Anda di halaman 1dari 33

PENDIDIKAN ANTI-KORUPSI

OLEH :
SESCKO RUMPERIAI
PITERNELA  ABAA

STKIP SURYA
1. Pengertian Korupsi

Korupsi merupakan perbuatan yang bertentangan dengan


kaidah-kaidah umum yang berlaku di masyarakat. Korupsi
di Indonesia telah dianggap sebagai kejahatan luar biasa.
Melihat realita tersebut timbul public judgement bahwa
korupsi adalah manisfestasi budaya bangsa. Telah banyak
usaha yang dilakukan untuk memberantas korupsi. Namun
sampai saat ini hasilnya masih tetap belum sesuai dengan
harapan masyarakat. Berkaitan dengan hal tersebut, pada
bagian ini akan dipaparkan definisi korupsi, bentuk-bentuk
korupsi dan sejarah perkembangan korupsi.
A. Definisi Korupsi
● Kata “korupsi” berasal dari bahasa Latin “corruptio”
(Fockema Andrea : 1951) atau “corruptus” (Webster Student
Dictionary : 1960). Selanjutnya dikatakan bahwa “corruptio”
berasal dari kata “corrumpere”, suatu bahasa Latin yang lebih
tua. Dari bahasa Latin tersebut kemudian dikenal istilah
“corruption, corrupt” (Inggris), “corruption” (Perancis) dan
“corruptie/korruptie” (Belanda).
● Menurut Subekti dan Tjitrosoedibio dalam kamus hukum,
yang dimaksud corruptie adalah korupsi, perbuatan curang,
tindak pidana yang merugikan keuangan negara (Subekti dan
Tjitrosoedibio : 1973).
Bentuk-bentuk korupsi

Berikut dipaparkan ● Kerugian Keuangan


berbagai bentuk Negara
korupsi yang diambil ● Suap Menyuap
dari Buku Saku yang
dikeluarkan oleh
● Penggelapan dalam
KPK atau Komisi Jabatan
Pemberantasan ● Pemerasan
Korupsi (KPK :
2006)
● Perbuatan Curang
● Benturan Kepentingan
Dalam Pengadaan
● Gratifikasi
C. Sejarah Korupsi

Pra Kemerdekaan :
● Masa Pemerintahan Kerajaan
● Masa Kolonial Belanda

Pasca Kemerdekaan :
● Orde Lama
● Orde Baru
● Reformasi
2. Faktor Penyebab Korupsi
KORUPSI SEBAGAI “MASALAH KESERAKAHAN ELITE”
TELAH MENCORENG CITRA BANGSA DI MATA
INTERNASIONAL. SANGATLAH WAJAR APABILA
KAMPANYE ANTI KESERAKAHAN DIJADIKAN SEBAGAI
SALAH SATU UPAYA MEMBERANTAS KORUPSI. BANYAK
FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA KORUPSI, NAMUN
FAKTOR TERSEBUT BERPUSAT PADA SATU HAL YAKNI
“TOLERANSI TERHADAP KORUPSI”. KITA LEBIH BANYAK
BICARA KETIMBANG AKSI. MENCERMATI FAKTOR
PENYEBAB KORUPSI SANGAT TEPAT SEBAGAI
LANGKAH AWAL BERGERAK MENUJU
PEMBERANTASAN KORUPSI YANG RIIL.
A. Faktor Penyebab Korupsi

Secara umum :
● Faktor Politik
● Faktor Hukum
● Faktor Ekonomi
● Faktor Organisasi
B. Penyebab Korupsi dalam
Perspektif Teoritis
● Teori means-ends scheme Robert Merton
● Teori Solidaritas Sosial yang dikembangkan oleh
Emile Durkheim (1858-1917)
● Teori GONE oleh Jack Bologne
C. Faktor Internal dan Eksternal

Internal :
● Aspek perilaku individu
● Aspek Sosial

Eksternal :
● Aspek sikap masyarakat terhadap korupsi
● Aspek Ekonomi
● Aspek Politis
● Aspek Organisasi
3. Dampak Masif Korupsi

Meluasnya praktik korupsi di suatu negara akan


memperburuk kondisi ekonomi bangsa, misalnya harga
barang menjadi mahal dengan kualitas yang buruk,
akses rakyat terhadap pendidikan dan kesehatan
menjadi sulit, keamanan suatu negara terancam,
kerusakan lingkungan hidup, dan citra pemerintahan
yang buruk di mata internasional sehingga
menggoyahkan sendi- sendi kepercayaan pemilik modal
asing, krisis ekonomi yang berkepanjangan, dan negara
pun menjadi semakin terperosok dalam kemiskinan.
A. Dampak Ekonomi
● Lesunya pertubuhan ekonomi dan investasi
● Penurunan produktivitas
● Rendahnya kualitas barang dan jasa bagi publik
● Menurunnya pendapatan negara dari sektor pajak
● Meningkatnya hutang negara
B. Dampak sosial dan kemiskinan
masyarakat
● Mahalnya harga jasa dan pelayanan publik
● Pengentasan kemiskinan berjalan lambat
● Terbatasnya akses bagi masyarakat miskin
● Meningkatnya angka kriminalitas
● Solidaritas sosial semakin langkah dan demoralisasi
C. Runtuhnya Otoritas Pemerintah
● Matinya etika sosial politik
● Tidak efektifnya peraturan perundang-undangan
● Birokrasi tidak efisien
D. Dampak terhadap Politik dan
Demokrasi
● Munculnya kepemimpinan korup
● Hilangnya kepercayaan publik pada demokrasi
● Menguatya plutokrasi
● Hancurnya kedaulatan rakyat
E. Dampak terhadap penegakkan
Hukum
● Funsi pemerintah “mandul”
● Hilangnya kepercayaan rakyat terhadap lembaga
negara
F. Dampak terhadap Pertahanan dan
Keamanan
● Kerawanan HANKAMNAS karena lemahnya
alusista dan SDM
● Lemahnya garis batas negara
● Menguatnya sisi kekerasan dalam masyarakat
G. Dampak Kerusakkan
Lingkungan
● Menurunnya kualitas ligkungan
● Menurunnya kualitas hidup
4. Nilai dan Prinsip Anti-Korupsi
Pada dasarnya korupsi terjadi karena adanya faktor internal
(niat) dan faktor eksternal (kesempatan). Niat lebih terkait
dengan faktor individu yang meliputi perilaku dan nilai-
nilai yang dianut, sedangkan kesempatan terkait dengan
sistem yang berlaku. Upaya pencegahan korupsi dapat
dimulai dengan menanamkan nilai-nilai anti korupsi pada
semua individu. Setidaknya ada 9 (sembilan) nilai anti
korupsi yang penting untuk ditanamkan pada semua
individu, yaitu Kejujuran, Kepedulian, Kemandirian,
Kedisiplinan, Tanggung jawab, Kerja keras, Sederhana,
Keberanian, dan Keadilan.
A. Nilai-nilai Anti Korupsi
● Kejujuran
● Kepedulian
● Kemandirian
● Kedisiplinan
● Tanggung jawab
● Kerja keras
● Keberanian
● Keadilan
B. Prinsip-prinsip Anti Korupsi
● Akuntabilitas
● Transparasi
● Kewajaran
● Kebijakan
● Kontrol Kebijakan
5. Upaya Pemberantasan Korupsi
Banyak sekali hambatan dalam pemberantasan korupsi.
Terlebih bila korupsi sudah secara sistemik mengakar dalam
segala aspek kehidupan masyarakat di sebuah negara.
Beragam cara dicoba, namun praktek korupsi tetap subur dan
berkembang baik dari segi kuantitas maupun kualitasnya.
Kegagalan pemberantasan korupsi di masa lalu tidak boleh
menyurutkan keinginan semua pihak untuk memberantas
korupsi. Perlu dipahami bahwa tidak ada satu konsep tunggal
yang dapat menjawab bagaimana korupsi harus dicegah dan
diberantas. Semua cara, strategi dan upaya harus dilakukan
dalam rangka memberantas korupsi.
A. Konsep Pemberantasan Korupsi
Tidak ada jawaban, konsep atau program tunggal untuk setiap
negara atau organisasi. Ada begitu banyak strategi, cara atau
upaya yang kesemuanya harus disesuaikan dengan konteks,
masyarakat maupun organisasi yang dituju. Setiap negara,
masyarakat mapun organisasi harus mencari cara mereka
sendiri untuk menemukan solusinya. Di muka telah dipaparkan
bahwa upaya yang paling tepat untuk memberantas korupsi
adalah dengan memberikan pidana atau menghukum seberat-
beratnya pelaku korupsi. Dengan demikian bidang hukum
khususnya hukum pidana akan dianggap sebagai jawaban yang
paling tepat untuk memberantas korupsi.
B. Upaya Penanggulangan Kejahatan
(Korupsi) dengan Hukum Pidana
Pasal 9 UU No. 31 Tahun 1999
● Dipidana dengan pidana penjara paling singkat 1 (satu)
tahun dan paling lama 5 (lima) tahun dan pidana denda
paling sedikit Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah)
dan paling banyak Rp 250.000.000,00 (dua ratus lima
puluh juta rupiah) pegawai negeri atau orang selain
pegawai negeri yang diberi tugas menjalankan suatu
jabatan umum secara terus menerus atau untuk sementara
waktu, dengan sengaja memalsu buku-buku atau daftar-
daftar yang khusus untuk pemeriksaan administrasi.
C. Berbagai Strategi dan/atau
Upaya Pemberantasan Korupsi
● Pembentukan Lembaga Anti-Korupsi
● Pencegahan korupsi di sektor publik
● Pencegahan sosial dan pemberdayaan masyarakat
● Pengembangan dan pembuatan berbagai instrumen
hukum yang mendukung pencegahan dan
pemberantasan korupsi
● Monitoring dan evaliasi
● Kerjasama internasional

6. Gerakan, Kerjasama dan Instrumen
Internasional Pencegahan Korupsi
Anda mungkin sering membaca koran atau mendengar dari televisi berita-
berita mengenai korupsi. Tahukah anda bahwa korupsi tidak hanya terjadi di
Indonesia dan gerakan-gerakan pemberantasan korupsi tidak pula hanya
dilakukan di Indonesia? Secara internasional negara-negara di dunia
melakukan kerjasama internasional untuk memberantas korupsi. Tidak hanya
level negara, beberapa NGOs atau Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)
Internasional dan Nasional juga aktif dalam gerakan- gerakan pemberantasan
korupsi. Anda telah paham, ternyata korupsi memiliki dampak atau akibat
yang sangat buruk bagi rakyat. Sebagai mahasiswa anda bisa berjuang
bersama-sama untuk ikut serta secara aktif memberantas korupsi yang
tumbuh begitu subur di negara ini. Anda dapat bergabung dan menjadi
sukarelawan di beberapa Lembaga Swadaya Masyarakat penggiat gerakan
anti-korupsi. Dengan demikian pemikiran dan energi yang anda miliki dapat
anda optimalkan untuk kemajuan bangsa ini.
A. Gerakan Organisasi
Internasional
● Perserikatan Bangsa-bangsa (United Nations)
● Bank Dunia (World Bank)
● OECD (Organization for Economic Co-Operation
and Development)
● Masyarakat Uni Eropa
B. Gerakan Lembaga Swadaya
Internasional
● Transparency International
● TIRI
C. INSTRUMEN INTERNASIONAL
PENCEGAHAN KORUPSI
● United Nations Convention against Corruption
(UNCAC)
● Convention on Bribery of Foreign Public Official in
International Business Transaction
D. PENCEGAHAN KORUPSI:
BELAJAR DARI NEGARA LAIN
● India
● Singapura
E. ARTI PENTING RATIFIKASI KONVENSI
ANTI KORUPSI BAGI
INDONESIA
UU No. 7 Tahun 2006 ditunjukkan arti penting dari ratifikasi
Konvensi tersebut, yaitu:
● untuk meningkatkan kerja sama internasional khususnya dalam
melacak, membekukan, menyita, dan mengembalikan aset-aset
hasil tindak pidana korupsi yang ditempatkan di luar negeri;
● meningkatkan kerja sama internasional dalam mewujudkan tata
pemerintahan yang baik;
● meningkatkan kerja sama internasional dalam pelaksanaan
perjanjian ekstradisi, bantuan hukum timbal balik, penyerahan
narapidana, pengalihan proses pidana, dan kerja sama penegakan
hukum;
8. Peran Mahasiswa dalam Gerakan
Anti-Korupsi
Keterlibatan mahasiswa dalam gerakan anti korupsi
pada dasarnya dapat dibedakan menjadi empat
wilayah, yaitu: di lingkungan keluarga, di
lingkungan kampus, dimasyarakat sekitar, dan di
tingkat lokal/nasional.

Anda mungkin juga menyukai