http://slidepdf.com/reader/full/ante-mortem-post-mortem-rph-rpu 1/18
8/10/2019 Ante Mortem & Post Mortem, RPH & RPU.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah S.W.T. atas segala limpahan Rahmat, Inayah,
Taufik dan Hidayahnya sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah ini dalam
bentuk maupun isinya yang sangat sederhana guna memenuhi tugas mata kuliah
“Higiene Makanan”. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan,
petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam administrasi pendidikan dalam profesi
kedokteran hewan.
Higiene makanan merupakan salah satu usaha untuk melindungi, memelihara
dan meningkatkan kesehatan manusia agar tidak terjadi gangguan kesehatan dari
makanan yang dikonsumsi oleh masyarakat. Dalam kesempatan ini, penyusun mendapat
kesempatan untuk membahas tentang higiene daging. Sebagaimana yang kita ketahui
daging merupakan salah satu bahan makanan yang memiliki nilai protein yang tinggi.
Mengena i “ pemeriksaan antemortem dan posmortem, syarat lokasi dan bangunan RPH
dan RPU ” akan dibahas dalam makalah ini sebagai pedoman bagi calon dokter hewan.
Penyusun mengakui masih banyak kekurangan makalah ini. Oleh kerena itu
Penyusun
http://slidepdf.com/reader/full/ante-mortem-post-mortem-rph-rpu 2/18
8/10/2019 Ante Mortem & Post Mortem, RPH & RPU.
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................................. 1
1.1. Latar Belakang ..................................................................................................................... 1
1.2. Tujuan .................................................................................................................................. 2
1.3 Manfaat ................................................................................................................................. 2
http://slidepdf.com/reader/full/ante-mortem-post-mortem-rph-rpu 3/18
8/10/2019 Ante Mortem & Post Mortem, RPH & RPU.
BAB I
PENDAHULUAN
dalam dua tahap yakni pemeriksaan antemortem yaitu pemeriksaan fisik luar
hewan sebelum dilakukan pemotongan, dan posmortem yaitu pemeriksaan
bagian dalam hewan sesudah pemotongan. Hewan yang sehat secara klinis, yakni
tidak cacat, hidung normal, mata normal, jantung dan paru-paru juga normal.
Sementara itu, untuk pemeriksaan postmortem dilakukan dengan sasaran
pemeriksaan meliputi kondisi hati, jantung, paru-paru, limpa, ginjal dan organ
bagian dalam hewan. Apabila ditemukan kelainan-kelainan dan ada cacing hati
maka organ tersebut harus disingkirkan, karena tidak layak untuk dikonsumsi
(Ressang, 1984).
Dalam rangka melakukan pemeriksaan kesehatan hewan kurban yang
aman bagi masyarakat. Pemeriksaan antemortem dan postmortem sangat penting
untuk dilaksanakan agar daging kurban yang dibagikan dimasyarakat terjamin
keamanan dan terhindar dari penyakit zoonosis.
Salah satu tahap yang sangat menentukan kualitas dan keamanan daging
http://slidepdf.com/reader/full/ante-mortem-post-mortem-rph-rpu 4/18
8/10/2019 Ante Mortem & Post Mortem, RPH & RPU.
1.2 Tujuan
a. Mahasiswa/i dapat mengetahui apa itu pemeriksaan antemortem dan
posmortem, syarat lokasi dan bangunan RPH dan RPU.
b. Mahasiswa/i dapat mengetahui bagaimana proses pemeriksaan antemortem dan
posmortem, syarat lokasi dan bangunan RPH dan RPU.
c. Mahasiswa/i dapat mengetahui apa-apa saja pemeriksaan antemortem dan
posmortem, syarat lokasi dan bangunan RPH dan RPU.
1.3 Manfaat
Dengan adanya makalah ini diharapkan dapat memberikan informasi ilmiah
http://slidepdf.com/reader/full/ante-mortem-post-mortem-rph-rpu 5/18
8/10/2019 Ante Mortem & Post Mortem, RPH & RPU.
BAB II
PEMBAHASAN
Pincang, loyo dan tidak bias berjalan menunjukkan hewan sedang sakit. Cara
buang kotoran dan kencingnya lancer tanpa menunjukkan gejala kesakitan.
Konsistensi kotoran (feses) padat (Hayati dan Choliq, 2009).
Pemeriksaan Fisik dilakukan pemeriksaan terhadap suhu tubuh
(temperatur), menggunakan termometer badan ( digital atau air raksa ), suhu
tubuh normal sapi berkisar antara 38,5°C – 39,2°C. Bola mata bersih, bening, dan
cerah. Kelopak mata bagian dalam (conjunctiva) berwarna kemerahan (pink) dan
tidak ada luka. Kelainan yang biasa dijumpai pada mata yaitu adanya kotoran
berlebih sehingga mata tertutup, kelopak mata bengkak, warna merah, kekuningan
(icterus) atau cenderung putih (pucat). Mulut dan bibir, bagian luar bersih, mulus,
dan agak lembab. Bibir dapat menutup dengan baik. Selaput lender rongga mulut
warnanya merata kemerahan (pink), tidak ada luka. Air liur cukup membasahi
rongga mulut. Lidah warna kemerahan merata, tidak ada luka dan dapat bergerak
bebas. Adanya keropengdi bagian bibir, air liur berlebih atau perubahan warna
selaput lendir (merah, kekuningan atau pucat) menunjukkan hewan sakit. Hidung,
Tampak luar agak lembab cenderung basah. Tidak ada luka, kotoran, leleran atau
sumbatan. Pencet bagian hidung, apabila keluar cairan berarti terjadi peradangan
pada hidung. Cairan hidung bisa bening, keputihan, kehijauan, kemerahan,
kehitaman atau kekuningan. Kulit dan bulu, bulu teratur, bersih, rapi, dan
mengkilat. Kulit mulus, tidak ada luka dan keropeng. Bulu kusam tampak kering
dan acak-acakan menunjukkan hewan kurang sehat. Kelenjar getah bening,
kelenjar getah bening yang mudah diamati adalah yang berada di daerah bawah
telinga, daerah ketiak dan selangkangan kiri dan kanan. Apabila ada peradangan
http://slidepdf.com/reader/full/ante-mortem-post-mortem-rph-rpu 6/18
8/10/2019 Ante Mortem & Post Mortem, RPH & RPU.
Rinderpest, Variola ovine, Pespis bovina, Blue tongue akut, Tetanus, Radang
paha gangraena emphysematoma, Busung gawat, Sacharomicosis akut dan
kronis, Mycotoxicosis, Colibacillosi, Apthae epizotic, Botulismis, Listeriosid,
dan toxsoplasmosis akut.
Tujuan dilakukannya pemeriksaan antemortem ini adalah untuk
membedakan hewan yang berpenyakit menular, hewan yang berpenyakit
tidak menular dan hewan yang sehat. Pemeriksaan antemortem dilakukan
dekat sebelum hewan dipotong. Apabila seekor hewan yang sudah diperiksa
http://slidepdf.com/reader/full/ante-mortem-post-mortem-rph-rpu 7/18
8/10/2019 Ante Mortem & Post Mortem, RPH & RPU.
tetapi tidak segera dipotong hingga lebih dari 24 jam, maka hewan tersebut
harus diperiksa kembali.
Pemeriksaan antemortem dilakukan pada waktu hewan dalam keadaan
berdiri dan berjalan, berbelok ke kanan dan ke kiri. Keseluruhan pemeriksaan
harus berjalan cepat agar aliran hewan dari kandang ke ruang pemotongan
tidak terhambat. Pemeriksaan antemortem meliputi keadaan umum hewan,
lubang-lubang tubuh hewan, temperatur tubuh hewan, pernafasan dan
selaput-selaput lendir.
Fasciola gigantica pada sapi). Limpa, ukuran limpa lebih kecil daripada ukuran
hati, dengan warna merah keunguan. Pada penderita anthrax keadaan limpa
membengkak hebat. Ginjal, kedua ginjal tampak luar keadaannya mulus dengan
bentuk dan ukuran relatif semetris. Adanya benjolan, bercak-bercak
pendarahan, pembengkakan atau perubahan warna merupakan kelainan pada
ginjal. Lambung dan usus bagian luar dan bagian dalam tampak mulus. Lekukan-
lekukan bagian dalamnya teratur rapi. Penggantung usus dan lambung bersih
Tidak ditemukan benda-benda asing yang menempel atau bentukan-bentukan
http://slidepdf.com/reader/full/ante-mortem-post-mortem-rph-rpu 8/18
8/10/2019 Ante Mortem & Post Mortem, RPH & RPU.
aneh pada kedua sisi lambung dan usus. Pada lambung kambing sering dijumpai
adanya cacing yang menempel kuat berwarna kemerahan (Soedarto, 2003).
Keputusan pemeriksaan postmortem adalah
1. Dapat diedarkan untuk konsumsi yaitu :
a. Daging dari hewan potong yang tidak menderita suatu penyakit
b. Daging dari hewan potong yang mederita penyakit arthritis, hernia,
fraktura, abses, epithelimia, actinomycosis, actinobacillosis dan mastitis
serta penyakit lain yang bersifat lokal setelah bagian-bagian yang tidak
layak untuk konsumsi manusia dibuang.
2. Dapat diedarkan untuk konsumsi dengan syarat sebelum peredaran yaitu
daging yang merupakan bagian dari hewan potong penderita, Surat Keputusan
Menteri Pertanian 413/Kpts/TN/310/7/1992, misalnya:
Trichinellosis ringan : dagingnya dimasak
Tubercullosis : direbus
http://slidepdf.com/reader/full/ante-mortem-post-mortem-rph-rpu 9/18
8/10/2019 Ante Mortem & Post Mortem, RPH & RPU.
dengan infestasi berat, mengandung residu pestisida, obat, hormon atau bahan
kimia lain yang membahayakan manusia.
Karkas dan organ yang dinyatakan ditolak atau dicurigai, harus segera
dipisahkan untuk pemeriksaan lebih lanjut. Petugas pemeriksa mencatat hasil
pemeriksaan, mengarsipkan/mendokumentasi dan melaporkan kepada kepala
RPH, termasuk tindakan-tindakan yang yang dilakukan terhadap karkas yang
ditolak atau dicurigai. Kemudian apabila ditemukan penyakit menular atau
zoonosis pada pemeriksaan post mortem, petugas harus segera mengambil
tindakan yang sesuai dengan prosedur yang ditetapkan.
Daging yang dinyatakan baik diberi cap tanda pernyataan bahwa daging tersebut
baik, dimana bentuk dan ketentuan tanda baik ditetapkan oleh kepala daerah. Tinta cap
daging tidak boleh beracun, campuran tinta yang digunakan adalah alkohol 96% 250
ml, glyserin 87% 500 ml, spiritus 250 ml, dan methyl violet 10 gr. Pemberian cap
dilakukan pada saat daging akan dipasarkan (setelah daging diperiksa terlebih dahulu),
sebanyak 4 tempat pada karkas sapi dan 6 tempat pada karkas babi.
petugas dari Dinas, dimana pemeriksaan ulang merupakan pelimpahan wewenang dari
petugas satu ke petugas lain daerah, petugas yang dimaksud ialah dokter hewan.
Sebagai bukti bahwa daging tersebut telah diperiksa ulang, daging tersebut diberi cap
ulang. Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengantisipasi adanya pemalsuan daging. Salah
http://slidepdf.com/reader/full/ante-mortem-post-mortem-rph-rpu 10/18
8/10/2019 Ante Mortem & Post Mortem, RPH & RPU.
satu yang dapat menurunkan mutu daging dan dapat diketahui saat pemeriksaan ulang
ini adalah adanya daging sapi dari sapi yang diglonggong (diberikan minum sebanyak-
banyaknya) sebelum dipotong. Daging yang berasal dari sapi yang diglonggong
menunjukkan ciri-ciri daging tampak pucat, basah dan lebih cepat membusuk.
untuk dikonsumsi akan diberi Surat Keterangan Kesehatan Daging (SKKD). Selain itu
http://slidepdf.com/reader/full/ante-mortem-post-mortem-rph-rpu 11/18
8/10/2019 Ante Mortem & Post Mortem, RPH & RPU.
kendaraaan.
3. Komponen bangunan utama.
a) Mempunyai tempat penyembelihan hewan, tempat pengulitan, tempat
pengeluaran jeroan dari rongga perut dan dada, tempat pembagian
karkas, tempat pemeriksaan kesehatan daging.
b) Mempunyai tempat pembersihan dan pencucian jeroan yang terpisah
dari (3.a) dengan air yang cukup.
c) Berdinding dalam yang kedap air terbuat dari semen, porselin atau
bahan yang sejenis setinggi dua meter, sehingga mudah dibersihkan.
d) Berlantai kedap air, landai kearah saluran pembuangan agar air mudah
mengalir, tidak licin dan sedikit kasar.
e) Sudut pertemuan antar dinding dan dinding dengan lantai berbentuk
lengkung.
f) Berventilasi yang cukup untuk menjamin pertukaran udara.
4. Kelengkapan RPH.
http://slidepdf.com/reader/full/ante-mortem-post-mortem-rph-rpu 12/18
8/10/2019 Ante Mortem & Post Mortem, RPH & RPU.
dinding tembok dan terletak di tempat yang lebih rendah dari pada yang
untuk hewan lainnya.
skala usaha rumah tangga yang pada umumnya tidak memenuhi persyaratan
higiene sanitasi. Jumlah RPU skala usaha rumah tangga diberbagai daerah
cenderung meningkat dengan kapasitas pemotongan bervariasi antara 100 -
500 ekor per hari.
http://slidepdf.com/reader/full/ante-mortem-post-mortem-rph-rpu 13/18
8/10/2019 Ante Mortem & Post Mortem, RPH & RPU.
2. Persyaratan Sarana :
a) Sarana jalan yang menuju RPU dapat dilalui kendaraan pengangkut
unggas hidup dan daging unggas
b) Sumber air yang cukup ( persediaan air disediakan minimum 25 - 35
liter/ ekor/ hari
c) Sumber tenaga listrik yang cukup
d) Persediaan air yang bertekanan 1,05 kg/cm2 (15 psi) serta fasilitas
o
air panas dengan suhu minimal 82 C
e) Tersedia kandang penampungan yang berpelindung
f) Memiliki kendaraan pengangkut daging unggas
3. Persyaratan Bangunan dan Tata Letak :
a) Komplek RPU minimal harus terdiri dari : bangunan utama, tempat
penurunan unggas hidup, kantor administrasi dan kantor Dokter
Hewan, tempat istirahat pegawai, tempat penyimpanan barang
http://slidepdf.com/reader/full/ante-mortem-post-mortem-rph-rpu 14/18
8/10/2019 Ante Mortem & Post Mortem, RPH & RPU.
lampu penerangan
g) Kantor administrasi dan dokter hewan, tempat istirahat karyawan,
kantin,mushola tempat penyimpanan barang pribadi atau ruang ganti
pakaian, kamar mandi dan WC, sarana pengolah limbah, insenerator
dan rumah jaga harus memenuhi persyaratan
4. Persyaratan Peralatan, seluruh perlengkapan di RPU harus terbuat dari
bahan yang tidak mudah korotif, mudah dibersihkan dan didesinfeksi
serta mudah dirawat. Seperti sarana sistem rel dan alat penggantung
karkas, sarana untuk mencuci tangan,tempat sampah tertutup, pisau
http://slidepdf.com/reader/full/ante-mortem-post-mortem-rph-rpu 15/18
8/10/2019 Ante Mortem & Post Mortem, RPH & RPU.
persyaratan.
http://slidepdf.com/reader/full/ante-mortem-post-mortem-rph-rpu 16/18
8/10/2019 Ante Mortem & Post Mortem, RPH & RPU.
BAB III
KESIMPULAN
Pemeriksaan daging adalah untuk menjaga higiene daging dan tujuan dari
higiene daging adalah agar daging yang dihasilkan aman, utuh, sehat, halal (ASUH).
2. Pemeriksaan postmortem
Pemeriksaan post mortem pemeriksaan setelah pemotongan pada jeroan/visera
(organ dalam rongga dada & perut) dan karkas
Tujuan:
Meneguhkan diagnosa antemortem
Mendeteksi dan mengeliminasi kelainan-kelainan pada daging yaitu apakah
http://slidepdf.com/reader/full/ante-mortem-post-mortem-rph-rpu 17/18
8/10/2019 Ante Mortem & Post Mortem, RPH & RPU.
DAFTAR PUSTAKA
Akoso,T. B., 1991, Manual Untuk Paramedik Kesehatan Hewan, 2ed, Omaf-Cida
Disease Investigasi center.
Anonim, 2006. Standar Naasional Indonesia Sub Sektor Peternakan .
http://www.mailarchive.com/agromania@yahoogroups.com/info.html. Diakses
pada tanggal 20 September 2014.
Anonim, 2009. Rumah Potong Hewan Bagi Kesehatan Masyarakat .
http://www.timorexpress.com/index.php. Diakses pada tanggal 20 September
2014.
Bearden HJ, and JW Fuquay. 1992. Applied Animal Reproduction Third Edition
Prentice Hall . Englewood Cliffs. New Jersey.
Blakely, J. and D. H. Bade, 1992. The Science of Animal Husbandry . Penterjemah: B.
Srigandono. Cet. ke-2. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Hayati dan Choliq, 2009. Ilmu Reproduksi Hewan . PT. Mutiara Sumber Widya. Jakarta.
Koswara, O., 1988. Persyaratan Rumah Pemotongan Hewan dan Veterinary Hygine
Untuk Eksport Produk-produk Peternakan . Makalah Seminar Ternak Potong,
Jakarta.
Lestari, P.T.B.A., 1994. Rancang Bangun Rumah Potong Hewan di Indonesia . P. T.
Bina Aneka Lestari, Jakarta.
Manual Kesmavet, 1993. Pedoman Pembinaan Kesmavet . Direktorat Bina Kesehatan
Hewan Direktorat Jendral Peternakan, Departemen Pertanian, Jakarta.
Nuhriawangsa, A. M. P., 1999. Pengantar Ilmu Ternak dalam Pandangan Islam: Suatu
Tinjauan tentang Fiqih Ternak . Program Studi Produksi Ternak, Fakultas
http://slidepdf.com/reader/full/ante-mortem-post-mortem-rph-rpu 18/18