Anda di halaman 1dari 12

e-Jurnal Rekayasa dan Teknologi Budidaya Perairan

Volume I No 2 Februari 2013


ISSN: 2302-3600

PENGARUH PENAMBAHAN PROBIOTIK PADA PAKAN DENGAN


DOSIS BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN, KELULUSHIDUPAN,
EFISIENSI PAKAN DAN RETENSI PROTEIN
IKAN PATIN (Pangasius hypophthalmus)©

Jariyah Endang Setiawati* , Tarsim†, Y.T. Adiputra† dan Siti Hudaidah†

ABSTRAK

Keuntungan probiotik komersil terbukti berguna untuk kegiatan budidaya


perikanan. Penelitian dilakukan untuk mengetahui pengaruh probiotik komersil
(Mina Pro®) yang mengandung Bacillus sp. terhadap pertumbuhan,
kelulushidupan, efisiensi pakan dan retensi protein patin (Pangasius
hypophthalmus). Masing-masing 30 ekor benih patin (panjang total 5-7 cm)
ditebar dalam 12 akuarium berukuran 50 x 40 x 40 cm. Probiotik diberikan
melalui pakan komersil dengan kadar protein 35.66% selama 40 hari dengan dosis
0, 5, 10, 20 ml/kg. Pakan diberikan secara at satiation sebanyak 5% dari berat
tubuh dengan frekuensi tiga kali sehari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada
selang kepercayaan 95% penambahan probiotik dalam pakan tidak berpengaruh
nyata terhadap pertumbuhan patin dan kelulushidupan pada semua perlakuan,
namun dapat meningkatkan efisiensi pakan dan retensi protein. Penelitian juga
menunjukkan bahwa pemberian probiotik 10 ml/kg pakan cukup untuk
mendukung efisiensi pakan dan meningkatkan retensi protein patin.

Kata kunci: probiotik, pertumbuhan, efisiensi pakan, retensi protein, ikan patin

©
e-JRTBP 2013
*
Mahasiswa Jurusan Budidaya Perairan Alamat Korespondensi : jariyah.setiawati@yahoo.com

Staf Pengajar Jurusan Budidaya Perairan Fakultas Pertanian Universitas Lampung.

e-JRTBP Volume 1 No 2 Februari 2013


152 Pengaruh Penambahan Probiotik

Pendahuluan al., 2010; Mohapatra et al., 2012);


Budidaya ikan di seluruh dunia Basillus licheniformis (Merrifield et al.,
menghadapi permasalahan yang sama 2010); Enterococcus faecium
yaitu turunnya mutu lingkungan (Gopalakannan and Arul, 2011;
budidaya yang disebabkan akumulasi Merrifield et al., 2010); Lactococcus
limbah pakan dari budidaya yang telah lactis dan Saccharomyces cerevisae
berjalan dalam waktu lama. (Mohapatra et al., 2012); B. coagulans-
Penggunaan probiotik menjadi solusi Rhodopseudomonas palustris-
internal untuk menghasilkan Lactobasillus acidophilus ( Wang,
pertumbuhan dan efisiensi pakan yang 2011).
optimal, mengurangi biaya produksi Budidaya patin (Pangasius
dan pada akhirnya dapat mengurangi hypophthalmus) saat ini banyak
beban lingkungan karena akumulasi dilakukan secara intensif yang
limbah diperairan (Iribarren et al., memanfaatkan pakan buatan untuk
2012). Budidaya beberapa jenis ikan memacu pertumbuhannya.
yang telah sukses mengambil Peningkatkan pertumbuhan pada ikan
keuntungan pada peningkatan performa masih terus dilakukan dengan
pertumbuhan, efisiensi pakan, mengefisienkan pakan yang diberikan
kecernaan nutrisi, efektivitas enzim- sehingga limbah budidaya diantaranya
enzim pencernaan, mendukung feses dan sisa pakan menurun.
dominasi organisme menguntungkan, Beberapa penelitian menggunakan
menghambat patogen berbahaya dan patin untuk memperoleh pertumbuhan,
meningkatkan sistem imun dengan efisiensi pakan, komposisi daging yang
mengaplikasikan probiotik antara lain: diinginkan dengan menggunakan
udang windu (Penaeus monodon) perbedaan komposisi lemak dan protein
(Boonthai et al., 2011); ikan mas untuk memperoleh energi yang
(Cyprinus carpio) (Gopalakannan and maksimal telah dilakukan oleh Asdari
Arul, 2011); udang galah et al. (2011); Glencross et al. (2011)
(Macrobrachium rosenbergii) dan Liu et al. (2011). Tetapi penelitian
(Keysami et al., 2012; Keysami et al., yang menggunakan probiotik pada
2007); ikan mas labeo (Labeo rohita) patin masih sangat terbatas terutama
(Mohapatra et al., 2012; Kumar et al., untuk meningkatkan pertumbuhan dan
2008); ikan rainbow trout efisiensi pakan patin. Pemberian
(Oncorhynchus mykiss) (Merrifield et probiotik tersebut diharapkan dapat
al., 2010); ikan beronang (Siganus masuk kedalam saluran pencernaan
rivulatus) (El-Dakar et al., 2007) dan ikan sehingga dapat memperbaiki
ikan grass carp (Ctenopharygodon kemampuan ikan dalam mencerna
idella) (Wang, 2011). pakan. Irianto (2003) menyatakan
Beberapa jenis bakteri-bakteri bahwa probiotik dapat mengatur
probitiok yang telah banyak lingkungan mikrobia pada usus,
diaplikasikan pada budidaya air tawar, menghalangi mikroorganisme patogen
air payau dan air laut diantaranya: dalam usus dengan melepas enzim-
Basillus sp. (Boonthai et al., 2011); enzim yang membantu proses
Basillus subtilis (El-Dakar et al., 2007; pencernaan makanan. Salah satu
Keysami et al., 2012; Keysami et al., bakteri yang diyakini mampu untuk
2007; Kumar et al., 2008; Merrifield et meningkatkan daya cerna pada ikan

e-JRTBP Volume 1 No 2 Februari 2013


Jariyah Endang Setiawati et al. 153

yaitu Bacillus sp. Menurut Fardiaz pemberian pakan pada hewan uji
(1992) dalam Jusadi (2004), Bakteri sebanyak tiga kali sehari.
Bacillus sp. Mempunyai kemampuan Penelitian ini menggunakan Rancangan
mengsekresikan enzim protease, lipase Acak Lengkap dengan 4 perlakuan dan
dan amilase. 3 kali pengulangan. Pengaruh
Secara komersil probiotik saat ini perlakuan terhadap parameter yang
sudah banyak diproduksi khususnya diamati diuji dengan menggunakan
yang digunakan untuk ikan air tawar. analisis sidik ragam (ANOVA) pada
Tetapi karena banyaknya spesies ikan tingkat kepercayaan 95%. Beda Nyata
budidaya dan memiliki kebiasaan Terkecil (BNT) dilakukan untuk
makan yang berbeda-beda serta mengetahui perlakuan terbaik setelah
kemampuan memproduksi enzim diketahui terdapat perbedaan nyata
seperti enzim pencernaan protease, antar perlakuan. Parameter kualitas air
lipase, dan amilase, maka perlu dikaji dibahas secara deskriptif dengan
terkait dengan efektivitas probiotik perbandingan menggunakan referensi.
komersil tersebut. Penelitian dilakukan Parameter yang diamati yaitu
untuk mengetahui pengaruh probiotik pertumbuhan berat mutlak, panjang
komersil (Mina Pro®) yang mutlak, laju berat harian, laju panjang
mengandung Bacillus sp. terhadap harian, kelulushidupan, efisiensi pakan,
pertumbuhan, kelulushidupan, efisiensi retensi protein dan parameter kualitas
pakan dan retensi protein patin air.
(Pangasius hypophthalmus).
Hasil dan Pembahasan
Bahan dan Metode Penelitian dilakukan untuk mengetahui
Wadah yang digunakan untuk pengaruh probiotik komersil (Mina
pemeliharaan patin berupa akuarium Pro®) yang mengandung Bacillus sp.
berukuran 50 x 40 x 40 cm sebanyak terhadap pertumbuhan, kelulushidupan,
12 buah dengan volume air 50 liter dan efisiensi pakan dan retensi protein
dilengkapi dengan aerasi. Patin dengan patin. Ikan akan tumbuh apabila nutrisi
panjang total 5-7 cm, berasal dari panti pakan yang dicerna dan diserap oleh
benih di Kota Metro Provinsi Lampung tubuh ikan lebih besar dari jumlah yang
berjumlah 360 ekor digunakan dalam diperlukan untuk memelihara tubuhnya
penelitian. Pakan diberikan pada patin (Lovell, 1989). Hal ini akan terjadi
3-5% dari berat tubuhnya dengan apabila faktor pendukungnya dalam
frekuensi 3 kali sehari. keadaan optimal, berbeda halnya
Pakan yang digunakan dalam apabila faktor pendukung misalnya
pemeliharaan berkadar protein 35,66%. suhu di bawah batas yang dapat
Probiotik yang digunakan adalah ditolerir oleh ikan maka pakan yang
probiotik komersil (Mina Pro®) yang dimakan hanya digunakan untuk
mengandung Bacillus sp. sebanyak 106 mempertahankan diri untuk hidup tidak
CFU/ml. Probiotik diberikan ke dalam untuk tumbuh dan berkembang.
pakan dengan dosis perlakuan: A Cortez-Jacinto et al ., (2005)
(probiotik 0 ml/ kg pakan), B menjelaskan bahwa laju pertumbuhan
(probiotik 5 ml/kg pakan), C dan laju pertumbuhan spesifik
(probiotik 10 ml/kg pakan), D berkaitan erat dengan pertambahan
(probiotik 20 ml/kg pakan). Frekuensi

e-JRTBP Volume 1 No 2 Februari 2013


154 Pengaruh Penambahan Probiotik

berat tubuh yang berasal dari pakan patin dengan dosis 15 ml/kg pakan
yang dikonsumsi. dapat memberikan penambahan laju
Berdasarkan data yang diperoleh dari berat harian akhir sebesar 2,00 gr. Hal
semua parameter uji dan perlakuan, tersebut sangat berbeda jauh dengan
pertumbuhan ikan perlakuan C lebih hasil penelitian ini, meskipun demikian
tinggi dibandingkan perlakuan yang laju pertumbuhan berat harian
lain, hal ini karena dosis penambahan penelitian ini dengan dosis 10 ml/kg
probiotik 10 ml/kg pakan dapat pakan merupakan hasil yang terbaik
meningkatkan keberadaan jumlah yaitu perlakuan C (Tabel 1).
bakteri yang masuk ke dalam saluran Kelulushidupan merupakan persentase
pencernaan dan hidup di dalamnya. organisme yang hidup pada akhir
Selanjutnya bakteri tersebut di dalam pemeliharaan dari jumlah organisme
saluran pencernaan ikan akan yang ditebar pada saat pemeliharaan
mensekresikan enzim-enzim dalam suatu wadah. Berdasarkan hasil
pencernaan seperti protease dan penelitian, diperoleh hasil perhitungan
amilase (Irianto, 2003). Selain itu, bahwa tingkat kelulushidupan pada
bakteri tersebut dapat mendominasi di semua perlakuan A, B, C dan D yaitu
saluran pencernaan ikan dan bakteri- 100% (Tabel 1). Menurut Irianto
bakteri patogen akan berkurang (2003) mikroba probiotik merupakan
keberadaannya sehingga ikan akan mikroba yang aman dan relatif
memanfaatkan bakteri baik tersebut menguntungkan dalam saluran
untuk tumbuh dan ikan menjadi sehat. pencernaan. Mikroba ini menghasilkan
Tahapari et al. (2009) yang melakukan zat yang tidak berbahaya bagi ikan
pemeliharaan patin nasutus (Pangasius tetapi justru menghancurkan mikroba
nasutus) dalam ruangan selama 40 hari patogen pengganggu sistem
menghasilkan berat akhir 5,59 g dari pencernaan.
berat awal 1,5 g, sedangkan untuk Efisiensi pakan didapatkan dari hasil
panjang akhir sebesar 4,66 cm dari perbandingan antara pertambahan berat
panjang awal 3,23 cm, sintasan tubuh dengan jumlah pakan yang
73,35%, konversi pakan 1,94-2,79. dihabiskan selama masa pemeliharaan.
Hasil penelitian ini memiliki hasil yang Nilai efisiensi pakan berkaitan dengan
serupa karena tidak berbeda jauh laju pertumbuhan karena semakin
dengan penelitian Tahapari et al. tinggi laju pertumbuhan maka semakin
(2009). Pertambahan panjang patin besar pertambahan berat tubuh ikan
seimbang dengan pertambahan dan semakin besar nilai efisiensi pakan.
beratnya, pada saat panjangnya Djajasewaka (1986) dalam Santoso
meningkat beratnya juga meningkat. dan Veroka (2011) menyatakan bahwa
Pertumbuhan ini dipengaruhi oleh nilai efisiensi pakan berbanding
faktor dalam seperti umur, ukuran ikan, terbalik dengan konversi pakan dan
dan faktor luar seperti jumlah, ukuran berbanding lurus dengan pertambahan
makanan, dan kualitas air (Effendie, berat tubuh ikan, sehingga semakin
1997). tinggi nilai efisiensi pakan maka nilai
Jusadi et al., (2004) yang melakukan koversi pakan semakin rendah sehingga
penelitian dengan penambahan ikan semakin efisien memanfaatkan
probiotik Bacillus sp. pada pakan pakan yang dikonsumsi untuk
komersil yang diberikan terhadap ikan pertumbuhan. Barrows dan Hardy

e-JRTBP Volume 1 No 2 Februari 2013


Jariyah Endang Setiawati et al. 155

(2001) menjelaskan bahwa nilai rasio efisien. Selain itu dipengaruhi oleh
konversi pakan dipengaruhi oleh jumlah pakan yang diberikan, dengan
protein pakan, protein pakan yang semakin sedikit pakan yang diberikan
sesuai dengan kebutuhan nutrisi ikan pemberian pakan semakin efisien.
mengakibatkan pemberian pakan lebih

Tabel 1. Performa pertumbuhan: berat mutlak, panjang mutlak, laju berat harian,
laju panjang harian; kelulushidupan; efisiensi pakan; retensi protein
penambahan probiotik pada patin (Pangasius hypophthalmus) selama
penelitian.

Parameter Perlakuan Aplikasi Probiotik (ml/kg pakan)*


A (0) B (5) C (10) D (20)
Lama pemeliharaan (hari) 40 40 40 40
a a a
Berat mutlak (gr) 2,93 2,96 3,24 3,08 a
Panjang mutlak (cm) 7,08 a 7,10 a 7,16 a 7,15 a
Laju berat harian (gr/hari) 0,24 a 0,20 a 0,25 a 0,23 a
a a a
Laju panjang (cm/hari) 0,22 0,21 0,25 0,23 a
Survival rate (%) 100a 100a 100a 100a
Efisiensi pakan (%) 50,05a 52,62a 65,32b 51,30a
Retensi protein (%) 19,69a 26,19c 36,15d 23,05b
*
Nilai yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata pada α=0,05.

Tingkat efisiensi pakan mengalami Pemberian dosis probiotik yang


kenaikan seiring dengan meningkatnya berbeda dapat memberikan pengaruh
dosis probiotik yang diberikan dan yang nyata untuk efisiensi pakan.
mengalami penurunan pada dosis yang Semakin tinggi dosis yang diberikan
lebih tinggi dari 10 ml/kg pakan. efisiensi pakan akan meningkat dan
Efisiensi pakan patin tertinggi yang dengan dosis 20 ml/kg pakan
merupakan batas optimal pemberian mengalami penurunan tingkat efisiensi
probiotik terdapat pada perlakuan C pakan. Pada dosis 10 ml/kg pakan
sebesar 65,32% dan terendah pada perlakuan C merupakan dosis yang
perlakuan A sebesar 50,05%. Hasil optimal. Nilai efisiensi pakan pada
analisis sidik ragam pada selang perlakuan C (65,32%) lebih tinggi. Hal
kepercayaan 95% menunjukkan bahwa tersebut menunjukkan pemanfaatan
perlakuan pemberian dosis probiotik pakan dan peran probiotik semakin
yang berbeda memberikan pengaruh efisien. Berbeda dengan perlakuan
nyata terhadap efisiensi pakan yang yang lainnya, efisiensi pakan yang
diberikan pada patin. Hasil analisis uji rendah diduga oleh tidak optimalnya
Beda Nyata Terkecil (BNT) kemampuan ikan dalam mencerna dan
menunjukkan bahwa pemberian dosis mengabsorbsi pakan sebagai akibat dari
probiotik pada pakan perlakuan C tidak optimalnya dosis penambahan
berbeda nyata dengan perlakuan A, B, probiotik dalam pakan.
dan perlakuan D (Tabel 1; Gambar 1).

e-JRTBP Volume 1 No 2 Februari 2013


156 Pengaruh Penambahan Probiotik

80
65,32±4,48
70
52,62±3,74
60
Efisiensi Pakan (%)

50,05±3,53 51,30±2,95
50 A
40 B
30 C
20 D
10
0
A B C D
Perlakuan

Gambar 1. Efisiensi pakan setiap perlakuan menunjukkan perbedaan nyata antar


perlakuan (α=0,05) selama masa pemeliharaan patin (Pangasius
hypophthalmus).

Besar kecilnya nilai efisiensi pakan dan pertumbuhan meningkat.


tersebut tidak hanya ditentukan oleh Menurunnya tingkat efisiensi pakan
jumlah pakan yang diberikan, pada dosis 20 ml/kg pakan diduga
melainkan juga dipengaruhi oleh akibat terlalu tingginya populasi bakteri
beberapa faktor seperti kepadatan, sehingga menimbulkan persaingan
berat setiap individu, umur kelompok pertumbuhan bakteri Bacillus sp. dalam
hewan, suhu air dan cara pemberian pengambilan nutrisi atau subtrat yang
pakan (kualitas, penempatan dan pada akhirnya menghambat aktivitas
frekuensi pemberian pakan). Pada dosis bakteri di dalam saluran pencernaan
penambahan probiotik sebanyak 10 ikan sehingga sekresi enzim pun
ml/kg pakan, menunjukkan hasil yang menurun (Gatesoupe, 1999).
maksimal untuk setiap parameter uji. Retensi protein adalah sejumlah protein
Hal ini diduga karena jumlah bakteri yang berasal dari pakan yang
yang masuk ke dalam saluran terkonversi menjadi protein yang
pencernaan ikan dan hidup di dalamnya tersimpan ke dalam tubuh ikan.
meningkat sejalan dengan dosis Retensi protein tertinggi terdapat pada
probiotik yang diberikan. Selanjutnya perlakuan C (36,15%), B (26,19%), D
bakteri tersebut di dalam saluran (23,05) dan A (19,69%). Berdasarkan
pencernaan ikan mensekresikan enzim- analisis sidik ragam pada selang
enzim pencernaan seperti protease dan kepercayaan 95% menunjukkan bahwa
amilase (Irianto, 2003). Enzim yang pemberian probiotik pada pakan
disekresikan ini jumlahnya meningkat perlakuan A, B, C dan D memberikan
juga sesuai dengan jumlah dosis pengaruh yang berbeda nyata (Tabel 1).
probiotik yang diberikan yang pada Nilai retensi perlakuan C tinggi, hal
gilirannya jumlah pakan yang dicerna tersebut menunjukkan bahwa ikan
juga meningkat. Peningkatan daya lebih mampu mengonversi protein pada
cerna bermakna pula pada semakin pakan menjadi protein yang tersimpan
tingginya nutrien yang tersedia untuk dalam tubuhnya dibandingkan dengan
diserap tubuh, sehingga protein tubuh ikan diperlakuan lainnya. Nilai retensi

e-JRTBP Volume 1 No 2 Februari 2013


Jariyah Endang Setiawati et al. 157

protein dalam penelitian berbanding merupakan bagian pakan yang


lurus dengan tingkat efisiensi pakan dikonsumsi, tidak dikeluarkan menjadi
(Gambar 2). Maynard, et al., (1979) feses dan retensi protein merupakan
menyatakan bahwa kecernaan salah satu contoh kecernaan protein.
45
36,15±1,93
40
35
Retensi Protein (%)

26,19 ±1,58
30 23,05±1,26
19,69±1,25 A
25
B
20
15 C

10 D

5
0
A B C D
Perlakuan

Gambar 2. Retensi protein setiap perlakuan menunjukkan perbedaan nyata antar


perlakuan (α=0,05) selama masa pemeliharaan patin (Pangasius
hypophthalmus).
Penelitian Arief et al., (2008), (1993) menyatakan bahwa Feed
menyatakan bahwa penambahan suplement produk terjadi perubahan
probiotik pada pakan buatan yang kualitas bahan yang disebabkan proses
diberikan pada ikan nila Gift fermentasi yang dilakukan oleh
(Oreochromis niloticus) memberikan mikroba, mengakibatkan perubahan
hasil yang tidak berbeda nyata untuk kimia dari senyawa yang bersifat
pertumbuhan dan rasio konversi pakan. kompleks menjadi senyawa yang lebih
Hal ini menunjukkan bahwa tidak sederhana dan mudah dicerna sehingga
semua penelitian menggunakan memberikan efek positif terhadap nilai
probiotik pertumbuhan akan meningkat kecernaan pada ikan.
sesuai dengan apa yang diharapkan. Hal penting yang diperlukan mikroflora
Irianto (2003), menjelaskan salah satu saluran pencernaan adalah berada
faktor yang mempengaruhi dalam keseimbangan, yaitu antara
keberhasilan produk probiotik dalam mikroba menguntungkan dan mikroba
meningkatkan pertumbuhan dan patogen, serta saling berinteraksi antar
efisiensi pakan pada ikan yaitu spesies mikroba dalam saluran
keberadaan bakteri probiotik pada pencernaan, baik secara antagonis
saluran pencernaan ikan. maupun sinergis. Interaksi yang terjadi
Probiotik masuk ke dalam usus ikan sangat penting di dalam
kemudian membantu proses mempertahankan keseimbangan
pencernaan sehingga kencernaan mikroflora saluran pencernaan.
meningkat. Kecernaan terhadap pakan Kemampuan mikroba menguntungkan
meningkat selanjutnya pakan akan dalam menghambat perkembangan
lebih efisien dimanfaatkan oleh ikan mikroba patogen, menunjukkan
karena nutrisi pakan akan mudah kemampuannya untuk
terserap oleh tubuh yang selanjutnya mempertahankan keseimbangan
retensi protein akan meningkat akibat mikroflora di dalam saluran pencernaan
dari penyerapan nutrisi pakan. NRC ikan. Kemampuan tersebut

e-JRTBP Volume 1 No 2 Februari 2013


158 Pengaruh Penambahan Probiotik

berhubungan dengan kemampuannya Karbohidrat berperan sebagai sumber


menghasilkan senyawa antimikroba energi sederhana bagi ikan.
seperti peptida yang disintesis dalam Karbohidrat terdiri atas serat kasar dan
ribosom. bahan ekstrak tanpa nitrogen. Serat
Hasil analisis proksimat pakan yang kasar sangat sulit dicerna oleh ikan,
digunakan, pakan tanpa probiotik namun tetap dibutuhkan untuk
memiliki kandungan protein sebesar meningkatkan gerak peristaltik usus.
35,66% sedangkan yang diberi Karbohidrat yang dihasilkan dari
probiotik kandungan proteinnya lebih analisis proksimat yaitu karbohidrat
kecil yaitu 29,28% (Tabel 2). Hal pakan A (37,44%) dan B (21,80%).
tersebut diduga pakan tersebut Berdasarkan data tersebut bahwa
terdegradasi oleh bakteri sebelum di karbohidrat mengalami penurunan
analisis sehingga nilainya menurun. setelah penambahan probiotik (Tabel
Nutrisi pakan tersebut dimanfaatkan 2). Penelitian Mansyur dan Tangko
oleh bakteri untuk pertumbuhannya. (2008), bahwa penambahan probiotik
Fardiaz (1992) dalam Arief et al., pada pakan dapat meningkatkan nilai
(2008) menyatakan bahwa Bacillus protein dan kadar air sedangkan untuk
merupakan bakteri proteolitik yang lemak, abu, dan serat kasar menurun,
dapat menguraikan protein menjadi tetapi dengan semakin tingginya dosis
asam amino. Asam amino ini probiotik yang diberikan pada pakan
digunakan oleh bakteri untuk nilai tersebut menurun. Peningkatan
memperbanyak diri. Hal tersebut populasi mikroba dalam saluran
menunjukkan bahwa penambahan pencernaan ikan uji meningkatkan
probiotik pada pakan dapat aktivitas enzim pencernaan, yaitu
menurunkan protein pakan ikan apabila enzim amilase dan protease di dalam
tidak langsung diaplikasikan untuk saluran pencernaan ikan uji. Enzim
ikan. Padahal protein ini sangat tersebut berperan sebagai katalisator
dibutuhkan oleh ikan untuk pada pencernaan karbohidrat dan
pertubuhannya, pemeliharaan jaringan protein. Peningkatan aktivitas enzim
tubuh serta sebagai sumber energi. pencernaan yang berasal dari kontribusi
Apabila keberadaannya pada pakan mikroba pada saluran pencernaan ikan
rendah secara otomatis akan dilaporkan oleh peneliti (Gatesoupe,
mempengaruhi pertumbuhan ikan. 1999).
Tabel 2. Hasil analisis proksimat pakan yang membandingkan antara pakan tanpa
penambahan dan pakan dengan penambahan probiotik.
Hasil Analisis*
No Parameter Tanpa probiotik Pakan dan probiotik
1 Protein (%) 35,66 29,28
2 Karbohidrat (%) 37,44 21,80
3 Lemak (%) 5,09 5,12
4 Abu (%) 7,90 8,12
5 Serat Kasar (%) 7,79 6,92
6 Kadar Air (%) 6,16 28,76
*
Hasil pengujian di Laboratorium Balai Riset Perikanan Budidaya Air Tawar Bogor.

e-JRTBP Volume 1 No 2 Februari 2013


Jariyah Endang Setiawati et al. 159

Kualitas air menurut Effendi (2003) menyebabkan ikan mudah terserang


adalah sifat air dan kandungan mahluk penyakit. Berdasarkan hasil
hidup, zat energi, atau komponen lain pengamatan, selain suhu parameter
di dalam air. Kualitas air penting untuk kualitas air dalam kondisi optimal
diperhatikan dalam budidaya patin. (Tabel 3).
Kualitas air yang kurang baik dapat
Tabel 3. Hasil pengamatan parameter kualitas air selama penelitian yang
dibandingkan dengan referensi. Suhu air menunjukkan hasil dibawah
kondisi optimal untuk pertumbuhan patin (Pangasius hypophthalmus).
Perlakuan
Parameter A B C D Batas Toleransi*
Suhu (oC) 25,11 25 25 25,02 28-32
DO (ppm) 4,55 4,57 4,6 4,68 3-6
pH 6,42 6,14 6,17 6,07 6-8,5
Amoniak (ppm) 0,1 0,2 0,2 0,1 < 0,2
*
Sularto et al., 2007

Salah satu faktor yang mempengaruhi 1990). Konsentrasi amonia 0,12 ppm
pertumbuhan ikan tidak optimal adalah menyebabkan rendahnya pertumbuhan,
suhu air. Suhu air selama penelitian di kerusakan pada insang, meningkatkan
bawah kisaran optimal, hal ini konsumsi oksigen pada jaringan,
dikarenakan ikan dipelihara dalam mengurangi peningkatan oksigen
ruangan yang kurang terkena sinar dalam darah dan kematian (Boyd,
matahari. Suhu yang optimal untuk 1990). Kondisi tersebut selama
pemeliharaan patin yaitu 28-32oC pemeliharaan tidak terjadi karena kadar
(Sularto et al., 2007). Boyd (1979) amonia saat pemeliharaan masih dapat
menjelaskan bahwa suhu kritis bagi ditoleransi oleh ikan. Saat nilai amonia
kehidupan ikan yaitu 35oC. meningkat kebutuhan oksigen juga
Patin menghendaki oksigen terlarut akan meningkat. Akumulasi faktor-
dalam air berkisar antara 5-6 ppm. faktor tersebut diatas merupakan salah
Perairan yang diperuntukkan bagi satu penyebab pertumbuhan ikan
kepentingan perairan perikanan terhambat.
sebaiknya memiliki kadar oksigen tidak Analisis sidik ragam pada selang
kurang dari 5 ppm (Effendi, 2003). kepercayaan 95% menunjukkan
Konsentrasi oksigen terlarut walaupun penambahan dosis probiotik yang
mencapai level terendah, sekitar 2,5 berbeda pada pakan tidak memberikan
ppm pada pagi hari tidak sampai pengaruh yang nyata terhadap berbagai
menghambat pertumbuhan (Boyd, parameter pertumbuhan patin (Tabel
1990). 1). Penyebab tidak optimalnya
Sularto et al., (2007) menyatakan pertumbuhan ikan yang dipelihara
bahwa kisaran pH untuk pemeliharaan dikarenakan faktor pendukung kualitas
patin berkisar 6-8,5. Kisaran amonia air yaitu suhu air. Pemeliharaan ikan
yang dibutuhkan untuk pemeliharaan dengan suhu rata-rata 25oC selama
yaitu < 0,2 ppm (Sularto et al., 2007). pemeliharaan tidak memberikan
Konsentrasi yang tosik untuk ikan pertumbuhan yang optimal bagi patin
berkisar antara 0,4-3,1 ppm (Boyd, selama penelitian berlangsung (Tabel

e-JRTBP Volume 1 No 2 Februari 2013


160 Pengaruh Penambahan Probiotik

3). Boyd (1990), menyatakan bahwa Society. Bethesda. Maryland. pp


ikan tropis dan subtropis tidak tumbuh 483-558
dengan baik saat suhu air di bawah Boonthai, T., V. Vuthiphandchai and S.
26oC atau 28oC dan saat suhu di bawah Nimrat. 2011. Probiotic bacteria
10oC atau 15oC akan menimbulkan effects on growth and bacterial
kematian. Menurut Sularto et al., composition of black tiger shrimp
(2007) menyatakan bahwa batas (Penaeus monodon). Aquaculture
toleransi suhu untuk pertumbuhan ikan Nutrition 17:634-644.
patin yaitu 28-32oC. Boyd, C. E. 1990. Water Quality in
Pond Aquaculture. Birmingham
Kesimpulan Publising. Alabama. 482 p.
Penambahan probiotik dalam pakan Cortez-jacinto, E.H. Villarreal-
tidak berpengaruh terhadap Colmenares., L.E. Cruz-Suarez.,
pertumbuhan patin dan kelulushidupan R. Civera-Cerecedo., H. Nolasco-
pada semua perlakuan, namun dapat Soria and A. Hernandes-Llamas.
meningkatkan efisiensi pakan dan 2005. Effect of different dietary
retensi protein. Penambahan probiotik protein and lipid levels on growth
10 ml/kg pakan disarankan untuk and survival of juvenile australia
diaplikasikan pada budidaya patin red claw crayfish (Cherax
untuk menurunkan penggunaan pakan quadricarinatus). Aquaculture
yang berlebih dan pemanfataan nutrisi Nutrition 11: 283-291.
dalam pakan yang optimal. Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air
: Bagi Pengelolaan Sumber Daya
Daftar Pustaka dan Lingkungan Perairan..
Arief M, Mufidah dan Kusriningrum. Kanisius, Yogyakarta. 258 p.
2008. Pengaruh Penambahan Effendie, M. I. 1997. Biologi
Probiotik Pada Pakan Buatan Perikanan. Yayasan Pustaka
Terhadap Pertumbuhan dan Rasio Nusantara. Yogyakarta. 132 p.
Konversi Pakan Ikan Nila Gift El-Dakar, A. Y., S. M. Shalaby and I.
(Oreochromis niloticus). Berkala P. Saoud. Assessing the use of a
Ilmiah Perikanan 3(2): 53-58 dietary probiotic/prebiotics as an
Asdari, R., M. Aliyu-Paiko and R. enhancer of spinefoot Rabbitfish
Hashim. 2011. Effects of Siganus rivulatus survival and
different dietary lipid sources in growth. Aquaculture Nutrition
the diet for Pangasius nasutus 13:407-412.
(Bleeker, 1863) juveniles on Gatesaupe, F. J. 1999. The use of
growth performances, feed probiotics in aquaculture.
efficiency, body indices and Aquaculture 180: 147-165.
muscle and liver fatty acid Glencross, B., T. T. T. Hien., N. T.
compositions. Aquaculture Phuong and T. L. Cam Tu. 2011.
Nutrition 17:883-891. A factorial approach to defining
Barrows, F.T and R. W. Hardy. 2001. the energy and protein
Nutrition and Feeding. In: requirements of Tra catfish,
Wedemeyer, G (Eds). Fish Pangasiodon hypothalamus.
Hatchery Management. Second Aquaculture Nutrition 17: 396-
Edition. American Fisheries 405.

e-JRTBP Volume 1 No 2 Februari 2013


Jariyah Endang Setiawati et al. 161

Gopalakannan, A. and V. Arul. 2011. subtilis. Fish & Shellfish


Inhibitory activity of probiotic Immunology 24:168-172.
Enterococcus faecium MC13 Liu, X. Y., Y. Wang and W. X. Ji.
against Aeromonas hydrophila 2011. Growth, feed utilization
confers protection against and body composition of Asian
hemorrhagic septicemia in catfish (Pangasius
common carp Cyprinus carpio. hypophthalmus) fed at different
Aquacult Int 19:973-985. dietary protein and lipid levels.
Irianto, A. 2003. Probiotik Aquaculture Nutrition 17: 578-
Akuakultur. Gadjah Mada 584.
University Press. Yogyakarta. Lovell, R. T. 1989. Nutrition and
125 p. Feeding of Fish. Van Nostrand
Iribarren, D., P. Dagá. And M. T. Reinhold. Auburn University,
Moreira., G. Feijoo. 2012. New York. 217 p.
Potential environmental effects of Mansyur, A. dan Tangko A. M. 2008.
probiotics used in aquaculture. Probiotik: pemanfaatannya untuk
Aquacult Int 20:779-789. pakan ikan berkualitas rendah.
Jusadi, D., E. Gandara, I. Mokoginta. Media Akuakultur 3(2): 145-149.
2004. Pengaruh penambahan Maynard, L.A., J.K. Loosli, H.F. Hintz,
probiotik Bacillus sp. pada pakan dan R.G. Warner. 1979. Animal
komersil terhadap konversi pakan Nutrition. Seventh Edition
dan pertumbuhan ikan patin McGraw-Hill Book Company.
(Pangasius hypophthalmus). J. New Delhi. 602 pp.
Akuakultur Indonesia 3(1):15-18. Merrifield. D. L., A. Dimitroglou., G.
Keysami, M. A., C. R. Saad., K. Bradley., R.T. M. Baker and S. J.
Sijam., H. M. Daud and A. R. David. 2010. Probiotic
Alimon. 2007. Effcets of Bacillus applications for Rainbow trout
subtilis on growth development (Oncorhynchus mykiss Walbaum)
and survival of larvae I. Effects on growth performance,
Macrobrachium rosenbergii (de feed utilization, intestinal
Man). Aquaculture Nutrition microbiota and related health
13:131-136. criteria. Aquaculture Nutrition
Keysami, M. A., M. Mohammadpour 16:504-510.
and C. H. Saad. 2012. Probiotics Mohapatra, S., T. Chakraborty., A. K.
activity of Bacillus subtilis in Prusty., P. Das., K. Paniprasad
juveniles freshwater prawn, and K. N. Mohanta. 2012. Use of
Macrobrachium rosenbergii (de different microbial probiotics in
Man) at different methods of the diet of rohu, Labeo rohita
administration to the feed. fingerlings; effects on growth,
Aquacult Int 20:499-511. nutrient digestibility and
Kumar, R., S.C. Mukherjee., R. Rantan retention, digestive enzyme
and S.K. Nayak. 2008. Enhanced activities and intestinal
innate immune parameters in microflora. Aquaculture Nutrition
Labeo rohita (Ham.) following 18:1-11.
oral administration of Bacillus National Research Council (NRC)
1993. Nutrient Requirements of

e-JRTBP Volume 1 No 2 Februari 2013


162 Pengaruh Penambahan Probiotik

Warm Water Fishes and Shelfish.


Nutritional Academy of Sciences.
Washington DC. 181 hal.
Santoso, L., dan S. Veroka. 2011.
Pemanfaatan biji koro benguk
(Mucuna prurient) sebagai
substitusi tepung kedelai pada
pakan benih ikan patin siam
(Pangasius hyphopthalmus).
Berkala Perikanan Terubuk 3 (2):
9-16.
Sularto, R. Hafsaridewi dan E.
Tahapari. 2007. Petunjuk Teknis
Pembenihan Ikan Pasupati.
LRPT-BPAT Sukamandi.
JawaBarat. 7 p.
Wang, Y. Use of probiotics Bacillus
coagulans, Rhodopseudomonas
palustris and Lactobacillus
acidiophilus as growth promoters
in grass carp (Ctenopharyngodon
idella) fingerlings. Aquaculture
Nutrition 17:372-378

e-JRTBP Volume 1 No 2 Februari 2013

Anda mungkin juga menyukai