan baku merupakan bahan utama yang digunakan dalam proses

produksi, dimana sifat dan bentuknya akan mengalamiperubahan dan langsung

ikut di dalam proses produksi sampai dihasilkannya barang jadi. Bahan baku

yang digunakan untuk produksi tepung pada PT. Aroma Mega Sari adalah beras.

2.5.2. Bahan Tambahan

Bahan tambahan bahan yang digunakan dalam proses produksi dan

berfungsi meningkatkan mutu produk serta merupakan bagian dari produk akhir.

Bahan tambahan pada produksi tepung adalah sebagai berikut:

1. Kemasan plastik yang digunakan sebagai plastik produk tepung.

2. Kotak kardus yang digunakan sebagai kemasan akhir produk

untuk dipasarkan.

3. Isolasi digunakan untuk merekatkan tutup kardus.

Universitas Sumatera Utara


II-10

2.5.3. Bahan Penolong

Bahan penolong adalah bahan yang digunakan secara tidak langsung

dalam produk dan bukan merupakan komposisi produk, tetapi digunakan sebagai

pelengkap produk dan memudahkan dalam melakukan proses. Bahan penolong

pada produksi tepung adalah adalah Air bawah tanah yang telah dijernihkan,

dimana air tersebut digunakan untuk kegiatan pencucian beras sebelum

diproduksi dan perendaman beras saat produksi supaya beras dapat di-press

(dihaluskan) menjadi tepung.

2.6. Uraian Proses Produksi

Uraian proses pembuatan tepung beras pada PT. Aroma Mega Sari adalah
sebagai berikut:
1. Pencurahan

Bahan baku (beras) dari gudang stok bahan baku dipindahkan ke gudang

curah untuk dikeluarkan dari kemasan karung 50 kg, kemudian dicurah ke

dalam tanki penampungan (tanki silo).

2. Penyimpanan

Beras dari pencurahan dibersihkan melalui proses pengayakan/penyaringan

yang dialirkan melalui sendokan kemudian beras hasil ayakan tersebut akan

ditampung di dalam tanki silo.

3. Pencucian

Universitas Sumatera Utara


II-11

Beras dari tanki silo dialirkan ke dalam bak cucian (1.250 kg/bak cucian)

melalui pipa uliran yang dihubungkan dari tanki silo dengan bak cucian dan

direndam selama ±2-3jam. Beras yang dialirkan kemudian dicuci dengan air

lalu diaduk merata dengan menggunakan tekanan angin selama 30 menit.

Hasil adukan tersebut dibilas hingga bersih dan kemudian di parut.

4. Pemarutan

Butiran beras yang telah dicuci hingga dibilas kemudian dicampur dengan air

lalu dihancurkan dengan mesin giling tepung selama ±1-2 jam (tergantung

hasil penggilingan atau penghancuran) untuk kemudian dihisap dengan

Pompa Bangkok dan dialirkan ke dalam bak penampungan (bak aci).

5. Penghalusan

Cairan tepung dari bak aci dihisap oleh Pompa Sihi dan dialirkan ke dalam

mesin Filter Press yang menggunakan pompa bertekanan 5 bar. Kemudian

cairan tepung press menjadi butiran tepung hingga kadar airnya menyisakan

32% sampai dengan 37% dan air hasil penyaringan dibuang ke dalam kolam

limbah.

6. Pengeringan

Butiran tepung hasil penyaringan Filter Press dialirkan melalui Siklun ke

dalam Oven. Butiran tepung akan dikeringkan di dalam Oven dengan

menggunakan suhu panas yang disirkulasikan oleh mesin Boiler dengan suhu

berkisar 185ºC sampai dengan 200ºC.

7. Penyaringan

Universitas Sumatera Utara


II-12

Butiran tepung hasil pengeringan kemudian dihisap dari Oven dengan Blower

Hisap kemudian ditumpahkan ke dalam mesin ayakan untuk disaring

menggunakan saringan dengan tingkat kehalusan 100 MES. Tujuan dari

pengayakan ini untuk melakukan penyaringan sel-sel dari tepung kasar

karena masih terdapat sebagian kecil beras yang sudah di-press dan di-oven

kadar airnya tidak sesuai dengan standar.

8. Pengemasan

Butiran tepung hasil ayakan dialirkan dengan mesin Uliran dan dimasukkan

ke dalam tanki tepung. Proses kemasan dilakukan dengan menyalurkan butiran

tepung dari takni tepung dengan mesin Automatic Spacefill (±19 bungkus

@500 gram/menit) yang dikemas ke dalam plastik. Hasil kemasan dialirkan

melalui conveyor untuk di-packing ke dalam kotak kardus kemasan 10 kg

@20 bungkus/kardus, kemudian dilakukan perekatan dengan isolasi

terhadap kardus.

Uraian proses produksi tersebut dapat dilihat pada blok diagram yang ada

pada Gambar 2.7.

Universitas Sumatera Utara


II-13

Sumber: PT. Aroma Mega Sari


Gambar 2.3. Blok Diagram Proses Produksi Tepung Beras

Universitas Sumatera Utara


BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

3.1. Pengertian Tataletak Pabrik1

Tata letak pabrik merupakan suatu penggambaran kegiatan yang

berhubungan dengan perancangan susunan unsur fisik suatu kegiatan dan selalu

berhubungan erat dengan industri manufaktur. Tata letak yang baik selalu

melibatkan tata cara pemindahan bahan di pabrik sehingga kemudian tata letak

pabrik dan pemindahan bahan.

3.1.1. Tujuan Tataletak Pabrik2

Jika sebuah tataletak berfungsi untuk menggambarkan sebuah susunan

yang ekonomis dari tempat-tempat kerja yang berkaitan dimana bahan yang akan

diproduksi secara ekonomis maka dirancang dengan memahami tujuan penata

letak. Tujuan utamanya ialah:

1. Memudahkan proses manufaktur.

Tataletak harus dirancang sedemikian sehingga proses manufaktur dapat

dilaksanakan dengan cara yang sangat efisien. Saran-saran khusus untuk itu

adalah:

a. Susun mesin, peralatan, dan tempat kerja sedemikian hingga barang dapat

bergerak dengan lancer sepanjang suatu jalur.

b. Hilangkan hambatan-hambatan yang ada.

1
James M. Apple,Tata Letak Pabrik dan Pemindahan Bahan, (Bandung: ITB,1990), hlm. 1
2
Ibid.hlm. 5-8

III-1
Universitas Sumatera Utara
III-2

c. Rencanakan aliran, sehingga pekerjaan yang melalui suatu tempat dapat

dikenali dan dihitung dengan mudah, dengan kemungkinan kecil

tercampur dengan komponen lain.

d. Jaga mutu pekerjaan dengan merencanakan pemenuhan syarat-syarat yang

mengarahkan pada mutu yang baik.

2. Meminimumkan pemindahan bahan

Tataletak yang baik harus dirancang sedemikian sehingga pemindahan bahan

harus diturunkan sampai batas minimum. Jika dapat dilaksanakan, pemindahan

harus mekanis dan semua pemindahan harus dirancang untuk memindahkan

komponen menuju daerah pengiriman.Jika mungkin, komponen harus dalam

keadaan diproses sambil dipindahkan, seperti misalnya ketika dicat,

dipanggang, dibesihkan, dan lain-lain.

3. Menjaga keluwesan

Meskipun sebuah pabrik atau departemen dapat dirancang untuk memproduksi

sejumlah barang adakalanya dihadapi dengan beberapa keadaan yang

memerlukan perubahan kemampuan produksinya.Beberapa perubahan yang

terjadi bisa ditanggulangi dengan mudah jika diantisipasi dalam perencaan

awal. Cara umum adalah dengan membangun sistem utilitas pada tempat-

tempat yang sambungan pelayanannya dapat dipasangkan dengan mudah

ketika bangunan didirikan.

4. Memelihara perputaran barang setengah jadi yang tinggi

Kesangkilan terbesar operasi hanya dapat diperoleh jika bahan berjalan

melewati proses yang diperlukan dengan waktu sesingkat mungkin.Setiap

Universitas Sumatera Utara


III-3

menit yang dilewatkan komponen dalam fasilitas akan menambah ongkos,

melalui modal kerja yang tertanam. Jika penyimpanan barang setengah jadi

diturunkan sampai sekecil mungkin, waktu peredaran total akan berkurang dan

jumlah barang setengah jadi juga berkurang sehingga biaya produksi akan

menurun.

5. Menurunkan penanaman modal dalam peralatan

Susunan mesin dan departemen yang tepat dapat membantu menurunkan

jumlah peralatan yang diperlukan. Misalnya, dua komponen yang berbeda

memerlukan pemakaian gerinda dapat dilewatkan pada mesin yang sama

sehingga tidak diperlukan biaya untuk mesin kedua. Kecermatan dalam

memilih metode pemrosesan juga dapat menghemat pembelian mesin.

6. Menghemat pemakaian ruang bangunan.

Setiap meter persegi luas lantai dalam sebuah pabrik memakan biaya.

Misalkan saja seorang pengusaha telah menghtung biaya lus lantainya Rp.

18.000 tiap meter persegi tiap bulannya. Jumlah ini termasuk semua biaya

tidak langsung. Hanya jika tiap meter persegi digunakan sebaik-baiknya maka

ongkos tak langsung untuk setiap satuan produk dapat di tekan.Tataletak yang

tepat dicirikan oleh jarak yang minimum antar mesin, setelah keleluasaan yang

diperlukan bagi gerakan orang dan barang ditentukan.

7. Meningkatkan kesangkilan pemakaian tenaga kerja

Sejumlah tenaga kerja produktif dapat terbuang karena keadaan tataletak yang

buruk. Dilai pihak tataletak yang tepat dapat menaikkan pemakaian buruh

Universitas Sumatera Utara


III-4

secara sangkil. Saran-saran yang dapat menaikkan pemakaian buruh adalah

sebagai berikut:

a. kurangi pemindahan barang yang dilakukan secara manual

b. meminimumkan jalan kaki

c. seimbangkan siklus mesin sedapat mungkin sehingga mesin dan pekerja

tidak perlu menganggur

d. berikan penyeliaan yang sangkil

8. Memberikan kemudahan, keselamatan dan kenyamanan pada pegawai.

Untuk memenuhi tujuan ini diperlukan perhatian pada hal-hal seperti

penerangan, pergantian udara, keselamatan, pembuangan, debu, kotoran, dan

lain sebagainya. Peralatan yang menyebabkan kebisingan yang tinggi

sebaiknya diisolasi.

Keselamatan juga dapat dijamin dengan perencanaan tataletak yang tepat.

Mesin-mesin dan peralatan lain harus ditmpakan sedemikian sehingga dapat

mencegah kecelakaan pada pegawai dan kerusakan barang serta peralatan

lainnya.

3.1.2. Jenis-jenis Persoalan Tata Letak Pabrik3

Jenis dari persoalahan tataletak pabrik antara lain:

1. Perubahan rancangan

Sering kali perubahan rancangan produk menuntutperubahan proses atau

operasi yang diperlukan. Perubahan ini mungkin hanya memerlukan

3
Ibid.hlm: 16-18.

Universitas Sumatera Utara


III-5

penggantian sebahagian kecil tataletak yang pernah ada atau bentuk rancangan

tataletak ulang bergantung pada perubahan-perubahan yang terjadi.

2. Perluasan departemen

Jika karena suatu alasan diperlukan menambahkan produksi suatu komponen

produk tertentu, mungkin saja diperlukan perubahan pada tataletak. Hal ini

mungkin hanya merupakan penambahansejumlah mesin yang dengan mudah

dapat diatasi dengan membuat ruangan atau mungkin diperlukan perubahan

seluruh tataletak jika pertambahan produksi menuntut perubahan proses.

Misalnya, jika selama ini dibuat kompresor dalam jumlah seratus dapat

digunakan ruang peralatan biasa. Tetapi jika jadwal diubah menjadi ribuan

mungkin diperlukan pemasangan sekelompok mesin serbaguna.

3. Pengurangan departemen

Masalah ini menyerupai kebalikan masalah yang baru saja dikemukakan di

atas. Jika jumlah produksi berkurang secara drastis dan menetap, perlu

dipertimbangkan pemakaian proses yang berbeda dari proses sebelumnya yang

diunakan untuk produksi tinggi. Perubahan seperti ini mungkin menuntut

disingkirkan peralatan yang telah ada sekarang dan merencanakan pemasangan

jenis peralatan lain.

4. Penambahan produk baru

Jika produk baru dan yang serupa dengan produk yang sedang dikerjakan

selama ini ditambahkan pada lintas produksi, masalah yang utama adalah

perluasan departemen, Tetapi jika produk baru ini berbeda dari yang sedang

diproduksi dengan sendirinya muncul persoalan baru. Peralatan yang ada dapat

Universitas Sumatera Utara


III-6

digunakan dengan menambahkan beberapa mesin baru. Peralatan yang ada

dapat digunakan dengan menambahkan beberapa mesin baru disana sini dalam

tataletak yang ada dengan penyusunan ulang minimum atau mungkin

memerlukan penyiapan departemen baru atau seksi baru atau mungkin juga

pabrik baru.

5. Memindahkan suatu departemen.

Memindahkan satu departemen dapat menimbulkan masalah tataletak yang

besar. Jika tataletak yang ada sekarang masih memenuhi hanya diperlukan

pemindahan ke lokasi lain. Jika tataletak yang ada sekarang tidak memenuhi

lagi, kesempatan ini menghadirkan kemungkinan untuk pembetulan kekeliruan

yang lalu. Hal ini dapat merubah kearah penataletakkan ulang pada wilayah

yang baru.

6. Penambahan departemen yang baru

Masalah ini dapat timbul dari harapan untuk mengkoordinasikan. Misalnya

pekerjaan mesin bor dari seluruh departemen ke dalam satu departemen pusat

atau mungkin ini akibat kebutuhan akan pengadaan suatu departemen untuk

pekerjaan yang belum pernah ada sebelumny. Masalah seperti ini mungkin

timbul jika kita menetapkan suatu komponen yang selama ini dibeli dari

perusahaan lain.

7. Peremajaan peralatan yang rusak.

Persoalan ini mungkin menuntut perpindahan peralatanyang berdekatan untuk

mendapatkan pertambahan ruang.

Universitas Sumatera Utara


III-7

8. Perubahan metode produksi

Setiap perubahan kecil dalam satu tempat kerja seringkali mempunyai

pengaruh terhadap tempat kerja yang berhampiran atau wilayah yang

berhampiran. Hal ini akan menuntut peninjauan kembali atas wilayah yang

terlibat.

9. Perencanaan fasilitas baru.

Persolaan ini merupakan persoalan tataletak terbesar. Disini rekayasawan

umunya tidak dibatasi oleh kendala fasilitas yang ada. Dia bebas

merencanakan tatletak yang paling sangkil yang dapat dipakai. Bangunan

dapat dirancang untuk menampung tataletak setelah diselesaikan. Ini adalah

tataletak yang ideal yang dapat dicapai. Fasilitas dapat ditata untuk kegiatan

manufaktur tersangkil. Kemudian dinding dapat direncanakan sekeliling

tataletak dengan tatanan fisik yang sesuai dengan yang ditetapkan.

Di samping itu adanya alasan umum bagi persoalan tata letak atau proyek

tataletak ada pula situasi tidak biasa atau kesulitan-kesulitan yang dapat

menunjukkan perlunya pengkajian atas tataletak yang sudah ada. Beberapa

petunjuk itu adalah :

a. Bangunan tidak cocok dengan yang dibutuhkan.

b. Kegagalan dalam menerapkan jalur teknik produksi ketika diterapkan.

c. Perubahan rancangan produk atau proses dibuat tanpa membuat perubahan

yang diperlukan pada tataletak.

d. Pemasangan peralatan tambahan tanpa mempertimbangkan keterkaitannya

dengan pola aliran yang ada.

Universitas Sumatera Utara


III-8

e. Waktu terbuang dan menganggur yang tak terduga.

f. Kesulitan pengendalian persediaan.

g. Menurunnya produksi pada satu tempat kerja.

h. Kondisi penuh sesaknya ruang-ruang kerja.

i. Terlalu banyak orang yang memindahkan barang.

j. ‘Leherbotol’ dalam produksi.

k. Langkah balik.

l. Penyimpanan sementara terlalu banyak.

m. Hambatan dalam aliran barang.

n. Kesulitan penjadwalan.

o. Pemborosan ‘ruangan’.

p. Menganggurnya orang dan peralatan.

q. Waktu pemrosesan yang berlebihan.

r. Perawatan bangunan yang jelek.

3.1.3. Tanda-tanda Tataletak yang Baik4

Tata letak yang sangkil terwujud dengan memiliki beberapa karateristik

yang jelas yang dapat dilihat bahkan dari satu pengamatan biasa. Di antara yang

paling penting adalah :

1. Keterkaitan kegiatan yang terencana.

2. Pola aliran barang terencana.

3. Aliran yang lurus.

4Ibid. hlm: 18-19.

Universitas Sumatera Utara


III-9

4. Langkah balik yang minimum.

5. Jalur aliran tambahan.

6. Gang yang lurus.

7. Pemindahan antar operasi minimum.

8. Metode pemindahan yang terencana.

9. Jarak pemindahan yang minimum.

10. Pemrosesan digabung dengan pemindahan bahan.

11. Pemindahan bergerak dari penerimaan menuju pengiriman.

12. Operasi pertama dekat dengan penerimaan.

13. Operasi terakhir dekat dengan pengiriman.

14. Penyimpanan pada tempat pemakaian jika mungkin.

15. Tataletak yang dapat disesuaikan dengan perubahan.

16. Direncanakan untuk perluasan terencana.

17. Barang setengah jadi minimum.

18. Sesedikit mungkin bahan yang tengah diproses.

19. Pemakaian seluruh lantai pabrik maksimum.

20. Ruang penyimpanan yang cukup.

21. Penyediaan ruang yang cukup antar peralatan.

22. Bangunan didirikan di sekeliling tataletak.

23. Bahan diantar ke pekerja dan diambil dari tempat kerja.

24. Sesedikit mungkin jalan kaki antar operasi produksi.

25. Penempatan yang tepat untuk fasilitas pelayanan produksi dan pekerja.

26. Alat pemindah mekanis dipasang pada tempat yang sesuai.

Universitas Sumatera Utara


III-10

27. Fungsi pelayanan pekerja yang cukup.

28. Pengendalian kebisingan, kotoran, debu, asap, kelembaban, dsb, yang cukup.

29. Waktu pemrosesan bagi waktu produksi total maksimum.

30. Sesedikit mungkin pemindahan barang.

31. Pemindahan ulang minimum.

32. Pemisah tidak mengganggu aliran barang.

33. Pemindahan barang oleh buruh langsung sesedikit mungkin.

34. Pembuangan barang sisa sekecil mungkin.

35. Penempatan yang pantas bagi bagian penerimaan dan pengiriman.

3.1.4. Prinsip-prinsip Dasar dalam Tataletak 5

Berdasarkan aspek dasar, tujuan dan keuntungan-keuntungan yang bisa

didapatkan dalam tataletak pabrik yang terencanakan dengan baik, maka bisa

disimpulkan enam tujuan dasar dalam tataletak pabrik, yaitu sebagai berikut :

1. Integrasi secara menyeluruh dari semua faktor yang mempengaruhi proses

produksi.

2. Perpindahan jarak yang seminimal mungkin.

3. Aliran kerja berlangsung secara lancar melalui pabrik.

4. Semua area yang ada dimanfaatkan secara efektif dan efisien.

5. Kepuasan kerja dan rasa aman dari pekerja dijaga sebaik-baiknya.

6. Pengaturan tataletak harus cukup fleksibel.

5
Sritomo Wignjosoebroto, Tataletak Pabrik dan Pemindahan Bahan, (Surabaya : ITS, 2000)
hlm.72-75.

Universitas Sumatera Utara


III-11

Tujuan-tujuan tersebut juga dinyatakan sebagai prinsip dasar dari proses

perencanaan tataletak pabrik yang selanjutnya dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Prinsip integrasi secara total

Prinsip ini menyatakan bahwa tataletak pabrik adalah merupakan integrasi

secara total dari seluruh elemen produksi yang ada menjadi satu unit operasi

besar.

2. Prinsip jarak perpindahan bahan yang paling minimal

Hampir setiap proses yang terjadi dalam suatu industri mencakup beberapa

gerakan perpindahan dari material, yang mana kita tidak bisa menghindarinya

secara keseluruhan. Dalam proses pemindahan bahan dari satu operasi ke

operasi yang lain, waktu dapat dihemat dengan cara mengurangi jarak

perpindahan tersebut. Hal ini bisa dilaksanakan dengan cara mencoba

menerapkan operasi yang berikutnya sedekat mungkin dengan operasi yang

sebelumnya.

3. Prinsip aliran dari suatu proses kerja

Prinsip ini merupakan kelengkapan dari jarak perpindahan bahan yang telah

disebutkan sebelumnya. Dengan prinsip ini diusahakan untuk menghindarinya

adanya gerakan balik (back-tracking), gerakan memotong (cross-movement),

kemacetan (congestion) dan sedapat mungkin material bergerak terus tanpa

ada interupsi. Perlu diingat bahwa aliran proses yang baik tidaklah berarti

harus selalu dalam lintasan garis lurus. Banyak layout pabrik yang baik

menggunakan bentuk aliran bahan secara zig-zag ataupun melingkar. Ide dasar

Universitas Sumatera Utara


III-12

dari prinsip aliran kerja ini adalah aliran konstan dengan minimum interupsi,

kesimpangsiuran dan kemacetan.

4. Prinsip pemanfaatan ruangan

Pada dasarnya tataletak adalah suatu pengaturan ruangan yaitu pengaturan

ruangan yang akan dipakai oleh manusia, bahan baku, mesin dan peralatan

penunjang proses produksi lainnya. Mereka ini memiliki dimensi tiga yaitu,

aspek volume (cubic space) dan tidak hanya sekedar aspek luas (floor space).

5. Prinsip kepuasan dan keselamatan kerja

Kepuasan kerja bagi seseorang adalah sangat besar artinya. Hal ini bisa

dikatakan sebagai dasar utama untuk mencapai tujuan. Dengan membuat

suasana kerja yang menyenangkan dan memuaskan, maka secara otomatis

akan banyak keuntungan yang akan bisa diperoleh. Paling tidak hal ini akan

memberikan moral kerja yang lebih baik dan mengurangi ongkos produksi.

Selanjutnya masalah keselamatan kerja adalah juga merupakan faktor utama

yang harus diperhatikan dalam perencanaan tataletak pabrik. Suatu layout

tidak dapat dikatakan baik apabila akhirnya justru memahayakan keselamatan

orang yang bekerja didalamnya.

6. Prinsip Fleksibilitas

Prinsip ini sangat berarti dalam abad dimana riset ilmiah, komunikasi, dan

transportasi bergerak dengan cepat yang mana hal ini akan mengakibatkan

dunia industri harus ikut berpacu untuk mengimbanginya. Kondisi tersebut

menyebabkan beberapa perubahan terjadi pada disain produk, peralatan

produksi, waktu pengiriman barang dan sebagainya yang akhirnya juga

Universitas Sumatera Utara


III-13

membawa akibat kearah pengaturan kembali layout yang telah ada. Untuk ini

kondisi ekonomi akan bisa dicapai apabila tataletak yang ada direncanakan

cukup fleksibel untuk diadakan penyesuaian/pengaturan kembali (relayout)

dan suatu layout baru dapat dibuat dengan cepat dan murah.

3.2. Material Handling6

Masalah utama dalam produksi ditinjau dari segi kegiatan/proses produksi

adalah bergeraknya material dari satu tingkat ke tingkat proses produksi

berikutnya. Untuk memungkinkan proses produksi dapat berjalan dibutuhkan

adanya kegiatan pemindahan material yang disebut material handling.

Material handling merupakan penanganan material dalam jumlah yang

tepat dari material yang sesuai dalam kondisi yang baik pada tempat yang cocok,

pada waktu yang tepat dalam posisi yang benar, dalam urutan yang sesuai dan

biaya yang murah dengan menggunakan metode yang benar. Perencanaan

material handling penting sekali dipelajari karena kenyataan yang ada

menunjukkan bahwa biaya material handling menyerap sebagian biaya produksi.

3.2.1. Tujuan Utama Kegiatan Pemindahan Bahan

Tujuan utama dari perencanaan material handling adalah sebagai berikut:

1. Menjaga atau mengembangkan kualitas produk, mengurangi kerusakan, dan

memberikan perlindungan terhadap material.

2. Meningkatkan keamanan dan mengembangkan kondisi kerja.

6
Hari Purnomo, Perencanaan dan Perancangan Fasilitas, (Yogyakarta : Graha Ilmu, 2004)
hlm.239-245

Universitas Sumatera Utara


III-14

3. Meningkatkan produktivitas:

a. Material akan mengalir pada garis lurus.

b. Material akan berpindah dengan jarak sedekat mungkin.

c. Perpindahan sejumlah material pada satu kali waktu.

d. Mekanisasi penanganan material.

e. Otomasi penanganan material.

f. Menjaga atau mengembangkan rasio antara produksi dan penanganan

material.

g. Meningkatkan muatan/beban dengan penggunaan peralatan material

handling otomatis.

4. Meningkatkan tingkat penggunaan fasilitas

a. Meningkatkan penggunaan bangunan.

b. Pengadaan peralatan serba guna.

c. Standarisasi peralatan material handling.

d. Menjaga, dan menempatkan seluruh peralatan sesuai kebutuhan dan

mengembangkan program pemeliharaan preventif.

e. Integrasi seluruh peralatan material handling dalam suatu sistem.

3.2.2. Minimisasi Material Handling

Masalah pemindahan bahan mencakup kemungkinan bahwa sumber atau

tujuan dapat dipergunakan sebagai titik antara dalam mencari hasil optimal.

Minimisasi material handling adalah kegiatan untuk memperkecil jumlah

perpindahan yang dapat dirumuskan sebagai berikut:

Universitas Sumatera Utara


III-15

S.t : Xij ≥ 0

d ij≥ 0

X ii= 0

Dimana : Xij = Frekuensi Perpindahan material dari mesin i ke mesin j.

dij = Jarak Perpindahan dari mesin i ke mesin j.

n = jumlah mesin

Minimasi biaya merupakan salah satu tujuan utama dari sistem

penanganan material. Ada beberapa cara untuk mencapai tujuan tersebut, antara

lain :

1. Mengurangi waktu menganggur peralatan.

2. Pemakaian maksimum peralatan untuk mendapatkan satuan muatan yang

tinggi.

3. Meminimumkan perpindahan material.

4. Mengatur departemen-departemen sedekat mungkin agar jarak perpindahan

material lebih pendek.

5. Mencegah perbaikan yang besar dengan melakukan perencanaan aktivitas

perawatan yang lebih baik.

6. Harus menggunakan peralatan yang tepat untuk mengurangi kerusakan

material.

Universitas Sumatera Utara


III-16

7. Menghindari pekerjaan yang tidak aman bagi tenaga kerja seperti mengangkat

beban yang terlalu berat.

8. Mengurangi keanekaragaman jenis peralatan untuk mengurangi kebutuhan

investasi.

9. Mengganti peralatan yang sudah usang dengan peralatan yang baru agar lebih

efisien.

Penentuan ongkos material handling dapat digunakan sebagai dasar untuk

menentukan tata letak fasilitas. Ditinjau dari segi biaya, tata letak yang baik

adalah tata letak yang mempunyai total ongkos material handling kecil, meskipun

dalam hal ini biaya bukan satu-satunya indikator untuk menyatakan bahwa tata

letak itu baik dan masih banyak faktor-faktor lain yang perlu dipertimbangkan.

Secara umum biaya yang termasuk dalam perancangan dan operasi sistem

penanganan material adalah sebagai berikut :

1. Biaya investasi

Yang termasuk dalam biaya ini adalah harga pembelian peralatan, harga

komponen alat bantu dan biaya instalasi.

2. Biaya operasi yang terdiri dari:

a. Biaya perawatan

b. Biaya bahan bakar.

c. Biaya tenaga kerja yang terdiri dari upah dan jaminan kecelakaan.

Universitas Sumatera Utara


III-17

d. Biaya pembelian muatan, yang digolongkan dalam pembelian alat-alat

material.

e. Biaya yang menyangkut masalah pengepakan dan kerusakan material.

Rumus untuk menghitung Ongkos Material Handling secara total adalah

sebagai berikut.

Total OMH = Ongkos alat angkut/meter gerakan x Jarak

tempuh pengangkutan.

3.3. Ukuran Jarak 7

Terdapat beberapa macam sistem yang dipergunakan untuk melakukan

pengukuran jarak suatu lokasi terhadap lokasi lain antara lain euclidean, squared

euclidean, rectilinear, aisle distance, adjacency dan sebagainya. Ukuran yang

digunakan banyak tergantung dari adanya personil yang memenuhi syarat, waktu

untuk mengumpulkan data dan tipe-tipe sistem pemindahan material yang

digunakan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat di bawah ini:

1. Jarak Euclidean

Merupakan jarak yang diukur lurus antara pusat fasilitas satu dengan pusat

fasilitas lainnya. Sistem pengukuran dengan jarak euclidean sering digunakan

karena lebih mudah dimengerti dan mudah digunakan. Contoh aplikasi dari

jarak euclidean misalnya pada beberapa model konveyor dan juga jaringan

transportasi dan distribusi. Untuk menentukan jarak euclidean fasilitas satu

dengan fasilitas lainnya menggunakan formula sebagai berikut

7
Ibid, hlm. 80-84

Universitas Sumatera Utara


III-18

𝑑𝑖𝑗 = [(𝑥𝑖 − 𝑦𝑖 )2 + (𝑦𝑖 − 𝑦𝑖 )2 ]1/2

Dimana:

xi =koordinat x pada pusat fasilitas i

yi =koordinat y pada pusat fasilitas i

dij =jarak antar titik pusat fasilitas i dan j

2. Jarak Rectilinear

Jarak rectilinear sering juga disebut dengan jarak Manhattan yang merupakan

jarak yang diukur mengikuti jalur tegak lurus. Pengukuran dengan jarak

rectilinear sering digunakan karena mudah perhitungannya, mudah

dimengerti dan untuk beberapa masalah lebih sesuai, misalkan untuk

menentukan jarak antar kota, jarak antar fasilitas dimana peralatan

pemindahan bahan hanya dapat bergerak secara tegak lurus. Dalam

pengukuran jarak rectilineardigunakan notasi sebagai berikut.

𝑑𝑖𝑗 = |𝑥𝑖 − 𝑥𝑗 | + |𝑦𝑖 + 𝑦𝑗 |

3. Squared Euclidean

Merupakan ukuran jarak dengan mengkuadratkan bobot terbesar suatu jarak

antara dua fasilitas yang berdekatan. Relatif untuk beberapa persoalan

terutama menyangkut persoalan lokasi fasilitas yang diselesaikan dengan

penerapan squared euclidean.Formula yang digunakan sebagai berikut.

2 2
𝑑𝑖𝑗 = [(𝑥𝑖 − 𝑥𝑗 ) + (𝑦𝑖 − 𝑦𝑗 ) ]

Universitas Sumatera Utara


III-19

4. Aisle

Ukuran jarak aisle sangat berbeda dengan ukuran jarak seperti yang

dikemukakan sebelumnya. Aisle distance akan mengukur jarak sepanjang

lintasan yang dilalui alat pengangkut pemindah bahan. Aisle distance pertama

kali diaplikasikan pada masalah tatal etak dari proses manufakturing.

5. Adjacency

Merupakan ukuran kedekatan antara fasilitas-fasilitas atau departemen-

departemen yang terdapat dalam suatu perusahaan. Dalam perancangan

tataletak dengan metode SLP, sering digunakan ukuran adjacency yangbiasa

digunakan untuk mengukur tingkat kedekatan antara departemen yang satu

dengan yang lain. Kelemahan ukuran jarak adjacency adalah tidak dapat

memberi perbedaan secara riil jika terdapat dua pasang fasilitas dimana satu

dengan lainnya tidak berdekatan.

3.4. Activity Rrelationship Chart (ARC) 8

Peta keterkaitan diagram adalah teknik ideal untuk merencanakan

keterkaitan antara setiap kelompok kegiatan yang saling berkaitan.

Sandi warna kedekatan adalah:

A = mutlak perlu berdekatan

E = sangat penting berdekatan

I = penting berdekatan

O = kedekatan biasa

8
Ibid., hlm. 226-227.

Universitas Sumatera Utara


III-20

U = tidak perlu berdekatan

X = tidak diharapkan berdekatan

Contoh Activity Rrelationship Chart ditunjukkan dalam Gambar 3.1. sebagai

berikut ini:

BAGIAN NO. AKTIVITAS DERAJAT KEDEKATAN


KODE TINGKAT HUBUNGAN
1 A MUTLAK PERLU
PRODUKSI 1 BAGIAN PRODUKSI 2 E SANGAT PENTING
A
1,2 A 3 I PENTING
2 BAGIAN PENGEPAKAN 1,2,3 4 O BIASA
I A
1 O 1,2,3 E 5 U TIDAK PERLU
3 GUDANG BAHAN BAKU - 1,2 I 6
A O X TIDAK DIHARAPKAN
1,2,3 - 2 U 7
O A
4 GUDANG CURAH BERAS - 1,2,3 6 8
I O U U
1,2,3 - 6 9 A 9
I A X
5 GUDANG PRODUK JADI 1 1,3,5 9 U 1 10
FASILITAS I O X A
PRODUKSI 1 - 9 X 7,8 11
A X U 1,2 A
6 GUDANG BAHAN TAMBAHAN 1,3,5 9 X 8 12
I X X 8 U 1,2 U
-
X
9 7 A 8 X 9 O 6 U 13
X
7 JEMBATAN TIMBANG 9 X 7,8 14
U X 1,2 U 9 O - U 6 X
6 O 6
X
8 X 9 O - O 6 U 6 U 15
8 THERMO OIL 9 16
O - O 8 X O - U - O 6 U 6,7 U
- U - O 9 O - O 6 U - O 6 O 6,7 U 17
9 KOLAM IPAL 8,9 - O - O - O 6 18
X A U - O - O 6 I
7 1 - 6 O - O - O 5
10 BAK AIR O X - U O - O
U - U 10 X 6 U - O - O - O - O -
8,9 U 7,8 9,10 X 6 U -
O - O - O -
U
11 BOILER
X 7 O 7,8 U 9,10 X 6 E - O - O -
9,10 X - O 7,8 U 9,10 X 5 O - O -
12 PARKIR KARYAWAN
I 9,10 X - U 7,8 U 9,10 X - O
-
FASILITAS - I 9,10 X 8 O 7,8 U 9,10 -
O
13 MUSHOLLA - U 7,8
PRIBADI I 2 I 9,10 X O - SANDI ALASAN
- E 2 I 9,10 X 7 -
MESS KARYAWAN O 1 URUTAN ALIRAN PROSES
14
O - O - O 9,10 O - 2 MEMUDAHKAN PEMINDAHAN BAHAN
- O - - - - 3 MENGGUNAKAN CATATAN YANG SAMA
O O
15 KANTOR
I - O - U - 4 MEMAKAI PERALATAN YANG SAMA
FASILITAS 5 E - 6 5 KEMUDAHAN PENGAWASAN
U
16 POS KEAMANAN 6 KEBISINGAN / GETARAN
UMUM I 2 U 6
5 O 6 7 KOTOR, DEBU
17 PARKIR UMUM 8 LEMBAB
U -
9 PANAS
FASILITAS 6
10 GANGGUAN DAN KESELAMATAN KERJA
TEKNIS 18 BENGKEL

Gambar 3.1. Activity Relationship Chart (ARC)

3.5. Tata Letak Berbantuan Komputer 9

Perkembangan dunia komputer saat ini sangat maju dan terlihat dari mulai

masuknya fungsi komputer ke berbagai aspek kehidupan. Kita dapat mengambil

contoh seperti dalam penentuan tata letak. Saat ini, perancang tata letak cukup

9
Rika Ampuh Hadiguna, Tata Letak Pabrik. (Yogyakarta: Penerbit ANDI, 2008) hlm. 181-182

Universitas Sumatera Utara


III-21

menggunakan komputer untuk mendapatkan tata letak perubahan dari sebelumnya

maupun membuat tata letak baru yang dapat memenuhi target produksi yang saat

ini cukup berfluktuasi.

Adapun program untuk membuat suatu tata letak yang telah ada sampai

saat ini antara lain CRAFT (Computerized Relative Allocation of Facilities

Techniques)CORELAP (Computerized Relationship Layout Technique),COFAD

(Computerized Facilities Design), PLANET (Plant Layout Analysis and

Evaluation Technique),ALDEP (Automated Layout Design Program)PLANET

(Plant Layout Analysis and Evaluation Technique), BLOCPLAN, MIP (Mix

Integer Programming), LOGIC (Layout Optimizion with Guillotine Induced

Cuts), MULTIPLE (MULTI-floor Plant Layout Evaluation), Mulrow, dan masih

banyak yang tidak diperjualbelikan. Semua jenis program memiliki kelebihan dan

kekurangannya masing-masing. Subbab selanjutnya akan memberikan uraiannya.

Namun, mengingat keterbatasan perangkat lunak yang beredar di pasar, maka

tidak semua program computer aided layout dapat dibahas.

Untuk mendapatkan suatu program komputer yang andal, ada beberapa

kriteria yang didapatkan dari suatu seminar dan evaluasi beberapa model yang

ada, yaitu :

1. Keandalan

2. Pemakaian data nyata

3. Kemampuan untuk membobot masukan

4. Penghilangan penilaian hasil yang subjektif

5. Penggambaran yang lebih baik tentang pusat kegiatan

Universitas Sumatera Utara


III-22

6. Kelonggaran bagi likasi kegiatan tetap

7. Perhatian atas kendala-kendala bangunan

8. Kemungkinan pemakaian tata letak beraneka tingkat

9. Perhitungan biaya yang mengembangkan tata letak lain

10. Penilaian ongkos yang lebih realistis

11. Sesedikit mungkin pembatasan untuk menjaga keluwesan

12. Kemampuan menggali gagasan-gagasan baru dari tata letak lain

13. Hasil cetak grafis yang lebih realistis

14. Penghilangan penyesuaian yang dilakukan oleh manusia pada hasil cetak

grafis

15. Kemampuan menangani keterkaitan yang tidak diinginkan

16. Kemampuan menerapkan tata letak rinci, yaitu tata letak mesin dan

sebagainya.

3.5.1. BLOCPLAN 10

Metode lain dalam perancangan tata letak departemen yang sering

digunakan adalah BLOCPLAN. BLOCPLAN merupakan sistem perancangan tata

letak fasilitas yang dikembangkan oleh Donaghey dan Pire pada departemen

teknik industri, Universitas Houston. Program ini membuat dan mengevaluasi

tipe-tipe tata letak dalam merespon data masukan. BLOCPLAN mempunyai

kemiripan dengan CRAFT dalam penyusunan departemen. Perbedaan antara

BLOCPLAN dan CRAFT adalah bahwa BLOCPLAN dapat menggunakan peta

10
Hari Purnomo, Perencanaan dan Perancangan Fasilitas. (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2004), hlm.
207-211

Universitas Sumatera Utara


III-23

keterkaitan sebagai input data, sedangkan CRAFT hanya menggunakan peta dari-

ke (from-to chart). Biaya tata letak dapat diukur baik berdasarkan aturan jarak

maupun dengan kedekatan. Jumlah baris di dalam BLOCPLAN ditentukan oleh

program dan biasanya dua atau tiga baris.

Sama halnya dengan CRAFT, BLOCPLAN juga mempunyai kelemahan

yaitu tidak akan menangkap initial layout secara akurat. Pengembangan tata letak

hanya dapat dicari dengan melakukan perubahan atau pertukaran letak departemen

satu dengan lainnya. Selain peta keterkaitan BLOCPLAN kadang-kadang juga

menggunakan input data lain yaitu peta from to chart, hanya saja kedua input

tersebut hanya digunakan salah satu saja saat melakukan evaluasi tata letak. Tata

letak tidak dapat dilakukan evaluasi dengan mengkombinasikan kedua data, peta

keterkaitan dan data aliran.

3.5.1.1.Data Masukan

Untuk menjalankan program BLOCPLAN langkah pertama yang harus

dilakukan adalah dengan memasukkan input data. Informasi yang diperlukan

untuk menjalankan BLOCPLAN antara lain jumlah departemen, nama-nama

departemen, dan luas area masing-masing departemen. Informasi lain yang sangat

penting dan sangat diperlukan adalah data keterkaitan masing-masing departemen.

Kode atau simbol-simbol keterkaitan yang digunakan di dalam BLOCPLAN

menggunakan simbol-simbol yang dikembangkan oleh Muther dalam Systematic

Layout Planning (SLP).

Universitas Sumatera Utara


III-24

3.5.1.2.Nilai Simbol-Simbol Keterkaitan

Nilai masing-masing simbol keterkaitan departemen sebenarnya

ditentukan oleh masing-masing pengguna BLOCPLAN. Sebagai contoh dalam

suatu aplikasi pengguna merasa bahwa simbol A mempunyai nilai tiga kali lebih

penting dari pada nilai E. Namun untuk persoalan lainnya mungkin hanya dua kali

lebih penting. Biasanya sistem akan memunculkan nilai simbol-simbol tersebut

yang mungkin bisa diterima. Nilai dari simbol-simbol keterkaitan ini dapat

dirubah jika pengguna menginginkan untuk mengubahnya.

Tabel 3.1. Nilai Simbol Keterkaitan

CODE SCORE
A 10
E 5
I 2
O 1
U 0
X -10

3.5.1.3.Bentuk Tata Letak

BLOCPLAN akan menampilkan lima buah pilihan rasio panjang dan lebar

dari bentuk tata letak yang diinginkan. Rasio yang bisa dipilih masing-masing

adalah , untuk pilihan pertama adalah 1,35:1, pilihan kedua 2:1, pilihan ketiga 1:1,

pilihan ke empat 1:2, pilihan ke lima pengguna menentukan sendiri panjang dan

lebar yang dikehendaki.

Universitas Sumatera Utara


III-25

3.5.1.4.Random Tata Letak

BLOCPLAN akan membuat beberapa alternatif tata letak tergantung

keinginan pengguna (maksimum 20 alternatif). Departemen-departemen akan

ditempatkan pada area tata letak tertentu secara random. Alternatif tata letak akan

ditampilkan dengan skala tertentu dan masing-masing alternatif akan dihitung

skornya. Untuk menentukan alternatif tata letak terbaik, bisa dipilih dengan

melihat satu persatu dimulai dari alternatif 1 sampai dengan alternatif terakhir.

BLOCPLAN akan menampilkan satu persatu alternatif tata letak tersebut berikut

skornya. Skor tertinggi dapat diusulkan sebagai alternatif terbaik.

3.5.2. CORELAP 11

CORELAP merupakan salah satu algoritma konstruksi yang berbantuan

komputer. CORELAP mengkonversi data masukan kualitatif menjadi data

masukan kuantitatif dan menggunakan informasi tersebut untuk menentukan

departemen awal yang diletakkan di layout. Departemen selanjutnya kemudian

ditambahkan ke layout, masing-masing satu kali, berdasarkan derajat hubungan

departemen tersebut dengan departemen awal yang telah dimasukkan ke dalam

layout.

Algoritma CORELAP menggunakan hubungan kedekatan yang

dinyatakan dalam Total Closeness Rating (TCR) dalam pemilihan penempatan

stasiun kerja. TCR adalah jumlah nilai numeris yang dihitung berdasarkan rating

11
Sunderesh Heragu, Facilities Design(Lincoln: iUniverse Inc., 2006) hal.197-201

Universitas Sumatera Utara


III-26

hubungan kedekatan secara sistematis. Hubungan kedekatan serta nilai bobot yang

digunakan dalam algoritma CORELAP dapat dilihat pada Tabel berikut ini.

Tabel 3.2. Kode dan Nilai ARC


Closeness
Derajat Kedekatan Deskripsi
Rating
A Absolutely necessary Mutlak perlu didekatkan 6
E Especially important Sangat penting didekatkan 5
I Important Penting didekatkan 4
O Ordinary Kedekatan biasa 3
U Unimportant Tidak perlu didekatkan 2
X Indesirable Tidak diharapkan dekat 1

Adapun langkah-langka Dalam menerapkan Corelap yaitu sebagai berikut:

1. Penentuan Urutan Pengalokasian

a. Pilih salah satu departemen dengan TCR maksimum. Jika terdapat

departemen yang memiliki nilai TCR tertinggi yang sama maka pilih

salah satu yang memiliki lebih banyak A. Departemen N merupakan

fasilitas yang memiliki nilai TCR terbesar dan dipilih departemen N

karena untuk dialokasikan pertama. Departemen N ini ditempatkan pada

pusat layout.

b. Departemen yang dialokasikan kedua, pilih departemen yang mempunyai

hubungan A dengan departemen yang telah terpilih. Jika terdapat

beberapa maka pilih yang mempunyai TCR terbesar. Jika tidak ada yang

mempunyai hubungan A, pilih departemen yang mempunyai hubungan E

dengan departemen yang terpilih. Maka departemen yang memiliki

hubungan A dengan deopartemen terpilih adalah departemen E. Untuk

dialokasikan ke dua karena memiliki nilai TCR terbesar.

Universitas Sumatera Utara


III-27

c. Departemen yang dialokasikan ketiga, pilih departemen yang mempunyai

hubungan A dengan departemen terpilih pertama. Dipilih departemen O

karena memiliki TCR terbesar kedua.

2. Untuk departemen selanjutnya dipilih yang memiliki hubungan A, E, I, O, U

dengan departemen terpilih kedua, atau ketiga dan yang terakhir ditempatkan

jika terdapat hubungan X dengan departemen terpilih pertama. Jika terdapat

beberapa pilihan yang mempunyai hubungan yang sama lihat dari nilai TCR

yang paling besar, jika masih sama lihat ukuran luas departemen terbesar.

Universitas Sumatera Utara


BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

4.1. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di PT. Aroma Mega Sari yang bergerak di

bidang industri manufaktur yang memproduksi tepung. Perusahaaan ini berlokasi

di Jl Sei Belumai Desa Dalu XA Tanjung Morawa Deli Serdang Sumatera Utara,

Indonesia. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 12 Juni 2017 sampai dengan 15

November 2017.

4.2. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskripsi (description

research), yaitu penelitian yang berusaha untuk memaparkan pemecahan masalah

terhadap masalah yang ada sekarang secara sistematis dan faktual berdasarkan data

meliputi proses pengumpulan, penyajian, pengolahan data dan analisisnya.

Tujuannya untuk menghasilkan suatu usulan tataletak yang lebih baik, yang dapat

meminimisasi jarak pemindahan bahan.

4.3. Objek Penelitian

Adapun yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah tata letak pabrik di

PT. Aroma Mega Sari yang berlokasi di Jl Sei Belumai Desa Dalu XA Tanjung

Morawa Deli Serdang Sumatera Utara, Indonesia.

IV-1
Universitas Sumatera Utara
IV-2

4.4. Variabel Penelitian

Ada dua jenis variabel penelitian yang akan diamati dalam penelitian ini

yaitu:

1. Variabel Independen

Variabel independen ialah variabel yang mempengaruhi variabel dependen

baik secara positif maupun secara negatif. Variabel independen dalam

rancangan penelitian ini adalah :

a. Volume Produksi

Variabel volume produksi menyatakan seberapa banyak bahan baku yang

diproduksi selama satu tahun.

b. Kapasitas Alat Angkut

Variabel kapasitas alat angkut menyatakan muatan yang dapat diangkut

oleh alat angkut.

c. Frekuensi Perpindahan

Variabel frekuensi perpindahan menyatakan seberapa sering proses

pengangkutan yang dilakukan dari satu departemen ke departemen yang

lain.

d. Letak Departemen

Variabel letak departemen menyatakan susunan departemen-departemen

yang terdapat pada tata letak pabrik.

e. Luas Area Departemen

Variabel luas area departemen menyatakan ukuran panjang x lebar dari

suatu departemen.

Universitas Sumatera Utara


IV-3

f. Jarak Perpindahan

Variabel jarak perpindahan menyatakan seberapa jauh pengangkutan yang

dilakukan satu departemen ke departemen yang lain.

g. Tingkat Keterkaitan

Variabel ini menyatakan tingkat hubungan keterkaitan atau yang memiliki

hubungan kedekatan antar departemen.

2. Variabel Dependen

Variabel dependen adalah variabel-variabel yang dipengaruhi atau yang

menjadi akibat karena adanya variabel independen. Variabel dependen dalam

rancangan penelitian ini adalah :

a. Tata Letak Optimum

Menyatakan tata letak yang memiliki momen perpindahan yang minimum

sehingga tata letak lantai produksi optimum.

4.5. Kerangka Berpikir

Penelitian dapat dilaksanakan apabila tersedia sebuah kerangka berpikir

yang baik sehingga langkah-langkah penelitian lebih sistematis. Kerangka berpikir

inilah yang merupakan landasan aktual dalam melaksanakan penelitian. Adapun

kerangka berpikir penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 4.1.

Universitas Sumatera Utara


IV-4

Volume Produksi

Frekuensi
Perpindahan
Kapasitas Alat
Angkut

Letak Departemen

Tata Letak
Jarak Perpindahan
Optimum

Luas Area
Departemen

Tingkat
Keterkaitan

Gambar 4.1. Kerangka Berpikir Penelitian

4.6. Rancangan Penelitian

Penelitian dilaksanakan dengan mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:

1. Tahap aktual penelitian yaitu studi pendahuluan untuk mengetahui kondisi

aktual perusahaan, proses produksi, dan informasi pendukung yang diperlukan

serta studi literatur tentang metode pemecahan masalah yang digunakan dan

teori pendukung lainnya.

2. Tahapan selanjutnya adalah pengumpulan data. Data yang dikumpulkan ada

dua jenis yaitu data primer dan sekunder.

3. Pengolahan data yang telah dikumpulkan.

4. Analisis terhadap hasil pengolahan data.

5. Kesimpulan dan saran diberikan untuk penelitian.

Diagram langkah-langkah proses penelitian dapat dilihat pada Gambar 4.2.

Universitas Sumatera Utara


IV-5

Gambar 4.2. Diagram Rancangan Penelitian

Universitas Sumatera Utara


IV-6

4.7. Instrumen Penelitian

Adapun instrumen penelitian yang digunakan adalah ;

1. Pedoman wawancara, digunakan untuk mengetahui urutan proses produksi

2. Kuesioner semi tertutup, digunakan untuk menentukan alasan tingkat

hubungan departemen pada ARC

3. Lembar catatan penelitian, digunakan untuk mengumpulkan data proses

produksi, layout awal, luas dan jarak antar departemen.

4. Meteran, digunakan untuk mengukur luas dan jarak antar departemen

5. Alat tulis

4.8. Metode Pengumpulan Data

1. Wawancara, yaitu melakukan tanya jawab dan diskusi secara langsung dengan

pimpinan maupun pekerja mengenai hal-hal yang berhubungan dengan topik

penelitian, untuk menunjang pembahasan masalah.

2. Dokumentasi perusahaan, yaitu mengumpulkan data yang dilakukan dengan

mencatat data-data dokumentasi perusahaan yang berhubungan dengan

penelitian yang dilakukan.

3. Observasi, yaitu melakukan pengamatan secara langsung pada proses produksi

4. Menyebarkan kuesioner semi tertutup, yaitu untuk mengumpulkan data yang

diperlukan. Metode pengambilan sampel dari populasi yang digunakan adalah

non-probability sampling yaitu setiap elemen populasi yang akan ditarik

menjadi anggota sampel tidak berdasarkan pada probabilitas yang melekat

pada setiap elemen melainkan berdasarkan karateristik khusus masing-masing

Universitas Sumatera Utara


IV-7

elemen. Model dari non-probability sampling yang digunakan adalah

purposive sampling. Purposive sampling adalah metode yang menggunakan

orang-orang tertentu sebagai sumber data/informasi. Biasanya jumlah

responden dalam purposive sampling sangat terbatas. Dalam penelitian ini

yang menjadi responden adalah staf HRD.

4.9. Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan setelah keseluruhan data yang dibutuhkan baik

data primer maupun data sekunder terkumpul. Metode yang digunakan pada

penelitian ini untuk melakukan perancangan ulang tata letak pabrik adalah

Algoritma BLOCPLAN dan Algoritma CORELAP.

Langkah-langkah pengolahan data sebagai berikut :

1. Membuat Block Layout Awal Lantai Produksi

Block layout awal lantai produksi dibuat untuk menggambarkan tata letak lantai

produksi saat ini

2. Menghitung Jarak Antar Departemen

Jarak antar titik pusat departemen diukur sebagai jarak antar departemen. Jarak

antar departemen ini dihitung dengan menggunakan metode jarak rectilinear,

dimana jarak diukur mengikuti jalur tegak lurus. Jarak rectilinear dihitung

dengan menggunakan rumus : dij = |xi - xj| + |yi - yj|

Universitas Sumatera Utara


IV-8

3. Menghitung Frekuensi Perpindahan Bahan Layout Aktual

Frekuensi perpindahan bahan dihitung berdasarkan jumlah komponen per

perpindahan untuk memperlihatkan banyaknya jumlah aliran perpindahan

bahan yang terjadi dalam proses produksi.

4. Menghitung Total Momen Perpindahan Bahan Layout Aktual

Total momen perpindahan bahan pada Layout Aktual dapat dihitung dengan

menjumlahkan hasil perkalian frekuensi perpindahan bahan antar departemen

dengan jarak antar departemen yang berkaitan. .

5. Menghitung Ongkos Material Handling (OMH)

Ongkos Material Handling dihitung berdasarkan biaya investasi, operasi, biaya

pembelian dan frekuensi perpindahan serta jarak tempuh.

6. Membuat Activity Relationship Chart (ARC)

ARC dibuat berdasarkan pertimbangan urutan proses produksi dan frekuensi

aliran perpindahan bahan antar tiap departemen. Pertimbangan yang digunakan

merupakan pertimbangan kualitatif.

7. Pengolahan data dengan Algoritma Blocplan

Perancangan alternatif tataletak dilakukan berdasarkan hubungan aktivitas pada

ARC dan frekuensi perpindahan bahan pada Algoritma BLOCPLAN

8. Pengolahan data dengan Algoritma Corelap

Perancangan alternatif tataletak dilakukan berdasarkan hubungan aktivitas pada

ARC dan frekuensi perpindahan bahan pada Algoritma Corelap.

9. Menghitung momen perpindahan tiap alternatif

Universitas Sumatera Utara


IV-9

Blok diagram dari langkah-langkah yang dilakukan pada penelitian ini dapat

dilihat pada Gambar 4.3 dan Gambar 4.4.

Gambar 4.3. Blok Diagram Pengolahan Data Algoritma BLOCPLAN

Universitas Sumatera Utara


IV-10

Gambar 4.4. Blok Diagram Pengolahan Data Algoritma CORELAP

4.10. Analisis Pemecahan Masalah

Analisis hasil dilakukan terhadap layout awal, layout hasil rancangan dari

metode BLOCPLAN dan CORELAP. Dari kedua layout akan dipilih layout terbaik

dengan membandingkan fungsi tujuan yaitu minimum momen perpindahan agar

didapatkan ongkos material handling yang minimum juga.

Momen = Jarak x Frekuensi perpindahan

Dari analisis ini selanjutnya akan dihasilkan solusi untuk mengatasi

permasalahan.

Universitas Sumatera Utara


IV-11

4.11. Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan berisikan hal-hal penting dari penelitian yang merupakan

tujuan dari penelitian. Selain dari kesimpulan, diberikan juga saran yang

membangun bagi perusahaan usulan perbaikan kepada pihak perusahaan untuk

mengiplementasikan hasil penelitian ini.

Universitas Sumatera Utara


BAB V

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

5.1. Pengumpulan Data

Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan pengamatan dan

pengukuran langsung pada pabrik dengan bantuan alat meteran, kuesioner dan

panduan dari pembimbing lapangan PT. Aroma Mega Sari. Adapun data primer

yang dikumpulkan adalah data ukuran departemen, volume produksi, spesifikasi

alat angkut dan alasan derajat hubungan pada ARC.

5.1.1. Data Ukuran Departemen

PT. Aroma Mega Sari memiliki 18 bagian departemen. Ukuran setiap

departemen diperoleh dari pengukuran langsung dengan menggunakan meteran.

Luas area setiap departemen diperoleh dengan mengalikan panjang dan lebar yang

diperoleh dari pengukuran. Data setiap departemen dan luasnya dapat dilihat pada

Tabel 5.1.

Tabel 5.1. Data Ukuran Departemen

Ukuran pxl Luas


Bagian No. Ruangan
(m2) (m2)
Produksi 1. Bagian Produksi 40 x 28 1.120
2. Bagian Pengepakan 50 x 50 2.500
3. Gudang Bahan Baku (80 x 25)+(60x25) 3.500
4. Gudang Curah Beras 40 x 22 880
Fasilitas 5. Gudang Produk Jadi 85 x 30 2.550
Produksi
6. Gudang Bahan Tambahan (30x150)+(30x75) 6.750
7. Jembatan Timbang 10 x 4 40
8. Thermo Oil 50 x 20 1.000

V-1
Universitas Sumatera Utara
V-2

Tabel 5.1. Data Ukuran Departemen (Lanjutan)

Ukuran pxl Luas


Bagian No. Ruangan
(m2) (m2)
9. Kolam IPAL 120 x 40 4.800
10. Bak Air 15 x 10 150
11. Boiler 40 x 10 400
12. Parkir Karyawan 30 x 10 300
Fasilitas
13. Musholla 8x8 64
Pribadi
14. Mess Karyawan (40x15)+(40x12) 1.080
15. Kantor 25 x 14 350
Fasilitas 16. Pos Keamanan 4x4 16
Umum
17. Parkir Umum 25 x 15 375
Fasilitas
18. Bengkel 16 x 16
Teknis 256

5.1.2. Volume Produksi

Kapasitas produksi perusahaan dalam satu hari = 130 ton.

Jam kerja perusahaan = 3 Shift / hari

Hari kerja efektif dalam satu bulan = 25 hari.

Produksi perusahaan dalam satu bulan = 130 ton x 25

= 3.250 ton/bulan

Maka, produksi perusahaan dalam satu tahun adalah 39.000 ton.

5.1.3. Spesifikasi Alat Angkut

1. Forklift

Tipe = KOMATSU

Biaya pembelian = Rp. 220.000.000

Umur ekonomis = 5 tahun

Biaya perawatan = Rp. 850.000

Universitas Sumatera Utara


V-3

Bahan bakar = 30 liter / hari

Jumlah pekerja yang diperlukan = 1 orang

Gaji pekerja = Rp. 210.000/ hari (3 shift)

Kapasitas angkut = 120 dus tepung beras

1 dus tepung beras = 10 kg

Total pengangkutan = 1.200 kg tepung beras/ pengangkutan

Kapasitas angkut = 1.500 lembar kardus/ pengangkutan

2. Truk

Biaya pembelian = Rp. 314.000.000

Umur ekonomis = 5 tahun

Biaya perawatan+pajak+KIR = Rp. 1.700.000

Bahan bakar = 10 liter/hari

Jumlah pekerja yang diperlukan = 2 orang

Gaji pekerja = Rp. 70.000/ hari (1 Shift)

Kapasitas angkut = 13 ton/pengangkutan

5.1.4. Alasan Tingkat Hubungan Antar Departemen

Hasil kuesioner dengan menggunakan metode purposive sampling

ditunjukkan pada Tabel 5.2. di bawah ini.

Tabel 5.2. Hasil Kuesioner Penentuan Alasan

Tingkat Hubungan Antar Departemen

No. Alasan
Alasan Yang Mengharuskan Antar Fasilitas Didekatkan
1. Menggunakan peralatan yang sama
2. Menggunakan catatan yang sama

Universitas Sumatera Utara


V-4

3. Memudahkan pemindahan bahan


3. Kemudahan pengawasan
Alasan Yang Menuntut Adanya Pemisahan Antar Departemen
1. Kotor
2. Bising
3. Debu
4. Getaran
5. Risiko Keselamatan Kerja
6. Gangguan
Alasan Tambahan Selain Yang Disebutkan Diatas
1. Departemen mempunyai proses yang berdekatan
2. Departemen basah / lembab

5.2. Pengolahan Data

Pada bagian ini akan diuraikan mengenai penggambaran block layout awal,

perhitungan jarak antar departemen, perhitungan frekuensi perpindahan awal,

perhitungan total momen perpindahan bahan layout awal, pembuatan Activity

Relationship Chart (ARC), dan pengolahan data dengan Algoritma BLOCPLAN

serta pengolahan data dengan Algoritma CORELAP.

5.2.1. Penggambaran Block Layout Awal Departemen

Hasil pengamatan tataletak setiap departemen digambarkan dalam bentuk

block layout yang ukurannya menggunakan skala 1:200. Pada gambar block layout

ini tidak digambarkan gang yang ada pada departemen. Block–block pada layout

tersebut diberi kode huruf untuk mempersingkat pembacaan, pengkodean dilakukan

sesuai dengan Tabel 5.3.

Tabel 5.3. Departemen dan Pengkodean pada Masing-Masing Departemen

Universitas Sumatera Utara


V-5

No. Bagian Kode


1. Bagian Produksi A
2. Bagian Pengepakan B
3. Gudang Bahan Baku C
4. Gudang Curah Beras D
5. Gudang Produk Jadi E
6. Gudang Bahan F
7. Tambahan
Jembatan Timbang G
8. Thermo Oil H
9. Kolam IPAL I
10. Bak Air J
11. Boiler K
12. Parkir Karyawan L
13. Musholla M
14. Mess Karyawan N
15. Kantor O
16. Pos Keamanan P
17. Parkir Umum Q
18. Bengkel R

Block layout untuk departemen pada PT. Aroma Mega Sari dapat dilihat

pada Gambar 5.1.

Universitas Sumatera Utara


V-6

Gambar 5.1. Block Layout Departemen PT. Aroma Mega Sari

Penentuan titik koordinat tiap lokasi untuk departemen A:

a. Buat perpotongan garis diagonal untuk departemen A.

b. Perpotongan garis diagonal menjadi titik pusat koordinat departemen A.

Perpotongan diagonal yang terjadi untuk departemen A berada pada titik:

(𝑋1 −𝑋0 ) (86.5−72)


Koordinat 𝑋 = 𝑋0 + = 72 + = 79,25
2 2

(𝑌1 −𝑌0 ) (42−22)


Koordinat 𝑌 = 𝑌0 + = 22 + = 32
2 2

Titik koordinat departemen A = (x,y) = (79.25,32)

Universitas Sumatera Utara


V-7

Penentuan titik koordinat untuk departemen B, C, D, E, G, H, I, J, K, L, M,

N, O, P, dan Q juga dilakukan dengan cara yang sama sesuai dengan bentuk

departemennya.

Penentuan titik koordinat tiap lokasi untuk departemen F:

Untuk menentukan koordinat titik pusat atau titik berat dari departemen

yang bentuknya bukan persegi dilakukan dengan membagi bentuk departemen

departemen tersebut menjadi bentuk persegi. Kemudian digunakan rumus sebagai

berikut:

Keterangan:

TB = Titik Berat

M = Momen

L = Luas

Pengertian Momen dalam rumus ini adalah jumlah perkalian antara

koordinat x atau koordinat y dari departemen yang dibagi dengan luas dari

departemen yang dibagi. Contoh dari penentuan koordinat ini adalah penentuan

koordinat untuk departemen F. Karena bentuknya bukan persegi maka untuk

penentuan koordinat departemen F digunakan rumus Titik Berat. Departemen F

dibagi menjadi F1 dan F2. Terlebih dahulu dicari koordinat F1dan F2, yaitu :

(𝑋1 −𝑋0 ) (111.5−37)


Koordinat 𝑋𝐹1 = 𝑋0 + = 37 + = 74,25
2 2

(𝑌1 −𝑌0 ) (104−89)


Koordinat 𝑌𝐹1 = 𝑌0 + = 89 + = 96,5
2 2

(𝑋1 −𝑋0 ) (111.5−76.5)


Koordinat 𝑋𝐹2 = 𝑋0 + = 76.5 + = 94
2 2

Universitas Sumatera Utara


V-8

(𝑌1 −𝑌0 ) (89−74)


Koordinat 𝑌𝐹2 = 𝑌0 + = 74 + = 81,5
2 2

Jadi koordinat F1 adalah (74,25;96,5) dan koordinat F2 adalah

(94;81,5). Luas departemen F1 adalah 7,45 x 1,5 = 11,175 cm2 dan luas departemen

F2 adalah 3,5 x 1,5 = 5,25 cm2 (Skala 1:2000). Maka koordinat x dan y dari

departemen F adalah sebagai berikut:

𝑀𝑥 Σ𝑋𝑖 𝐿𝑖 (74,25×11,175)+(94×5,25)
Koordinat 𝑋𝐹 = 𝑇𝐵𝑥 = = = =80,56
𝐿𝑥 Σ𝐿𝑖 11,175+5,25

𝑀𝑦 Σ𝑌𝑖 𝐿𝑖 (96,5×11,175)+(81,5×5,25)
Koordinat 𝑌𝐹 = 𝑇𝐵𝑦 = = = =91,70
𝐿𝑦 Σ𝐿𝑖 11,175+5,25

Sehingga titik koordinat departemen F = (x,y) = (80,56 ; 91,70)

Hasil penentuan titik koordinat lokasi untuk masing-masing departemen

dapat dilihat pada Tabel 5.4.

Tabel 5.4. Titik Koordinat Masing-Masing Departemen

Koordinat
Departemen Kode
X Y
Bagian Produksi A 79.25 32
Bagian Pengepakan B 73 54.5
Gudang Bahan Baku C 41 6
Gudang Curah Beras D 66 32
Gudang Produk Jadi E 52 43
Gudang Bahan Tambahan F 80,56 91,70
Jembatan Timbang G 33.5 13
Thermo Oil H 99 69
Kolam IPAL I 101.5 34
Bak Air J 64.25 20.75
Boiler K 89 42
Parkir Karyawan L 9.5 13.75
Musholla M 31 49.5
Mess Karyawan N
36.5 37.5
Tabel 5.4. Titik Koordinat Masing-Masing Departemen (Lanjutan)

Departemen Kode Koordinat

Universitas Sumatera Utara


V-9

X Y
Kantor O 32.5 21
Pos Keamanan P 1 16.5
Parkir Umum Q 40 21
Bengkel R 82.5 18

5.2.2. Perhitungan Jarak Antar Departemen

Jarak antar departemen dihitung dengan menggunakan rumus jarak

Rectilinear.

𝑑𝑖𝑗 = |𝑥𝑖 − 𝑥𝑗 | + |𝑦𝑖 − 𝑦𝑗 |

Contohnya, koordinat A (79,25 ; 32) dan B (73 ; 54,5), maka jarak A ke B adalah:

𝑑𝐴𝐵 = |𝑥𝐴 − 𝑥𝐵 | + |𝑦𝐴 − 𝑦𝐵 |

𝑑𝐴𝐵 = |79,25 − 73| + |32 − 54,5|

𝑑𝐴𝐵 = 16,5

Perhitungan untuk jarak antar departemen lain juga dilakukan seperti

contoh diatas. Hasil perhitungan jarak antar departemen secara keseluruhan untuk

tata letak awal dapat dilihat pada Tabel 5.5.

Universitas Sumatera Utara


V-10

Tabel 5.5. Jarak Antar Departemen Layout Awal

Universitas Sumatera Utara


V-11

5.2.3. Perhitungan Frekuensi Perpindahan Bahan Antar Departemen

Frekuensi perpindahan bahan perlu dihitung untuk mendapatkan momen

perpindahan. Frekuensi perpindahan bahan diperoleh melalui jumlah dari aliran

perpindahan bahan yang terjadi. Data frekuensi perpindahan bahan bergantung

pada data volume produksi dan kapasitas peralatan perpindahan yang digunakan.

Perpindahan bahan antar departemen yang terjadi, yaitu : Bahan baku

dipindahkan dari Gudang Bahan Baku (C) – Gudang Curah Beras (D) – Bagian

Produksi (A) – Bagian Pengepakan (B) – Gudang Produk Jadi (E). Bahan tambahan

dipindahkan dari Gudang Bahan Tambahan (F) – Bagian Pengepakan (B). Jalur

perpindahan bahan yang menggunakan forklift adalah : B – E dan F - B. Jalur

perpindahan bahan yang diangkut menggunakan truk adalah C-D. Frekuensi

perpindahan bahan dapat dilihat pada Tabel 5.6.

Tabel 5.6. Frekuensi Perpindahan Bahan Antar Departemen Per Tahun

Volume Tahunan Kapasitas Frekuensi


No. Asal Tujuan (v. harian x 25 x Angkut Perpindahan
12) MH (kali/tahun)
1. C D 39.000 ton 13 ton 3000
2. B E 39.000 ton 1,2 ton 32.500
3. F B 3.900.000 dus 1500 dus 2.600

Universitas Sumatera Utara


V-12

5.2.4. Perhitungan Total Momen Perpindahan Pada Tataletak Awal

Tata letak yang dipakai oleh perusahaan saat ini akan dievaluasi dan

dihitung total momen perpindahan yang terjadi selama periode satu tahun

produksi. Total momen perpindahan dapat ditentukan dengan mengalikan

frekuensi perpindahan material dari satu departemen ke departemen lainnya dengan

jarak antar departemen yang berkaitan. Perhitungan total momen perpindahan awal

dapat dihitung dengan rumus:

Keterangan:

Z0 = nilai total momen perpindahan awal (meter/tahun)

fij = frekuensi perpindahan dari departemen i ke j

dij = jarak antar departemen i dengan j

Contoh perhitungan momen perpindahan untuk perpindahan bahan dari

departemen C ke departemen D adalah sebagai berikut:

Frekuensi perpindahan dari C ke D = 3000 /tahun

Jarak perpindahan dari C ke D = 51 meter

Maka momen perpindahan dari C ke D

𝑍𝐴−𝐵 = 𝑓𝐴−𝐵 × 𝑑𝐴−𝐵

= 3000/tahun x 51 m

= 153.000

Universitas Sumatera Utara


V-13

Perhitungan selengkapnya untuk setiap momen perpindahan yang terjadi

setiap departemen dapat dilihat pada Tabel 5.7.

Tabel. 5.7. Momen Perpindahan pada Departemen

Frekuensi
Momen
No. Asal Tujuan Perpindahan Jarak
Perpindahan
(kali/tahun)
1. C D 3000 51 153.000
2. B E 32.500 32,5 1.056.250
3. F B 2.600 44,76 116.376
TOTAL 1.325.626

5.2.5. Perhitungan Ongkos Material Handling (OMH)

Perhitungan ongkos material handling untuk kedua alat angkut dapat dilihat

di bawah ini.

1. Forklift

harga beli x 1 thn


Depresiasi forklift = umur ekonomis (thn) x hari kerja

220.000.000 x 1 thn
=
5 thn x 25 hari

= Rp. 1.760.000,-/bulan

= Rp. 21.120.000,-/tahun

Biaya perawatan = 850.000/bln x 12 bln

= Rp. 10.200.200,-/tahun

Biaya bahan bakar = 30 liter/hari x 300 hari

= 9000 liter/tahun

= 9000 liter/tahun x Rp. 7.150/liter

Universitas Sumatera Utara


V-14

= Rp. 64.350.000,-/tahun

Biaya tenaga kerja = 1 org x 210.000/hari (3shift) x 25 hari

= 5.250.000/bulan

= Rp. 63.000.000,-/tahun

Tabel. 5.8. Momen Perpindahan Dengan Forklift

Frekuensi
Momen
No. Asal Tujuan Perpindahan Jarak
Perpindahan
(kali/tahun)
1. B E 32.500 32,5 1.056.250
2. F B 2.600 44,76 116.376
Total 1.172.626

OMH per meter dengan forklift

depresiasi + biaya perawatan + biaya bahan bakar + biaya pekerja


=
momen perpindahan

21.120.000 + 10.200.200 + 64.350.000 + 63.000.000


=
1.172.626

= Rp. 135,31 /m

Total OMH = Ongkos alat angkut/meter gerakan x Jarak

tempuh pengangkutan.

= Rp. 135,31/m x 1.172.626 m/tahun

= Rp. 158.668.024,-/tahun

Universitas Sumatera Utara


V-15

2. Truk

harga beli x 1 thn


Depresiasi truk = umur ekonomis (thn) x hari kerja

314.000.000 x 1 thn
=
5 thn x 25 hari

= Rp. 2.512.000,-/bulan

= Rp. 30.144.000,-/tahun

Biaya perawatan = 1.700.000/bln x 12 bln

= Rp. 20.400.000,-/tahun

Biaya bahan bakar = 10 liter/hari x 300 hari

= 3000 liter/tahun

= 3000 liter/tahun x Rp. 7.150/liter

= Rp. 21.450.000,-/tahun

Biaya tenaga kerja = 2 org x 70.000/hari (1 shift) x 25 hari

= 3.500.000/bulan

= Rp. 42.000.000,-/tahun

Tabel. 5.9. Momen Perpindahan Dengan Truk

Frekuensi
Momen
No. Asal Tujuan Perpindahan Jarak
Perpindahan
(kali/tahun)
1. C D 3000 51 153.000

OMH per meter dengan truk

depresiasi + biaya perawatan + biaya bahan bakar + biaya pekerja


=
momen perpindahan

Universitas Sumatera Utara


V-16

30.144.000 + 20.400.000 + 21.450.000 + 42.000.000


=
153.000

= Rp. 745,05 /m

Total OMH = Ongkos alat angkut/meter gerakan x Jarak

tempuh pengangkutan.

= Rp. 745,05 /m x 153.000 m/tahun

= Rp. 113.992.650,-/tahun

5.2.6. Pembuatan Activity Relationship Chart (ARC)

ARC dibuat berdasarkan pertimbangan frekuensi aliran perpindahan bahan

antar tiap stasiun, frekuensi perpindahan operator/ tenaga kerja, kesamaan alat

material handling yang digunakan dan juga hal-hal mengenai faktor kenyamanan

dan keamanan saat bekerja, seperti kotor dan bau. ARC antar stasiun dapat dilihat

pada Gambar 5.2.

Universitas Sumatera Utara


V-17

Gambar 5.2. Activity Relationship Chart (ARC) Antar Departemen

Universitas Sumatera Utara


V-18

5.2.7. Algoritma BLOCPLAN dengan Software BLOCPLAN 90

5.2.7.1.Penentuan Spesifikasi Departemen

Data pertama yang dibutuhkan untuk pemecahan masalah dengan

algoritma BLOCPLAN adalah data mengenai jumlah departemen, nama

departemen dan luas area masing-masing departemen. Adapun hasil input data

spesifikasi departemen pada software BLOCPLAN dapat dilihat pada Gambar

5.3.

Dengan meng-input data spesifikasi departemen tersebut akan diketahui

berapa total area dari keseluruhan area untuk departemen – departemen di PT.

Aroma Mega Sari.

Gambar 5.3. Spesifikasi Departemen dengan Software BLOCPLAN 90

5.2.7.2.Input Data Derajat Hubungan Kedekatan Antar Departemen

Data yang diperoleh di Activity Relationship Chart (ARC) digunakan

sebagai input data untuk pemecahan masalah dengan menggunakan software

Universitas Sumatera Utara


V-19

BLOCPLAN. Data derajat hubungan kedekatan tersebut dapat dilihat pada Gambar

5.4.

Gambar 5.4. Derajat Hubungan Kedekatan Antar Departemen dengan

Software BLOCPLAN

Setiap kode (huruf) pada peta hubungan keterkaitan diatas dapat diberi

bobot sesuai dengan keinginan pengguna. Nilai bobot yang dipilih dapat dilihat

pada Gambar 5.5.

Universitas Sumatera Utara


V-20

Gambar 5.5. Kode Hubungan Keterkaitan dan Nilai Bobot

Dengan menggunakan nilai bobot tersebut maka dapat diperoleh skor

untuk masing-masing departemen. Skor tersebut dapat dilihat pada Gambar 5.6.

Gambar 5.6. Skor Untuk Masing-masing Departemen dengan

Software BLOCPLAN

Universitas Sumatera Utara


V-21

Kemudian ditentukan rasio panjang dan lebar dari bentuk tata letak yang

diinginkan. Rasio yang dipilih adalah pilihan ketiga (SEL.3) dengan perbandingan

1:1.

Gambar 5.7. Pilihan Rasio Panjang dan Lebar yang Dikehendaki

5.2.7.3.Pemecahan Masalah dengan Software BLOCPLAN

Setelah semua data dikumpulkan maka algoritma BLOCPLAN akan

membuat beberapa alternatif tata letak tergantung keinginan pengguna (maksimum

20 alternatif). Iterasi dilakukan dengan Random Layout, dimana akan diiterasi

Layout secara random sebanyak 20 kali ditentukan oleh pengguna. Adapun hasil

keseluruhan iterasi dapat dilihat pada Gambar 5.8.

Universitas Sumatera Utara


V-22

Gambar 5.8. Hasil Iterasi dengan Cara Random Layout pada

Software BLOCPLAN

Dari hasil iterasi pada Gambar 5.8. maka layout yang paling optimal adalah

layout yang memiliki R-score paling tinggi. Namun apabila terdapat beberapa

nilai yang sama, maka akan dicari nilai REL-DIST SCORE yang terendah dari

nilai R-score yang tertinggi tersebut. Nilai REL-DIST SCORE yang rendah

menggambarkan jarak stasiun yang harus berdekatan semakin kecil. Hasil yang

diperoleh, didapatkan bahwa yang memiliki nilai R-score tertinggi adalah pada

iterasi yang ke-4 dengan nilai R-score 0,70. Adapun gambar layout hasil software

BLOCPLAN dapat dilihat pada Gambar 5.9. berikut ini.

Universitas Sumatera Utara


V-23

Gambar 5.9. Layout Hasil Iterasi-4

Adapun ukuran dan pusat koordinat dari layout iterasi 3 tersebut dapat

dilihat pada Gambar 5.10 berikut ini. Pada Gambar tersebut diberitahukan titik

pusat koordinat yang baru untuk masing-masing departemen dan juga ukuran yang

baru dari setiap departemen.

Universitas Sumatera Utara


V-24

Gambar 5.10. Titik Pusat Koordinat dan Ukuran Setiap Departemen

Layout Iterasi 4

Hasil perhitungan jarak antar departemen dapat dilihat pada Tabel 5.10. berikut.

Universitas Sumatera Utara


V-25

Tabel 5.10. Jarak Antar Departemen Layout Usulan Algoritma BLOCPLAN

Universitas Sumatera Utara


V-26

5.2.7.4.Perhitungan Total Momen Perpindahan pada Tata Letak Usulan

Algoritma BLOCPLAN

Contoh perhitungan momen perpindahan untuk perpindahan bahan dari

departemen C ke departemen D adalah sebagai berikut:

Frekuensi perpindahan dari C ke D = 3.000/tahun

Jarak perpindahan dari C ke D = 4 meter

Maka momen perpindahan dari C ke D

ZA-B = fA-B × dA-B

= 3.000 × 4 meter

= 12.000 meter perpindahan/tahun

Perhitungan selengkapnya untuk setiap momen perpindahan yang terjadi

pada departemen dapat dilihat pada Tabel 5.11.

Tabel 5.11. Momen Perpindahan Tata Letak Usulan Algoritma BLOCPLAN

Frekuensi
Momen
No. Asal Tujuan Perpindahan Jarak
Perpindahan
(kali/tahun)
1. C D 3.000 4 12.000
2. B E 32.500 9 292.500
3. F B 2.600 4 10.400
TOTAL 314.900

Universitas Sumatera Utara


V-27

5.2.7.5.Perhitungan Ongkos Material Handling Tata Letak Usulan Algoritma

BLOCPLAN

Berdasarkan perhitungan OMH/m forklift sebesar Rp. 135,31 /m dan

OMH/m truk sebesar Rp. 745,05 /m maka total OMH tata letak usulan Algoritma

BLOCPLAN adalah sebagai berikut.

Total OMH = OMH forklift/tahun + OMH truk/tahun

= (135,31/m x 302.900/tahun) + (745,05/m x

12.000/tahun)

= (40.985.399) + (8.940.600)

= Rp. 49.925.999,-/tahun

5.2.8. Algoritma CORELAP (Computerized Relationship Layout Planning)

Perhitungan dengan Algoritma CORELAP menggunakan peringkat

hubungan kedekatan yang dinyatakan dalam TCR (Total Closeness Rating) dalam

pemilihan penempatan stasiun kerja. Perhitungan TCR dilakukan berdasakan data

kualitatif ARC pada Gambar 5.2. Data ARC dikonversikan ke dalam bentuk angka

dengan peringkat dasar nilai TCR yang terlihat pada Tabel 5.12.

Tabel 5.12. Kode dan Nilai ARC

Closeness
Derajat Kedekatan Deskripsi
Rating
A Absolutely necessary Mutlak perlu didekatkan 6
E Especially important Sangat penting didekatkan 5
I Important Penting didekatkan 4
O Ordinary Kedekatan biasa 3
U Unimportant Tidak perlu didekatkan 2
X Indesirable Tidak diharapkan dekat 1

Universitas Sumatera Utara


V-28

Setelah dilakukan konversi ke dalam bentuk angka maka dilakukan

penjumlahan dalam tiap baris untuk mengetahui nilai TCRnya. Contohnya adalah

perhitungan TCR untuk fasilitas A yang ditunjukkan pada Tabel 5.13.

Tabel 5.13. Contoh Perhitungan TCR

Departemen
Kode ARC Nilai
Asal Tujuan
A B A 6
A C A 6
A D A 6
A E E 5
A F I 4
A G U 2
A H U 2
A I A 6
A J A 6
A K A 6
A L U 2
A M U 2
A N X 1
A O U 2
A P U 2
A Q U 2
A R I 4
TOTAL 64

Untuk perhitungan TCR departemen selanjutnya dilakukan dengan cara

yang sama seperti yang ditunjukkan pada Tabel 5.14.

Universitas Sumatera Utara


V-29

Tabel 5.14. Perhitungan TCR Masng-Masing Departemen

Universitas Sumatera Utara


V-30

Langkah-langkah pengerjaan algoritma CORELAP secara manual adalah sebagai

berikut:

1. Penentuan Urutan Pengalokasian

a. Pilih salah satu staiun yang memiliki TCR maksimum. Jika terdapat dua

stasiun yang memiliki nilai TCR tertinggi yang sama, pilihlah salah satu

stasiun yang lebih banyak mengandung nilai A. Departemen A merupakan

fasilitas yang memiliki nilai TCR tertinggi dan dipilih departemen A

karena untuk dialokasikan pertama. Departemen A ini ditempatkan pada

pusat layout.

b. Departemen berikutnya yang dialokasikan adalah departemen yang

mempunyai hubungan A atau E dengan departemen yang telah terpilih

sebelumnya. Jika terdapat beberapa departemen, pilihlah yang mempunyai

TCR tertinggi. Maka dipilih departemen D untuk dialokasikan kedua

karena memiliki hubungan A dengan departemen A dan memiliki nilai

TCR tertinggi.

c. Departemen yang dialokasikan ketiga, pilih departemen yang mempunyai

hubungan A dengan departemen terpilih pertama. Dipilih departemen O

karena memiliki TCR terbesar kedua.

d. Untuk departemen selanjutnya dipilih yang memiliki hubungan A, E, I, O,

U dengan departemen terpilih kedua, atau ketiga dan yang terakhir

ditempatkan jika terdapat hubungan X dengan departemen terpilih

pertama. Jika terdapat beberapa pilihan yang mempunyai hubungan yang

Universitas Sumatera Utara


V-31

sama lihat dari nilai TCR yang paling besar, jika masih sama lihat ukuran

luas departemen terbesar.

Berdasarkan langkah pengurutan departemen diatas, maka diperoleh urutan

seperti yang terlihat pada Tabel 5.15.

Tabel 5.15. Pengurutan Masing-Masing Departemen

Dari/Ke A B C D E F G H I J K L M N O P Q R TCR Urutan


A A A A E I U U A A A U U X U U U I 64 1
B A I O A A U X U U U O U U U O O O 52 4
C A I A O O A X X X X O O O O O O O 53 3
D A O A I I O X X A U O U U U O O O 54 2
E E A O I I A X X X X O O O O O O O 53 6
F I A O I I I X X X X O O O O O O O 50 7
G U U A O A I U O O O O U U U E O O 54 5
H U X X X X X U O U A X X X X X X O 29 11
I A U X X X X O O X O U U U U U U O 37 10
J A U X A X X O U X U U O O U O U O 43 8
K A U X U X X O A O U X X X X X X O 36 9
L U O O O O O O X U U X I I I I O O 48 15
M U U O U O O U X U O X I I E O O U 45 14
N X U O U O O U X U O X I I O O O U 42 16
O U U O U O O U X U U X I E O I E U 46 12
P U O O O O O E X U O X I O O I I O 50 13
Q U O O O O O O X U U X O O O E I U 46 18
R I O O O O O O O O O O O U U U O U 48 17

2. Cara Pengalokasian

Pengalokasian dilakukan dengan menggunakan metode sisi barat

(westernedge). Departemen yang terpilih untuk dialokasikan pertama

ditempatkan di pusat diagram kotak seperti yang terlihat pada Gambar 5.12.

8 7 6
1 A 5
2 3 4
Gambar 5.11. Diagram Penempatan Departemen

Universitas Sumatera Utara


V-32

Nomor 1 ditempatkan pada sisi terbarat dari departemen yang telah

dialokasikan. Lokasi yang tepat bersebelahan dengan departemen yang telah

dialokasikan dalam arah vertikal/horisontal mempunyai bobot penuh sesuai

dengan nilai kedekatan dari lokasi yang akan ditentukan dan lokasi

sebelumnya. Lokasi yang tepat bersebelahan dengan departemen yang telah

dialokasikan dalam arah diagonal mempunyai bobot 0,5 x nilai kedekatan dari

lokasi yang akan ditentukan dan lokasi sebelumnya. Jadi lokasi 1, 3, 5, dan 7

memiliki bobot penuh, Sementara lokasi 2, 4, 6, dan 8 hanya memiliki bobot

parsial. Posisi 1, 3, 5, atau 7 merupakan departemen yang baru ditempatkan

berdasarkan pada WP (Weighted Placement) yang terbesar. Untuk posisi

Weighted Placement adalah penjumlahan dari nilai numerik setiap pasangan

dari departemen yang berdekatan.

5.2.8.1.Perhitungan CORELAP

Berdasarkan perhitungan TCR, yang dipilih menjadi pusat layout yaitu

Departemen A karena mempunyai nilai TCR tertinggi.

Iterasi 1

Penempatan departemen D. Hubungan kedekatan antara departemen A-D adalah A

8 7 6
1 A 5
2 3 4
Gambar 5.12. Perhitungan Algoritma CORELAP Iterasi Ke-1

Jika departemen D dialokasikan di :

Lokasi 1*, 3, 5, 7 bernilai : 6

Universitas Sumatera Utara


V-33

Lokasi 2, 4, 6, 8 bernilai : 0,5 x 6 = 3

Maka departemen D ditempatkan di lokasi nomor 1

Iterasi 2

Penempatan departemen C. Hubungan kedekatan antara departemen C-A adalah A,

dan antara departemen C-D adalah A.

10 9 8 7
1 D A 6
2 3 4 5
Gambar 5.13. Perhitungan Algoritma CORELAP Iterasi Ke-2

Jika departemen O dialokasikan di :

Lokasi 1 bernilai : 6

Lokasi 2 bernilai : 0,5 x 6 = 3

Lokasi 3 bernilai : 6 + (0,5 x 6) = 9

Lokasi 4 bernilai : (0,5 x 6) + 6 = 9*

Lokasi 5 bernilai : 0,5 x 6 = 3

Lokasi 6 bernilai : 6

Lokasi 7 bernilai : 0,5 x 6 = 3

Lokasi 8 bernilai : 6 + (0,5 x 6) = 9

Lokasi 9 bernilai : 6 + (0,5 x 6) = 9

Lokasi 10 bernilai : 0,5 x 6 = 3

Maka departemen C ditempatkan di lokasi no 4

Universitas Sumatera Utara


V-34

Iterasi 3

Penempatan departemen B. Hubungan kedekatan antara departemen B-A adalah A,

antara departemen B-D adalah O dan antara departemen B-C adalah I.

12 11 10 9
1 D A 8
2 3 C 7
4 5 6
Gambar 5.14. Perhitungan Algoritma CORELAP Iterasi Ke-3

Jika departemen B dialokasikan di :

Lokasi 1 bernilai : 3

Lokasi 2 bernilai : 0,5 x 3 = 1,5

Lokasi 3 bernilai : 3 + 4 + (0,5 x 6) = 10*

Lokasi 4 bernilai : 0,5 x 4 = 2

Lokasi 5 bernilai : 4

Lokasi 6 bernilai : 0,5 x 4 = 2

Lokasi 7 bernilai : 4 + (0,5 x 6) = 7

Lokasi 8 bernilai : (0,5 x 4) + 6 = 8

Lokasi 9 bernilai : 0.5 x 6 = 3

Lokasi 10 bernilai : 6 + (0,5 x 3) = 7,5

Lokasi 11 bernilai : 3 + (0,5 x 6) = 6

Lokasi 12 bernilai : 0,5 x 3 = 1,5

Maka departemen B ditempatkan di lokasi nomor 3

Universitas Sumatera Utara


V-35

Iterasi 4

Penempatan departemen G. Hubungan kedekatan antara departemen G-A adalah U,

antara departemen G-D adalah O, antara departemen G-C adalah A, dan antara

departemen G-B adalah U.

12 11 10 9
1 D A 8
2 B C 7
3 4 5 6
Gambar 5.15. Perhitungan Algoritma CORELAP Iterasi Ke-4

Jika departemen G dialokasikan di :

Lokasi 1 bernilai : (0,5 x 2) + 3 = 4

Lokasi 2 bernilai : 2 + (0,5 x 3) = 3.5

Lokasi 3 bernilai : 0,5 x 2 = 1

Lokasi 4 bernilai : 2 + (0,5 x 6) = 5

Lokasi 5 bernilai : 6 + (0,5 x 2) = 7*

Lokasi 6 bernilai : 0,5 x 6 = 3

Lokasi 7 bernilai : 6 + (0,5 x 2) = 7

Lokasi 8 bernilai : 2 + (0,5 x 6) = 5

Lokasi 9 bernilai : 0,5 x 6 = 3

Lokasi 10 bernilai : 2 + (0,5 x 3) = 3,5

Lokasi 11 bernilai : 3 + (0,5 x 2) = 4

Lokasi 12 bernilai : (0,5 x 3) = 1,5

Maka departemen G ditempatkan di lokasi nomor 5

Universitas Sumatera Utara


V-36

Iterasi 5

Penempatan departemen E. Hubungan kedekatan antara departemen E-A adalah E,

antara departemen E-D adalah I, antara departemen E-C adalah O, antara

departemen E-B adalah A, dan antara departemen E-G adalah A.

14 13 12 11
1 D A 10
2 B C 9
3 4 G 8
5 6 7
Gambar 5.16. Perhitungan Algoritma CORELAP Iterasi Ke-5

Jika departemen E dialokasikan di :

Lokasi 1 bernilai : 4 + (0,5 x 6) = 7

Lokasi 2 bernilai : (0,5 x 4) + 6 = 8

Lokasi 3 bernilai : (0,5 x 6) = 3

Lokasi 4 bernilai : 6 + (0,5 x 3) + 6 = 13,5*

Lokasi 5 bernilai : 0,5 x 6 = 3

Lokasi 6 bernilai : 6

Lokasi 7 bernilai : (0,5 x 6) = 3

Lokasi 8 bernilai : 6 + (0,5 x 3) = 7,5

Lokasi 9 bernilai : (0,5 x 6) + 3 + (0,5 x 5) = 8,5

Lokasi 10 bernilai : (0,5 x 3) + 5 = 6,5

Lokasi 11 bernilai : 0,5 x 5 = 2,5

Lokasi 12 bernilai : 5 + (0,5 x 4) = 7

Lokasi 13 bernilai : (0,5 x 5) + 4 = 6,5

Universitas Sumatera Utara


V-37

Lokasi 14 bernilai : 0,5 x 4 = 2

Maka departemen E ditempatkan di lokasi nomor 4

Iterasi 6

Penempatan departemen F. Hubungan kedekatan antara departemen F-A adalah I,

antara departemen F-D adalah I, antara departemen F-C adalah O, antara

departemen F-B adalah A, antara departemen F-G adalah I, dan antara departemen

F-E adalah I.

14 13 12 11
1 D A 10
2 B C 9
3 E G 8
4 5 6 7

Gambar 5.17. Perhitungan Algoritma CORELAP Iterasi Ke-6

Jika departemen F dialokasikan di :

Lokasi 1 bernilai : 4 + (0,5 x 6) = 7

Lokasi 2 bernilai : (0,5 x 4) + 6 + (0,5 x 4) = 10*

Lokasi 3 bernilai : (0,5 x 6) + 4 = 7

Lokasi 4 bernilai : (0,5 x 4) = 2

Lokasi 5 bernilai : 4 +(0,5 x 4) = 6

Lokasi 6 bernilai : (0,5 x 4) + 4 = 6

Lokasi 7 bernilai : 0,5 x 4 = 2

Lokasi 8 bernilai : 4 + (0,5 x 3) = 5,5

Universitas Sumatera Utara


V-38

Lokasi 9 bernilai : (0,5 x 4) + 3 + (0,5 x 4) = 7

Lokasi 10 bernilai : (0,5 x 3) + 4 = 5,5

Lokasi 11 bernilai : 0,5 x 4 = 2

Lokasi 12 bernilai : 4 + (0,5 x 4) = 6

Lokasi 13 bernilai : (0,5 x 4) + 4 = 6

Lokasi 14 bernilai : 0,5 x 4 = 2

Maka departemen F ditempatkan di lokasi nomor 2

Iterasi 7

Penempatan departemen J. Hubungan kedekatan antara departemen J-A adalah A,

antara departemen J-D adalah A, antara departemen J-C adalah X, antara

departemen J-B adalah U, antara departemen J-G adalah O, antara departemen J-E

adalah X, dan antara departemen J-F adalah X.

16 15 14 13
2 1 D A 12
3 F B C 11
4 5 E G 10
6 7 8 9
Gambar 5.18. Perhitungan Algoritma CORELAP Iterasi Ke-7

Jika departemen J dialokasikan di :

Lokasi 1 bernilai : 6 + (0,5 x 2) + 1 = 8

Lokasi 2 bernilai : 0,5 x 1= 0,5

Lokasi 3 bernilai : 1

Lokasi 4 bernilai : 0,5 x 1 = 0,5

Universitas Sumatera Utara


V-39

Lokasi 5 bernilai : 1 + (0,5 x 2) + 1 = 3

Lokasi 6 bernilai : 0,5 x 1= 0,5

Lokasi 7 bernilai : 1 + (0,5 x 3) = 2,5

Lokasi 8 bernilai : (0,5 x 1) + 3 = 3,5

Lokasi 9 bernilai : 0,5 x 3 = 1,5

Lokasi 10 bernilai : 3 + (0,5 x 1)= 3,5

Lokasi 11 bernilai : (0,5 x 3) + 1 + (0,5 x 6) = 5,5

Lokasi 12 bernilai : (0,5 x 1) + 6 = 6,5

Lokasi 13 bernilai : 0,5 x 6 = 3

Lokasi 14 bernilai : 6 + (0,5 x 6) = 9*

Lokasi 15 bernilai : (0,5 x 6) + 6 = 9

Lokasi 16 bernilai : 0,5 x 6 = 3

Maka departemen J ditempatkan di lokasi nomor 14

Iterasi 8

Penempatan departemen K. Hubungan kedekatan antara departemen K-A adalah A,

antara departemen K-D adalah U, antara departemen K-C adalah X, antara

departemen K-B adalah U, antara departemen K-G adalah O, antara departemen

K-E adalah X, antara departemen K-F adalah X, dan antara departemen K-J adalah

U.

Universitas Sumatera Utara


V-40

16 15 14
18 17 J 13
2 1 D A 12
3 F B C 11
4 5 E G 10
6 7 8 9
Gambar 5.19. Perhitungan Algoritma CORELAP Iterasi Ke-8

Jika departemen K dialokasikan di :

Lokasi 1 bernilai : 2 + (0,5 x 2) + 1 = 4

Lokasi 2 bernilai : 0,5 x 1= 0,5

Lokasi 3 bernilai : 1

Lokasi 4 bernilai : 0,5 x 1 = 0,5

Lokasi 5 bernilai : 1 + (0,5 x 2) + 1 = 3

Lokasi 6 bernilai : 0,5 x 1= 0,5

Lokasi 7 bernilai : 1 + (0,5 x 3) = 2,5

Lokasi 8 bernilai : (0,5 x 1) + 3 = 3,5

Lokasi 9 bernilai : 0,5 x 3 = 1,5

Lokasi 10 bernilai : 3 + (0,5 x 1)= 3,5

Lokasi 11 bernilai : (0,5 x 3) + 1 + (0,5 x 6) = 5,5

Lokasi 12 bernilai : (0,5 x 1) + 6 + (0,5 x2) = 7,5*

Lokasi 13 bernilai : (0,5 x 6) + 2 = 5

Lokasi 14 bernilai : 0,5 x 2 = 1

Lokasi 15 bernilai : 2

Lokasi 16 bernilai : 0,5 x 2 = 1

Lokasi 17 bernilai : 2 + (0,5 x 6) + 2 = 7

Universitas Sumatera Utara


V-41

Lokasi 18 bernilai : 0,5 x 2 = 1

Maka departemen K ditempatkan di lokasi nomor 12

Iterasi 9

Penempatan departemen I. Hubungan kedekatan antara departemen I-A adalah A,

antara departemen I-D adalah X, antara departemen I-C adalah X, antara

departemen I-B adalah U, antara departemen I-G adalah O, antara departemen I-E

adalah X, antara departemen I-F adalah X, antara departemen I-J adalah X, dan

antara departemen I-K adalah O.

18 17 16
20 19 J 15 14
2 1 D A K 13
3 F B C 11 12
4 5 E G 10
6 7 8 9

Gambar 5.20. Perhitungan Algoritma CORELAP Iterasi Ke-9

Jika departemen I dialokasikan di :

Lokasi 1 bernilai : 1 + (0,5 x 2) + 1 = 3

Lokasi 2 bernilai : 0,5 x 1= 0,5

Lokasi 3 bernilai : 1

Lokasi 4 bernilai : 0,5 x 1 = 0,5

Lokasi 5 bernilai : 1 + (0,5 x 2) + 1 = 3

Lokasi 6 bernilai : 0,5 x 1= 0,5

Lokasi 7 bernilai : 1 + (0,5 x 3) = 2,5

Universitas Sumatera Utara


V-42

Lokasi 8 bernilai : (0,5 x 1) + 3 = 3,5

Lokasi 9 bernilai : 0,5 x 3 = 1,5

Lokasi 10 bernilai : 3 + (0,5 x 1)= 3,5

Lokasi 11 bernilai : (0,5 x 3) + 1 + (0,5 x 6) + 3= 8,5*

Lokasi 12 bernilai : 0,5 x 3 = 1,5

Lokasi 13 bernilai : 3

Lokasi 14 bernilai : 0,5 x 3 = 1,5

Lokasi 15 bernilai : 3 + (0,5 x 6) + 2 = 8

Lokasi 16 bernilai : 0,5 x 1 = 0,5

Lokasi 17 bernilai : 1

Lokasi 18 bernilai : 0,5 x 1 = 0,5

Lokasi 19 bernilai : 1 + (0,5 x 6) + 1 = 5

Lokasi 20 bernilai : 0,5 x 1 = 0,5

Maka departemen I ditempatkan di lokasi nomor 11

Iterasi 10

Penempatan departemen H. Hubungan kedekatan antara departemen H-A adalah U,

antara departemen H-D adalah X, antara departemen H-C adalah X, antara

departemen H-B adalah X, antara departemen H-G adalah U, antara departemen

H-E adalah X, antara departemen H-F adalah X, antara departemen H-J adalah U,

antara departemen H-K adalah A, dan antara departemen H-I adalah O.

Universitas Sumatera Utara


V-43

18 17 16
20 19 J 15 14
2 1 D A K 13
3 F B C I 12
4 5 E G 10 11
6 7 8 9

Gambar 5.21. Perhitungan Algoritma CORELAP Iterasi Ke-10

Jika departemen H dialokasikan di :

Lokasi 1 bernilai : 1 + (0,5 x 1) + 1 = 2,5

Lokasi 2 bernilai : 0,5 x 1= 0,5

Lokasi 3 bernilai : 1

Lokasi 4 bernilai : 0,5 x 1 = 0,5

Lokasi 5 bernilai : 1 + (0,5 x 1) + 1 = 2,5

Lokasi 6 bernilai : 0,5 x 1= 0,5

Lokasi 7 bernilai : 1 + (0,5 x 2) = 2

Lokasi 8 bernilai : (0,5 x 1) + 2 = 2,5

Lokasi 9 bernilai : 0,5 x 2= 1

Lokasi 10 bernilai : 2 + (0,5 x 1) + 3 = 5,5

Lokasi 11 bernilai : 0,5 x 3 = 1,5

Lokasi 12 bernilai : 3 + (0,5 x 6) = 6

Lokasi 13 bernilai : (0,5 x 3) + 6 = 7,5

Lokasi 14 bernilai : 0,5 x 6 = 3

Lokasi 15 bernilai : 6 + (0,5 x 2) + 2 = 9*

Lokasi 16 bernilai : 0,5 x 2 = 1

Universitas Sumatera Utara


V-44

Lokasi 17 bernilai : 2

Lokasi 18 bernilai : 0,5 x 2 = 1

Lokasi 19 bernilai : 2 + (0,5 x 2) + 1 = 4

Lokasi 20 bernilai : 0,5 x 1 = 0,5

Maka departemen H ditempatkan di lokasi nomor 15

Iterasi 11

Penempatan departemen O. Hubungan kedekatan antara departemen O-A adalah U,

antara departemen O-D adalah U, antara departemen O-C adalah O, antara

departemen O-B adalah U, antara departemen O-G adalah U, antara departemen

O-E adalah O, antara departemen O-F adalah O, antara departemen O-J adalah U,

antara departemen O-K adalah X, antara departemen O-I adalah U, dan antara

departemen O-H adalah X.

18 17 16 15
20 19 J H 14
2 1 D A K 13
3 F B C I 12
4 5 E G 10 11
6 7 8 9
Gambar 5.22. Perhitungan Algoritma CORELAP Iterasi Ke-11

Jika departemen O dialokasikan di :

Lokasi 1 bernilai : 2 + (0,5 x 2) + 3 = 6

Lokasi 2 bernilai : 0,5 x 3 = 1,5

Lokasi 3 bernilai : 3

Lokasi 4 bernilai : 0,5 x 3 = 1,5

Universitas Sumatera Utara


V-45

Lokasi 5 bernilai : 3 + (0,5 x 2) + 3 = 7*

Lokasi 6 bernilai : 0,5 x 3= 1,5

Lokasi 7 bernilai : 3 + (0,5 x 2) = 4

Lokasi 8 bernilai : (0,5 x 3) + 2 = 3,5

Lokasi 9 bernilai : 0,5 x 2= 1

Lokasi 10 bernilai : 2 + (0,5 x 3) + 2 = 6,5

Lokasi 11 bernilai : 0,5 x 2 = 1

Lokasi 12 bernilai : 2 + (0,5 x 1) = 2,5

Lokasi 13 bernilai : (0,5 x 2) + 1 + (0,5 x 1) = 2,5

Lokasi 14 bernilai : (0,5 x 1) + 1 = 1,5

Lokasi 15 bernilai : 0,5 x 1 = 0,5

Lokasi 16 bernilai : 1+ (0,5 x 2) = 2

Lokasi 17 bernilai : (0,5 x 1) + 2 = 2,5

Lokasi 18 bernilai : 0,5 x 2 = 1

Lokasi 19 bernilai : 2 + (0,5 x 2) + 2 = 5

Lokasi 20 bernilai : 0,5 x 2 = 1

Maka departemen O ditempatkan di lokasi nomor 5

Iterasi 12

Penempatan departemen P. Hubungan kedekatan antara departemen P-A adalah U,

antara departemen P-D adalah O, antara departemen P-C adalah O, antara

departemen P-B adalah O, antara departemen P-G adalah E, antara departemen P-

E adalah O, antara departemen P-F adalah O, antara departemen P-J adalah O,

Universitas Sumatera Utara


V-46

antara departemen P-K adalah X, antara departemen P-I adalah U, antara

departemen P-H adalah X, dan antara departemen P-O adalah I.

18 17 16 15
20 19 J H 14
2 1 D A K 13
3 F B C I 12
4 O E G 10 11
5 6 7 8 9
Gambar 5.23. Perhitungan Algoritma CORELAP Iterasi Ke-12

Jika departemen P dialokasikan di :

Lokasi 1 bernilai : 3 + (0,5 x 3) + 3 = 7,5

Lokasi 2 bernilai : 0,5 x 3 = 1,5

Lokasi 3 bernilai : 3 + (0,5 x 4) = 5

Lokasi 4 bernilai : (0,5 x 3) + 4 = 5,5

Lokasi 5 bernilai : 0,5 x 4 = 2

Lokasi 6 bernilai : 4 + (0,5 x 3) = 5,5

Lokasi 7 bernilai : (0,5 x 4) + 3 + (0,5 x 5) = 7,5

Lokasi 8 bernilai : (0,5 x 3) + 5 = 6,5

Lokasi 9 bernilai : 0,5 x 5= 2,5

Lokasi 10 bernilai : 5 + (0,5 x 3) + 2 = 8,5*

Lokasi 11 bernilai : 0,5 x 2 = 1

Lokasi 12 bernilai : 2 + (0,5 x 1) = 2,5

Lokasi 13 bernilai : (0,5 x 2) + 1 + (0,5 x 1) = 2,5

Lokasi 14 bernilai : (0,5 x 1) + 1 = 1,5

Lokasi 15 bernilai : 0,5 x 1 = 0,5

Universitas Sumatera Utara


V-47

Lokasi 16 bernilai : 1+ (0,5 x 3) = 2,5

Lokasi 17 bernilai : (0,5 x 1) + 3 = 3,5

Lokasi 18 bernilai : 0,5 x 3 = 1,5

Lokasi 19 bernilai : 3 + (0,5 x 2) + 3 = 7

Lokasi 20 bernilai : 0,5 x 3 = 1,5

Maka departemen P ditempatkan di lokasi nomor 10

Iterasi 13

Penempatan departemen M. Hubungan kedekatan antara departemen M-A adalah

U, antara departemen M-D adalah U, antara departemen M-C adalah O, antara

departemen M-B adalah U, antara departemen M-G adalah U, antara departemen

M-E adalah O, antara departemen M-F adalah O, antara departemen M-J adalah O,

antara departemen M-K adalah X, antara departemen M-I adalah U, antara

departemen M-H adalah X, antara departemen M-O adalah E, dan antara

departemen M-P adalah O.

18 17 16 15
20 19 J H 14
2 1 D A K 13
3 F B C I 12
4 O E G P 11
5 6 7 8 9 10
Gambar 5.24. Perhitungan Algoritma CORELAP Iterasi Ke-13

Jika departemen M dialokasikan di :

Lokasi 1 bernilai : 2 + (0,5 x 2) + 3 = 6

Lokasi 2 bernilai : 0,5 x 3 = 1,5

Universitas Sumatera Utara


V-48

Lokasi 3 bernilai : 3 + (0,5 x 5) = 5,5

Lokasi 4 bernilai : (0,5 x 3) + 5 = 6,5*

Lokasi 5 bernilai : 0,5 x 5 = 2,5

Lokasi 6 bernilai : 5 + (0,5 x 3) = 6,5

Lokasi 7 bernilai : (0,5 x 5) + 3 + (0,5 x 2) = 6,5

Lokasi 8 bernilai : (0,5 x 3) + 2 + (0,5 x 3) = 5

Lokasi 9 bernilai : (0,5 x 2) + 3 = 4

Lokasi 10 bernilai : 0,5 x 3 = 1,5

Lokasi 11 bernilai : 3 + (0,5 x 2) = 4

Lokasi 12 bernilai : (0,5 x 3) + 2 + (0,5 x 1) = 4

Lokasi 13 bernilai : (0,5 x 2) + 1 + (0,5 x 1) = 2,5

Lokasi 14 bernilai : (0,5 x 1) + 1 = 1,5

Lokasi 15 bernilai : 0,5 x 1 = 0,5

Lokasi 16 bernilai : 1+ (0,5 x 3) = 2,5

Lokasi 17 bernilai : (0,5 x 1) + 3 = 3,5

Lokasi 18 bernilai : 0,5 x 3 = 1,5

Lokasi 19 bernilai : 3 + (0,5 x 2) + 2 = 6

Lokasi 20 bernilai : 0,5 x 2 = 1

Maka departemen M ditempatkan di lokasi nomor 4

Iterasi 14

Penempatan departemen L. Hubungan kedekatan antara departemen L-A adalah U,

antara departemen L-D adalah O, antara departemen L-C adalah O, antara

Universitas Sumatera Utara


V-49

departemen L-B adalah O, antara departemen L-G adalah O, antara departemen L-

E adalah O, antara departemen L-F adalah O, antara departemen L-J adalah U,

antara departemen L-K adalah X, antara departemen L-I adalah U, antara

departemen L-H adalah X, antara departemen L-O adalah I, antara departemen L-P

adalah I, dan antara departemen L-M adalah I.

20 19 18 17
22 21 J H 16
2 1 D A K 15
4 3 F B C I 14
5 M O E G P 13
6 7 8 9 10 11 12
Gambar 5.25. Perhitungan Algoritma CORELAP Iterasi Ke-14

Jika departemen L dialokasikan di :

Lokasi 1 bernilai : 3 + (0,5 x 3) + 3 = 7,5

Lokasi 2 bernilai : 0,5 x 3 = 1,5

Lokasi 3 bernilai : 3 + (0,5 x 4) + 4 = 9*

Lokasi 4 bernilai : 0,5 x 4 = 2

Lokasi 5 bernilai : 4

Lokasi 6 bernilai : 0,5 x 4 = 2

Lokasi 7 bernilai : 4 + (0,5 x 4) = 6

Lokasi 8 bernilai : (0,5 x 4) + 4 + (0,5 x 3) = 7,5

Lokasi 9 bernilai : (0,5 x 4) + 3 + (0,5 x 3) = 6,5

Lokasi 10 bernilai : (0,5 x 3) + 3 + (0,5 x 4) = 6,5

Lokasi 11 bernilai : (0,5 x 3) + 4 = 5,5

Lokasi 12 bernilai : 0,5 x 4 = 2

Universitas Sumatera Utara


V-50

Lokasi 13 bernilai : 4 + (0,5 x 2) = 5

Lokasi 14 bernilai : (0,5 x 4) + 2 + (0,5 x 1) = 4,5

Lokasi 15 bernilai : (0,5 x 2) + 1 + (0,5 x 1) = 2,5

Lokasi 16 bernilai : (0,5 x 1) + 1 = 1,5

Lokasi 17 bernilai : 0,5 x 1 = 0,5

Lokasi 18 bernilai : 1 + (0,5 x 2) = 2

Lokasi 19 bernilai : (0,5 x 1) + 2 = 2,5

Lokasi 20 bernilai : 0,5 x 2 = 1

Lokasi 21 bernilai : 2 + (0,5 x 2) + 3 = 6

Lokasi 22 bernilai : 0,5 x 3 = 1,5

Maka departemen L ditempatkan di lokasi nomor 3

Iterasi 15

Penempatan departemen N. Hubungan kedekatan antara departemen N-A adalah X,

antara departemen N-D adalah U, antara departemen N-C adalah O, antara

departemen N-B adalah U, antara departemen N-G adalah U, antara departemen

N-E adalah O, antara departemen N-F adalah O, antara departemen N-J adalah O,

antara departemen N-K adalah O, antara departemen N-I adalah U, antara

departemen N-H adalah X, antara departemen N-O adalah O, antara departemen N-

P adalah O, antara departemen N-M adalah I, dan antara departemen N-L adalah I.

Universitas Sumatera Utara


V-51

20 19 18 17
22 21 J H 16
3 2 1 D A K 15
4 L F B C I 14
5 M O E G P 13
6 7 8 9 10 11 12
Gambar 5.26. Perhitungan Algoritma CORELAP Iterasi Ke-15

Jika departemen N dialokasikan di :

Lokasi 1 bernilai : 2 + (0,5 x 2) + 3 + 4 = 10*

Lokasi 2 bernilai : (0,5 x 3) + 4 = 5,5

Lokasi 3 bernilai : 0,5 x 4 = 2

Lokasi 4 bernilai : 4 + (0,5 x 4) = 6

Lokasi 5 bernilai : (0,5 x 4) + 4 = 6

Lokasi 6 bernilai : 0,5 x 4 = 2

Lokasi 7 bernilai : 4 + (0,5 x 3) = 5,5

Lokasi 8 bernilai : (0,5 x 4) + 3 + (0,5 x 3) = 6,5

Lokasi 9 bernilai : (0,5 x 3) + 3 + (0,5 x 2) = 5,5

Lokasi 10 bernilai : (0,5 x 3) + 2 + (0,5 x 3) = 5

Lokasi 11 bernilai : (0,5 x 2) + 3 = 4

Lokasi 12 bernilai : 0,5 x 3 = 1,5

Lokasi 13 bernilai : 3 + (0,5 x 2) = 4

Lokasi 14 bernilai : (0,5 x 3) + 2 + (0,5 x 3) = 5

Lokasi 15 bernilai : (0,5 x 2) + 3 + (0,5 x 1) = 4,5

Lokasi 16 bernilai : (0,5 x 3) + 1 = 2,5

Lokasi 17 bernilai : 0,5 x 1 = 0,5

Universitas Sumatera Utara


V-52

Lokasi 18 bernilai : 1 + (0,5 x 3) = 2,5

Lokasi 19 bernilai : (0,5 x 1) + 3 = 3,5

Lokasi 20 bernilai : 0,5 x 3 = 1,5

Lokasi 21 bernilai : 3 + (0,5 x 1) + 2 = 5,5

Lokasi 22 bernilai : 0,5 x 2 = 1

Maka departemen N ditempatkan di lokasi nomor 1

Iterasi 16

Penempatan departemen R. Hubungan kedekatan antara departemen R-A adalah I,

antara departemen R-D adalah O, antara departemen R-C adalah O, antara

departemen R-B adalah O, antara departemen R-G adalah O, antara departemen R-

E adalah O, antara departemen R-F adalah O, antara departemen R-J adalah O,

antara departemen R-K adalah O, antara departemen R-I adalah O, antara

departemen R-H adalah O, antara departemen R-O adalah U, antara departemen R-

P adalah O, antara departemen R-M adalah U, antara departemen R-L adalah O,

dan antara departemen R-N adalah U.

19 18 17 16
22 21 20 J H 15
2 1 N D A K 14
3 L F B C I 13
4 M O E G P 12
5 6 7 8 9 10 11
Gambar 5.27. Perhitungan Algoritma CORELAP Iterasi Ke-16

Jika departemen R dialokasikan di :

Lokasi 1 bernilai : 2 + (0,5 x 3) + 3 = 6,5

Universitas Sumatera Utara


V-53

Lokasi 2 bernilai : (0,5 x 3) = 1,5

Lokasi 3 bernilai : 3 + (0,5 x 2) = 4

Lokasi 4 bernilai : (0,5 x 3) + 2 = 3,5

Lokasi 5 bernilai : 0,5 x 2 = 1

Lokasi 6 bernilai : 2 + (0,5 x 2) = 3

Lokasi 7 bernilai : (0,5 x 2) + 2 + (0,5 x 3) = 4,5

Lokasi 8 bernilai : (0,5 x 2) + 3 + (0,5 x 3) = 5,5

Lokasi 9 bernilai : (0,5 x 3) + 3 + (0,5 x 3) = 6

Lokasi 10 bernilai : (0,5 x 3) + 3 = 4,5

Lokasi 11 bernilai : 0,5 x 3 = 1,5

Lokasi 12 bernilai : 3 + (0,5 x 3) = 4,5

Lokasi 13 bernilai : (0,5 x 3) + 3 + (0,5 x 3) = 6

Lokasi 14 bernilai : (0,5 x 3) + 3 + (0,5 x 3) = 6

Lokasi 15 bernilai : (0,5 x 3) + 3 = 4,5

Lokasi 16 bernilai : 0,5 x 3 = 1,5

Lokasi 17 bernilai : 3 + (0,5 x 3) = 4,5

Lokasi 18 bernilai : (0,5 x 3) + 3 = 4,5

Lokasi 19 bernilai : 0,5 x 3 = 1,5

Lokasi 20 bernilai : 3 + (0,5 x 4) + 3 + (0,5 x 2) = 9*

Lokasi 21 bernilai : (0,5 x 3) + 2 = 3,5

Lokasi 22 bernilai : 0,5 x 2 = 1

Maka departemen R ditempatkan di lokasi nomor 20

Universitas Sumatera Utara


V-54

Iterasi 17

Penempatan departemen Q. Hubungan kedekatan antara departemen Q-A adalah U,

antara departemen Q-D adalah O, antara departemen Q-C adalah O, antara

departemen Q-B adalah O, antara departemen Q-G adalah O, antara departemen

Q-E adalah O, antara departemen Q-F adalah O, antara departemen Q-J adalah U,

antara departemen Q-K adalah X, antara departemen Q-I adalah U, antara

departemen Q-H adalah X, antara departemen Q-O adalah E, antara departemen Q-

P adalah I, antara departemen Q-M adalah O, antara departemen Q-L adalah O,

antara departemen Q-N adalah O, dan antara departemen Q-R adalah U.

20 19 18 17 16
22 21 R J H 15
2 1 N D A K 14
3 L F B C I 13
4 M O E G P 12
5 6 7 8 9 10 11
Gambar 5.28. Perhitungan Algoritma CORELAP Iterasi Ke-17

Jika departemen Q dialokasikan di :

Lokasi 1 bernilai : 3 + (0,5 x 3) + 3 = 7,5

Lokasi 2 bernilai : (0,5 x 3) = 1,5

Lokasi 3 bernilai : 3 + (0,5 x 3) = 4,5

Lokasi 4 bernilai : (0,5 x 3) + 3 = 5,5

Lokasi 5 bernilai : 0,5 x 3 = 1,5

Lokasi 6 bernilai : 3 + (0,5 x 5) = 5,5

Lokasi 7 bernilai : (0,5 x 3) + 5 + (0,5 x 3) = 8*

Lokasi 8 bernilai : (0,5 x 5) + 3 + (0,5 x 3) = 7

Universitas Sumatera Utara


V-55

Lokasi 9 bernilai : (0,5 x 3) + 3 + (0,5 x 4) = 6,5

Lokasi 10 bernilai : (0,5 x 3) + 4 = 5,5

Lokasi 11 bernilai : 0,5 x 4 = 2

Lokasi 12 bernilai : 4 + (0,5 x 2) = 5

Lokasi 13 bernilai : (0,5 x 4) + 2 + (0,5 x 1) = 4,5

Lokasi 14 bernilai : (0,5 x 2) + 1 + (0,5 x 1) = 2,5

Lokasi 15 bernilai : (0,5 x 1) + 1 = 1,5

Lokasi 16 bernilai : 0,5 x 1 = 0,5

Lokasi 17 bernilai : 1 + (0,5 x 2) = 2

Lokasi 18 bernilai : (0,5 x 1) + 2 + (0,5 x 2) = 3,5

Lokasi 19 bernilai : (0,5 x 2) + 2 = 3

Lokasi 20 bernilai : 0,5 x 2 = 1

Lokasi 21 bernilai : 2 + (0,5 x 3) + 3 = 6,5

Lokasi 22 bernilai : 0,5 x 3 = 1,5

Maka departemen Q ditempatkan di lokasi nomor 7

Maka bentuk akhir rancangan layout dengan menggunakan algoritma

CORELAP adalah:

R J H
N D A K
L F B C I
M O E G P
Q
Gambar 5.29. Hasil Algoritma CORELAP

Universitas Sumatera Utara


V-56

Berdasarkan hasil rancangan yang diperoleh dengan algoritma CORELAP

maka dapat dibuat block layout yang baru, seperti yang ditunjukkan pada Gambar

5.30.

Gambar 5.30. Block Layout dengan Algoritma CORELAP

Hasil penentuan titik koordinat lokasi untuk masing-masing departemen

dapat dilihat pada Gambar 5.31.

Universitas Sumatera Utara


V-57

Gambar 5.31. Block Layout dengan Titik Koordinat

Adapun titik koordinat dari masing-masing departemen dapat dilihat pada Tabel

5.16.

Universitas Sumatera Utara


V-58

Tabel 5.16. Titik Koordinat Masing-Masing Departemen

Koordinat
Departemen Kode
X Y
Bagian Produksi A 56 92
Bagian Pengepakan B 36,2 72,2
Gudang Bahan Baku C 59,6 39,6
Gudang Curah Beras D 59 79
Gudang Produk Jadi E 46 38,5
Gudang Bahan Tambahan F 25 47
Jembatan Timbang G 63,5 4,5
Thermo Oil H 78 92
Kolam IPAL I 89,5 43
Bak Air J 50 100
Boiler K 71 94,5
Parkir Karyawan L 18 17
Musholla M 23,5 12,5
Mess Karyawan N 13,5 100
Kantor O 32 16
Pos Keamanan P 69 6,5
Parkir Umum Q 32 9
Bengkel R 42 94,5

Jarak antar departemen dihitung dengan berdasarkan rumus jarak

Rectilinear. Contohnya, koordinat A (56;92) dan B (36,2;72,2), maka jarak A ke B

adalah:

dij = |x-a| + |y-b|

A-B = |56-36,2| + |92-72,2|

= 36,9

Jadi jarak antara departemen A dan B adalah 36,9 meter. Penentuan jarak antar

departemen yang lainnya juga dilakukan dengan menggunakan rumus diatas. Hasil

perhitungan jarak antar departemen dapat dilihat pada Tabel 5.17.

Universitas Sumatera Utara


V-59

Tabel 5.17. Jarak Antar Departemen Layout Usulan Algoritma CORELAP

Universitas Sumatera Utara


V-60

5.2.8.2. Perhitungan Total Momen Perpindahan pada Tata Letak Usulan

Algoritma CORELAP

Contoh perhitungan momen perpindahan untuk perpindahan bahan dari

departemen C ke departemen D adalah sebagai berikut:

Frekuensi perpindahan dari C ke D = 3.000/tahun

Jarak perpindahan dari C ke D = 38,8 meter

Maka momen perpindahan Dari A ke B

ZA-B = fA-B × dA-B

= 3.000×38,8 meter

= 116.400 meter perpindahan/tahun

Perhitungan selengkapnya untuk setiap momen perpindahan yang terjadi

pada departemen dapat dilihat pada Tabel 5.18.

Tabel 5.18. Momen Perpindahan Tata Letak Usulan Algoritma CORELAP

Frekuensi
Momen
No. Asal Tujuan Perpindahan Jarak
Perpindahan
(kali/tahun)
1. C D 3.000 38,8 116.400
2. B E 32.500 23,9 776.750
3. F B 2.600 36,4 94.640
TOTAL 987.790

Universitas Sumatera Utara


V-61

5.2.8.2.Perhitungan Ongkos Material Handling Tata Letak Usulan

Algoritma CORELAP

Berdasarkan perhitungan OMH/m forklift sebesar Rp. 135,31 /m dan

OMH/m truk sebesar Rp. 745,05 /m maka total OMH tata letak usulan Algoritma

CORELAP adalah sebagai berikut.

Total OMH = OMH forklift/tahun + OMH truk/tahun

= (135,31/m x 871.390/tahun) + (745,05/m x

116.400/tahun)

= (117.907.780,9) + (86.723.820)

= Rp. 204.631.600,9,-/tahun

Universitas Sumatera Utara


BAB VI

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

6.1. Analisis

6.1.1. Analisis Kondisi Awal Pada Tata Letak Pabrik

Tata letak pabrik saat ini masih tampak kurang optimal, hal ini dapat dilihat

dari beberapa stasiun kerja yang seharusnya berdekatan sesuai urutan prosesnya

justru diletakkan berjauhan hal ini menyebabkan jarak perpindahan material

semakin panjang sehingga menyebabkan biaya perpindahan bahan menjadi besar.

Contohnya adalah antara departemen gudang bahan baku dengan bagian

pencurahan beras, gudang bahan tambahan dengan departemen pengepakan, dan

departemen pengepakan dengan gudang produk jadi yang seharusnya berdekatan,

pada kondisi awalnya justru diletakkan berjauhan.

6.1.2. Analisis Hasil Rancangan

Pada bagian ini akan diuraikan mengenai Analisis Hasil Rancangan dengan

Algoritma BLOCPLAN dan Analisis Hasil Rancangan dengan Algoritma

CORELAP.

6.1.2.1.Analisis Hasil Rancangan dengan Algoritma BLOCPLAN

Dari hasil pengolahan data dengan menggunakan algoritma BLOCPAN

didapatkan 1 alternatif layout. Analisis dilakukan untuk mengitung jumlah momen

perpindahan untuk tiap tahunnya.

VI-1
Universitas Sumatera Utara
VI-2

Contoh perhitungan momen perpindahan untuk perpindahan bahan dari

departemen C ke departemen D adalah sebagai berikut:

Frekuensi perpindahan dari C ke D = 3.000/tahun

Jarak perpindahan dari C ke D = 4 meter

Maka momen perpindahan Dari C ke D

ZA-B = fA-B × dA-B

= 3.000 × 4 meter

= 12.000 meter perpindahan/tahun

Perhitungan selengkapnya untuk setiap momen perpindahan yang terjadi

pada departemen dapat dilihat pada Tabel 6.1.

Tabel 6.1. Momen Perpindahan Tata Letak Usulan Algoritma BLOCPLAN

Frekuensi
Momen
No. Asal Tujuan Perpindahan Jarak
Perpindahan
(kali/tahun)
1. C D 3.000 4 12.000
2. B E 32.500 9 292.500
3. F B 2.600 4 10.400
TOTAL 314.900

Berdasarkan perhitungan OMH/m forklift sebesar Rp. 135,31 /m dan

OMH/m truk sebesar Rp. 745,05 /m maka total OMH tata letak usulan Algoritma

BLOCPLAN adalah sebagai berikut.

Total OMH = OMH forklift/tahun + OMH truk/tahun

= (135,31/m x 302.900/tahun) + (745,05/m x

12.000/tahun)

= Rp. 49.925.999,-/tahun

Universitas Sumatera Utara


VI-3

6.1.2.2.Analisis Hasil Rancangan dengan Algoritma CORELAP

Dari hasil pengolahan data dengan menggunakan algoritma CORELAP

didapatkan 1 alternatif layout. Analisis dilakukan untuk mengitung jumlah momen

perpindahan untuk tiap tahunnya.

Contoh perhitungan momen perpindahan untuk perpindahan bahan dari

departemen C ke departemen D adalah sebagai berikut:

Frekuensi perpindahan dari C ke D = 3.000/tahun

Jarak perpindahan dari C ke D = 38,8 meter

Maka momen perpindahan Dari A ke B

ZA-B = fA-B × dA-B

= 3.000×38,8 meter

= 116.400 meter perpindahan/tahun

Perhitungan selengkapnya untuk setiap momen perpindahan yang terjadi

pada departemen dapat dilihat pada Tabel 6.2.

Tabel 6.2. Momen Perpindahan Tata Letak Usulan Algoritma CORELAP

Frekuensi
Momen
No. Asal Tujuan Perpindahan Jarak
Perpindahan
(kali/tahun)
1. C D 3.000 38,8 116.400
2. B E 32.500 23,9 776.750
3. F B 2.600 36,4 94.640
TOTAL 987.790

Universitas Sumatera Utara


VI-4

Berdasarkan perhitungan OMH/m forklift sebesar Rp. 135,31 /m dan

OMH/m truk sebesar Rp. 745,05 /m maka total OMH tata letak usulan Algoritma

CORELAP adalah sebagai berikut.

Total OMH = OMH forklift/tahun + OMH truk/tahun

= (135,31/m x 871.390/tahun) + (745,05/m x

116.400/tahun)

= Rp. 204.631.600,9,-/tahun

6.2. Pembahasan

6.2.1. Pemilihan Layout Terbaik

Untuk layout awal (layout yang saat ini digunakan perusahaan), perhitungan

momen pemindahan bahannya adalah 1.325.626 meter perpindahan per tahun.

Perhitungan momen pemindahan bahan untuk rancangan layout dengan

algoritma BLOCPLAN dilihat pada Tabel 6.1. Total momen pemindahan bahannya

adalah 314.900 meter perpindahan per tahun.


1.325.626−314.900
Koreksi = × 100%
1.325.626

= 76,24 %

Dari perhitungan ini, dapat dilihat bahwa rancangan dengan Algoritma

BLOCPLAN memberikan efisiensi perpindahan sebesar 76,24 %.

Perhitungan Ongkos Material Handling untuk rancangan layout dengan

algoritma BLOCPLAN didapatkan sebesar Rp. 49.925.999,-/tahun

Koreksi = Rp. 272.660.674 - Rp. 49.925.999

Universitas Sumatera Utara


VI-5

= Rp. 222.734.675,-/tahun

Selanjutnya, perhitungan momen pemindahan bahan untuk rancangan

layout dengan Algoritma CORELAP dapat dilihat pada Tabel 6.2. Total momen

pemindahan bahan yang terjadi adalah 987.790 meter perpindahan per tahun.
1.325.626−987.790
Koreksi = × 100%
1.325.626

= 25,48 %

Pada rancangan layout dengan Algoritma CORELAP, efisiensi pemindahan bahan

yang dilakukan yaitu sebesar 25,48%.

Perhitungan Ongkos Material Handling untuk rancangan layout dengan

algoritma CORELAP didapatkan sebesar Rp. 204.631.600,9,-/tahun.

Koreksi = Rp. 272.660.674 - Rp. 204.631.600,9

= Rp. 68.029.073,-/tahun

Dari hasil analisis momen pemindahan bahan dan perhitungan ongkos

material handling, maka selanjutnya dilakukan pemilihan layout terbaik yang akan

diajukan sebagai usulan perbaikan layout produksi PT. Aroma Mega Sari. Layout

terbaik adalah alternatif layout dengan algoritma BLOCPLAN yang mempunyai

momen pemindahan bahan dan Ongkos Material Handling terkecil. Jika

dibandingkan dengan layout yang saat ini digunakan oleh PT. Aroma Mega Sari,

rancangan layout algoritma BLOCPLAN meningkatkan efisiensi aliran bahan

sebesar 76,24 % dan penghematan biaya pemindahan bahan sebesar Rp.

222.734.675,-/tahun .

Universitas Sumatera Utara


BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

7.1. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diperoleh setelah dilakukan perancangan ulang di

PT. Aroma Mega Sari adalah sebagai berikut:

1. Jarak antar departemen dihitung dengan menggunakan rumus jarak

Rectilinear. Frekuensi perpindahan dihitung dengan mengkalikan volume

tahunan dengan kapasitas angkut material handling.

2. Total momen perpindahan bahan pada tata letak aktual sebelum dilakukan

perbaikan adalah 1.325.626 m/tahun

3. Derajat kedekatan antar departemen diidentifikasi dengan menggunakan

Activity Relationship Chart (ARC). Alasan kedekatan antar departemen

ditentukan dengan menyebarkan kuesioner semi tertutup.

4. Perancangan dengan menggunakan algoritma BLOCPLAN jumlah momen

perpindahannya sebesar 314.900 meter pertahunnya. Perancangan dengan

menggunakan algoritma CORELAP jumlah momen perpindahannya sebesar

987.790 meter pertahunnya.

5. Ongkos Material Handling (OMH) perancangan dengan menggunakan

algoritma BLOCPLAN sebesar Rp. 49.925.999,-/tahun. Ongkos Material

Handling (OMH) perancangan dengan menggunakan algoritma CORELAP

sebesar Rp. 204.631.600,9,-/tahun.

VII-I
Universitas Sumatera Utara
VII-2

6. Layout usulan yang terpilih yang memiliki total momen perpindahan bahan

yang lebih kecil dari layout awal dan terkecil diantara semua alternatif layout

lainnya, yaitu perancangan dengan menggunakan algoritma BLOCPLAN

yaitu sebesar 314.900 meter perpindahan per tahun meningkatkan efisiensi

aliran bahan sebesar 76,24 % dan menghemat biaya perpindahan bahan

sebesar Rp. 222.734.675,-/tahun

7.2. Saran

Setelah melakukan penelitian, saran-saran yang dapat diberikan yaitu:

1. Perusahaan dapat menggunakan Algoritma CORELAP sebagai pertimbangan

dalam merancang ulang tata letak pabrik.

2. Untuk penelitian yang akan dilakukan di perusahaan selanjutnya sebaiknya

memperhatikan faktor lain yang mempengaruhi momen perpindahan.

3. Metode perancangan ulang tata letak pabrik untuk penelitian yang akan

datang menggunakan metode selain BLOCPLAN dan CORELAP.

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR PUSTAKA

Apple, James M. 1990. Tata Letak Pabrik dan Pemindahan Bahan. Bandung: ITB
Dwianto,Qodri Azis. 2016. Usulan Rancangan Tata Letak Fasilitas Dengan
Menggunakan Metode Computerized Relationship Layout Planning
(CORELAP) di Perusahaan Konveksi. Institut Teknologi Nasional
(Itenas) Bandung : Jurusan Teknik Industri
Hadiguna, Rika Ampuh.2008. Tata Letak Pabrik.Yogyakarta : Penerbit ANDI
Heragu, Sunderesh.2006. Facilities Design. Lincoln: iUniverse Inc.
Purnomo, Hari.2004. Perencanaan dan Perancangan Fasilitas.Yogyakarta : Graha
Ilmu
Sinulingga, Sukaria.2015. Metode Penelitian. Medan:USU Press
Susanto, Edoward Nata. 2016. Perancangan Tata Letak Untuk Sentralisasi. Prodi
Teknik Industri: Universitas Kristen Petra.
Wignjosoebroto, Sritomo. 2000. Tataletak Pabrik dan Pemindahan Bahan.
Surabaya : ITS

Universitas Sumatera Utara


LAMPIRAN

Universitas Sumatera Utara


KUESIONER PENELITIAN No.
PENENTUAN ALASAN TINGKAT HUBUNGAN DEPARTEMEN PADA
ARC (ACTIVITY RELATIONSHIP DIAGRAM)

Pengantar

 Kuesioner ini disusun untuk mengetahui alasan tingkat hubungan


departemen pada ARC (Activity Relationship Diagram) di PT. Aroma Mega
Sari.
 Kuesioner ini semata-mata untuk keperluan ilmiah dan penyelesaian tugas
akhir studi, oleh karena itu jawaban Bapak/Ibu/Saudara berikan tidak akan
berkaitan dengan penilaian kinerja.
 Untuk itu saya mohon kesediaan Bapak/Ibu/Saudara untuk mengisi
kuesioner ini dengan lengkap, jujur dan sesuai dengan keadaan sebenarnya
agar informasi ilmiah yang disajikan nantinya dapat
dipertanggungjawabkan.
 Atas perhatian Bapak/Ibu/Saudara, saya mengucapkan terima kasih.

Nama :

Jenis Kelamin :L/P

Bagian :

Universitas Sumatera Utara


KELOMPOK PERTANYAAN
Berikanlah tanda (√) pada kolom yang disediakan apabila menurut Bapak /
Ibu alasan yang disajikan sesuai.

No. Alasan Jawaban


Alasan Yang Mengharuskan Antar Fasilitas Didekatkan
1. Menggunakan peralatan yang sama
2. Menggunakan catatan yang sama
3. Menggunakan ruang yang sama
4. Memudahkan pemindahan bahan
5. Menggunakan pegawai yang sama
6. Pentingnya berhubungan
7. Derajat hubungan kepegawaian
8. Jalur perjalanan normal
9. Kemudahan pengawasan
10. Melaksanakan pekerjaan serupa
11. Disukai pegawai
12. Perpindahan pegawai
13. Kebutuhan pribadi
14. Kertas kerja
15. Alat komunikasi yang sama

Alasan Yang Menuntut Adanya Pemisahan Antar Departemen


1. Kotor
2. Bising
3. Asap
4. Debu
5. Bau
6. Getaran
7. Risiko Keselamatan Kerja
8. Penyelaan
9. Gangguan

Berikanlah alasan tambahan yang tidak disajikan di atas di kolom bawah


yang disediakan.

No. Alasan Tambahan Selain Yang Disebutkan Diatas


1.
2.
3.
4.

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai