Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
1
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
Inpeksi
1. Atur posisi klien duduk menghadap ke depanan.Anjurkan klien
untuk melepaskan pakaian atas dan dengan kedua tangan klien
rileks di sisi tubuh.
2. Inpkesi ukuran dan kesimetrisan payudara. Secara normal,
bentuk payudara agak simetris dan di deskripsikan kecil,
sedang, dan besar.
3. Inspeksi kulit payudara. Kaji adanya perubahan warna, lesi,
vaskularisasi, dan edema.
4. Ispeksi warna areola. Umumnya pada wanita hamil berwarna
ebih gelap.
5. Ispeksi puting susu. Kaji adaanya keluaran, ulkus, pegerakan
atau pembengkakan. Amati juga posisi kedua puting susu yang
normaalnya mempunyai area yang sama.
6. Ispeksi ketiak dan klavikula untuk mengetahui adanya
pembembengkakan atau kemerahan.
Palapasi
1. Palapasi dilakukan di sekeliling puting susu untuk mengetahui
adanya keluaran. Bila di temukan keluaran, maka identifikadi
keluayran tersebut, perhatikan sumber, jumlah, warna dan kaji
adanyanyeri tekan.
2. Palpasi daerah klavikula dan ketiak terutam pada atrea limfe
nadi.
3. Lakukan palpasi payudara dengan cara tekankan telapak tangan
atau tiga jari tengah anda kepermukaan payudara. Lakuakan
palpasi pada ke empat kuadran payudara dengan gerakkan
memutar searah degngan jarum jam.
4. Selanjutnya laukan palpasi dengan gerakan memutar dari tepi
menuju areola dan memutar searah jarum jam.
5. Lalu lakukan palpasi pada payudara sebelahnya.
6. Bila di perlukan lakukan pila pengkajian dengan posisi klien
supinasi dan di ganjal bantal atau kain di bawah bahunya.
( Eviana Tambunan,2011 )
4
2.3 Kelainan pada payudara dan ketiak
Kelainanfibrokistik
5
Fibroadenoma
Tumorfiloides
6
namun kadangkala dapat menjadi ganas. Tumor ini bersifat agresif lokal dan
dapat bermetastasis, dan diperkirakan berasal dari stroma intralobulus.
Umumnya, tumor ini berdiameter 3 hingga 4 cm, namun dapat tumbuh hingga
berukuran besar, mungkin masif sehingga payudara membesar. Sebagian
mengalami lobulasi dan menjadi kistik. Karena pada potongan
memperlihatkan celah yang mirip daun, maka tumor ini disebut tumor
filoides. Perubahan yang paling merugikan adalah terjadinya peningkatan
selularitas stroma disertai anaplasia dan aktivitas mitotik yang tinggi, selain
itu peningkatan ukuran secara pesat, biasanya dengan invasi jaringan
payudara di sekitarnya oleh stroma maligna. Sebagian besar tumor ini tetap
lokalisata dan disembuhkan dengan eksisi. Lesi maligna mungkin kambuh,
tetapi lesi ini juga cenderung terlokalisasikan
Papilomaintraduktus
Adenosissklerosis
Secara klinis, tumor ini teraba seperti kelainan fibrokistik tetapi secara
histopatologi tampak proliferasi jinak.
Tumor ini merupakan radang subakut yang didapat pada sistem saluran
di bawah areola payudara. Gambarannya sulit dibedakan dengan tumor ganas
yaitu berkonsistensi keras, bisa melekat ke kulit, dan menimbulkan retraksi
puting susu akibat pembentukan jaringan ikat (fibrosis) sekitar saluran dan
bisa terdapat pembesaran kelenjar getah bening ketiak.
7
Nekrosislemak
Biasanya disebabkan oleh cedera berupa massa keras yang sering agak
nyeri tetapi tidak membesar. Kadang terdapat retraksi kulit dan batasnya
biasanya tidak rata. Secara klinis, sukar dibedakan dengan tumor ganas.
Kelainan lain
Tumor jinak lemak (Lipoma), tumor jinak otot polos (leimioma), dan
kista sebasea (kelenjar minyak) merupakan tumor yang mungkin terdapat di
payudara tetapi tidak bersangkutan dengan jaringan kelenjar payudara.
Tumor ganas atau kanker payudara juga memiliki beberapa tipe, antara lain
Merupakan tipe kanker payudara yang paling dini dan terbatas hanya di
dalam sistem duktus.
Tipe yang paling sering terjadi, mencapai 78% dari semua keganasan.
Pada pemeriksaan mammogram didapatkan lesi berbentuk seperti bintang
(stellate) atau melingkar. Apabila lesi berbentuk seperti bintang maka
prognosis atau angka kesembuhan pasien sangat rendah.
Medullary Carcinoma
Tipe ini paling sering terjadi pada wanita berusia akhir 40 tahun dan 50
tahun. Menghasilkan gambaran sel seperti bagian abu-abu (medulla) pada
otak. Terjadi sbanyak 15% dari kasus kanker payudara.
8
Tubular Carcinoma
Tipe ini banyak ditemukan pada wanita usia 50 tahun keatas. Pada
pemeriksaan mikroskopik gambaran struktur tubulusnya sangat khas. Terjadi
sebanyak 2% dari kasus kanker payudara dan angka 10 ysr (year survival rate)
mencapai 95%.
Tipe kanker payudara yang paling agresif dan jarang terjadi. Kanker ini
dapat menyebabkan saluran limfe pada payudara dan kulit terbuntu. Disebut
inflammatory (keradangan) karena penampakan kanker yang membengkak
dan merah. Di Amerika, terjadi 1%-5% dari seluruh kasus kanker
payudara.( Mark H Swartz 1995)
9
Status sosial, pekerjaan, penggunaan obat, tembakau, alkohol
Penggunaan obat rutin
Alergi
Kehidupan seks
( Eviana Tambunan,2011 )
10
Pemeriksaan fisik abdomen meliputi hal-hal berikut ini:
Inspeksi
Auskultasi
Perkusi
Palpasi
Pemeriksaan rektum
Tekhnik khusus
Inspeksi
Pemeriksaan harus memusatkan perhatiannya kepada abdomen
untuk melukiskan secara memadai adanya
ketidaksimentrisan,distensi,massa, atau gelombang peristaltik yang dapat
dilihat. Kemudian pemeriksa harus mengamati abdomen dari atas, untuk
mencari tanda-tanda yang sama. Inspeksi abdomen untuk mencari adanya
stria dan parut dapat memberikan data yang berharga. Stria perak adalah
tanda peregangan yang konsisten dengan penurunan berat badan. Stria
ungu-merah muda adalah tanda klasik berlebihan adrenokortikal.
Auskultasi
Bunyi usus dapat memberikan informasi mengenai gerakan udara
dan cairan didalam saluran cerna. Banyak pemeriksa melakukan auskultasi
abdomen sebelum perkusi atau palpasi,berbeda dengan urutan yang biasa.
11
o Menyingkirkan gesekan peritoneal
Gesekan friksi peritoneal,seperti gesekan pleura atau
perikardium, adalah bunyi yang menunjukan peradangan. Selama
geraka pernafasan. Suatu gesekan friksi mungkin terdengar di kuadran
atas kanan atau kiri jika ada kelainan hati atau limp.
Perkusi
Perkusi dipakai untuk memperlihatkan adanya distensi gas, cairan
massa atau padat. Pada pemeriksaan normal,biasanya hanya ukuran dan lokasi
hati dan limpa yang dapat di tentukan.
Dan pasien harus berbaring terlentang. Keempat kuadran abdomen di periksa
dengan perkusi. Timpani mmerupakan bunyi perkusi yang paling sering di
temukan pada abdomen. Ini di sebabkan oleh adanya gas di dalam
lambung,usus kecil dan kolon.daerah suprapubis mungkin redup pada perkusi
jika kandung kemih distensi atau pada wanita,jika uterusnya membesar.
Palpasi
Palpasi abdomen biasanya di bagi menjadi:
o Palpasi ringan
Di gunakan untuk menemukan nyeri tekan dan daerah spasme
otot atau regiditas. Seluruh abdomen harus di palpasi secara sistematis
dengan menggunakan bagian rata tangan kanan atau bantalan jari
tangan ,bukan ujung jari. Jari-jari tangan harus di satukan,dan
hindarilah gerakan menusuk secara tiba-tiba. Tangan harus di angkat
dari satu daerah ke daerah lainnya,bukannya di geserkan di atas
dinding perut.
o Palpasi dalam
Digunakan untuk menetukan ukuran organ dan juga adanya
massa abdomen abnormal. Bagian datar tangan kanan di letakkan di
atas abdomen dan tangan kiri di letakkan di atas tangan kanan. Ujung
jari tangan kiri di berikan tekanan,sedangkan tangan kanan mengindra
setiap rangsang taktil. Tekanan kepada abdomen harus diberikan
dengan ringan tetapi terus-menerus.
o Palpasi hati
Dilakukan dengan meletakkan tagan kiri di bagian posterior di
antara iga kedua belah kanan dan krista iliaka,disebelah lateral
muskulus paraspinosus. Tangan kanan diletakkan dikuadran kanan
atas sejajar dan ratelal muskulus rektus dan dibawah daerah redup
12
hati. Pasien disuruh menarik napas dalam ketika pemeriksa menekan
kedalam dan ke atas dengan tangan kirinya. Tepi hati mungkin terasa
bergeser pada jari-jari tangan kanan ketika pasien bernapas. Penting
untuk memulai pemeriksaan sampai sejauh pinggir pelvis dan secara
beransur-ransur bergerak ke atas. Jika pemeriksaan tidak dimulai dari
tempat yang rendah,tepi hati yang sangat membesar tidak akan teraba.
o Palpasi limpa
Palpasi limpa lebih sulit dari pada palpasi hati. Pasien
berbaring terlentang,dengan pemeriksa pada sisi kanan pasien.
Pemeriksa meletakkan tangan kirinya di atas dada pasien dan
mengangkat iga kiri pasien. Tangan kanan diletakkan mendatar
dibawah margo kosta kiri dan menekan kedalam dan ke atas ke arah
geris aksila anterior.tangan kiri mendorong ke arterior untuk
memindahkan limpa ke anterior.
o Palpasi ginjal
1. Maag.
Gejala maag biasanya terasa nyeri didaerah ulu hati, disertai keluhan
lain seperti mual, muntah, perut kembung, cepat kenyang, dan bersendawa
ketika lapar.
Penyebab maag : penyakit perut ini bermacam-macam, bisa karena makanan,
terutama makanan yang mengandung gas seperti kol, ubi, dan sawi.
2. Batu empedu.
Gejala batu empedu mereka yang memiliki batu pada kandung empedu
biasanya merasakan nyeri ulu hati yang hilang timbul.
Penyebab baru empedu : makanan berlemak atau bisa juga dikaitkan dengan
kadar kolesterol yang terlalu tinggi.
3. Usus buntu.
13
Gejala usus buntu: nyeri perut bagian kanan bawah. Biasanya disertai
mual dan muntah, serat nyeri terus menerus. Kadang kala, rasa nyeri akan
bertambah hingga tiga kali lipat ketika anda harus berjalan.
Penyebab usus buntu: kuman atau bakteri yang masuk
14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dalam pengkajian payudara perlu diketahui riwayat anggota
keluarga yang menderita kenker payudara. Kanker payudara sering
ditemukan pada wanita di atas 50 tahun atau pada wanita yang sampai usia
30 tahun belum mempunyai anak. Perawat harus mempertimbangkan
aspek psikososisl dalam melekuken pengkajian payudara khususnya pada
wanita.Teknik pemeriksaan fisik pada payudara dan ketiak ada
inspeksi,palpasi,perkusi dan auskultasi. Beberapa kelainan pada abdomen
yaitu maag ialah 1) Maag, Gejala maag biasanya terasa nyeri didaerah ulu
hati, disertai keluhan lain seperti mual, muntah, perut kembung, cepat
kenyang, dan bersendawa ketika lapar. 2) Batu empedu, Gejala batu
empedu mereka yang memiliki batu pada kandung empedu biasanya
merasakan nyeri ulu hati yang hilang timbul. 3) Usus buntu, Gejala usus
buntu: nyeri perut bagian kanan bawah. Biasanya disertai mual dan
muntah, serat nyeri terus menerus. Kadang kala, rasa nyeri akan
bertambah hingga tiga kali lipat ketika anda harus berjalan.
3.2 Saran
Agar pemeriksaan payudara,ketiak dan abdomen dapat dilakukan
dengan baik,maka perawat harus memahami ilmu pemeriksaan fisik
tersebut dengan sempurna dan pemeriksaan fisik ini harus dilakukan
secara berurutan,sistematis dan dilakukan dengan prosedur yang baik.
15
DAFTAR PUSTAKA
16